Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sandy Hardian N

NIM : 044600146

Mata Kuliah : Kriminologi

TUGAS 3

Pertanyaan :

1. Coba saudara uraikan fenomena bunuh diri dengan pendekatan Teori Anomi? 


2. Berdasarkan ilustrasi diatas mengapa teori Diferrerential Association dari Sutherland
dikelompokkan sebagai teori yang membahas proses sosial dan kejahatan ? 
3. Jelaskan perbedaan perspektif konflik dan perspektif fungsional  menurut Ralf
Dahrendorf ? 

Jawaban :

Nomor 1

Anomi adalah konsep yang berasal dari ilmu sosial yang mengacu pada tidak adanya
norma di masyarakat, atau gangguan sosial yang mencegah beberapa individu dari mencapai
tujuan yang dipaksakan secara sosial. Dalam populasi dengan anomie, masyarakat hampir tidak
memberikan pedoman moral kepada warganya. Dalam tipe masyarakat manusia ini, hubungan
antara masing-masing individu dan komunitas memburuk hingga ke titik di mana identitas sosial
menghilang. Dalam kasus-kasus ini, motivator utama individu adalah kesenangan mereka
sendiri, itulah sebabnya nilai-nilai tradisional ditolak.

Menurut Durkheim bunuh diri anomik yaitu, seseorang yang dipicu oleh hilangnya nilai-
nilai dan batasan-batasan pada hasrat manusia. Dalam kasus diatas bunuh diri yang dilakukan
mahasiswi UPH yang mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 9 Kondominium Golf
Lippo Karawaci, Tangerang bila dikaitkan dengan anomik yaitu bisa diakibatkan oleh tekanan
norma dan kebiasaan sehingga mengakibatkan tekanan sosial sehingga penyimpangan tersebut
mengakibatkan hilang sadarnya seseorang hingga mengakibatkan bunuh diri.
Nomor 2

Teori Differential Association dari Sutherland menunjukan jelas sifat dan dampak dari
pengaruh kelompok lingkunga terhadap individu. Fakta dasarnya dari pada adanya organisasi
sisial yang berbeda di dalam masyrakat sekeliling kita ialah bahwa asosiasi berbedaa itu dapat
menimbulkan kriminilitas pada individu. Yang dimaksud teori ini bahwa orang bergaul dengan
pencuri kemungkinan besae akn menjadi pencuri.

Berikut postulat-postulat yang dikemukakan Sutherland dalam kerangka teorinya yang


dikenal sebagai asosiai yang berbeda yakni :

1) Kejahatan dipelajari. Secara negatif, hal ini berarti bahwa kejahatan tidaklah diwariskan.
2) Kejahatan dipelajari dalam interaksi dengan orang-orang lain melalui proses komunikasi.
3) Bagian pokok dari proses belajar kejahatan berlangsung di dalam kelompok-kelompok
pribadi yang intim.
4) Proses belajar kejahatan meliputi :
a) Teknik-teknik untuk melakukan kejahatan yang seringkali sangat rumit dan sebaliknya,
seringkali juga sangat sederhana,
b) Arah motif, dorongan, pembenaran dan sikap-sikap.
5) Arah khusus motif dan dorongan dipelajari dari definisi-definisi mengenai menguntungkan
atau tidaknya aturan-aturan hukum yang ada.
6) Seseorang menjadi delinkuen oleh karena ia lebih mempunyai definisi yang mendukung
pelanggaran hukum dibandingkan dengan definisi-definisi yang tidak mendukung
pelanggaran hukum.
7) Pengelompokkan yang berbeda-beda mungkin beraneka ragam frekuensi, lamanya, prioritas
dan intensitasnya.
8) Proses belajar kejahatan melalui pengelompokkan dengan pola-pola kejahatan atau anti
kejahatan menyangkut semua mekanisme yang terdapat dalam proses belajar apapun.
9) Walaupun kejahatan merupakan pencerminan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai umum,
akan tetapi tidak dijelaskan oleh kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai tersebut, oleh karena
perilaku yang tidak jahat pun merupakan pencerminan nilai-nilai dan kebutuhan-kebutuhan
yang sama.
Menurut saya apabila dikaitkan dengan kasus diatas alasan teori Differential Association
dari Sutherland termasuk proses sosial dan teori kejahatan karena kejahatan dapat muncul atau
dapat terjadi apabila pelaku memiliki pola-pola kejahatan baik dari dari lingkungan, kejahatan
terjadi dari proses belajar dan lainya. Dari kasus diatas korban melakukan bunuh diri, kaitannya
sangat erat dengan teori ini karena kemungkinan kejahatan atau tindakan tersebut korban
pelajari sebelumnya dan lainnya.

Teori Differential Association dari Sutherland, pada pokoknya mengetengahkan suatu


penjelasan sistematik mengenai penerimaan pola-pola kejahatan. Kejahatan dimengerti sebagai
suatu perbuatan yang dapat dipelajari melalui interaksi pelaku dengan orang-orang lain dalam
kelompok-kelompok pribadi yang intim. Proses belajar itu menyangkut teknik-teknik untuk
melakukan kejahatan, motif-motif, dorongan-dorongan, sikap-sikap dan pembenaran-
pembenaran argumentasi yang mendukung dilakukannya kejahatan.

Nomor 3

Bila dibandingkan dengan fungsionalisme struktural, teori konflik tergolong tertinggal


perkembangannya, teori ini hampir tak secanggih fungsionalisme, mungkin karena merupakan
teori turunan. Model Dahrendorf tak secara jelas mencerminkan pemikiran Marxian seperti yang
ia nyatakan. Teori konflik merupakan terjemahan yang tak memadai dari teori Marxian ke dalam
sosiologi. Teori konflik lebih banyak kesamaannya dengan fungsionalisme struktural ketimbang
dengan teori Marxian. Penekanan Dahrendorf pada hal-hal seperti sistem (asosiasi yang
dikoordinasikan secara paksa), posisi dan peran, secara langsung mengaitkannya dengan
fungsionalisme struktural. Akibatnya, teorinya menderita kekurangan yang sama dengan
fungsionalisme struktural. Misalnya, konflik tampak muncul secara misterius dari sistem yang
sah (sebagaimana dalam fungsionalisme struktural).

Selanjutnya, teori konflik menderita berbagai masalah konseptual dan logika seperti yang
dialami fungsionalisme struktural (misalnya, konsep yang samar-samar, tautologi) (Turner, 1975,
1982). Seperti fungsionalisme struktural, teori konflik hampir seluruhnya bersifat makroskopik
dan akibatnya sedikit sekali yang ditawarkan kepada kita untuk memahami pemikiran dan
tindakan individu. Fungsionalisme dan teori konflik Dahrendorf adalah tak memadai karena
masing-masing hanya berguna untuk menerangkan sebagian saja dari kehidupan sosial. Sosiologi
harus mampu menerangkan ketertiban maupun konflik, struktur maupun perubahan. Bersama
dengan teori fungsionalisme struktural, teori konflik juga telah dikritik dengan berbagai alasan,
misalnya teori konflik mengabaikan ketertiban dan stabilitas sedangkan teori fungsionalisme
struktural yaitu mengabaikan konflik dan perubahan, lalu teori konflik berideologi radikal
sedangkan teori fungsionalisme structural berideologi konservatif.

Sumber Referensi

Darmawan Kemal. 2021. Teori Kriminologi. Edisi 2. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka .

Rahmaniah Aniek.Teori Konflik. TEORI KONFLIK (uin-malang.ac.id). Diakses pada tanggal 27


November 2022.

Rizky Wahyu. Bunuh Diri: Anomie Sosial yang Individualis. Bunuh Diri: Anomie Sosial yang
Individualis (qureta.com). Diakses pada tanggal 27 November 2022.

Thaparonama. Teori Anomia, Penyimpangan Sosial dan Contoh. Teori Anomia, Penyimpangan
Sosial dan Contoh / Budaya umum | Thpanorama - Jadikan diri Anda lebih baik hari ini!.
Diakses pada tanggal 27 November 2022.

Anda mungkin juga menyukai