Makalah Bahasa Indonesia Kelompok 2
Makalah Bahasa Indonesia Kelompok 2
UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS FISIKA MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Bahasa adalah sebuah lambang bunyi yang bersifat arbitrer, yang digunakan untuk
bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa merupakan alat
komunikasi yang sempurna. Dalam penyampaiannya mutlak susunan kalimat dan sebagainya
menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan.
Berkomunikasi memang bukan hanya melalui lisan, dapat pula melalui sebuah tulisan.
Berkomunikasi melalui lisan lebih mudah daripada tulisan, karena mimik, gerak-gerik, irama,
jeda, dan unsur-unsur nonbahasa lainnya ikut memperlancar komunikasi itu. Dalam hal ini,
unsur-unsur nonbahasa tidak dapat dituliskan, dan hal ini dapat menyulitkan komunikasi dan
memberi peluang terjadinya kesalahpahaman. Disinilah ejaan dan tanda baca (fungtuasi)
berperan sampai batas-batas tertentu, yakni menggantikan beberapa unsur nonbahasa yang
diperlukan untuk memperjelas gagasan atau pesan.
Dengan ditulisnya laporan Karya Tulis ini semoga menjadi pelajaran dan bermanfaat
bagi kita semua, dan kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk
laporan ini, agar tercapainya laporan yang lebih baik lagi untuk kedepannya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulis.........................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Penulisan Kata Yang Benar...............................................................................3
2.2 Kata Serapan......................................................................................................3
2.3 Huruf Kapital Dan Huruf Miring.......................................................................4
2.4 Tanda Baca........................................................................................................5
BAB III................................................................................................................................10
PENUTUP........................................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................11
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas,maka rumusan masalah yang akan di
bahas di dalam makalah tentang Ejaan Bahasa Indonesia sebagai berikut:
1. Bagaimana penulisan kata yang benar ?
2. Apakah yang di maksud kata serapan ?
1
3. Apa yang di maksud huruf kapital dan huruf miring ?
4. Bagaimana penggunaan tanda baca yang benar ?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Ejaan Bahasa Indonesia ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui cara penulisan kata dengan benar
2. Mengetahui cara penggunaan tanda baca yang benar
3. Mengetahui bentuk-bentuk kata serapan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penulisan Kata Yang Benar
Dalam penulisan bahasa Indonesia, tentu ejaan sangatlah penting untuk diperhatikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara menggambarkan
bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca. Dikutip dari buku Esai Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia (2020)
karya Widya Fitriantiwi, ejaan disebut juga sebagai kaidah yang harus dipatuhi oleh
pemakai bahasa supaya keteraturan dan keseragaman dalam penulisan bahasa dapat
tercapai. Dari beberapa pengertian tadi, bisa dikatakan kalau ejaan adalah cara dalam
menuliskan kata/kalimat dengan benar, dengan memperhatikan penggunaan huruf serta
tanda baca yang benar.
Lalu, bagaimana dengan EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan? Ejaan yang
disempurnakan adalah ejaan dalam penulisan kata-kata/kalimat dalam Bahasa Indonesia
yang termuat dalam Surat Keputusan Presiden no. 57 tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan yang
disempurnakan atau lebih sering disingkat menjadi EYD adalah aturan dasar ejaan dalam
bahasa Indonesia yang hingga sampai saat ini masih digunakan. Sebelum menggunakan
EYD, bangsa kita sempat menggunakan yang namanya ejaan Suwandi, loh!
Nah, sejak diberlakukannya EYD ada beberapa penulisan huruf dalam ejaan
Suwandi kemudian diubah seperti berikut ini:
2. Hocket (1965)
Perubahan dan perkembangan dalam satu bahasa adalah wajar terjadi karena adanya
kontak bahasa antarpengguna bahasa yang berbeda. Komunikasi langsung antarmanusia
yang berlainan bahasa, bahkan berlainan budaya, menimbulkan kontak bahasa yang
pada akhirnya akan saling memengaruhi. Hal tersebut disebut dengan penyerapan
bahasa.
3. Sompi (2017)
Definisi kata-kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau
bahasa daerah, lalu digunakan dalam bahasa asli.
4. Firdaus (2011)
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke
dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum. Dengan adanya proses
penyerapan, akan menimbulkan saling meminjam dan saling pengaruh unsur asing.
5. Junanah (2010)
Kata serapan adalah reproduksi yang diupayakan dalam suatu bahasa mengenai pola-
pola yang sebelumnya ditemukan dalam bahasa lain.
Istilah huruf besar yang digunakan disini bersinonim dengan huruf kapital. Dalam
bahasa Inggris, kedua istilah itu disebut capital letter. Memang, bagi orang tertentu huruf
besar bersifat ambiguitas, mengandung makna taksa atau berarti dua. Dengan demikian,
dapat terjadi seperti di bawah ini.
Huruf besar berarti huruf yang besar (big letter) atau huruf besar berarti huruf
kapital (capital letter). Harus kita sadari benar bahwa tidak semua huruf besar merupakan
huruf besar atau kapital. Walaupun berbentuk kecil, suatu huruf dapat juga merupakan
huruf kapital atau huruf besar.
Misalnya :
m,n : memang besar tetapi bukan huruf besar atau huruf kapital
M,N : memang kecil tetapi merupakan huruf besar atau huruf kapital.
4
Dari penjelasan diatas, dapat kita pahami mengapa beberapa ahli lebih menyetujui
penggunaan istilah huruf kapital dari pada huruf besar.
Beberapa contoh penulisan dan cara pemakaian huruf besar atau huruf kapital
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.
Misalnya :
Dia menulis.
Apa maksudnya?
Kita harus rajin belajar.
Pekerjaan ini sangat susah.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya :
Adik berkata, “Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan “Berhati-hatilah, Nak!?”
“Kemarin engkau terlambat,” katanya.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan.
Misalnya :
Allah,Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur’an, Weda, Islam, Kristen
.
Tuhan selalu menunjukkan jalan yang benar kepada setiap hamba-Nya
2. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar
Contoh:
I. Kondisi Kebahasaan Indonesia
A. Bahasa Indonesia
B. Kedudukan
3. Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu
perincian
Contoh:
1) Masalah sosial disebabkan oleh
a) Kesenjangan sosial
b) Kesenjangan pendidikan
4. Tanda baca titik tidak digunakan di belakang angka atau angka terakhir dalam
penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau
gambar
Contoh: Gambar 1.1 Penggunaa Internet di Indonesia 2021
5
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menunjukkan
waktu.
Contoh: Pukul 17.08.30 (pukul 17.00 lewat 8 menit 30 detik)
6. Dipakai dalam daftar pustaka, diletakkan di antara nama penulis, tahun, judul tulisan
(yang tidak berakhir dengan tanda baca tanya atau seru), dan tempat penerbit.
Contoh: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta.
8. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
tidak menunjukkan jumlah.
Contoh: Indonesia merdeka pada tahun 1945.
9. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat penerima dan pengirim surat, serta tanggal
surat.
Contoh:
Yth. Direktur Perusahaan XYZ
Jalan Cempaka III No.10
Jakarta Timur
Tanda Baca Koma
Ini dia penggunaan tanda baca koma yang tepat.
2. Dipakai sebelum kata penghubung tetapi, melainkan, dan sedangkan dalam kalimat
majemuk setara.
Contoh: Adik ingin membeli permen, tetapi giginya sedang sakit.
3. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Namun,
tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Contoh:
Karena berlari terlalu kencang, kakinya sakit.
Kakinya sakit karena ia berlari terlalu kencang.
5. Dipakai sebelum dan atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, serta
kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, Pak, atau Nak.
Contoh:
Wah, seru sekali!
6. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata Ayah saya, "Kita harus bisa memaafkan kesalahan orang lain."
7. Dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, serta
nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh: Sdr. Amir, Jalan Apelmangga IV/22, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan
Rambutan, Jakarta 12120
8. Dalam daftar pustaka, tanda titik dipakai untuk memisahkan bagian nama yang
dibalik susunannya.
Contoh: Blyton, Enid. 1942. Lima Sekawan. Jakarta: Gramedia.
9. Digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya.
Contoh: B. Ratulangi, S.I.Kom.
10. Digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.
Contoh: 12,9 km
7
Tanda Baca Titik Dua
Simak penggunaan tanda baca titik dua yang benar di bawah ini.
1. Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Contoh: Mereka memerlukan peralatan tulis: pensil, penghapus, penggaris, dan bolpoin.
2. Tanda baca titik dua tidak digunakan apabila perincian atau penjelasan itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. Persiapan
b. Pengumpulan data
c. Pengolahan data
d. Pelaporan
4. Dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
atau nama tokoh.
Contoh: Dinda: "Tolong ambilkan gelas berlapis emas di ruang penyimpanan."
5. Dalam daftar pustaka, tanda titik dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, surah
dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan
penerbit.
Contoh:
Morison, XLII, No. 8/2002:7
Surah Albaqarah: 2-5
Matius 3: 1-4
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa.
8
2. Dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Contoh:
Syarat penerimaan pegawai di perusahaan ini adalah
1. Berkewarganegaraan Indonesia;
2. Lulusan S1 Ilmu Komunikasi;
3. Fasih bahasa Indonesia dan Inggris.
2. Dipakai untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat
dibuktikan kebenarannya. Penulisan tanda tanya dipakai dalam tanda kurung.
Contoh: Monumen Nasional diresmikan pada tahun 1999 (?).
1. Dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari naskah, pembicaraan, atau
bahan tertulis lain.
Contoh: "Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo.
2. Digunakan untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab
buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: Film "Habibie dan Ainun" diambil dari kisah nyata perjalanan B.J. Habibie dan
sang istri Ainun.
3. Digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kurang umum,
maupun yang memiliki arti khusus.
Contoh: Dilarang memberi "amplop" kepada petugas.
9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Cara Penulisan Kata Dengan Benar
Menulis Satu Paragraf Setiap Hari.
Gunakan Kertas Bergaris.
Gunakan Pena yang Bagus.
Longgarkan Cengkraman Tangan.
Tentukan Waktu Menulis yang Tepat.
Buat Kerangka Tulisan.
Minimalkan Gangguan Sekitar.
Posisikan Tubuh dalam Postur yang Benar.
Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan dan seruan.
Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau
daftar.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru dan tempat terbit.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah.Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah dianggap
umum. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih, hanya dipakai satu tanda
titik.
Kata serapan yang diproses dari adopsi merupakan kata yang memiliki kesamaan makna.
Salah satu ciri dari jenis kata serapan adopsi ini dapat diketahui berdasarkan ejaan,
pengucapan, dan penulisan yang tidak berbeda dengan kata aslinya.
Kata serapan adaptasi ini memiliki makna kata yang sama dengan kata sebelumnya. Ciri khas
dari proses adaptasi ini dapat dilihat berdasarkan lafal dan ejaan yang menyesuaikan Bahasa
Indonesia.
Berbeda dengan proses adopsi dan adaptasi, kata serapan yang melalui proses terjemahan
dilakukan dengan mengubah lafal dan ejaan. Kata serapan ini hanya mengambil maknanya
saja.
Kata serapan melalui proses kreasi ini dilakukan dengan menerjemahkan istilah asing dengan
jumlah kata yang lebih atau kurang dari istilah tersebut sesuai dengan kebutuhan.
10
B. Saran
Penggunaan ejaan dengan baik dan benar perlu untuk diperhatikan dan dipahami
dengan benar. Penggunaan ejaan tersebut tentunya sangat penting dalam beberapa
keadaan. Missal pembuatan makalah, laporan dan atau sebagainya. Penanaman
penggunaan yang benar perlu untuk diberikan sedini mungkin pada siswa-siswa, agar
tidak terjadi penyalahgunaan yang lumrah terjadi pada masyarakat umumnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10780129/Makalah_Tentang_Ejaan_Bahasa_Indonesia
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/ejaan-x-eyd-pengertian-fungsi-dan-
penulisan-kata-dalam-bahasa-indonesia
https://penerbitdeepublish.com/kata-serapan/
https://pgsdday.blogspot.com/2017/11/penulisan-huruf-kapital-dan-huruf.html
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5797613/penggunaan-tanda-baca-yang-
benar-siswa-harus-tahu/2
https://www.academia.edu/10780129/Makalah_Tentang_Ejaan_Bahasa_Indonesia
12