Tugas 5
Tugas 5
Komunikasi kelompok merupakan salah satu bentuk atau upaya dalam menjalin
komunikasi dengan orang lain. Kelompok dapat dijadikan sebagai wahana atau
media untuk mendapatkan informasi, mendapatkan ilmu pengetahuan, juga
menjadi tempat berbagi dalam menghadapi berbagai hal yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Disamping itu kelompok memiliki pengaruh yang besar
terhadap anggota kelompok tersebut. Ada 3 macam pengaruh, yaitu:
1. Konformitas
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma)
kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau dibayangkan.
Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan
sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan
melakukan hal yang sama. Individu dalam kelompok merasa dirinya lemah
jika “berdiri sendiri”, namun jika banyak yang mendukung dan mereka
menjadi satu, individu yang semula lemah menjadi merasa kuat, yang
semula ragu menjadi tidak ragu-ragu.
2. Fasilitas Sosial
Kehadiran orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit energi
pada perilaku individu. Adanya penglihatan oleh kelompok membuat
individu menunjukan kelancaran dalam peningkatan tugasnya. Energi
yang meningkat dapat mengeluarkan suatu respon dominan yang jika itu
sesuatu yang positif, maka dapat terjadi peningkatan tugas individu
tersebut. Namun bisa juga sebaliknya, justru adanya kehadiran kelompok
dapat menghambat peningkatan tugas.
3. Polarisasi
Keputusan yang dibuat kelompok dapat lebih ekstrem daripada keinginan
sebenarnya dari individu secara pribadi. Arah yang lebih ekstrem dapat
terjadi karena adanya dukungan yang kuat dari individu lainnya dalam
kelompok. Polarisasi ini berpeluang besar menyebabkan kelompok
membuat suatu keputusan yang salah. Polarisasi merupakan gejala dari
adanya groupthink. Kelompok ini biasanya menarik anggota-anggota
yang memiliki pandangan yang sama saja. Sehingga adanya keyakinan
merasa benar sendiri. Implikasi negatifnya adalah kurangnya sikap kritis-
rasional dalam individu dalam kelompok.
Berikan satu contoh teori komunikasi kelompok berikut judul penelitian yg
relevan yang menggunakan teori tadi...
Teori Groupthink
Teori berpikir kelompok, atau yang biasa disebut dengan groupthink, lahir dari
hasil penelitian Irvin L. Janis. Groupthink menunjukkan suatu metode berpikir
sekelompok orang yang kohesif (solid) untuk mencapai kata mufakat. Menurut
teori ini, proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat
kohesif, dilakukan oleh para anggotanya yang selalu berusaha mempertahankan
konsensus kelompok sehingga kemampuan kritisnya menjadi tidak efektif lagi.
Janis menyebutkan bahwa kelompok yang sangat kohesif biasanya terlalu banyak
menyimpan atau menginvestasikan energi untuk memelihara niat baik dalam
kelompok, sehingga sering mengorbankan pembuatan keputusan yang baik dari
proses tersebut. Janis juga berpendapat bahwa anggota-anggota kelompok
sering kali terlibat di dalam sebuah gaya pertimbangan di mana pencarian
konsensus (kebutuhan akan semua orang untuk sepakat) lebih berat
dibandingkan akal sehat. Dalam teori groupthink terdapat asumsi penting yaitu:
Groupthink yang terjadi pada sebuah kelompok pasti melewati beberapa kondisi
pendahulu yang menjadi faktor munculnya groupthink pada sebuah kelompok.
Janis (1982) percaya bahwa ada tiga kondisi yang mendorong munculnya
groupthink, diantaranya adalah:
1. Kohesivitas Kelompok
Kelompok yang sangat kohesif akan lebih antusias mengenai tugastugas
mereka dan anggotanya merasa dimampukan untuk melaksanakan tugas-
tugas tambahan. Singkatnya, kepuasan yang lebih besar diasosiasikan
dengan meningkatnya kohesivitas. Walaupun terdapat beberapa
keuntungan tetapi kelompok yang sangat kohesif juga dapat
menghasilkan hal yang mengganggu, yaitu memunculkan groupthink.
2. Faktor Struktural
Menurut Janis, karakteristik struktural yang spesifik, atau kesalahan,
mendorong terjadinya groupthink. Faktor-faktor ini juga termasuk isolasi
kelompok, kurangnya kepemimpinan imparsial, kurangnya prosedur yang
jelas dalam mengambil keputusan, dan homogenitas latar belakang
anggota kelompok.
3. Tekanan Kelompok
Kondisi pendahulu dari groupthink berhubungan dengan tekanan dari
kelompok, yaitu tekanan internal dan eksternal (internal and external
stress)
terhadap kelompok dapat memunculkan groupthink. Ketika pembuat
keputusan sedang berada dalam tekanan yang berat, baik disebabkan
oleh
dorongan dari luar maupun dari dalam kelompok, para pembuat
keputusan ini cenderung tidak dapat menguasai emosi mereka, dan
memunculkan groupthink demi menyelesaikan sesuatu hal yang
menyebabkan tekanan
tersebut.