Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fangky Christina Indraguna

NPM : 41151010200073
Matkul : Alternatif Penyelesaian Sengketa

1. Apakah manfaat dan pentingnya bagi Sdr.Mhs Fakultas Hukum untuk mempelajari MK APS?
Jawaban :
Manfaat dan pentingnya mahasiswa mempelajari mata kuliah penyelesaian alternatif
sengketa yaitu guna mengetahui Proses persidangan arbitrase lebih fleksibel, dan seringkali
disebut “peradilan swasta”. karena Arbitrase menjadi pilihan penyelesaian sengketa yang
sangat populer di dunia bisnis karena memiliki sejumlah kelebihan dan manfaat yang
harus diketahui oleh mahasiswa . karena alternatif penyelesaian sengketa melalui
arbitrase dianggap sebagai cara penyelesaian sengketa komersial yang efektif. Salah satu
ukuran efektivitas itu adalah karena penyelesaian di arbitrase bersifat rahasia.
Pelaku usaha lebih senang jika sengketa yang membelitnya tidak diungkap ke publik
karena sengketa dapat berdampak pada citra perusahaan yang mungkin berakhir pada
berkurangnya pendapatan.
Arbitrase dianggap sebagai cara penyelesaian sengketa yang efisien. sehingga
pentingnya penyelesaian sengketa melalui arbitrase saat ini semakin banyak dipilih oleh
perusahaan. Tentunya, secara langsung, penyelesaian sengketa arbitrase juga mengurangi
beban pengadilan di Indonesia yang masih dipusingkan dengan masalah tumpukan
perkara.

2. Apakah pengertian dan ruang lingkup MK APS?


Jawaban :

Berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang


Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (“UU Arbitrase dan APS”) memberikan
pengertian sebagai berikut:
Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan
cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.

Ruang lingkup penyelesaian sengketa melalui Arbitrase berdasarkan Pasal 5 ayat (1)
UU No. 30 tahun 1999 yaitu :
sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketa di bidang perdagangan dan
mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya
oleh pihak yang bersengketa.

Jika dihubungkan dengan penjelasan Pasal 66, termasuk dalam ruang lingkup perdagangan
adalah kegiatan-kegiatan antara lain bidang :
1. Perniagaan
2. Perbankan
3. Keuangan
4. Penanaman Modal
5. Industri dan;
6. Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)

Sehingga dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan


Alternatif Penyelesaian Sengketa memberi ruang bagi masyarakat untuk menyepakati sebuah
Alternatif Penyelesaian Sengketa (“APS”) di luar Lembaga penyelesaian sengketa yang ada
selama ini yakni Pengadilan, dengan prosedur yang disepakati dan dengan cara yang sudah
ditentukan yakni dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.

3. Apakah rumusan UU No.48 Tahun 2009 tentang ketentuan Pasal 58 s/d Pasal 61?
Jawaban :
Didalam rumusan UU No.48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman Pasal 58 s/d 62
menjelaskan tentang penyelesaian sengketa di luar pengadilan, dimana didalam setiap
menjelaskan bahwa Upaya penyelesaian sengketa perdata dapat dilakukan di luar pengadilan
negara melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada perjanjian
arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.

4. Apakah rumusan UU No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa dalam Pasal 1 angka 1 dan angka 10 serta Pasal 6 ?
Jawaban :

Dalam rumusan UU No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase an Alternatif Penyelesaian Sengketa
dalam Pasal 1 angka 1 terdapat rumusan mengenai pengertian arbitrase yang berbunyi :
Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum
yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak
yang bersengketa.
Dalam rumusan UU No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase an Alternatif Penyelesaian Sengketa
dalam Pasal 1 angka 10 terdapat rumusan mengenai pengertian alternatif penyelesaian
sengketa yang berbunyi :
Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar
pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.

Sedangkan Dalam rumusan UU No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase an Alternatif


Penyelesaian Sengketa dalam Pasal 6 terdapat rumusan mengenai Alternatif penyelesaian
sengketa dima di dalam Pasal 6 ini terdapat 6 angka dalam pasal yang menerangkan mengenai
tata cara penyelesaian sengketa.

Anda mungkin juga menyukai