Perpajakan Lanjutan
Perpajakan Lanjutan
1
2 0 2 1
CONTOH KASUS PENGISIAN SPT 1770
2. NPWP 04.125.365.5-521.000
3. JENIS Apotik
USAHA/PEKERJAA
N BEBAS
4. Jabatan Kepala Divisi SDM
5 Telepon 0281-653546
7. Status/Kewajiban KK
KRESNA ADITYA
Neraca
Per 31 Desember 2021
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar
Piutang Dagang Rp. 22.654.500 Utang PPh Pasal 4(2) Des Rp. 928.870 +
58.811.147
Persediaan Barang Dagangan Rp. + Jumlah Hutang Rp. 13.074.120
Aktiva Tetap
Jumlah Aktiva Tetap Rp. 245.000.000 Laba Setelah Pajak Rp. 95.425.655
Total Aktiva Rp. 368.499.775 Total Kewajiban & Ekuitas Rp. 368.499.775
-
Wajib Pajak
KRESNA ADITYA
LAMPIRAN KHUSUS 1A
SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
TAHUN PAJAK 22 0 0 1 92 1
DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL
Kelompok 2 :
Etalase dari Aluminium 1 Januari 2019 40.000.000 40.000.000 Garis lurus Garis lurus
5.000.000 35.000.000
Kelompok 3 :
………………………………………………….
Kelompok 4 :
………………………………………………….
KELOMPOK BANGUNAN
Permanen
Gedung Toko 1 Januari 2018 200.000.000 190.000.000 Garis lurus Garis lurus 10.000.000 180.000.000
Tidak Permanen :
………………………………………………….
300.000.000 275.000.000
JUMLAH PENYUSUTAN FISKAL ……………..……………..……………..……………..……………..……………..……………..……………..……………..……………………………………...……………..………………..……………………………..
Ø 30.000.000 245.000.000
JUMLAH PENYUSUTAN KOMERSIAL ……………..……………..……………..……………..……………..……………..……………..……………..……………..……..………………………...……..……………..…………………………………..
Ø - -
SELISIH PENYUSUTAN ( PINDAHKAN KE FORMULIR 1771-I ANGKA 5 HURUF i ATAU ANGKA 6 HURUF a) ……………..……………..……………..……………..……………….………………………..………………………….
Ø 30.000.000 245.000.000
HARTA TAK BERWUJUD
Kelompok 1 :
………………………………………………….
Kelompok 2 :
………………………………………………….
Kelompok 3 :
………………………………………………….
Kelompok 4 :
………………………………………………….
Kelompok Lain-lain
………………………………………………….
JUMLAH AMORTISASI FISKAL ……………..……………..……………..……………..……………..……………..……………..……………..……………..………………...…..………………………....…………………………………………………..
Ø
JUMLAH AMORTISASI KOMERSIAL ……………..……………..……………..……………..……………..……………..……………..……………..………………………………….…..………………….…..……………..……………………………………..
Ø
SELISIH AMORTISASI ( PINDAHKAN KE FORMULIR 1771-I ANGKA 5 HURUF j ATAU ANGKA 6 HURUF b) …….………..………..……..……………..……………..………………………………………………….
Ø
Purw okerto, 3 0 0 3 1 9
WAJIB PAJAK / KUASA
( KRESNA ADITYA)
Daftar Jumlah Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh Final berdasarkan PP 46 Tahun 2019
Per Masa Pajak Serta Dari Masing-Masing Tempat Usaha
PPh Final 1%
No. NPWP Tempat Usaha Alamat Peredaran Bruto
Dibayar
KPP Lokasi
JL. MAWAR NO.10
1 04.125.365.5-521.000
PURWOKERTO
JANUARI 90.000.000 900.000
KRESNA ADITYA
Jika formulir ini tidak mencukupi, dapat dibuat sendiri sesuai dengan bentuk ini
TAHUN PAJAK
1770 - IV SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
PERHATIAN
• SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
• ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
• BERI TANDA " X " DALAM (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
NPWP : 0 4 1 2 5 3 6 5 5 5 2 1 0 0 0
NAMA WAJIB PAJAK : K R E S N A A D I T Y A
BAGIAN A : HARTA PADA AKHIR TAHUN
KODE TAHUN HARGA PEROLEHAN
NO. NAMA HARTA KETERANGAN
HART PEROLEHAN (Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 061 RUMAH 2014 250.000.000
2 042 SEPEDA MOTOR 2015 14.000.000
3 043 MOBIL 2014 125.000.000
4 038 MODAL USAHA 2019 235.425.655
5 012 TABUNGAN 2019 150.000.000
6
JUMLAH BAGIAN A JBA 774.425.655
FORMULIR
1770 - III 1
TAHUN PAJAK
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
•
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT
0 1 1 4 s.d 1 2 1 9
FINAL
KEM ENTERIAN KEUANGAN RI • PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK BL TH BL TH
PERHATIAN :
• SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
• ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
• BERI TANDA " X " DALAM (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
NPWP : 0 4 1 2 5 3 6 5 5 5 2 1 0 0 0
NAMA WAJIB PAJAK : K R E S N A A D I T Y A
BAGIAN A : PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
DASAR PENGENAAN PPh TERUTANG
NO JENIS PENGHASILAN
PAJAK/PENGHASILAN BRUTO (Rupiah)
(1) (2) (3) (4)
2. BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
3. PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
4. HADIAH UNDIAN
14. DIVIDEN
FORMULIR
TAHUN PAJAK
1770 - II SPT T AHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, 0 1 1 9 s.d 1 2 1 9
PERHATIAN :
• SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
• ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
• BERI TANDA " X " DALAM (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
NPWP : 0 4 1 2 5 3 6 5 5 5 2 1 0 0 0
NAMA WAJIB PAJAK : K R E S N A - A D I T Y A
BAGIAN A : DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh
DITANGGUNG PEMERINTAH
10
11
12
13
14
15
dst
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI Halaman ke - dari halaman Lampiran-II
HALAMAN 2 LAMPIRAN - I
FORMULIR
22 00 2 1 1 9
TAHUN PAJAK
SPT T AHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
1770 - I •
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU
PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG M ENYELENGGARAKAN PENCATATAN 0 1 1 4 s.d 1 2 1 4
KEM ENTERIAN KEUANGAN RI • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN BL TH BL TH
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK • PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA PEMBUKUAN X PENCATATAN
PERHATIAN :
• SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
• •
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA " X " DALAM (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
NPWP : 0 4 1 2 5 3 6 5 5 5 2 1 0 0 0
NAMA WAJIB PAJAK : K R E S N A A D I T Y A
BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN)
1 DAGANG -
2 INDUSTRI
3 JASA
4 PEKERJAAN BEBAS
5 USAHA LAINNYA
1 BUNGA
2 ROYALTI
3 SEWA
6 PENGHASILAN LAINNYA
JIKA FORM ULIR INI TIDAK M ENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI Halaman ke - dari halaman Lampiran -II
HALAMAN 1 LAMPIRAN - I
2
2 00 21 1 9
FORMULIR
TAHUN PAJAK
SPT TAHUNAN PPh W AJIB PAJAK ORANG PRIBADI
1770 - I PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA 0 1 1 9 s.d 1 2 1 9
KEM ENTERIAN KEUANGAN RI DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG BL TH BL TH
PERHATIAN:
• SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
• ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
• BERI TANDA " X " DALAM (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
NPWP : 0 4 1 2 5 3 6 5 5 5 2 1 0 0 0
NAMA WAJIB PAJAK : K R E S N A A D I T Y A -
BAGIAN A: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)
:
NPWP AKUNTAN PUBLIK
:
NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK
:
NAMA KONSULTAN PAJAK
:
NPWP KONSULTAN PAJAK
:
NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK
:
NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK
RUPIAH
1. PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN
LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL :
a. PEREDARAN USAHA 1a 1.139.887.000
b. HARGA POKOK PENJUALAN
1b
939.075.070
c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)
1c 200.811.930
d. BIAYA USAHA
1d 93.987.405
e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)
1e 106.824.525
2. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF
a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU
2a
ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI
2b
DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG
2c
DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN
d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN 2d
f. PAJAK PENGHASILAN
2f
h. SANKSI ADMINISTRASI 2h
FORMULIR
1770 SPT T AHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 9
TAHUN PAJAK
BAGI W AJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :
• 0 1 1 9 1 2 1 9
s. d
DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS;
KEM ENTERIAN KEUANGAN RI • DARI SATU ATAU LEBIH PEM BERI KERJA; BL TH BL TH
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
• YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU X PEMBUKUAN PENCATATAN
• DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.
SPT PEMBETULAN KE - …….
PER H ATI AN
• SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
• ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
• BERI TANDA " X " DALAM (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
NPW P : 0 4 1 2 5 3 6 5 5 5 2 1 0 0 0
NAMA W AJIB PAJAK : K R E S N A A D I T Y A
JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS : A P O T I K KLU :
IDENTITAS
NO. TELEPON/FAKSIMILI : 0 2 8 1 - 6 5 3 5 4 6 /
Pe rmohonan pe rubahan data disampaikan te rpisah dari pe laporan SPT T ahunan PPh Orang Pribadi ini, de ngan me nggunakan
Formulir Pe rubahan Data Wajib Pajak dan dile ngkapi dokume n yang disyaratkan.
* ) Pengis ian k olom -k olom y ang beris i nilai rupiah harus t anpa nilai des im al (c ont oh penulis an lihat pet unjuk pengis ian halam an 3) RUPIAH *)
1. PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
1 -
[Diis i dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]
A. PENGHASILAN NETO
8. KOMPENSASI KERUGIAN
8 -
B. PENGHASILAN
KENA PAJAK
[ Bagi W ajib Pajak dengan s t at us PH / MT diis i dari Lam piran Perhit ungan PPh Terut ang s ebagaim ana dim ak s ud dalam bagian G: Lam piran
C. PPh
huruf i]
13. PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
13
15. PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR
15
NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diis i dari f ormulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]
D. KREDIT PAJAK
20. PERMOHONA N : PPh Lebih Bay ar pada 19.b mohon D I K EMB AL I K AN D EN GAN SK PPK P PASAL 17C (W P
a. D I R ESTI TU SI K AN c. d en g an K r i ter i a Ter ten tu )
D I PER H I TU N GK AN D EN GAN D I K EMB AL I K AN D EN GAN SK PPK P PASAL 17D (W P
b. U TAN G PAJAK
d. yan g Memen u h i Per syar atan Ter ten tu )
PASAL 25 TAHUN PAJAK
21
BERIKUTNYA
DIHITUNG BERDASARKAN :
a. SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN) g. PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
G. LAMPIRAN
NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS
c. X LAIN DAN BIAYA i. PERPAJAKAN PH ATAU MT
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS
d. PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL j. UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL
e. DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI k. X BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA
PERNYATAAN
D en g an men yad ar i sep en u h n ya akan seg al a aki b atn ya ter masu k san ksi -san ksi sesu ai d en g an keten tu an p er u n d an g -u n d an g an yan g b er l aku , saya TANDA TANGAN
men yatakan b ah wa ap a yan g tel ah saya b er i tah u kan d i atas b eser ta l amp i r an -l amp i r an n ya ad al ah b en ar , l en g kap d an j el as.
NAMA LENGKAP : K R E S N A - A D I T Y A - - - - -
NPW P : 0 4 1 2 5 3 6 5 5 5 2 1 0 0 0
F . 1. 1. 32. 16
Pertemuan 10
REKONSILIASI FISKAL
REKONSILIASI FISKAL
Pelaksanaan
pembukuan Berdasarkan sifat
berdasar kebijakan
akuntansi sifat:
perusahaan Positif, (+PKP)
(Laporan Keuangan
Komersial) Negatif (_PKP)
Rekonsiliasi
Perbad
Fiskal
aan
Berdasar Jangka
Pelaksanaan
pembukuan Waktu:
berdasar kebijakan Temporer
ketentuan
perpajakan (Laporan Permanen
Keuangan Fiskal)
Langkah Penyesuaian Perbedaan
Ditambah Dikurangi
Ditambah
Laba penghasilan penghasilan
biaya non
akuntansi yang belum yang bukan
deductible.
diakui. objek pajak.
a. Pembagian laba.
b. Biaya untuk kepentingan pribadi.
c. Pembentukan dana cadangan, kecuali usaha tertentu.
d. Premi asuransi dibayar WP OP.
e. Natura, kecuali akibat tuntutan kerja atau makanan bagi semua
karyawan.
f. Jumlah melebihi kewajaran atas hubungan istimewa.
g. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan selain yang
dikecualikan.
h. Pajak penghasilan.
i. Gaji anggota persekutuan.
j. Sanksi administrasi dan pidana pajak.
Non Deductible Expenses Lainnya
Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (1.864.000.000) (1.864.000.000)
Tunjangan pajak penghasilan (92.740.000) (92.740.000)
Pembagian sembako (364.835.000) 364.835.000 0
Pendidikan karyawan (986.320.000) (986.320.000)
Promosi dan iklan (3.876.500.000) (3.876.500.000)
Jamuan makan (284.250.000) 104.250.000 (180.000.000)
Telepon, air, dan listrik (734.250.000) 150.000.000 (584.250.000)
Penyusutan (50.625.000) 14.375.000 (36.250.000)
Biaya bahan bakar dan tol (54.320.000) 13.580.000 (40.740.000)
Total biaya pemasaran (8.307.840.000) (7.660.800.000)
Koreksi Fiskal Biaya Pemasaran 647.040.000
Keterangan :
Koreksi positif atas biaya telepon, air, dan listrik bidang
pemasaran
= 50% Biaya pulsa direktur + Pembelian PDA yang
seharusnya dikapitalisasi
= 50% * ¼ * 400.000.000 + ¼ * 400.000.000
= 50.000.000 + 100.000.000
= 150.000.000
Penyusutan bidang pemasaran menurut akuntansi
= 20% * 25.000.000 + Penyusutan smartphone + 6/12 *
50% * 100.000.000
= 5.000.000 + Penyusutan smartphone + 25.000.000
= 30.000.000 + Penyusutan smartphone
Keterangan :
Penyusutan bidang pemasaran menurut fiskal
= 50% * 25% * 25.000.000 + Penyusutan smartphone +
6/12 * 25% * 100.000.000
= 3.125.000 + Penyusutan smartphone + 12.500.000
= 15.625.000 + Penyusutan smartphone
Koreksi positif atas penyusutan bidang pemasaran
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan
menurut fiskal
= (30.000.000 + Penyusutan smartphone)
- (15.625.000 + Penyusutan smartphone)
= 14.375.000
JAWABAN: a. Rekonsiliasi Fiskal_ Biaya Adm dan Umum
Nominal AkuntansiKoreksi Positif Koreksi Negatif Nominal Fiskal
Laba bruto 36.339.000.000 36.339.000.000
Total biaya pemasaran (8.307.840.000) (7.660.800.000)
Biaya umum dan administrasi (G&A)
Gaji dan bonus pegawai tetap (2.465.000.000) (2.465.000.000)
PPh 21 ditanggung perusahaan (143.400.000) 143.400.000 0
Honorarium dan komisi pegawai tidak tetap (1.486.542.000) (1.486.542.000)
Seragam satpam gudang (94.560.000) (94.560.000)
Telepon, air, dan listrik (1.055.600.000) (1.055.600.000)
Biaya sewa kantor (1.633.500.000) 980.100.000 (653.400.000)
Penyusutan (1.254.000.000) 466.500.000 (787.500.000)
Royalti (660.000.000) 110.000.000 (550.000.000)
Biaya pembangunan pabrik baru (4.365.000.000) 4.365.000.000 0
Penghapusan piutang (4.763.480.000) 1.500.000.000 (3.263.480.000)
Pemeliharaan kendaraan (87.200.000) 5.000.000 (82.200.000)
Alat tulis kantor (154.380.000) (154.380.000)
Biaya bahan bakar dan tol (328.600.000) 24.645.000 (303.955.000)
Asuransi kendaraan (364.700.000) (364.700.000)
PBB gudang (762.300.000) (762.300.000)
Riset (3.860.000.000) 1.930.000.000 (1.930.000.000)
Pendidikan karyawan (1.340.000.000) (1.340.000.000)
Family gathering (134.700.000) (134.700.000)
Total biaya umum dan administrasi (G&A) (24.952.962.000) (15.428.317.000)
Pokok deposito
= 100% / 80% * 34.280.000 / 8%
= 535.625.000
Pokok pinjaman
= 100% / 12% * 76.275.000
= 635.625.000
Keterangan :
Kredit pajak
Kredit PPh 22 (543.750.000)
: 2,5% * 21,750,000,000
Kredit PPh 23 (631.250.000)
Kredit PPh 24 (79.000.000)
Kredit PPh 25 (855.750.000)
STP PPh 25 (416.000.000)
(2.525.750.000)
Pajak kurang (lebih) bayar 254.558.600
JAWABAN: d
PER-08/PJ/2020
PENGHITUNGAN ANGSURAN PPh
UNTUK TAHUN BERJALAN
SEHUBUNGAN DENGAN
PENYESUAIAN TARIF PPh WAJIB
PAJAK BADAN
PERPPU nomor 1 tahun 2020 tentang Kebijakan
Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi
Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional
dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan , mulai berlaku
tanggal 31 Maret 2020
SUBJEK PPh Badan
Keterangan Jumlah
Penghasilan Kena Pajak 8.000.000.000
Masa Pajak PPh Pasal 25
PPh Terutang (Tarif 22%) 1.760.000.000
Sept.2020 s/d Des.2020 @ 133.333.000
(-) Kredit Pajak 160.000.000
Dasar Angsuran PPh Ps.25 1.600.000.000
Angsuran PPh Pasal 25 133.333.333
WP WAJIB LK untuk Wajib Pajak Bank
Sampai dengan Masa Pajak April 2020
Penghasilan Neto sejak Awal
LK Bulanan dari Masa Pajak Januari 2020
Tahun Pajak s.d. Masa Pajak 4.600.000.000
yang Dilaporkan s.d. Masa Pajak April 2020
PPh Pasal 22 sejak Awal Tahun
Pajak s.d. Masa Pajak yang 250.000.000
Dilaporkan
Angsuran PPh Pasal 25 yang
Seharusnya Terutang sejak
75.000.000 Masa Pajak April 2020
Awal Tahun Pajak s.d. Masa
Pajak Sebelumnya Penghasilan Neto sejak
Awal Tahun Pajak s.d. Masa 4.600.000.000
Pajak yang Dilaporkan
(-) Kompensasi Kerugian 1.500.000.000
Penghasilan Kena Pajak 3.100.000.000
PPh Terutang (Tarif 22%) 682.000.000
(-) PPh Pasal 22 sejak
Awal Tahun Pajak s.d.
250.000.000
Masa Pajak yang
Dilaporkan
(-) Angsuran PPh Pasal 25
yang Seharusnya dibayar
angsuran PPh Pasal 25 sesuai sejak Awal Tahun Pajak s.d. 75.000.000
Masa Pajak sebelum Masa
penghitungan mulai Masa Pajak April Pajak yang dilaporkan
Angsuran yang masih harus
2020 dan seterusnya dibayar:
357.000.000
WP WAJIB LK untuk Wajib Pajak masuk bursa dan/atau
Wajib Pajak Lainnya
Masa Pajak PPh Pasal 25 sama dengan besarnya angsuran PPh Pasal
Desember 2020 7.000.000 25 Masa Pajak terakhir Tahun Pajak yang lalu
Jan. 2020 s/d
7.000.000 angsuran PPh Pasal 25 sesuai penghitungan
Mart.2020 berdasarkan LK TW I (Jan-Mar 2020) mulai
April 2020 s.d. Masa Pajak April 2020 dan seterusnya
10.000.000
Jun.2020 Masa Pajak TW I 2020
Penghasilan Neto sejak Awal
Tahun Pajak s.d. Triwulan yang 2.100.000.000
Dilaporkan
(-) Kompensasi Kerugian 1.700.000.000
Penghasilan Kena Pajak 400.000.000
*) Pada Tahun Pajak 2019, memenuhi PPh Terutang (Tarif 19%)* 76.000.000
(-) PPh Pasal 22 & PPh Pasal 23
persyaratan untuk memperoleh sejak Awal Tahun Pajak s.d. 25.000.000
fasilitas penurunan tarif sebagaimana Masa Pajak yang Dilaporkan
(-) Angsuran PPh Pasal 25 yang
dimaksud Pasal 17 ayat (2b) UU PPh Seharusnya dibayar sejak
Awal Tahun Pajak s.d. Masa 21.000.000
Pajak sebelum Masa Pajak
yang dilaporkan
Angsuran yang masih harus
30.000.000
dibayar:
Angsuran untuk 3 Masa Pajak
10.000.000
(April s.d. Juni 2020)
WP WAJIB LK untuk WP BUMN/BUMD selain Bank,
WP masuk bursa dan/atau WP Lainnya
Masa Pajak PPh Pasal 25
Des. 2019 70.000.000 angsuran PPh Pasal 25 sesuai
Jan.2020 penghitungan dengan tarif Pasal
100.000.000
s.d.Mar.2020 17 ayat (2a) UU PPh
April 2020
87.500.000
s.d.Des.2020 Keterangan Jumlah
Penghasilan
5.000.000.000
Neto*
Penghasilan Kena
5.000.000.000
angsuran PPh Pasal 25 sesuai Pajak
PPh Terutang
penghitungan dg. perubahan tarif (Tarif 25%)
1.250.000.000
(-) Kredit Pajak 50.000.000
Keterangan Jumlah
Dasar Angsuran
Penghasilan Neto 5.000.000.000 1.200.000.000
PPh Pasal 25
Penghasilan Kena Angsuran PPh
5.000.000.000 100.000.000
Pajak Pasal 25
PPh Terutang
1.100.000.000
(Tarif 22%)
(-) Kredit Pajak 50.000.000
Dasar Angsuran
1.050.000.000
PPh Pasal 25
Angsuran PPh
87.500.000
Pasal 25
BESARNYA ANGSURAN
PPh PASAL 25
UNTUK TAHUN PAJAK 2022
WP UMUM
Jika SPT disampaikan:
1. Sebelum batas waktu, maka digunakan tarif baru mulai
Masa Pajak SPT Tahunan disampaikan
2. Setelah batas waktu, maka digunakan tarif baru mulai
Masa Pajak batas waktu penyampaian SPT Tahunan
WP WAJIB LK BERKALA
1. Menggunakan tarif baru mulai Masa Pajak:
batas waktu penyampaian laporan keuangan periode
I Tahun Pajak 2022 (April 2022), bagi WP yang
memiliki kewajiban LK Berkala Triwulanan
2. Sejak awal Tahun Pajak 2022 (Januari 2022), bagi WP
yang memiliki kewajiban LK Berkala Bulanan dan
WP BUMN dan/atau BUMD
WP UMUM menyampaikan SPT Tahunan PPh sebelum
batas waktu SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2021
disampaikan tanggal 18 Februari 2022
Masa Pajak PPh Pasal 25
Des. 2021 100.000.000 sama dengan besarnya angsuran PPh Pasal 25
Jan. 2022 100.000.000 Masa Pajak terakhir Tahun Pajak yang lalu
Feb. 2022
77.083.000 angsuran PPh Pasal 25 sesuai penghitungan di
s.d.Des.2022 SPT Tahunan yang dilaporkan
Keterangan Jumlah
Penghasilan Neto 5.000.000.000
(-) Kompensasi Kerugian 0
Penghasilan Kena Pajak 5.000.000.000
PPh Terutang (Tarif 20%) 1.000.000.000
(-) Kredit Pajak 75.000.000
Dasar Angsuran PPh Ps. 25 925.000.000
Angsuran PPh Pasal 25 77.083.000
WP UMUM menyampaikan SPT Tahunan PPh setelah
batas waktu SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2021
disampaikan tanggal 18 Februari 2022
Keterangan Jumlah
Penghasilan
angsuran PPh Ps. 25 sesuai penghitungan
11.000.000.000 kembali berdasarkan SKP
Kena Pajak
PPh Terutang
2.200.000.000 Masa Pajak PPh Pasal 25
(Tarif 20%)
(-) Kredit Pajak 200.000.000 Juli 2022
Dasar Angsuran 166.666.000
2.000.000.000 s.d.Des.2022
PPh Pasal 25
Angsuran PPh
166.666.000
Pasal 25
Pertemuan 13
3 PPh Pasal 25 :
Laba neto Fiskal 304.000.000
Kompensasi Kerugian -
Penghasilan Kena Pajak : 304.000.000
Total Omzet 5.000.000.000
PKP Fasilitas 4.800.000.000 x 304.000.000 291.840.000
5.000.000.000
PKP Tidak dapat fasilitas 304.000.000 - 291.840.000 12.160.000
PPh terutang :
PPh terutang Fasilitas 291.840.000 x 25 % x 50 % 36.480.000
PPh Tidak dapat fasilitas 12.160.000 x 25 % 3.040.000
total pph terutang 39.520.000
ISI:
Ayat 3.
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, yang selanjutnya
disingkat PMSE, adalah perdagangan yang transaksinya
dilakukan melalui serangkaian perangkat clan prosedur
elektronik.
Ayat 4.
Barang Kena Pajak, yang selanjutnya disingkat BKP,
adalah barang yang dikenai pajak berdasarkan Undang-
Undang PPN.
Ayat 5.
Jasa Kena Pajak, yang selanjutnya disingkat JKP, adalah
jasa yang dikenai pajak berdasarkan UndangUndang PPN.
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 1
Ayat 6.
Barang Digital adalah setiap barang tidak berwujud yang berbentuk
informasi elektronik atau digital meliputi barang yang merupakan
hasil konversi atau pengalihwujudan maupun barang yang secara
originalnya berbentuk elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada
piranti lunak, multimedia, dan/ atau data elektronik.
Ayat 7.
Jasa Digital adalah jasa yang dikirim melalui internet atau jaringan
elektronik, bersifat otomatis atau hanya melibatkan sedikit campur
tangan manusia, dan tidak mungkin untuk memastikannya tanpa
adanya teknologi informasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada
layanan jasa berbasis piranti lunak.
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 1
Ayat 8.
Pembeli Barang adalah orang pribadi atau badan yang
menerima atau seharusnya menerima penyerahan BKP Tidak
Berwujud dan yang membayar atau seharusnya membayar
penggantian BKP Tidak Berwujud karena pemanfaatan BKP
Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean melalui sistem elektronik.
Ayat 9.
Penerima Jasa adalah orang pribadi atau badan yang
menerima atau seharusnya menerima penyerahan JKP dan
yang membayar atau seharusnya membayar penggantian JKP
karena pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean melalui sistem elektronik.
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 1
Ayat 10.
Pedagang Luar Negeri adalah orang pribadi atau badan yang
bertempat tinggal atau bertempat kedudukan di luar Daerah
Pabean yang melakukan transaksi dengan Pembeli Barang di
dalam Daerah Pabean melalui sistem elektronik.
Ayat 11.
Penyedia Jasa Luar Negeri adalah orang pribadi atau badan
yang bertempat tinggal atau bertempat kedudukan di luar
Daerah Pabean yang melakukan transaksi dengan Penerima
Jasa di dalam Daerah Pabean melalui sistem elektronik.
Ayat 12.
Penyelenggara PMSE, yang selanjutnya disingkat PPMSE,
adalah pelaku usaha penyedia sarana komunikasi elektronik
yang digunakan untuk transaksi perdagangan
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 1
Ayat 13.
PPMSE Luar Negeri adalah PPMSE yang bertempat tinggal
atau bertempat kedudukan di luar Daerah Pabean.
Ayat 14.
PPMSE Dalam Negeri adalah PPMSE yang bertempat tinggal
atau bertempat kedudukan di dalam Daerah Pa bean.
Ayat 15.
Pelaku Usaha PMSE adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan kegiatan usaha di bidang PMSE yang terdiri dari
Pedagang Luar Negeri, Penyedia Jasa Luar Negeri, PPMSE
Luar Negeri, dan/ atau PPMSE Dalam Negeri.
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 1
Ayat 16
Pemungut PPN PMSE adalah Pelaku Usaha PMSE yang
ditunjuk oleh Menteri untuk memungut, menyetorkan, dan
melaporkan PPN atas pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/
atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
melalui PMSE.
Ayat 18.
Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi
Pemungut PPN PMSE untuk menghitung, menyetorkan, dan
melaporkan PPN yang terutang atas pemanfaatan BKP Tidak
Berwujud dan/ atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean melalui PMSE dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan kalender.
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 2
Ayat (1)
PPN dikenakan atas pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/ atau
JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean melalui
PMSE.
Ayat (2)
PPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipungut, disetorkan, dan
dilaporkan oleh Pelaku Usaha PMSE yang ditunjuk oleh Menteri.
Ayat (3)
PPN yang terutang atas pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/ atau
JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean yang berasal
dari transaksi antara Pedagang Luar Negeri atau Penyedia Jasa Luar
Negeri dengan Pembeli Barang dan/ atau Penerima Jasa secara
langsung, dipungut, disetorkan, dan dilaporkan oleh Pedagang Luar
Negeri atau Penyedia Jasa Luar Negeri tersebut yang ditunjuk
sebagai Pemungut PPN PMSE
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 2
Ayat (4)
Dalam hal Pedagang Luar Negeri atau Penyedia Jasa Luar Negeri
melakukan transaksi dengan Pembeli Barang dan/ atau Penerima Jasa
melalui PPMSE Luar Negeri atau PPMSE Dalam Negeri, maka PPN yang
terutang atas pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/ atau JKP dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean tersebut, dapat dipungut,
disetorkan, dan dilaporkan oleh Pedagang Luar Negeri, Penyedia Jasa
Luar Negeri, PPMSE Luar Negeri, atau PPMSE Dalam Negeri yang ditunjuk
sebagai Pemungut PPN PMSE.
Ayat (5)
Atas pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/ atau JKP dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean selain yang dipungut PPN sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4), tetap terutang PPN dan PPN
tersebut dipungut, disetorkan, dan dilaporkan sendiri oleh Pembeli
Barang dan/ atau Penerima Jasa sebagaimana diatur dalam ketentuan
Pasal 3A Undang-Undang PPN.
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 3
Ayat (1)
Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat ( 1) meliputi:
a. penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang
kesusastraan, kesenian atau ka:rya ilmiah, paten, desain
atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merek
dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/ industrial a
tau hak serupa lainnya;
b. penggunaan atau hak menggunakan peralatan / perlengkapan atau
industrial, komersial, atau ilmiah;
c. penggunaan pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah,
teknikal, industrial, atau komersial;
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 3
Ayat (1) (lanjutan)
d. penggunaan bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan
dengan penggunaan atau hak menggunakan hak-hak tersebut pada
huruf a, penggunaan a tau hak menggunakan peralatan/perlengkapan
tersebut pada huruf b, atau pemberian pengetahuan atau informasi
tersebut pada huruf c, berupa:
1. penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman
suara atau keduanya, yang disalurkan kepada masyarakat melalui
satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa;
2. penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau
rekaman suara atau keduanya, untuk siaran televisi atau radio yang
disiarkan/ dipancarkan melalui satelit, kabel, serat optik, atau
teknologi yang serupa; dan
3. penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh
spektrum radio komunikasi;
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 3
Ayat (1) (lanjutan)
e. penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup (motion
picture films), film atau pita video untuk siaran televisi, atau
pita suara untuk siaran radio; dan
f. perolehan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan
penggunaan atau pemberian hak kekayaan intelektual/
industrial atau hak-hak lainnya sebagaimana tersebut di atas.
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 3
Ayat (2)
Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) termasuk juga pemanfaatan Barang
Digital.
Ayat (3)
Pemanfaatan JKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) termasukjuga pemanfaatan Jasa Digital.
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 6
Ayat (1)
Jumlah PPN yang harus dipungut oleh Pemungut PPN PMSE adalah
10% (sepuluh persen) dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak.
Ayat (2)
Dasar Pengenaan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
sebesar nilai berupa uang yang dibayar oleh Pembeli Barang dan/ atau
Penerima Jasa, tidak termasuk PPN yang dipungut.
Ayat (3)
Pemungutan PPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada
saat pembayaran oleh Pembeli Barang dan/ atau Penerima Jasa.
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 7
Ayat (1)
Pemungut PPN PMSE membuat bukti pungut PPN atas PPN yang
dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dan ayat (4).
Ayat (2)
Bukti pungut PPN sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dapat berupa
commercial invoice, billing, order receipt, atau dokumen sejenis, yang
menyebutkan pemungutan PPN dan telah dilakukan pembayaran.
Ayat (3)
Bukti pungut PPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
merupakan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan
dengan Faktur Pajak dibuat berdasarkan pedoman yang diterbitkan
oleh Direktur Jenderal Pajak.
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 8
Ayat (1)
Pemungut PPN PMSE wajib menyetorkan PPN yang dipungut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dan ayat (4) untuk
setiap Masa Pajak paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir.
Ayat (2)
Penyetoran PPN yang dipungut sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)
dilakukan secara elektronik ke rekening kas negara sesuai dengan
ketentuan mengenai penyetoran pajak secara elektronik
Ayat (3)
Pemungut PPN PMSE dapat melakukan penyetoran PPN yang dipungut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan menggunakan:
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 8
Ayat (3)
Pemungut PPN PMSE dapat melakukan penyetoran PPN yang dipungut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan menggunakan:
a. mata uang Rupiah, dengan menggunakan kurs yang ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada tanggal
penyetoran;
b. mata uang Dollar Amerika Serikat; atau
c. mata uang asing lainnya yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak.
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 9
Ayat (3)
Pemungut PPN PMSE dapat melakukan penyetoran PPN yang dipungut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan menggunakan:
a. mata uang Rupiah, dengan menggunakan kurs yang ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada tanggal
penyetoran;
b. mata uang Dollar Amerika Serikat; atau
c. mata uang asing lainnya yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak.
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 9
Ayat (1)
Pemungut PPN PMSE wajib melaporkan PPN yang telah dipungut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dan ayat ( 4) dan yang
telah disetor se bagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat ( 1), secara
triwulanan untuk periode 3 (tiga) Masa Pajak, paling lama akhir bulan
berikutnya setelah periode triwulan berakhir.
Ayat (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
a. jumlah Pembeli Barang dan/ atau Penerima Jasa;
b. jumlah pembayaran;
c. jumlah PPN yang dipungut; dan
d. jumlah PPN yang telah disetor,
untuk setiap Masa Pajak.
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 9
Ayat (3)
Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berbentuk elektronik dan disampaikan melalui aplikasi
atau sistem yang ditentukan dan/ atau disediakan oleh
Direktorat Jenderal Pajak. .
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 10
Ayat (1) Direktur Jenderal Pajak dapat meminta Pemungut PPN PMSE
untuk menyampaikan laporan rincian transaksi PPN yang dipungut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dan ayat (4) untuk
setiap periode 1 (satu) tahun kalender.
Ayat (2) Laporan rincian transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling sedikit memuat:
a. nomor dan tanggal bukti pungut PPN sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (2);
b. jumlah pembayaran;
c. jumlah PPN yang dipungut; dan
d. nama dan NPWP Pembeli Barang dan/ atau Penerima Jasa dalam
hal bukti pungut PPN mencantumkan NPWP tersebut.
Peraturan Mentri Kuangan No. 48 /PMK.03/2020 Pasal 10
Ayat (3)
Laporan rincian transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berbentuk elektronik dan disampaikan melalui aplikasi
atau sistem yang ditentukan dan/ atau disediakan oleh
Direktorat Jenderal Pajak.