Anda di halaman 1dari 141

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

RESTORAN & KAFE COFFEE TIME


DI BOGOR JAWA BARAT

SKRIPSI

ASTRI WIDIYAWATI UTAMI


H34104058

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
RINGKASAN

ASTRI WIDIYAWATI UTAMI. Strategi Pengembangan Usaha Restoran &


Kafe Coffee Time di Bogor Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan
ANNA FARIYANTI).

Kota Bogor merupakan daerah yang mempunyai kontribusi yang cukup


besar terhadap pembentukan perekonomian di Jawa Barat. Indikator yang dapat
digunakan untuk melihat tingkat perkembangan perekonomian suatu daerah
adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Salah satu sektor ekonomi
penyusunan PDRB adalah sekor perdagangan, hotel dan restoran. Setiap
tahunnya terjadi peningkatan pertumbuhan usaha restoran di Kota Bogor.
Restoran dan Kafe Coffee Time adalah salah satu kafe yang menyajikan
menu makanan internasional dan tradisional yang terdapat di Kota Bogor. Tingkat
persaingan usaha antar kafe, rumah makan dan restoran di Kota Bogor semakin
tinggi. Hal ini menyebabkan adanya penurunan pendapatan yang diterima
Restoran & Kafe Coffee Time. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi
kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh Restoran & Kafe
Coffee Time, dan merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk
diaplikasikan Restoran & Kafe Coffee Time.
Pemilihan lokasi di Restoran & Kafe Coffee Time dilakukan secara
sengaja (purposive). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder,
baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif
untuk mengetahui lingkungan perusahaan baik lingkungan internal maupun
eksternal. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks
EFE, matriks IE, matriks Grand Strategy, matriks SWOT, dan matriks QSPM
Hasil matriks IFE yang menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan
utama restoran adalah kebersihan dan kenyamanan restoran dengan nilai
tertimbang tertinggi sebesar 0,362, sedangkan kelemahan utama adalah lokasi
yang kurang strategis dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,079. Total nilai
yang dihasilkan dari matriks IFE yaitu sebesar 2,785, menunjukkan kondisi
internal Restoran & Kafe Coffee Time rata-rata atau termasuk kedalam katagori
sedang. Hasil analisis matriks EFE menunjukkan bahwa faktor yang menjadi
peluang utama perusahaan adalah perubahan pola dan gaya hidup masyarakat
dengan nilai tertimbang sebesar 0,421. Sedangkan ancaman utama adalah tingkat
persaingan dalam industri restoran tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar
0,121. Total nilai yang dihasilkan matriks EFE menunjukkan Restoran & Kafe
Coffee Time mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang
untuk mengatasi ancaman yaitu sebesar 3,015.
Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan
matriks EFE. Restoran & Kafe Coffee Time dalam pemasarannya menempati
posisi dalam sel II yaitu tumbuh dan membangun. Alternatif strategi yang dapat
dijalankan berdasarkan matriks SWOT adalah strategi S-O: pengembangan pasar
yaitu meningkatkan volume penjualan dengan menambah saluran distribusi
seperti membuka cabang Restoran & Kafe Coffee Time di pusat perbelanjaan,
strategi W-O: Penetrasi Pasar yaitu mampu mengatasi lokasi yang kurang

ii
strategis dan kegiatan promosi yang kurang gencar dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi seperti website, majalah, radio, spanduk, dan dapat
menambahkan layanan hotspot, strategi S-T: pengembangan produk yaitu
meningkatkan cita rasa internasional, inovasi produk dengan harga yang
terjangkau agar tetap bertahan dalam persaingan industri, dan strategi W-T:
integrasi ke depan untuk menambah layanan delivery order, memberikan jasa
dalam mengantar produk sehingga jumlah produk yang di jual lebih banyak dari
sebelumnya, integrasi ke belakang dengan menjaga hubungan yang baik dengan
pesaing, untuk mengetahui informasi mengenai selera pasar dengan tujuan
mengindari harga produk yang terlalu mahal, lebih unggul dalam variasi menu
dibandingkan pesaing, dan menciptakan suatu inovasi yang tidak dimiliki pesaing
lainnya, dan integrasi horizontal untuk menjaga hubungan baik dengan pemasok
dengan bahan baku yang lebih murah dengan kualitas baik sehingga dapat
mengatasi pencapaian target penjualan Restoran & Kafe Coffee Time
Berdasarkan analisis QSPM, alternatif strategi yang tepat dan dapat
dilakukan oleh pihak Restoran & Kafe Coffee Time secara berurutan adalah :
Penetrasi Pasar (TAS = 6,205), Pengembangan produk (TAS = 5,861),
Pengembangan Pasar (TAS = 5,799), dan Integrasi ke depan, integrasi ke
belakang dan integrasi horizontal (TAS = 5,042)

iii
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
RESTORAN & KAFE COFFEE TIME
DI BOGOR JAWA BARAT

ASTRI WIDIYAWATI UTAMI


H34104058

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk


memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee
Time di Bogor Jawa Barat
Nama : Astri Widiyawati Utami
NRP : H34104058

Menyetujui,
Pembimbing

Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si


NIP : 19640921 199003 2 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor

Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MS
NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus:
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi
Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time di Bogor Jawa Barat” adalah
karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Maret 2013

Astri Widiyawati Utami


H34104031

vi
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Jakarta pada tanggal 17 Juni 1988. Penulis


adalah anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Matius Kardju dan Ibu
Niken Tri Hastuti.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDK Slamet Riyadi Jakarta lulus
pada tahun 2001. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Pertama di SLTPN 103 Jakarta dan
pendidikan ini dapat diselesaikan pada tahun 2004. Selanjutnya penulis
menyelesaikan pendidikan tingkat atas di SMAN 64 Jakarta dan lulus pada tahun
2007.
Pada tahun 2007, penulis diterima di Program Diploma III (D3), Universitas
Padjadjaran Bandung pada Program Manajemen Agribisnis melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk (USM) dan lulus memperoleh gelar Ahli Madya pada
tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan jenjang Strata
Satu (S1) Program Alih Jenis Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor. Saat menjalankan perkuliahan, penulis mendapat
pekerjaan pada semester ganjil tepatnya tanggal 12 Mei 2011 di Bank Central
Asia, Tbk sebagai Teller Bakti dengan sistem kontrak selama tiga tahun.
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas karunia, nikmat,
anugerah, kasih setia dan penyertaan-Nya yang senantiasa hadir dalam hidup
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi
Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time di Bogor Jawa Barat”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan eksternal dan
internal yang mempengaruhi bisnis Restoran & Kafe Coffee Time serta
Merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan Restoran
& Kafe Coffee Time. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Upaya dan usaha memberikan yang terbaik telah dilakukan dalam
penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
berbagai pihak yang terkait dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, Maret 2013


Astri Widiyawati Utami
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan,
arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama
penyusunan skripsi.
2. Febriantina Dewi, SE, MM. MSc selaku dosen pembimbing pertama atas
bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis
selama penyusunan proposal.
3. Ir. Popong Nurhayati,MM selaku dosen penguji ujian akhir atas evaluasinya
terhadap skripsi yang telah disusun.
4. Tintin Sarianti SP, MM selaku dosen evaluator atas evaluasinya terhadap
proposal skripsi yang telah disusun.
5. Ir. Burhanudin, MM selaku dosen pembimbing akademik dan seluruh dosen
serta staf Departemen Agribisnis.
6. Bapak Sutikno, Ibu Tanti Latifa, Ibu Rahayu Lia serta seluruh staf Restoran &
Kafe Coffee Time yang telah membantu penulis selama pengumpulan data
dan memberikan informasi yang sangat berguna dalam penelitian ini.
7. Responden pengunjung Restoran & Kafe Coffee Time atas waktu,
kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan.
8. Dewi Mulyawati sebagai pembahas dalam seminar yang telah memberikan
masukan dalam penyusunan skripsi ini.
9. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa
yang diberikan. Semoga ini dapat menjadi persembahan yang terbaik.
10. Seluruh teman-teman Alih Jenis Agribisnis Angkatan 1 IPB yang telah
membantu dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

Bogor, Maret 2013


Astri Widiyawati Utami
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xv
I. PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 8
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 9
2.1 Sejarah Perkembangan Industri Restoran ............................. 10
2.2 Jenis-Jenis Restoran ............................................................ 10
2.3 Faktor-Faktor Keberhasilan dalam Bisnis Restoran ............... 11
2.4 Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran ................. 13
2.5 Metode Perumusan Strategi Pengembangan Usaha ............. 14
III. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................... 18
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................... 18
3.1.1 Konsep Manajemen Startegis ..................................... 18
3.1.2 Tingkatan dan Jenis-jenis Strategi dalam Menghadapi
Persaingan .................................................................... 20
3.1.3 Perencanaan Strategi Pengembangan Usaha ................ 23
3.1.4 Analisis Lingkungan Perusahaan ................................. 25
3.1.4.1 Analisis Lingkungan Internal ........................... 25
3.1.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal ....................... 29
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ......................................... 32
IV. METODE PENELITIAN ....................................................... 35
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 35
4.2 Jenis dan Sumber Data ....................................................... 35
4.3 Metode Pengumpulan Data ................................................. 36
4.4 Metode Penetuan Responden .............................................. 36
4.5 Metode Pengolahan Data .................................................... 37
4.5.1 Tahap Masukan (Input Stage) ....................................... 37
4.5.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage) .......................... 42
4.5.3 Tahap Keputusan (Decision Stage) ............................. 44
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................... 46
5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran & Kafe Coffee Time . 46
5.2 Visi dan Misi Restoran & Kafe Coffee time ....................... 47
5.3 Struktur Organisasi Restoran & Kafe Coffee Time ............. 48
5.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Restoran & Kafe Coffee
Time .................................................................................... 50
VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA ..................................... 52
6.1 Lingkungan Internal ............................................................. 52
6.1.1 Pemasaran ................................................................... 52
6.1.2 Keuangan .................................................................... 59
6.1.3 Kegiatan Produksi-Operasi ......................................... 61
6.1.4 Sumber Daya Manusia ............................................... 64
6.1.5 Sistem Informasi Manajemen ....................................... 66
6.2 Lingkungan Eksternal .......................................................... 67
6.2.1 Lingkungan Makro ..................................................... 67
6.2.3 Lingkungan Industri ................................................... 70
VII. PENENTUAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA .... 79
7.1 Analisis IFE dan EFE ........................................................... 79
7.2 Analisis IE, Grand Strategy, dan SWOT ............................. 81
7.3 Analisis QSPM .................................................................... 87
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 89
8.1 Kesimpulan ........................................................................ 89
8.2 Saran .................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 91
LAMPIRAN ........................................................................................ 93

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut


Lapangan Usaha di Indonesia Tahun 2007 – 2010 ..................... 1
2. Persentase Konsumsi RT Indonesia Tahun 2002-2009 (%) ..... 2
3. Produk Domestik Regional Brutp (PDRB) Kota Bogor Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 ……… 3
4. Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor Sektor Pariwisata ………. 4
5. Pertumbuhan Jumlah Restoran dan Kafe di Kota Bogor Tahun
2004 – 2010 ………………………………………………….... 5
6. Pesaing Restoran & Kafe Coffee Time di sekitar Taman Kencana 7
7. Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian …………... 16
8. Jenis dan Sumber Data Strategi Pengembangan Usaha Restoran
& Kafe Coffee Time 2012 ……………...................................... 35
9. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ………… 39
10. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) …………………….. 40
11. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ………. 41
12. Matriks EFE (External Factor Evaluation) ……………............ 42
13. Matriks Strenghts - Weakness - Opportunties - Threats ............. 44
14. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) …….. 45
15. Penilaian Responden Terhadap Strategi Produk …………….… 54
16. Penilaian Responden Terhadap Strategi Orang …………..…… 57
17. Penilaian Responden Terhadap Strategi Proses ……………...... 58
18. Penilaian Responden Terhadap Strategi Fisik …………........... 59
19. Jumlah Aset Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 ……. 60
20. Jumlah Karyawan Restoran & Kafe Coffee Time Berdasarkan
Jabatan Fungsional Tahun 2012 ……………............................. 65
21. Analisis Faktor Internal Restoran & Kafe Coffee Time ............. 67
22. Produk Domestik Bruto (PDRB) Kota Bogor Tahun 2005-2009.. 68
23. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor ………………... 69
24. Persentase Jenis Kelamin Responden pada Restoran & Kafe
Coffee Time …………………………………………………… 73
25. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor dari Tahun
2007- 2010 …………………………………………………….. 73
26. Sebaran Daerah Asal Responden …………………………........ 74
27. Sebaran Usia Responden Pada Restoran & Kafe Coffee Time …. 74
28. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden pada Restoran & Kafe
Coffee Time ............ ………………………………………….... 75
29. Sebaran Jenis Pekerjaan Responden pada Restoran & Kafe
Coffee Time ……………………………………………………. 75
30. Tingkat Pendapatan Responden pada Restoran & Kafe Coffee
Time ………………………………………………….……….. 76
31. Banyaknya Kunjungan Responden pada Restoran & Kafe Coffee
Time ……………......................................................................... 76
32. Pemasok-Pemasok Pada Restoran & Kafe Coffee Time ……… 77
33. Analisis Faktor Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time ……... 78
34. Hasil Analisis Matriks IFE Restoran & Kafe Coffee Time ….… 80
35. Hasil Analisis Matriks EFE Restoran & Kafe Coffee Time ….. 81
36. Hasil Analisis Matriks SWOT Restoran & Kafe Coffee Time .... 86

xiii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
1. Realisasi dan Target Pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time
Juni 2011 – Juni 2012 …………………………………….......... 6
2. Model Manajemen Staregis ......................................................... 19
3. Model Lima Kekuatan Pesaing ……………………...…………. 31
4. Kerangka Operasional Penelitian …………………….………… 34
5. Matriks I-E (Internal-Eksternal) ……………………………….. 43
6. Struktur Organisasi Restoran & Kafe Coffee time …………….. 49
7. Hasil Matriks I-E (Internal-Eksternal) ………………………...... 82
8. Matriks Grand Strategy………………. ………………………... 83

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Realisasi dan Target penjualan Restoran & Kafe Coffee Time ..... 95
2. Kuisioner Penelitian Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor
Strategis Internal dan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time … 96
3. Kuesioner Pengunjung ………………………………….............. 100
4. Kuesioner Penentuan Kunci Faktor .............................................. 103
5. Kuisioner Penelitian Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor
Strategis Internal dan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time … 104
6. Kuisioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS)
Alternatif Strategi Pemasaran Restoran & Kafe Coffee Time ….. 112
7. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Internal…………………...… 115
8. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Eksternal …………………… 118
9. Menu Daftar Harga Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 121
10. Tabulasi Jawaban Responden Untuk Prioritas Strategi ………... 123
11. Hasil Matriks QSPM ………………………………………...…. 124
12. Bauran Pemasaran Restoran & Kafe Coffee Time ……………... 125
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan di
semua sektor. Berdasarkan distribusi Produk Domestik Bruto (PDB) menurut
sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku menunjukkan
peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama
yaitu sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel
dan restoran mempunyai peranan sebesar 54,8 persen pada tahun 2010. Sektor
industri pengolahan memberi kontribusi sebesar 24,8 persen, kemudian sektor
pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai peranan masing-
masing sebesar 16,1 persen dan 13,9 persen (Tabel 1).

Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha, di Indonesia Tahun 2007-2010
Nilai PDB (Milyar Rupiah)
Lapangan Usaha
2007 2008 2009* 2010**
Pertanian, Peternakan, Kehutanan 716.656,2 857.241,4 985.143,6
541.931,5
& Perikanan (14,5) (15,3) (16,1)
541.334,3 591.912,7 716.391,2
Pertambangan & Penggalian 440.609,6
(11,2) (10,9) (10,9)
1.376.441,7 1.477.674,3 1.594.330,4
Industri Pengolahan 1.068.653,9
(27,9) (26,4) (24,8)
40.888,6 47.165,9 50.042,2
Listrik, Gas & Air Bersih 34.723,8
(0,8) (0,8) (0,7)
419.711,9 555.201,4 660.967,5
Konstruksi 304.996,8
(8,5) (9,9) (10,1)
Perdagangan, Hotel & 691.487,5 744.122,2 881.108,5
592.304,1
Restoran (14,0) (13,4) (13,9)
312.190,2 352.423,4 417.466,0
Pengangkutan & Komunikasi 264.263,3
(6,3) (6,3) (6,2)
Keuangan, Real Estate & Jasa 368.129,7 404.013,4 462.788,8
305.213,5
Perusahaan (7,4) (7,2) (7,2)
481.848,3 574.116,5 654.680,0
Jasa-jasa 398.196,7
(9,7) (10,2) (10,2)
Keterangan : * Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
Angka dalam kurung menunjukan persentase distribusi
Sumber : Badan Pusat statistik (2012)

Berdasarkan Tabel 1, maka dapat dilihat bahwa sektor perdagangan, hotel


dan restoran merupakan sektor yang berpotensi untuk dikembangkan, terutama
subsektor restoran. Usaha restoran menjadi sangat potensial karena berkaitan
dengan pangan yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa
makan dan minum manusia tidak dapat beraktivitas. Oleh karena itu, makanan
akan selalu dibutuhkan oleh makhluk hidup khususnya manusia. Hal ini dapat
ditunjukkan oleh besarnya pengeluaran rumah tangga untuk makanan yang lebih
besar bila dibandingkan dengan persentase pengeluaran rumah tangga untuk
bukan makanan yang disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Konsumsi Rumah Tangga Indonesia Tahun 2002-2009


Tahun Indikator Terpilih (%)
Persentase Pengeluaran Persentase Pengeluaran
Rumahtangga untuk Makanan Rumahtangga untuk Bukan Makanan
2002 58.47 41.53
2003 56.89 43.11
2004 54.59 45.42
2005 51.37 48.63
2006 53.01 46.99
2007 49.24 50.76
2008 50.17 49.83
2009 50.62 49.38
Sumber: Badan Pusat Statistik1) (2011)

Pada tahun 2011, jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 jiwa,


dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun selama sepuluh tahun
terakhir adalah sebesar 1,49 persen2). Hal ini berarti kebutuhan akan makanan
akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk.
Meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun merupakan salah satu
potensi bagi pengembangan Kota Bogor. Sebagai daerah yang berbatasan dengan
Ibukota Jakarta, Bogor merupakan pilihan masyarakat untuk bertempat tinggal
dan berisitirahat setelah seharian bekerja. Berdasarkan data sensus Provinsi Jawa
Barat Tahun 2011, jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 46.497.175 jiwa3).
Dengan jumlah penduduk tersebut membawa berbagai dampak penting bagi
kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Salah satu kebutuhan masyarakat Kota
Bogor adalah konsumsi pangan, kebutuhan terhadap pangan meningkat seiring
meningkatnya jumlah penduduk di Kota Bogor.

1
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=52&notab=1
[Diakses 22 Februari 2011]
2
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab=2
[Diakses November 2011]
3
http://www.jabarprov.go.id/idex.php. Penduduk. [Diakses Rabu, 27 Juni 2012]

2
Kota Bogor merupakan daerah yang mempunyai kontribusi yang cukup
besar terhadap pembentukan perekonomian di Jawa Barat. Indikator yang dapat
digunakan untuk melihat tingkat perkembangan perekonomian suatu daerah
adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Salah satu sektor ekonomi
penyusunan PDRB adalah sekor perdagangan, hotel dan restoran. Lapangan usaha
tersebut menurut data Badan Pusat Statistik Kota Bogor tahun 2009 memberikan
kontribusi paling tinggi sebesar 38,04 persen terhadap produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kota Bogor tahun 2009 yang menempati posisi pertama, kemudian
pada posisi kedua adalah lapangan usaha industri pengolahan sebesar 25,57
persen, dan pada posisi ketiga adalah lapangan usaha pengangkutan dan
komunikasi sebesar 14,45 persen. Nilai PDRB Kota Bogor menurut lapangan
usaha atas dasar harga berlaku tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor Menurut


Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009
Lapangan Usaha PDRB Presentase
( Juta Rupiah) (%)
1. Pertanian , Peternakan, Kehutanan & 24.008,43 0,20
Perikanan
2. Pertambangan & Penggalian 207,34 0,00
3. Industri Pengolahan 3.044.078,40 25,57
4. Listrik, Gas & Air Bersih 245.221,37 2,06
5. Konstruksi 653.511,28 5,49
6. Perdagangan,Hotel & Restoran 4.528.576,95 38,04
7. Pengangkutan & Komunikasi 1.719.767,35 14,45
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 1.216.482,77 10,22
9. Jasa-jasa 472.745,77 3,97
Produk Domestik Regional Bruto 11.904.599,66 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2009)

Selain memberi kontribusi yang paling tinggi terhadap Produk Domestik


Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor, Usaha restoran turut menyumbang
kontribusi terbesar terhadap pendapatan asli daerah Kota Bogor. Hal tersebut
dapat dilihat dari pajak di sektor pariwisata, diantaranya pendapatan pajak
restoran pada tahun 2008 mencapai 11,5 milyar rupiah, dan naik menjadi 11,8
milyar pada tahun 2009 kemudian meningkat sebesar 19,3 milyar pada tahun
2010. Tabel 4 menyajikan pendapatan Kota Bogor dari sektor pariwisata, tahun
2008 sampai dengan tahun 2010.

3
Tabel 4. Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor Sektor Pariwisata Tahun 2008-2010
Jenis Perkembangan Per Tahun (Rupiah)
No
Pendapatan 2008 2009 2010
1 Pajak Restoran 11.506.156.630 11.811.168.165 19.393.960.174
2 Pajak Hotel 3.367.744.464 3.992.664.377 6.403.876.082
3 Pajak Hiburan 2.473.094.511 4.159.466.201 6.964.692.407
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2011)

Wisata belanja dan kuliner, dinilai mampu memberikan keunggulan bagi


pariwisata Kota Bogor. Dukungan pada pihak swasta yang mengusahakan wisata
belanja dan kuliner terlihat dengan tumbuh pesatnya restoran, rumah makan, dan
kafe. Pola gaya hidup masyarakat terhadap kebutuhan suatu produk seperti halnya
makanan menjadi sangat kompleks4). Keinginan masyarakat tidak hanya pada
substansi makanan saja tetapi disertai dengan adanya unsur pelayanan, nuansa dan
kenyamanan. Salah satu jenis bisnis jasa penyedia makanan yang sesuai dengan
karakteristik tersebut adalah restoran dan kafe. Keberadaan restoran dan kafe
sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi di
luar rumah dengan gaya hidup yang cenderung dinamis.
Kota Bogor memiliki potensi yang cukup baik dalam perkembangan bisnis
restoran dan kafe5). Faktor-faktor yang mendukung kelayakan bisnis tersebut
adalah lokasi Kota Bogor yang dekat dengan Ibukota Jakarta dan merupakan kota
tujuan wisata. Hal tersebut berdampak pada pertumbuhan jumlah restoran dan
kafe di Kota Bogor yang cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Jumlah restoran dan kafe di Kota Bogor pada tahun 2008 sebanyak 211 unit dan
pada tahun 2009 jumlahnya bertambah menjadi 225 unit atau meningkat sebesar
6,22 persen. Perkembangan jumlah restoran dan kafe di Kota Bogor dapat dilihat
pada Tabel 5.

4
Adisaputra.2011.www.wartawarga.gunadarma.ac.id.Pengaruh Kebudayaan Terhadap Pembelian
dan Konsumsi [diakses 7 Januari 2011]
5
Siahaan. 2010. www. binaukm.com. Peluang Usaha Rumah Makan / Restoran. [diakes 11 Mei
2010]

4
Tabel 5. Pertumbuhan Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Tahun
2005-2010
Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)
2005 222 -
2006 248 10.48
2007 268 7.46
2008 211 -21.27
2009 225 6.22
2010 225 0
Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor (2011)

Secara umum perkembangan yang terjadi pada beberapa tahun terakhir


mengindikasikan bahwa usaha restoran dan rumah makan di Kota Bogor memiliki
prospek usaha yang potensial. Berdasarkan kondisi tersebut, para pengusaha
mulai berpikir untuk membuka usaha restoran di Kota Bogor umumnya terdapat
di jalan Pajajaran, Taman Kencana, Bantarjati, Suryakencana, dan Sudirman.
Salah satu restoran yang berada pada persaingan antar restoran di Taman Kencana
dan menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman adalah Restoran & Kafe
Coffee Time. Selain menyediakan produk makanan dan minuman, juga memiliki
usaha lain yaitu menjual berbagai kerajinan keramik yang terbuat dari tanah liat
sehingga konsumen bisa membeli atau hanya sekedar melihat-lihat kerajinan
tanah liat tersebut.
Persaingan yang semakin ketat diantara banyaknya usaha sejenis baik
yang baru mulai maupun yang sudah mapan, mengharuskan Restoran & Kafe
Coffee Time mampu membaca dan memanfaatkan peluang yang ada. Oleh karena
itu, strategi pengembangan pun dilaksanakan untuk meningkatkan pendapatan
dan menghadapi persaingan agar dapat bertahan di pasar yang kompetitif.

1.2 Perumusan Masalah


Restoran & Kafe Coffee Time termasuk salah satu restoran yang baru
didirikan pada bulan Juni tahun 2011. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh
Restoran & Kafe Coffee Time adalah menu makanan yang ditawarkan kepada
konsumen menggunakan racikan khusus dari koki handal sehingga menciptakan
suatu inovasi produk seperti fried calamary, beef patty steak, grilled fried fish,
coffee time spare ribs dan lainnya. Selain itu, dekorasi ruangan yang berhiaskan
keramik dibuat senyaman mungkin sehingga menciptakan suasana yang berbeda

5
dengan restoran lainnya, santai dan diharapkan akan membuat konsumen merasa
nyaman apabila berada di Restoran & Kafe Coffee Time.
Restoran yang sudah beroperasi selama lebih 1 tahun ini berlokasi di Jalan
Guntur No.2 Komplek Taman Kencana Pajajaran, Bogor. Lokasi ini dapat dinilai
kurang strategis karena berada di dalam komplek perumahan kemudian petunjuk
jalan menuju restoran ini kurang jelas sehingga konsumen cukup sulit menemukan
Restoran & Kafe Coffee Time. Kurangnya promosi juga menjadi kendala bagi
Restoran & Kafe Coffee Time seperti tidak mengiklankan di brosur, radio,
internet, dan majalah menyebabkan masih banyak masyarakat Bogor yang belum
mengetahui keberadaan Restoran & Kafe Coffee Time, maka realisasi dan target
pendapatan pun tidak sesuai harapan yaitu sebesar Rp. 100 juta/bulan (Lampiran
1). Gambar 1 menyajikan realisasi dan target pendapatan yang sudah ditetapkan
sebelumnya oleh Restoran & Kafe Coffee Time.

Juta/Rp

1 00

80

60
R e a l is a si
40 T a r ge t

20

0
Ju n ' 11 Ju l ' 11 A g s' 1 1 Se p '1 1 O k t' 11 No v '1 1 D e s' 1 1 J an '1 2 Fe b '1 2 M a r '1 2 A pr ' 12 M e i '1 2 Ju n ' 12 Bulan

Gambar 1. Realisasi dan Target Pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time Juni 2011- Juni 2012
(%)

Gambar 1 menunjukkan bahwa realisasi pendapatan (omset) di Restoran


& Kafe Coffee Time pada bulan Juni tahun 2011 sampai dengan bulan Juni
tahun 2012 berfluktuasi terhadap target pendapatan Restoran & Kafe Coffee
Time. Pada bulan April tahun 2012 pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time
mengalami kenaikan sebesar 4.58 persen yaitu dari realisasi pendapatan Rp.
76.695.000,- menjadi Rp. 80.380.000 pada bulan Mei, akan tetapi pada bulan Mei
tahun 2012 pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time mengalami penurunan
sebesar 1.81 persen yaitu sebesar Rp. 78.950.000 pada bulan Juni tahun 2012.
Faktor lain tidak tercapainya target pendapatan Restoran & Kafe Coffee
Time adalah tingginya tingkat persaingan. Pesaing Restoran & Kafe Coffee Time

6
memiliki jarak yang tidak berjauhan yaitu bertempat di sekitar Taman Kencana.
Taman Kencana adalah suatu daerah wisata kuliner di Kota Bogor yang
menawarkan banyak hidangan makanan dan minuman. Selain itu persaingan bisa
diukur dengan harga yang tidak terlalu jauh dengan harga pesaing. Menu utama
Restoran & Kafe Coffee Time ialah steak dengan harga Rp. 25.000, Walaupun
menu utama dengan pesaing berbeda tetapi segmentasi pada dasarnya sama yaitu
masyarakat Bogor terutama untuk keluarga dan anak muda di Kota Bogor. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pesaing Restoran & Kafe Coffee Time di Areal Taman Kencana Tahun
2012
Menu Harga/
No Nama Restoran Alamat porsi (Rp)
andalan
Restoran DBC &
1 Jalan Ceremai No. 22 Spagethi 25.000
Spagethi
2 Waroeng Taman Jalan Ceremai No. 1 Ayam 15.000
Sop Buah Pak
3 Jalan Bukit Tunggul No. 5 Sop buah 10.000
Ewok
4 Ali Baba Jalan Pangrango No. 13 Steak 22.500
Macaroni
5 Jalan Salak No. 24 Macaroni 24.000
Panggang
Jalan Taman Kencana No.
6 AgriPark Dim sum 17.000
3
7 S-One Jalan Salak No. 1 Ayam 20.000
8 Kedai kita Jalan Pangrango No 21 Ayam 23.000
9 Lasagna Gulung Jalan Salak No. 24 Lasagna 15.000
Cup Cakes & Cup cake
10 Jalan Sanggabuana No. 4 10.000
BBQ (roti)
11 Apple Pie Pia Jalan Pangrango No. 10 Kue Pie 20.000
12 Met Liefde Jalan Pangrango No. 16 Ayam 17.000
13 Mid East Jalan Salak No. 8 Steak 28.000
14 De Koffie Pot Jalan Salak No. 6 Kopi 15.000
Sumber : Restoran & Kafe Coffee Time Tahun (2012)

Semakin berkembangnya usaha restoran dan kafe di Kota Bogor


menyebabkan tingginya tingkat persaingan antar pelaku bisnis restoran. Tingginya
tingkat persaingan dan tuntutan konsumen membuat pengelola Restoran & Kafe
Coffee Time perlu menyiapkan strategi pengembangan usaha serta
menerapkannya agar dapat tetap bertahan dan berkembang serta dapat

7
meningkatkan penjualan. Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh
Restoran & Kafe Coffee Time?
2. Bagaimana startegi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh
Restoran & Kafe Coffee Time?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah yang terjadi
pada Restoran & Kafe Coffee Time, adapun tujuan penelitian ini untuk:
1. Mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi
oleh Restoran & Kafe Coffee Time.
2. Merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan
Restoran & Kafe Coffee Time.

1.4. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, baik
pemilik restoran, penulis, maupun bagi pembaca.
1. Bagi pemilik restoran, dapat memberi masukan terhadap pemilihan
strategi pengembangan usaha yang tepat.
2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah
pengalaman dan merupakan pengimplementasian ilmu pengetahuan yang
telah didapatkan selama kuliah.
3. Bagi pembaca, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan
dan informasi mengenai strategi pengembangan usaha restoran.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji strategi
pengembangan usaha yang sudah dijalankan oleh Restoran & Kafe Coffee Time,
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman pada Restoran & Kafe Coffee Time dan
menyusun alternatif strategi dengan bantuan alat analisis matriks IFE, EFE, IE,
SWOT, dan QSP.

8
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perkembangan Industri Restoran


Industri restoran tidak diketahui secara pasti kapan dimulainya. Akan
tetapi, pada dasarnya industri ini adalah industri yang menghidangkan makanan
dan minuman kepada orang-orang yang jauh dari rumahnya (Erlianingsih, 2008).
Pada tahun 1763 Boulanger mendirikan coffee house yang pertama kali. Ia adalah
seorang vendor atau supplier yang menawarkan supnya dengan nama
“restorative”. Masakan ini sangat populer dan banyak orang menirunya,
kemudian mulailah bermunculan restoran-restoran baru.
Menurut Arief (2005) pada tahun 1950-an restoran bukan merupakan
kebutuhan masyarakat yang saat itu baru lepas dari perang kemerdekaan. Restoran
yang ada hanya beberapa dan jauh dari jangkauan rakyat bawah. Sebaliknya,
warung tenda menjadi restoran rakyat dan lebih dapat merebut hati masyarakat
yang memang masih sangat sederhana dan jauh dari sejahtera.
Jika dibandingkan restoran masa lalu, sekitar tahun 1950-1960 dengan
restoran saat ini tampak adanya perkembangan yang sangat pesat. Tidak saja
dalam hal fisik gedung, tipe layanan, jenis menu, dan desain produk, tetapi juga
berbagai keunggulan lain yang kini sudah dimiliki oleh restoran saat ini. Hal ini
tidak terlepas dari pengaruh hotel-hotel internasional yang mulai dibangun sejak
tahun 1962.
Dewasa ini, bisnis restoran bukan lagi sekedar bisnis menjual makanan,
tetapi sudah sampai pada menjual suasana, lingkungan dan layanan, menjual
kepentingan, dan mencipta kemitraan. Fokus usaha untuk mencari profit riil kini
telah berubah menjadi menjaga loyalitas pelanggan, karena hal tersebut
merupakan syarat keberlangsungan suatu usaha (Astadipura, 2011).
Restoran berasal dari kata dalam bahasa Perancis restaurer yang
berarti tempat menyediakan makanan. Sugiarto (2004) menjelaskan bahwa pada
dasarnya kebutuhan konsumen atau masyarakat terhadap jasa boga restoran
berkaitan dengan tiga hal pokok, yaitu physical product (makanan dan
minuman), psychological product yang mencakup sensual benefit (cuci mata,
suasana nyaman), sense of side (kebersihan, kerapihan, dan kesopanan), sense of
listening (musik), dan yang terakhir kebutuhan akan customer service
product (kecepatan, reservasi, dan kemudahan transaksi).
Menurut Fauziah (2011), Sari (2011), dan Rahman (2012) mengatakan
bahwa bisnis kafe, restoran dan rumah makan merupakan usaha yang sangat
menarik, namun demikian bisnis kafe memiliki risiko yang sangat besar. Risiko
yang biasanya dihadapi dalam bisnis kafe terdapat dalam produksi dan kenaikan
bahan baku (Fauziah, 2011).

2.2 Jenis-Jenis Restoran


Restoran memiliki beberapa jenis atau bentuk. Menurut Torsina (2000)
terdapat sepuluh jenis restoran orisinil yang ada di luar hotel, yaitu :
1) Family Conventional
Restoran ini didirikan berdasarkan pada tradisi keluarga. Prioritas restoran ini
adalah masakan yang enak, suasana yang nyaman dan harga yang bersahabat.
Pelayanan dan dekorasi yang ditawarkan restoran ini sederhana.
2) Fast Food
Restoran ini mengutamakan kecepatan penyajian, terbatas dalam jenis, mahal,
dan mengutamakan banyak pelanggan. Dekorasi restoran jenis ini
mengutamakan warna-warna utama dan terang.
3) Cafetaria
Biasanya terletak di daerah perkantoran atau pusat perbelanjaan, sekolah dan
pabrik-pabrik. Konsumen yang menjadi target disesuaikan dengan lingkungan
tempat berada. Menu yang ditawarkan relatif terbatas dan berganti-ganti
menurut hari. Harga yang ditawarkan relatif murah dan terjangkau.
4) Gourmet
Jenis restoran ini adalah yang berkelas, memerlukan suasana yang sangat
nyaman dengan dekorasi yang artistik. Standar pelayanan restoran ini sangat
tinggi dan bergengsi.
5) Etnik
Restoran ini menyajikan masakan dari daerah tertentu yang spesifik. Dekorasi
disesuaikan dengan etnik yang bersangkutan, bahkan pakaian dari para pekerja
juga bernuansa etnik.

10
6) Buffet
Restoran ini mempunyai mempunyai ciri pemberlakukan satu harga untuk
makan sepuasnya yang disajikan pada buffet, tetapi untuk wine, liquor dan
beer bisa dilayani khusus.
7) Coffee Shop
Coffee shop ditandai dengan kecepatan palayanan dan pergantian tempat
duduk yang tinggi. Lokasi restoran ini berada di sekitar gedung perkantoran
atau pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi demi menangkap
pengunjung-pengunjung untuk makan siang dan coffee break, walau
pelayanan untuk sarapan pagi juga dapat dilakukan oleh restoran jenis ini.
8) Snack Bar
Restoran ini ditujukan pada orang yang menyukai makanan kecil (jajan),
mengutamakan pesanan take out (dibawa keluar) sehingga dekorasi dibuat
sederhana dengan ukuran yang kecil.
9) Drive in Thru or Parking
Pada restoran jenis ini pembelian dapat dilakukan tanpa perlu turun dari
mobilnya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk eat in (parkir sementara)
atau take away dengan jenis makanan dikemas secara praktis.
10) Specialty Restaurant
Restoran ini menyajikan menu yang khas, berkualitas dan menarik perhatian.
Lokasi restoran biasanya jauh dari pusat keramaian dengan suasana yang khas
dan unik. Harga yang ditetapkan restoran jenis ini relatif mahal. Banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran.

2.3 Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Bisnis Restoran


Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran.
Menurut Torsina (2000), keberhasilan operasional restoran dapat dilihat dari
lima hal yang disebut G-factors, yaitu:
1. Good Food (G-1)
Dimana makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan segar dan
sistem pengelolaan yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan cita
rasa makanan baik dan sesuai dengan selera konsumen.

11
2. Good Location & Parking Facilities (G-2)
Lokasi restoran harus strategis, dimana lokasi merupakan pedoman dalam
mendirikan restoran. Luas tempat parkir juga menentukan kenyamanan
konsumen. Oleh Karena itu, restoran harus mudah terlihat dan dijumpai, serta
letaknya tidak terlalu jauh dari pusat keramaian.
3. Good Atmosphere (G-3)
Suasana yang nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan demi kepuasan
konsumen melalui penampilan interior yang seimbang, dekorasi yang
digunakan, pemilihan warna dan fasilitas lengkap seperti toilet, kursi dan meja
serta table set up yang lengkap.
4. Good Reputation (G-4)
Reputasi yang baik harus dimiliki oleh sebuah restoran meliputi pelayanan,
pengelolaan dan prestasi sehingga membentuk suatu kesan yang baik yang
dapat mempengaruhi pendapat masyarakat.
5. Good Pleasant & Courteous Service (G-5)
Pramusaji harus mampu memberikan masukan bagi para tamu yang kurang
memahami keinginannya dan menyajikan makanan dengan tata saji yang
berkualitas, sopan dan ramah.
Faktor-faktor sukses sebuah bisnis restoran dapat dijabarkan menjadi lima
kategori utama (Torsina, 2000), yaitu :
1) Kemampuan Manajemen
Untuk dapat melancarkan semua fungsi dan operasi bisnis restoran demi
mencapai efisiensi dan efektifitas pertumbuhan konsumen. Dalam hal ini
termasuk kontrol keuangan, arus barang, proses produksi, promosi dan lain-
lain.
2) Kemampuan Problem Solving
Kemampuan dalam menangani segala masalah yang timbul, sehingga tiap
bagian restoran dapat melaksanakan semua tugas dan fungsi dengan baik.
3) Pencarian dan manfaat peluang
Terdapat tiga tipe peluang yang dapat diaktifkan untuk mencapai sukses, yaitu
O-spotting (memergok atau dipergok peluang), O-seeking (menyidik
peluang) dan O-Building (membangun peluang).

12
4) Jeli Waktu dan Ruang
Faktor ini menyangkut waktu dan ruang. Tidak jarang kategori ini dinamakan
sebagai bagian dari “hoky” atau “business luck”. Termasuk di dalamnya
penetapan timing yang bernilai dan pemilihan ruang (lokasi) restoran yang
tepat. Khusus untuk ruang, business luck dapat dijabarkan dalam empat
tempat, yaitu memperoleh ruang atau bangunan, lokasi, sistem pemilikan
ruang atau bangunan dan harga yang tepat.
5) Perubahan strategi
Perubahan dalam gaya hidup masa kini secara langsung mempengaruhi selera
dan gaya konsumen, maka selanjutnya akan menuntut perubahan dalam
strategi usaha restoran.

2.4 Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran


Penelitian mengenai kafe, restoran dan rumah makan telah banyak
dilakukan, diantaranya pada penelitian Defieta (2009) yaitu mengenai Strategi
Pengembangan Usaha Restoran Lasagna Gulung Bogor Jawa Barat, Fransiska
(2008) melakukan penelitian tentang Strategi Pengembangan Usaha Restoran Mie
Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V Kabupaten Tangerang, Ekalina (2011)
meneliti Strategi Pengembangan Usaha P-MAN Burger (Studi Kasus Restoran P-
MAN Burger Depok), Lazuardi (2008) dalam penelitian Analisis Startegi
Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor, Fauziah (2011)
meneliti tentang Strategi Pemasaran Kafe Kebun Kita, Andriani (2011)
melakukan penelitian mengenai Strategi Pengembangan Usaha Restoran gurih 7
di Kota Bogor dengan pendekatan Blue Ocean Strategy, Rahman (2012) yang
berjudul Startegi Pengembangan Usaha Cafe Burganni Bogor, Maulina (2009)
meneliti Strategi Pengembangan Usaha pada Death By Chocolate & Spageti
Restaurant Kota Bogor, dan Sari (2011) melakukan penelitian mengenai Analisis
Strategi Bauran Pemasaran Restoran Bukit Gumati Batutulis
Setiap penelitian menghasilkan analisis yang berbeda-beda. Pada
penelitian Defieta (2009), Fransiska (2008), Fauziah (2011), Rahman (2012),
Ekalina (2011) dan Maulina (2009) menggunakan strategi tumbuh dan
membangun (grow and build) berarti strategi yang dilakukan adalah straregi
intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau

13
integratif (integrasi ke belakang, intergrasi ke depan, dan integrasi horizontal),
masing-masing penelitian menempati pososi antara sel I, II, dan IV. Sedangkan
dalam penelitian Lazuardi (2008) menghasilkan matriks IE pada posisi sel V yaitu
Jaga dan pertahankan (hold and maintain), Strategi yang umum digunakan adalah
penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Dari hasil matriks QSPM yang didapat, maka urutan prioritas utama
strategi yang dilakukan oleh Fransiska (2008), Rahman (2012), Maulina (2009),
dan Sari (2011) melakukan promosi yang gencar melalui media cetak dan
elektronik. Defieta (2009) merekomendasi strategi membuat beberapa menu paket
makanan hemat, kemudian Fauziah (2011) melakukan peningkatkan volume
penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang-cabang
baru, dan Lazuardi (2008) melakukan kerjasama dengan biro-biro perjalanan
wisata yang ada di Kota Bogor untuk meningkatkan pelanggan dari luar Bogor.

2.5 Metode Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Restoran


Untuk merumuskan strategi dibutuhkan analisis faktor-faktor eksternal
dan internal perusahaan. Setiap perusahaan memilki faktor internal dan eksternal
yang berbeda pula. Setelah faktor-faktor internal dan eksternal tersebut
diidentifikasi maka digunakan matriks IFE, EFE, dan SWOT untuk mengolah
data-data tersebut secara deskriptif dan kuantitatif sebagai dasar dalam
penyusunan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Matriks EFE
digunakan untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial,
budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan
persaingan. Sedangkan matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga
memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara
area-area tersebut.
Hampir semua penelitian mengenai strategi menggunakan analisis matrik
EFE, IFE, IE, SWOT dan QSPM. Hal ini dapat dilihat pada penelitian Defieta
(2009), Fransiska (2008), Fauziah (2011), Rahman (2012), Ekalina (2011),
Lazuardi (2008), dan Maulina (2009). Penelitian yang dilakukan menganalisis
faktor eksternal dengan menggunakan matriks EFE dan internal dengan
menggunakan matriks IFE dilanjutkan dengan penggabungan faktor internal dan

14
eksternal dengan menggunakan matriks IE. Selanjutnya menggunakan matriks
SWOT untuk merumuskan alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahan
dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk
memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman. Kemudian menggunakan
matriks QSPM sebagai alat untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif
secara objektif.
Namun pada penelitian Andriani (2011) model yang digunakan dengan
Pendekatan Blue Ocean Strategy. Metode pengolahan data yang dilakukan adalah
deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan konsep strategi samudera
biru. Alat analisis yang digunakan dalam metode analisis kualitatif, antara lain
kerangka kerja enam jalan, kanvas strategi dan kurva nilai, tiga tingkatan non-
konsumen, kerangka kerja empat langkah, skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-
ciptakan, dan rangkaian strategi samudera biru. Sedangkan, alat dalam metode
analisis kuantitatif adalah uji Cochran dan uji penilaian kinerja restoran
terhadap faktor-faktor persaingan
Sedangkan pada penelitian Sari (2011), alat analisis yang digunakan
adalah AHP, alasan peneliti penggunaana metode AHP untuk mengidentifikasi
permasalahan yang ditemukan dan kriteria-kriteria atas jawaban yang dibutuhkan,
kemudian disederhanakan dalam pemecahan masalah-masalah tersebut hingga
aspek yang paling sederhana. Metode AHP memungkinkan untuk menggunakan
instrumen intuisi sebagai input utama, namun intuisi yang digunakan berasal dari
pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah yang
dihadapi.
Berdasarkan kerangka kerja AHP penelitian ini diawali dengan
pengumpulan data dan informasi melalui wawancara dengan pihak pengelola
rumah makan sebagai pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami
masalah yang dihadapi. AHP diperlukan untuk penentuan bobot bagi elemen dari
suatu tingkat yang akan berpengaruh pada bobot elemen pada tingkat dibawahnya
dan pada akhirnya metode AHP dapat digunakan untuk menghitung bobot pada
setiap level untuk penilaian tujuan seluruhnya. Data penelitian terdahulu yang
terkait dengan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 7, yang meliputi data nama
penulis, tahun, judul, dan metode analisis.

15
Tabel 7. Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian Startegi
Pengembangan Usaha Restoran
Nama
No Tahun Judul Metode Analisis
Penulis
Analisis Startegi
matriks IFE, matriks EFE,
Pengembangan Usaha
1 Lazuardi 2008 matriks IE, matriks
Restoran Macaroni
SWOT, dan matriks QSPM
Panggang (MP) Bogor
Strategi Pengembangan
Usaha Restoran Mie matriks IFE, matriks EFE,
2 Fransiska 2008 Ayam Bangka Bintaro matriks IE, matriks
Cabang Bintaro V, SWOT, dan matriks QSPM
Kabupaten Tangerang
Strategi Pengembangan
matriks IFE, matriks EFE,
Usaha Restoran Lasagna
3 Defieta 2009 matriks IE, matriks
Gulung Bogor, Jawa
SWOT, dan matriks QSPM
Barat
Strategi Pengembangan
matriks IFE, matriks EFE,
Usaha Pada Death By
4 Maulina 2009 matriks IE, matriks
Chocolate & Spageti
SWOT, dan matriks QSPM
Restaurant Kota Bogor
Strategi Pengembangan
matriks IFE, matriks EFE,
Usaha P-MAN Burger
5 Ekalina 2011 matriks IE, matriks
(Studi Kasus Restoran
SWOT, dan matriks QSPM
P-MAN Burger Depok
matriks IFE, matriks EFE,
Strategi Pemasaran Kafe
6 Fauziah 2011 matriks IE, matriks
Kebun Kita
SWOT, dan matriks QSPM
Analisis Strategi Bauran
7 Sari 2011 Pemasaran Restoran AHP
Bukit Gumati Batutulis
Strategi Pengembangan
Usaha Restoran gurih 7
8 Andriani 2011 di Kota Bogor dengan Blue Ocean Strategy
Pendekatan Blue Ocean
Strategy
Startegi Pengembangan matriks IFE, matriks EFE,
9 Rahman 2012 Usaha Cafe Burganni, matriks IE, matriks
Bogor SWOT, dan matriks QSPM

Berdasarkan hasil studi penelitian terdahulu, maka dapat dilihat persamaan


penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah menggunakan alat analisis yang
sama seperti yang dilakukan oleh Defieta (2009), Fransiska (2008), Fauziah
(2011), Rahman (2012), Ekalina (2011), Lazuardi (2008), dan Maulina (2009)
yaitu dengan menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT,
dan matriks QSPM. Persamaan berikutnya ialah topik penelitian mengenai strategi

16
pengembangan yang dilakukan oleh Defieta (2009), Fransiska (2008), Rahman
(2012), Ekalina (2011), Lazuardi (2008), Andiriani (2011) dan Maulina (2009)
Sedangkan perbedaannya penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni
tempat penelitian belum pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Kemudian alat
analisis penelitian berbeda dengan Sari (2011) yaitu menggunakan alat analisis
AHP , dan penelitian Andriani (2011) yang menggunakan Blue Ocean Strategy.
Perbedaan yang terakhir ialah perbedaan dalam topik penelitian yang dilakukan
oleh Fauziah (2011) dan Sari (2011) mengenai strategi pemasaran.

17
III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis


3.1.1 Konsep Manajemen Strategi
Menurut David (2009) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka
panjang. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan
manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah besar. Selain
itu, strategi mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, khususnya untuk
lima tahun dan berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang
perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi
perusahaan.
Menurut David (2009) manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai
seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai
tujuannya. Manajemen strategi berfokus pada pengintergarisan manajemen,
pemasaran, keuangan atau akutansi, produksi atau operasi, penelitian atau
pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan
organisasi. Tujuan manajemen straregi adalah untuk mengeksploitasi dan
menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang.
Menurut Wheelen dan Hunger (2003) manajemen strategi adalah
serangkaian dari pada keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang
menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut
terdiri dari perumusan atau perencanaan strategi, pelaksanaan atau implementasi,
dan evaluasi.
Proses manajemen startegi merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan.
Cara mengaplikasikan proses perencanaan manajemen startegi adalah dengan
menggunakan model. Setiap model merepresentasikan semacam proses. Seperti
terlihat pada Gambar 2, yang menggambarkan model proses manajemen startegi.
Model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi model ini menunjukkan pendekatan
yang jelas dan praktis untuk memformulasi, mengimplementasi, dan
mengevaluasi strategi. Proses manajemen strategi merupakan hal yang dinamis
dan berkelanjutan.
Melakukan
Audit Eksternal

Implementasi
Strategi Isu-Isu
Pemasaran,
Membuat Menetapkan Merumuskan, Implementasi Keuangan, Mengukur
Pernyataan Tujuan Mengevaluasi, Strategi Isu- Akuntansi, dan evaluasi
Visi dan Jangka dan Memilih Isu Penelitian dan Kinerja
Misi Panjang staregi Manajemen Pengembangan
Sistem
Informasi
Manajemen

Melakukan
Audit Internal

Formulasi Implementasi Evaluasi


Strategi Strategi Strategi

Gambar 2. Model Manajemen Staregis


Sumber : David (2009)

Proses manajemen strategi dapat digambarkan sebagai pendekatan yang


objektif, logis, dan sistematik untuk membuat keputusan besar dalam organisasi.
Menurut David (2009), proses manajemen startegi terdiri atas tiga tahap. Tahapan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Formulasi Strategi
Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan
kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang,
merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan
dilaksanakan. Keputusan formulasi startegi mengikat organisasi terhadap produk,

19
pasar, sumber daya, dan teknologi yang spesifik untuk periode waktu yang
panjang.
2. Implementasi Strategi
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasi sumber
daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi
strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan
struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan
anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi, dan
menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
Implementasi strategi sering kali dianggap tahap yang paling rumit dalam
manajemen startegi. Implementasi startegi membutuhkan disiplin pribadi,
komitmen, dan pengorbanan. Suksesnya implementasi strategi terletak pada
kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan.
3. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Semua
strategi dapat dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal
secara konstan berubah. Tiga aktivitas dasar evaluasi startegi, yaitu (1) meninjau
ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2)
mengukur kinerja, (3) mengambil tindakan korektif.

3.1.2 Tingkatan dan Jenis-Jenis Strategi Dalam Menghadapi Persaingan


Dengan merujuk pada pandangan Schendel dan Charles Hofer, Higgins
(1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut
master strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy
dan functional strategy.
a) Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi
mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang
berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang
tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok
penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi

20
enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu
akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga
menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk
memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
b) Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut
Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.
Menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan
secara utuh terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini
produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.
c) Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasar di tengah
masyarakat yaitu dengan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk
dan jasa perusahaan dalam industri khusus atau segmen pasar yang dilayani oleh
perusahaan tersebut. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh
keuntungan-keuntungan strategik yang sekaligus mampu menunjang
berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
d) Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang
suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:
1) Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang
memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang
sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber
daya, penelitian dan pengembangan.
2) Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu
planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading,
motivating, communicating, decision making, representing, dan
integrating.
3) Strategi isu strategik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik
situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum
diketahui atau yang selalu berubah. Tingkat-tingkat strategi itu merupakan
kesatuan yang bulat dan menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan

21
tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat dari sudut
kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan
soal kesehatan organisasi dari sudut ekonomi.
Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki strategi masing-masing untuk
menghadapi persaingan. Menurut David (2009), terdapat beberapa alternatif
strategi utama yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu:
1) Strategi Integrasi
a) Strategi Integrasi ke depan, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi
kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer
perusahaan.
b) Strategi integrasi ke belakang, yaitu suatu strategi yang melibatkan
akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pemasok perusahaan.
c) Strategi integrasi horizontal, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi
kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pesaing perusahaan.
2) Strategi Intensif
a) Strategi penetrasi pasar, yaitu dimana perusahaan sebaiknya meningkatkan
pangsa pasar suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang
lebih besar, misalnya dengan menambah tenaga penjual, biaya iklan,
promosi penjualan atau usaha-usaha promosi lainnya. Jadi, tujuan dari
strategi ini yaitu untuk meningkatkan pangsa pasar melalui usaha
pemasaran yang lebih besar.
b) Strategi pengembangan pasar, yaitu suatu strategi yang bertujuan untuk
memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada sekarang ke daerah-
daerah yang secara geografis merupakan daerah baru. Tujuan dari strategi
ini yaitu untuk memperbesar pangsa pasar.
c) Strategi pengembangan produk, yaitu strategi yang bertujuan agar
perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau
memodifikasi produk dan jasa yang sudah ada sekarang atau
mengembangkan produk atau jasa yang baru.
3) Strategi Diversifikasi
a) Startegi diversifikasi konsentrik, yaitu suatu strategi dengan cara
menambah produk atau jasa yang baru tetapi masih saling berhubungan

22
dengan produk atau jasa yang lama. Jadi, tujuan strategi ini yaitu untuk
membuat produk baru yang berhubungan untuk pasar yang sama.
b) Strategi diversifikasi konglomerat, yaitu suatu strategi dimana perusahaan
menambahkan produk atau jasa yang baru namun tidak saling
berhubungan dengan produk atau jasa yang lama. Strategi ini bertujuan
untuk menambah produk baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar
yang berbeda.
c) Strategi diversifikasi horizontal, yaitu suatu strategi dimana perusahaan
menambah produk atau jasa pelayanan yang baru, yang tidak saling
berhubungan namun untuk konsumen yang sudah ada. Jadi, tujuan dari
strategi ini yaitu untuk memuaskan konsumen yang sama melalui
penambahan produk atau jasa baru.
4) Strategi Difensif
a) Joint venture startegy, yaitu bekerjasama dengan perusahaan lain
membentuk organisasi yang terpisah.
b) Retrenchment Strategy, yaitu dimana perusahaan melakukan pengurangan
biaya dan aset perusahaan dengan tujuan menghemat biaya agar
keuntungan dapat dipertahankan dengan cara menjual sebagian aset
perusahaan.
c) Strategi divestasi, yaitu menjual divisi atau bagian lainnya dari organisasi
yang sudah ada.
d) Strategi likuidasi, yaitu dimana perusahaan menjual seluruh aset
perusahaan yang dapat dihitung nilainya. Tujuan dari strategi ini adalah
untuk menutup perusahaan, jika perusahaan sudah tidak dapat lagi
dipertahankan keadaannya.

3.1.3 Perencanaan Strategi Pengembangan Usaha


Strategi pengembangan merupakan usaha untuk memperdalam dan
memperluas pengetahuan yang telah ada. Menurut Sugiono (2004), strategi
pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan
memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti
kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu

23
pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.
Strategi pengembangan berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan
untuk mendapatkan keunggulan persaingan di dalam setiap bisnis utamanya.
Pentingnya keputusan strategi berkaitan dengan sumber daya perusahaan.
Sebagaimana diketahui bahwa strategi memberikan stabilitas arah dan orientasi
yang konsisten dengan memungkinkan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan
lingkungannya. Menurut Steiner (1997), strategi yang berhasil pada umumnya
dengan mengkombinasikan beberapa hal berdasarkan perencanaan yang telah
dilakukan yaitu:
1) Sasaran sederhana jangka panjang
Setiap strategi bisnis harus merupakan kejelasan dari sasaran. Jika tidak,
strategi tidak akan dapat memberikan stabilitas dan kesatuan arah perusahaan.
Sasaran ini harus jelas dan konsisten serta tetap berorientasi pada tanggung jawab
terhadap pemegang saham, para pegawai dan konsumen.
2) Melalui analisis lingkungan persaingan
Kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan yang umum dari
konsumen dapat berpengaruh pada penentuan posisi pasar. Kemampuan dalam
memahami lingkungan bisnis ini dapat berupa pemahaman tentang penilaian pasar
saham, pandangan terhadap potensi memungkinkan akuisisi serta kemampuan
dalam mengidentifikasi dan memotivasi sumber daya manusia perusahaan.
3) Penilaian sumber daya yang objektif
Kesadaran kondisi sumber daya dan kemampuan perusahaan termasuk
reputasi yang berhubungan dengan nama perusahaan dan merek produk,
kemampuan untuk memotivasi pegawai, keefektifan dalam menangani kemitraan
dengan para pemasok, serta kemampuan dalam menangani dan mengendalikan
mutu produk.
4) Penerapan yang efektif
Strategi yang paling tepat bagi perusahaan mungkin tidak akan berguna
jika tidak diterapkan secara efektif. Penerapan strategi yang efektif memerlukan
pembentukan kepemimpinan, struktur organisasi dan sistem manajemen yang
mampu memegang komitmen dengan baik serta koordinasi seluruh pegawai dan
mobilisasi sumber daya sebagai pelengkap strategi.

24
3.1.4 Analisis Lingkungan Perusahaan
Lingkungan merupakan faktor-faktor di dalam dan di luar perusahaan yang
dapat mempengaruhi kegiatan dan performa suatu perusahaan. Lingkungan
bersifat dinamis atau selalu berubah, sehingga penyesuaian terhadap strategi
pemasaran dalam menghadapi perubahan lingkungan tersebut perlu dilakukan dan
mendapat perhatian dari pihak perusahaan. Perusahaan yang berhasil akan
memandang bisnis mereka dari luar ke dalam. Mereka menyadari bahwa
lingkungan perusahaan selalu menimbulkan peluang serta ancaman baru dan
mereka memahami pentingnya memantau dan beradaptasi dengan lingkungan
yang terus berubah (Kotler, 2002)
Analisis lingkungan perusahaan sangat penting dilakukan karena
memberikan kesempatan kepada para perencana strategi untuk melakukan
tanggapan pilihan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan.
Analisis ini bertujuan agar manajemen perusahaan memiliki kemampuan untuk
dapat meramalkan perubahan yang mungkin terjadi, sehingga dapat
mengantisipasi perubahan tersebut. Analisis lingkungan perusahaan secara luas
mencakup semua faktor eksternal yang mempengaruhi individu, perusahaan dan
masyarakat. Lingkungan perusahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu lingkungan
eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal adalah lingkungan di luar
perusahaan yang relatif bukan dalam kendali perusahaan. Lingkungan internal
adalah lingkungan di dalam perusahaan yang relatif dapat dikendalikan oleh
perusahaan.

3.1.4.1 Analisis Lingkungan Internal


Menurut David (2009), pendekatan fungsi bisnis berupaya
mengidentifikasikan dan menilai faktor-faktor internal yang mencangkup
kemampuan perusahaan, dan keterbatasan yang biasanya dikategorikan pada: (1)
manajemen, (2) pemasaran, (3) keuangan atau akuntansi, (4) produksi atau
operasi, (5) penelitian dan pengembangan dan, (6) sistem informasi manajemen
a. Manajemen
Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar: perencanaan,
pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian

25
(David, 2009). Perencanan terdiri atas semua aktivitas yang terkait dengan
persiapan masa depan. Pekerjaan spesifik mencangkup peramalan, penetapan
sasaran, formulasi strategi, pengembangan kebijakan, dan penetapan tujuan.
Pengorganisasian mencangkup semua aktivitas manajerial yang menghasilkan
struktur pekerjaan dan hubungan otoritas. Area yang spesifik mencangkup desain
organisasi, spesialisasi pekerjaan, deskripsi pekerjaan, rentang pengendalian,
kesatuan komando, koordinasi, desain pekerjaan dan analisis pekerjaan.
Pemberian motivasi melibatkan usaha yang diarahkan untuk membentuk perilaku
manusia. Topik spesifik mencangkup kepemimpinan, komunikasi, kelompok
kerja, modifikasi perilaku, delegasi otoritas, pengayaan pekerjaan, kepuasan kerja,
pemuasan kebutuhan, perubahan organisasi, moral karyawan, dan moral
manajerial. Aktivitas pengelolaan staf dipusatkan pada manajemen staf atau
sumber daya manusia, termasuk administrasi gaji dan upah, fasilitas karyawan,
wawancara, perekrutan, pelatihan, pengembangan manajemen, keselamatan
karyawan, kesempatan kerja yang setara, hubungan dengan serikat kerja,
penelitian personel, kebijakan disiplin, prosedur keluh kesah, dan hubungan
masyarakat. Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang
diarahkan untuk memastikan bahwa hasil aktual konsisten dengan hasil yang
direncanakan. Area perhatian utama adalah kontrol kualitas, kontrol penjualan,
kontrol persediaan, kontrol biaya, analisis varians, imbalan, dan sanksi.
b. Pemasaran
Bauran Pemasaran (Marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran
taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler dan
Armstrong, 1997). Sejalan dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis, 4P
tersebut berkembang menjadi 7P diantaranya adalah product, place, price,
promotion, people, process dan physical evidence.
1. Product Mix
Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada konsumen di pasar sasarannya (Kotler dan Armstrong, 1997).
Produk juga merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan perusahaan untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen di

26
pasar sasaran sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan. Produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling dasar.
Produk tersebut harus memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan dengan
produk jasa lainnya.
2. Price Mix
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk
memperoleh produk, dimana harga merupakan unsur bauran pemasaran yang
bersifat fleksibel. Harga yang bersifat fleksibel artinya dapat berubah dengan
cepat. Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan
jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi.
Pada dasarnya manajer harus berhati-hati menentukan harga yang akan
dijual di pasar. Penetapan harga yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan
produk menjadi kurang kompetitif dari pada pesaingnya di pasar, pada akhirnya
kondisi tersebut akan merugikan perusahaan. Penetapan harga yang lebih tinggi
dari para pesaing dapat dilakukan apabila produk memiliki diferensiasi yang kuat
dan nilai yang unik dibandingkan para pesaingnya.
3. Place Mix
Tempat (Place) termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk
yang ditawarkan kepada konsumen sasaran. Tempat juga merupakan berbagai
kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan atau dijual
terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Keputusan penentuan lokasi dan
saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan
pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada
pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan.
Sebagai salah satu variabel marketing mix, place (distribusi) mempunyai
peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan
produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa
yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang
tepat.
4. Promotion Mix
Promosi merupakan aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan
produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Promosi juga merupakan

27
salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Tujuan utama promosi adalah
memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi pengaruh
meningkatkan penjualan.
5. Process Mix
Proses merupakan keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan
pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen. Metode pengoperasian atau
serangkaian tindakan tertentu yang umumnya berupa langkah-langkah yang
diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang desainnya baru
akan mengganggu konsumen karena keterlambatan, birokrasi dan penyampaian
jasa yang tidak efektif.
6. People Mix
Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang
terlibat di dalam proses produksi. Banyak produk atau jasa yang dihasilkan
bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan
perusahaan. Konsumen sering menilai kualitas produk atau jasa yang konsumen
terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan produk
atau jasa tersebut.
7. Phisyc Mix
Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang
memberikan bukti atas kualitas dari produk atau jasa. Beberapa contoh dari bukti
fisik antara lain gedung, tanah, kendaraan dan petunjuk yang terlihat lainnya.
Program pemasaran efektif mencampurkan semua elemen bauran pemasaran ke
dalam program terkoordinasi yang dirancang untuk mencapai sasaran pemasaran
perusahaan dengan menyerahkan nilai kepada konsumen. Jadi perusahaan yang
sukses adalah perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara
ekomomis dan mudah serta dengan komunikasi yang efektif.
c. Keuangan
Dalam sudut pandang strategis, bidang keuangan harus dianalisis untuk
melihat kondisi baik tidaknya suatu perusahaan. Bauran dana jangka pendek dan
jangka panjang yang diperoleh dari luar harus sesuai dengan tujuan, strategi, dan

28
kebijakan perusahaan. Konsep financial leverage (rasio hutang terhadap total
aktiva) sangat berguna dalam menguraikan penggunaan hutang untuk
meningkatkan laba yang tersedia bagi pemegang saham.
d. Produksi (Operasi)
Setiap perusahaan pasti memproduksi suatu hasil, hasil tersebut dapat
berupa produk fisik ataupun produk jasa. Manajemen produksi atau operasi
berhubungan dengan input, tranformasi, dan output yang bervariasi antar industri
dan pasar. Operasi manufaktur mengubah atau mentranformasi input seperti bahan
baku, tenaga kerja, modal, mesin dan fasilitas menjadi barang jadi dan jasa.
e. Penelitian dan Pengembangan
Manajer penelitian dan pengembangan bertanggung jawab mengusulkan
dan melakukan strategi teknologis perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan
dan kebijakan perusahaan. Tugas manajer meliputi: (1) memilih salah satu di
antara berbagai alternatif teknologi baru yang akan digunakan perusahaan, (2)
mengembangkan teknologi baru ke dalam produk dan proses produksi, dan (3)
menyebar luaskan sumber daya yang ada sehingga teknologi baru tersebut dapat
diterapkan dengan baik.
f. Sistem Informasi Manajemen
Kegunaan sistem informasi manajemen untuk memperbaiki kinerja suatu
perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial (David, 2009).
Sebuah sistem informasi manajemen yang efektif mengumpulkan, memberi
simbol atau kode, menyimpan, mensintesa, dan menyajikan informasi dalam
bentuk yang dapat menjawab pertanyaan penting operasi dan strategis. Jantung
dari sistem informasi manajemen adalah data base yang berisi berbagai catatan
dan data yang penting bagi manajer.

3.1.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal


Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan oleh
perumus strategi untuk memantau lingkungan eksternal dalam menentukan
peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Lingkungan eksternal
terdiri dari komponen atau variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar
perusahaan. Komponen tersebut berada di luar jangkauan organisasi dan kendali

29
perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan intervensi serta
diperlukan tingkat adaptasi yang tinggi terhadapnya. Lingkungan eksternal dapat
dibagi dalam dua kelompok, yaitu :

1) Lingkungan Makro
a) Politik, Pemerintah, dan Hukum
Menurut David (2009), faktor-faktor politik, pemerintahan, dan hukum
dapat menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan kecil maupun besar.
Perusahaan dan industri baru yang bergantung pada kontrak pemerintah atau
subsidi dapat menjadi bagian yang paling penting dalam audit eksternal.
b) Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim
berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula
iklim berbisnis. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam
menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah ketersediaan energi,
inflasi, suku bunga, serta harga-harga produk dan jasa.
c) Sosial Budaya
Kecenderungan sosial dan budaya yang terjadi akan membentuk cara hidup,
pekerjaan, memproduksi, mengkonsumsi dari suatu masyarakat. Menurut David
(2009), perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan memiliki pengaruh
besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan.
d) Teknologi
Menurut David (2009), kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan
ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan formulasi
strategi. Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok,
distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi
kompetitif perusahaan secara dramatis.

2) Lingkungan Industri
Lingkungan industri merupakan tingkatan lingkungan eksternal perusahan
yang memiliki implikasi relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional
perusahaan. Analisis lingkungan industri diperlukan dalam penentuan posisi
bertahan terbaik bagi suatu perusahaan dan lingkungannya.

30
Perumusan strategi bersaing menghubungkan perusahaan dan
lingkungannya. Lingkungan industri terdiri dari hambatan masuk, kekuatan
pembeli, kekuatan pemasok, ketersediaan substitusi dan persaingan antar
perusahaan. Analisis lingkungan industri dilakukan berdasarkan konsep Porter’s
Competitive Strategy atau Lima Kekuatan Bersaing. Kekuatan-kekuatan yang
mempengaruhi persaingan dalam industri dapat dilihat pada Gambar 3.

Produk Pengembangan
Produk Substitusi

Kekuatan Tawar-Menawar Persaingan antara Kekuatan Tawar-Menawar


Penjual/Pemasok Perusahaan Sejenis Pembeli/Konsumen

Kemungkinan Masuknya
Pesaing Baru

Gambar 3. Model Lima Kekuatan Pesaing


Sumber : Porter (1997)

a) Persaingan Antar Perusahaan Sejenis


Persaingan antar perusahaan sejenis merupakan kekuatan terbesar dalam
lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat
berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi
yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh suatu perusahaan
akan melakukan penurunan harga, peningkatan kualiatas, menambah feature,
menyediakan jasa, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan.
b) Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru
Kemungkinan masuknya pesaing baru akan meningkatkan intensitas
persaingan antar perusahaan meningkat. Hambatan masuknya pesaing baru dalam
memasuki suatu bisnis yaitu dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi,
harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar. Oleh karena itu,
diperlukan untuk memonitor strategi pesaing baru, serta memanfaatkan kekuatan
dan peluang yang ada saat ini.

31
c) Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Tekanan kompetisi yang berasal dari produk subtitusi meningkat sejalan
dengan menurunnya harga relatif dari produk subtitusi dan sejalan dengan biaya
konsumen untuk beralih ke produk lain menurun. Upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk-produk tersebut,
juga dengan memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan
penetrasi pasar.
d) Kekuatan Tawar-Menawar Penjual atau Pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi para anggota industri melalui kemampuan
pemasok untuk menaikan harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa yang
dibeli. Pemasok dikatakan memiliki daya tawar yang kuat apabila pemasok tidak
menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri, produk pemasok
merupakan input penting bagi bisnis pembeli, industri tidak merupakan pelanggan
yang penting bagi pemasok, para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan
dan lebih terkonsentrasi kepada industri.
e) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli atau Konsumen
Pembeli memiliki kekuatan tawar-menawar yang semakin besar jika mereka
menduduki tempat yang sangat penting bagi penjual, memegang informasi tentang
produk dan harga, serta memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bisa
membeli produk.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional


Perkembangan yang pesat pada bisnis kafe, restoran, dan rumah makan
menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi terutama yang dihadapi oleh
Restoran & Kafe Coffee Time saat ini. Dalam menjalankan kegiatan usahanya,
Restoran & Kafe Coffee Time dihadapkan pada berbagai masalah baik internal
maupun eksternal. Perusahaan perlu menerapkan strategi pengembangan yang
tepat untuk lebih memperkenalkan keberadaan produk dan meningkatkan target
pasar. Dalam merumuskan strategi pengembangan harus terlebih dahulu
mengetahui keadaan umum perusahaan yang mencangkup visi, misi dan
lingkungan pemasaran

32
Penggalian informasi dari pihak-pihak yang berkompeten di perusahaan
merupakan langkah pertama yang menjadi kunci untuk menghasilkan strategi.
Tujuan jangka panjang penting ditetapkan oleh perusahaan karena beberapa alasan
yaitu memberikan kepekaan akan arah, memfokuskan usaha-usaha perusahaan,
memadu rencana dan keputusan perusahaan serta membantu untuk menilai
kemajuan yang dicapai.
Setelah mengetahui visi dan misi jangka panjang dari perusahaan, maka
langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi faktor internal perusahaan (sumber
daya manusia, keuangan, faktor produksi dan operasi dan faktor pengembangan
dan penelitian). Analisis faktor eksternal dan bauran pemasaran yang tujuan
akhirnya agar dapat membantu dalam penentuan strategi, mengidentifikasi,
mengevaluasi dan memilih strategi. Melalui analisis pesaing industri Porter akan
dikaji mengenai tingkat persaingan atau kekuatan perusahaan dengan
mengantisipasi pesaing dimasa depan melalui analisis komponen dan tingkat
persaingan dalam industri. Ancaman persaingan perusahaan sejenis, pendatang
baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan
tawar menawar pembeli adalah analisis persaingan industri Porter.
Dari aspek-aspek yang telah diperoleh dari analisis Porter akan dilakukan
analisis SWOT untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan (Stregths),
kelemahan (Weakness), peluang (Oportunity) dan ancaman (Threats) Restoran &
Kafe Coffee Time. Matrik SWOT merupakan hasil gabungan dari faktor-faktor
IFE, EFE dan IE.
Tahap terakhir yaitu pengambilan keputusan strategi mana yang menjadi
perioritas dengan menggunakan alat analisis matrik QSPM (Quantitative
Strategic Planning Matrix ) sebagai rekomendasi strategi yang harus dijalankan
perusahaan. Matrik QSPM didesain untuk menentukan alternatif tindakan yang
layak. Kemudian tingkat implementasi ataupun penerapan dari rekomendasi
strategi pengembangan tersebut akan diserahkan sepenuhnya kepada pihak
manajemen Restoran & Kafe Coffee Time. Sebagai kerangka operasional
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.

33
Visi, Misi dan Tujuan Jangka Panjang
Restoran & Kafe Coffee Time

Kondisi Restoran & Kafe Coffee Time


• Tingginya tingkat persaingan
• Tidak tercapainya target penjualan

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL


a) Pemasaran a) Lingkungan Makro
b) Sumberdaya dan Karyawan • Politik, Pemerintah, dan Hukum
c) Keuangan • Ekonomi
d) Produksi dan Operasional • Sosial budaya
• Teknologi
e) Sistem Informasi Manajemen
b) Lingkungan Industri
• Persaingan Perusahaan Sejenis
• Masuknya Pesaing Baru
• Pengembangan Produk Substitusi
• Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
• Kekuatan Tawar-Menawar
Konsumen

Matrik I-E
Matrik SWOT

Matrik QSPM

Rekomendasi Strategi
Pengembangan Usaha

Gambar 4. Kerangka Operasional dalam Kajian Strategi Pengembangan Usaha


Restoran & Kafe Coffee Time

34
IV. METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Restoran & Kafe Coffee Time yang berlokasi di
Jalan Guntur No.2 Komplek Taman Kencana Pajajaran, Bogor. Penentuan lokasi
dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu bahwa di restoran tersebut masih
dikatakan baru berdiri dibandingkan dengan restoran lain, selain itu berlokasi di
pusat Kota Bogor yang terdapat banyak sekali restoran dan persaingan antar
restoran pun semakin tinggi, oleh sebab itu sangat diperlukan strategi
pengembangan agar Restoran & Kafe Coffee Time dapat bertahan di pasar
kompetitif. Proses pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai
Agustus 2012.

4.2 Jenis dan Sumber Data


Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan
penelitian. Data yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Jenis dan sumber data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jenis dan Sumber Data Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe
Coffee Time 2012
No Jenis Data Sumber
1 Data Primer : Pengamatan di lapangan,
1) Visi dan Misi wawancara dengan pihak
2) Data Penjualan restoran, dan kuesioner.
3) Struktur Organisasi
4) Pengambilan Data Internal dan Eksternal
5) Kuesioner Bobot, Rating dan QSPM
6) Kuesioner 30 Konsumen terhadap 7P
2 Data Sekunder : Pustaka dan literatur,
1) Perkembangan PDB Atas Dasar Harga skripsi terdahulu,
Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Badan Pusat Statistik
Indonesia (BPS), Dinas Pariwisata,
2) Persentase Konsumsi Rumah Tangga dan lain-lain.
Indonesia
3) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kota Bogor
4) Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor Sektor
Pariwisata
5) Pertumbuhan Jumlah Restoran dan Kafe di
Kota Bogor
6) Jumlah kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor
7) Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor
4.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik pengamatan
langsung. Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur, wawancara ini
dimaksudkan untuk memperoleh jawaban secara spontan, jujur, serta
merepresentasikan keadaan yang sebenarnya, selain itu pengumpulan data
dilakukan kepada pihak-pihak yang lebih mengetahui situasi atau keadaan
restoran itu sendiri, secara aktif dan berkelanjutan penulis melakukan observasi
kepada tiga responden internal Restoran & Kafe Coffee Time diantaranya pemilik,
Manajer Operasional 1, Manajer Operasional 2, adapun tahapan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Melakukan wawancara dengan pihak internal perusahaan tentang seputar
masalah yang dihadapi oleh Restoran & Kafe Coffee Time
2) Pemberian kuesioner kepada tiga responden internal perusahaan (Pemilik,
Manajer Operasional 1, dan Manajer Operasional 2) untuk mengetahui faktor-
faktor internal dan eksternal Restoran & Kafe Coffee Time.
3) Cross check faktor-faktor internal kepada 30 responden pengunjung Restoran
& Kafe Coffee Time.
4) Pemberian kuesioner kepada tiga responden internal perusahaan serta
pemberian bobot dan ranking Internal maupun eksternal.
5) Pemberian kuesioner kepada 30 responden pengunjung Restoran & Kafe
Coffee Time serta pemberian bobot dan ranking eksternal.
6) Pemberian kuesioner kepada tiga responden internal perusahaan untuk
pemberian bobot analisis QSPM.

4.4 Metode Penentuan Responden


Pemilihan responden dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan
pertimbangan responden mempunyai latar belakang pelaku yang mempengaruhi
pengambil kebijakan Restoran & Kafe Coffee Time, menguasai dan mengetahui
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Responden yang digunakan pada
penelitian ini berjumlah tiga orang (internal), diantaranya yaitu pemilik, dan dua
orang manajer operasional. Selain itu kuisioner diberikan kepada responden yang
dilakukan secara convenience sampling yaitu atas dasar ketersediaan konsumen
atau pengunjung dengan jumlah sampel yang diwawancara dalam penelitian ini

36
sebanyak 30 orang (eksternal). Menurut Siagian (2000) syarat minimal sampel
data terdistribusi normal dalam statistik adalah 30 sampel, sehingga masing-
masing responden 30 orang sudah memenuhi syarat minimal. Untuk penilaian
bobot, rating, dan qspm dapat di dilakukan 2 tahap yaitu:
1) Memberi nilai untuk pemilik 40 persen, manajer operasional 1 sebesar 30
persen dan manajer operasional 2 sebesar 30 persen untuk penilaian bobot dan
rating internal serta penilaian terhadap QSPM, sedangkan konsumen 30 orang
tidak menilai melainkan memberi masukan terhadap faktor-faktor internal.
2) Penilaian untuk bobot dan rating eksternal dinilai pemilik sebesar 30 persen,
manajer operasional 1 sebesar 25 persen, manajer operasional 2 sebesar 25
persen dan 30 konsumen dijadikan 20 persen.

4.5 Metode Pengolahan Data


Metode pengolahan data dan analisis terdiri dari analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan mengetahui lingkungan
perusahaan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
dihadapi perusahaan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks IFE,
matriks EFE, matriks IE, matriks Grand Startegy, matriks SWOT, dan Matriks
QSPM.
Menurut David (2009), penyusunan suatu strategi dilakukan melalui tiga
tahap kerja yaitu tahap input, tahap pencocokan, tahap keputusan. Tahap pertama
adalah tahap input dimana dalam penelitian ini menggunakan matriks EFE dan
IFE. Proses selanjutnya adalah tahap pencocokan, pada tahap ini berfokus pada
pembuatan alternatif strategi yang tepat dengan mencocokan faktor eksternal dan
internal. Alat analisis yang digunakan pada tahap pencocokan adalah matriks IE,
matriks Grand Strategy dan SWOT. Tahapan yang terakhir dilakukan analisis
menggunakan matriks QSPM untuk menentukan keputusan strategi.

4.5.1 Tahap Masukan (Input Stage)


1). Analisis Internal
Analisis internal bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki perusahaan yang meliputi analisis pemasaran, keuangan, produksi –
operasi, sumber daya manusia, dan sistem informasi manajemen.

37
2) Analisis Eksternal
Analisis eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang
dihadapi perusahaan dilihat dari lingkungan makro yang terdiri dari ekonomi,
sosial budaya, politik pemerintah dan hukum, dan teknologi. Lingkungan industri
yang terdiri dari persaingan perusahaan sejenis, masuknya pesaing baru,
pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar - menawar pemasok, dan
kekuatan tawar - menawar konsumen.

3) Analisis IFE dan EFE


Matriks IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan
internal dan menggolongkannya menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan
melalui tahap pembobotan. Sedangkan matriks EFE digunakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan menggolongkannya
menjadi peluang dan ancaman perusahaan dengan melakukan pembobotan.
a. Matriks IFE
Matriks IFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal
perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Adapun
tahapan kinerja dalam membuat matriks IFE adalah sebagai berikut :
i) Langkah awal dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal yang
mempunyai dampak penting untuk aspek internal (kekuatan dan kelemahan)
perusahaan.
ii) Penetuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor
strategis internal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan
metode paired comparison atau metode perbandingan berpasangan (David, 2009).
Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor
penentu internal dengan membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal)
dengan membandingkan setiap variabel pada kolom (vertikal), untuk menetukan
bobot setiap variabel menggunakan skala 1,2, dan 3.
1 : jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal
2 : jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal
3 : jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal

38
Untuk lebih jelasnya pada Tabel 9 dapat dilihat rancangan bentuk penilaian
pembobotan.

Tabel 9. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan


Faktor Strategis A B C D ..... Total Bobot
Internal
A
S1 S2 S3 Si Xi
B
C
D
.....
Total ∑Xi
Sumber : Modifikasi David (2009)

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap


variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :

Keterangan:αi = total bobot = 1


Xi = ∑Si
Si = skala
n = jumlah variabel
Adapun bobot berkisar 0,0 (tidak peting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk
masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor
mengidentifikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan
perusahaan. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah kekuatan dan
kelemahan internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam
kinerja perusahaan harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh
bobot harus sama dengan 1,0.
iii) Berikan peringkat 1 sampai 4 masing-masing faktor untuk
mengidentifikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan sangat lemah (peringkat
= 1) atau lemah (peringkat = 2), kuat ( peringkat = 3) atau sangat kuat (peringkat
= 4). Bahwa kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan
mendapat peringkat 1 atau 2.

39
iv) Nilai dari pembobotan kemudian dikalikan dengan peringkat pada setiap
faktor dan semua hasil tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan
total skor. Total skor akan berkisar antara 1 sampai dengan 4 rata-rata 2,5. Jika
total skor IFE 3,0 - 4,0 berarti kondisi internal perusahaan tinggi atau kuat,
kemudian jika 2,0 – 2,99 berarti kondisi internal perusahaan rata-rata atau sedang
dan 1,0 – 1,99 berarti kondisi internal perusahaan rendah atau lemah. Untuk lebih
jelasnya pada Tabel 10 dapat dilihat rancangan matriks IFE.

Tabel 10. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)


Faktor-faktor Bobot Peringkat Skor
Internal Kunci (Bobot x Peringkat)
Kekuatan
1.

10.
Kelemahan
1.

10.
Total 1,00
Sumber : David (2009)

b. Matriks EFE
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal
perusahaan berkaitan dengan peluang dan ancaman yang dianggap penting.
Adapun tahapan kinerja matriks EFE adalah sebagai berikut :
i). Langkah awal dengan mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang
mempunyai dampak penting untuk aspek eksternal (peluang dan ancaman)
perusahaan.
ii) Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor
strategis eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan
metode paired comparison atau metode perbandingan berpsangan (David, 2009).
Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor
penentu eksternal dengan membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal)
dengan membandingkan setiap variabel pada kolom (vertikal), untuk menentukan
bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2, dan 3.
1 : jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal
2 : jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal

40
3 : jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal
Untuk lebih jelasnya pada Tabel 11 dapat dilihat rancangan bentuk penilaian
pembobotan.

Tabel 11. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan


Faktor Strategis A B C D ..... Total Bobot
Eksternal
A
S1 S2 S3 Si Xi
B
C
D
.....
Total ∑Xi
Sumber : Modifikasi David (2009)

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap


variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :

Keterangan:αi = total bobot = 1


Xi = ∑Si
Si = skala
n = jumlah variabel
Adapun bobot berkisar 0,0 (tidak peting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk
masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor
mengidentifikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan
perusahaan. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah peluang dan
ancaman eksternal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam
kinerja perusahaan harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh
bobot harus sama dengan 1,0.
iii) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor peluang atau
ancaman, yaitu sebagai berikut :
1 = sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi
ancaman tersebut rendah

41
2= rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman
tersebut sedang (respon sama dengan rata-rata)
3= tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman
tersebut diatas rata-rata
4= sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi
ancaman tersebut superior. Penting untuk diperhatikan bahwa baik ancaman
maupun peluang dapat menerima peringkat 1, 2, 3, dan 4.
iv) Nilai pembobotan kemudian dikalikan dengan peringkat pada setiap faktor
dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan total
skor. Total skor akan berkisar anatar 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total
skor EFE 3,0 – 4,0 berarti perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan
ancaman yang mempengaruhi perusahaan, kemudian jika 2,0 – 2,99 berarti
perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang ada dan 1,0 –
1,99 berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada.
Untuk lebih jelasnya pada Tabel 12 dapat dilihat rancangan matriks EFE.

Tabel 12. Matriks EFE (External Factor Evaluation)


Faktor-faktor Eksternal Kunci Bobot Peringkat Skor (Bobot x Peringkat)
Peluang
1.
10.
Ancaman
1.
10.
Total 1,00
Sumber : David (2009)

4.5.2 Tahapan Pencocokan (Matching Stage)


Tahapan pencocokan dilakukan dengan memasukan total skor IFE dan EFE
ke dalam matriks IE untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat dimana
total skor IFE diplotkan pada sumbu x sedangkan total skor EFE diplotkan pada
sumbu y. Matriks IE yang mempunyai sembilan sel straregi dapat dikelompokkan
manejadi tiga sel strategi utama dapat dilihat pada Gambar 5.
1) Tumbuh dan membangun (grow and build), untuk yang berada dalam sel I,
II, IV. Strategi yang digunakan adalah straregi intensif (penetrasi pasar,
pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau untegratif (integrasi
ke belakang, intergaris ke depan, dan integrasi horizontal).

42
2) Jaga dan pertahankan (hold and maintain), untuk yang berada dalam sel III,
V, VII. Strategi yang umum digunakan adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk.
3) Panen atau Divestasi (harvest and divest), untuk yang berada dalam sel VI,
VIII, dan IX. Strategi yang dipakai adalah startegi divestasi, strategi
diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi
Total Nilai IFE
Kuat Rata-rata Rendah
3,00-4,00 2,00-2,99 1,00-
1,99
Tinggi 4,0
I II III
Total Nilai EFE

3,00-4,00
Menengah 3,0
IV V VI
2,00-2,99
2,0
Rendah
A VII VIII IX
1,00-1,99
1,0

Gambar 5. Matriks I-E (Internal-Eksternal)


Sumber : David (2009)

Hasil Matriks IE memberikan informasi mengenai posisi perusahaan


berdasarkan lingkungan perusahaannya. Selanjutnya adalah memformulasikan
alternatif strategi melalui matriks SWOT. Input matriks SWOT diperoleh dari
analisis lingkungan internal dan eksternal serta mempertimbangkan posisi
perusahaan dari matriks IE.
Matriks SWOT adalah alat pencocokan yang membantu dalam
mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO (strenghts-opportunities, kekuatan-
peluang), WO (weaknesses-opportunities, kelemahan-peluang), ST (strenghts-
threats, kekuatan-ancaman), WT (weaknesses-threats, kelemahan-ancaman).
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat matriks SWOT, yaitu :
1) Tentukan peluang eksternal perusahaan yang menentukan
2) Tentukan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan
3) Tentukan kekuatan internal perusahaan yang menentukan

43
4) Tentukan kelemahan internal perusahaan yang menentukan
5) Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk
mendapatkan startegi S-O
6) Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk
mendapatkan strategi W-O
7) Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk
mendapatkan strategi S-T
8) Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk
mendapatkan strategi W-T. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Matriks SWOT


Internal STRENGTH-S WEAKNESS-W

Kekuatan Kelemahan
Eksternal
Internal Perusahaan Internal Perusahaan
OPPORTUNITIES-O STRATEGI S-O STRATEGI W-O

Peluang Gunakan kekuatan untuk Atasi kelemahan


Eksternal Perusahaan memanfaatkan peluang dengan memanfaatkan
peluang
THREATS-T STRATEGI S-T STRATEGI W-T

Ancaman Gunakan kekuatan untuk Meminimumkan


Eksternal Perusahaan menghindari ancaman kelemahan dan
menghindari ancaman
Sumber : David (2009)

4.5.3 Tahap Keputusan (Decision Stage)


Tahap keputusan adalah tahap menentukan alternatif strategi yang paling
baik atau strategi yang memiliki prioritas terlebih dahulu untuk dijalankan oleh
suatu usaha. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) atau Matriks
Perencanaan Strategi Kuantitatif adalah alat yang membantu penyusun strategi
untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif berdasarkan faktor internal
dan eksternal. Sumber QSPM diperoleh dari alternatif strategi yang diturunkan
dari matriks SWOT. Terdapat enam langkah yang harus diikuti untuk membuat
matriks QSPM, yaitu :

44
1) Menyusun daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama
dengan matriks SWOT.
2) Memberikan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman. Bobot ini sama dengan bobot yang diberikan pada matriks
IFE dan EFE.
3) Menyusun alternatif strategi yang akan dievaluasi.
4) Menetapkan nilai daya tarik (Attractive Scores – AS) yang berkisar antara 1
sampai 4. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4
= sangat menarik. Bila tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi
yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai (AS).
5) Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores – TAS),
kemudian mengalikan bobot dengan nilai daya tarik (AS).
6) Menghitung jumlah total nilai daya tarik (TAS). Alternatif strategi yang
memiliki nilai total terbesar merupakan strategi prioritas yang paling baik.
Matriks QSP dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)


Alternatif Strategi
Faktor Kunci Bobot Strategi I Strategi II Strategi III
AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1
2
...
Kelemahan
1
2
...
Peluang
1
2
...
Ancaman
1
2
...
Total
Sumber : David (2009)

45
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran & Kafe Coffee Time


Restoran & Kafe Coffee Time merupakan sebuah usaha yang didirikan
oleh komisaris daily bread yang bernama Ir. Sutikno Muliadi pada Juni 2011.
Restoran yang berdiri selama lebih dari satu tahun ini merupakan bisnis pribadi,
tetapi usaha ini diserahkan sepenuhnya untuk dikelola oleh Rahayu Lia dan Tanti
Latifa sebagai penanggung jawab. Walaupun tidak ada ikatan darah, mereka
diberi kepercayaan baik dalam menentukan harga, menu, merekrut karyawan,
layanan operasional, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sutikno bahwa awalnya
Restoran & Kafe Coffee Time didirikan hanya untuk mengenalkan produk-
produk daily bread yang beliau pasarkan, sedangkan kopi sebagai minuman
kesukaan yang selalu dikonsumsinya seusai melakukan hobinya yaitu bermain
golf. Coffee Time sendiri memiliki filosofi yaitu “coffee” merupakan minuman
andalan dan “Time” bermakna sebuah waktu. Jadi dapat diartikan bahwa coffee
Time merupakan tempat meluangkan waktu baik untuk berbisnis, rapat, bersantai
dengan keluarga, rekan kerja, atau teman-teman sambil mengkonsumsi kopi
andalan Restoran & Kafe Coffee Time yaitu kopi luwak arabika, dan kopi luwak
robusta asli dari Bukittinggi.
Selang beberapa bulan dari pendirian, produk daily bread tidak diperjual
belikan lagi karena umur simpan roti yang hanya bertahan kurang lebih empat
hari. Oleh karena itu Ibu Rahayu Lia mengajukan kepada pemilik agar kafe ini
lebih menonjolkan makanan internasional seperti menu andalan yang dimiliki
Coffee Time saat ini ialah calamari, steak, chicken blackpapper, pancake dan
sebagainya. Setelah pengajuan diterima, maka roti tidak di jual lagi karena tidak
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan segmen pasar di Bogor. Seiring dengan
perkembangan usahanya, Ibu Rahayu Lia dan Tanti Latifa menambahkan menu
makanan pada Restoran & Kafe Coffee Time dengan berinovasi untuk
menghindari kejenuhan bagi konsumennya.
Lokasi Restoran & Kafe Coffee Time berada di Jalan Guntur No.2
Komplek Taman Kencana Pajajaran Bogor, yang juga merupakan kediaman
pribadi Bapak Sutikno selaku pemilik restoran. Pada mulanya, halaman rumah
digunakan untuk bersantai saat keluarga berlibur ke Bogor, tetapi saat ini rumah
tersebut digunakan untuk restoran dan didesain sedemikian rupa agar konsumen
yang datang merasakan kenyaman dan dapat menarik konsumen untuk
berkunjung kembali. Kapasitas Restoran & Kafe Coffee Time adalah 70 kursi,
tetapi apabila konsumen yang datang melebihi kapasitas yang ada, restoran dapat
menambahkan kursi dan meja hingga mencapai kapasitas maksimum 100 kursi.
Dengan memiliki slogan ”calm, tasteful and comfortable”, Restoran &
Kafe Coffee Time berusaha untuk membentuk gambaran bahwa selain cita rasa
makanannya yang enak dan nikmat, Restoran & Kafe Coffee Time juga ingin
menonjolkan suasana tempat yang sangat nyaman dan asri dengan didukung oleh
fasilitas yang dibutuhkan konsumen seperti musholla, washtafel, toilet, dan tempat
parkir yang memadai. Dengan demikian, konsumen akan merasa betah untuk
menghabiskan waktu bersama keluarga atau rekan-rekannya di Restoran & Kafe
Coffee Time.
Restoran & Kafe Coffee Time ini baru berusia satu tahun, sehingga masih
banyak yang harus diperhatikan dan dipersiapkan guna menghadapi persaingan
antar restoran sejenis maupun tidak sejenis yang ada di Kota Bogor.

5.2 Visi dan Misi Restoran & Kafe Coffee Time


Sebagai sebuah restoran yang mengembangkan usahanya, tentu saja
Restoran & Kafe Coffee Time memiliki visi dan misi sebagai landasan usahanya.
Visi Restoran & Kafe Coffee Time adalah menjadi sebuah restoran dan kafe yang
unik dengan berbagai varian menu (baik tradisional maupun internasional) dan
mengembangkan Restoran & Kafe Coffee Time sebagai restoran yang dikenal
dalam skala nasional. Keunikan yang sudah dimiliki oleh restoran ini adalah
produk menu yang inovasi serta tidak dimiliki oleh restoran lain diantaranya
geulis chicken roll ( daging ayam yang dibumbui lalu digulung dengan potongan
sosis, daun bawang, wortel, dibalut demgan tepung roti lalu digoreng, dilengkapi
dengan saus yang beraroma bawang putih dan wijen), munti sexy (minuman yang
dicampur es krim, tape singkong, jahe, susu segar, strawberry slice, dan sirup),
dan sexy slank ( pisang sunrise, es krim youghurt, madu dan gula sirup).

47
Adapun misi Restoran & Kafe Coffee Time secara garis besarnya yaitu
memanjakan konsumen Restoran & Kafe Coffee Time dengan menyediakan
makanan khas Indonesia maupun Internasional yang berkualitas dan memberikan
kenyamanan suasana alam yang berhiaskan keramik sehingga konsumen yang
datang merasakan berada di rumah sendiri.
Adapun tujuan utama Restoran & Kafe Coffee Time adalah mendapatkan
keuntungan yang maksimal. Untuk jangka panjang dalam waktu lima tahun,
tujuan yang ingin dicapai dari Restoran & Kafe Coffee Time, yaitu membuka
cabang di kota-kota besar di Indonesia dan dapat menjadi bisnis waralaba sebagai
restoran yang memiliki perpaduan cita rasa baik Indonesia maupun Internasional
dengan memiliki konsep alam dan nyaman.
Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai oleh Restoran & Kafe Coffee
Time, yaitu mecapai target penjualan yaitu sebesar Rp.100 juta/bulan, dan
menciptakan loyalitas konsumen dan meningkatkan mutu produk dan pelayanan
dengan menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan karyawan.

5.3 Struktur Organisasi Restoran & Kafe Coffee Time


Struktur organisasi yang dimiliki oleh Restoran & Kafe Coffee Time
masih sederhana. Pemilik sebagai pemegang kendali penuh atas jalannya usaha,
maka semua keputusan harus diketahui dan mendapatkan persetujuan pemilik.
Dari pemilik kekuasaan diteruskan kepada kedua manajernya sebagi pengelola
usaha dan karyawan lain.
Karyawan yang bekerja di Restoran & Kafe Coffee Time terdiri dari
empat belas orang dengan struktur jabatan manager dua orang. Manajer
operasional 1 membawahi enam orang dengan pembagian tugas cashier satu
orang, waitress tiga orang dan security dua orang, sedangkan bagian manajer
operational 2 membawahi enam orang, dengan pembagian tugas cook tiga
orang, bartender dua orang, stopwash satu orang. Struktur organisasi dapat dilihat
pada Gambar 6.

48
Owner

Manager

Operational 1 Operational 2

Cashier Waitres Security Cook Bartender Stopwash

Gambar 6. Struktur Organisasi Restoran & Kafe Coffee Time

Berdasarkan struktur organisasi pada Gambar 6, setiap bagian memiliki


tanggung jawab dan tugas yang telah diterapkan oleh pihak manajemen agar dapat
melaksanakan fungsinya dengan maksimal. Adapun tugas dan tanggung jawab
dari jabatan sebagai berikut:
1. Owner
a. Memberikan investasi kepada restoran (penyandang modal)
b. Pengambilan keputusan
c. Memonitoring kelancaran Restoran & Kafe Coffee Time
2. Operational Manager
a. Bertanggung jawab mengawasi Restoran & Kafe Coffee Time
b. Mengendalikan dan menjaga seluruh kegiatan Restoran & Kafe Coffee
Time untuk dapat berjalan dengan baik
c. Memeriksa seluruh laporan kerja
d. Melakukan supervisi seluruh pegawai Restoran & Kafe Coffee Time
e. Melaporkan kondisi Restoran & Kafe Coffee Time kepada pemilik
f. Mengatur operasional Restoran & Kafe Coffee Time
g. Melakukan kegiatan perencanaan untuk mencapai profit restoran
3. Cashier
a. Menghitung dan menganalisis semua data pemasukan keuangan restoran
b. Melakukan kegiatan transaksi dengan restoran

49
4. Waitress
a. Bertanggung jawab dengan pelayanan konsumen
b. Memberikan pelayanan dan kebutuhan konsumen
5. Cook
a. Menjalankan SANTAP (Sigap, Antusias, Nikmat, Terawat, Asri dan Pasti)
b. Mengisi dan memeriksa daftar masak
c. Membuat laporan purchase order untuk order belanja
d. Bertanggung jawab atas kebersihan dan keutuhan semua property dan
inventori masak
e. Melakukan inovasi baru dengan pengembangan produk
f. Bertanggung jawab penuh dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan
konsumen dalam makanan
g. Membuat masakan sesuai dengan pesanan konsumen sesuai dengan
permintaan konsumen
7. Stopwash
a. Bertugas membersihkan seluruh peralatan dapur dan peralatan makan
8. Security
a. Bertugas menjaga keamanan di lingkungan luar maupun dalam restoran

5.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Restoran & Kafe Coffee Time
Restoran & Kafe Coffee Time beroperasi pada pukul 10.00 WIB sampai
21.00 WIB setiap hari Senin sampai Jumat. Sedangkan untuk hari Sabtu dan
Minggu Restoran & Kafe Coffee Time buka pada pukul 10.00 WIB sampai 22.00
WIB. Restoran & Kafe Coffee Time tidak beroperasi pada hari-hari besar
keagamaan khususnya pada hari raya, karena restoran akan meliburkan
karyawannya. Jam karyawan dimulai pada pukul 08.00 WIB – 15.00 WIB untuk
shift pertama, sedangkan untuk shift kedua jam karyawan dimulai dari pukul
15.00 WIB – 22.00 WIB. Sebelum restoran memulai operasinya karyawan
terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan.
Restoran & Kafe Coffee Time memiliki disiplin yang tinggi dalam
menetapkan dan menjalankan tata tertib karyawan. Setiap karyawan harus datang
tepat waktu. Libur untuk karyawan diatur secara bergantian, karyawan

50
mendapatkan jatah libur satu kali dalam seminggu. Akan tetapi libur tersebut
hanya diberikan pada hari Senin sampai Jumat, untuk hari Sabtu dan Minggu
karyawan tidak boleh mengambil libur karena pada hari tersebut jumlah
konsumen di Restoran & Kafe Coffee Time meningkat hampir dua kali lipat dari
hari biasanya.
Budaya kerja antara karyawan Restoran & Kafe Coffee Time bersifat
kekeluargaan. Para karyawan dalam melayani pengunjung juga sangat ramah dan
mengutamakan customer relationship sehingga para pengunjung merasa nyaman
untuk berlama-lama di Restoran & Kafe Coffee Time dan melakukan kunjungan
kembali.

51
VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA

Analisis lingkungan usaha dapat dibagi atas dua lingkungan yaitu


lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan Internal dilakukan dengan
menggunakan pendekatan fungsional. Lingkungan eksternal dibagi menjadi
lingkungan makro dan lingkungan industri

6.1 Lingkungan Internal


Analisis lingkungan internal merupakan tahap untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan untuk menghadapi persaingan.
Aspek lingkungan internal dapat diamati dengan menggunakan pendekatan
fungsional yang terdiri dari pasar dan pemasaran, keuangan dan akuntansi,
kegiatan produksi-operasi, sumberdaya manusia, sistem informasi manajemen.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik Restoran & Kafe
Coffee Time, manajer restoran dan pengisian kuisioner oleh konsumen sebanyak
30 responden terhadap faktor-faktor internal.

6.1.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mencapai hasil pertukaran yang diinginkan oleh pasar sasaran. Konsep
pemasaran yang digunakan oleh Restoran & Kafe Coffee Time adalah bermula
dari pasar, berfokus pada kebutuhan konsumen, mengkoordinasikan semua
kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan keuntungan
dengan memuaskan pelanggannya.
Bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang
dapat dikendalikan, yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat
penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler, 2002). Bauran pemasaran
terdiri dari bauran produk, bauran harga, bauran tempat, bauran orang, bauran
fisik, bauran proses, dan bauran promosi digunakan oleh perusahaan untuk
membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif.

1. Bauran Produk
Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen yang dapat
berupa barang maupun jasa dan diharapkan dapat memenuhi dan memuaskan
keinginan konsumen. Strategi produk merupakan strategi yang paling penting
untuk dikembangkan, karena produk inilah yang dinikmati atau dimanfaatkan
secara langsung oleh konsumen.
Kualitas dapat dikatakan sebagai tingkat kinerja, yaitu menilai bagaimana
kinerja yang diberikan oleh Restoran & Kafe Coffee Time terhadap harapan
pelanggannya. Tingkat kinerja ini merupakan gabungan dari kepercayaan
pelanggan mengenai apa yang dapat dan harus diterimanya. Setiap kriteria
jawaban dalam tingkat kinerja memiliki skor tertentu berdasarkan skala likert.
Skala likert merupakan skala yang dapat digunakan memperlihatkan tanggapan
konsumen terhadap karakteristik suatu produk (sangat baik, baik, cukup, tidak
baik, sangat tidak baik). Informasi yang diperoleh dengan skala likert berupa skala
pengukuran ordinal, oleh karena itu terhadap hasilnya dapat dibuat ranking tanpa
dapat diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan dengan tanggapan
yang lain (Sitinjak, 2004). Pada penelitian ini, Skala Likert hanya digunakan
untuk mengukur kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut yang membangun
kepuasan konsumen tersebut. Jumlah Skala Likert yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lima yaitu:
a) Sangat Baik (nilai 5) = menunjukkan bahwa jumlah inovasi dan cita rasa
internasional pada menu hidangan memiliki selisih > 10 menu lebih banyak di
bandingkan pesaing lainnya
b) Baik (nilai 4) = menunjukkan bahwa jumlah menu yang berinovasi dan
memiliki cita rasa internasional memiliki selisih > 5 menu dan < 10 menu
lebih banyak di bandingkan pesaing lainnya
c) Cukup (nilai 3) = Menunjukkan bahwa jumlah menu yang berinovasi dan
memiliki cita rasa internasional sama banyak dengan pesaing
d) Tidak baik ( nilai 2) = Menunjukkan bahwa jumlah menu yang berinovasi dan
memiliki cita rasa internasional > 5 menu dan < 10 menu lebih sedikit di
bandingan dengan pesaing lainnya.
e) Sangat tidak baik (nilai 1) = Menunjukkan bahwa jumlah menu yang
berinovasi dan memiliki cita rasa internasional > 10 menu lebih sedikit
dibandingkan dengan pesaing lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 15
mengenai penilaian responden strategi produk.

53
Tabel 15. Penilaian Responden Terhadap Strategi Produk Restoran & Kafe
Coffee Time Tahun 2012
Atribut Sangat Baik Baik (4) Cukup (3) Tidak Baik (2) Sangat Tidak
(5) Baik (1)
Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total
Inovasi 3 15 20 80 7 21 - - - -
produk
Cita Rasa 3 15 16 64 11 33 - - - -

Menu adalah susunan hidangan dalam suatu acara makan. Keunggulan


Restoran & Kafe Coffee Time yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen sehingga tidak mengalami kebosanan yaitu dengan adanya
inovasi produk. Menu yang paling diminati adalah iga panggang, chicken
blackpapper, steak dan yang lainnya. Selain menu utama di atas, terdapat juga
menu berbagai macam minuman, seperti kopi luwak arabika, luwak robusta dan
oreo shake.
Berdasarkan penilaian 30 responden yang merupakan konsumen Restoran
& Kafe Coffee Time menilai bahwa inovasi produk yang disediakan telah baik
yaitu dengan nilai total 80, dengan menggunakan skala dari sangat tidak baik
sampai sangat baik. Konsumen berharap bahwa menu-menu yang disajikan akan
lebih bervariasi dan berinovasi jika dibandingkan dengan restoran lainnya.
Cita rasa yang dimiliki oleh Restoran & Kafe Coffee Time merupakan
perpaduan antara makanan tradisional maupun internasional. Hal ini disebabkan
selera masyarakat Indonesia saat ini cenderung lebih menyukai makanan
internasional, sehingga restoran ini pun lebih banyak menyajikan makanan
internasioal. Cita rasa yang dihasilkan dari masakan Restoran & Kafe Coffee
Time sangat khas dan berbeda dari pesaingnya. Hal ini dikarenakan setiap
masakan telah mempunyai standar bumbu yang telah dibuat oleh koki khusus.
Sehingga cita rasa yang dihasilkan sangat sesuai dengan selera konsumen.
Standar bumbu yang dihasilkan mempunyai rasa yang berbeda-beda, karena setiap
konsumen mempunyai selera yang tidak sama. Maka, Restoran & Kafe Coffee
Time membuat berbagai jenis masakan yang mempunyai bumbu dasar sangat
pedas, pedas manis atau pedas asin. Berdasarkan Tabel 15, mengenai penilaian
responden terhadap cita rasa, 16 responden memberikan respon baik terhadap cita
rasa internasional untuk makanan yang disajikan di Restoran & Kafe Coffee Time
yaitu memiliki nilai total sebesar 64.

54
Berdasarkan penilaian responden terhadap strategi produk, inovasi produk
mempunyai nilai yang terbesar. Restoran & Kafe Coffee Time harus dapat
mengembangkan atau menciptakan menu-menu baru yang lebih baik lagi
khususnya menciptakan cita rasa internasional untuk mempertahankan pelanggan
lama dan untuk mendapatkan pelanggan baru.

2. Bauran Harga
Untuk memperoleh sukses dalam memasarkan suatu produk setiap
perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-
satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan
bagi perusahaan. Harga yang ditawarkan Restoran & Kafe Coffee Time bervariasi
dan harga ditampilkan jelas pada daftar menu. Restoran & Kafe Coffee Time
menerapkan harga jual produk berdasarkan biaya produksi ditambah dengan profit
yang disesuaikan dengan harga jual produk sejenis dari restoran lain.
Sebanyak 50 persen atau 15 responden menyatakan harga yang ditetapkan
oleh Restoran & Kafe Coffee Time dinilai baik dengan total nilai 60 (hasil dari
jumlah responden dengan nilai baik yaitu 4), karena harga yang diberikan
terjangkau oleh kalangan menengah ke atas. Penetapan harga poduk disesuaikan
dengan biaya operasional yang dikeluarkan oleh restoran. Sampai saat penelitian
ini dilakukan, harga yang ditetapkan oleh Restoran & Kafe Coffee Time untuk
makanan pembuka atau cemilan ringan seperti pancake, salad, nachos dsb sebesar
Rp.15.000,- sampai dengan Rp.20.000,-/porsi, untuk makanan utama seperti steak,
calamary, beef chicken blackapper, iga panggang sebesar Rp.20.000,- sampai
dengan Rp.40.000,-/porsi (Lampiran 9). Berdasarkan wawancara dengan
konsumen Restoran & Kafe Coffee Time, jika ada kenaikan harga pada suatu
produk, maka akan diimbangi dengan pemberian diskon terhadap produk lain atau
penawaran paket-paket tertentu.

3. Bauran Promosi
Promosi merupakan salah satu penentu faktor keberhasilan suatu
pemasaran. Promosi dilakukan untuk memberikan informasi, mempengaruhi dan
membujuk, mengingatkan konsumen atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan. Akan tetapi

55
Restoran & Kafe Coffee Time belum melakukan promosi secara
berkesinambungan karena memerlukan banyak biaya.
Untuk promosi yang dilakukan oleh Restoran & Kafe Coffee Time masih
mengandalkan promosi dari mulut ke mulut, sedangkan untuk promosi di media
cetak seperti brosur, majalah, papan nama restoran, baliho di pinggir jalan serta
media elektronik seperti radio, website facebook maupun twitter belum dapat
dilaksanakan sehingga promosi dapat dinilai tidak baik oleh 15 responden yaitu
nilai total sebesar 30 (hasil dari jumlah responden dengan nilai tidak baik yaitu 2).
Oleh sebab itu, dibutuhkan langkah-langkah untuk melakukan promosi yang
gencar agar seluruh masyarakat Bogor mengetahui letak keberadaan Restoran &
Kafe Coffee Time.

4. Bauran Tempat
Strategi tempat adalah strategi yang didalamnya terdapat kegiatan yang
dilakukan perusahaan serta membawa sebagian produk ke pasar agar produsen
bekerjasama dengan perantara (Fauziyah, 2011). Startegi tempat yang di lakukan
oleh Restoran & Kafe Coffee Time terbilang tidak baik oleh 13 responden dengan
nilai total sebesar 26 (hasil dari jumlah responden dengan nilai tidak baik yaitu 2).
Hal ini disebabkan lokasi yang berada di dalam perumahan atau komplek,
sehingga letaknya tersembunyi dan sulit untuk ditemukan. Walaupun lokasi
Restoran & Kafe Coffee Time tidak strategis namun suasana restoran yang
nyaman membuat kosumen ingin mengunjungi kembali dan mempengaruhi orang
lain untuk mengunjungi restoran itu, sehingga jarak atau letak yang kurang
strategis merupakan suatu masalah yang dapat diatasi.

5. Bauran Orang
Menurut Fauziyah (2011), Orang atau karyawan merupakan bagian
terpenting dalam perusahaan. Karyawan merupakan orang yang terlibat dalam
pemberian jasa dan merupakan faktor intern yang memiliki peran yang cukup
besar dalam mewujudkan jasa yang dikehendaki oleh pelanggan. Pelayanan yang
baik, ramah dan sopan akan membuat pelanggan nyaman dan ingin mengunjungi
restoran itu kembali.

56
Karyawan harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup mengenai
keadaan restoran, mulai dari produk sampai fasilitas yang disediakan oleh
Restoran & Kafe Coffee Time. Hal ini dimaksudkan jika terjadi keluhan dari
konsumen, maka dapat diatasi dengan memberikan jawaban yang memuaskan.
Maka komunikasi antar karyawan dengan karyawan serta antar karyawan dengan
konsumen sangat penting dalam menjalin hubungan yang baik.

Tabel 16. Penilaian Responden Terhadap Strategi Orang di Restoran & Kafe
Coffee Time 2012
Atribut Sangat Baik Baik (4) Cukup (3) Tidak Baik Sangat Tidak
(5) (2) Baik (1)
Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total
Pengetahuan 10 50 14 56 6 18 - - - -
pelayan
Pelayanan 4 20 15 60 11 33 - - - -
baik dan
ramah

Berdasarkan Tabel 16, 15 responden menilai bahwa pelayanan baik dan


ramah di Restoran & Kafe Coffee Time terbilang baik jika di bandingkan restoran
lainnya dengan nilai total 60. Sedangkan pengetahuan para pelayan Restoran &
Kafe Coffee mengenai restoran, mulai dari keadaan restoran sampai menu yang
disajikan dinilai baik oleh 14 responden dengan nilai sebesar 56.

6. Bauran Proses
Proses merupakan semua kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan
baik untuk menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada
konsumen. Restoran merupakan salah satu industri boga yang tidak hanya
menjual produk berupa barang, karena juga menjual jasa berupa pelayanan kepada
konsumen.
Strategi proses yang telah diterapkan oleh Restoran & Kafe Coffee Time
yaitu kecepatan pelayanan seperti kecepatan dalam penyajian hidangan, kecepatan
dalam melakukan transaksi dengan konsumen. Selain itu juga karyawan harus
mampu memberikan tanggapan dalam mengatasi keluhan atau masalah dengan
konsumen terutama yang berhubungan dengan produk.
Berdasarkan Tabel 17, kecepatan dalam pelayanan dinilai baik oleh 15
responden dengan nilai total 60 dan tanggapan pelayan terhadap keluhan
konsumen dinilai baik oleh 15 responden dengan nilai total 60. Walaupun dinilai

57
baik, Restoran & Kafe Coffee Time harus dapat melakukan peningkatan
pelayanan kepada pelanggan dengan mempercepat penyajiaan dan
mengembangkan pengetahuan pelayan terhadap segala sesuatu yang berhubungan
dengan produk baik berupa barang maupun jasa, agar menjadi suatu keunggulan
dibandingan dengan restoran lainnya.

Tabel 17. Penilaian Responden Terhadap Strategi Proses di Restoran & Kafe
Coffee Time 2012
Atribut Sangat Baik Baik (4) Cukup (3) Tidak Baik Sangat Tidak
(5) (2) Baik (1)
Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total
Kecepatan 4 20 15 60 11 33 - - - -
pelayanan
Tanggapan 3 15 15 60 12 36 - - - -
pelayanan

Pelayanan yang baik akan meningkatkan loyalitas dan kepercayaan


konsumen terhadap restoran. Hal ini dikarenakan dalam penjualan produk restoran
harus diimbangi dengan pelayanan yang tinggi terhadap konsumen. Maka
diharapkan dengan adanya keluhan dari konsumen dapat menjadi masukan yang
penting untuk Restoran & Kafe Coffee Time.

7. Bauran Fisik
Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa saja yang diberikan oleh
Restoran & Kafe Coffee Time seperti adanya sarana pendukung, desain bangunan,
dekorasi ruangan. Sarana pendukung yang diberikan meliputi area parkir yang
dapat digunakan untuk kendaraan beroda dua dan empat, adanya mushalla yang
disediakan untuk konsumen serta adanya toilet dan tempat cuci tangan.
Berdasarkan Tabel 18, 13 responden menilai baik untuk sarana pendukung
yang disediakan oleh Restoran & Kafe Coffee Time yaitu memiliki nilai sebesar
52. Responden menilai baik karena tidak semua restoran menyediakan ruangan
untuk shalat bagi yang muslim dan selain itu disediakan toilet dan tempat cuci
tangan. Tetapi sayangnya Restoran & Kafe Coffee Time tidak memasang sarana
pendukung seperti layanan hotspot yang sebagian besar restoran lain sudah
memiliki layanan hotspot. Dan cukup banyak keluhan atau masukan dari
konsumen terhadap restoran untuk melakukan pemasangan hotspot.

58
Responden merasa nyaman dengan area parkir yang disediakan oleh
Restoran & Kafe Coffee Time, meskipun tidak terlalu besar karena hanya cukup
untuk enam buah mobil dan lima belas sepeda motor. Pihak restoran melakukan
kerjasama dengan pihak tetangga untuk menggunakan halaman rumah sebagai
area parkir bagi pengunjung. Sehingga dengan nilai total 56, 14 responden
menyatakan kenyamanan area parkir baik. Penilaian Responden Terhadap Strategi
Fisik di Restoran & Kafe Coffee Time dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Penilaian Responden Terhadap Strategi Fisik di Restoran & Kafe
Coffee Time 2012
Atribut Sangat Baik Baik (4) Cukup (3) Tidak Baik Sangat Tidak
(5) (2) Baik (1)
Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total
Sarana 6 30 13 52 11 33 - - - -
pendukung
Kenyamanan 10 50 14 56 6 18 - - - -
area parkir
Kebersihan 9 45 15 60 6 18 - - - -
restoran

Dekorasi ruangan yang didominasi oleh keramik, sehingga konsumen


dapat merasa nyaman dalam menikmati hidangan. Selain itu, kursi yang
digunakan berasal dari kayu jati dan bahkan ada bangku sofa. Kebersihan restoran
dinilai baik oleh 15 responden dengan nilai 60, karena di Restoran & Kafe Coffee
Time mengutamakan kebersihan agar pengunjung lebih merasa betah berada di
restoran.

6.1.2 Keuangan
Keuangan merupakan aspek penting yang harus terus diperhatikan dalam
setiap usaha, begitu juga dengan Restoran & Kafe Coffee Time. Kondisi
keuangan sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari posisi bersaing perusahaan.
Menetapkan kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan sangat penting dalam
merumuskan strategi secara efektif, karena keuangan dapat mengubah strategi
yang ada. Variabel keuangan berkenaan dengan bagaimana perusahaan
mendapatkan modal usaha, menginvestasikan, menggunakannya untuk tujuan-
tujuan perusahaan termasuk tujuan keuntungan tertentu dan permasalahan
perimbangan biaya dan keuntungan yang ingin diraih.

59
Modal merupakan bagian terpenting dari suatu usaha. Restoran & Kafe
Coffee Time dalam menjalankan usahanya menggunakan modal sendiri yaitu
modal dari pemilik restoran. Modal usaha awal untuk restoran tipe independent
ini sebesar 100 juta rupiah. Hal ini sangat menguntungkan karena Restoran &
Kafe Coffee Time dapat melakukan kegiatan operasionalnya tanpa terkendala
dengan masalah pembayaran hutang modal usaha.
Biaya yang dikeluarkan oleh restoran terdiri dari biaya investasi serta
biaya produksi dan operasi. Nilai aset dalam bangunan Restoran & Kafe Coffee
Time kurang lebih mencapai 200 juta rupiah. Jumlah aset yang dimiliki oleh
Restoran & Kafe Coffee Time dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Jumlah Aset Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012
No Komponen Aset Jumlah
1 Lemari Dapur Besar 1 Buah
2 Lemari es 2 Buah
3 Mesin pembuat jus 2 Buah
4 Dispenser 2 Buah
5 Kompor Gas 4 Buah
6 Penggorengan 5 Buah
7 Panci 7 Buah
8 Peralatan dapur (Pisau, saringan minyak,dsb) 12 Buah
9 Oven 1 Buah
10 Rice Cooker 3 Buah
11 Piring, dan gelas dari tanah liat 100 Buah dan 50 Buah
12 tempat tisu dari tanah liat 20 Buah
13 Sendok dan garpu 5 Dus
14 Mesin Kasir 1 Buah
15 Laptop 1 Buah
16 Kursi dan Meja 50 dan 20 Buah
17 Bangku dan Meja 6 dan 2 Buah
18 Lemari display 1 Buah
19 Kipas Angin 3 Buah
20 Speaker aktif 1 Buah
Sumber : Restoran & Kafe Coffee Time (2012)
Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk produksi setiap bulan meliputi:
a) Bahan baku harian (BBH) seperti beras, daging, sayuran, minyak goreng,
bumbu-bumbu, dan lainnya adalah bahan baku utama yang dipergunakan
sebagai bahan dasar pembuatan masakan dan biayanya sebesar 40 juta rupiah.
b) Gas perbulan rata-rata membayar sebesar dua juta rupiah.
c) Listrik, biaya rata-rata per bulan sebesar empat sampai lima juta rupiah

60
d) Gaji karyawan diberikan setiap bulan. Untuk dua orang manajer sebesar Rp
1.600.000, tiga orang tukang masak atau koki sebesar Rp 1.325.000 dan
untuk pegawai lainnya Rp 950.000.
e) Rokok, dan Tissu biaya per bulan masing-masing sebesar Rp. 4.200.000,- ,
dan Rp. 1.200.000
Restoran & Kafe Coffee Time sudah melakukan pencatatan keuangan
secara akuntansi. Pencatatan transaksi penjualan dilakukan pegawai dengan
menggunakan mesin kasir, faktur yang telah dicetak oleh mesin kasir setiap hari
akan dicatat pada komputer management untuk dimasukkan pada laporan
keuangan yang dibuat secara sederhana oleh pihak manajemen. Jadi dapat
dikatakan Restoran & Kafe Coffee Time memiliki kekuatan dalam pencatatan
laporan keuangan secara akuntansi. Walaupun demikian Restoran & Kafe Coffee
Time memiliki kelemahan dalam perputaran keuangan yaitu pencapaian target
pendapatan belum tercapai yaitu sebesar 100 juta per bulan, hal ini disebabkan
restoran ini masih terbilang baru sehingga keuntungan yang diterima oleh
perusahaan belum sesuai harapan.

6.1.3 Kegiatan Produksi-Operasi


Fungsi produksi dan operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktivitas
yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Dalam merumuskan strategi
kemampuan dan keterbatasan fungsi produksi dan operasi harus diperhitungkan,
karena kekuatan dan kelemahan dalam fungsi-fungsinya dapat menyebabkan
kesuksesan maupun kegagalan dari suatu usaha. Proses produksi pada Restoran &
Kafe Coffee Time memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dan
terarah. SOP membantu pihak manajemen dan karyawan untuk mencapai visi dan
misi perusahaan. SOP berisi standar yang harus dilaksanakan karyawan dalam
menjalankan tugas, baik tentang pengawasan kualitas barang dan bahan baku,
sikap kepemimpinan dan cara melayani konsumen hingga standar kebersihan
lingkungan.
Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu menciptakan produk
yang memiliki kualitas tinggi. Beberapa usaha yang dilakukan perusahaan untuk
mencapai tujuan tersebut diantaranya berusaha memperoleh bahan baku yang
bermutu tinggi, menjaga kontinuitas bahan baku dan pengolahannya,

61
memanfaatkan fasilitas produksi secara optimal, dan berusaha agar jumlah
produksi setiap harinya sesuai dengan permintaan konsumen karena daya tahan
produk yang tidak lama serta menjaga mutu produk.

a. Pemesanan, Penerimaan Barang dan Bahan Baku


Pada kegiatan produksi dan operasi, Restoran & Kafe Coffee Time
memiliki hubungan yang baik dengan pemasok, karena berdasarkan hasil
wawancara dengan manajer, Restoran & Kafe Coffee Time membutuhkan barang
yang terjamin kualitas dan kesegarannya. Restoran & Kafe Coffee Time
memenuhi bahan baku dari beberapa pasar yaitu:
 Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku seperti beras, ayam, daging, sayuran,
buah-buahan, rempah-rempah, dan lain-lain, perusahaan bekerja sama dengan
Arbeef Supplier dan Pasar Bogor. Pemesanan dilakukan tiap hari untuk
produk-produk yang mudah rusak.
 Sedangkan untuk kebutuhan bahan baku kopi, Restoran & Kafe Coffee Time
langsung bermitra dengan perusahaan yang berada di Bukittinggi yaitu
penghasil kopi terbaik di Indonesia. Alasan Restoran & Kafe Coffee Time
memiliki pemasok untuk membeli bahan baku yaitu dengan berlangganan
akan mendapatkan harga lebih murah, mempunyai kualitas yang baik dan
adanya kepercayaan dengan pemasok.

b. Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Baku


Restoran & Kafe Coffee Time sangat memperhatikan prosedur
penyimpanan bahan baku. Penggunaan bahan baku menggunakan sistem First In
First Out (FIFO), yaitu barang dan bahan baku yang datang terlebih dahulu
diproses lebih awal. Hal ini untuk menghindari bahan baku dan barang yang
kadaluarsa atau tidak layak karena masa penyimpanan yang terlalu lama. Setiap
hari bahan baku yang masuk sebelum disimpan akan diberikan tanggal awal
penyimpanan, bahan baku seperti daging dan ayam maksimal penyimpanan
didalam freezer selama dua hari, apabila lebih dari dua hari makan bahan baku
tersebut tidak akan digunakan. Sedangkan untuk sayuran maksimal penyimpanan
hanya satu hari, untuk sayuran pembeliannya dilakukan setiap hari.

c. Proses Bahan Makanan

62
Restoran & Kafe Coffee Time mengolah bahan baku menjadi bahan
makanan siap saji. Artinya seluruh masakan tersebut akan diproses atau dimasak
setelah ada pesanan dari konsumen. Sebelum beroperasi setiap hari, karyawan
melakukan persiapan penjualan yang dilakukan pada pagi hari. Proses pengolahan
menu di Restoran & Kafe Coffee Time telah sesuai dengan standar yang telah
ditentukan yang telah diatur dalam SOP diantaranya, proses pembersihan bahan
baku. Setelah dari pasar bahan baku harus dibersihkan, lalu kemudian disimpan
dalam freezer atau lemari pendingin. Kemudian ketika ada pesanan yang datang
maka bahan baku diolah atau dimasak sesuai dengan pesanan dari konsumen.

d. Pelayanan Konsumen
Untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan
Restoran & Kafe Coffee Time sangat memperhatikan dan mengutamakan
kebersihan, keramah tamahan ketepatan penyampaian produk, penanganan
pelanggan yang baik, produk yang berkualitas dan kecepatan dalam memberikan
pelayanan. Langkah-langkah pelayanaan untuk memuaskan pelanggan yang
diterapkan di Restoran & Kafe Coffee Time terdiri dari :
 Penyambutan dengan hangat dan bersahabat ketika konsumen memasuki
Restoran & Kafe Coffee Time, karyawan tersenyum dan menggunakan kontak
mata dan sikap yang ramah.
 Menanyakan jumlah kursi yang dibutuhkan konsumen, kemudian memilihkan
meja yang sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen.
 Memberikan menu dan mencatat pesanan konsumen dengan benar, melakukan
pembacaan ulang pesanan konsumen, melayani konsumen dengan sabar
menjelaskan jenis-jenis menu yang ditawarkan dan komposisi yang terdapat
pada makanan tersebut, memberikan saran tentang produk unggulan dan
produk baru yang ada di Restoran & Kafe Coffee Time.
 Pelayan atau waitress akan menuju kasir dan dapur, untuk kasir diberikan
satu bon untuk menginput pesanan kedalam mesin komputer sedangkan untuk
dapur diberikan satu bon lagi untuk proses pemesanan makanan agar dapat
diolah.

63
 Pelayan atau waitress membawakan pesanan minuman terlebih dahulu
secepat mungkin. Setelah pesanan makanan telah siap diolah maka secepatnya
dihidangkan kepada konsumen.
 Beberapa menit setelah konsumen menikmati hidangannya, pelayan akan
datang ke meja konsumen kembali untuk menanyakan apakah semua
pesanannya sudah keluar atau disajikan dan apakah ada pesanan tambahan.
 Setelah konsumen selesai dan meminta tagihan atau bill pesanannya,
waitress atau pelayan mengambil bill yang telah dicetak dikasir lalu
menyerahkannya kepada konsumen. Kemudian mengambil uang yang
diberikan konsumen untuk diserahkan kepada kasir, lalu mengembalikan sisa
uang dan bill tersebut kepada konsumen sambil mengucapkan terimakasih
dan tersenyum yang ramah.
 Proses terakhir adalah pembersihan meja yang telah digunakan konsumen dan
mengangkat semua peralatan makan yang telah digunakan diatas meja.

Dalam kegiatan operasional, terkadang pihak manajemen mendapatkan


keluhan dari konsumen, diantaranya ialah tidak memiliki sertifikasi halal dari
MUI dan BPOM dari pemerintah, sehingga konsumen yang memperhatikan
keamanan dan kualitas produk sangsi untuk berkunjung ke restoran ini, keluhan
lainnya pada saat Restoran & Kafe Coffee Time melakukan acara-acara seperti
live music, barbeque saat valentine dan acara lainnya yang menyebabkan
ramainya konsumen di Restoran & Kafe Coffee Time sehingga mendapat
complain dari tetangga sebelah. Maka pihak manajemen merubah semua kegiatan
operasional seperti yang dahulunya memakai live music namun sekarang hanya
menggunakan musik biasa yang dinyalakan dengan CD Palyer.

6.1.4 Sumber Daya Manusia


Saat ini, Restoran & Kafe Coffee Time memiliki 14 karyawan dibawah
pimpinan Bapak Sutikno Muliadi sebagai pemilik restoran, jumlah karyawan
Restoran & Kafe Coffee Time dapat dilihat pada Tabel 20. Faktor-faktor yang
diperhatikan oleh Restoran & Kafe Coffee Time mengenai sumberdaya manusia
yaitu manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja serta produktivitas.
Karyawan pada Restoran & Kafe Coffee Time memiliki hubungan kerja yang

64
baik antar karyawan, karyawan dengan manajer operasional ataupun dengan
pemilik restoran. Hal ini dapat dilihat pada saat diadakan briefing untuk evaluasi
pencapaian yang sudah didapat, rencana kerja, serta komunikasi dua arah
mengenai sasaran yang akan dituju, keluhan dari konsumen dan hambatan yang
ditemui.
Restoran & Kafe Coffee Time tidak mengutamakan latar belakang
pendidikan karyawan, yang terpenting karyawan memiliki tanggung jawab, ulet
dan pekerja keras. Seluruh karyawan yang ada memiliki tingkat pendidikan SMP,
SMU dan S1 untuk manajer dengan umur rata-rata 20-30 tahun.
Restoran & Kafe Coffee Time sangat mengutamakan karyawan yang loyal
dan terlatih. Oleh karena itu yang menjadi pertimbangan dalam perekrutan
karyawan adalah kemauan untuk belajar dan keterampilan, bukan melihat tingkat
pendidikan. Biasanya bentuk keterampilan yang diberikan adalah pada saat
karyawan melakukan pengolahan makanan, manajer akan memberikan pujian
kepada karyawan yang telah melakukan pekerjaan dengan baik.
Sedangkan bentuk motivasi yang diberikan pemilik kepada para karyawan
adalah dengan mengadakan wisata bersama untuk karyawan dengan keluarganya
yang diadakan setiap tahun, selain itu manajer juga memberikan bonus untuk
karyawan terbaik setiap bulan dan kenaikan jabatan. Hal ini tentunya sangat
mendorong produktivitas karyawan untuk melakukan pekerjaan lebih baik dan
terampil dalam mengolah makanan.

Tabel 20. Jumlah Karyawan Restoran & Kafe Coffee Time Berdasarkan Jabatan
Fungsional Tahun 2012.
No Bidang Pekerjaan Jabatan Fungsional Pendidikan Jumlah
Karyawan
(orang)
1 Manajer Manajer operasional S1 2
2 Bagian operasional Cashier SMA 1
Waitress SMA 3
Security SMP 2
3 Bagian Dapur Cook D3 3
Bartender SMA 2
Stopwash SMP 1
Total 14
Sumber: Restoran & Kafe Coffee Time (2012)

65
Perekrutan tenaga kerja dilakukan oleh manajer Restoran & Kafe Coffee
Time. Perekrutan tenaga kerja dilakukan hanya jika ada posisi yang kosong.
Biasanya perekrutan karyawan dilakukan secara internal yaitu karyawan yang
sudah dikenal ataupun keluarga dari karyawan yang lama. Gaji karyawan
diberikan setiap bulan. Untuk manajer sebesar Rp 1.600.000, tukang masak atau
koki sebesar Rp 1.325.000 dan untuk pegawai lainnya Rp 950.000. Karyawan
juga mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) berupa uang sesuai dengan masa
bekerja.
Walaupun loyalitas pegawai tinggi dan memiliki keterampilan yang
terlatih, sangat disayangkan karena jumlah karyawan masih terbilang kurang,
khususnya dalam pelayanan delivery order. Banyaknya masukan dari konsumen
untuk membuka layanan delivery, tetapi setelah dipertimbangkan oleh manajer
dengan adanya layanan delivery maka akan ada pengeluaran gaji dalam
perekrutan karyawan dan dapat mengurangi keuntungan Restoran & Kafe Coffee
Time. Manajer Restoran & Kafe Coffee Time, Ibu Tanti mengatakan untuk
menampung layanan delivery order, dan akan dilakukan setelah target penjualan
tercapai yaitu sebesar 100 juta rupiah per bulan.

6.1.5 Sistem Informasi Manajemen


Restoran & Kafe Coffee Time dalam kegiatan manajerial sudah didukung
dengan sistem informasi yang berbasis komputer. Untuk kelancaran kegiatan
manajerial, Restoran & Kafe Coffee Time dilengkapi oleh satu unit komputer
yaitu cash register untuk bagian cashier, satu unit laptop untuk manajer
operasional, laptop tersebut dilengkapi dengan software yang disesuaikan dengan
kebutuhan kerja. Menangani keluhan dari konsumen menggunakan pesawat
telepon. Pencatatan seluruh pemasukan, pengeluaran, dan kebutuhan bahan baku
lainnya dilakukan secara manual dan dicatat secara komputerisasi dibagian office.
Untuk restoran terbilang baru, Restoran & Kafe Coffee Time terbilang lebih
modern dibandingkan dengan pesaing lainnya yang melakukan seluruh pencatatan
secara tradisional. Berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE
dapat dilihat pada Tabel. 21

66
Tabel 21. Analisis Faktor Internal Restoran & Kafe Coffee Time 2012
No Faktor Internal Kekuatan Kelemahan
1 Pemasaran a. Citra rasa internasional a. Lokasi yang kurang
b. Inovasi produk strategis
c. Harga yang terjangkau b. Kurangnya promosi
d. Kebersihan dan c. Tidak ada layanan
kenyamanan restoran hotspot
e. Pelayanan konsumen
yang memuaskan
2 Keuangan Pencatatan keuangan secara Pencapaian target
akuntansi penjualan belum stabil
3 Produksi dan Bahan baku yang terjamin Belum memiliki
operasi kualitas dan kesegaran sertifikasi halal dari
BPOM
4 SDM Tidak memiliki layanan
delivery khusus karena
kurangnya jumlah SDM
Sumber : Restoran & Kafe Coffee Time (2012)

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal


Analisis terhadap lingkungan eksternal restoran merupakan tahap untuk
mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Aspek
eksternal yang dianalisis yaitu lingkungan makro, dan lingkungan industri

6.2.1 Lingkungan Makro


Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada diluar
perusahaan yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi.
a. Faktor Politik
Kebijakan politik mempunyai dampak yang sangat penting bagi para
pengusaha. Kebijakan politik yang baik akan menciptakan iklim usaha yang
kondusif dan sebaliknya jika kebijakan yang terjadi kurang baik, maka akan
sangat tidak menguntungkan bagi para pengusaha. Seiring dengan peningkatan

67
jumlah usaha pendukung industri pariwisata di kota Bogor, pemerintah
menetapkan peraturan izin usaha dan retribusi. Pasal 12 Perda Kota Bogor
Nomor 8 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan mengatur
perizinan badan usaha atau perorangan yang mengajukan usaha kepariwisataan
wajib dikenakan retribusi. Peraturan ini dilaksanakan berdasarkan UU No.34
Tahun 2000 tentang Pajak Retribusi Daerah, dimana tarif yang dikenakan pada
konsumen sebesar 10 persen dari total pesanan.
Adanya peraturan dan perundang-perundangan yang jelas, serta dukungan
besar pemerintah terhadap usaha restoran telah mampu menciptakan atmosfer
lingkungan politik dan hukum yang aman bagi usaha restoran. Keamanan dan
lingkungan Kota Bogor yang kondusif sangat mendukung pertumbuhan usaha
restoran.
b. Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi suatu negara sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu
perusahaan atau industri. Ketidakstabilan kondisi perekonomian saat ini memberi
pengaruh terhadap kecendrungan iklim usaha yang tidak menentu. Kenaikan
harga bahan baku berhubungan dengan biaya produksi, sehingga membuat harga
jual lebih tinggi dan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Akan
tetapi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat akan menunjukkan daya beli
masyarakat yang semakin besar pula sehingga akan mendorong pertumbuhan
usaha restoran di Kota Bogor. Produk Domestik Bruto (PDRB) Kota Bogor dapat
dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Produk Domestik Bruto (PDRB) Kota Bogor Tahun 2005-2009
Tahun PDRB Atas Pertumbuhan PDRB Atas Pertumbuhan
Dasar Harga (%) Dasar Harga (%)
Berlaku (Rp) Konstan (Rp)
2005 6.191.918,90 - 3.567.238,91 -
2006 7.257.742,09 17,21 3.782.273,17 6,02
2007 8.558.035,70 17,91 4.012.743,17 6,09
2008 10.089.943,96 17,90 4.252.821,78 5,98
2009 11.904.599,66 17,98 4.508.705,07 6,02
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor Tahun (2010)

Usaha restoran di Kota Bogor memiliki peluang untuk berkembang. Hal


ini terlihat dari daya beli masyarakat Kota Bogor yang tergambar dalam PDRB

68
per kapita Kota Bogor pada Tabel 22. Pada periode tahun 2005-2009, laju
pertumbuhan PDRB per kapita Kota Bogor rata-rata selalu mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan pendapatan masyarakat Kota Bogor
menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin meningkat pula, hal ini dapat
dimanfaatkan oleh pengusaha restoran untuk mengembangkan usaha.
c. Faktor Sosial
Kondisi sosial dapat dilihat dari beberapa aspek misalnya sikap, gaya
hidup, adat-istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal
perusahaan. Dari faktor sosial diatas, Restoran & Kafe Coffee Time cenderung
pada aspek gaya hidup. Perubahan gaya hidup masyarakat dimana produktivitas
tenaga kerja yang tinggi menyebabkan semakin sedikitnya waktu untuk
menyediakan makanan sehingga masyarakat semakin menginginkan kepraktisan
dan kecenderungan menikmati makanan di luar rumah. Hal ini direspon dengan
baik bagi pihak Restoran & Kafe Coffee Time dan menjadikannya peluang.
Selain itu semakin meningkatnya wisatawan asing dan domestik menjadi
salah satu peluang bagi restoran, hal ini disebabkan karena Kota Bogor memiliki
berbagai objek wisata dan merupakan tempat transit bagi wisatawan asing
maupun domestik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kunjungan wisatawan ke Kota
Bogor tiap tahunnya mengalami peningkatan pada Tabel 23.

Tabel 23. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Tahun 2008-2010


Jenis Jumlah per Tahun
No Jenis usaha
wisatwan 2008 2009 2010
Domestik 1.163.110 1.524.004 1.630.715
1 Objek Wisata Asing 41.377 42.812 43.836
Jumlah 1.204.487 1.566.856 1.674.578
Domestik 1.086.374 1.205.628 1.190.793
2 Akomodasi Asing 104.076 104.076 102.055
Jumlah 1.309.704 1.309.704 1.292.848
Domestik 2.249.484 2.729.672 2.821.508
Jumlah
Asing 144.144 146.888 145.918
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor (2011)

Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, pada tahun
2008 jumlah kunjungan wisatawan domestik mencapai 2.249.484 wisatawan dan
wisatawan asing mencapai 144.144 wisatawan. Selanjutnya di tahun 2009, jumlah

69
kunjungan wisatawan domestik naik menjadi 2.729.672 wisatawan dan wisatawan
asing mencapai 146.888 orang.

d. Faktor teknologi
Teknologi merupakan faktor penting untuk memajukan suatu usaha.
Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat
dalam mendorong usaha restoran menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi
dan informasi dapat dimanfaatkan di semua bagian operasional restoran seperti
pada bagian keuangan, pelayanan dan pemrosesan. Adanya sistem komputerisasi
di bagian keuangan lebih memudahkan dalam mengelola pengalokasian dana.
Selain itu, cara bertransaksi dengan pemasok maupun pelanggan akan lebih
efektif dan efisien jika dapat memanfaatkan semua teknologi. Teknologi yang
digunakan oleh Restoran & Kafe Coffee Time saat ini sudah cukup baik dan
modern. Hal ini terlihat dari adanya barang-barang teknologi tinggi yang
membantu dalam proses produksi diantaranya mesin pendingin bahan baku
(freezer), microwave, mixer, dan lain-lain.

6.2.2 Lingkungan Industri


Lingkungan industri terdiri dari ancaman masuk pendatang baru,
persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman produk pengganti,
kekuatan tawar-menawar pembeli, dan kekuatan tawar-menawar pemasok.

a. Ancaman Masuk Pendatang Baru


Masuknya pendatang baru dalam industri restoran akan memberikan
implikasi pada usaha yang sudah ada. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman
bagi usaha. Pertumbuhan penduduk Kota Bogor yang cukup tinggi dan banyaknya
wisatawan yang datang ke Kota Bogor pada akhir pekan, dimanfaatkan oleh para
pengusaha untuk membangun suatu usaha restoran. Persaingan yang semakin
ketat ini, mendorong Restoran & Kafe Coffee Time menentukan alternatif strategi
pengembangan, agar dapat mempertahankan konsumen lama dan menarik
konsumen baru untuk datang. Tetapi pada saat sekarang ini, pendatang baru
memiliki hambatan masuk industri dan merupakan peluang untuk Restoran &
Kafe Coffee Time. Faktor-faktor hambatan masuk untuk pendatang baru adalah:

70
1) Skala ekonomi; hal ini disebabkan karena untuk membuka sebuah usaha
Restoran baru diperlukan modal yang besar.
2) Diferensiasi; pendatang baru harus memiliki diferensiasi produk cukup tinggi
karena semakin produk itu berbeda atau unik maka konsumen semakin
penasaran dan ingin mencobanya.
3) Kecukupan modal; kebutuhan modal relatif cukup tinggi, terutama modal
awal dalam pendirian suatu usaha.
4) Akses kesaluran distribusi; untuk akses kesaluran distribusi sangat
menentukan penyebaran produk.

b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri


Tingkat persaingan antar pengusaha di Kota Bogor cenderung kompetitif.
Hal ini terlihat dari jumlah kafe, restoran dan rumah makan yang semakin
bertambah tiap tahunnya di Kota Bogor. Pesaing merupakan faktor yang cukup
penting untuk membuat suatu usaha dapat bertahan atau tidak. Persaingan usaha
disekitar Restoran & Kafe Coffee Time cukup banyak (dapat dilihat Tabel 6),
diantaranya terdapat beberapa rumah makan ataupun kafe yang terletak disekitar
Taman Kencana. Walaupun menu utama dengan pesaing berbeda tetapi
segmentasi pada dasarnya sama yaitu masyarakat Kota Bogor terutama untuk
keluarga dan anak muda. Selain itu persaingan bisa diukur dengan harga produk
yang tidak jauh berbeda dengan harga pesaing. Faktor-faktor persaingan sesama
perusahaan dalam industri yang dihadapi Restoran & Kafe Coffee Time adalah:
1) Jumlah kompetitor; tingkat persaingan antar pengusaha restoran di Kota
Bogor cenderung kompetitif. Hal ini terlihat pada Tabel 6 yang menunjukkan
perusahaan yang menjadi pesaing Restoran & Kafe Coffee Time. Langkah
yang dilakukan untuk mengatasi pesaing yang ada dengan tetap berusaha
mempertahankan kualitas, berusaha mengembangkan produknya lebih kreatif
dan inovatif dan meningkatkan kegiatan promosi.
2) Karateristik produk; setiap kafe, restoran atau rumah makan mempunyai
produk unggulan. Sifat atau ciri-ciri dari masing-masing produk yang dimiliki
pasti mempunyai kesamaan dan perbedaan. Perbedaan tersebut yang terus
dikembangkan untuk dapat dijadikan keunggulan Restoran & Kafe Coffee
Time.

71
3) Biaya tetap yang besar; persaingan sesama perusahaan dalam industri yaitu
faktor biaya tetap yang besar karena beroperasi pada skala ekonomi yang
tinggi. Untuk itu Restoran & Kafe Coffee Time berusaha menyesuaikan harga
produk dengan biaya produksi yang dikeluarkan.

Walaupun persaingan tinggi antar bisnis sejenis, Restoran & Kafe Coffee
Time dapat terus bertahan hingga saat ini karena kualitas produk yang baik dan
terus berinovasi melakukan pengembangan produk.

c. Ancaman Produk Pengganti


Restoran & Kafe Coffee Time merupakan restoran yang menawarkan
perpaduan menu khas tradisional dan internasional. Produk pengganti atau
substitusi merupakan ancaman yang menghambat perkembangan restoran.
Restoran & Kafe Coffee Time memiliki menu andalan seperti iga bakar dan steak,
namun produk pengganti nya antara lain nasi ayam atau nasi goreng di waroeng
taman, dan rumah makan yang menyajikan makanan cepat saji (junkfood) seperti
Mc Donald’s yang saat ini menjadi trend dikalangan anak muda dengan menu
utama yang berbahan dasar ayam.
Ancaman terbesar juga datang dari rumah makan dengan konsep warung
tenda seperti warung tenda bang doel yang sudah banyak di Kota Bogor.
Banyaknya restoran dengan produk substitusi membuat konsumen memiliki
banyak pilihan untuk mencoba menu lain yang tidak disediakan oleh Restoran &
Kafe Coffee Time.
d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Kekuatan tawar-menawar pembeli sangat besar, karena jumlah alternatif
pilihan kafe, tempat makan atau restoran di Kota Bogor sangat banyak, sehingga
penawaran tinggi dan konsumen bebas memilih tempat makan atau restoran yang
sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu Restoran & Kafe Coffee Time
berusaha mengikuti keinginan konsumen dengan meningkatkan kreativitas,
inovasi produk dan peningkatan kualitas pelayanan serta meningkatkan fasilitas-
fasilitas pendukung untuk kenyamanan konsumen. Pihak manajemen restoran
sangat mempertimbangkan untuk melakukan kenaikan harga produk. Hal tersebut
dikarenakan pihak restoran tidak ingin konsumen beralih ke restoran lain yang
menawarkan harga lebih murah.

72
Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi suatu produk, sedangkan
pelanggan adalah konsumen yang mengkonsumsi suatu produk secara tetap atau
kontinyu atau dapat dikatakan sebagai konsumen yang datang lebih dari satu kali.
Karakteristik pembeli yang diukur dalam penelitian ini meliputi : jenis kelamin,
umur, daerah asal, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengisian kuesioner terhadap 30
responden, didapatkan karakteristik konsumen, antara lain :
1. Jenis Kelamin
Konsumen Restoran & Kafe Coffee Time yang menjadi responden dalam
penelitian ini terdiri dari 63 persen adalah laki-laki atau sebanyak 19 orang,
sedangkan perempuannya hanya 37 persen atau sebanyak 11 orang. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 24 mengenai persentase jenis kelamin.

Tabel 24. Persentase Jenis Kelamin Responden pada Restoran & Kafe Coffee
Time Tahun 2012
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 19 63
Perempuan 11 37
Total 30 100

Banyaknya pengunjung laki-laki pada Restoran & Kafe Coffee Time


dikarenakan Semakin tinggi jumlah penduduk Kota Bogor khususnya laki-laki,
tentu akan meningkatkan permintaan kebutuhan makanan dan juga minuman.
Perkembangan jumlah penduduk Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor dari Tahun 2007- 2010
Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah
2007 457.717 447.415 905.132
2008 476.476 465.728 942.204
2009 481.559 464.645 946.204
2010 484.791 465.543 950.334
Sumber: BPS Bogor (2010)
2. Daerah Asal
Daerah asal atau merupakan lokasi tempat tinggal responden. Daerah asal
akan menunjukkan dari daerah mana saja konsumen restoran berasal. Konsumen
Restoran & Kafe Coffee Time kebanyakan berasal dari Bogor, yaitu dari 30
responden berasal dari Bogor sebesar 22 responden yaitu sebesar 73 persen.

73
Konsumen Restoran & Kafe Coffee Time yang berasal dari Jakarta terdiri dari 7
orang yaitu sebesar 23 persen, Depok hanya satu orang dan sebesar 4 persen. Hal
ini dapat dilihat pada Tabel 26 mengenai Sebaran Daerah Asal Responden.

Tabel 26. Sebaran Daerah Asal Responden Restoran & Kafe Coffee Time Tahun
2012
Daerah Asal Jumlah (orang) Persentase (%)
Bogor 22 73
Jakarta 7 23
Depok 1 4
Total 30 100

3. Usia
Berdasarkan pengisian kuisioner terhadap konsumen Restoran & Kafe
Coffee Time, diperoleh bahwa karakteristik usia dari konsumen yang datang
berkisar antara 19 tahun hingga lebih dari 55 tahun. Persentase terbesar yaitu 53
persen adalah kelompok usia 15-25 tahun. Hal ini dapat diartikan bahwa Restoran
& Kafe Coffee Time merupakan makanan yang diminati oleh anak muda. Usia
tersebut merupakan usia kerja aktif, dimana konsumen baru mulai memasuki
dunia kerja maka dibutuhkan makanan yang sehat untuk menjaga vitalitas tubuh.
Persentase terbesar kedua berkisar pada usia 26-35 tahun, yaitu 33 persen. Pada
kisaran usia ini, konsumen mulai mantap pada pekerjaannya dan mempunyai
banyak relasi bisnis. Maka banyak konsumen yang memanfaatkan restoran
sebagai tempat memulai perjanjian bisnis. Kisaran usia berikutnya adalah 36-45
tahun dan 45-55 masing-masing sebesar 7 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel
27 mengenai kisaran usia responden pada Restoran & Kafe Coffee Time.

Tabel 27 Sebaran Usia Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun
2012
Usia (tahun) Jumlah Persentase (%)
15-25 16 53
26-35 10 33
36-45 2 7
45-55 2 7
Total 30 100

4. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden pada umumnya cukup baik, karena
konsumen yang datang mempunyai pendidikan minimal SLTA. Seperti terlihat

74
dalam Tabel 28 menunjukkan bahwa persentase terbesar yaitu 43 persen
menunjukkan responden dengan pendidikan terakhir adalah Sarjana. Dan
persentase terbesar berikutnya adalah 33 persen dengan pendidikan terakhir D3.
Pemilihan jenis makanan pada restoran didasarkan pada keinginan dan kebutuhan
konsumen. Sedangkan pendidikan menyebabkan konsumen untuk mempermudah
dalam menilai dan menerima sesuatu yang baru.

Tabel 28. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden pada Restoran & Kafe Coffee
Time Tahun 2012
Pendidikan Terakhir Jumlah(orang) Persentase (%)
SLTA 5 17
D3 10 33
Sarjana 13 43
Pasca Sarjana 2 7
Total 30 100

5. Pekerjaan
Responden kuisioner yang merupakan konsumen Restoran & Kafe Coffee
Time yang mempunyai pekerjaan bervariasi. Akan tetapi, pelajar atau mahasiswa
dan karyawan swasta memiliki persentase terbesar masing-masing 40 persen. Hal
ini disebabkan banyak anak muda yang meluangkan waktunya untuk berkumpul
dengan teman-temannya. Kemudian disusul pegawai negeri yaitu sebesar 10
persen dan terakhir wirawasta dan ibu rumah tangga masing-masing sebesar 7 dan
3 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 29 mengenai Jenis Pekerjaan Responden
pada Restoran & Kafe Coffee Time.

Tabel 29. Sebaran Jenis Pekerjaan Responden pada Restoran & Kafe Coffee
Time Tahun 2012
Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)
Pelajar/Mahasiswa 12 40
Pegawai Negeri 3 10
Karyawan Swasta 12 40
Wiraswasta 2 7
Ibu Rumah Tangga 1 3
Total 30 100

6. Pendapatan
Tingkat pendapatan responden dikategorikan menjadi beberapa tingkat
pendapatan perbulan yaitu pendapatan kurang dari Rp 1.000.000, sampai lebih
dari Rp 5.000.000. Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa responden mempunyai

75
pendapatan antara Rp 1.500.000 sampai Rp 2.000.000 dengan persentase sebesar
33 persen, persentase terkecil yaitu 3 persen dengan tingkat pendapatan responden
lebih dari Rp 5.000.000

Tabel 30. Tingkat Pendapatan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time
Tahun 2012
Pendapatan (Rp) Jumlah (Orang) Persentase (%)
< 1.000.000 8 27
1.500.000 - 2.000.000 10 33
2.000.000 - 3.000.000 6 20
3.000.000 - 4.000.000 5 17
> 5.000.000 1 3
Total 30 100

7. Banyaknya Kunjungan
Loyalitas konsumen Restoran & Kafe Coffee Time ternyata sangat baik,
hal ini dapat dilihat pada Tabel 31 mengenai banyaknya kunjungan responden
pada Restoran & Kafe Coffee Time. konsumen yang datang sebanyak 2-4 kali
mencapai 60 persen lalu sisanya 40 persen konsumen sudah pernah mengunjungi
lebih dari 4 kali kunjungan

Tabel 31. Banyaknya Kunjungan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time
Tahun 2012
Banyaknya Kunjungan Jumlah (orang) Persentase (%)
2-4 kali 18 60
> 4 kali 12 40
Total 30 100

e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok


Hubungan antara pemasok dan restoran harus terjalin dengan baik.
Restoran & Kafe Coffee Time dipasok bahan baku arbeef supplier untuk bahan
baku daging dan ayam. Restoran memiliki pemasok tetap di Pasar Bogor juga
untuk kebutuhan-kebutuhan seperti beras, sayur, dan lainnya, sehingga
ketersedian dan kesegaran bahan baku dapat terjamin karena adanya hubungan
kepercayaan antara pemasok dan restoran. Para pemasok pada Restoran & Kafe
Coffee Time tidak melakukan monopoli harga, karena harga yang ditawarkan
sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran, bahkan ada pemasok yang
memberikan harga lebih murah dengan mutu yang terjaga. Restoran & Kafe

76
Coffee Time membeli bahan baku daging dan ayam setiap dua hari sedangkan
untuk sayuran restoran membeli dari pemasok setiap harinya. Daftar pemasok-
pemasok pada Restoran & Kafe Coffee Time dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32. Pemasok-Pemasok pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012
No Produk Pemasok
1 Daging Arbeef supplier
2 Gas Agen warung pak haji
3 Minyak goreng Avena (distributor)
4 Tissue Silvandra
5 Rokok Agen mild
6 Kopi Supplier dari Bukittinggi
Walaupun pemasok dapat menyediakan bahan baku dan bahan lainnya
sesuai dengan kebutuhan dan tepat waktu bagi Restoran & Kafe Coffee Time,
Tetapi pemasok juga memiliki ancaman yang dapat menghambat pengembangan
usaha Restoran & Kafe Coffee Time. Acaman tersebut terdiri dari kenaikan harga
bahan baku dan kenaikan harga gas elpiji.
Analisis kekutan tawar menawar pemasok ditujukan untuk melihat
kemampuan pemasok dalam mempengaruhi Restoran & Kafe Coffee Time
melalui kenaikan harga atau pengurangan kualitas produk. Kekuatan tawar
menawar pemasok tinggi karena dipengaruhi sejumlah kondisi, yaitu jumlah
pemasok terbatas, tidak tersedianya bahan baku pengganti, peran produk yang
dipasok bagi perusahaan serta besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
beralih ke pemasok lain. Kriteria yang diberikan oleh Restoran & Kafe Coffee
Time dalam memilih pemasok yaitu bertanggung jawab untuk ketersedian bahan
baku selanjutnya, harga lebih murah, mempunyai kualitas yang baik, dan adanya
kepercayaan antara kedua belah pihak.
Analisis lingkungan eksternal dalam matriks EFE dapat dilihat pada Tabel
33. Lingkungan eksternal terbagi menjadi lingkungan makro, dan lingkungan
industri yang menunjukkan adanya peluang yang dapat dimanfaatkan Restoran &
Kafe Coffee Time untuk meminimalkan ancaman.

77
Tabel 33. Analisis Faktor Eksteral Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012
No Faktor Eksternal Peluang Ancaman
1 Lingkungan  Perubahan pola dan
umum gaya hidup masyarakat
 Peningkatan pendapatan
dan daya beli
masyarakat kota Bogor
 Peningkatan jumlah
wisatawan asing dan
domestik
 Hambatan masuk
industri tinggi
 Perkembangan
kemajuan teknologi
 Keamanan lingkungan
Kota Bogor
 Pertumbuhan jumlah
penduduk kota Bogor
2 Lingkungan Hambatan masuk industri  Tingkat persaingan
industri tinggi dalam industri
restoran tinggi
 Banyaknya produk
substitusi
 Kekuatan tawar
menawar konsumen
tinggi
 Kekuatan tawar-
menawar pemasok
tinggi

78
79
VII. PENENTUAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang,


selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga
tahapan, yaitu tahap masukan terdiri dari analisis matriks IFE dan EFE, kemudian
analisis IE, Grand Strategy dan SWOT masuk dalam tahap pencocokan, dan tahap
pengambilan keputusan menggunakan analisis QSPM.

7.1 Analisis Matriks IFE dan EFE


Matriks IFE dan EFE merupakan tahap masukan terhadap kondisi
lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil analisis dan identifikasi
lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan disusun ke dalam
matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi eksternal berupa
peluang dan ancaman akan disusun ke dalam matriks EFE.

a. Analisis Matriks IFE


Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari
faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE
menggambarkan kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan
kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuisioner
dari tiga responden internal yang terdiri dari pemilik Restoran & Kafe Coffee
Time dengan persentase penilaian diambil sebesar empat puluh persen, dua
manajer operasional masing-masing sebesar tiga puluh persen dari total penilaian.
Tabel 34, menunjukkan matriks IFE yang menganalisis 13 faktor sukses kritis
yang terdiri dari 7 kekuatan dan 6 kelemahan.
Berdasarkan hasil matriks IFE pada Tabel 34. Menunjukkan bahwa faktor
yang menjadi kekuatan utama restoran adalah Kebersihan dan kenyamanan
restoran, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0.362, sedangkan kelemahan
utama adalah lokasi yang kurang strategis dengan nilai tertimbang terkecil sebesar
0.079.
Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 34 maka diperoleh total bobot skor
sebesar 2.785. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi internal Restoran & Kafe
Coffee Time terbilang sedang.
Tabel 34. Hasil Analisis Matriks IFE Restoran & Kafe Coffee Time
No Faktor Internal Bobot Rating Bobot Skor
1 Citra rasa internasional 0.070 4 0.279
2 Inovasi produk 0.078 3 0.233
Pelayanan konsumen yang 0.081 3.7
3 0.299
memuaskan
Bahan Baku yang terjamin 0.078 4
4 0.310
kualitas dan kesegaran
5 Harga yang terjangkau 0.081 4 0.323
Pencatatan keuangan secara 0.064 3
6 0.191
akuntansi
Kebersihan dan kenyamanan 0.090 4
7 0.362
restoran
Belum memiliki sertifikasi halal
8 0.090 2 0.179
dari BPOM
9 Lokasi yang kurang strategis 0.079 1 0.079
Pencapaian target penjualan
10 0.097 1.7 0.166
belum stabil
11 Kurangnya promosi 0.074 1.7 0.126
Tidak memiliki layanan 0.048 2
12 0.096
delivery khusus
13 Tidak ada layanan hotspot 0.071 2 0.142
Total 1 36.1 2.785

b. Analisis Matriks EFE


Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
faktor-faktor eksternal perusahaan. Matriks EFE menggambarkan kondisi
eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung
berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuisioner dari tiga puluh orang
konsumen dengan penilaian sebesar dua puluh persen, dan tiga orang dari internal
yang terdiri dari pemilik Restoran & Kafe Coffee Time dengan persentase
penilaian diambil sebesar tiga puluh persen, dua manajer operasional masing-
masing sebesar dua puluh lima persen dari total penilaian.
Tabel 35 menunjukan matriks EFE yang menganalisis sebelas faktor
sukses kritis yang terdiri dari enam peluang dan lima ancaman. Berdasarkan hasil
analisis matriks EFE pada Tabel 35 menunjukkan bahwa faktor yang menjadi
peluang utama perusahaan adalah perubahan pola dan gaya hidup masyarakat

81
dengan nilai tertimbang sebesar 0.421. Sedangkan ancaman utama adalah tingkat
persaingan dalam industri restoran tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar
0,121.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 35, maka diperoleh total bobot
skor sebesar 3.015. Hal ini menunjukkan Restoran & Kafe Coffee Time terbilang
kuat untuk merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang untuk
mengatasi ancaman.

Tabel 35. Hasil Analisis Matriks EFE Restoran & Kafe Coffee Time
No Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot Skor
1 Perubahan Pola dan Gaya
0.107 3.953 0.421
hidup Masyarakat
2 Pertumbuhan jumlah penduduk
0.074 3.617 0.266
kota Bogor
3 Peningkatan pendapatan dan
daya beli masyarakat kota 0.088 3.867 0.341
Bogor
4 Peningkatan jumlah wisatawan
0.080 3.570 0.284
asing dan domestik
5 Hambatan masuk industri tinggi 0.107 3.913 0.419
6 Perkembangan kemajuan
0.064 3.833 0.244
teknologi
7 Keamanan lingkungan Kota
0.118 3.277 0.387
Bogor
8 Tingkat persaingan dalam
0.112 1.087 0.121
industri restoran tinggi
9 Banyaknya produk substitusi 0.065 2.340 0.153
10 Kekuatan tawar menawar
0.070 2.327 0.163
konsumen tinggi
11 Kekuatan tawar-menawar
0.116 1.850 0.215
pemasok tinggi
Total 1 33.633 3.015

7.2 Analisis IE, Grand Startegy, dan SWOT


Analisis IE, Grand Startegy, dan SWOT merupakan tahap pencocokan
yaitu untuk merumuskan strategi berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan
kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada
tahap pencocokan model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah
matriks IE (Internal-Eksternal), matriks Grand Strategy dan matriks SWOT
(Strength-Weakness-Oppourtunities-Threat).

82
a. Matriks IE
Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan skor
terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan,
berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE, diperoleh
bobot sebesar 2.785 dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE,
diperoleh bobot sebesar 3.015. Hasil pemetaan pada matriks IE dapat dilihat pada
Gambar 7.
Total Nilai IFE
Kuat Rata-rata Rendah
3,00-4,00 2,00-2,99 1,00-1,99
Tinggi 4,0 I II III
Total Nilai EFE

3,00-4,00
Menengah 3,0 IV V VI
2,00-2,99
2,0
Rendah VII VIII IX
A
1,00-1,99
1,0

Gambar 7. Matriks I-E (Internal-Eksternal)

Restoran & Kafe Coffee Time dalam pemasarannya menempati posisi


dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow
and Build (tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan pada kuadran
ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk) atau integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan
dan integrasi horizontal). Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan lingkungan
internal dan eksternal perusahaan, berupa strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang
lebih besar untuk produk dan jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha
pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi pasar meliputi penambahan jumlah tenaga
penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan, penawaran produk-produk dan
promosi penjualan secara intensif. Dengan kata lain strategi ini dapat dilakukan

83
dengan melakukan promosi yang lebih gencar. Promosi tersebut dapat berupa
promosi melalui media iklan televisi, koran, radio, majalah dan lain-lain.
Pengembangan produk adalah sebuah strategi yang mengupayakan
peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau
jasa yang ada saat ini. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas
makanan dan minuman. Produk juga dapat dikembangkan dengan menambah
jumlah menu yang ada, selain untuk memperbanyak pilihan bagi konsumen
penambahan menu juga untuk mempertahankan konsumen agar tidak bosan
terhadap menu masakan di Restoran & Kafe Coffee Time.

b. Matriks Grand Strategy


Berdasarkan Gambar 7, Restoran & Kafe Coffee Time berada pada
kuadran II, yang artinya bahwa perusahaan berada pada situasi yang
menguntungkan karena memiliki peluang dan kekuatan. Strategi yang harus
diterapkan dalam kondisi seperti ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif (Growth oriented strategy). Strategi yang harus diterapkan adalah
pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan,
integrasi ke belakang dan integrasi horizontal. Hal ini dapat dilihat dalam Gambar
8 mengenai posisi perusahaan dalam matriks grand strategy

Pertumbuhan pasar

1. Market Development 1. Market Development


2. Market penetration 2. Market penetration
3. Product development 3. Product development
4. Horizontal Intergration 4. Forward Integration
5. Divestiture 5. Backward Integration
6. Liquidation 6. Horizontal Integration
7. Concentric diversification
Posisi Posisi
persaingan persaingan
lemah kuat
1. Retrenchment 1. Concentric diversification
2. Concentric diversification 2. Horizontal diversification
3. Horizontal diversification 3. Conglomerate diversification
4. Conglomerate diversification 4. Join venture
5. Divestiture
6. liquidation

Pertumbuhan pasar lemah

Gambar 8. Matriks Grand Strategy

84
c. Matriks SWOT
Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diperoleh
melalui faktor internal dan eksternal dapat diformulasikan alternatif strategi yang
diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT
yang dapat dilihat pada Tabel 36. Alternatif strategi yang diperoleh adalah sebagai
berikut:

• Strategi S-O (Strength-Opportunity)


Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat
dilakukan pada strategi S-O yaitu:
1. Pengembangan Pasar
Meningkatkan volume penjualan dengan membuka cabang Restoran & Kafe
Coffee Time di pusat perbelanjaan. Hal ini dilakukan agar jangkauan produk
tersampaikan ke masyarakat luas. Cita rasa internasional, bahan baku yang
terjamin kualitas, dan kesegaran dan pelayanan serta harga yang terjangkau
menjadi kekuatan bagi Restoran & Kafe Coffee Time untuk memperluas
pasarnya. Strategi ini didukung oleh Perubahan Pola dan Gaya hidup
Masyarakat, Pertumbuhan jumlah penduduk serta peningkatan pendapatan
masyarakat. Pembukaan cabang ini dimaksudkan untuk memperbanyak
konsumen Restoran & Kafe Coffee Time. Dengan kekuatan yang dimiliki dan
memanfaatkan peluang yang ada, pembukaan cabang baru akan sangat
membantu meningkatkan jumlah pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time.

• Strategi W-O (Weakness-Opportunity)


Strategi W-O adalah strategi yang menggunakan peluang yang ada untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa
alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O yaitu:
1. Penetrasi Pasar
Mengatasi lokasi yang kurang strategis dan kegiatan promosi yang kurang
gencar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti website, majalah,
radio, spanduk, dan sebagainya. Dengan promosi yang gencar seperti
memasang petunjuk arah jalan diantaranya spanduk, baliho, brosur, dsb. Maka

85
lokasi yang kurang strategis tersebut dapat diatasi. Memasang layanan hotspot
dengan memanfaatkan teknologi yang ada, sehingga semakin banyak pula
pengunjung yang datang untuk menikmati layanan tersebut dengan memesan
beberapa menu dan hal tersebut dapat meningkatkan penjualan maka target
penjualanpun akan tercapai.

• Strategi S-T (Strength-Threat)


Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari
ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal
yang ada. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan dengan strategi S-T yaitu:
1. Pengembangan Produk
Meningkatkan cita rasa internasional, inovasi produk dengan harga yang
terjangkau agar tetap bertahan dalam persaingan industri. Restoran & Kafe
Coffee Time dapat meningkatkan pelayanan konsumen yang sudah baik
menjadi lebih baik lagi sehingga tidak beralih ke produk substitusi ataupun
restoran lainnya. Kemudian pembuatan sertifikasi halal dari MUI dan BPOM
agar informasi kualitas produk yang diberikan sampai kepada konsumen,
sehingga konsumen lebih nyaman untuk makan di Restoran & Kafe Coffee
Time dibandingkan restoran lainnya yang belum memiliki sertifikasi halal dari
MUI dan BPOM.

• Strategi W-T (Weakness-Threat)


Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman. Salah satu alternatif strategi yang dapat
dilakukan pada strategi W-T yaitu:
1. Integrasi ke depan
Memberikan layanan delivery order, memberikan jasa kepada konsumen
dalam mengantar pesanan, sehingga produk lebih banyak di jual dengan
pelayanan delivery order tersebut.
2. Integrasi ke belakang
Menjaga hubungan baik dengan pemasok agar bahan baku yang diterima lebih
murah dengan kualitas baik sehingga dapat mengatasi pencapaian target
penjualan Restoran & Kafe Coffee Time.

86
3. Integrasi horizontal
Menjaga hubungan yang baik dengan pesaing, untuk mengetahui informasi
mengenai selera pasar dengan tujuan mengindari harga produk yang terlalu
mahal, lebih unggul dalam variasi menu di bandingkan pesaing, dan
menciptakan suatu inovasi yang tidak dimiliki pesaing lainnya. Hasil Analisis
Matriks Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) dapat dilihat pada
Tabel 36.

Tabel 36. Hasil Analisis Matriks SWOT Restoran & Kafe Coffee Time
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Citra rasa Internasional 1. Belum memiliki sertifikasi
2. Inovasi produk halal dari BPOM
Faktor Internal 3. Pelayanan konsumen yang 2. Lokasi yang kurang strategis
memuaskan 3. Pencapaian target penjualan
4. Bahan Baku yang terjamin belum stabil
kualitas dan kesegaran 4. Kurangnya promosi
5. Harga yang terjangkau 5. Tidak memiliki layanan
6. Pencatatan keuangan secara delivery khusus
Faktor Eksternal akuntansi 6. Tidak ada layanan hotspot
7. Kebersihan dan kenyamanan
restoran
Peluang (O) 1. Pengembangan Pasar (S1, S2, 1. Penetrasi Pasar (W2,W4,06)
1. Perubahan Pola dan Gaya S3, S4, S7,O1,O2,03,O4)
hidup Masyarakat
2. Pertumbuhan jumlah
penduduk kota Bogor
3. Peningkatan pendapatan dan
daya beli masyarakat kota
Bogor
4. Peningkatan jumlah
wisatawan asing dan
domestik
5. Hambatan masuk industri
tinggi
6. Perkembangan kemajuan
teknologi
7. Keamanan lingkungan Kota
Bogor
Ancaman (T) 1. Pengembangan produk 1. Integrasi ke depan,
1. Tingkat persaingan dalam (S1,S2,S3,S5,S7,T1, T4) 2. integrasi ke belakang dan
industri restoran tinggi 3. integrasi horizontal
2. Banyaknya produk substitusi (W3, T2,T4,T5)
3. Kekuatan tawar menawar
konsumen tinggi
4. Kekuatan tawar-menawar
pemasok tinggi

7.3 Analisis Matriks QSPM


Analisis Matriks QSPM merupakan tahap keputusan yaitu tahap yang
terakhir untuk menentukan strategi terbaik yang dapat dijalankan atau digunakan
perusahaan dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh dari hasil analisis

87
SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi tersebut, digunakan alat analisis
Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM). Hasil analisis matriks SWOT
menghasilkan 4 alternatif, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi
WT. Strategi tersebut akan dimasukkan kedalam matriks QSPM yang akan
diestimasi dengan bobot dan Attractive Score (AS). Alternatif strategi yang
dianalisis dengan menggunakan matriks QSPM adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan Pasar (TAS = 5,799)
b. Penetrasi Pasar (TAS = 6,205)
c. Pengembangan produk (TAS = 5,861)
d. Integrasi ke depan, ke belakang dan horizontal (TAS = 5,042)
Berdasarkan hasil penilaian dari matriks QSPM, maka diperoleh urutan
strategi dari nilai TAS paling tinggi hingga paling rendah. Dari urutan tersebut
dapat dihasilkan strategi-strategi prioritas yang dapat diimplementasikan oleh
Restoran & Kafe Coffee Time sesuai dengan keputusan pemilik restoran. Matriks
QSPM dapat dilihat pada Lampiran 11 berdasarkan hasil analisis QSPM, maka
diperoleh prioritas alternatif strategi sebagai berikut :
1. Penetrasi Pasar (TAS = 6,205)
Mengatasi lokasi yang kurang strategis dan kegiatan promosi yang kurang
gencar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti website, majalah,
radio, spanduk, dan sebagainya. Dengan promosi yang gencar seperti
memasang petunjuk arah jalan diantaranya spanduk, baliho, brosur, dsb. Maka
lokasi yang kurang strategis tersebut dapat diatasi. Memasang layanan hotspot
dengan memanfaatkan teknologi yang ada, sehingga semakin banyak pula
pengunjung yang datang untuk menikmati layanan tersebut dengan memesan
beberapa menu dan hal tersebut dapat meningkatkan penjualan maka target
penjualanpun akan tercapai.
2. Pengembangan produk (TAS = 5,861)
Meningkatkan cita rasa internasional, inovasi produk dengan harga yang
terjangkau agar tetap bertahan dalam persaingan industri. Restoran & Kafe
Coffee Time dapat meningkatkan pelayanan konsumen yang sudah baik
menjadi lebih baik lagi sehingga tidak beralih ke produk substitusi ataupun
restoran lainnya. Kemudian pembuatan sertifikasi halal dari BPOM agar

88
informasi kualitas produk yang diberikan sampai kepada konsumen, sehingga
konsumen lebih nyaman untuk makan di Restoran & Kafe Coffee Time
dibandingkan restoran lainnya yang belum memiliki sertifikasi halal dari MUI
dan BPOM.
3. Pengembangan Pasar (TAS = 5,799)
Meningkatkan volume penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti
membuka cabang Restoran & Kafe Coffee Time dipusat perbelanjaan. Hal ini
dilakukan agar jangkauan produk tersampaikan kemasyarakat luas. Cita rasa
internasional, bahan baku yang terjamin kualitas dan kesegaran dan pelayanan
serta harga yang terjangkau menjadi kekuatan bagi Restoran & Kafe Coffee
Time untuk memperluas pasarnya. Strategi ini didukung oleh Perubahan Pola
dan Gaya hidup Masyarakat, Pertumbuhan jumlah penduduk serta
peningkatan pendapatan masyarakat. Pembukaan cabang ini dimaksudkan
untuk memperbanyak konsumen Restoran & Kafe Coffee Time. Dengan
kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan memanfaatkan peluang-peluang yang
ada pembukaan cabang baru akan sangat membantu meningkatkan jumlah
pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time.
4. Integrasi ke depan, belakang dan horizontal (TAS = 5,042)
Integrasi ke depan yang dilakukan oleh Restoran & Kafe Coffee Time ialah
menambah pelayanan delivery order, memberikan jasa kepada konsumen
dalam mengantar pesanan, sehingga produk lebih banyak di jual dengan
pelayanan delivery order tersebut. Selanjutnya integrasi ke belakang yaitu
menjaga hubungan baik dengan pemasok seperti arbeef supplier, pemasok
kopi asli dari bukti tinggi, rokok a-mild, tisu silvandra, dan minyak goreng
avena. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi keterlambatan dalam menyediakan
bahan baku, terjalinnya kepercayaan, dan harga lebih murah dengan kualitas
baik sehingga dapat mengatasi pencapaian target penjualan Restoran & Kafe
Coffee Time. Integrasi horizontal untuk menjaga hubungan yang baik dengan
pesaing, untuk mengetahui informasi mengenai selera pasar dengan tujuan
mengindari harga produk yang terlalu mahal, lebih unggul dalam variasi menu
di bandingkan pesaing, dan menciptakan suatu inovasi yang tidak dimiliki
pesaing lainnya.

89
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
Hasil penelitian tentang Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe
Coffee Time dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, faktor
yang menjadi kekuatan di Restoran & Kafe Coffee Time ialah kebersihan
serta kenyamanan restoran. Kemudian lokasi yang kurang strategis merupakan
faktor kelemahan yang dimiliki Restoran & Kafe Coffee Time. Faktor
eksternal yang dijadikan peluang adalah perubahan pola dan gaya hidup
masyarakat, sedangkan faktor ancaman yang dimiliki Restoran & Kafe Coffee
Time yaitu tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi. Hasil analisis
matriks IE posisi restoran berada pada kuadran ke II yaitu kondisi tumbuh dan
berkembang. Strategi yang tepat digunakan pada posisi ini adalah strategi
intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) atau
integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal).
e. Berdasarkan analisis QSPM, alternatif strategi yang tepat dan dapat dilakukan
oleh pihak Restoran & Kafe Coffee Time secara berurutan adalah : Penetrasi
Pasar (TAS = 6,205), Pengembangan produk (TAS = 5,861), Pengembangan
Pasar (TAS = 5,799), dan Integrasi ke belakang dan integrasi horizontal (TAS
= 5,042)

8.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, maka diperoleh
saran yang dapat dilakukan oleh Restoran & Kafe Coffee Time:
a. Sebaiknya Restoran & Kafe Coffee Time melakukan strategi intensif
(penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk). Penetrasi
pasar berarti perusahaan sebaiknya meningkatkan pangsa pasar suatu produk
atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar, misalnya dengan
menambah biaya iklan untuk promosi penjualan atau usaha-usaha promosi
lainnya. Pengembangan pasar yaitu dengan Meningkatkan volume penjualan
dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang. Pengembangan

90
Produk yaitu meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau
memodifikasi produk dan jasa yang sudah ada sekarang. kemudian Restoran
& Kafe Coffee Time diharapkan mampu melakukan strategi integrative
(integrasi kebelakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal) yaitu
menjaga hubungan baik dengan perantara, pemasok, bahkan pesaing guna
mengetahui informasi pasar.
b. Ada baiknya Pemasangan hotspot yang akan dilakukan di masa mendatang
jika sudah terjadi perluasan lahan atau tempat serta penambahan meja makan
dan tempat duduk di Restoran & Kafe Coffee Time serta mempercepat
pembuatan sertifikasi halal dari BPOM agar dapat memberikan kepercayaan
informasi mengenai kualitas produk sehingga menjadi nilai lebih bagi
perusahaan sehingga konsumen menjadi lebih nyaman untuk makan di
Restoran & Kafe Coffee Time.

91
DAFTAR PUSTAKA

Andriani. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Restoran gurih 7 di Kota Bogor


dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy. [Skripsi]. Bogor: Fakultas
Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Arief AR. 2005. Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2011. Kota Bogor dalam Angka 2010.
Bogor. Jawa Barat.

David FR. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: Salemba Empat.

Defieta. 2009. Startegi Pengembangan Usaha REstoran Lasagna Gulung Bogor


Jawa Barat. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut
Pertanian Bogor.

Dinas Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. 2011. Arsip Data
Kepariwisataan. Bogor: Dinas Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Bogor.

Durianto, Darmadi, Sugiarto & Tony Sitinjak. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar
Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek cetakan ketiga, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Ekalina. 2011. Strategi Pengembangan Usaha P-MAN Burger (Studi Kasus


Restoran P-MAN Burger Depok. [Skripsi]. Bogor: Program Studi
Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor.

Erlianingsih. 2008. Startegi Pemasaran Restoran Pondok Makan Mirah, Jakarta


Selatan. [Skripsi]. Bogor: Program Studi Manajemen Agribisnis. Institut
Pertanian Bogor.

Fauziyah. 2011. Analisis Strategi Pemasaran Kafe Kebun Kita, Bogor. [Skripsi].
Bogor: Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Fransiska. 2008. Strategi Pengembangan Usaha Restoran Mie Ayam Bangka


Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang. [Skripsi]. Bogor:
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis.


Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Kotler P. 2002. Manajemen Strategi Edisi 1. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Kotler P, G Armstrong. 1997. Dasar-dasar Pemasaran Edisi 2. Jakarta: PT.


Prenhallindo.
Lazuardi. 2008. Analisis Startegi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni
Panggang (MP) Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Lestari. 2008. Analisis Strategi Promosi Death By Chocolate & Spageti


Restaurant, Bogor. [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana Ekstensi
Manajemen Agribisnis. IPB. Bogor.

Maulina N. 2009. Strategi Pengembanagn Usaha Pada Death By Chocolate and


Spaghetti Restaurant di Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Porter, M.E. 1997. Strategi Bersaing, Teknik Menganalisis Industri dan pesaing,
Terjemahan. Jakarta : Erlangga.

Rahman. 2012. Strategi Pengembangan Usaha Café Burganni Bogor. [Skripsi].


Bogor: Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Ratnasari. 2009. Analisis Strategi Pemasara (Studi Kasus Ali Baba Restoran,
Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sari. 2011. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Restoran Bukit Gumati Batu Tulis
Kota Bogor, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Siagian, D. Sugiarto. 2000. Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
PT SUN.

Steiner, GA dan Miner, JB. 1997. Kebijakan dan Strategi Manajemen. Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga.

Sugiono (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Cv. Alfabeta.

Torsina, M. 2000. Usaha Restoran yang sukses. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

93
LAMPIRAN

94
Lampiran 1. Realisasi dan Target penjualan Restoran & Kafe Coffee Time Juni
2011- Juni 2012 (%)

Tahun Realisasi Penjualan/Omset


Jumlah (Rp) Pertumbuhan (%)
Juni 2011 35.345.000 -
Juli 2011 40.125.000 11.91
Agustus 2011 58.430.000 31.33
September 2011 60.128.000 2.82
Oktober 2011 57.500.000 -4.57
November 2011 62.350.000 7.78
Desember 2011 80.275.000 22.33
Januari 2012 73.480.000 -9.25
Febuari 2012 78.195.000 6.03
Maret 2012 80.120.000 2.40
April 2012 76.695.000 -4.46
Mei 2012 80.380.000 4.58
Juni 2012 78.950.000 -1.81

95
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Untuk Penentuan Faktor Internal dan
Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time

GAMBARAN UMUM
1. Bagaimana sejarah berdirinya Restoran & Kafe Coffee Time?
2. Bagaimana kondisi umum Restoran & Kafe Coffee Time?
3. Bagaimana Perkembangan Restoran & Kafe Coffee Time?
4. Apa yang menjadi visi, misi sertatujuan didirikannya Restoran & Kafe Coffee
Time?
5. Dimana alamat Restoran & Kafe Coffee Time?
6. Bagaimana bentuk struktur organisasi Restoran & Kafe Coffee Time?
7. Apa yang menjadi tugas dan wewenang dari setiap bagian struktur tersebut?
8. Jelaskan kegiatan operasional dan budaya kerja Restoran & Kafe Coffee
Time?

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL


A. Sumber Daya Manusia
1. Berapa Jumlah Karyawan atau tenaga kerja Restoran & Kafe Coffee Time?
2. Bagaimana tingkat pendidikan dari karyawan Restoran & Kafe Coffee Time?
3. Apa bentuk pelayanan yang diberikan Restoran & Kafe Coffee Time kepada
konsumennya?
4. Intenstif apa yang diberikan kepada karyawan Restoran & Kafe Coffee Time
agar lebih semangat dalam bekerja?
5. Pelatihan-pelatihan apa saja yang diikuti oleh karyawan Restoran & Kafe
Coffee Time dalam meningkatkan usahanya?
B. Keuangan
1. Dari mana sumber modal Restoran & Kafe Coffee Time?
2. Berapa jumlah modal awal Restoran & Kafe Coffee Time?
3. Bagaimana perkembangan modal Restoran & Kafe Coffee Time sekarang?
4. Berapa aset yang dimiliki Restoran & Kafe Coffee Time sekarang?
5. Berapa biaya yang harus dikeluarkan Restoran & Kafe Coffee Time pada
setiap unit usahanya?
6. Bagaimana sistem manajemen keuangan pada Restoran & Kafe Coffee Time?

96
C. Produksi dan Operasi
1. Bagaimana proses produksi pada Restoran & Kafe Coffee Time?
2. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana produksi di Restoran & Kafe
Coffee Time?
3. Bagaimana ketersediaan bahan baku pada Restoran & Kafe Coffee Time?
4. Bagaimana kapasitas sarana dan prasarana yang dimiliki Restoran & Kafe
Coffee Time?
5. Bagaimana pengaruhnya perkembangan teknologi yang dimiliki dengan
perkembangan usaha dari Restoran & Kafe Coffee Time?
6. Bagaimana sistem pengawasan produksi yang digunakan Restoran & Kafe
Coffee Time ?
D. Pemasaran
1. Apa saja jenis produk yang dihasilkan oleh Restoran & Kafe Coffee Time?
2. Berapa harga dari masing-masing produk yang dijual pada Restoran & Kafe
Coffee Time?
3. Bagaimana strategi promosi yang sudah dilakukan oleh Restoran & Kafe
Coffee Time?
4. Bagaimana startegi tempat yang sudah dilakuakan Restoran & Kafe Coffee
Time?
5. Bagaimana strategi orang, bentuk fisik dan proses yang dilakukan oleh
Restoran & Kafe Coffee Time?
E. Sistem Informasi Manajemen
1. Apa saja pendukung kegiatan manajerial oleh Restoran & Kafe Coffee Time?
2. Sebutkan tujuan dan manfaat dari sistem informasi manajemen yang dimiliki
Restoran & Kafe Coffee Time?

ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL


A. Sosial, budaya, dan Demografi
1. Bagaimana budaya daerah sekitar atas berdirinya Restoran & Kafe Coffee
Time?
2. Apa pengaruh dari meningkatnya wisatawan asing dan domestic bagi Restoran
& Kafe Coffee Time?

97
3. Bagaimana laju pertumbuhan penduduk Bogor?
B. Ekonomi
1. Bagaimana kondisi perekonomian secara umu?
2. Bagaimana tingkat pendapatan masyarakat Bogor khususnya masyarakat
umumnya?
C. Politik dan Kebijakan Pemerintah
1. Bagaimana kondisi stabilitas politik dan keamanan Indonesia
2. Apakah ada kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kegiatan Restoran &
Kafe Coffee Time?
D. Teknologi
1. Bagaimana perkembangan teknologi Restoran & Kafe Coffee Time?
2. Bagaimana perkembangan teknologi dalam mengakses informasi?
3. Teknologi apa saja yang sudah diterapkan Restoran & Kafe Coffee Time baik
teknologi produksi maupun teknologi informasi?
E. Pelanggan
1. Bagaimana loyalitas pelanggan terhadap produk yang dihasilkan oleh
Restoran & Kafe Coffee Time?
2. Bagaimana kualitas produk yang dihasilkan pelanggan?
3. Bagaimana tanggapan kosumen terhadap harga yang ditetapkan Restoran &
Kafe Coffee Time?
F. Pesaing
1. Berapa jumlah pesaing yang harus dihadapi oleh Restoran & Kafe Coffee
Time?
2. Apakah Restoran & Kafe Coffee Time dapat bertahan dalam persaingan
sebutkan alasannya?
G. Pemasok
1. Berapa jumlah pemasok? Sebutkan?
2. Bagaimana hubungan anatara pemasok dengan Restoran & Kafe Coffee Time?
3. Adakah pemasok lain selain dari pemasok langganan?
4. Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Restoran & Kafe Coffee
Time dengan para pemasok tersebut?

98
ANALISIS LINGKUNGAN INDUSTRI
A. Ancaman Masuk Pendatang Baru
1. Apa dampak dari banyaknya pendatang baru terhadap pertahanan Restoran &
Kafe Coffee Time?
2. Faktor-faktor apa saja hambatan masuk untuk pendatang baru?
B. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
1. Bagaimana tingkat persaingan antar pengusaha restoran di Kota Bogor?
2. Faktor-faktor persaingan sesama perusahaan dalam industri yang dihadapi
Restoran & Kafe Coffee Time?
C. Produk Pengganti Atau Substitusi
1. Sebutkan produk pengganti yang menjadi pesaing Restoran & Kafe Coffee
Time?
2. Apakah produk pengganti menjadi ancaman bagi Restoran & Kafe Coffee
Time? Jelaskan alasannya?
D. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
1. Bagaimana kekuatan tawar menawar pembeli?
2. Apa yang sebaiknya perusahaan lakukan untuk mengatasi kekuatan tawar
menawar pembeli?
E. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
1. Bagaimana kekuatan tawar menawar pemasok?
2. Kriteria yang di pilih Restoran & Kafe Coffee Time dalam memilih pemasok

99
Lampiran 3. Kuesioner Pengunjung

KUISIONER PEMBELI

Kepada yang saya hormati Bapak/Ibu/Saudara, Saya Astri Widiyawati, NRP


H34104058 mahasiswa Progaram Sarjana Alih Jenis Manajemen Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor sedang melakukan penelitian yang
berjudul Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time di Bogor
Jawa Barat. Saya mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk berkenan mengisi
kuesioner dalam rangka mencari informasi tentang Restoran & Kafe Coffee Time.
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.

Tanggal :
Nama Responden :
Alamat :

A. Identitas Responden
1. Usia anda saat ini :
1. 15 – 25 2. 26 – 35 3. 36 – 45 4. 46 – 55 5. > 55
2. Jenis Kelamin :
1. Pria 2. Wanita
3. Status pernikahan :
1. Menikah 2. Belum Menikah
4. Pekerjaan :
1. Pelajar/Mahasiswa 2. Pegawai Negeri 3. Karyawan Swasta
4. Wiraswasta 5. Ibu Rumah Tangga 6. Lainnya………….
5. Pendidikan Terakhir :
1. SD 2. SLTP 3. SLTA 4. Sarjana 5. Pasca
Sarjana
6. Pengeluaran anda atau keluarga (jika anda sudah berkeluarga) per bulan untuk
kebutuhan konsumsi/makanan (Rp) :
1. < 1 juta
2. 1,5 juta – 2 juta

100
3. 2 juta – 3 juta
4. 3 juta – 4 juta
5. > 5 juta
7. Pengeluaran anda atau keluarga per bulan untuk konsumsi/makan diluar
rumah (Restoran, Rumah Makan, Café, dan sebagainya) (Rp) :
1. < 100.000
2. 100.000 – 200.000
3. 200.000 – 300.000
4. 300.000 – 400.000
5. > 500.000
B. Pendapat Konsumen Mengenai Restoran & Kafe Coffee Time
8. Dari mana anda mendapat informasi tentang Restoran & Kafe Coffee Time:
1. Dari teman
2. Dari brosur/spanduk promosi
3. Dari keluarga
9. Seberapa jauh promosi mempengaruhi anda untuk mengunjungi Restoran &
Kafe Coffee Time:
1. Membuat anda ingin mengunjungi
2. Membuat anda menjadi pelanggan tetap
3. Tidak ada pengaruh
12. Sudah berapa kali anda mengunjungi Restoran & Kafe Coffee Time:
1. 1 kali 2. 2-4 kali 3. Lebih dari 4 kali 4. Lainnya:……...
13. Seberapa jauh pengaruh kedekatan lokasi Restoran & Kafe Coffee Time dari
tempat tinggal anda dalam mempengaruhi anda untuk mengunjungi Restoran
& Kafe Coffee Time:
1. Sangat berpengaruh
2. Agak berpengaruh
3. Tidak berpengaruh
14. Pada saat kapan anda mengunjungi Restoran & Kafe Coffee Time:
1. Siang hari
2. Sore hari
3. Malam hari

101
4. Lainnya :………………
15. Apa yang menjadi pertimbangan anda (berdasarkan ciri atribut yang
menonjol) mengunjungi Restoran & Kafe Coffee Time:
1. Variasi produk
2. Kualitas/Rasa
3. Harga
4. Kuantitas/isi
5. Pelayanan
6. Halal
7. Area parkir
8. Kebersihan dan kenyamanan
18. Untuk acara apa anda mengunjungi Restoran & Kafe Coffee Time:
1. Memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari
2. Makan dengan keluarga
3. Bisnis
4. Syukuran
5. Meluangkan waktu senggang
19. Apakah bila Restoran & Kafe Coffee Time tutup pada saat itu, apa yang akan
anda lakukan :
1. Mengunjungi rumah makan lain
2. Kembali ke rumah
20. Apa saran dan harapan anda untuk Restoran & Kafe Coffee Time dimasa akan
datang :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

102
Lampiran 4. Kuesioner penentuan kunci faktor

Tata Cara Pengisian

1. Pilihlah jawaban yang paling tepat menurut pendapat anda

2. Jawaban anda dijamin kerahasiannya

Pertanyaan di bawah ini berkaitan dengan pendapat anda sebagai


konsumen Restoran & Kafe Coffee Time, Bogor. Mohon tunjukan pendapat anda
dengan memberi tanda (√) dari pilihan yang tersedia

Bauran Atribut Sangat Baik Cukup Tidak Sangat


Baik Baik Tidak Baik
Inovasi Produk
Produk
Cita Rasa
Harga Daftar Harga
Tempat Lokasi strategis
Media cetak dan
Promosi
elektronik
Pelayanan yang
baik dan ramah
Orang
Pengetahuan
Pelayan
Kinerja pelayan
Kecepatan
Proses
Pelayanan
Tanggapan Pelayan
Sarana pendukung
(Hotspot)
Fisik Kenyamanan area
parkir
Kebersihan restoran

103
Lampiran 5. Kuisioner Penelitian Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor
Strategis Internal dan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time

KUISIONER PENELITIAN

SKRIPSI
Analisis Internal Lingkungan
Restoran & Kafe Coffee Time

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA


RESTORAN & KAFE COFFEE TIME DI BOGOR JAWA BARAT

IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :

Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisis kuesioner ini secara lengkap, objektif

benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan

tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.

PENELITI

ASTRI WIDIYAWATI UTAMI

H34104058

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

104
1.1 Penentuan Peringkat terhadap Kekuatan Perusahaan
Petunjuk Pengisian
a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan
usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan
cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak.
b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan dibawah ini:
Skala 4 = jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing
Skala 3 = jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing
Skala 2 = jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing
Skala 1 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing
Menurut Bapak dan Ibu, bagaimana kondisi perusahaan bila
dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri-industri yang
memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki
perusahaan sebagai berikut :
Tabel 2. Analisis Faktor Kunci Internal (Kekuatan) Restoran & Kafe Coffee
Time
No Faktor-Faktor Kunci Internal 4 3 2 1 alasan
Kekuatan
1. Citra rasa Internasional
2. Inovasi produk
3. Pelayanan konsumen yang
memuaskan
4. Bahan Baku yang terjamin
kualitas dan kesegaran
5. Harga yang terjangkau
6. Pencatatan keuangan secara
akuntansi
7. Kebersihan dan fasilitas
restoran yang memadai

1.2 Pemberian Peringkat terhadap Kelemahan Perusahaan


Petunjuk Pengisian
a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan
usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan
cara memberikan kelemahan tanda (√) pada pilihan Bapak.
b. Pemberian beringkat didasarkan pada keterangan berikut ini:
Skala 4 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing
Skala 3 = jika faktor tersebut lemah terhadap pesaing
Skala 2 = jika faktor tersebut kuat terhadap pesaing
Skala 1 = jika faktor tersebut sangat kuat terhadap pesaing

105
Menurut Bapak dan Ibu, bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan
dengan perusahaan pesaing yang memproduksi produk sejenis dalam hal ini
faktor-faktor kelemahan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut:
Tabel 2. Analisis Faktor Kunci Internal (Kelemahan) Restoran & Kafe
Coffee Time
No Kelemahan 4 3 2 1 Alasan
1. Belum memiliki sertifikasi
halal dari BPOM
2. Lokasi yang kurang strategis
3. Pencapaian target penjualan
belum stabil
4. Kurangnya promosi
5. Tidak memiliki layanan
delivery khusus
6. Tidak ada layanan hotspot

1.3 Penentuan Bobot terhadap Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan


Kelemahan)

Petunjuk Pengisian
a. Penentuan bobot berdasarkan fakta yang terjadi pada Restoran & Kafe Coffee
Time

b. Bobot yang diberikan mengidentifikasi tingkat kepentingan faktor kunci


terhadap keberhasilan perusahaan, tanpa memandang apakah faktor tersebut
merupakan kekuatan atau kelemahan internal. Tentukan nilai bobot pada
Tabel 2 :
Bobot 1, jika indikator horizontal kurang penting dari indikator vertikal
Bobot 2, jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
Bobot 3, jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal
Faktor Kunci Lingkungan Internal
A Citra rasa Internasional
B Inovasi produk
C Pelayanan konsumen yang memuaskan
D Bahan Baku yang terjamin kualitas dan kesegaran
E Harga yang terjangkau
F Pencatatan keuangan secara akuntansi
G Kebersihan dan fasilitas restoran yang memadai
H Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM
I Lokasi yang kurang strategis
J Pencapaian target penjualan belum stabil
K Kurangnya promosi
L Tidak memiliki layanan delivery khusus
M Tidak ada layanan hotspot

106
Tabel 3. Penentuan Bobot Faktor Kunci Lingkungan Internal Restoran &
Kafe Coffee Time
Faktor Total Bobot
Kunci A B C D E F G H I J K L M
Internal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M

107
KUISIONER PENELITIAN

SKRIPSI
Analisis Lingkungan Eksternal
Restoran & Kafe Coffee Time

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA


RESTORAN & KAFE COFFEE TIME DI BOGOR JAWA BARAT

IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :

Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisis kuesioner ini secara lengkap, objektif

benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan

tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.

PENELITI

ASTRI WIDIYAWATI UTAMI

H34104058

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

108
2.1 Pemberian Peringkat terhadap Peluang Perusahaan
Petunjuk Pengisian :
a. Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan usaha dalam
meraih peluang yang ada berikut ini dengan memberikan tanda (V) pada
pilihan Bapak.
b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini:
Skala 1 = sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut
kurang
Skala 2 = rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut rata-rata
Skala 3 = tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut diatas rata
rata
Skala 4 = sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut
superior.
Menurut Bapak, bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi
peluang tersebut :

Tabel 4. Analisis Faktor Kunci Lingkungan Eksternal (Peluang) Restoran &


Kafe Coffee Time
No Faktor-Faktor Kunci Eksternal 4 3 2 1 Alasan
Peluang
1 Perubahan Pola dan Gaya
hidup Masyarakat
2 Pertumbuhan jumlah penduduk
kota Bogor
3 Peningkatan pendapatan dan
daya beli masyarakat kota
Bogor
4 Peningkatan jumlah wisatawan
asing dan domestik
5 Hambatan masuk industri
tinggi
6 Perkembangan kemajuan
teknologi
7 Keamanan lingkungan Kota
Bogor

2.2 Pemberian Peringkat terhadap Ancaman Perusahaan

Petunjuk pengisian:

a. Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada besarnya ancaman usaha
dalam mempengaruhi usaha dimasa yang datang dengan cara memberikan
tanda (√) pada pilihan Bapak.
b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini:

109
Skala 1 = sangat tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior
Skala 2 = tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut diatas rata-rata
Skala 3 = rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata
Skala 4 = sangat rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut kurang
Menurut Bapak, bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi
ancaman tersebut:

Tabel 5. Analisis Faktor Kunci Lingkungan Eksternal (Ancaman) Restoran


& Kafe Coffee Time
No Ancaman 4 3 2 1 Alasan
1 Tingkat persaingan dalam
industri restoran tinggi
2 Banyaknya produk substitusi
3 Kekuatan tawar menawar
konsumen tinggi
4 Kekuatan tawar menawar
pemasok tinggi

2.3 Penilaian Bobot terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan


Ancaman)

Petunjuk Pengisian :
a. Penentuan bobot berdasarkan fakta yang terjadi pada Restoran & Kafe Coffee
Time
b. Bobot yang di berikan mengindikasi tingkat kepentingan faktor kunci terhadap
keberhasilan perusahaan, tanpa memandang apakan faktor tersebu peluang
atau ancaman eksternal.
c. Tentuka nilai bobot Pada Tabel 4.
Bobot 1, jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal
Bobot 2, jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
Bobot 3, jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Faktor Kunci Eksternal
A Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat
B Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor
C Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor
D Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik
E Hambatan masuk industri tinggi
F Perkembangan kemajuan teknologi
G Keamanan lingkungan Kota Bogor
H Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi
I Banyaknya produk substitusi
J Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi
K Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi

110
Tabel 6. Penentuan Bobot Faktor Kunci Lingkungan Eksternal Restoran &
Kafe Coffee Time
Faktor A B C D E F G H I J K Total Bobot
Kunci
Eksternal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K

111
Lampiran 6. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS)
Alternatif Strategi Restoran & Kafe Coffee Time, Bogor

KUISIONER PENELITIAN

SKRIPSI
Attractiveness Score (AS)
Restoran & Kafe Coffee Time

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA


RESTORAN & KAFE COFFEE TIME DI BOGOR JAWA BARAT

IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :

Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisis kuesioner ini secara lengkap, objektif

benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan

tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.

PENELITI

ASTRI WIDIYAWATI UTAMI

H34104058

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

112
Tujuan:

QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan


seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau
diperbaiki. QSPM secara objektif akan mengindikasikan alternatif strategi mana
yang terbaik untuk dilakukan. Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis
SWOT:
Strategi 1: Pengembangan pasar
Strategi 2: Penetrasi pasar
Strategi 3: Pengembangan produk
Strategi 4: Integrasi ke depan, ke belakang, dan horizontal

Petunjuk Pengisian:
Tentukan AS atau daya tarik masing-masing faktor internal (kekuatan-
kelemahan) serta faktor eksternal (peluang-ancaman) untuk masing-masing
alternatif strategi pengembangan sebagaimana disebut di atas. Mengajukan
pertanyaan, apakah faktor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan strategi yang
dibuat. Jika jawabannya ”Tidak”, maka kolom AS tidak perlu diisi, jika
jawabannya ”Ya” maka kolom AS diisi dengan:
1= Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif terhadap
alternatif lain.
2= Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif terhadap
alternatif lain.
3= Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap
alternatif lain.
4= Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap
alternatif lain.

113
Matriks QSPM
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4
Strategi BOBOT
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
-
-
-
Kelemahan
-
-
-
Peluang
-
-
-
Ancaman
-
-
-
TOTAL

114
Lampiran 7. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Internal

Penilaian Responden Pemilik Terhadap Faktor Internal (Bobot)


BOBOT
FK A B C D E F G H I J K L M TOTAL
BOBOT 40%
A 2 3 1 3 3 1 3 2 1 2 3 2 26 0.083 0.033
B 2 2 1 3 3 1 3 3 2 2 2 2 26 0.083 0.033
C 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 24 0.077 0.031
D 3 3 2 3 3 2 2 2 1 3 3 2 29 0.093 0.037
E 1 1 2 1 3 1 2 2 2 3 2 1 21 0.067 0.027
F 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 16 0.051 0.021
G 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 33 0.106 0.042
H 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 19 0.061 0.024
I 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 21 0.067 0.027
J 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 31 0.099 0.040
K 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 3 2 22 0.071 0.028
L 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 18 0.058 0.023
M 2 2 2 2 3 3 1 3 2 2 2 2 26 0.083 0.033
312 1.000 0.400

Penilaian Responden Manajer 1 Terhadap Faktor Internal (Bobot)


BOBOT
FK A B C D E F G H I J K L M TOTAL BOBOT
30%
A 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 18 0.058 0.017
B 3 2 2 1 3 2 1 2 1 1 3 3 24 0.077 0.023
C 3 2 3 2 3 3 1 3 2 2 3 2 29 0.093 0.028
D 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 21 0.067 0.020
E 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 31 0.099 0.030
F 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 3 2 19 0.061 0.018
G 3 2 1 2 1 3 1 2 1 2 3 3 24 0.077 0.023
H 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 32 0.103 0.031
I 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 26 0.083 0.025
J 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 32 0.103 0.031
K 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 25 0.080 0.024
L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0.038 0.012
M 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 3 19 0.061 0.018
312 1.000 0.300

115
Penilaian Responden Manajer 2 Terhadap Faktor Internal (Bobot)
BOBOT
FK A B C D E F G H I J K L M TOTAL BOBOT 30%
A 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 3 3 20 0.064 0.019
B 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 22 0.071 0.021
C 3 2 2 2 1 2 1 1 1 2 3 3 23 0.074 0.022
D 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 21 0.067 0.020
E 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 25 0.080 0.024
F 3 3 3 2 1 1 1 2 2 2 3 3 26 0.083 0.025
G 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 26 0.083 0.025
H 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 0.115 0.035
I 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 2 28 0.090 0.027
J 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 2 28 0.090 0.027
K 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 23 0.074 0.022
L 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 14 0.045 0.013
M 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 3 20 0.064 0.019
312 1.000 0.300

Penilaian Responden Internal Terhadap Rating Internal


No Faktor Internal Pemilik Pemilik Manajer 1 Manajer 1 Manajer 2 Manajer 2
(40%) (30%) (30%)
1 Citra rasa internasional 4 1.6 4 1.2 4 1.2
2 Inovasi produk 3 1.2 3 0.9 3 0.9
3 Pelayanan konsumen
4 1.6 3 0.9 4 1.2
yang memuaskan
4 Bahan Baku yang
terjamin kualitas dan 4 1.6 4 1.2 4 1.2
kesegaran
5 Harga yang terjangkau 4 1.6 4 1.2 4 1.2
6 Pencatatan keuangan
3 1.2 3 0.9 3 0.9
secara akuntansi
7 Kebersihan dan
4 1.6 4 1.2 4 1.2
kenyamanan restoran
8 Belum memiliki
sertifikasi halal dari 2 0.8 2 0.6 2 0.6
BPOM
9 Lokasi yang kurang
1 0.4 1 0.3 1 0.3
strategis
10 Pencapaian target
2 0.8 1 0.3 2 0.6
penjualan belum stabil
11 Kurangnya promosi 2 0.8 2 0.6 1 0.3
12 Tidak memiliki
layanan delivery 2 0.8 2 0.6 2 0.6
khusus
13 Tidak ada layanan
2 0.8 2 0.6 2 0.6
hotspot

116
Hasil Keseluruhan Bobot Internal
Faktor Pemilik Supervisor 1 Supervisor 2
Total Bobot
Kunci 40% 30% 30%
A 0.033 0.017 0.019 0.070
B 0.033 0.023 0.021 0.078
C 0.031 0.028 0.022 0.081
D 0.037 0.020 0.020 0.078
E 0.027 0.030 0.024 0.081
F 0.021 0.018 0.025 0.064
G 0.042 0.023 0.025 0.090
H 0.024 0.031 0.035 0.090
I 0.027 0.025 0.027 0.079
J 0.040 0.031 0.027 0.097
K 0.028 0.024 0.022 0.074
L 0.023 0.012 0.013 0.048
M 0.033 0.018 0.019 0.071
TOTAL BOBOT INTERNAL 1.000

Hasil Keseluruhan Rating Internal


Faktor Pemilik Supervisor1 Supervisor 2 Total Rating
Kunci 40% 30% 30%
A 1.6 4.0 4.0 4.0
B 1.2 3.0 3.0 3.0
C 1.6 3.7 3.7 3.7
D 1.6 4.0 4.0 4.0
E 1.6 4.0 4.0 4.0
F 1.2 3.0 3.0 3.0
G 1.6 4.0 4.0 4.0
H 0.8 2.0 2.0 2.0
I 0.4 1.0 1.0 1.0
J 0.8 1.7 1.7 1.7
K 0.8 1.7 1.7 1.7
L 0.8 2.0 2.0 2.0
M 0.8 2.0 2.0 2.0
TOTAL RATING INTERNAL 36.1

117
Lampiran 8. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Eksternal

Penilaian Responden Pemilik Terhadap Faktor Eksternal (Bobot)


BOBOT
FK A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT
30%
A 3 2 2 3 3 1 2 2 2 1 21 0.095 0.029
B 1 1 2 1 3 1 1 3 2 2 17 0.077 0.023
C 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 22 0.100 0.030
D 2 2 2 1 3 1 2 2 2 1 18 0.082 0.025
E 1 3 3 3 3 2 2 2 3 2 24 0.109 0.033
F 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 14 0.064 0.019
G 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 25 0.114 0.034
H 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 23 0.105 0.031
I 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 15 0.068 0.020
J 2 2 1 2 1 2 1 1 3 1 16 0.073 0.022
K 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 25 0.114 0.034
220 1.000 0.300

Penilaian Responden Manajer 1 Terhadap Faktor Eksternal (Bobot)


BOBOT
FK A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT
25%
A 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 26 0.118 0.030
B 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 14 0.064 0.016
C 2 3 2 1 2 1 1 3 2 1 18 0.082 0.020
D 2 2 2 1 3 1 1 2 2 1 17 0.077 0.019
E 3 2 2 1 3 1 1 3 3 2 21 0.095 0.024
F 1 2 2 1 1 1 1 2 3 1 15 0.068 0.017
G 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 27 0.123 0.031
H 3 3 3 3 2 3 1 3 2 2 25 0.114 0.028
I 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 14 0.064 0.016
J 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 18 0.082 0.020
K 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 25 0.114 0.028
220 1.000 0.250

118
Penilaian Responden Manajer 2 Terhadap Faktor Eksternal (Bobot)
BOBOT
FK A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT
25%
A 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 25 0.114 0.028
B 1 2 2 1 3 1 1 3 3 1 18 0.082 0.020
C 2 2 2 1 2 1 1 2 3 1 17 0.077 0.019
D 1 2 2 1 3 1 1 3 3 1 18 0.082 0.020
E 3 2 3 3 3 1 2 3 3 1 24 0.109 0.027
F 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 13 0.059 0.015
G 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 27 0.123 0.031
H 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 26 0.118 0.030
I 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 13 0.059 0.015
J 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 12 0.055 0.014
K 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 27 0.123 0.031
220 1.000 0.250

Penilaian Responden Terhadap Rating Eksternal


No Faktor Pemilik Pemilik Manajer Manajer opr 1 Manajer Manajer opr Konsumen Konsumen
Eksternal (30%) opr 1 (25%) opr 2 2 (25%) (20%)
1 Perubahan
Pola dan Gaya 1.2 1 1 3.767 0.753
4 4 4
hidup
Masyarakat
2 Pertumbuhan
jumlah 1.2 1 0.75 3.333 0.667
4 4 3
penduduk kota
Bogor
3 Peningkatan
pendapatan
dan daya beli 4 1.2 4 1 4 1 3.333 0.667
masyarakat
kota Bogor
4 Peningkatan
jumlah
wisatawan 4 1.2 3 0.75 4 1 3.100 0.620
asing dan
domestik
5 Hambatan
masuk industri 4 1.2 4 1 4 1 3.567 0.713
tinggi
6 Perkembangan
kemajuan 4 1.2 4 1 4 1 3.167 0.633
teknologi
7 Keamanan
lingkungan 3 0.9 4 1 3 0.75 3.133 0.627
Kota Bogor
8 Tingkat
persaingan 0.3 0.25 0.25 1.433 0.287
1 1 1
dalam industri
restoran tinggi
9 Banyaknya
produk 3 0.9 2 0.5 2 0.5 2.200 0.440
substitusi
10 Kekuatan
tawar-menawar
3 0.9 2 0.5 2 0.5 2.133 0.427
konsumen
tinggi
11 Kekuatan
tawar-
2 0.6 1 0.25 2 0.5 2.500 0.5
menawar
pemasok tinggi

119
Hasil Keseluruhan Bobot Eksternal
Faktor Pemilik Supervisor 1 Supervisor 2 Konsumen
total bobot
Kunci 30% 25% 25% 20%
A 0.029 0.030 0.028 0.020 0.107
B 0.023 0.016 0.020 0.014 0.074
C 0.030 0.020 0.019 0.018 0.088
D 0.025 0.019 0.020 0.015 0.080
E 0.033 0.024 0.027 0.023 0.107
F 0.019 0.017 0.015 0.013 0.064
G 0.034 0.031 0.031 0.023 0.118
H 0.031 0.028 0.030 0.022 0.112
I 0.020 0.016 0.015 0.014 0.065
J 0.022 0.020 0.014 0.014 0.070
K 0.034 0.028 0.031 0.023 0.116
TOTAL BOBOT EKSTERNAL 1.000

Hasil Keseluruhan Rating Eksternal


Faktor Pemilik Supervisor1 Supervisor 2 Konsumen
total rating
Kunci 30% 25% 25% 20%
A 1.2 1 1 0.753 3.953
B 1.2 1 0.75 0.667 3.617
C 1.2 1 1 0.667 3.867
D 1.2 0.75 1 0.620 3.570
E 1.2 1 1 0.713 3.913
F 0.9 1 1 0.633 3.533
G 1.2 0.75 1 0.627 3.577
H 0.3 0.25 0.25 0.287 1.087
I 0.9 0.5 0.5 0.493 2.340
J 0.9 0.5 0.5 0.467 2.327
K 0.6 0.25 0.5 0.580 1.850
TOTAL RATING EKSTERNAL 33.633

120
Lampiran 9. Menu Daftar Harga Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

No Menu Makanan Harga 27 Tongseng Buntut 35.000


COFFEE TIME BREAKFAST Sapi
1. Omelette 15.000 28 Mun Tahu 22.500
2 Coffee Time Top 25.000 KIDS MEALS
Breakfast 29 Spaghetti 20.000
SOUP Bolognaise
3 Seafood Cassava 13.000 30 I Love Chicken 20.000
Soup 31 Beef Patty Steak 22.500
4 Potato Soup 20.000 32 Nachos 22.500
5 Tomato Soup 20.000 33 Coffee Time 15.000
6 Asparagus Soup 20.000 Spring Rolls
7 Cream Soup 13.000 34 Special Bread Roll 15.000
SALAD’S 35 Coffee Time Toast 15.000
8 Rainy City Salad 15.000 36 Coffee Time 25.000
9 Caesar Salad 15.000 Sandwich
MAIN COURSES 37 Chicken Wings 20.000
10 Coffee Time 15.000 with Potato
Fried Chicken Wedges
11 Geulis Chicken 27.500 38 TempuraWith 20.000
Roll Chips
12 Sunda Steak 25.000 39 Fried Calamari 20.000
13 Beef with black 25.000 40 Fashion Sausages 20.000
papper Sauce with Potato
14 Coffee Time beef 25.000 Wedges
15 Coffee Time 35.000 LIGHT MEALS
Spare Ribs 41 Pletok Tofu 10.000
16 Oxtail Soup 35.000 42 Crispy fried 15.000
17 Coffee Time 20.000 Banana With
Special Fried Cheese
Rice 43 Coffee Time 15.000
18 Anchovy Fried 20.000 Grilled Banana
Rice DESSERT’S
19 Guntur Fried 20.000 44 Caramel Pancake 15.000
Noodles with Ice Cream
20 Grilled/Fried Fish 40.000 45 Brownies With 15.000
21 Spaghetti with 25.000 Ice Cream
Black Papper 46 Fruity Youhurt 15.000
Sauce 47 Banana Rolls 17.500
22 Fried Kwetiaw 20.000 With Ice Cream
23 Seafood 25.000 48 Black sticky Rice 17.000
Mayonnaise With Ice Cream
24 Gurame Fish 25.000
Mango Sauce
25 Mie Ronggeng 20.000
26 Fish & Chips 25.000

121
No Menu Minuman Harga Ginger
Coffee Time Super Special 35 Bandrek/Milk 10.000
1 Robusta Super 40.000 Bandrek
Special 36 Hot Chocolate 15.000
2 Arabica Super 60.000 37 Iced Chocolate 16.000
Special 38 Sereh Juice 15.000
Coffee Time Coffee 39 Sexy Slank 17.000
3 Black Coffee 9.000 40 Mineral Water 5.000
4 Instant Latte 12.000 BEER
Coffee 41 Heineken Bottle 22.000
5 Vietnam Coffee 13.000
6 Sumatra Robusta 30.000
Guntur
7 Low Caffeine 30.000
Coffee
8 Toraja Arabica 20.000
Special Blend
Special Mix Arabica
9 Hot Latte 25.000
10 Iced Latte 25.000
11 Iced Coffee 25.000
12 Express coffee 25.000
Special Mix Robusta
13 Hot Cappucino 25.000
14 Hot Latte 25.000
Beverages
15 Hot Green Tea 17.000
16 Hot Lemon Tea 9.000
17 Hot Spicy Tea 8.000
18 Iced Lemon Tea 10.000
19 Iced Spicy Tea 10.000
20 Oreo Shake 15.000
21 Root Beer Float 15.000
22 Strawberry Juice 15.000
23 Orange Juice 15.000
24 Melon Juice 15.000
25 Soursop Juice 15.000
26 Sensation Juice 15.000
27 Fit Juice 15.000
28 Melosis Juice 15.000
29 Lemon Squash 13.000
30 Strawberry Crush 15.000
31 Mango Crush 15.000
32 Milkshake With 15.000
Whipped Cream
33 Munti Sexy 15.000
34 Coffee Time Hot 15.000

122
Lamiran 10. Tabulasi Jawaban Responden Untuk Prioritas Strategi

FAKTOR Pengembangan Pasar Penetrasi Pasar Pengembangan Produk Integrasi belakang dan horizontal
KUNCI R1 R2 R3 RATA2 R1 R2 R3 RATA2 R1 R2 R3 RATA2 R1 R2 R3 RATA2
Kekuatan
1 3 3 3 3.000 4 4 4 4.000 2 2 2 2.000 2 1 2 1.667
2 3 3 4 3.333 4 3 4 3.667 2 1 2 1.667 2 1 1 1.333
3 3 3 4 3.333 4 4 4 4.000 2 3 3 2.667 3 2 2 2.333
4 3 3 3 3.000 3 3 4 3.333 3 3 3 3.000 4 4 3 3.667
5 3 3 3 3.000 4 4 4 4.000 3 3 4 3.333 4 4 3 3.667
6 2 1 2 1.667 2 1 3 2.000 2 1 1 1.333 1 1 1 1.000
7 3 2 3 2.667 4 4 4 4.000 4 3 4 3.667 2 2 2 2.000
Kelemahan
1 1 2 2 1.667 2 3 2 2.333 2 2 2 2.000 2 2 2 2
2 3 4 3 3.333 2 2 2 2.000 4 4 4 4.000 1 1 2 1.333
3 4 4 4 4.000 3 4 4 3.667 3 4 3 3.333 3 3 4 3.333
4 3 4 3 3.333 2 3 3 2.667 4 3 4 3.667 2 2 3 2.333
5 2 2 2 2.000 2 2 1 1.667 2 3 3 2.667 1 1 1 1
6 3 2 3 2.667 1 2 2 1.667 3 3 3 3.000 2 2 2 2
Peluang
1 4 4 4 4.000 4 3 4 3.667 4 3 4 3.667 2 2 2 2.000
2 4 4 4 4.000 3 3 4 3.333 3 3 4 3.333 2 3 3 2.667
3 3 3 3 3.000 4 3 3 3.333 3 3 4 3.333 2 2 3 2.333
4 3 2 3 2.667 2 3 3 2.667 2 3 3 2.667 1 2 2 1.667
5 3 2 3 2.667 3 3 3 3.000 3 3 3 3.000 2 1 2 1.667
6 3 2 2 2.333 3 4 3 3.333 4 4 4 4.000 1 2 2 1.667
Ancaman
1 3 4 3 3.333 4 4 4 4.000 4 4 3 3.667 4 4 4 4.000
2 3 2 3 2.667 2 3 2 2.333 2 3 2 2.333 4 3 4 3.667
3 2 2 2 2.000 4 4 3 3.667 3 3 2 2.667 4 3 3 3.333
4 3 3 3 3.000 4 3 3 3.333 3 3 4 3.333 4 3 3 3.333
5 2 2 2 2.000 2 2 2 2.000 2 1 2 1.667 4 4 4 4.000

123
Lampiran 11. Hasil Matriks QSPM

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4


Strategi BOBOT
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1 0.069 3.000 0.208 4.000 0.278 2.000 0.139 1.667 0.116
2 0.076 3.333 0.252 3.667 0.278 1.667 0.126 1.333 0.101
3 0.082 3.333 0.274 4.000 0.329 2.667 0.220 2.333 0.192
4 0.075 3.000 0.225 3.333 0.250 3.000 0.225 3.667 0.275
5 0.083 3.000 0.250 4.000 0.333 3.333 0.277 3.667 0.305
6 0.064 1.667 0.106 2.000 0.127 1.333 0.085 1.000 0.064
7 0.096 2.667 0.255 4.000 0.383 3.667 0.351 2.000 0.191
Kelemahan
1 0.087 1.667 0.145 2.333 0.203 2.000 0.174 2.000 0.174
2 0.080 3.333 0.268 2.000 0.161 4.000 0.321 1.333 0.107
3 0.098 4.000 0.391 3.667 0.359 3.333 0.326 3.333 0.326
4 0.075 3.333 0.250 2.667 0.200 3.667 0.276 2.333 0.175
5 0.046 2.000 0.092 1.667 0.077 2.667 0.123 1.000 0.046
6 0.068 2.667 0.183 1.667 0.114 3.000 0.205 2.000 0.137
Peluang
1 0.109 4.000 0.435 3.667 0.398 3.667 0.398 2.000 0.217
2 0.073 4.000 0.293 3.333 0.244 3.333 0.244 2.667 0.195
3 0.086 3.000 0.259 3.333 0.287 3.333 0.287 2.333 0.201
4 0.079 2.667 0.212 2.667 0.212 2.667 0.212 1.667 0.132
5 0.106 2.667 0.283 3.000 0.319 3.000 0.319 1.667 0.177
6 0.064 2.333 0.148 3.333 0.212 4.000 0.254 1.667 0.106
Ancaman
1 0.119 3.333 0.397 4.000 0.476 3.667 0.437 4.000 0.476
2 0.113 2.667 0.301 2.333 0.263 2.333 0.263 3.667 0.414
3 0.065 2.000 0.129 3.667 0.237 2.667 0.172 3.333 0.215
4 0.070 3.000 0.209 3.333 0.232 3.333 0.232 3.333 0.232
5 0.117 2.000 0.233 2.000 0.233 1.667 0.194 4.000 0.466
TOTAL 5.799 6.205 5.861 5.042

124
Lampiran 12. Bauran Pemasaran Restoran & Kafe Coffee Time

Gambar 1. Produk Restoran dan Kafe Gambar 2. Menu Harga


Coffee Time

Gambar 3. Tempat Nyaman, dan Bersih Gambar 4. Salah Satu Strategi Promosi

Gambar 5. Area Parkir Memadai Gambar 6. Toilet dan tempat cuci


tangan

125
126

Anda mungkin juga menyukai