Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN SEMENTARA

ACARA III
ANALISA KUALITATIF LIPID
Nama : Aurora Ananta Valencia
NIM : 24020121130065
Tanggal : Selasa, 22 Maret 2022
Kelompok :11 A

I. TUJUAN
Mampu mengidentifikasi lemak berdasarkan sifat fisik dan kimianya
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Lipid
Lipid merupakan sekelompok senyawa heterogen yang lebih berkaitan
karena sifat fisiknya daripada sifat kimianya. Kelompok ini mempunyai sifat
umum relatif tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut nonpolar. Lipid
merupakan asam lemak dan turunannya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid
dan senyawa terkait serta sterol. Lipid berfungsi memisahkan bagian seluler sel
dari lingkungan luar sehingga sel dapat menjalankan fungsinya sebagai unit
kehidupan dan berfungsi sebagai molekul penyimpan energi yang efisien.
Beberapa senyawa di dalam makanan dan tubuh diklasifikasikan sebagai lipid
(Karinda, 2013).
Lipid adalah unsur makanan yang penting tidak hanya karena nilai
energinya yang tinggi tetapi juga karena vitamin yang larut dalam bentuk lemak
essensial yang dikandung dalam lemak makanan alam. Dalam tubuh, lemak
berfungsi sebagai sumber energi efisien secara langsung dan secara potensial,
bila disimpan dalam jaringan adiposa. Lipid berfungsi sebagai penyekat panas
dalam jaringan subkutan dan sekeliling organ tertentu dan bekerja sebagai
penyekat listrik (electrical insulator) yang memungkinkan perambatan cepat
gelombang depolarisasi sepanjang syaraf bermielin. Kandungan lemak dalam
jaringan syaraf tinggi. Kombinasi lemak dan protein (lipoprotein) merupakan
unsur sel yang penting, terdapat pada kedua membrana sel dan mitokondria
dalam sitoplasma yang berfungsi sebagai alat pengangkut lipid dalam darah.
Lipid mempunyai sifat fisik yang lebih penting dibanding sifat kimiawi karena
mempengaruhi proses pemanfaatan lemak dalam tubuh. Lemak adalah unsur
makanan yang penting karena energinya yang tinggi dan vitamin yang larut
dalam bentuk lemak essensial dikandung dalam lemak makanan alam (Siregar
et al., 2020).
Pada uji
II.2 Klasifikasi Lipid
Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan
(animal fst), lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dll. Klasifikasi lipid
ke dalam lipid majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang
dapat di sabunkan, sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak
dan tidak dapat di sabunkan. Lipid seperti lilin (wax), lemak, minyak, dan
fosfolipid adalah ester yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan asam lemak
dan senyawa lainnya termasuk alkohol. Steroid tidak mengandung asam lemak
dan tidak dapat dihidrolisis (Muguri, 2017).
Lipid berperan penting dalam komponen struktur membran sel. Lemak
dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan energi, lapisan
pelindung, dan insulator organ-organ tubuh beberapa jenis lipid berfungsi
sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon. Fosfolipida
memiliki bentuk seperti trigliserida. Bedanya, pada fosfolipida satu asam
lemaknya digantikan oleh gugus fosfat yang mengikat gugus alcohol yang
mengandung nitrogen, contohnya yaitu fosfatidiletanolamin (sefalin),
fosfatidilkolin (lesitin), dan fosfatidilserin. Sebagian besar lemak dan minyak di
alam terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol.
Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu
asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida
(Muguri, 2017).
II.3 Identifikasi Lipid
Secara umum lipid tersusun atas 3 komponen yaitu tringliserida,
fosfolipid, dan kolesterol. Secara kimia sebagian lipid dasar dari trigliserida
adalah asam lemak yang merupakan asam organik hidrokarbon rantai panjang.
Trigliserida mempunyai fungsi hampir sama dengan karbohidrat yaitu dipakai
dalam tubuh terutama untuk menyediakan energi bagi berbagai proses
metabolik dan sebagian kecil dipakai untuk membentuk membran sel serta
melakukan fungsi-fungsi sel. Trigliserida adalah lemak utama dalam makanan
manusia karena merupakan lemak simpanan utama dalam tumbuhan dan hewan.
Trigliserida mengalami emulsifikasi di usus halus oleh garam empedu dan di
cerna oleh lipase yang disekresikan oleh pankreas (Karinda, 2013).
Fosfolipid juga terdiri dari asam lemak yang merupakan asam organik
hidrokarbon rantai panjang. Fosfolipid dipakai untuk membentuk semua
membran sel dan melakukan fungsi-fungsi sel yang lain. Fungsi khusus
fosfolipid salah satunya adalah merupakan unsur penting lipoprotein di dalam
darah, bila fosfolipid tidak ada dapat terjadi gangguan transpor kolesterol dan
lipid lain yang serius. Kolesterol tidak mengandung asam lemak, akan tetapi inti
sterolnya disintesis dari gugus molekul asam lemak sehingga kolesterol
memiliki banyak sifat fisik dan kimia dari zat lipid lainnya. Kolesterol sangat
larut dalam lemak tetapi sedikit larut dalam air. Kolesterol secara spesifik
mampu membentuk ester dengan asam lemak. Hampir 70 persen kolesterol
dalam lipoprotein plasma dalam bentuk ester kolesterol). Kolesterol berperan
menstabilkan lapis ganda fosfolipid pada membran (Karinda, 2013).
II.3.1 Kelarutan dan Terjadinya Elmusi
Lemak bersifat non-polar sehingga hanya dapat larut dalam
pelarut organik non-polar, seperti heksana, petroleum eter, atau dietil
eter. Sifat kelarutan lemaK dalam pelarut organic non polar digunakan
untuk melakukan ekstraksi lemak. Pada lemak sendiri tidak larut dalam
air karena air bersifat polar. Uji kelarutan terdiri atas analisis kelarutan
lipid maupun derivat lipid terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam
uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila
lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak
akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga
hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar (Mamuaja ,
2017).
Emulsi didefinisikan sebagai campuran dari dua atau lebih zat
cair yang tidak saling melarutkan dan tidak tercampur secara alami. Satu
bagian cairan dari pembentuk emulsi berperan sebagai tetesan (droplet)
yang terdispersi ke cairan yang lainnya dimana disebut dengan fase
kontinyu. Tetesan – tetesan yang terdispersi disebut dengan fase internal
dan cairan yang lain disebut dengan fase eksternal. Emulsi terbentuk
dengan bantuan pengadukan mekanis bersama sama dengan adanya zat
aditif bahan kimia yang disebut dengan surfaktan. Pada lemak sendiri
dapat terbentuk suatu emulsi (Suryadi, 2018).
II.3.2 Ketidakjenuhan
Asam lemak merupakan asam organik berantai panjang yang
mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak mempunyai
gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non polar yang panjang
yang menyebabkan kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan
tampak berminyak atau berlemak. Penyusun asam lemak dibedakan
menjadi dua bagian yaitu lemak jenuh dan tidak jenuh. Lemak jenuh
banyak mengandung komponen asam lemak jenuh dan memiliki ikatan
rangkap, sehingga bersifat padat/solid pada suhu ruang. Asam lemak
jenuh sering disebut lemak. Sedangkan asam lemak tidak jenuh
molekulnya mempunyai ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Lipid
yang mengandung asam lemak tak jenuh bersifat cair pada suhu kamar.
Asam lemak tidak jenuh ini biasa disebut minyak (Fitriani et al., 2020).
Uji lipid dalam penelitian ini meliputi uji ketidakjenuhan. Derajat
ketidakjenuhan dinyatakan dengan bilangan iodin. Jumlah garam yang
dapat diserap oleh 100 gram lemak untuk reaksi penjenuhan. Semakin
besar bilangan iodin semakin tinggi ketidakjenuhannya. Uji
ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji
merupakan asam lemak jenuh atau asam lemak tidak jenuh. Iod Hubl
digunakan sebagai indikator perubahan. Reaksi positif ditandai dengan
timbulnya warna merah muda, lalu warna kembali lagi menjadi warna
asal (bening). Warna yang kembali ke warna asal menandakan bahwa
banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak. Warna
merah muda hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak
jenuh telah mereduksi pereaksi Iod Hubl (Fitriani et al., 2020).

II.3.3 Grease Spot Test


Grease spot test merupakan sebuah uji yang bertujuan untuk
melihat ada tidaknya suatu kandungan gliserol dalam suatu larutan.
Grease spot test dapat dikenal dengan nama uji noda pada lemak.
Dalam percobaan grease spot test ini biasanya suatu larutan yang
dijadikan sebagai sampel ditambahkan dengan eter. Larutan tersebut
akan membarikan hasil positif apabila ditambahkan dengan suatu
gliserol. Pada uji ini biasanya akan dibiarkan menguap untuk hasil
ujinya (Pennarsi, 2016).
Pada uji ini awalnya minyak akan berwarna putih. Kemudian
larutan tersebut akan ditambahkan dengan eter sehingga dapat
menimbulkan suatu larutan yang bening. Hal tersebut dikarenakan pada
suatu kertas terbuat dari selulosa. Nantinya selulosa tersebut akam
berikatan dengan partikel yang terkandung dalam lemak sehingga pori-
pori selulosa akan meregang dan mudan untuk ditembus oleh cahaya.
Hal itu akan mengakibatkan sebuah kertas tampak transparan. Akan
tetapi apabila suatu minyak dicampurkan dengan eter dan
menimbulkan bercak atau noda kuning pada suatu kertasnya, maka
dapat disimpulkan bahwa larutan tersebut tidsk dapat dicampurkan
dengan eter (Pennarsi, 2016).
II.4 Sifat-Sifat Lipid
Lipid mempunyai sifat fisik yang lebih penting dibanding sifat kimiawi.
Lemak adalah unsur makanan yang penting karena energinya yang tinggi. Sifat
fisik lipid tubuh tergantung pada panjang rantai karbon dan derajat ketidak
jenuhan asam lemak pembentuknya. Jadi titik lebur asam lemak yang
mempunyai jumlah karbon genap bertambah dengan panjang rantai dan
berkurang sesuai dengan ketidak jenuhannya. Pengetahuan mengenai biokimia
lipid adalah penting dalam memahami beberapa masalah biomedis yang
menarikperhatian sekarang ini seperti obesitas, atherosklerosis dan peran
berbagai asam lemak tak jenuh ganda pada makanan dan Kesehatan (Siregar et
al., 2020).
Sifat kimia pada lipid meliputi esterifikasi, hidrolisa, penyabunan,
hidrogenasi, dan pembentukan keton. Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-
asam lemak bebas dari trigliserida,menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi
dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran
ester. Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-
asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan
lemak dan minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak
dan minyak tersebut. Kemudian pada reaksi dilakukan dengan penambahan
sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap,lapisan
air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan
penyulingan. Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari
rantai karbon asam lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi
selesai , minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring .
Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras , tergantung pada
derajat kejenuhan. Pada pembentukan keton sebuah keton dapat dihasilkan
melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester (Mulyani et al., 2018).

III. METODE PENELITIAN


III.1 Alat
III.1.1 Handphone/Laptop
III.1.2 Buku panduan praktikum
III.1.3 Alat tulis
III.1.4 Tabung reaksi
III.1.5 Stopwatch
III.1.6 Kertas
III.1.7 Cawan porselin
III.2 Bahan
III.2.1 Eter
III.2.2 Air
III.2.3 Kloroform
III.2.4 Larutan 1% Na Karbonat
III.2.5 Larutan empedu encer
III.2.6 Hubl reagen
III.2.7 Minyak kelapa
III.2.8 Minyak kacang
III.2.9 Minyak wijen
III.2.10 Lemak binatang
III.2.11 Zat padat
III.3 Cara Kerja
III.3.1 Kelarutan dan Terjadinya Elmusi
1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan
2. 4 tabung disiapkan
3. Tabung pertama di isi dengan kloroform 1 ml
4. Tabung kedua di isi dengan eter sebanyak 1 ml
5. Tabung ketiga di isi natrium karbonat 1% sebanyak 1 ml
6. Semua tabung ditambahkan dengan 5 tetes minyak kelapa
7. Kemudian dikocok untuk menghasilkan larutan homogen
III.3.2 Sifat Tidak Jenuh
1. 3 tabung disiapkan
2. Semua tabung di isi dengan 5 ml kloroform dan 3 tetes Hubl Reagen
3. Pada tabung pertama ditambah dengan minyak kelapa
4. Tabung kedua ditambah minyak wijen
5. Tabung ketiga ditambah dengan lemak binatang
6. Minyak kelapa, minyak wijen, dan lemak binatang ditambahkan
hingga warnanya menghilang dengan aturan maksimal 30 tetes
III.3.3 Grease Spot Test
1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan
2. Tabung ditambahkan minyak goreng sebanyak 0,5 ml dan ditambah
3 ml eter
3. Eter ditunggu hingga menguap
4. Kemudian bagian cawan diusap menggunakan kertas
IV. HASIL PENGAMATAN
IV.1 Tabel pengamatan terjadinya kelarutan dan emulsi

No Nama Uji Gambar referensi Keterangan


1 Eter dan Minyak Minyak kelapa dan eter
Kelapa akan larut, karena larutan
tersebut bersifat nonpolar

(Rahman, 2020)
2 Kloroform dan Kloroform dengan
Minyak Kelapa minyak kelapa dapat
larut dengan sempurna

(Rahman, 2020)
3 Air dan Minyak Air dan minyak kelapa
Kelapa tidak akan larut. Hal
tersebut dikarenakan
pada larutan tersebut
bersifat polar

(Rahman, 2020)
4 Larutan 1% Natrium Minyak kelapa dan Na
Karbonat dan Minyak Karbonat tidak akar larut
Kelapa dan akan terbentuk
emulsi.

(Rahman, 2020)

IV.2 Tabel Percobaan Tidak Jenuh

No Nama Uji Gambar referensi Keterangan


1 Sifat Tidak Hasil dari larutan tersebut
Jenuh yaitu positif dikarenakan
menunjukan perubahan
menjadi kuning transparan

(Rahman, 2020)
IV.3 Grease Spot Test

No Nama Uji Gambar referensi Keterangan


1 Grease Spot Test Hasil tersebut
membuktikan bahwa
terdapat larutan lipid pada
larutan tersebut.

(Ayuningtyas, 2021)

LEMBAR PENGESAHAN

Madiun, 29 Maret 2022


Mengetahui,
Asisten Praktikan

(Tadzkirotul Laili Nur Fahma) (Aurora Ananta Valencia)

NIM. 24020119120002 NIM . 24020121130065

Anda mungkin juga menyukai