Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MANAJEMEN BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMRAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pratikum Haji dan Umrah

Dosen Pengampu: Muhammad Mufid, S.Ag., M.Si.

Disusun oleh:

1. Lia Neri Khumaeroh 43020200013


2. Siti Ika Nadia 43020200039
3. Restu Puja Nur’dji 43020200051
4. Anisa Ul Husna 43020200073
5. Salsabila Indra Luqyaananisa 43020200086

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SALATIGA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang mana telah memberikan kita kesehatan jasmani
maupun rohani sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pratikum Manajemen Haji dan
Umrah yang berjudul “Manajeman Biro Perjalanan Haji dan Umrah. ” Penulisan makalah ini
disusun berdasarkan kebutuhan mahasiswa yang tidak hanya kebutuhan dalam proses
pembelajaran namun juga di luar pembelajaran. Selanjutnya sholawat serta salam tak lupa kita
hadiahkan kepada junjungan alam yakni Nabi besar Muhammad saw yang telah membawa
umatnya dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti apa
yang kita rasakan pada saat sekarang ini.

Makalah ini disusun berdasarkan pengetahuan dan referensi dari beberapa sumber maupun
media internet serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karna itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Muhammad Mufid, S.Ag., M.Si. selaku pembimbing mata kuliah Pratikum
Manajemen Haji dan Umrah yang telah memberikan banyak bimbingan dan kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan sebaik mungkin.

Kami menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun susunan dalam
makalah ini, untuk itu penulisan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk masa akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Wassalamualaikum warohmatullah wabarokatuh

Salatiga, 7 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 5
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN 5
A. Latar Belakang 5
B. Latar Belakang 5
C. Latar Belakang 5
D. Latar Belakang 5
BAB III PENUTUP 5
A. Kesimpulan 5
B. Saran 5
DAFTAR PUSTAKA 5

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap umat muslim menginginkan tercapainya kesempurnaan dalam beribadah
dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, al-
Quran dan al-Hadists adalah pegangan bagi umat muslim yang di dalamnya terdapat
perintah dan larangan yang harus di jalankan oleh umat muslim alah satunya adalah
rukun Islam dan rukun uman menjadi amalan yang harus dilaksanakan. Rukun Islam
yang berjumlah lim, dan yang kelima tersebut adalah menunaikan ibadah haji dan umrah
jika mampu.
Kegiatan ibadah haji dan umrah mempunyai dua sisi yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaanya yaitu standar pelaksanaannya saat masih di tanah air banyak aspek
penting yang harus diperhatikan pembinaanya seperti dalam pelayanan jasa (pembayaran
setoran ONH ke bank, pengurusan dokumen haji dan umrah, pemeriksaan kesehatan
calon jamaah), bimbingan manasik. (materi bimbingan, metode dan waktu bimbingan),
penyediaan perlengkapan, dan konsultasi keagamaan.sedangkan standar pelayanan
ibadah haji dan umrah di tanah suci adalah pelayanan akomodasi, transportasi, konsumsi,
serta kesehatan.1
Namun penyelenggaraan ibadah haji selama ini dinilai kurang efektif dan efisien
hal ini turut mempengaruhi kualitas pemberian pelayanan dan perlindungan pada jamaah.
Agar tujuan pelaksanaan ibadah haji dan umrah selalu sukses dan mencapai target yang
ingin dicapai, maka perlu adanya manajemen, baik dibidang pelayanan, penyuluhan dan
bimbingan, manasik dan sebagainya. Untuk itu perlu adanya manajemen, agar apa yang
menjadi cita-cita jamaah dalam menunaikan ibadah haji dan umrah ini bisa diperoleh
sempurna dan memuaskan.
Hal ini berlaku dalam trevel haji dan umrah yang memerlukan manajemen yang
efektif dan efisien. Dalam rangka inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen
ibadah haji dan umrah yang memberikan kewenangan penuh kepada manajer atau
pengelola ibadah haji dalam mengatur proses pelaksanaan ibadah haji yang dimulai dari
merencanakan, mengorganisasi, mengatur, serta mengawasi proses pelaksanaan ibadah
haji dan umrah agar sesuai dengan tujuan lembaga.
Pemberian pelayanan atau jasa yang baik pada jamaan akan memberikan
kepuasan kepada para jamaah yang pada akhirnya akan menciptakan loyalitas jamaah
pada pengelola (travel) yang bersangkutan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis
ingin membahas lebih lanjut mengenai pelayanan ibadah haji dan umrah yang akan kami
tuangkan dalam sebuah makalah yang berjudul “Manajemen Biro Perjalanan Haji dan
Umrah.”

1
Abdul Aziz dan Kustini, Ibadah Haji Dalam Sorotan Publik, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan,
2007), hlm. 22.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari manajemen biro perjalanan haji dan umrah?
2. Bagaimana pengertian dan ruang lingkup manajemen penyelengara ibadah haji?
3. Bagaimana cara memanaj biro perjalanan haji dan umrah?
4. Apa saja faktor pendukung dan pennghambat biro perjalanan dalam pelayanan haji
dan umrah pada jamaahnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari manajemen biro perjalanan haji dan umrah;
2. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup manajemen penyelenggara ibadah
haji;
3. Untuk mengetahui cara memanaj biro perjalanan haji dan umrah;
4. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan pennghambat biro perjalanan dalam
pelayanan haji dan umrah pada jamaahnya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Perusahaan Biro Perjalanan Haji dan Umrah


Perusahaan biro perjalanan atau perusahaan wisata merupakan aktivitas bisnis
bersifat komersial yang mengatur serta memberikan layanan kepada seorang atau
kelompok untuk tujuan utamanya melaksanakan perjalanan. Sebagaimana unit usaha
yang melakukan kegiatan transit berperan sebagai perantara bagi penjual dan
memberikan layanan ketika menjalankan perjalanan di dalam negeri maupun luar negeri.
Travel umroh merupakan salah satu paket wisata ditujukan untuk melaksanakan
perjalanan sebagai bagian dari sebuah ibadah yang dilakukan umat muslim di seluruh
dunia. Pendapat kotler, travel agent (biro wisata) dapat dijelaskan ketiga tingkatan,
sebagai berikut:
1. Core product (produk utama), dimana produk ini merupakan jasa maupun manfaat
memenuhi kebutuhan yang ditargetkan di pasar wisatawan.
2. the tangible product (produk-produk yang berwujud), ini merupakan penawaran
terkhusus bagi wisatawan menjual sesuatu untuk menekankan bahwa akan
mendapatkan timbal balik uang yang sudah dibayarkan.
3. The augmented product, yaitu bentuk nilai tambahan yang akan ditambahkan pada
tangible product yang ditawarkan lebih menarik untuk calon wisatawan .2
B. Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Haji dan Umrah
Manajemen yang profesional dan akuntabel merupakan problem solving terhadap
problematika yang kompleks diseputar penyelenggaraan haji. Manajemen haji merupakan
suatu proses pengaturan atau pengolahan kegiatan haji dengan menggunakan fungsi-
fungsi manajemen, yaitu:
1. Planning penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
yang telah diformulasi.
2. Organizing
3. Actuating
4. Controlling
5. Evaluasi, sehingga dari fungsi itu ibadah haji terlaksana secara efektif dan efisien.
Penyelenggaraan ibadah haji sebagai proses, cara, dan perbuatan
menyelenggarakan atau melaksanakan rangkaian kegiatan ibadah haji yang meliputi:
2
Karina Putri Aula, Muji Astutu, Usulan Model Perhitungan Harga PokokJasa Industry Tour Dan Travel
Dengan Metode Activity Based Costing (ABC) (Studi Pada Perusahaan Jasa XYZ Travel), (Jakarta: STIMIK ESQ, 2018).

6
1. Pembinaan ibadah haji merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup penerangan,
penyuluhan, dan pembimbingan tentang ibadah haji.
2. Pelayanan, seluruh aktivitas untuk memberikan layanan kepada seluruh calon jamaah
haji dan jamaah umrah, mulai dari pendaftaran hingga kembali ke Tanah Air,
termasuk pelayanan transportasi, akomodasi, serta kesehatan.
3. Perlindungan ibadah haji upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjamin
keselamatan dan kenyamanan jamaah haji yang meliputi menjaga keamanan jamaah
haji selama berada di Arab Saudi dan menjaga barang-barang jamaah haji ketika
berada di pemondokan.
4. Pelaksanaan.
C. Organisasi Penyelenggaraan Ibadah Haji
Menurut Waldo, organisasi adalah “struktur hubungan-hubungan di antara
orangorang berdasarkan wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi”.
Definisi yang lebih konfrehensif diformulasi oleh Toha. Menurutnya, “organisasi adalah
suatu kerangka hubungan yang berstruktur yang menunjukkan wewenang, tanggung
jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.
Dalam organisasi, setiap anggota melakukan hubungan interaksi dengan
batasanbatasan tertentu (boundaries), tidak atas kemauan sendiri. Batasan-batasan
tersebut berupa aturan-aturan tertentu. Adapun organisasi penyelenggara dan perencanaan
operasional haji adalah pemerintah yang membentuk satuan kerja di bawah menteri agama
yang kemudian akan diawasi oleh KPIH (Komisi Pengawas Haji Indonesia).
D. Cara Memanaj Biro Perjalanan Haji dan Umrah
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Biro Perjalanan dalam Pelayanan Haji dan
Umrah Jamaah
1. Faktor Pendukung Biro Perjalanan pada Jamaah Haji dan Umrah
a. Letak geografis biro yang strategis.
b. Publikasi dari pihak biro yang terus menerus melalui beberapa media yang
cukup membantu pemasaran dari lembaga.
c. Biro yang cukup dikenal di wilayahnya.
d. Tempat atau kantor yang digunakan cukup memadai dan lengkap secara
sarana dan prasarananya.

7
e. Mempunyai banyak link atau pihak kerja sama yang cukup sehingga
membuat suatu perusahaan itu tetap bertahan.
f. Adanya tenaga pembimbing yang berkompeten, berpengalaman, dan
profesional. Pembimbing haji perlu berbekal kompetensi sesuai dengan
standar yang telah ditentukan bagi pendidik.
g. Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung. Adanya sarana dan
prasarana tersebut dapat menunjang proses pelayanan yang diberikan pada
calon jamaah.
h. Adanya kerja sama yang solid antar masing-masing pengurus, sehingga
tugas dari masing-masing pengurus dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Faktor Penghambat Biro Perjalanan pada Jamaah Haji dan Umrah
a. Timbulnya persaingan yang ketat dikarenakan banyaknya biro-biro
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, sehingga akan mengurangi kuota
yang diberikan kepada setiap biro-biro penyelenggaraan ibadah haji dan
umrah.
b. Belum mendapatkan izin yang resmi dari kementerian agama sehingga
harus bekerja sama dengan biro yang sudah resmi, maka dari itu harus bisa
memilih benar-benar biro yang diajak kerja sama.
c. Harga dolar semakin meningkat akan berdampak pada ongkos naik haji
maupun umrah.
d. Kurangnya pengetahuan dari jamaah dalam melaksanakan ibadah haji
maupun umrah. Namun suatu biro akan terus membimbingnya agar dalam
melaksanakan ibadahnya sesuai syariat.
e. Adanya jamaah haji dan umrah yang mempunyai risiko tinggi, baik itu
yang sakit ataupun yang sudah usia lanjut, sehingga proses pelaksanaan
rukun maupun wajibnya akan sedikit terhambat.
f. Terkadang terjadi ke tidak sinkronan informasi yang disampaikan,
sehingga calon jamaah haji merasa bingung.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada jamaah haji, biro telah bekerja
sama dengan pihak yang sudah berkompeten dalam pelayanan haji dan umrah.
Maka dari itu berbagai perlengkapan dan fasilitas untuk memenuhi keinginan

8
jamaah haji. Fasilitas yang telah disiapkan meliputi pembimbing ibadah haji
yang berpengalaman atau profesional, dokter pendamping jamaah haji,
konsumsi, akomodasi, dan sarana transportasi yang memadai diharapkan agar
jamaah haji bisa menjalankan ibadah haji dengan lancar, tertib, aman, dan
nyaman sehingga diperoleh haji yang mabrur.

Anda mungkin juga menyukai