Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“EJAAN BAHASA INDONESIA”

Dosen Pengampu : Ere Mardella Arbiani, M.pd


Nama Anggota Kelompok :
1. Syammar Irgy Legiano (2103113909)
2. Laelatul Khasanah (2103135706)

UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS FISIKA MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Bahasa adalah sebuah lambang bunyi yang bersifat arbitrer, yang digunakan untuk
bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa merupakan alat
komunikasi yang sempurna. Dalam penyampaiannya mutlak susunan kalimat dan sebagainya
menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan.

Kesalahpahaman dalam menerima informasi ini dapat terjadi apabila dalam


berkomunikasi tidak memperhatikan aturan-aturan yang berlaku. Maka dari itu, aturan-aturan
ini perlu untuk dipelajari, dan termasuk didalamnya adalah ejaan Bahasa Indonesia.
Kesalahan dalam pengejaan dapat menghambat terjadinya komunikasi.

Berkomunikasi memang bukan hanya melalui lisan, dapat pula melalui sebuah tulisan.
Berkomunikasi melalui lisan lebih mudah daripada tulisan, karena mimik, gerak-gerik, irama,
jeda, dan unsur-unsur nonbahasa lainnya ikut memperlancar komunikasi itu. Dalam hal ini,
unsur-unsur nonbahasa tidak dapat dituliskan, dan hal ini dapat menyulitkan komunikasi dan
memberi peluang terjadinya kesalahpahaman. Disinilah ejaan dan tanda baca (fungtuasi)
berperan sampai batas-batas tertentu, yakni menggantikan beberapa unsur nonbahasa yang
diperlukan untuk memperjelas gagasan atau pesan.

Dengan ditulisnya laporan Karya Tulis ini semoga menjadi pelajaran dan bermanfaat
bagi kita semua, dan kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk
laporan ini, agar tercapainya laporan yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

Pekanbaru,19 April 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulis.........................................................................................................2

BAB II.................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Penulisan Kata Yang Benar...............................................................................3
2.2 Kata Serapan......................................................................................................3
2.3 Huruf Kapital Dan Huruf Miring.......................................................................4
2.4 Tanda Baca........................................................................................................5

BAB III................................................................................................................................10
PENUTUP........................................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................12


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain digunakan sebagai
alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara
tulisan maupun lisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini,
masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala
aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan
tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat,
dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat
menggunakan media tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan
dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan dalam hal ini kita
selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata
bahasaan Indonesia yang baik dan benar.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketata bahasaan
Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara
tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami secara
komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan
dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat
digunakan secara baik dan benar.
Banyak diantara kita yang masih banyak menggunakan kata dan susukan kalimat
yang masih salah dalam beberapa forum. Ada saatnya kita menggunakan kalimat-kalimat
baku, dan ada saatnya pula kita menggunakan kalimat nonbaku.
Hal ini perlu untuk diperhatikan. Ketika penggunaan kalimat telah sesuai namun
penggunaan ejaannya masih belum benar, ini dapat mengakibatkan kesalahpahaman, atau
bahkan informasi yang hendak disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh
pendengar. Ejaan sangat diperlukan, baik untuk komunikasi secara lisan atau bahkan
tulisan.
Sehingga apa yang telah ada pada masyarakat umumnya, perlahan pemahaman
ejaan yang digunakan diperhatikan dan diperbaiki dari keadaan semula yang mungkin
terjadi kesalahan dalam pemakaiannya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas,maka rumusan masalah yang akan di
bahas di dalam makalah tentang Ejaan Bahasa Indonesia sebagai berikut:
1. Bagaimana penulisan kata yang benar ?
2. Apakah yang di maksud kata serapan ?
1
3. Apa yang di maksud huruf kapital dan huruf miring ?
4. Bagaimana penggunaan tanda baca yang benar ?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Ejaan Bahasa Indonesia ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui cara penulisan kata dengan benar
2. Mengetahui cara penggunaan tanda baca yang benar
3. Mengetahui bentuk-bentuk kata serapan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penulisan Kata Yang Benar
Dalam penulisan bahasa Indonesia, tentu ejaan sangatlah penting untuk diperhatikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara menggambarkan
bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca. Dikutip dari buku Esai Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia (2020)
karya Widya Fitriantiwi, ejaan disebut juga sebagai kaidah yang harus dipatuhi oleh
pemakai bahasa supaya keteraturan dan keseragaman dalam penulisan bahasa dapat
tercapai. Dari beberapa pengertian tadi, bisa dikatakan kalau ejaan adalah cara dalam
menuliskan kata/kalimat dengan benar, dengan memperhatikan penggunaan huruf serta
tanda baca yang benar.

Lalu, bagaimana dengan EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan? Ejaan yang
disempurnakan adalah ejaan dalam penulisan kata-kata/kalimat dalam Bahasa Indonesia
yang termuat dalam Surat Keputusan Presiden no. 57 tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan yang
disempurnakan atau lebih sering disingkat menjadi EYD adalah aturan dasar ejaan dalam
bahasa Indonesia yang hingga sampai saat ini masih digunakan. Sebelum menggunakan
EYD, bangsa kita sempat menggunakan yang namanya ejaan Suwandi, loh!

Nah, sejak diberlakukannya EYD ada beberapa penulisan huruf dalam ejaan
Suwandi kemudian diubah seperti berikut ini:

 'j' menjadi 'y'

 'dj' menjadi 'j'

 'nj' menjadi 'ny'

 'ch' menjadi 'kh'

 'tj' menjadi 'c'

 'sj' menjadi 'sy'

2.2 Kata Serapan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata serapan adalah kata yang
diserap dari bahasa lain berdasarkan kaidah bahasa penerima. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa kata serapan dapat dikatakan sebagai kata serapan jika memenuhi
kaidah-kaidah bahasa, khususnya pada bahasa Indonesia. Sebelum kita mempelajari
lebih jauh mengenai kata serapan, terlebih dahulu mari kita pelajari mengenai
pengertian kata serapan.
1. Rohbiah, dkk (2017) 
Penyerapan bahasa terjadi karena adanya kontak yang berkelanjutan dalam waktu
lama antar penutur bahasa yang berbeda. Kontak bahasa adalah hubungan kebahasaan
yang terjadi antara satu masyarakat bahasa dengan masyarakat bahasa lainnya.

2. Hocket (1965)
Perubahan dan perkembangan dalam satu bahasa adalah wajar terjadi karena adanya
kontak bahasa antarpengguna bahasa yang berbeda. Komunikasi langsung antarmanusia
yang berlainan bahasa, bahkan berlainan budaya, menimbulkan kontak bahasa yang
pada akhirnya akan saling memengaruhi. Hal tersebut disebut dengan penyerapan
bahasa.

3. Sompi (2017)
Definisi kata-kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau
bahasa daerah, lalu digunakan dalam bahasa asli. 

4. Firdaus (2011)
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke
dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum. Dengan adanya proses
penyerapan, akan menimbulkan saling meminjam dan saling pengaruh unsur asing.

5. Junanah (2010)
Kata serapan adalah reproduksi yang diupayakan dalam suatu bahasa mengenai pola-
pola yang sebelumnya ditemukan dalam bahasa lain. 

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik simpulan bahwa kata serapan


adalah kata yang direproduksi oleh bahasa penerima dengan memperhatikan kaidah-
kaidah kebahasaan. Kata serapan berasal dari adanya kontak bahasa asing yang
kemudian diintegrasikan menjadi bahasa penerima. Maka dari itu, banyak kata serapan
yang hampir sama dengan kata asing yang sebenarnya. 

2.3 Huruf Kapital Dan Huruf Miring

Istilah huruf besar yang digunakan disini bersinonim dengan huruf kapital. Dalam
bahasa Inggris, kedua istilah itu disebut capital letter. Memang, bagi orang tertentu huruf
besar bersifat ambiguitas, mengandung makna taksa atau berarti dua. Dengan demikian,
dapat terjadi  seperti di bawah ini.
Huruf besar berarti  huruf yang besar (big letter) atau huruf besar berarti huruf
kapital (capital letter). Harus kita sadari benar bahwa tidak semua huruf besar merupakan
huruf besar atau kapital. Walaupun berbentuk kecil, suatu huruf dapat juga merupakan
huruf kapital atau huruf besar.
Misalnya :
m,n : memang besar tetapi bukan huruf besar atau huruf kapital
M,N : memang kecil tetapi merupakan huruf besar atau huruf kapital.
4
Dari penjelasan diatas, dapat kita pahami mengapa beberapa ahli lebih menyetujui
penggunaan istilah huruf kapital dari pada huruf besar.
Beberapa contoh penulisan dan cara pemakaian huruf besar atau huruf kapital
diantaranya adalah sebagai berikut.
1.      Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.
Misalnya :
Dia menulis.
Apa maksudnya?
Kita harus rajin belajar.
Pekerjaan ini sangat susah.
2.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya :
Adik berkata, “Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan “Berhati-hatilah, Nak!?”
“Kemarin engkau terlambat,” katanya.
3.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan.
Misalnya :
Allah,Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur’an, Weda, Islam, Kristen
.
Tuhan selalu menunjukkan jalan yang benar kepada setiap hamba-Nya

Beberapa contoh penulisan huruf miring diantaranya:


1.        Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan
surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya :
Majalah Bahasa dan Kesusatraan, buku Negara kertagama karangan Prapanca, surat
kabar Suara Karya.
2.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya :
Huruf pertama kata abad ialah ia.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulis huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
3.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
Nama ilmiah buah manggis adalah carcinia mangostana.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Catatan : Dalam penulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak 
miring diberi satu garis di bawahnya.

2.4 Tanda Baca


Tanda Baca Titik
Cara penggunaan tanda baca titik yang benar beserta contohnya.

1. Digunakan pada akhir kalimat pernyataan


Contoh: Ayah dan Ibu pergi ke acara pernikahan kerabatnya kemarin siang.

2. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar
Contoh:
I. Kondisi Kebahasaan Indonesia
A. Bahasa Indonesia
B. Kedudukan

3. Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu
perincian
Contoh:
1) Masalah sosial disebabkan oleh
a) Kesenjangan sosial
b) Kesenjangan pendidikan
4. Tanda baca titik tidak digunakan di belakang angka atau angka terakhir dalam
penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau
gambar
Contoh: Gambar 1.1 Penggunaa Internet di Indonesia 2021

5
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menunjukkan
waktu.
Contoh: Pukul 17.08.30 (pukul 17.00 lewat 8 menit 30 detik)

6. Dipakai dalam daftar pustaka, diletakkan di antara nama penulis, tahun, judul tulisan
(yang tidak berakhir dengan tanda baca tanya atau seru), dan tempat penerbit.
Contoh: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta.

7. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan


jumlah.
Contoh: Indonesia memiliki lebih dari 21.000 jenis flora dan fauna.

8. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
tidak menunjukkan jumlah.
Contoh: Indonesia merdeka pada tahun 1945.

9. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat penerima dan pengirim surat, serta tanggal
surat.
Contoh:
Yth. Direktur Perusahaan XYZ
Jalan Cempaka III No.10
Jakarta Timur
Tanda Baca Koma
Ini dia penggunaan tanda baca koma yang tepat.

1. Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.


Contoh: Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin.

2. Dipakai sebelum kata penghubung tetapi, melainkan, dan sedangkan dalam kalimat
majemuk setara.
Contoh: Adik ingin membeli permen, tetapi giginya sedang sakit.

3. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Namun,
tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Contoh:
Karena berlari terlalu kencang, kakinya sakit.
Kakinya sakit karena ia berlari terlalu kencang.

4. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh


karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Contoh: Mahasiswa itu malas dan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dia tidak lulus
mata kuliah Statistik selama dua semester.

5. Dipakai sebelum dan atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, serta
kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, Pak, atau Nak.
Contoh:
Wah, seru sekali!

Selamat pagi, Bu.

6. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata Ayah saya, "Kita harus bisa memaafkan kesalahan orang lain."

7. Dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, serta
nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh: Sdr. Amir, Jalan Apelmangga IV/22, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan
Rambutan, Jakarta 12120

8. Dalam daftar pustaka, tanda titik dipakai untuk memisahkan bagian nama yang
dibalik susunannya.
Contoh: Blyton, Enid. 1942. Lima Sekawan. Jakarta: Gramedia.

9. Digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya.
Contoh: B. Ratulangi, S.I.Kom.

10. Digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.
Contoh: 12,9 km

11. Digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.


Contoh: Soekarno, Presiden RI pertama merupakan salah seorang pendiri Gerakan
Nonblok.
12. Tanda baca titik dapat digunakan di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat untuk menghindari salah baca atau salah pengertian.
Contoh: Pada umumnya, dalam pengembangan bahasa Indonesia, kita dapat
memanfaatkan bahasa daerah.

7
Tanda Baca Titik Dua
Simak penggunaan tanda baca titik dua yang benar di bawah ini.

1. Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Contoh: Mereka memerlukan peralatan tulis: pensil, penghapus, penggaris, dan bolpoin.

2. Tanda baca titik dua tidak digunakan apabila perincian atau penjelasan itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. Persiapan
b. Pengumpulan data
c. Pengolahan data
d. Pelaporan

3. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.


Contoh:
Ketua: Ahmad Wirawan
Sekretaris: Siti Arya
Bendahara: Aulisa

4. Dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
atau nama tokoh.
Contoh: Dinda: "Tolong ambilkan gelas berlapis emas di ruang penyimpanan."

5. Dalam daftar pustaka, tanda titik dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, surah
dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan
penerbit.
Contoh:
Morison, XLII, No. 8/2002:7
Surah Albaqarah: 2-5
Matius 3: 1-4
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa.

Tanda Baca Titik Koma


Perhatikan penggunaan tanda baca titik koma yang benar di bawah ini.
1. Dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara
satu dengan lainnya dalam kalimat majemuk.
Contoh: Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu memasak di dapur; Kakak menulis cerpen.

8
2. Dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Contoh:
Syarat penerimaan pegawai di perusahaan ini adalah
1. Berkewarganegaraan Indonesia;
2. Lulusan S1 Ilmu Komunikasi;
3. Fasih bahasa Indonesia dan Inggris.

3. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah


menggunakan tanda koma.
Contoh: Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; sayur, semangka, dan
nanas.

Tanda Baca Tanya


Berikut ini penggunaan tanda baca yang benar.
1. Dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh: Bagaimana kabarmu hari ini?

2. Dipakai untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat
dibuktikan kebenarannya. Penulisan tanda tanya dipakai dalam tanda kurung.
Contoh: Monumen Nasional diresmikan pada tahun 1999 (?).

Tanda Baca Seru


Tanda baca seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah. Seruan perintah dapat menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau
emosi yang kuat.
Contoh:
Alangkah indah pantai di Lombok!
Dilarang membuang sampah di sepanjang sungai!
Tanda Baca Petik
Berikut penggunaan tanda baca petik yang tepat.

1. Dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari naskah, pembicaraan, atau
bahan tertulis lain.
Contoh: "Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo.

2. Digunakan untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab
buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: Film "Habibie dan Ainun" diambil dari kisah nyata perjalanan B.J. Habibie dan
sang istri Ainun.

3. Digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kurang umum,
maupun yang memiliki arti khusus.
Contoh: Dilarang memberi "amplop" kepada petugas.
9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Cara Penulisan Kata Dengan Benar
 Menulis Satu Paragraf Setiap Hari.
 Gunakan Kertas Bergaris.
 Gunakan Pena yang Bagus.
 Longgarkan Cengkraman Tangan.
 Tentukan Waktu Menulis yang Tepat.
 Buat Kerangka Tulisan.
 Minimalkan Gangguan Sekitar.
 Posisikan Tubuh dalam Postur yang Benar.

2.Cara Penggunaan Tanda Baca Yang Benar

1. Tanda titik (.)

 Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan dan seruan.

 Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau
daftar.

 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.

 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
 Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru dan tempat terbit.

 Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah.Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan.

 Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.

 Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah dianggap
umum. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih, hanya dipakai satu tanda
titik.

 Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.

3. Bentuk-Bentuk Kata Serapan

Kata Serapan Adopsi

Kata serapan yang diproses dari adopsi merupakan kata yang memiliki kesamaan makna.
Salah satu ciri dari jenis kata serapan adopsi ini dapat diketahui berdasarkan ejaan,
pengucapan, dan penulisan yang tidak berbeda dengan kata aslinya.

Kata Serapan Adaptasi

Kata serapan adaptasi ini memiliki makna kata yang sama dengan kata sebelumnya. Ciri khas
dari proses adaptasi ini dapat dilihat berdasarkan lafal dan ejaan yang menyesuaikan Bahasa
Indonesia.

Kata Serapan Terjemahan

Berbeda dengan proses adopsi dan adaptasi, kata serapan yang melalui proses terjemahan
dilakukan dengan mengubah lafal dan ejaan. Kata serapan ini hanya mengambil maknanya
saja.

Kata Serapan Kreasi

Kata serapan melalui proses kreasi ini dilakukan dengan menerjemahkan istilah asing dengan
jumlah kata yang lebih atau kurang dari istilah tersebut sesuai dengan kebutuhan.
10

B. Saran

Penggunaan ejaan dengan baik dan benar perlu untuk diperhatikan dan dipahami
dengan benar. Penggunaan ejaan tersebut tentunya sangat penting dalam beberapa
keadaan. Missal pembuatan makalah, laporan dan atau sebagainya. Penanaman
penggunaan yang benar perlu untuk diberikan sedini mungkin pada siswa-siswa, agar
tidak terjadi penyalahgunaan yang lumrah terjadi pada masyarakat umumnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10780129/Makalah_Tentang_Ejaan_Bahasa_Indonesia
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/ejaan-x-eyd-pengertian-fungsi-dan-
penulisan-kata-dalam-bahasa-indonesia
https://penerbitdeepublish.com/kata-serapan/
https://pgsdday.blogspot.com/2017/11/penulisan-huruf-kapital-dan-huruf.html
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5797613/penggunaan-tanda-baca-yang-
benar-siswa-harus-tahu/2
https://www.academia.edu/10780129/Makalah_Tentang_Ejaan_Bahasa_Indonesia
12

Anda mungkin juga menyukai