Anda di halaman 1dari 3

Pemekaran Diprediksi Picu Konflik Sosial di Papua

Tengah
nasional.kompas.com/read/2022/06/30/14563111/pemekaran-diprediksi-picu-konflik-sosial-di-papua-tengah

June 30, 2022

Penulis Vitorio Mantalean


|
Editor Icha Rastika
JAKARTA, KOMPAS.com - Pembentukan Provinsi Papua Tengah dengan ibu kotanya di
Nabire diprediksi memicu konflik sosial.

Pegiat hak asasi manusia sekaligus pemuka Gereja Kristen Injil (GKI) Tanah Papua, Dora
Balubun mengatakan, bibit konflik tersebut bahkan sudah muncul sebelum pembentukan
provinsi disahkan DPR pada Kamis (30/6/2022) hari ini.

Sebab, wilayah Nabire secara adat lebih dekat dengan wilayah adat Saereri (utara) yang
meliputi Yapen Waropen, Biak, dan Serui.

Sementara itu, mayoritas wilayah Papua Tengah, seperti Mimika, merupakan wilayah
adat Meepago.

Jauh sebelumnya, ide pemekaran Papua ini memang dikritik karena tak melewati kajian
mendalam, termasuk kajian antropologis terkait wilayah adat.

Di Papua, secara garis besar, hingga kini ada tujuh wilayah adat yang diidentifikasi.

1/3
"Di antara masyarakat adat sendiri, baik di Timika (ibu kota Mimika) maupun Nabire
(berbeda pandangan)," kata Dora dalam jumpa pers Koalisi Kemanusiaan untuk Papua,
Kamis siang.

"Di Nabire sendiri ada beberapa kelompok yang berbeda pendapat menolak jadi ibu kota
provinsi, maunya gabung dengan Saireri. Perbedaan pendapat ini akan menimbulkan
konflik," kata dia.

Dora juga mengatakan bahwa risiko konflik itu tercermin pula di level elite ketika Komisi II
DPR RI berkunjung ke Merauke dan Jayapura pada akhir pekan lalu dan mengundang
para kepala daerah membicarakan pemekaran Papua.

"Itu beberapa bupati bersitegang, seperti Bupati Nabire dan Mimika, untuk siapa yang ibu
kotanya menjadi ibu kota provinsi," kata Dora.

"Harusnya DPR menyelesaikan persoalan itu," ucap dia.

Sementara itu, DPR melalui Ketua Komisi II Ahmad Doli Kurnia menyebut bahwa dua
dari delapan bupati di kawasan yang akan jadi Provinsi Papua Tengah mendukung
Mimika sebagai ibu kota, sedangkan sisanya disebut mendukung Nabire.

Kurnia mengatakan, pihaknya telah memilih Nabire sebagai ibu kota Papua Tengah
karena dianggap dapat menjadi jalan pemerataan ekonomi.

Menurut dia, Timika sudah relatif baik secara ekonomi karena berdekatan dengan PT
Freeport.

Dora mempertanyakan kebijakan pemekaran Papua, termasuk keputusan soal ibu kota,
yang serba sentralistik tanpa melibatkan aspirasi lokal dan akhirnya justru memicu
konflik.

"Jika undang-undang ini dilaksanakan oleh pemerintah dan DPR, masyarakat menolak
seperti ini, apakah Pusat segera datang ke Papua seperti mereka datang kemarin-
kemarin supaya cepat menyelesaikan agar jangan ada konflik akibat pemekaran," ujar
Dora.

Menteri Dalam Negeri mengeklaim telah mengidentifikasi persoalan ini.

"Saya paham itu, tetapi saya minta semua tokoh-tokoh bisa (memahami). Ini kan enggak
mungkin akan memuaskan semua pihak, tapi ini sudah melalui penyaringan aspirasi,
termasuk DPR ke sana," ucap Tito ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

2/3

3/3

Anda mungkin juga menyukai