Anda di halaman 1dari 9

EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN

Volume 4 Nomor 4 Tahun 2022 Halm 5874 - 5882


Research & Learning in Education
https://edukatif.org/index.php/edukatif/index

Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Cooperative learning dengan


Tipe Think pair share di Sekolah Dasar
Betridamela Nasti1, Anggun Radika Putri2, Yanti Fitria3
Universitas Negeri Padang, Indonesia1,2,3
E-mail : albetbetri@gmail.com1, anggunradika03@gmail.com2, yantifitria@fip.unp.ac.id3

Abstrak
Pada dasarnya suatu ilmu yang dipelajari tentang hubungan manusia dengan lingkungannya ditinjau dari berbagai aspek
kehidupan, adanya interaksi dalam kehidupan bermasyarakat disebut dengan Ilmu Pengetahun Sosial (IPS). penelitian di
lakukan bertujuan untuk menggambarkan meningkatnya alhasil progres belajar di kelas dalam pelajaran IPS menggunkan
metode cooperative learning tipe think pair share untuk siswa kelas V SDN 38 Api-Api Kecamatan Bayang.Guru harus
mampu mempersiapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang lebih efektif sesuai dengan kompetensi yang
diinginkan atau hendak dicapai demi terwujudnya pembelajaran IPS yang lebih baik dengan menerapkan pembealajaran
yang menarik minat siswa sehingga memancing.dan memotivasi untuk lebih serius guna mengikuti pembelajaran yang
diajarkan guru. Jenis-jenis dari model dipakai yaitu bentuk penguasaan dengan memakai aspek ppendekatan secara
kualiitatif dan juga kuantitatiif. Subjek yang di pakai di gunakan dalam mensurvei yaitu guru serta 16 siswa/i. Hasil pasti
pada penelitian mampu menunjukkan grafik peningkatan dalam berbagai segi a) RPP pada siklus I ialah 81,2% dan pada
siklus II 93,8%, b) Pelaksanaan untuk aspek guru siklus I adalah 75,5% dan siklus II 95,8% sementara itu pada
pelaksanaan aspek siswa siklus I adalah 75,5% dan siklus II adalah 95,8%, c) Hasil progress siswa di dalam kelas untuk
saat di sikluss I adalah 74,3 dan siklus II adalah 84,8. Kesimpulan dari riset penelitian adalah dengan model Cooperative
learning Tipe Think Pair Sharemampu mentingkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di Sekolah
Dasar sesuai KKM.
Kata Kunci: Kooperatif, Hasil Belajar, IPS.

Abstract
Basically a science that is studied about the relation-ship.between humans and their environment in terms of various
aspects of life, the interaction in social life is called Social Science (IPS). This study aims to describe the increase on
student learning outcomes in social learning using a think pair of share cooperative learning model on class V SD N 38
Api-Api, Bayang District. Teachers must be able to prepare more effective learning implementation plans in accordance
with the desired competencies or to be achieved for the realization of better social studies learning by implementing
interesting learning for students so that it provokes student motivation to be more an active in the learning taught by the
teacher. The type of research used is Classroom Action of Research using en qualitative and quantitative a approaches.
The research subject were teacher’s (practition) and 16 student’s. The results.showed an.increase in terms of a) RPP
cycle I was 81.2% and cycle II 93.8%, b) for Implementation on the teacher aspect.of the first cycle was 75.5% and the
second cycle was 95.8% while the implementation in the student aspect of the cycle I was 75.5% and the second cycle
was 95.8%, c) Student learning outcomes in the first cycle were 74.3 and the second cycle was 84.8. The conclusion of
the study is that a the Cooperative in Learning model of Think Pair to Share type is able to improve’s student for
learning a outcomes in the social studied learning in elementary schools according to the KKM.
Keywords: Cooperative, Learning Outcomes, Social Studies.

Copyright (c) 2022 Betridamela Nasti, Anggun Radika Putri, Yanti Fitria
 Corresponding author
Email : anggunradika03@gmail.com ISSN 2656-8063 (Media Cetak)
DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3548 ISSN 2656-8071 (Media Online)

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 4 Tahun 2022


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
5875 Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Cooperative Learning dengan Tipe Think Pair Share
di Sekolah Dasar – Betridamela Nasti, Anggun Radika Putri, Yanti Fitria
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3548

PENDAHULUAN
Pada dasarnya bidang ilmu itu dipelajari tentang hubungan manusia dengan lingkungannya ditinjau dari
berbagai aspek kehidupan, adanya interaksi dalam kehidupan bermasayarakat yang diartikan sebagai Ilmu
Pengetahun Sosial (IPS). Perpaduan antara banyaknya disiplin ilmu pengetahuan yaitunya sejarah, ekonomi,
sosiologi, dan geografi yang disusun menjadi satu kesatuan yang disebut dengan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Suatu istilah dapat memahami suatu bagian dari pelajaran yang terdiri dari sejumlah ilmu-ilmu sosial
yang tersusun pada berbagai program pembelajaran di sekolah dikenal dengan IPS dijelaskan oleh Dadang
(2015:16).
Banyak tujuan yang ingin dicapai pada pembelajaarn IPS. Dalam mendalami ilmu IPS dapat
mengembangkan dan menjadikan siswa sebagai pribadi berkewarganegaraan yang mempunyai pengetahuan,
sikap, nilai, dan keterampilan yang memadai sehingga mampu peran serta dalam kehidupan. Pada Pelajaran
IPS juga sangat diinginkan mencapai lebih efektif jika tujuan dari pembelajaran itu sendiri yaitunya IPS dapat
terwujud dengan baik, menurut Nana (2007:88):pertama, sebagai dasar pada mata pelajaran disetiap jenjang
pendidikan di setiap sekolah; kedua, sebagai tujuan dari mata pelajaran IPS dengan menjadikan siswa sebagai
individu yang mempunyai pengetahuan, sikap, dan nilai serta keterampilan dalam kehidupan yang
berdemokrasi; ketiga, dalam pelajaran yang dipelajarai serta isi yang digali dapat di lakukan seleksi dari
sejarah ilmu-ilmu sosial, dan disegala aspek dari humniora dan ilmu saince; dan keempat, dalam pembelajaran
ini menggunakan berbagai cara dalam mencerminkan rasa kesadaran dalam bermasyarakat dengan memiliki
pengalaman budaya dan pengembangan secara pribadi dari siswa dijelaskan oleh (Aziz, 2017).
Dalam perwujudannya pembelajaran IPS yang telah dijelaskan sebelummnya, guru hendaknya lebih
mempersiapkan berbagai rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dikenal dengan RPP tersebut lebih efektif
menyesuaikan kompetensi yang ingin dicapai berdasarkan model pembelajaran yang lebih baik dan
membangkitkan semangat bagi siswa sehingga siswa termotivasi belajar lebih bersemangat dengan materi
yang diajarkan guru(Widiastuti, 2017).
Dengan dilakukannya penelitian di kelas V SD Negeri 38 Api-Api Kecamatan Bayang, peneliti
menemukan berbagai permasalahan terutama pada pelajaran IPS yaitu (a) Kurangnya guru dalam
mempersiapkan RPP berdasarkan indikator yang diharapkan, (b)Setiap mengawali pengajarantidak ditemukan
guru menyampaikan permasalahan atau materi inti dari kompetensi yang hendak dicapai siswa, (c) Dalam
pelaksanaan pembelajaran tidak memancing peserta didik agar berfikir lebih aktif berkaitan dengan pelajaran
yang diajarkan guru, (d) siswa sangat jarang sekali untuk mampu memberikan pendapat dan mengutarakan
pendapatnya dan mereka tidak pernah untuk diajak belajar secara berkelompok.
Dengan demikian memberi dampak kepada siswa, seperti hal berikut: 1) karena kurang berinteraksi
dengan temannya maka sifat siswa lebih pasif; 2) timbulnya rasa tidak menyenangkan dan membosankan dari
siswa terhadap pembelajaran; 3) dalam kelompok maupun diluar kelompok siswa tidak melakukan kegiatan
kerja sama dengan baik; 4) dengan pengetahuan yang didapat siswa berbagi dengan temannya; 5) rasa kerja
sama antar sesama siswa tidak tercipta dengan baik seperti siswa mempunyai tingkat kompetensi pengetahuan
yang tinggi tidak mau mengakui siswa yang mempunyai tingkat kompetensi yang rendah, begitu juga
sebaliknya siswa yang memiliki kompetensi rendah tidak bersedia untuk mencari tau banyak kepada siswa
yang pintar secara akademik (Am, 2011).
Pada permasalahan ini agar dapat teratasi cepat dengan melakukan tindakan menerapkan dan
menggunakan model pembelajaran yang tepat yang di terapkan oleh guru agar permasalah tersebut dapat
terpecahkan dengan baik. Model yang sesuai untuk digunakan dalam mengatasi problema yang. terjadi di atas
menurut peneliti merupakan dengan Langkah alternatif menggunakan model cooperative learning bertipe
think pair of share. Karena pada tipe yang dijelaskan merupakan model pelajaran yang berkelompok yang
dalam pembagian kelompoknya siswa diminta untuk berpasangan diungkapkan oleh (Solihatin, 2007). Selain

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 4 Tahun 2022


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
5876 Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Cooperative Learning dengan Tipe Think Pair Share
di Sekolah Dasar – Betridamela Nasti, Anggun Radika Putri, Yanti Fitria
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3548

itu, pada tipe riset ini juga menekankan semua siswa guna dapat terlibat lebih aktif di dalam melakukan
kerjasama dengan pasangannya. Ungkapan tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Trianto (2012:81)
”Model of Cooperative learning tipe Think Pair of Share ini adalah bentuk dari materi yang akan disiapka dan
dibuat untuk memberi pengaruh dari beragam pola interaksi dari siswa melalui dari pembelajaran kooperatif.”
Model dari bentuk pembelajaran Think pair share dapat mendalami cara siswa dalam mempelajari apa yang
telah dipelajari dan dijelaskan serta telah dialami sebelumnya(berfikir,menjawab, dan saling membahu antar
peserta didik)sesuai dengan yang disampaikan oleh (Trianto, 2009). Kunandar (2010:367) menyatakan hal
yang sama bahwa tipe TPS memiliki keuntungan yaitu “dapat memperbaiki pendapat bahwa dalam metode
resistasi dan diskusi dengan perlunya penyelengaraan dalam mensetting dalam kelompok di dalam kelas
secara menyeluruh”.
Berdasarkan pada jabaran di atas bahwa secara umum dibahas dalam rumusan masalah pada penelitian
yaitu “Bagaimanakah Meningkatnya Hasil Belajar yang di lakukan oleh Siswa dalam Pembelajaran mata
pelajaran IPS Menggunakan Model Cooperative of Learning dengan Tipe Think Pair of Share di Kelas V
pada SD N 38 Api-Api Kecamatan Bayang”. Sebaliknya secara khusus juga memberikan gambaran tentang
bagaimana rancangan dalam rencana untuk pelaksanaan pembelajaran yang di harapkan,.pelaksanaan dalam
pembelajaran, dan meninggikan minat belajar siswa/i pada pelajaran ips, oleh (Syukron, 2017). seperti telah
dijelaskan pada permasalahan sebelumnya, maka untuk mendeskripsikan Peningkatan dari Hasil progress
minat siswa untuk mata pelajaran ips dalam memakai Model Cooperative of Learning Tipe Think Pair of
Share di Kelas V SD Negeri 38 Api-Api Kecamatan Bayangsebagai tujuan dari penelitian ini secara umum.
Sebagai pemberi gambaran bagaimana tentang rencana dari pelaksanaan pembelajaran, serta pelaksanaan
pembelajarannya, dan peningkatan dari hasil pembelajaran siswa secara khusus dari tujuan penelitian ini
dalam memutuskan pembelajaran IPS di sekolah.

METODE PENELITIAN
Pada penelitian kali ini dari pembahasannya merupakan Penelitian dan riset yang telah di lakukan
kepada tindakan kelas untuk menggunakan langkah pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif. Sebagai jenis
pendekatan penelitian di butuhkan secara mendalam memahami secara menyeluruh berhubungan dengan
objek yang diteliti serta menghasilkan data-data deskriptif dalam pelaksanaan penelitiannya menggunakan
pendekatan kualitatif. Sedangkan pendekatan kuantitatif menekankan pada pendekatan yang menggunakan
angka-angka dalam penyajian data-datanya.
Dalam artikel ini akan dilakukannya menggunakan dua bentuk siklus. Pada siklus I (pertama) nanti nya
akan dikerjakan dalam dua perteemuan pada mata pelajaran, sedangkan pada siklus II (kedua) akan
dilakukannya yaitu 1 kali pertemuan. Model siklus dalam penelitian.tindakan di dalam kelas terdiri dari 4
tahapan yaitu perencanaan,.pelaksanaan,.pengamatan.dan refleksi yang dijelaskan oleh Kemmis dan M.C
Taggar (dalam Uno, 2011:88).
Penelitian secara konteks nya akan di pakai mensurvei terhadap murid kelas V SD>N 38 Api-Api
Kecamatan.Bayang pada semester genap.tahun.ajaran 2021/2022. Yang menjadi pelaku/subjek dalam survei
nya merupakan siswa dan siswi kelas V itu sendiri berjumlah sebanyak 16 orang dimana siswa berjumlah 7
orang dan siswi berjumlah 9 orang.
Pengumpulan dari data yang dilakukan pada penelitianini denga cara pengamatan atau observasi dan
berupa tes. Dengan data yang dikumpul seperti a) RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai
rancangan awal dari guru dalam mengajar, b) Dengan dilakukannya pengamatan dalam pelaksanaan
pembelajaran dari aspek siswa dan guru, c) Hasil penilaian siswa dijelakan dalam (Arsyad, 2011). Pada
sumber data dalam penelitian digunakan siswa dan guru pada kelas V SDN 38 Api-Api Kecamatan Bayang.

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 4 Tahun 2022


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
5877 Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Cooperative Learning dengan Tipe Think Pair Share
di Sekolah Dasar – Betridamela Nasti, Anggun Radika Putri, Yanti Fitria
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3548

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


Hasil
Siklus I
Sebagai tahapan dalam penelitian ada empat tahapan yang diantaranya adalah diawali dengan
perencanaan lanjut dengan pelaksanaan yang kemudian dengan pengamatan dan diakhiri dengan refleksi.
Dengan dilakukan dua kali pertemuan pada siklus I. Perencanaan pembelajaran disusun berdasarkan langkah
Cooperative learning Tipe Think Pair Shareyang berpedoman padaKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) pada semester II yang dilahirkan dalam bentuk Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran. Pada
pelaksanaannya peneliti yang berkerja sama dengan guru keas V SDN 38 Api-Api untuk menentukan analisis
dari Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan standar.kompetensi, kompetensi.dasar, dan indikator
dalam pembelajaran serta dengan adanya tujuan guna nantinya pembelajaran yang menjadi acuan
dikembangkannya materi di mana akan dirancang oleh guru. Sebagai bahasan yang akan dibahas yaitu jasa
dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemeerdekaan pada siklus I pertemuam pertama, sedangkan untuk
bahasan perihal materi yang hendak dibicarakan pada saat pertemuan selanjut nya seputar peristiwa sebelum
proklamasi kemerdekaan republik Indonesia. Dimana disini penelitian memulai dengan bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guna mencakup dan perlu ada yaitu sebagai berikut:lembar kerja siswa
(LKS),lembar evaluasisasi,lembar penilaian afektif (skala sikap), dan kunci jawaban yang di terapkan dalam
pembelajaran oleh (Ormrod, 2008).
Kegiatan di dalam kelas pada proses belajar mengajar untuk siklus I di lakukan yaitu tiga agenda yang
akan di awali pada kegiatan awalan, kegiatan inti, kegiatan akhiran. Sebagai awal dari kegiatan tersebut
dengan kegiatan mengucapkan salam dengan sekaligus mengkondisikan kelas sebagai dasar pembuka
pembelajaran didalam kelas. Kegiatan selanjutnya dengan mendekatkan diri kepada sang pencipta dengan
pembiasaan berdoa yang kemudian dilanjutkan dengan appersepsi sebagai pemancing skemata anak dalam
mengikuti pembelajaran serta diikuti dengan menyampaikan tujuan yang dicapai selama pelaksanaan kegiatan
pembelajaran (Fitria, 2017).
Sebagai langkah selanjutnya yang akan dilaksanakan pada kegiatan inti dimana seorang guru mampu
menjelaskan inti dari materi dan kompetensi mata pelahjaran IPS ini nantinya, dalam pembelajaran sebagai
langkah pertama dalam kegiatan inti mengenai materi tokoh pahlawan kemerdekaan dalam upaya
memproklamasikan kemerdekaan negara indonesia. Untuk langkah kedua dimana guru mengajukan
permasalahan dengan menggunakan media dan siswa diminta untuk menemukan jalan keluar dari
permasalahan yang dikemukakan guru. Sebagai langkah ketiga adalah membagi rata semua rombongan siswa
dalam berkelompok kecil nantinya pada masing-masing kelompok ini memiliki anggota dua orang siswa, pada
langkah ke empat guru memimpin secara langsung dari diskusi yang dilaksanakan yang menuntut siswa aktif
untuk dapat memberikan pendapat dan aktif memberikan tanggapan dari permasalahan yang muncul dari
diskusi yang kemudian mampu masing-masing kelompok untuk melaporkan hasil diskusi kelompok. Pada
langkah kelima dimana guru memberikan arahan pada pembicaraan pada pokok persoalan atau permasalah
sekaligus memberikan tambahan materi yang belum tersampaikanatau dibahas oleh siswa. Sebagai kegiatan
penutup atau akhir dimana guru memancing siswa untuk menyimpulkan dari materi yang telah dipelajarinya
yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penialaian atau evaluasi dan mengisi lembaran tentang skala
sikap siswa yang diakhiri dengandoa sebagai penutup oleh (Trianto, S. P., & Pd, 2007).
Pada aspek yang di lakukan guru dan siswa dilakukannya Pengamatan terhadap penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Saat melakukan kegiatan sikluss I didapat angka rata-rata 81,2% sedangkan
terhadap tenaga pendidik yaitu guru didapat pula angka rata-ratanya 75,5% sementara itu aspek siswa di dapat
angka rata-ratany 75,5%. Yang merupakan pengamatan bentuk dari sistem nilai saat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dijelaskan ketika kalimat sebelumnya. Kegiatan siklus I pertama didapat perolehan

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 4 Tahun 2022


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
5878 Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Cooperative Learning dengan Tipe Think Pair Share
di Sekolah Dasar – Betridamela Nasti, Anggun Radika Putri, Yanti Fitria
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3548

nilai rata-rata 72,5sebagai lanjutan dari pertemuan kedua memiliki rata-rata 78,2. Sehingga didapat lah rata-
ratanya pada siklus I yakni 74,3.
Dengan di perolah hasil dari pengamatan melalui tes dapat disempulkan bahwa siswa belum memenuhi
akan ketercapaian kriteria dari bentuk keberhasilan yang dinginkan kriteria bentuk tuntas minimum yang
ditetap.kan berdasarkan hasil perolehan nilai seluruh siswa pada siklus I. Agar didapat perolehan yang lebih
meningkat maka peneliti perlu melakukan lanjutan ke pertemuan kedua/sikluss II, masih menerapkan model
yang sama seperti sebelumnya menerapkan tipethink pair share pada model cooperative learningdi Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat selanjutnya.

Siklus II
Pada penelitian yang sama juga dilaksanakan pada siklus ini memakai yaitu empat tahapan yang dimana
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,dan pengamatan lalu diakhiri dengan refleksi. Pada Siklus II dilakukan
penelitian dengan satu kali pertemuan. Sebagai awal untuk perencanaan pembelajaran pada semester II dengan
berpegang teguh pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang di rancang dalam bentuk nyata
RPP yang disusun berdasarkan metode dan langkah model Cooperative of Learning dengan tipe Think Pair of
Share oleh (Sadirman, 2005). Sebagi bahan dianalisis antara peneliti dengan guru kelas V SDN 38 Api- Api.
Pada pelaksanaannya peneliti yang berkerja sama dengan guru keas V SDN 38 Api-Api untuk
menentukan analisis dari RPP mata pelajaran yang tentu nya berdasarkan standarisasi.kompitensi dan
indicator pembelajaran. serta dengan tujuan ini di harapkan pembelajaran yang menjadi acuan
dikembangkannya materi yang akan dirancang guru. Sebagai bahasan yang akan dibahas yakni peristiwa
menjelang dan saat di bacakan nya proklamasi kemerdekaan RI. Dimana saat ini penelitianya di awali dengan
RPP yang mencakup dan di perlukannya yaitu sebagai berikut: lembar kerja siswa (LKS), lembar
evaluasi,.lembar penilaian yang afektif (yaitu skala sikap) dan kunci.jawaban dalam pembelajaran yang di
berikan (Rusman, 2017).
Kegiatan pada saat pembelajaran pada siklus I sebaik nya dilakukan dalam tiga bentuk progrees belajar
siswa nantinya start pada kegiatan awal, lalu kegiatan inti, dan terkahir kegiatan akhir. Sebagai awal mula
dari kegiatan tersebut dengan di adakannya kegiatan mengucapkan salam sekaligus dan di lanjutkan
mengkondisikan kelas sebagai dasar pembuka dari pembelajaran didalam kelas. Kegiatan selanjutnya dengan
melakukan pendekatkan diri kepada sang pencipta dengan membiasakan berdoa, kemudian di lanjutkan
dengan appersepsi sebagai bentuk pemancing skemata anak di kelas dalam mengikuti pembelajaran yang
diikuti dengan penyampaian tujuan yang akan dicapai selama proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
dalam kelas berlangsung.
Sebagai langkah selanjutnya yang akan dilaksanakan pada kegiatan inti dimana pencapaian yang akan
digapai dalam pembalajaran sebagai langkah pertama dalam kegiatan inti mengenai materi tentang seputar
peristiwa-peristiwa sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia. Untuk langkah kedua dimana guru
mengajukan permasalahan dengan menggunakan media dan siswa diminta untuk menemukan jalan keluar dari
permasalahan yang dikemukakan guru. Sebagai langkah ketiga adalah guru akan membentuk rombongan dan
di buat menjadi beberapa kelompok kecil yang memiliki anggota dua orang siswa, pada langkah ke empat
guru memimpin secara langsung dari diskusi yang dilaksanakan yang menuntut siswa aktif untuk dapat
memberikan pendapat dan aktif memberikan tanggapan dari permasalahan yang muncul dari diskusi yang
kemudian mampu masing – masing kelompok untuk melaporkan hasil diskusi kelompok. Pada langkah kelima
dimana guru memberikan arahan pada pembicaraan pada pokok persoalan atau permasalah sekaligus
memberikan tambahan materi yang belum tersampaikanatau dibahas oleh siswa. Sebagai kegiatan penutup
atau akhir dimana guru memancing siswa untuk menyimpulkan dari materi yang telah dipelajarinya yang
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penialaian atau evaluasi dan mengisi lembaran tentang skala sikap
siswa yang diakhiri dengandoa sebagai penutup.

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 4 Tahun 2022


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
5879 Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Cooperative Learning dengan Tipe Think Pair Share
di Sekolah Dasar – Betridamela Nasti, Anggun Radika Putri, Yanti Fitria
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3548

Pada dasarnya siswa dan guru dilakukan pengamataan yang kompleks terhadap penyusunan RPP dan
kegiatan di siklus II di dapat angka rata-ratanya 93,8% dan untuk aspek guru didapat angka rata-ratanya
95,8% dan angka rata-rata siswa nya adalah 95,8%.Yang merupakan dari bentuk pengamatan penilaian yang
sesuai dengan standarisasi RPP. yang dijelaksan kalimat sebelumnya.Sebagai akhir dari penilaian
pembelajaran siswa didalam kelas pada matapelajaran ips pada siklus II diperoleh niali denga kriteri baik yaitu
dengan rata-rata 84,8.

Hasil Kemampuan Guru Kelas V


Pada Siklus I dan Siklus II
90
85.7
85
80
74.6
75
70
65
Siklus I Siklus II

Grafik. Hasil Kemampuan Guru Kelas V PadaSiklus I dan Siklus II

Dengan hasil pengamatan dengan kegiatan yang telah dilaksanakan mendapat kesimpulan bahwasanya
perolehan dari pembelajran di dalam kelas telah mencapai pencapaian yang dinginkan dan telah memenuhi
ketuntasan minimum dari kriteria yang telah di tetapkan pada RPP, maka siswa kelas V SDN 38 Api-
Apisudah berhasil meningkatkan hasil belajar dengan mengguanakanmodel Cooverative Learning tipe-Think
Pair of Share.

PEMBAHASAN
Siklus I
Berlandaskan dari riset pelaksanaan pembelajaran IPS yang menerapkan tipe Think Pair Sharepada
model Coovertive Learning terhadap siklus I, ini yang mengarah kepada bahasan materisasi jasa serta peran
tokoh didalam memproklamasikan kemerdekaan negara indonesia. Dimana guru awal proses pembelajaran
dimulai dengan cara membuat RPS, dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk sikliss I
dapat di sajikan dua kali pertemuan.
Dengan hasil siklus I pada penelitian memiliki berbagai kelemahan yang meliputi: 1) Sebagai bahan
penentuan materi ajar kurang cocok dengan yang disediakan lingkungan. 2) Pada aspek pembuatan mater
yang tidak cocok dengan penempatan alokasi time yang ada di dalam RPP, karena di dalam proses
pembelajaran di dalam kelas seorang guru tidak sistematis yang mengakibat kan waktu yang gunakan
berlebihan dan tidak sesuai yang direncakan dalam RPP 3). Pada aspek pemilihan sumber belajarkurang
banyak sumber materi terutama tentang contoh-contoh peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan.
4) Pada aspek kejelasan menyusunberbagai langkah pembelajaran kurang sesuai dengan alokasi waktu
(kegiatan pembelajaran yang dilakukan kurang sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam
rencana pelaksanaan pembelalajaran disampaikan oleh (Titu, 2015).
Pada penyusunan RPP merupakan sebagi bentuk rencana bisa terlihat di saat pengelompokkan bagian
dari penyusunan pembelajaran dalam mencapai standar isi pada kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
silabus dijelaskan oleh Kunandar (2010:263). Sebagai bentuk perencanaan tersusun dalam hendak
melaksanakan pembelajaaran yang kompleks dengan perencanaan, maka itulah di lakukan siklus I di lakukan
dengan dua kali bentuk pertemuan.

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 4 Tahun 2022


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
5880 Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Cooperative Learning dengan Tipe Think Pair Share
di Sekolah Dasar – Betridamela Nasti, Anggun Radika Putri, Yanti Fitria
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3548

Adanya diskusi peneliti dan guru kelas V SDN 38 Api-Api Kecamatan Bayang ditemukan beberapa hal
yaitu: 1) sebagai aspek diawal kegiatan pendahuluan guru belum menyiapkan kondisi Kelas. Hal ini
disebabkan karena guru lupa dalam mengecek kehadiran siswa tersebut sebelum memulai pembelajaran dan
juga kurang memperhatikan pentingnya menyiapkan kondisi kelas sebelum memulai proses pembelajaran. 2)
Guru belum meyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang sudah dipelajari dan bertanya jawab dengan
siswa mengenai dan juga belum menjelaskan materi yang tidak dipahami siswa saat siswa membuat
rangkuman. 3) Guru belum memberikan bimbingan kepada masing-masing kelompok agar menjadi kelompok
terbaik pada pertemuan berikutnya. Hal ini disebabkan karena guru kurang menyadari pentingnya sebuah
bimbingan bagi siswa dalam proses pembelajaran. 4) Guru belum memberikan penambahan konsep bahan ajar
dan juga kurang mempertimbangkan pentingnya penambahan bahan materi yang tidak diungkap oleh siswa. 5)
Guru juga belummeluruskan hasil diskusi pada pokok permasalahan yang belum diungkapkan siswa. Hal ini
disebabkan karena guru langsung masukpada penambahan materi. 6) Gada bagian penutup guru belum
menutup pembelajaran mengajak siswa dengan bersyukur.
Yang menjadi alasan dari belum tercapainya target peningkatan belajar peserta didik pada siklus I
secara maksimal yang-peneliti dapatkan-dari catatan yang terdapat pada lembaran observasi disebabkan oleh
keaktifan siswa yang masih kurang dalam pelaksanaan pembelajaran dengan alokasi waktu yang kurang
digunakan dengan baik. Terdapatnya nilai hasil perolehan siswa sesuai yang telah ditetapkan masih berada
dibawah kriteria ketuntasan minimum berdasarkan hasil data evaluasi pembelajaran dari penelitian oleh
(Rahayu et al., 2017).
Nilai rata-rata analisis hasil penelitian pada evaluasi aspek kognitif siklus I yang diperoleh pada saat
pertemuan yang pertama yakni 72,5, sementara itu saat pertemuan kedua yakni 78,2 dari perolehan nilai
kognitif siswa. Selain itu nilai rata-rata pada aspek afektif yang diperoleh di siklus I pada saat pertemuan
pertama di da dapat adalah 74,3, sedangkan di bandingkan pada aspek afektif pertemuan yang kedua
memperoleh rata – rata nilai yaitu 78,2. Kemudian aspek psikomotor pada.siklus I pertemuan.pertama rata-
rata.yang diperoleh 72,8, pada pertemuan.kedua nilai rata-rata.yang diperoleh adalah 75,7. Hasil belajar.pada
siklus-I dari siswa yang didapat data hasil analisis nilai rata-rata siswa diperoleh nilai yaitu 72,9 dari aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dan juga Hasil belajar siswa yang ada pada siklus I berdasarkan hasil
analisis nilai yang dilakukan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor nilai rata-rata yang diperoleh dari
delapan orang anak yang tidak memenuhi berada pada nilai rata-ratanya adalah 72,9 sehingga tidak sesuai
dengan hasil belajar yang diharapkan.
Sesuai dengan penjelasan yang telah diuraikan diatas yang diperoleh dari data hasil yang diamati pada
siklus-I, sehingga diperlukan untuk memperbaiki bentuk pembelajaran pada mata pelajaran IPS dengan
lanjutan di siklus II. Sebagai usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman kognitif peserta didik
dengan melakukan berbagai perbaikan dari materi ajar dengan memberikan pendalaman yang lebih terhadap
bahan ajar yang diberikan kepada siswa. Sebagai alasan maningkatnya hasil belajar siswa denga diupayakan
juga pada aspek afektif dengan mampu nantinya siswa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari melalui
aspek psikomotor. Menurut Uno (2011:213) menjelaskan bahwa perubahan perilaku yang relatif pada diri
seseorang yang berasalan dari akibat adanya hubungan interaksi individu dengan lingkungannya yang disebut
dengan hasil belajar.

Siklus II
Mampu dijelaskan Ketika berada di siklus II memiliki perencanaan tidak berbeda dibandingkan
perencanan siklus I. Pada siklus II didapat kualifikasi nilai baik dari hasil pengamatan dari rencana
pemeblajaran karena beberapa peningkatan pada berbagai aspek yaitu aspek dari pemilihan materi ajar sesuia
dengan situasi dan keadaan belajar dari siswa. Menurut Muslich (2009:53) menjelaskan bahwa dalam
perencanaan pembelajaran yang ditetapkan guru disusun runtut pada bagian mata pelajaran yang akan

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 4 Tahun 2022


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
5881 Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Cooperative Learning dengan Tipe Think Pair Share
di Sekolah Dasar – Betridamela Nasti, Anggun Radika Putri, Yanti Fitria
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3548

diajarkan guru dalam kelas disebut dengan perencanaan pelaksanaan dalam pemebalajaran. Berdasarkan hasil
nilai diperoleh 93,8% pada siklus II dari hasil penilaian rencaan pelaksanaan pembelajran dengan prediket
sangat baik (SB). Dengan simpulannya adalah bahwa pada perencanan pelaksanaan pembelajaran IPS
yang telah terlaksana mendapatkan nilai pada siklus II dengan prediket baik (B) dengan diterapkankanya tipe
Think Pair Share pada model Cooverative Learning.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II hanya melakukan satu kali pertemuan sesuai dengan
perancanaan yang telah ditentukan. sementara pada siklus II pelaksaan pembelajaran dapat dijelaskan sudah
dengan baik terlaksana, berdasarkan uraian bahwa guru belum memberikan penjelasan tentang cara pengisian
LKS yang di dama dapat dengan sangat mudah dipahami oleh siswa/i dengan bahasa yang tepat dan siswa
tidak mendapatkan bimbingan dengan baik oleh guru bagaimana menyimpulkan materi pelajaran yang
dipelajari dengan benar.
Dilihat dari penelitian siklus II dengan pengamatan berupa penilaian hasil dari hasil pada aspek guru
diperoleh nilai dapat di 95,8%, dengan prediket sangat baik (SB)pada aspek siswa dengan perolehan nilai
95,8%. Dari aspek kognitif pada siklusIIdengan prediket sangan baik (SB) dengan nilai 85, pada aspek afektif
pada siklus II dengan prediket sangat naik (SB) dengan nilai 84,8, dan pada siklus II aspek psikomotor dengan
prediket sangat baik (SB) dengan perolehan nilai 89,02.Kemudian berdasarkan dari keberhasilan siswa dalam
belajar dimana diperoleh kriteria ketuntasan (86,5%) dan sisanya belum tuntas dengan kisaran (11,5%, hal ini
didapatkan setelah melakukan evaluais terhadap seluruh siswa.
Pada siklus II dalam proses perencanaan dan pelasanaan dapat disimpulkan dari penelitian sudah
terlaksana dengan sangat baik dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan diterapkannya tipe
Think pair share pada model Cooverative Learning SDN 38 Api-Api Kecamatan Bayang pada pembelajaran
IPS.

KESIMPULAN
Pada persiapan perencanaan pembalajaran disiapkan berdasarkan berbagai cara secara runtut padamodel
Cooverative Learningtipe Think pair share dengan adanya kerja sama peneliti dengan guru kelas V SDN 38
Api-Api Kecamatan Bayang berkaitan dengan susunan hasil perencanaan yang disusun uleh guru dalam
pembelajaran. Terdapatnya Pada kualifikasi baik dari hasil pengamatan dari rencana pelaksanaan
pemebalajaran yang telah dibuat untuk siklus I oleh guru kemudiansiklus I untuk pertemuan yang kedua.
mendapatkan nilai dengan prediket sangat baik (SB)pada perolehan nilai rata-rata makin meningkat.
Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama dengan prediket sangat baik (SB) dari pengamatan hasil Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan demikian hasil berdasar darai pengamatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) perbandingan antara siklus II makin Meningkat di banding sikluss I karena perencanaan
yang di teliti telah berada pada kualifikasi sangat baik.
Dengan penggunaan model Cooperative Learning tipe Think Pair Share dapat dilihat dari aspek guru
dengan aspek siswa dalam pelaksanaan pembelajaran IPS. Meningkatknya aspek guru pada siklus IIdengan
perolehan prediket baik (B) dari siklus I. Sementara itu pada aspek siswa di siklus II mengalami perubahan
dengan makin meningkat pada prediket sangat baik (SB) dibanding siklus I dengan kualifikasi baik (B).
Dalam penggunaan bentuk model Cooverative Learning dalam tipe Think pair share berada pada kualifikasi
terbilang sangat baik di diterapkan terhadap pembelajaran di kelas.
Dalam penggunaan model model Cooverative Learning Tipe Think pair share dalam pembelajaran
dapat meningkat pembelajaran anak di kelas. Terhadap rekapitulasi penilaian saat di siklus II makin
meningkat di bandingkan pada posisi maksimal dibanding dengan saat rekapitulasi nilai sikluss I berdasarkan
keriteria ketuntassan minimum disekolah sesaui ketatapan yang ada sebelumnya pada pembelajaran IPS Kelas
V SDN Api –Api Kecamatan Bayang.

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 4 Tahun 2022


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
5882 Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Cooperative Learning dengan Tipe Think Pair Share
di Sekolah Dasar – Betridamela Nasti, Anggun Radika Putri, Yanti Fitria
DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3548

DAFTAR PUSTAKA
Am, S. (2011). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran.itle.
Aziz, A. (2017). Komunikasi pendidik dan peserta didik dalam pendidikan islam. Jurnal Mediakita: Jurnal
Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 1(2).
Dadang, S. (2015). Pembelajaran IPS Perspektif Filosofi dan Kurikulum. Bumi Aksara.
Fitria, Y. (2017). Efektivitas capaian kompetensi belajar ciswa dalam pembelajaran sains di Sekolah Dasar.
Jurnal Inovasi Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 1(2), 34–42.
Kunandar. (2010). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses
dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Pers.
Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Bumi Aksara.
Nana, S. (2007). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.
Ormrod, J. E. (2008). Psikologi pendidikan edisi keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.le.
Rahayu, T. P., Wahjoedi, & Sudarmiatin. (2017). Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui
pembelajaran teams games tournamens. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 2(9),
1182–1187.
Rusman, M. P. (2017). Belajar & Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Prenada Media.
Sadirman, A. M. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Gravindo.
Solihatin, E. (2007). Cooperative learning analisis model pembelajaran IPS.
Syukron, B. (2017). Model pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 12(01), 111–136.
Titu, M. A. (2015). Penerapan model pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan kreatifitas siswa
pada materi konsep masalah ekonomi. Prosiding Seminar Nasional, 176–186.
Trianto, S. P., & Pd, M. (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi Konstruktivistik. Prestasi
Pustaka.
Trianto. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Prestasi Pustaka.
Trianto, M. P. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana.
Uno, H. B. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Bumi Aksara.
Widiastuti, E. H. (2017). Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber pembelajaran mata pelajaran IPS. Satya
Widya, 33. 1, 29-36.

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 4 Tahun 2022


p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071

Anda mungkin juga menyukai