Anda di halaman 1dari 8

www.journal.stifera.ac.

id
Vol. 4 No. 1
JURNAL FARMASI & SAINS INDONESIA Bulan 2021
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529

Formulasi Orally Disintegration Tablet (ODT) Candesartan Cilexetil


Dengan Croscarmellose Sodium Dan Crospovidone Sebagai
Superdisintegrant
Nurista Dida Ayuningtyas1*, Yahya Febrianto1, Tutut Lutfi1
1Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera, Semarang, Indonesia
*corresponding author

Email: nuristad@gmail.com

Diterima : 28 Mei 2021 Direvisi : 11 Juni 2021 Publikasi : 20 Juni 2021

doi:10.52216/jfsi.v4i1.64

Abstract
Candesartan cilexetil is a group of selective AT1 hypertension drugs (angiotensin II receptor antagonist
1). The drawback of candesartan cilexetil in conventional tablets is that it cannot be used for geriatric
patients who have difficulty swallowing tablets, patients with developmental disorders of the muscle and
nervous system (tremors), and in schizophrenic patients that lead to poor patient compliance, so to
overcome this problem alternative dosage forms are made new namely ODT candesartan cilexetil. This
study aims to determine the effect of the combination of superdesintegrant croscarmellose sodium and
crospovidone on the quality test of the physical properties of tablets. Candesartan cilexetil ODT tablets
made by direct compression method with variations in levels of superdesintegrant croscarmellose sodium
and crospovidone 2: 3,5%, 2,75: 2,75%, 5: 0,5%, 4,25: 1,25 %, 3,5: 2%. Tests conducted to determine
the physical quality of candesartan cilexetil ODT, namely organoleptic, weight uniformity, size uniformity,
hardness, brittleness, disintegration time, wetting time and water absorption ratio. Showed an increase in
the use of crospovidone (5%) and a decrease in croscarmellose sodium (0.5%) had a greater effect on the
disintegration time because it could make the tablet porous when in contact with water so that it would
accelerate the disintegration time of 29.167 seconds and increase the speed of wetting the tablets 25.33
seconds. The combination of superdisintegrant croscarmellose sodium and crospovidone (0.5: 5%) in
formula 3 can provide physical properties that meet the best quality ODT requirements for candesartan
cilexetil.

Keywords: ODT, candesartan cilexetil, superdisintegrant, croscarmellose sodium, crospovidone

Intisari
Candesartan cilexetil merupakan golongan obat hipertensi AT1 selektif (angiotensin II antagonis reseptor
1). Kelemahan candesartan cilexetil dalam tablet konvensional yaitu tidak dapat digunakan untuk pasien
geriatric yang susah menelan tablet, pasien gangguan perkembangan sistem otot dan syaraf (tremor), dan
pada pasien skizofrenia yang mengarah ke kepatuhan pasien yang buruk, maka untuk mengatasi hal
tersebut dibuatlah alternative bentuk sediaan baru yaitu ODT candesartan cilexetil. Penelitian ini
bertujuan mengetahui pengaruh kombinasi superdesintegrant croscarmellose sodium dan crospovidone
terhadap uji mutu sifat fisik tablet. Tablet ODT candesartan cilexetil dibuat dengan metode kempa
langsung dengan variasi kadar superdesintegrant croscarmellose sodium dan crospovidone 2:3,5%,
2,75:2,75%, 5:0,5%, 4,25:1,25%, 3,5:2%. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui mutu fisik ODT
candesartan cilexetil yaitu organoleptis, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan,
kerapuhan, waktu hancur, waktu pembasahan dan rasio absorbsi air. Menunjukkan peningkatan

21
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol. 4 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.stifera.ac.id

penggunaan crospovidone (5%) dan penurunan croscarmellose sodium (0,5%) memberikan pengaruh
waktu hancur yang lebih besar karena dapat membuat tablet berpori ketika kontak dengan air sehingga
akan mempercepat waktu disintegrasi 29,167 detik dan menaikkan kecepatan pembasahan tablet 25,33
detik. Kombinasi superdisintegrant croscarmellose sodium dan crospovidone (0,5:5%) pada formula 3
dapat memberikan sifat fisik yang memenuhi syarat kualitas ODT candesartan cilexetil yang paling baik.

Kata kunci: ODT, candesartan cilexetil, superdisintegrant, croscarmellose sodium, crospovidone

1. Pendahuluan penyerapan pada saluran pencernaan (Pertiwi and


Rahmawati 2018).
Dalam beberapa tahun terakhir berbagai Pada penggunaannya untuk memudahkan
penelitian farmasi telah difokuskan untuk pasien dalam minum obat maka dapat
mengembangkan bentuk sediaan baru, dengan dikembangkan sediaan yang lebih praktis yaitu
mempertimbangkan kualitas hidup dan kemudahan dalam bentuk ODT (Orally Disintegration Tablet).
pengobatan. Bentuk sediaan dikembangkan Pembuatan ODT dalam formula diperlukan
sehubungan dengan konsep kemudahan pemanis sekaligus pengisi tablet yang tepat untuk
pengobatan. ODT (Orally Disintegration Tablet) menjaga kenyamanan pasien selama
menjadi salah satu bentuk sediaan yang paling mengkonsumsi obat tersebut. Zat pengisi sekaligus
banyak diterima. Bentuk sediaan ini ditujukan pemanis yang paling sering digunakan adalah
untuk pasien yang susah menelan, pasien geriatric laktosa dan mannitol (Saxena and Yadav 2017).
karena takut tersedak, pada pasien gangguan Berdasarkan uraian di atas, untuk
perkembangan system otot dan syaraf (tremor), dan mendapatkan sediaan ODT candesartan cilexetil
pada pasien skizofrenia yang mengarah ke yang baik dan memenuhi persyaratan mutu sifat
kepatuhan pasien yang buruk. Penelitian fisik ODT, maka dilakukan penelitian mengenai
menunjukkan bahwa lebih dari setengah populasi “Formulasi Orally Disintegration Tablet (ODT)
pasien lebih memilih ODT daripada bentuk sediaan Candesartan Cilexetil Dengan Croscarmellose
lain dan sebagian besar konsumen akan bertanya Sodium dan Crospovidone Sebagai
kepada dokter mereka untuk ODT 70%, membeli Superdisintegrant”.
ODT 70%, atau lebih suka ODT ke tablet atau
cairan biasa adalah > 80 % (Hirani, 2009). 2. Metode Penelitian
ODT diharapkan cepat terdisintegrasi di mulut
ketika kontak dengan air ludah atau saliva dalam 2.1. Alat dan Bahan
waktu kurang dari 60 detik (Kundu & Sahoo, Alat yang digunakan adalah neraca gital (acis),
2008). Zat aktif kemudian akan melarut atau ayakan no. 40&80, mortar & stamper (pyrex), gelas
terdispersi dengan adanya air ludah, yang ukur (pyrex), mesin pencetak tablet, hardness
kemudian ditelan oleh pasien, dan obat akan tester (Erweka, Germany), friabilator TAR 120
diabsorpsi seperti umumnya. Jumlah air ludah yang (Erweka, Germany), petri disc (pyrex),
sedikit diharapkan cukup untuk memungkinkan disintegration tester ZT 322 (Erweka, Germany).
terjadinya disintegrasi tablet. Oleh karena itu, tidak Sedangkan bahan yang digunakan adalah
diperlukan air untuk menelan obat (Bestari et al. Candesartan cilexetil sebagai zat aktif,
2016). crospovidone dan croscarmellose sodium sebagai
Candesartan cilexetil merupakan obat superdisintegrant, dan bahan tambahan lain seperti
antihipertensi golongan antagonis reseptor microcrystalin cellulose, magnesium stearat,
angiotensin yang bekerja dengan mengikat secara talcum, dan manitol.
selektif dan non-kompetitif untuk reseptor
angiotensin II tipe 1, sehingga mencegah aksi 2.2. Formulasi Tablet
angiotensin II. Candesartan cilexetil akan Formula tablet dibuat dengan melakukan 2
terhidrolisis menjadi candesartan setelah variasi komponen superdisintegrant yaitu
crospovidone dan croscarmellose sodium.

Ayuningtyas, Juni 2021 22


Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol. 4 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.stifera.ac.id

mengalirkan 100 gram tidak lebih dari 10 detik


(Voight, 1984).
Tabel 1. Formula Candesartan Cilexetil ODT
2.3.2. Sudut Diam (Angle of Repose)
Formula
Nama Bahan 1 2 3 4 5 Serbuk atau tumpukan serbuk yang dihasilkan
Candesartan 8 8 mg 8 8 mg 8 dalam uji waktu alir diukur dan digunakan untuk
Cilexetil mg mg mg menentukan uji sudut diam. Sudut diam diperoleh
Crospovidone 2% 2.75 5% 4.25 3.5 dengan mengukur tinggi dan jari-jari tumpukan
% % % granul yang terbentuk. Bila sudut diam yang
Croscarmellose 3.5 2.75 0.5 1.25 2%
Sod. % % % %
terbentuk ≤ 30° menyatakan bahwa sediaan dapat
Microcrystalcellul 20% 20% 20% 20% 20% mengalir bebas dan bila sudut yang terbentuk ≥ 40°
ose menyatakan bahwa sediaan memiliki daya alir
Magnesium 2% 2% 2% 2% 2% yang kurang baik (Banker & Anderson, 1986).
stearate
Talcum 1% 1% 1% 1% 1%
Mannitol ad ad ad ad ad
2.3.3. Bulk Density
100 100 100 100 100 Bulk density ditentukan dengan menuangkan
% % % % % 100 g serbuk langsung ke dalam silinder yang akan
turun melalui corong kemudian diukur volume
Candesartan cilexetil ODT dibuat dengan
serbuk. Sifat fisik massa granul yang baik memiliki
metode cetak langsung dengan menggunakan
berat jenis ruah lebih kecil dari 80%. Kepadatan
superdisintegran kombinasi antara crospovidone
massa serbuk dapat dihitung dengan rumus berikut
dan croscarmellose sodium, manitol sebagai
(Lieberman & Lachman, 1990) :
pengisi sekaligus pemanis, magnesium stearate
Bulk density (Db) = M / Vb
sebagai pelincir, talcum digunakan sebagai pelicin,
Keterangan :
selulosa mikrokristalin sebagai pengikat.
M : massa serbuk
Candesartan cilexetil, croscarmellose sodium,
Vb : volume curah serbuk
crospovidone, dan selulosa mikrokristalin
dilewatkan melalui saringan no. 40 dan semua
2.3.4. Tapped Density
bahan dicampur di dalam mortir untuk membentuk
Tapped density ditentukan dengan menimbang
campuran awal. Talcum dan magnesium stearate
100 g massa serbuk kemudian dimasukkan ke
dilewatkan melalui saringan no. 80 dan dicampur
dalam gelas volume setelah itu dilakukan
dengan baik untuk membentuk campuran
pengetapan serbuk sampai volume serbuk telah
sekunder. Kemudian campuran sekunder dicampur
mencapai minimum. Tapped density dihitung
dengan campuran awal selama 1 menit sampai
dengan mengambil berat obat dalam silinder dan
didapatkan campuran homogen dan dilakukan
volume akhir. Sifat fisik massa granul yang baik
berbagai pengujian serbuk sebelum proses
memiliki harga pengetapan lebih kecil dari 20%
pencetakan (Vinay & Ahmed, 2015). Sebelum
(Lieberman & Lachman, 1990).
proses pencetakan, mesin cetak disesuaikan dengan
Tapped Density (Dt) = M / Vt
die 10 mm agar didapatkan bobot cetak menjadi
Keterangan :
200 mg setiap tablet (Nilkanth, 2011).
M : massa serbuk
Vt : volume massa serbuk
2.3. Evaluasi Pre-Compression
2.3.1. Waktu Alir Serbuk
2.4. Evaluasi Post-Compression
Sebanyak 100 g granul dimasukkan ke dalam
2.4.1. Uji Organoleptis
corong yang tertutup bagian bawahnya. Penutup
Pengamatan organoleptis dapat dilakukan
dibuka dan alat pencatat waktu dihidupkan hingga
secara langsung meliputi bentuk, warna, dan bau
semua granul keluar dari corong dan membentuk
dari sediaan.
timbunan di atas kertas grafik, kemudian alat
pencatat waktu dimatikan. Aliran granul yang baik
2.4.2. Keseragaman Bobot
adalah jika waktu yang diperlukan untuk

Ayuningtyas, Juni 2021 23


Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol. 4 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.stifera.ac.id

Dua puluh tablet dari setiap formulasi dipilih 2.4.6. Uji Waktu Hancur
secara acak dan ditimbang secara individual, berat Satu tablet dimasukkan masing-masing ke 6
rata-rata ditentukan. Tablet individu yang tabung keranjang dan peralatan harus dijalankan.
ditimbang dibandingkan dengan berat rata-rata. Keranjang harus dinaikkan dan diturunkan antara
Tablet yang tidak bersalut harus memenuhi 50 siklus per menit. Waktu dalam detik yang
keseragaman bobot, keseragaman bobot tablet diambil untuk disintegrasi tablet dengan sempurna
ditentukan berdasarkan banyaknya tablet yang tanpa sisa dalam peralatan diukur dan dicatat.
menyimpang dari ketentuan. Dalam semua Waktu hancur atau lebih khusus dispersi diukur
formulasi, berat tablet lebih dari 80 mg dan kurang dalam 900 ml pH 6,8 buffer fosfat tanpa
dari 250 mg, oleh karena itu perbedaan maksimum menggunakan disk pada suhu kamar 25 ° C ± 2 ° C
yang diperbolehkan adalah 7,5% (Health, 2009). (Health, 2009). Waktu hancur tablet ODT
ditentukan sesuai dengan monografi resmi
2.4.3. Uji Diameter dan Ketebalan European Pharmacopoeia menyatakan waktu
Pengukuran dilakukan terhadap diameter dan hancur maksimum 3 menit (Europe, 2010). Sumber
tebal tablet. Pengukuran dilakukan dengan alat lain menyebutkan bahwa ODT setidaknya
jangka sorong (Depkes RI, 1995). Sebanyak 6 memiliki waktu hancur kurang dari 1 menit (Ansel,
tablet masing-masing dimasukkan dalam jangka 2005).
sorong, di mana total ketebalan tablet dapat diukur
dengan skala caliper geser. (Bi & Zunuda, 1996). 2.4.7. Uji Waktu Pembasahan
Keseragaman ukuran tablet dapat ditetapkan Sepotong kertas tisu yang dilipat dua kali
menggunakan 5 atau 10 tablet (Banker dan ditempatkan dalam cawan Petri kecil (yaitu = 6,5
Anderson, 1994). Persyaratan untuk keseragaman cm) yang mengandung 10 ml buffer pH 6,8, tablet
ukuran yaitu kecuali dinyatakan lain, diameter diletakkan di atas kertas, dan waktu untuk
tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari pembasahan total diukur. Tiga uji coba dari setiap
satu sampai tiga kali tebal tablet (Dirjen POM, batch dilakukan dan standar deviasi juga
1979 ditentukan (Bi & Zunuda, 1996). Waktu
pembasahan sediaan ODT yang baik adalah antara
2.4.4. Uji Kekerasan 25-30 detik (Parfati dkk., 2018).
Pengujian dilakukan dengan memberikan
tekanan pada tablet sampai tablet retak kemudian 2.4.8. Evaluasi Rasio Absorpsi Air
pecah. Alat yang digunakan adalah Hardness tester Semakin kecil rasio absorpsi air suatu tablet,
(Depkes RI, 1995). Sebanyak 6 tablet masing- maka semakin baik karena tablet tidak
masing dimasukkan dalam Hardness tester, membutuhkan terlalu banyak air agar tablet cepat
operasikan alat hingga menunjukkan hasil terdisintegrasi (Dobetti, 2001). Perhitungan rasio
kekerasan tiap tablet. Kekerasan ODT yang baik absorpsi air (R) dilakukan dengan cara melihat
adalah 3-5kg/cm2 (Panigrahi & Behera, 2010). perbedaan bobot sebelum (Wa) dan sesudah (Wb)
pembasahan (Pharmacopeial, 2007).
2.4.5. Uji Kerapuhan R = (Wa – Wb) / Wb x 100
Untuk dapat memprediksi kerapuhan dari Keterangan :
suatu tablet dilakukanlah pengujian kerapuhan Wa : bobot sebelum
untuk 20 tablet menggunakan friability tester. Wb : bobot sesudah pembasahan
Pengukuran keregasan atau friabilitas dilakukan
satu kali. Tetapi jika tablet pecah setelah diputar, 2.5. Analisis Data
dan hasil sulit diinterpretasikan karena jumlah Formula yang telah ditetapkan dilakukan
kehilangan bobot lebih besar dari yang seharusnya, pengujian terhadap sifat fisik tablet yaitu uji
dilakukan pengujian ulang sebanyak dua kali keseragaman bobot, uji kekerasan tablet, uji
kemudian dirata-rata. Nilai maksimum kehilangan kerapuhan, waktu hancur, waktu pembasahan, dan
bobot tidak lebih dari 1% (Pharmacopeial, 2007). uji rasio absorpsi air dianalisis dengan 2
pendekatan yaitu data yang diperoleh dari
pengujian dibandingkan dengan persyaratan yang

Ayuningtyas, Juni 2021 24


Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol. 4 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.stifera.ac.id

ada Farmakope dan kepustakaan lainnya. penggunaan crospovidone yang semakin tinggi
Kemudian data yang diperoleh dianalisis secara akan membuat ikatan antar partikel lebih kuat
statistik dengan uji Kolmogorov-smirnof dan/atau sehingga kelembapan serbuk juga meningkat dan
Shapiro-Wilk untuk mengetahui distribusi data, menyebabkan kemampuan mengalirnya serbuk
jika terdistribusi normal data dianalisis dengan uji menurun (BASF, 2011).
one-way analysis of variance (ANOVA) dan jika Berdasarkan hasil percobaan sudut diam
data tidak terdistribusi normal dianalisis uji kruskal menunjukkan bahwa kelima formula memiliki
wallis. kemampuan mengalir yang baik karena
menghasilkan sudut diam kurang dari 30°.
3. Hasil dan Pembahasan Semakin cepat waktu yang dibutuhkan serbuk
untuk mengalir maka semakin kecil pula sudut
3.1. Formulasi Tablet diam serbuk yang terbentuk.
Pentabletan ODT Candesartan cilexetil Hasil percobaan bulk density menunjukkan
dilakukan dengan metode kempa langsung. Tahap bahwa kelima formula memiliki kerapatan serbuk
pertama pentabletan dilakukan mengontrol tekanan yang baik karena menghasilkan berat jenis ruah
kompresi dan keseragaman bobot yang sama untuk <80%. Dari data menunjukkan bahwa hasil bulk
semua formula dengan kekerasan antara 3-5 kg dan density terkecil adalah (44,4) dihasilkan oleh F3
berat 200 mg. Metode kempa langsung dipilih dan F5. Perbedaan hasil densitas serbuk dapat
karena metodenya sederhana dan dapat disebabkan karena perbedaan ukuran partikel
menghasilkan tablet dengan kekerasan tidak terlalu serbuk, granul yang terbentuk, dan kerapatan
tinggi (3-5 kg) sehingga waktu hancur dan serbuk.
disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses Dari data pengujian tapped density
granul tetapi langsung menjadi partikel. Selain itu, menunjukkan bahwa hasil tapped density serbuk
metode ini digunakan karena zat aktif candesartan terkecil adalah (52,470%) dihasilkan oleh F3 dan
yang tidak tahan terhadap panas dan lembab. berturut-turut F5, F4, F2 dan tertinggi adalah
(65,14 %) dihasilkan oleh F1. Perbedaan hasil
3.2. Evaluasi Pre-Compression tapped density serbuk dapat disebabkan karena
Uji sifat fisik serbuk yang dilakukan adalah tekanan yang diberikan saat pengetapan, jumlah
waktu alir, sudut diam, bulk density, dan tapped ketukan/pengetapan, kelicinan permukaan serbuk,
density. Pemeriksaan waktu alir, sudut diam, bulk bentuk dan ukuran granul.
density dan tapped density berguna untuk Hasil uji indeks pengetapan menunjukkan
mengetahui waktu alir granul. bahwa semua formula memiliki harga indeks
Hasil pengujian Pre-Compression pada uji pengetapan (indeks kompresibilitas) kurang dari
waktu alir menunjukkan bahwa hanya F3 dan F5 16%, yang menurut Fiese & Hagen (1986) bahwa
yang memiliki waktu alir yang baik, yaitu kurang serbuk atau granul yang memiliki harga indeks
dari sama dengan 0,1 detik per gram. Hal ini pengetapan antara 12-16% dikategorikan sebagai
dimungkinkan karena adanya jumlah penggunaan serbuk atau granul yang memiliki daya alir yang
bahan superdisintegran sehingga mempengaruhi baik. Perbedaan harga indeks pengetapan pada
bentuk akhir massa serbuk atau kadar kelembapan masing-masing formula disebabkan oleh beberapa
massa serbuk pada saat proses pengujian waktu hal, diantarnya distribusi ukuran granul, bentuk
alir. Karena sifatnya yang higroskopis,
Tabel 2. Hasil Evaluasi Pre-Compression
Formulasi
Evaluasi F1 F2 F3 F4 F5
Waktu Alir
(Gram/detik) 0.164+ 0.0174 0.143+0.0166 0.088+0.012 0.164+0.008 0.093+0.0062
Sudut Diam (o) 23.24+ 2.4151 21.59+3.0453 18.59+1.5668 27.31+1.4637 20.30+1.0050
Bulk density (%) 54.75+0.6986 49.00+1.000 44.40+0.4503 49.37+1.1056 44.40+0.4503
Tapped Density (%) 65.14+0.5543 57.7+0.7621 52.47+0.6409 56.41+0.7361 52.4733+0.6379
Carr's Index (%) 15.95+0.5091 15.08+0.3001 15.38+0.6821 12.48+0.2091 14.82+0.3126

Ayuningtyas, Juni 2021 25


Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol. 4 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.stifera.ac.id

granul, serta kerapatan atau porositas granul (Sheth turut F2, F3, F4, dan rata-rata bobot tablet tertinggi
et al, 1980). (203,2) dihasilkan F1. Meskipun kelima formula
memenuhi persyaratan keseragaman bobot tablet
3.3. Evaluasi Post-Compression namun masih menunjukkan adanya perbedaan
Pemeriksaan sifat fisik tablet merupakan pada bobot rata-ratanya pada antar formula.
indikator awal untuk mengetahui kualitas tablet Perbedaan ini dapat disebabkan oleh variasi ukuran
telah memenuhi persyaratan pustaka yang ada, dan distribusi ukuran granul, variasi sifat alir,
sehingga diharapkan dapat menghasilkan mutu pencampuran (mixing), dan posisi atau letak punch
tablet yang baik serta memenuhi persyaratan yang (Gunsel & Kanig, 1976).
telah ditentukan.
3.3.1. Organoleptis 3.3.3. Keseragaman ukuran
Hasil uji organoleptis pada semua formula Keseragaman ukuran suatu tablet dipengaruhi
ODT menunjukkan bahwa tablet yang terbentuk oleh sifat alir, keseragaman densitas, stabilitas
berwarna putih, berbentuk padat silinder pipih dan punch pada alat cetak tablet, dan besarnya tekanan
tidak berbau. yang ditentukan. Berikut hasil evaluasi
keseragaman ukuran tablet ODT candesartan
3.3.2. Keseragaman bobot cilexetil.
Berikut hasil perhitungan rata-rata bobot tablet Hasil evaluasi keseragaman ukuran tablet
tiap formula : ODT candesartan cilexetil terlihat bahwa diameter
tablet terlihat sama dan tidak terdapat
Tabel 3. Hasil Uji Keseragaman Bobot ODT Candesartan
cilexetil
penyimpangan, sedangkan ketebalan tablet
Bobot Rerata terdapat perbedaan ukuran yang disebabkan oleh
Berat Penyimpangan
Formula Bobot Minimum massa Bobot
sifat kompresibilitas Maksimum
tablet. Hasil uji
(mg) (%)
F1 203.2 1.457 keseragaman ukuran
196 di atas memenuhi 208persyaratan
F2 201 1.592 195
yang telah ditetapkan dimana diameter208suatu tablet
F3 201.25 1.677 195 208 dan tidak
tidak boleh lebih dari 3 kali tebal tablet
F4 201.35 2.011 195 208
F5 200.9 1.747 kurang dari 1 1/3195tebal tablet. 207
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua 3.3.4. Kekerasan tablet
tablet memenuhi persyaratan. Rata-rata bobot Menurut Panigrahi & Bahera (2010)
tablet terkecil (200,9) dihasilkan F5, dan berturut- menunjukkan kekerasan yang memenuhi kriteria

Tabel 4. Hasil evaluasi diameter dan ketebalan tablet

Ketebalan Diameter
FORMULA
Rata-rata Rata-rata
Min. Maks. Min. Maks.
(mm) (mm)
F1 30.37 29.80 31.60 77.73 77.60 77.80
F2 26.37 26.00 26.60 77.47 77.20 77.60
F3 27.37 27.00 27.60 77.60 77.40 77.80
F4 28.37 27.80 28.80 77.43 77.20 77.60
F5 26.32 26.00 26.60 77.33 77.20 77.60
Tabel 5. Hasil evaluasi tablet

Kekerasan Rerata Waktu


FORMULA
(Kg/cm3) Waktu Hancur Pembasahan Rasio Absorbsi
Kerapuhan (%) (detik) (detik) Air (detik)
F1 3.495+0.05 0.86+0.04 39.167+2.317 29+1.00 20.33+0.06
F2 3.423+0.05 0.88+0.02 37.833+3.488 27.67+1.53 20.24+0.08
F3 3.253+0.065 0.98+0.01 29.167+3.710 25.33+0.58 19.09+0.227
F4 3.295+0.048 0.935+0.015 32.167+2.317 26.00+1.00 19.46+0.079

F5 3.392+0.044 0.92+0 34.5+3.082 26.33+1.16 19.71+0.379

Ayuningtyas, Juni 2021 26


Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol. 4 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.stifera.ac.id

ODT yang baik yaitu 3-5 kg/cm2. Tabel 5 3.3.7. Waktu pembasahan
menunjukkan bahwa kekerasan kelima formula Hasil menunjukkan bahwa formula 1 dengan
ODT candesartan cilexetil yang diperoleh berkisar komposisi croscarmellose sodium terbanyak
antara 3,19 – 3,55 sehingga kelima formula telah memiliki waktu pembasahan paling lama, karena
memenuhi syarat uji kekerasan untuk orally dengan komposisi croscarmellose sodium yang
disintegration tablet. Formula 1 mempunyai besar menyebabkan berkurangnya porositas tablet
kekerasan yang paling tinggi dibandingkan sehingga penyerapan air digunakan untuk
formula lainnya. Penambahan bahan pengikat mengembang ke samping terlebih dahulu, sebelum
Microcrystalcellulose dapat mempengaruhi digunakan untuk pembasahan hingga bagian atas
kekerasan tablet. Selain itu penggunaan tablet.
croscarmellose sodium pada formula 1 lebih besar
dari pada formula lainnya, dimana croscarmellose 3.3.8. Rasio absorbsi air
sodium dalam jumlah yang banyak akan berfungsi Nilai absorpsi terkecil dihasilkan oleh F3
sebagai pengikat yang kuat sehingga menghasilkan (19,09). Data tersebut menunjukkan bahwa F3
tablet yang keras. cenderung lebih cepat terbasahi sehingga hasil
rasio absorpsi airnya kecil. Jadi semakin banyak
3.3.5. Kerapuhan tablet jumlah crospovidone dapat meningkatkan rasio
Hasil uji kerapuhan tersebut menunjukkan absorpsi air dari tablet karena crospovidone yang
bahwa F1 cenderung lebih tahan terhadap bersifat higroskopis atau mudah menyerap air
guncangan atau abrasi karena kandungan sehingga semakin banyak jumlah crospovidone
crospovidone yang cukup rendah dan akan semakin banyak air yang diserap.
croscarmellose yang dominan lebih banyak
membuat tablet tidak mudah rapuh dan hancur, 3.4. Hasil Analisis Statistik
sehingga menghasilkan persentase uji kerapuhan Hasil analisis statistika dengan menggunakan
yang rendah dibandingkan formula lainnya. Shapiro Wilk menunjukkan bahwa semua data uji
Tingginya nilai kerapuhan tablet ODT Candesartan terdistribusi secara normal dan homogen dengan
cilexetil ini dimungkinkan akibat penempelan dan nilai signifikasi > 0,05, sehingga dilanjutkan
distribusi yang tidak merata dari partikel-partikel dengan uji Oneway ANOVA diperoleh signifikasi
atau agregat Magnesium stearate sebagai zat 0,000 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pelincir pada permukaan granul sehingga saat perbedaan signifikan antar tiap formula.
tablet dicetak akan menyebabkan tidak meratanya
distribusi tekanan yang digunakan untuk 4. Kesimpulan
mengompakkan tablet.
Kombinasi superdisintegrant croscarmellose
3.3.6. Waktu hancur tablet sodium dan crospovidone memberikan pengaruh
Hasil uji waktu hancur menunjukkan bahwa terhadap sifat fisik ODT candesartan cilexetil.
kelima formula ODT candesartan cilexetil Croscarmellose sodium pada konsentrasi paling
memenuhi syarat waktu hancur ODT yaitu berkisar rendah (0,5%) dan crospovidone pada konsentrasi
antara 23 – 42 detik. Formula 3 mempunyai waktu yang paling tinggi (5%) dapat meningkatkan
hancur yang paling cepat dibandingkan dengan kerapuhan tablet, penurunan kekerasan,
formula lainnya, crospovidone sangat hidrofilik, mempercepat waktu pembasahan, waktu hancur,
dengan cepat terdispersi dan mengembang saat serta memberikan penurunan rasio absorpsi air
kontak dengan air tanpa menimbulkan efek
pembentukan gel, karena crospovidone dapat 5. Daftar Pustaka
meningkatkan porositas tablet dan menyediakan
Ansel, H. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan
jalan untuk cairan berpenetrasi ke dalam tablet
Farmasi diterjemahkan oleh Farida Ibrahim.
yang akan menghilangkan ikatan antar partikel
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
penyusun tablet sehingga tablet hancur (Mangal et
Banker, G., & Anderson, N. (1986). Tablet. In
al, 2012).
Lachman, H. Lieberman, & Kanig, The Theory

Ayuningtyas, Juni 2021 27


Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol. 4 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.stifera.ac.id

and Practice of Industrial Pharmacy, 3rd Ed (pp. Vinay, & Ahmed, M. G. (2015). Formulation and
293-344). Philadelphia: Lea and Febiger. Evaluation of Fast Dissolving Tablet. Human
Bestari, Angi Nadya, dkk. (2016). “Formulasi Journals.
Orally Disintegration Tablet (ODT) Voight, R. (1984). Buku Pelajaran Teknologi
Meloksikam Dengan Variasi Komposisi AC- Farmasi diterjemahkan oleh Soendani Noerono
DI-SOL® Dan Kollidon CL® Sebagai Bahan Soewandhi, Edisi V. Yogyakarta: Universitas
Penghancur.” 12(2):13. Gadjah Mada.
Bi, Y., & Zunuda, H. (1996). Preparation and
Evaluation of a Compressed Tablets Rapidly
Disintegrating in Oral Cavity. Chem Pharm
Bull.
Depkes, R. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III.
Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia.
Dobetti, L. (2001). Fast-Melting Tablets:
Developments and Technologies.
Pharmaceutical Technology, 44-50.
Europe, C. O. (2010). European Pharmacopoeia7th
Ed. EDQM Council Of Europe: Strasbourg.
Health, D. O. (2009). British Pharmacopoiea.
London: The Department of Health.
Hirani. (2009). Orally Disintegrating Tablets : A
Review Tropical Journal of Pharmaceutical
Research. 161-172.
Klancke, J. (2003). Dissolution Testing of Orally
Disintegrating Tablets. Dissolution Technol, 6-
8.
Kundu, S., & Sahoo, P. K. (2008). Recent Trends
in the Developments of Orally Disintegrating
Tablets Technology. Pharma Times, 11-15.
Lieberman, H., & Lachman, L. (1990). The Theory
and Practice of Industrial Pharmacy 3rd Edition.
USA: Varghese Publishing House.
Nilkanth, B. S. (2011). Design and Evaluation of
Rapidly Disintegrating Tablets of Candesartan.
Rajiv Gandhi University of Health Sciences.
Panigrahi, R., & Behera, S. (2010). A Review of
Fast Dissolving Tablets. WebmedCentral.
Pertiwi, Ajeng Dian and Sri Rahmawati. (2018).
“Evaluasi Ketepatan Obat Antihipertensi Pada
Pasien Rawat Jalan Dengan Hipertensi
Komplikasi” 7(1):10. (Kundu & Sahoo, 2008)
Pharmacopeial, C. U. (2007). United States
Pharmacopeaa 30 - National Formulary 25.
Maryland: United States Pharmacopeial
Convention.
Saxena, S., & Yadav, N. (2017). Fast Dissolving
Tablets: A Big Turn in Pharmaceutical Industry.
Journal of Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences.

Ayuningtyas, Juni 2021 28

Anda mungkin juga menyukai