Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Persalinan dan kelahiran secara normal merupakan hal yang
paling dinantikan selama sembilan bulan oleh pasangan suami istri
dan keluarga. Melahirkan secara normal dengan tanpa rasa sakit atau
nyeri juga merupakan keinginan setiap ibu. Proses melahirkan
spontan dengan mengandalkan kekuatan ibu untuk mengejan
sehingga banyak ibu pada saat melahirkan merasakan nyeri, hal ini
wajar terjadi karena terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya,
salah satunya dikarenakan adanya kontraksi otot rahim yang dapat
menimbulkan rasa sakit pada daerah pinggang hingga perut yang
disebabkan adanya pembukaan (Rosyati, 2017).
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plesenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. Masa nifas
juga merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran produksi
kembali ke keadaan tidak hamil yang normal (Atikah, 2017).
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah
atau hemoglobin kurang dari normal.Kadar hemoglobin normal umumnya
berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia didefinisikan
sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gr/100ml dan pada wanita
sebagai kadar hemoglobin kurang dari 12,0 gr/100 ml (Atikah, 2017).
Proses persalinan ditandai dengan pembukaan serviks
yang berlangsung 13-14 jam pada ibu primigravida tetapi cenderung
lebih singkat pada persalinan ibu multigravida (Rosyati, 2017). Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan
negara ASEAN lainnya.

1
Pada tahun 2015 mengemukakan AKI sebanyak 192 per 100.000
kelahiran hidup. Pada tahun 2017 AKI sebanyak 177 per 100.000
kelahiran hidup.Pada tahun 2017 AKB sebanyak 29 per 1000 kelahiran
hidup (Kemenkes RI, 2018). Data AKI pada tahun 2020 di Kota
Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 101.47/100.000 KH,
jika dibandingkan dengan SDG’s yang menekan AKI 70/100.000 KH, AKI
di Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan 3 belum mencapai
target. Pada tahun 2020 penyebab tingginya AKI adalah penyebab lain-
lainnya yaitu sebanyak 5 oraang, Hipertensi sebanyak 3 orang, Gangguan
Metabolik sebanyak 3 orang dan penyebab paling kecil adalah
Perdarahan sebanyak 1 orang. AKB di Kota Banjarmasin Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2020 terdapat 38 orang per 1000
kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan
Selatan, 2020).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan ratio kematian ibu pada masa
kehamilan, persalinan, dan nifas. AKI merupakan salah satu indikator
keberhasilan upaya menangani kesehatan ibu. Organisasi kesehatan
dunia atau WHO 2017, sekitar 295.000 meninggal selama dan setelah
melahirkan (WHO,2017). Data menunjukan bahwa Angka Kematian Ibu di
ASEAN yaitu sebesar 235 per 100.000 kelahiran (ASEAN Secretariat,
2020). Perdarahan bertanggung jawab sebesar 28% kematian ibu.
Dengan persentase tersebut, perdarahan pada ibu hamil merupakan
penyebab utama AKI meningkat. Menurut WHO (2014) angka Kematian
ibu di dunia yang di sebabkan oleh perdarahan sebesar 30,3%. Dengan
angka persentase tersebut,perdarahan masih merupakan penyumbang
terbesar kematian ibu di dunia di susul dengan tekanan darah tinggi saat
kehamilan (27,1%), infeksi pada kehamilan (16,5%), komplikasi persalinan
(15,3%), dan aborsi yang tidak aman (10,8%) (Yasin, Z., Hannan, M., &
Wahyuni, E. 2021).
Anemia adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh beberapa
penyebab. Selain akibat defesiensi besi, penyebab dasar anemia

2
diantaranya adalah akibat hancurnya sel darah merah yang berlebihan
dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis), kehilangan darah atau
perdarahan kronik, produksi darah merah yang tidak optimal, gizi buruk
akibat gangguan penyerapan protein dan zat besi pada usus, dan
gangguan pembentukan eritosit oleh sumsum tulang belakang (Astutik, R.
Y., & Ertiana, D. 2018). Atonia uteri merupakan salah satu penyebab
kematian ibu ke 5 terbesar secara global. Atonia uteri dapat menyebabkan
perdarahan setelah bayi dilahirkan. Hal ini disebabkan karena kontraksi
yang tidak memadai dari sel miometrium tonus uteri sebagai respon
terhadap pelepasan oksitosin (Astutik, R. Y., & Ertiana, D. 2018).
Salah satu faktor resiko penyebab perdarahan adalah anemia.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan jumlah hemoglobin <
11 gg/dL pada trimester I dan III atau jumlah hemoglobin < 10,5 gr/dL
pada trimester II. Perdarahan postpartum salah satunya diakibtkan oleh
atonia uteri. Atonia uteri merupakan salah satu penyebab kematian ibu ke
5 terbesar secara global.Atonia uteri dapat menyebabkan perdarahan
setelah bayi dilahirkan akibat kegagalan serabut-serabut otot miometrium
uterus untuk berkontraksi dan memendek (Reinaldo F., et al., 2022).

B. TUJUAN
1. Umum
Tujuan umum laporan ini untuk mempelajari tentang penyakit Anemia
dan menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus
Anemia Post Partum di ruang nifas RSUD DR.H. M. Ansari Saleh
Banjarmasin.

2. Khusus
Tujuan khusus pada laporan ini untuk memberi gambaran sebagai
berikut:
a. Mempelajari konsep penyakit kasus Anemia Post Partum di ruang
Nifas RSUD DR.H. M. Ansari Saleh Banjarmasin.

3
b. Pengkajian keperawatan pasien pada kasus Anemia Post Partum
di ruang Nifas RSUD DR.H. M. Ansari Saleh Banjarmasin.
c. Diagnosa keperawatan pasien pada kasus Anemia Post Partum di
ruang Nifas RSUD DR.H. M. Ansari Saleh Banjarmasin.
d. Rencana keperawatan pasien dengan kasus Anemia Post Partum
di ruang Nifas RSUD DR.H. M. Ansari Saleh Banjarmasin.
e. Implementasi keperawatan pasien pada kasus Anemia Post
Partum di ruang Nifas RSUD DR.H. M. Ansari Saleh Banjarmasin.
f. Evaluasi keperawatan pasien kasus Anemia Post Partum di ruang
Nifas RSUD DR.H. M. Ansari Saleh Banjarmasin.
g. Menganalisis asuhan keperawatan pada kasus Anemia Post
Partum antara teori dengan praktik di ruang Nifas RSUD DR.H. M.
Ansari Saleh Banjarmasin.

C. MANFAAT
1 Pasien
a. Membantu menyelesaikan masalah pasien
sehingga mempercepat masa penyembuhan
b. Memberikan perawatan secara professional dan efektif
kepada pasien
c. Memenuhi kebutuhan pasien
2 Perawat
a. Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor perawat
b. Menjalin kerjasama perawat dan pasien
c. Lebih mempererat lagi hubungan antara perawat dan
pasien.
3 Rumah sakit
a. Menciptakan mutu pelayanan di RSUD Dr. H. M. Ansari
Saleh khususnya diruang Alexandry lt. 2.

4
5
6

Anda mungkin juga menyukai