- Ada 2 orang yang tinggal di kosan tersebut , yakni Ibu Mukayati dan Suami 2. Lama tinggal di tempat itu dan sejarahnya? - Beliau tinggal mulai tahun 2001 , sebelumnya beliau tinggal di daerah Kenjeran dan juga berprofesi sebagai pemulung namun setelah TPA dipindahkan beliau juga ikut pindah. Pernah juga bermukim di Lakarsantri , dan pada akhirnya pindah di tempat tinggal yang sekarang di Njawer. - Beliau memilih tempat tersebut karena dekat dengan TPA dan juga biaya kosan yang cukup murah , yakni 100.000 per bulan. 3. Profil anggota keluarga - Beliau memiliki 2 anak yang pertama sudah berkeluarga dan hidup terpisah dengan Ibu Mukayati . dan yang ke kedua adalah seorang putri yang masih duduk di sekolah menegah pertama, putri yang kedua ini juga tinggal terpisah dengan Bu Mukayati dia tinggal di Desanya , di Jawa tengah 4. Penghasilan Perbulan atau perharinya? - Perharinya kira2 40.000 dan bisa sampai 50.000 jika beliau lembur hingga isya. - Pengahasilan tersebut kiranya belum bisa dibilang cukup , namun beluai sangatlah berhemat karena juga ada tanggungan anaknya di desa yang juga membutuhkan uang kiriman dari beliau. 5. Masalah yang dihadapi ketika tinggal di situ dan cara menghadapinya? - Beliau mengatakan ada masalah tentang air bersih , padahal beliau harus membayar sebulan 50.000 untuk air saja , namun saat kita melihat di kamar mandinya tak ada air bersih yang memadai. - Juga ada warga sekitar yang suka menglok pekerjaan Ibu Mukayati sebagai pemulung , dianggapnya pemulung itu hina karena mereka mengambil barang apa saja , termasuk makanan mereka yang tak layak konsumsi. Beliau menghadapnya dengan sabar tak menghiraukan omongan tersebut karena dirasi pekerjaanya tidaklah salah karena itu pekerjaan yang halal. 6. Apa yang dirasakan ketika menghadapi kondisi saat ini? - Rasanya sangat tidak enak sekali , beliau mengeluhkan tentang tempat tinggal yang dekat dengan kandang sapi , yang bilamana saat hujan akan menimbulkan bau yang tidak sedap - Banyak juga keluhan beliau saat menjadi pemulung di TPA , mulai bertaruh nyawa dengan ancaman tertimbun sampah dari truk2 yang berdatangan dan ancama Bego yang siap menerkam si Ibu ini begitu saja. 7. Harapan dimasa depan? - Ibu mukayati ingin memiliki rumah sendiri dikampung halamannya . 8. Usaha yang dilahukan untuk mewujudkan harapan tersebut? - usaha yang beliau lakukan adalah dengan mencicil uang sedikit dei sedikit untuk dapat membangun rumah tersebut , mulai dari membeli alat2 bangunan yg seadanya dan pembuatan rumah tersebut dilakukan oleh suaminya sendiri karena biaya untuk jasa tukang terlalu mahal. 9. Harapan bagi pemerintah saat ini? - Lebih mempedulikan nasib orang kecil seperti Ibu Mukayati , dan di tempat tersebut bantuan semacam sembako jarang sekali ada. Dan bila adapun mereka harus cepat2 karena kebanyak dari sembakonya dialokasikan pada warga sekitar.