Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA GUNUNGSITOLI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS
KECAMATAN GUNUNGSITOLI BARAT
Jl. Lauru Desa Tumori Balohili Kecamatan Gunungsitoli Barat
Email: pusk.gusit.barat@gmail.com SMS/Telepon: 0822 7591 9348

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS


KECAMATAN GUNUNGSITOLI BARAT

NOMOR : 440/ /K/PKM-GUSBAR/I/2017

TENTANG

PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS KECAMATAN GUNUNGSITOLI BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS KECAMATAN GUNUNGSITOLI BARAT

Menimbang : a. Bahwa pelayanan klinis puskesmas dilaksanakan


sesuai kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis puskesmas perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pasien,
bermutu, dan memperhatikan keselamatan pasien,
maka perlu ditetapkan keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Barat Tentang
Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Barat.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun
2009 tentang kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
75 Tahun 2014 tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
43 Tahun 2016 tentang standar pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.
02.02/Menkes/514/2015 tentang panduan praktek
klinis.
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KECAMATAN


GUNUNGSITOLI BARAT TENTANG KEBIJAKAN
PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS KECAMATAN
GUNUNGSITOLI BARAT

Kesatu : Pelayanan klinis puskesmas Gunungsitoli Barat


sebagaimana tercantum dalam lampiran i merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Gunungsitoli Barat


Pada tanggal : Januari 2017
Kepala UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Barat,

SOSAIDAMAN HARTANIMAN ZEBUA

Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Gunungsitoli.
Lampiran i : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Barat
Nomor : 440/ /K/PKM-Gusbar/I/2017
Tanggal : Januari 2017
Tentang : Pelayanan Klinis UPTD
Puskesmas Gunungsitoli Barat

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Sistem penyimpanan rekam medis menggunakan sistem family folder
2. Pada saat pendaftaran awal:
-Bagi Pasien/ Klien yang memiliki kartu BPJS,wajib membawa
kelengkapan file family folder yakni: fotocopy kartu keluarga, fotocopy
KTP(bagi yang umur 17 tahun ke atas) dan fotocopy kartu BPJS
sekeluarga, masing-masing satu lembar.
- Bagi pasien umum di wajibkan membayar retribusi sesuai dengan
perda yang berlaku.
3. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
4.Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten sesuai dengan SK
Kepala Puskesmas tentang penempatan tenaga
5. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
6. Identitas pasien/klien terdiri dari :nama lengkap, tanggal lahir,alamat,
nama kepala keluarga, pekerjaan dan dipastikan minimal dengan 3 cara
yakni nama lengkap, alamat dan kepala keluarga
7. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi
lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif, jenis
pelanyanan, jadwal pelayanan dan informasi tentang kerjasama dengan
fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disedikan di tempat
pendaftaran
8. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran
9. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib
diidentifikasikan dan ditindak lanjuti.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Pengkajian awal dilakukan secara paripurna oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian meliputi: kajian medis, kajian keperawatan,
kajian kebidanan dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai
dengan kebutuhan yang mengacu kepada standar profesi dan standar
asuhan, dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang
tidak perlu.
2. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan dan profesi
kesehatan lain wajib diidentifikasi dan di catat dalam rekam medik
3. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP
4. Pasien dengan kondisi gawat darurat harus diprioritaskan dalam
pelayanan
5. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus
tersedia. Tim yang dimaksud adalah :
a. Tim Admin : - Kepegawaian - Keuangan
- Rumah Tangga - SIP/SP2TP
- Simpus/P.Care
b. Tim UKP : - Pelayanan Pendaftaran - Pelayanan Farmasi
- Pelayanan Lab - Pelayanan Promkes
- Pel. KIA,KB&Imunisasi - Pel. Tindakan Dasar
- Konsultasi TB/HIV/Malaria
- Pelayanan Kesehatan Gigi&Mulut
c. Tim UKM : 1. Esensial
- Promkes/Jamkesmas - Kesling
- P2P - KIA/KB
- Perbaikan Gizi
2. Non Esensial
- Pelayanan Lansia - Prolanis
- Jiwa - Kesehatan Kerja
- Indera
6. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan
harus dilakukan dalam pendelegasian wewenang.
7. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan yang
memenuhi persyaratan.
8. Proses kajian, perencanaan dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang memadai dan harus menjamin keamanan
pasien dan petugas.
9. Pemeliharaan sarana dan peralatan perlu dilakukan untuk menjamin
pasien dan petugas termasuk tidak menggunakan ulang peralatan yang
disposable
10. Audit klinis dilaksanakan oleh tim audit
11. Rencana layanan dan pelaksanan layanan dipandu dengan prosedur
klinis yang jelas
12. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan dan pelaksanaan layanan di susun secara kolabotatif dengan
hasil dan waktu yang jelas serta memperhatiakan sumber daya dalam
tim layanan terpadu
13. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dengan melibatkan pasien
dan pelaksanaan layanan dipandu dan disususn dengan waktu yang
jelas serta memperhatiakan efesiensi sumber daya sesuai prosedur yang
jelas
14. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien
15. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasi
16. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien
17. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medic dan memuat
pendidikan/penyuluhan pasien

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur
pelayanan klinis yang meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan lainnya sesuai dengan
rencana layanan dengan melihat perkembangan/perubahan rencana
layanan pada pasien dan dicatat dalam rekam medik dan harus
dimonitor, dievaluasi dan ditindak lanjuti
2. Tindakan medis/pengobatan yang beresiko wajib diinformasikan pada
pasien sebelum mendapatkan persetujuan (informed consent) wajib
didokumentasikan
3. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
4. Kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksnakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat
5. Kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus berisiko tinggi
6. Kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi
harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal)
7. Pemberian obat /cairan intravena harus dilaksanakan dengan
prosedur pemberian obat/cairan intravena dengan mengikuti prosedur
aseptik
8. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
indicator yang jelas
9. Hak dan Kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian
layanan
10. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
ditindak lanjuti
11. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu.
12. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus
dijamin kesinabungannya.
13. Pasien berhak untuk menolak pengobatandan atau dirujuk ke sarana
kesehatan lain, penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun
untuk rujukan harus diberikan informasi tentang hak pasien untuk
membuat keputusan dan tanggung jawab mereka berkenan dengan
keputusan tersebut dipandu oleh prosedur yang jelas
14. Sebelum melakukan pelayanan anastesi dan pembedahan harus
mendapatkan informed consent yang dipandu dengan prosedur yang
jelas dan petugas yang kompeten.
15. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anastesi dan
pembedahan
16. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai
dengan rencana layanan
17. Pelayanan imunisasi di dalam gedung setiap hari rabu minggu
pertama dan minggu ketiga

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Pemulangan pasien bersalin dipandu oleh prosedur yang jelas
2. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter
yang menangani
3. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan
alternatif pelayanan
4. Pemulangan pasien dilakukan oleh dokter yang menangani
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis, Resume klinis
meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut
6. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
7. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang
kompeten
8. Kriteria merujuk pasien meliputi:
1. Pengobatan atau tindakan tertentu yang diperlukan tidak bisa
dilakukan di Puskesmas.
2. Membutuhkan fasilitas atau peralatan yang tidak dimiliki
Puskesmas atau peralatan yang dibutuhkan sedang rusak.
3. Tenaga professional (ahli) yang tidak dimiliki Puskesmas.
9. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi
tentang tindak lanjut layanan

Ditetapkan di : Gunungsitoli Barat


Pada tanggal : Januari 2017
Kepala UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Barat,

SOSAIDAMAN HARTANIMAN ZEBUA

Anda mungkin juga menyukai