Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Percobaan : R1

RADIOAKTIF R1

Hari : Selasa Tanggal : 15 Februari 2022 Jam : 9-10

Oleh :

Adifa Fatin Ayu Novia Taqiyyah

NIM : 162112533093

Anggota Kelompok :

1. Achmad Alfan Nur Kholili (162112533004)


2. Maria Teresa Elvira Bumbungan (162112533060)
3. Salsa Indramaharani (162112533115)

Dosen Pembimbing : Andi Hamim Zaidan M.Si, Ph.D

Asisten Dosen : 1. Gina Yunita Panosa (081911333013)


2. Nisfi Chami Datul Fajriyah (081911333011)
3. Agustina Dwi Cahyani (081911333033)

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI MAJU DAN MULTIDISIPLIN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2022
A. TUJUAN
1. Menentukan efisiensi tabung Geiger Muller,
2. Menentukan koefisien absorbsi linier-Pb dan Al.
3. Menentukan HVL – Pb dan Al.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Detektor Geiger Muller
2. Bahan radioaktif Sr-90 dan Ra-226, 5 μCi
3. Pinset
4. Mistar
5. Lempengan logam Pb dan Al

C. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Baca dan catat diameter jendela yang tertera pada detektor Geiger Muiler, selanjutnya ubah
waktu cacahan menjadi 7,5 sekon dan atur alat-alat seperti pada gambar berikut :

2. Cacahan background (n) dicatat tanpa sumber radiasi sebnyak 5 kali secara berututan.

3. Sumber radiasi diletakkan pada jarak tertentu (d) (sesuai dengan bimbingan asisten dosen)
tepat didepan Geiger Muiler.

4. Cacahan background (N) dicatat dengan sumber radiasi sebanyak 5 kali secara berurutan.

5. Meletakkan bahan Pb di antara detector Geiger Muiler dan sumber radioaktif, selanjutnya
mencatat cacahan yang terdapat pada table sebanyak 5 kali secara berurutan.

6. Ulangi kembali untuk ketebalan bahan Pb yang berbeda selanjutnya ukur ketebalan masing-
masing bahan Pb tersebut.

7. Lakukan hal yang sama untuk bahan Al dengan mengikuti langkah 5-6.
D. DASAR TEORI

Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tidak stabil untuk memancarkan radiasi dan
berubah menjadi inti stabil. Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk
memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut dengan
peluruhan dan inti atom yang tidak stabil disebut radioisotop. Proses perubahan ini disebut
dengan peluruhan dan inti atom yang tak-stabil disebut radionuklida.. Materi yang banyak
mengandung radioisotop disebut zat radioaktif. Materi yang mengandung radionuklida disebut
zat radioaktif. Peluruhan adalah peristiwa hilang atau pecahnya inti atom yang tidak stabil,
atau berubahnya suatu unsur menjadi unsur yang lain, yang kedua hal tersebut terjadi secara
bersamaan. Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom yang lain,
atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain. Radioaktivitas ditemukan
oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan radiasi dengan sinar uranium.

Radiasi adalah suatu cara perambatan energy dari sumber energy kelingkungannya tanpa memerlukan
medium atau bahan penghantar tertentu. Radiasinuklir memiliki 2 sifat yang khas yaitu, tidak
bisa dirasakan secara langsung dan bisamenembus berbagai jenis bahan.Salah satu detector
yang digunakan untuk mengukur cacah radiasi nukliradalah detector Gieger Muller. Detector
ini berbentuk tabung yang bagian dalamnyadilapisi logam. Logam ini berfungsi sebagai
anoda. Antara anoda dan katoda dipasangtegangan tinggi. Tabung ini berisi gas mulia (Argon)
dan gas quenching (Halogen).

Detektor Geiger Muller adalah salah satu jenis detektor yang digunakan untuk mengukur
cacahan radiasi nuklir. Alat ini digunakan Di laboratorium eksperimen fisika untuk berbagai
percobaan antara lain : percobaan detektor Geiger Muller absorpsi radiasi nuklir dalam bahan
statistik pencacah radiasi dan radiasi sinar γ Pada bahan efisiensi tabung GM cacahan β
bergantung pada jarak Sumber radiasi ke bukaan tabung dan luas permukaan tabung bila hal
ini tidak diperhitungkan radiasi sumber yang tercacah tidak seluruhnya ataupun maksimal
dapat tercacah pada dicounter dan radiasi yang tercetak mungkin saja berasal dari radiasi
kosmik dan lingkungan. Tabung Geiger Muller yang dasarnya adalah tabung lucutan yang
terdiri dari silinder penghantar yang tipis sebagai katoda dan kawat koaksial sebagai anoda
titik tabung Ini diisi dengan gas mulia misalnya argon yang bertekanan beberapa cmHg
dengan sedikit tambahan halogen atau organik untuk meredam kejutan Apabila ada beda
potensial antara kedua elektroda partikel atau foton yang masuk ke dalam tabung akan
menyebabkan pengionan dan kemudian akan menghasilkan pulsa tegangan ini dapat diamati
dengan suhu alat pencacah.

Gambar 1.1 Pencacah Geiger Muller

Efisiensi Pencacah Geiger Muller

Efisiensi adalah suatu parameter yang sangat penting dalam pencacahan karenanilai inilah
yang menunjukkan perbandingan antara jumlah pulsa listrik yangdihasilkan sistem pencacah
(cacahan) terhadap radiasi yang diterima detektor.Sebagaimana telah dibahas sebelumnya
bahwa secara ideal, setiap radiasi yangmengenai detektor akan diubah menjadi sebuah pulsa
listrik dan akan dicatatsebagai sebuah cacahan. Bila hal itu terjadi maka sistem
pencacah mempunyaiefisiensi 100%.

Efisiensi sistem pencacah sangat ditentukan oleh efisiensi detektor yangmempunyai nilai
sangat berbeda-beda antara satu jenis detektor dengan jenislainnya. Sebagai contoh detektor
sintilasi dapat mempunyai efisiensi 50% untukradiasi gamma sedang detektor isian gas hanya
5%.

Selain jenis detektornya, efisiensi sistem pencacah juga dipengaruhi oleh setting atau
pengaturan selama melakukan pencacahan, misalnya jarak antara sumber dandetektor,
tegangan kerja, faktor amplifikasi pada amplifier, batas atas dan bawah pada diskriminator dan
sebagainya. Oleh karena itu nilai efisiensi sistem pencacahharus ditentukan secara berkala atau
bila terdapat perubahan setting pada sistem pencacah.
Atenuasi – ray

Sedangkan, koefisien attenuasi massa (µ/ρ, dalam cm2 /g) merupakan peluang yang digunakan untuk
mengetahui peluang interaksi dari foton dengan bahan selama proses perjalanan sinar gamma. Ketika
radiasi gamma melewati bahan pelindung, maka terjadi pelemahan intensitas sinar gamma yang
megikuti aturan hukum Lambert-Beer sebagai berikut :

(1)

Koefisien attenuasi massa merupakan parameter yang digunakan untuk menghitung parameter-
parameter selanjutnya, yaitu nilai HVL dibutuhkan untuk mengurangi intensitas sinar gamma hingga
setengah (50%) nilai awalnya, maka nilai HVL dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
berikut :

(2)

Selain HVL koefisien attenuasi massa juga digunakan untuk menentukan MFP. Mean Free Path (MFP)
merupakan jarak rata-rata yang ditempuh oleh foton (sinar gamma) dalam medium sebelum terjadi
interaksi dalam bahan pelindung radiasi. MFP pada sampel bahan pelindug menunjukkan kekuatan
penyerapan sinar gamma. MFP dapat diketahui menggunakan persamaan berikut :

(3)
K. LAMPIRAN

Gambar 1. Grafik regresi linier Al

Gambar 2. Grafik regresi linier Pb

Gambar 3. Grafik regresi linier karton

Anda mungkin juga menyukai