p5 Acc - Akbar Nugraha - p5 PMML 2022
p5 Acc - Akbar Nugraha - p5 PMML 2022
PRAKTIKUM 5
1. TUJUAN
Mengetahui karakteristik PLTB
Mengetahui jenis-jenis sistem PLTB
Menentukan daya keluaran pada PLTB dalam keadaan tak berbeban
3. TEORI DASAR
Turbin Angin
Turbin ini pertama kali dirancang oleh Fausto Veranzio dari Kroasia
pada tahun 1595. Turbin angin sumbu vertikal memiliki sumbu tegak lurus
terhadap arah angin. Keuntungan utama turbin ini tidak bergantung pada arah
angin pada saat pengoperasian. Kelebihan ini sangat berguna di tempat yang
memiliki kecepatan angin yang relatif rendah. Dengan sumbu yang vertikal ini,
memungkinkan generator serta gearbox dapat ditempatkan pada bagian bawah
turbin. Turbin ini umumnya berbentuk lebih kecil dari turbin horizontal. Biaya
perawatan meliputi pemeliharaan dan perbaikan lebih murah jika dibandingkan
dengan turbin horizontal. Turbin angin sumbu vertikal pada umumnya memiliki 2
jenis yang banyak ditemui dan digunakan yaitu Savonius dan Darrieus.
Turbin savonius ditemukan oleh insinyur S.J. Savonius pada tahun 1920-
an. Desain paling mudah menunjukan turbin savonius adalah sudu berupa
lembaran berbentuk setengah silinder kosong yang dibuat berhadapan dan
menyerupai huruf S serta pada umumnya terdiri dari 2 sudu. Tujuan awal dari
pembuatan turbin jenis ini adalah mencari solusi alternatif untuk mencari jenis
energi yang terbarukan dengan biaya minimal dan dampak terhadap lingkungan
yang minim. Untuk meningkatkan performa dari turbin ini dapat dilakukan
dengan cara menambah jumlah sudu atau mengubah bentuk sudu.
Turbin darrieus dibuat pertama kali oleh Georges Jean Marie Darrieus
pada tahun 1931 dan mematenkan hasil karya turbinnya yang bersumbu vertikal.
Ide dari turbin ini sebenarnya adalah membuat suatu turbin yang desainnya
sederhana dan mudah untuk dibuat.
Turbin angin dengan sumbu horizontal atau horizontal axis wind turbine
mempunyai sudu yang berputar dalam bidang vertikal seperti halnya propeler
pesawat terbang. Turbin angin biasanya mempunyai sudu dengan bentuk irisan
melintang khusus di mana aliran udara pada salah satu sisinya dapat
bergerak lebih cepat dari aliran udara di sisi yang lain ketika angin
melewatinya. Fenomena ini menimbulkan daerah tekanan rendah pada belakang
sudu dan daerah tekanan tinggi di depan sudu. Perbedaan tekanan ini
membentuk gaya yang menyebabkan sudu berputar.
1. Akses angin yang lebih kuat bisa dijangkau karena dasar menara yang
tinggi pada penempatan turbin angin. Hal tersebut karena di lokasi
terjadi beda diantara arah dan laju angin (pergeseran angin) pada kedua
titik jarak akan lebih dekat dari atmosfer bumi. Kecepatan angin akan
meningkat 20% untuk setiap 10 m ke atas di beberapa wilayah geseran
angin.
2. Biaya yang besar untuk pemasangan menara yang tinggi serta bilah
yang panjang, biaya untuk komponen-komponen turbin angin dapat
menjangkau nilai 20% dari biaya keseluruhan.
1. Menara yang tinggi serta bilah yang panjang sulit diangkut dan juga
memerlukan biaya besar untuk pemasangannya, bisa mencapai 20%
dari seluruh biaya peralatan turbin angin.
Generator
adalah sebuah mesin konversi energi yang dapat mengubah energi gerak
atau energi mekanik menjadi energi listrik dengan memanfaatkan prinsip
induksi elektromagnetik. Sumber energi mekanik yang menggerakkan generator
tersebut bermacam-macam. Generator pada pembangkit listrik tenaga bayu
dihubungkan dengan turbin angin.
P out
η= x 100 %
P¿
Dimana :
η = Efisiensi
Daya input merupakan hasil dari data torsi atau putaran dari rotor yang berputar.
1 3
Pm= . ρ . A . v . C p
2
Dimana :
Pm : daya maksimum yang dihasilkan angin ( Watt )
ρ : massa jenis udara dengan ketetapan 1,225 kg / m3
A : Luas penampang (m2 )
Cp : Koefisien daya dengan ketetapan 0,593
V : Kecepatan angin (m/s )
Pout =V . I . cos ϴ
Dimana :
V : tegangan (volt)
I : arus (A)
Distribusi Angin
b. Mesin downwind: rotor ditempatkan di belakang tower. Rotor dapat dibuat lebih
fleksibel, lebih ringan daripada mesin upwind. Kelemahannya adalah bahwa angin
harus melewati tower terlebih dulu sebelum sampai pada rotor, sehingga menambah
beban (fatigue load) pada turbin. Sedangkan kendala keekonomian terkait dengan
kebijakan biaya pokok penyediaan (BPP) pembangkitan PT PLN. Ladang angin
lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat mengganggu pelaut dan kapal-
Lab. Mesin-mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
kapal yang berlayar. Konstruksi tiang pembangkit listrik tenaga angin dapat
mengganggu permukaan dasar laut yang telah ditentukaan saat itu pula dengan baik
juga saat itu[20].
4. PROSEDUR PERCOBAAN
RANGKAIAN PENGUKURAN
Tingkat
Putaran
Kecepatan Tegangan Keterangan
Arus (A) Sudu
Blower (V) Lampu
(RPM)
(m/s)
Pout
Kecepatan Blower
(Watt)
1 34,868
2 89,96
3 171,414
2. Gambar dan jelaskan proses konversi PLTB secara mekanik dan elektrik!
Proses konversi energi listrik PLTB sendiri terbagi menjadi 2 jenis yakni
sebagai berikut:
a. Proses Mekanik
Proses mekanik merupakan proses dimana turbin melakukan perputaran akibat
adanya angin yang memutar sudu blade pada turbin untuk menggerakkan rotor.
Putaran rotor yang dihasilkan umumnya ditingkatkan putarannya dengan
menggunakan roda gigi sebelum digunakan untuk memutar generator.
b. Proses Elektrik
Pada proses elektrik ini proses dimana generator pada turbin mengkonversi
energi gerak menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip induksi
magnetik. Proses ini pula memanfaatkan proses mekanik sebelumnya agar
rotor dapat melakukan perputaran sehingga generato dapat menghasilkan daya
listrik. Besar daya yang dihasilkan pada umumnya diatur dengan menggunakan
komponen elektronika daya. Sehingga tegangan dan frekuensi keluaran
generator dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan.
Pada praktikum kali ini membahas materi tentang Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk untuk mengetahui jenis-jenis sistem
PLTB, dan dapat menentukan efisiensi pada PLTB dalam keadaan berbeban dan
tak berbeban. Adapun alat yaitu antara lain jumper, multimeter, lampu (beban),
prototype angin yang berjenis Vertikal Axis Wind Turbine (VAWT), blower, dan
anemometer. Prototipe yang digunakan untuk mengahasilkan angina pada
praktikum ini mengguanakan blower yaitu kipas angin, dimana kipas angin
tersebut akan menggerakan turbin jenis VAWT. Langkah pertama untuk
percobaan yaitu menyiapkan prototype PLTB tipe VAWT, kemudian pasangkan
menggunakan jumper ke anemometer dimana fungsi anemometer untuk mengukur
kecepatan angin, lalu setelah jumper terpasanh maka kita hidupkan nyalakan
blower untuk menghembuskan angin pada turbin dan diukur kecepatannya
menggunakan anemometer. Disini kami menggunakan 5 sampel kecepatan angin .
Untuk mengukur arus kami merangkai rangkaian secara seri sedangakan untuk
mengukur tegangan maka rangkaian kami rangkai secara parallel , nilai
pengukuran akan diukur menggunakan multimeter digital. Data daya keluaran
yang didapat secara berturut-turut antara lain (dalam satuan watt. Setelah
mendapatkan nilai dari daya keluran maka dapat dihitung nilai daya input dengan
parameter yang ditentukan yaitu nilai dari luas penampang, massa jenis udara, dan
Koefisien daya dengan ketetapan. Dari perhitungan menggunakan rumus P input
maka nilai yang didapat berturut-turut dengan kecepatan angin (dalam satuan
watt). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kecepatan angin mempengaruhi nilai
daya keluaran dari turbin angin, dimana semakin besar nilai kecepatan angin maka
daya yang dihasilkan akan semakin besar begitupun sebaliknya. Pada data
menggunakan beban maka didapatlah nilai efisiensi yang dihasilkan dari
perbandingan. Maka didapatkan bahwa semakin cepat atau kencang angin
melewati turbin angin maka akan semakin terang nyala lampu yang ada dan
sebaliknya maka akan semakin kecil atau redup bahkan tidak hidup jikalau angin
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN