Cat
Cat
Diterbitkan oleh:
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Cabang Jawa Timur
ISBN 978-602-51534-3-3
ii
Kata Pengantar
iii
yang mirip pada kelainan kritis lain seperti asdidosis metabolik berat,
hipoglikemi, hiperamonemia dan lain-lain. Pengenalan dini gejala
klinis kelainan tersebut dapat mencegah dampak yang lebih berat.
Sebenarnya kelainan metabolisme bawaan dapat dicegah untuk
menghindari komplikasi yang berat yaitu dengan adanya skrining
bayi baru lahir (Newborn Screening) untuk kelainan metabolisme
bawaan di Indonesia. Di Asia dan Negara maju NBS sudah banyak
diterapkan, sehingga kolaborasi dengan negara-negara khususnya di
Asia dapat dilakukan deteksi sejak bayi baru lahir.
Dengan diadakannya acara NutriMet yang kedua ini diharapkan
dapat membahas semua masalah penyakit yang berhubungan
pentingnya tatalaksana nutrisi terutama pada kondisi sakit klinis
berat dan juga tatalaksana pencegahan penyakit yang bisa dideteksi
sejak dini.
iv
Kata Pengantar
v
Daftar Isi
Kata Pengantar iii
Daftar Isi vi
q Nutrition and malnutrition problems : What should we do? 1
Titis Prawitasari
q Nutrition for congenital heart disease patients: Do we need 21
to be aggressive?
Nur Aisiyah Widjaja
q Malnutrition and kidney disease: Do we need special formula? 47
Aidah Juliaty A. Baso
q Nutrition in burns patient: What nutritional management should 65
we emphasized on?
Aryono Hendarto
q Nutrition and growth assessment in special conditions: 83
The importance of right measurement
JC. Susanto
q The importance of perioperative nutrition: Points to remember 111
Julistio Djais
q Stunting prevention: Role of micronutrients 125
Endang Dewi Lestari
q Principle of dietary management of Inborn Error Metabolism: 139
First think first
Neti Nurani
vi
NUTRITION AND MALNUTRITION
PROBLEMS: WHAT SHOULD WE DO?
Titis Prawitasari
PENDAHULUAN
Berbagai macam definisi telah digunakan untuk
menjelaskan apa yang dimaksud dengan malabsorpsi, tetapi
pada prinsipnya malabsorpsi adalah semua kondisi yang
mengakibatkan terganggunya proses digesti dan absorpsi
nutrien dalam saluran cerna. Berbagai keadaan dapat
mengakibatkan malabsorpsi, antara lain: gangguan motilitas
esofagus, gangguan motilitas dan sekresi lambung, insufisiensi
eksokrin pankreas, defisiensi enzim disakaridase (contoh:
defisiensi laktase, sukrose), gangguan fungsi usus halus, serta
berkurangnya permukaan absorpsi usus seperti pada kondisi
pasca reseksi usus maupun short bowel disease.1 Manifestasi
klinis yang terjadi dapat ringan, berupa diare, konstipasi atau
sakit perut, steatorrhea, hingga gejala yang berat berupa
terganggunya penyerapan berbagai nutrien yang diperlukan
oleh tubuh.1,2
1. Rute Pemberian
Untuk pencapaian kebutuhan nutrisi yang
optimal diperlukan pemberian kalori yang sesuai
kebutuhan . Pasien dengan kelainan jantung bawaan
yang belum dilakukan tindakan pembedahan sangat
berisiko mengalami kekurangan kebutuhan kalori
yang diperlukan. Berbagai kondisi penyerta seperti
keterlambatan koordinasi fungsi oromotor akibat
hipoksia berkepanjangan, gangguan malabsorbsi, dan
adanya gagal jantung akan meningkatkan kebutuhan
pemakaian oksigen, sehingga pemberian nutrisi
enteral melalui sonde untuk pemenuhan kebutuhan
nutrisinya berdasarkan kalori yang dibutuhkan (calori
requirement) diperlukan pada pasien dengan kelainan
jantung bawaan.15 Hal ini sangat penting terutama pada
pasien yang akan menjalani tindakan pembedahan
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan komponen
dasar dari kesehatan anak. Nutrisi yang adekuat merupakan
aspek yang sangat penting bagi anak dengan penyakit ginjal.
Telah terbukti bahwa dengan mempertahankan nutrisi
yang cukup pada penderita penyakit ginjal sangat esensial
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Pemantauan
nutrisi yang adekuat pada anak dengan penyakit ginjal
dapat mendeteksi lebih awal malnutrisi, defisiensi vitamin
dan mineral, mengontrol gangguan elektrolit, mengontrol
tekanan darah, dan memperlambat proses gagal ginjal.
Kondisi malnutrisi dikaitkan dengan luaran yang buruk
sehingga menjadi pertimbangan dalam menentukan strategi
tatalaksana nutrisi pada anak yang menderita penyakit ginjal
kronik (PGK). Penelitian AWARE pada tahun 2014 tentang
insidens, outcome, dan faktor risiko Acute Kidney Injury
(AKI) pada pasien berusia 3 bulan hingga 25 tahun yang sakit
kritis di perawatan ICU di 32 rumah sakit di Asia, Australia,
Lemak
Lemak merupakan sumber kalori yang penting
untuk pertumbuhan anak. Pedoman KDOQI
Asam lemak trans Serendah mungkin saat mengkonsumsi makanan diet dengan
nutrisi yang memadai
Asam lemak jenuh Serendah mungkin saat mengkonsumsi makanan diet dengan
nutrisi yang memadai
199
Ross product 1,8 44 (kasein) 95 ( oleat, minyak (maltodextrin, 33/28
Suplena
soya dan kesumba) sukrosa, tepung 1060/700 600
jagung)
PENUTUP
Nutrisi memiliki peranan penting dalam manejemen
penyakit ginjal. Malnutrisi yang diakibatkan oleh diet dan
penyakit ginjal dapat terjadi karena pemberian nutrisi yang
tidak adekuat dan manifestasi penyakit ginjal yang tidak diobati.
Penerapan asuhan nutrisi pediatri dalam menangani malnutrisi
pada penyakit ginjal bergantung pada masing-masing individu.
Hal yang perlu dipertimbangkan antara lain pemenuhan
energi makronutrien, cairan dan elektrolit, mirkonutrien, serta
kalsium, fosfat, serta vitamin D. Keberhasilan terapi nutrisi
membutuhkan penanganan tim multidisiplin yang tidak hanya
melibatkan dokter tetapi juga dietisien dan perawat terlatih.
RESUSITASI CAIRAN
Sesaat setelah trauma luka bakar, terjadi perubahan
permeabilitas kapiler yang menyebabkan keluarnya cairan,
elektrolit dan protein. Resusitasi cairan pada anak pasca
luka bakar umumnya menggunakan rumus berikut (Tabel
3): 9,13,15,16,17
Kebutuhan Lemak
Pasca terjadinya trauma akibat luka bakar, terjadi
peningkatan katekolamin dan peningkatan glukagon
yang menstimulasi percepatan mobilisasi lemak dan
oksidan. Lemak berperan penting dalam nutrisi pada
luka bakar anak, oleh karena lemak mengandung kalori
yang tinggi, berperan dalam proses mielinisasi sel saraf
dan perkembangan otak, serta pembawa vitamin larut
RINGKASAN
Kasus luka bakar anak telah menjadi permasalahan
global yang meningkatkan mortalitas dan morbiditas.
Penanganan resusitasi yang tepat dan cepat mempengaruhi
hasil akhir pemulihan pasien. Pemberian nutrisi yang
agresif dan tepat yakni <24 jam pasca trauma telah terbukti
mengurangi defisit kalori akibat proses hipermetabolik
dan hiperkatabolik. Pasien anak luka bakar memiliki
penilaian nutrisi dan protokol perlakuan yang unik,
sehingga dibutuhkan penghitungan yang akurat serta
menimbang berbagai macam kemungkinan yang membantu
mempercepat proses penyembuhan. Dukungan nutrisi pada
luka bakar anak meliputi penghitungan kebutuhan kalori,
makronutrien dan mikronutrien yang presisi.
JC. Susanto
PENDAHULUAN
Ciri khas seorang anak adalah tumbuh kembang. Pada awal
kehidupan, pertumbuhan anak sangat cepat dan selanjutnya
melambat dengan bertambahnya usia, namun pertumbuhan
sedikit meningkat di usia remaja. Di awal pertumbuhan, anak
tumbuh secara hiperplasi atau pembelahan sel, dan di usia
dewasa yang terjadi adalah pembesaran sel. Pertumbuhan
terjadi jika terdapat nutrien esensial yang lengkap dengan
difasilitasi oleh beberapa hormon. Nutrien esensial ini
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok nutrien
esensial tipe I dan nutrien esensial tipe II. Jika keduanya sudah
lengkap, semuanya berjumlah lebih dari 40 macam, barulah
terbentuk jaringan, atau terjadi pertumbuhan.
Berbagai pola pertumbuhan telah ditemukan dengan
pengukuran antropometri seperti grafik pertumbuhan menurut
Morley, WHO NCHS, CDC, dan WHO child growth standard.
Grafik pertumbuhan WHO child growth standard disebut
standar karena diambil dari populasi yang ideal, yaitu lahir
b. Tibial Height
Rumus Tibial Height
Menurut Stevenson H = (3,26 x TL) + 30.8
c. Arm Span
Cara mengukur Arm Span
Rumus Mengukur tinggi badan dengan arm span
TB laki-laki (cm) : 118,24 + (0.2 x arm span) – (0,07
x usia) cm
TB perempuan (cm) : 63,18 + (0.63 x arm span) – (0,17
x usia) cm
Cara menentukan derajat kekurusan/kegemukan
Standard adult values
(helps interpret the above body compositional
measurements)
Mid upper arm circumference (cm)
Male 29,3
Female 28,5
Triceps Skin Fold Measurement (cm)
Mid-arms muscle circumf. (cm)
Male 25,3
Female 23,2
MAMC (cm) = MAC – (3,14 x TSF (cm))
Edema anasarka
Gaucher Disease
4. Grafik pertumbuhan Achondroplasia
BB menurut usia
Lingkar kepala menurut usia IMT menurut usia
7. Grafik pertumbuhan William Syndrome
Bayi dengan BBL <1000 g membutuhkan rerata waktu
antara 14-17 hari untuk mendapatkan penambahan berat
badan, sehingga pada akhirnya bayi prematur mengalami
kesulitan untuk mencapai berat badan normal, indeks
antropometri ataupun komposisi tubuh yang sesuai
dengan usia kehamilan. Pemberian diet yang adekuat pada
bayi prematur dapat menghindarkan bayi dari gangguan
perkembangan di masa mendatang.
PENGHITUNGAN ENERGI
1. Dengan EER (Estimated Energy Requirement)
a. EER = Total energy expenditure + Energy deposition
Usia EER (Kkal/day)
0 – 3 tahun (89x BB (kg) – 100) + 75
4 – 6 bulan (89x BB (kg) – 100) + 56
7 – 12 bulan (89x BB (kg) – 100) + 22
13 – 35 bulan (89x BB (kg) – 100) + 20
Julistio Djais
KESIMPULAN
Untuk mendapat keberhasilan tindakan operasi
yang maksimal, keadaan malnutrisi sebelumnya penting
diidentifikasi dan dikoreksi. Hindarkan melakukan puasa
terlalu lama sebelum tindakan, Pasca operasi, pemberian
nutrisi diupayakan dengan energi sedekat mungkin pada
kebutuhan energi basal. Setelah terjadi perbaikan respons
stres metabolik akut, pemberian kalori dapat ditingkatkan
untuk pencapai pemulihan pertumbuhan kembali.
Kebutuhan protein perlu ditingkatkan dalam kondisi
stres metabolik. Selain pentingnya pemberian dukungan
nutrisi dengan kandungan zat gizi mikro dan makro yang
sesuai, pemberian metabolic conditioning supplement
berdampak positif dalam mempercepat tubuh kembali
pada metabolisme normal. Early oral feeding merupakan
metode pemberian makan pilihan. Apabila makan per oral
tidak memungkinkan, maka pemberian makan enteral atau
parenteral harus sudah di mulai dalam waktu 24 – 48 jam
setelah operasi.
SENG
Seng merupakan mikronutrien paling penting
untuk berbagai macam proses enzim, transkripsi, dan
pembentukan struktur protein. Seng memiliki peran kritis
pada proses biologis seperti pertumbuhan sel, diferensiasi
dan metabolisme. Defisiensi seng ini mengganggu
pertumbuhan anak-anak dan menurunkan resistensi
terhadap infeksi.9 Banyak studi yang menyatakan bahwa
suplementasi seng memiliki hubungan positif terhadap
pertumbuhan linear pada anak-anak.
Penelitian meta-analisis oleh Joseph dan Aryeh (2017)
menyatakan bahwa suplementasi seng dapat meningkatkan
penambahan tinggi badan dan PB/U (mean effect size: 0,15;
IK 95%:0,06;0,24).8 Penelitian tersebut mengandung studi-
studi yang dilakukan di Asia Selatan, Afrika, Amerika Latin,
dan Timur Tengah dengan rentang dosis harian 5 – 40 mg/
hari selama 2 sampai 12 bulan.8 Penelitian meta-analisis
lainnya menunjukkan bahwa pemberian suplementasi seng
tunggal dengan dosis seng 10 mg/hari selama 24 minggu
menyebabkan penambahan tinggi sebesar 0,37 cm pada
anak yang mendapatkan suplementasi seng dibandingkan
dengan anak yang tidak mendapatkan suplementasi
seng.10 Hasil lain pada penelitian tersebut didapatkan efek
positif pemberian suplementasi seng tunggal terhadap
pertumbuhan linear (effect size: 0.13 (95% CI 0.04, 0.21) di
negara berkembang.10 Penelitian Sanguansak dan Lakkana
VITAMIN A
WHO merekomendasikan suplementasi vitamin A
pada bayi dan anak usia 6-59 bulan.14 Hal ini dilakukan
untuk menurunkan angka kejadian dan kematian akibat
keparahan penyakit seperti diare dan menurunnya sistem
imunitas tubuh untuk melawan infeksi penyakit. Penelitian
SIMPULAN
Pemberian protein yang adekuat merupakan nutrisi
penting untuk mencegah stunting pada anak. Berbagai
mikronutrien banyak diteliti pengaruhnya terhadap
pertumbuhan linear pada anak. Mikronutrien berupa seng
dan vitamin A memiliki efek positif terhadap pertumbuhan
linear. Sedangkan zat besi, kalsium, dan iodin tidak memiliki
efek terhadap pertumbuhan linear. Intervensi nutrisi dalam
rangka mencegah dan menanggulangi stunting pada anak
memerlukan penanganan yang komprehensif berdasarkan
periodenya. Hal ini dapat menunjang penanganan stunting
yang optimal sehingga pertumbuhan dan perkembangan
anak dapat tercapai secara optimal.
Neti Nurani
Phenylketonuria (PKU)
Terapi utama PKU adalah restriksi makanan yang
mengandung protein yang akan dimetabolisme menjadi
phenylalanine, dan memenuhi kebutuhan protein tubuh
melalui makanan medis yang mengandung campuran
asam amino sintetik.6 Phenylalanine adalah asam amino
esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan
harus didapatkan dari sumber makanan. Pemberian
sumber makanan yang mengandung phenylalanine
B. Organic Acidemia
Propionic Acidemia (PA) dan Methylmalonic aciduria
(MMA)
Strategi tatalaksana nutrisi:
1. Restriksi asam amino dari sumber protein alami
(bertujuan untuk memenuhi asupan protein dalam
batas yang aman).