Anda di halaman 1dari 69

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
PUTUSAN

si
Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng.

ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

do
gu Pengadilan Negeri Tangerang yang memeriksa dan mengadili perkara
perdata gugatan pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut

In
A
dibawah ini dalam perkara antara :

Bpk. Bastisnus Jansen Rottie dan Ny. Hesty Rottie, masing-masing adalah
ah

lik
sebagai orang tua dan/atau ayah dan ibu dari anak
Kensky Jonathan Juko Rottie berusia 11 tahun,
Pekerjaan Swasta, yang beralamat di Bumi Serpong
am

ub
Residence Buaran Serpong, Tanggerang Selatan,
Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten, dalam
ep
hal ini diwakili oleh Kuasanya Liston Silalahi, SH., dkk,
k

Pengacara / Konsultan Hukum dari Lembaga Bantuan


ah

Hukum Indonesia Muda (LBH - IM) yang beralamat di


R

si
Sudirman Park Kav. 35 Blok C/12 Jl. K.h. Mas Mansyur,
Karet, Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa

ne
ng

Khusus tertanggal 23 Oktober 2015, selanjutnya disebut


sebagai : --------------------------------------------- Penggugat ;

do
gu

Melawan
In
A

1. PT. Affinity Health Indonesia Rumah Sakit Premier Bintaro, yang beralamat
di Jl. MH. Thamrin No. 01, Sektor 7 Bintaro Jaya Tanggerang
ah

lik

15224, selanjutnya disebut sebagai : ----------- Tergugat I ;

2. Dr. Juniwati Gunawan, sebagai Direktur pada Rumah Sakit Premier Bintaro
m

ub

yang beralamat kantor di Jl. MH. Thamrin No. 01, Sektor


7 Bintaro Jaya Tanggerang 15224, selanjutnya disebut
ka

ep

sebagai : ------------------------------------------- Tergugat II ;


ah

3. Dr. Susi Galih Pramudja, Sp. THT, yang beralamat kantor di Jl. MH. Thamrin
R

No. 01, Sektor 7 Bintaro Jaya Tanggerang 15224,


es
M

selanjutnya disebut sebagai :----------------- Tergugat III ;


ng

on

Hal 1 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya Iswahjudi A. Karim, SH., LL.M., dkk.,

si
Advokat-Advokat pada KarimSyah Law Firm, beralamat di Alamanda Tower, Level

ne
ng
27, Jl. TB. Simatupang Kav. 23-24, Jakarta 12430 Indonesia, berdasarkan Surat
Kuasa Khusus masing-masing tertanggal 15 Desember 2015 dan 10 Desember
2015, untuk selanjutnya disebut sebagai : ------------------------------- Para Tergugat ;

do
gu Pengadilan Negeri tersebut;

In
A
Setelah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Tangerang Nomor :
751/Pdt.G/2015/PN.Tng, tanggal 2 Desember 2015 tentang Penunjukan Majelis
ah

lik
Hakim;

Setelah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor: 751/Pdt.G/


am

2015/PN.Tng, tanggal 3 Desember 2015 tentang Penetapan Hari Sidang ;

ub
Setelah membaca dan mempelajari surat-surat dalam berkas perkara ;
ep
Setelah mendengar pihak- pihak yang berperkara dipersidangan ;
k
ah

TENTANG DUDUK PERKARA


R

si
Menimbang, bahwa Penggugat dengan Surat Gugatannya tanggal 17

ne
ng

Nopember 2015, yang diterima dan di daftarkan di Kepaniteraan Pengadilan


Negeri Tangerang, tanggal 30 Nopember 2015, tercatat dalam register perkara
Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng., telah mengajukan gugatan terhadap para

do
gu

Tergugat dengan mengemukakan hal-hal sebagai berikut :

I. KEDUDUKAN PARA PIHAK :


In
A

1. Bahwa Penggugat adalah orang tua yang terdiri dari ayah dan ibu kandung
dari anak yang bernama Kensky Jonathan Juko Rottie berusia 9
ah

lik

(sembilan) tahun, yang juga adalah pasien dari Rumah Sakit Premier
Bintaro (Tergugat I);
m

ub

2. Bahwa Tergugat I adalah badan hukum (rechts persoon) yang terdiri atas
sekumpulan pemodal dari pemilik Rumah Sakit Premier Bintaro. Badan
ka

ep

hukum adalah bagian dari subjek hukum mandiri (persona standi in judicio)
yang diakui kedudukannya sebagaimana subjek hukum lain (persoon) di
ah

dalam hukum Indonesia sebagai pembawa hak dan kewajiban. Karena itu
R

sebagai badan hukum Tergugat I juga dapat melakukan perbuatan


es
M

melawan hukum (onrechtmatig handelen);


ng

on

Hal 2 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
3. Bahwa Tergugat II adalah Direktur atau pimpinan dari struktur pengurus

si
organisasi Rumah Sakit Premier Bintaro, dimana dalam pimpinan,

ne
ng
Tergugat II berperan dalam membuat kebijakan dan mengatur segala
aktivitas kegiatan Rumah Sakit serta membawahi staf-staf maupun dokter-
dokter dalam fungsi pelayanan rumah sakit terhadap masyarakat. Oleh

do
gu karena tugas dan jabatan Tergugat II tersebut maka, Tergugat II adalah
pihak yang turut bertanggungjawab atas segala penanganan maupun

In
A
perbuatan dalam rangkaian pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
Rumah Sakit;
ah

lik
4. Bahwa Tergugat III adalah seorang dokter spesialis THT yang
bekerja/bertugas di Rumah Sakit Premier Bintaro. Tergugat III adalah
dokter yang mempunyai kewenangan dan tanggungjawab atas segala
am

ub
tindakan yang diambil pada anak Penggugat. Oleh karena otoritas,
kewenangan dan tanggungjawab yang melekat pada Tergugat III tersebut
ep
maka segala dampak dan akibat yang ditimbulkan dari kewenangannya itu
k

adalah merupakan menjadi tanggungan Tergugat III;


ah

R
5. Bahwa Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat

si
adalah merupakan suatu rangkaian perbuatan yang timbul atas hubungan

ne
ng

hukum yang saling berkaitan;

do
II. URAIAN FAKTA HUKUM
gu

1. Bahwa pada tanggal 22 Desember 2014, anak Penggugat mengeluh


merasa sakit pada bagian tenggorokan sehingga sekira pada pukul 10:00
In
A

WIB Penggugat membawa anak Penggugat untuk dapat diperiksa


dan/atau dirawat di Rumah Sakit Premier Bintaro (Tergugat);
ah

lik

2. Bahwa pada tanggal yang sama, sekira pukul 16:00 WIB pihak Rumah
Sakit Premier Bintaro melakukan tindakan medis dalam bentuk operasi
m

ub

amandel pada leher anak Penggugat;

3. Bahwa setelah di operasi, anak Penggugat masih tetap dirawat inap di


ka

ep

Rumah Sakit Tergugat dan pulang pada tanggal 24 Desember 2014; (bukti
vide, P 1)
ah

4. Bahwa sejak dilakukannya operasi pada tanggal 22 Desember 2014 oleh


es

tergugat III, anak Penggugat mengeluh susah bernapas, namun


M

Penggugat masih berpikir susah bernapas yang dialami oleh anak


ng

on

Hal 3 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Penggugat masih merupakan hal yang wajar mengingat anak Penggugat

si
yang baru saja menjalani proses operasi;

ne
ng
5. Bahwa pada tanggal 27 Desember 2014, sesuai dengan jadwal check up
hasil operasi anak Penggugat dengan Tergugat III maka Penggugat
kembali membawa anaknya untuk menemui Tergugat III, pengeluhan

do
gu susah bernapas yang dialami anak Penggugat pun disampaikan
Penggugat namun oleh Tergugat III menyampaikan bahwa hal tersebut

In
A
masih dalam keadaan wajar; (bukti vide, P 2)

6. Bahwa pada tanggal 31 Desember 2014 sekira pukul 19:00, anak


ah

lik
Penggugat mengalami kesulitan bernapas yang hebat hingga dengan
muntah-muntah. Pada saat mengalami muntah-muntah tersebut, anak
am

Penggugat menyadari bahwa ada benda asing yang bergerak di leher

ub
anak Penggugat. Merasa ada benda asing yang bergerak, anak
Penggugat pun memaksakan untuk mengeluarkan benda asing
ep
k

tersebut hingga keluar dan melaporkan kejadian tersebut kepada


Penggugat; (bukti vide, P3)
ah

R
7. Bahwa pada tanggal 01 Januari 2015 Penggugat mendatangi Tergugat I

si
untuk meminta penjelasan dari Tergugat I dan Tergugat III terkait benda

ne
ng

asing yang keluar dari tenggorokan anak Penggugat namun dari Para
Tergugat meminta Penggugat dapat kembali datang pada tanggal 05
Januari 2015 untuk menyelesaikan perkara yang dimaksud;

do
gu

8. Bahwa pada tanggal 05 Januari 2015 sesuai janji pertemuan, Penggugat


kembali mendatangi Para Tergugat. Pertemuan dihadiri oleh beberapa
In
A

perwakilan dari Rumah Sakit dan melalui juru bicara Tergugat I yaitu
drg. Auigfar, Penggugat disampaikan bahwa atas ketidaknyamanan
ah

lik

yang dialami oleh pasien (anak Penggugat) maupun Penggugat ini,


Tergugat I akan bertanggungjawab tidak saja pada permasalahan
yang diakibatkan oleh Tergugat III, tetapi juga hingga pada
m

ub

keseluruhan gangguan Kesehatan yang mungkin dialami atau akan


ka

dialami oleh anak Penggugat semuanya ditanggung oleh Tergugat I


ep

secara gratis diseluruh jaringan Rumah Sakit Ramsey di Jakarta;

9. Bahwa pada tanggal 08 Januari 2015 Pelapor diminta untuk


ah

menandatangani surat perdamaian yang isinya adalah untuk


es

membebaskan Terlapor I, Terlapor II dan Terlapor III dari segala tuntutan


M

ng

hukum dengan tetap menjanjikan bahwa apa yang sudah dijanjikan


on

Hal 4 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
semula yaitu akan menanggung seluruh permasalahan Kesehatan baik

si
yang ditimbulkan akibat kelalaian Tergugat III maupun pada

ne
ng
permasalahan kesehatan yang nanti akan oleh dialami oleh anak
Penggugat akan ditanggung secara gratis oleh Tergugat I diseluruh
jaringan Rumah Sakit Ramsey di Jakarta; (bukti vide, P 4)

do
gu
10. Bahwa pada saat mengajukan perjanjian, Tergugat I melalui drg. Augifar
menyampaikan bahwa hal-hal yang telah dijanjikan semula tetap akan

In
A
diberlakukan meskipun tidak tercantum didalam perjanjian. Perjanjian
hanya bersifat formalitas saja, dan yang akan berlaku adalah apa
ah

lik
yang sudah disepakati secara lisan sebelumnya;

11. Bahwa oleh karena Tergugat I melalui drg. Augifar terus meyakinkan
am

ub
Penggugat bahwa apa yang dikhawatirkan Penggugat yakni Tergugat I,
Tergugat II dan Tergugat III akan melepas dan/atau mengabaikan
pertanggungajawaban medis terhadap anak penggugat tidak akan terjadi
ep
k

maka Penggugat pun menyetujui untuk menandatangani Perjanjian yang


dimaksud;
ah

si
12. Bahwa terhadap kesepakatan perjanjian tersebut dilakukan antara
Tergugat II dan Penggugat dengan disaksikan oleh saksi-saksi yang

ne
ng

semuanya adalah berasal dari pihak Tergugat I. Didalam perjanjian


tersebut, Tergugat I bersedia untuk menggantikan seluruh biaya yang
timbul dari pemeriksaan, operasi, perawatan dan pengobatan juga biaya

do
gu

yang timbul diakibatkan oleh karena kelalaian Tergugat III sebesar Rp.
90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah);
In
A

13. Bahwa pada tanggal 12 Januari 2015, tanggal 09 April 2015 dan tanggal
11 Mei 2015, Penggugat memeriksakan ganguan saluran nafas (susah
ah

lik

bernafas) yang dialami anak Penggugat di RS. Premier Bintaro (Tergugat


I), namun I melalui dokter THT yaitu Dr. Susi Galih. Sp THT (Terlapor III)
Masih mengatakan sebagai keluhan sakit yang biasa dan sudah sehat;
m

ub

(bukti vide, P 5)
ka

14. Bahwa pada tanggal 04 Juni 2015 Sekira pukul 21:00 untuk kesekian
ep

kalinya anak Penggugat merasa susah bernapas, sehingga Penggugat


ah

memutuskan kembali membawa anaknya untuk diperiksa di ICU RS.


R

Premier Bintaro (Tergugat I). Setelah menjalani pemeriksaan, oleh dokter


es

Tergugat I Dr. Erizon Safari menyampaikan kepada Penggugat apabila


M

ng

anak Penggugat menderita gangguan psikologi akibat kelalaian


on

Hal 5 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
penanganan, kemudian Dr. Erizon Safari pun membuat surat rujukan

si
kepada Pelapor agar anak Penggugat dapat menerima perawatan oleh

ne
ng
psikiater; (Bukti Vide, P 6)

15. Bahwa oleh karena telah beberapa kali melakukan pemeriksaan gangguan

do
pernapasan secara rutin di RS. Premier Bintaro, maka Penggugat
gu menyampaikan kepada drg. Auigfat sebagai petugas yang ditunjuk oleh
Tergugat I dan Tergugat II agar perjanjian lisan tentang pengobatan gratis

In
A
paska tindakan kelalaian medis dokter RS. Premier Bintaro sebagaimana
yang dijanjikan supaya dimasukan didalam isi perjanjian yang telah
ah

lik
ditandatangan sebelumnya;

16. Bahwa permintaan Pemohon tersebut tidak dikabulkan oleh Tergugat I;


am

ub
17. Bahwa pada tanggal 10 Juni 2015 , Penggugat membawa anak Pelapor
untuk dapat dirawat secara psikologi di Pamulang Medical Center oleh dr.
ep
Wulansari, Psi;
k
ah

18. Bahwa adapun hasil dari pemeriksaan psikiater menyatakan bahwa, anak
R

si
penggugat memang telah mengalami gangguan psikologi berupa
Traumatik ; (bukti vide, P 6)

ne
ng

19. Bahwa pada tanggal 29 Juni 2015, Penggugat menghubungi pihak rumah
sakit melalui drg. Augifar untuk meminta catatan rumah sakit terkait rekam

do
gu

medis anak Penggugat, namun hingga laporan ini dibuka, baik Tergugat I
maupun Tergugat II tidak menyerahkan permintaan yang dimaksud; (bukti
In
vide, P 7)
A

20. Bahwa permintaan hasil rekam medis anak Penggugat juga sudah pernah
ah

dilakukan Penggugat secara resmi melalui kuasa hukum Penggugat,


lik

namun dengan hasil yang sama tidak mendapatkan jawaban apa-apa;


(bukti vide P 8)
m

ub

21. Bahwa Penggugat sangat kecewa dan sangat dirugikan dengan pelayanan
ka

dan cara menyelesaikan masalah yang dilakukan oleh Para Tergugat


ep

dengan tidak melakukan pemeriksaan dan/atau perawatan secara


ah

menyeluruh sehingga masih menyisakan beban psikologi, traumatik


R

hingga harus terampasnya ruang sosial harus dialami oleh anak dari
es

Penggugat.
M

ng

on

Hal 6 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
III. SIFAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM

si
Bahwa rangkaian dari seluruh perbuatan para Tergugat ini terdapat

ne
ng
mengangkat fakta-fakta yang diterjemahkan sebagai suatu Perbuatan
Melawan Hukum, yakni :
1. Bahwa Para Tergugat mengakui telah terdapat perbuatan kelalaian

do
gu tindakan medis (malpraktek) dalam proses operasi yang dilakukan oleh
Tergugat III kepada anak Penggugat; (Bukti vide, P1/P3)

In
A
2. Tergugat I dan Tergugat II secara sepihak mengajukan surat perjanjian
dimana isi dan/atau klausa didalamnya sudah ditentukan sebelumnya oleh
ah

Tergugat.

lik
➢ Bahwa perjanjian yang dibuat oleh RS. Premier Bintaro adalah
dilakukan secara sepihak dengan klausul-klausul yang sudah disusun
am

ub
sedemikian rupa tanpa memberikan kesempatan dan/atau ruang
kepada Pemohon untuk memberikan pendapat, tambahan, revisi
ep
maupun hal - hal lain yang dapat merubah isi dari format perjanjian
k

yang sudah disusun sebelumnya tersebut. Padahal pihak RS. Premier


ah

R
Bintaro sangat tahu dan menawarkan salah satu point untuk

si
dimasukan dalam perjanjian yakni adalah pemeriksaan gratis paska

ne
ng

operasi di seluruh jaringan RS. Premier Bintaro di Indonesia. Hal yang


kemudian diketahui oleh Pemohon adalah sebagai siasat bujuk - rayu,
tipu muslihat pihak RS. Premier Bintaro agar Pemohon mau untuk

do
gu

melakukan komunikasi perjanjian, namun pada kenyataannya Pihak


RS. Premier Bintaro tidak mau atau keberatan untuk di masukan point
In
A

usulan Tergugat I sendiri dalam isi perjanjian tertulis;


➢ Perjanjian yang disusun secara sepihak tanpa memberikan
ah

lik

kesempatan bagi Pemohon untuk mengusulkan, mengajukan


tambahan isi dan/atau revisi menyebabkan posisi kedua belah pihak
dalam suatu negosiasi tidak seimbang, yang pada akhirnya
m

ub

melahirkan suatu perjanjian yang merugikan bagi salah satu pihak.


ka

Keuntungan kedudukan RS. Premier Bintaro dalam perjanjian tersebut


ep

atau dengan kata lain adalah sebagai pembuatan perjanjian baku dan
atau klausul baku dalam dokumen atau perjanjian. Dimana dokumen
ah

dan/atau perjanjian dibuat oleh salah satu pihak saja dalam hal ini RS.
es

Premier Bintaro sehingga hanya mengakomodir kepentingan RS.


M

ng

Premier Bintaro “lebih dominan” di atas pihak lainnya;


on

Hal 7 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
➢ Bahwa setelah dilakukan penandatanganan perjanjian tersebut

si
diketahui bahwa Pemohon masih mendapatkan anak Pemohon

ne
ng
(Pasien Malpraktek RS. Premier Bintaro) mengalami gangguan
pernapasan dan/atau susah bernapas hampir setiap malam. Oleh
karena itu, sebagaimana perjanjian lisan antara Pemohon dengan RS.

do
gu Premier Bintaro maka Pemohon beberapa kali melakukan
pemeriksaan kesehatan anak Pemohon di RS. Premier Bintaro secara

In
A
gratis. Oleh karena hasil pemeriksaan tidak dilakukan secara
menyeluruh maka Pemohon meminta agar perjanjian pengobatan
ah

lik
gratis lisan tersebut dapat dituangkan didalam perjanjian, namun
pihak RS. Premier Bintaro membantah adanya jenis perjanjian lisan
am

ub
dimaksud. Padahal Pihak RS. Premier Bintaro selalu menyatakan
pengobatan gratis dalam setiap bujuk rayu kepada Pemohon pada
saat malpraktek dilakukan. Meskipun pada faktanya, pengobatan
ep
k

gratis telah beberapa kali dilakukan oleh RS. Premier Bintaro kepada
ah

anak Penggugat;
R

si
Klausa baku menurut pendapat beberapa sarjana,

➢ Gunawan Widjaja,

ne
ng

"dikatakan bersifat “baku” karena, baik perjanjian maupun


klausula tersebut, tidak dapat dan tidak mungkin

do
gu

dinegosiasikan atau ditawar-tawar oleh pihak lainnya."


(Gunawan, 2001: 53).
In
A

➢ Ahmadi Miru,
ah

"perjanjian baku adalah perjanjian yang mengikat para pihak


lik

yang menandatanganinya, walaupun harus diakui bahwa


klausula yang terdapat dalam perjanjian baku banyak
m

ub

mengalihkan beban tanggung gugat dari pihak perancang


perjanjian baku kepada pihak lawannya." (Ahmadi Miru, 2004:
ka

ep

118).

Definisi Perjanjian yang bersifat baku lebih adalah sebagaimana


ah

yang diatur dalam pasal 1 ayat (10) Undang-undang tentang


es

Pelindungan Konsumen yakni :"Klausula Baku adalah setiap


M

aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan


ng

on

Hal 8 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku

si
usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau

ne
ng
perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen."

Berdasarkan rangkaian peristiwa dan dalil hukum diatas maka, jelaslah

do
bahwa perjanjian yang disusun, dibuat sepihak oleh Tergugat I kemudian
gu diserahkan untuk diandatangani Penggugat adalah merupakan perjanjian
sepihak bersifat baku atau klausa baku.

In
A
3. Bahwa Perjanjian tidak memenuhi syarat subjektif sebagai perjanjian,
dimana yang bertindak sebagai orang tua adalah hanya Ibu dari pasien
ah

lik
dan/atau korban dugaan malpraktek Tergugat saja.
➢ Bahwa dalam melakukan perjanjian penyelesaian masalah kelalaian
am

ub
tindakan medis, Para Tergugat hanya berkomonikasi dan/atau
berhubungan dengan ibu dari pasien Tergugat saja. Padahal, Pihak
RS. Premier Bintaro tahu bahwa pasien dan/atau korban dugaan
ep
k

malpraktek yang bernama Kensky Jonathan Juko Rottie (11 tahun)


ah

masih mempunyai ayah sebagai orang tua;


R

si
➢ Bahwa orang tua dari Pasien dan/atau anak anak Penggugat masih
terikat didalam pernikahan dengan kewenangan atau kekuasaan

ne
ng

terhadap anak yang belum dicabut oleh undang-undang;


Bahwa lebih jelas aturan perundang-undangan Indonesia mengatur

do
tentang kekuasaan, hak dan kewajiban orang tua sebagaimana
gu

dibawah ini :
➢ Bahwa yang dimaksud dengan orang tua dalam Undang - undang
In
A

adalah :
Pasal 1 ayat (4), UU 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
ah

lik

adalah
"ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah
dan/atau ibu angkat".
m

ub

➢ Kewajiban orang tua dan kuasa asuh menurut Undang - undang,


ka

adalah sebagaimana dibawah ini :


ep

➢ Pasal 47 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan


"Orang tua mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan
ah

hukum di dalam dan di luar Pengadilan".


R

es

➢ Pasal 1 ayat (12), UU 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak


M

adalah
ng

on

Hal 9 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
"Kuasa asuh adalah kekuasaan orang tua untuk mengasuh,

si
mendidik, memelihara, membina, melindungi, dan

ne
ng
menumbuhkembangkan anak sesuai dengan agama yang
dianutnya dan kemampuan, bakat, serta minatnya".

do
Berdasarkan hal diatas maka, jelaslah bahwa perjanjian yang di draft
gu sepihak, du ajukan untuk ditandatangani oleh ibu pasien RS. Premier
Bintaro adalah lemah dan tidak memenuhi syarat subjektif dari perjanjian

In
A
dimana pasien korban RS. Premier Bintaro tersebut masih memiliki ayah
yang masih terikat dalam perkawinan yang sah.
ah

lik
4. Bahwa, Penggugat baik secara langsung maupun melalui Pengacaranya
telah beberapa kali meminta hasil rekam medis anak Penggugat kepada
am

ub
Tergugat I melalui Tergugat II, namun hanya dijanjikan dan tidak
diserahkan.
➢ Bahwa, Tergugat II tidak menyerahkan hasil rekam medis anak
ep
k

Penggugat padahal Tergugat II tahu bahwa rekam medis adalah


ah

merupakan Hak Penggugat. Rekam medis sebagaimana


R

si
peruntukannya adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis,

ne
ng

pengobatan, tindakan pelayan lain atau tenaga kesehatan lain sesuai


kompetensinya, hasil pemeriksaan pengobatan yang telah diberikan

do
serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
gu

Karena itu, catatan ini adalah bersifat sangat penting dalam pelayanan
pasien, dimana dalam catatannya menekankan dan dan menjelaskan
In
A

perawatan khusus yang diberikan oleh tiap pemberi pelayanan


kesehatan guna mempertahanan sejumlah fakta dari kejadian
ah

lik

sewaktu-waktu.
➢ Bahwa dengan alasan untuk menjaga dan mempertahankan fakta
sebagaimana kejadian yang sebenar-benarnya karena itu rekam
m

ub

medis sangat dibutuhkan untuk mengetahui segala sesuatu terkait


ka

informasi yang diperlukan tentang riwayat pasien. Meskipun sudah


ep

dilakukan permintaan secara langsung melalui saluran telepon


maupun melalui surat. Padahal secara tegas semua peraturan
ah

berkenaan dengan rekam medis menyebutkan bahwa isi rekam medis


es

merupakan hak pasien. Oleh karena itu, keterlambatan pemberian


M

rekam medis maupun tidak memberikan rekam medis adalah


ng

on

Hal 10 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
merupakan suatu sikap Perbuatan Melawan Hukum.

si
Bahwa Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Tergugat I,

ne
ng
Tergugat II, dan Tergugat III, jelas telah terpenuhi oleh karena :
➢ Rekam medis a quo mutlak diperlukan Penggugat untuk mengetahui
informasi penyakit yang diderita oleh anak Penggugat baik kondisi

do
gu sebelum maupun sesudah kelalaian tindakan medis yang dilakukan
oleh Tergugat;

In

A
Bahwa rekam medis a quo juga diperlukan untuk kepentingan
rangkaian pemerinksaan dan/atau proses pembuktian perkara ini;
ah

Bahwa rekam medis adalah merupakan hak Penggugat dan/atau

lik
Kewajiban Tergugat yang diberikan berdasarkan peraturan
perundang-undangan sebagaimana yang diamanatkan dalam aturan
am

ub
perundang-undangan dibawah ini :
➢ Pasal 47 ayat (1) Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
ep
Praktek Kedokteran yang menyebutkan bahwa :
k

"Dokumen rekam medis sebagaimana yang dimaksud dlam pasal


ah

46 merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan


R

si
kesehatan, sedangkan rekam medis merupakan milik pasien".
➢ Jo. Pasal 52 huruf e Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tantang

ne
ng

Praktek Kedokteran, yakni :


"Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktek kedokteran

do
gu

mempunyai hak : a. Mendapatkan isi rekam medis".


➢ Jo. Pasal 53 ayat (2) Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan, menyebutkan :
In
A

"Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk


mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien"
ah

lik

Bahwa oleh karena secara Undang-undang isi rekam medis adalah milik
Penggugat, maka penting bagi Penggugat untuk mendapatkan informasi
m

ub

dan mengetahui isi dari rekam medis untuk mendapatkan informasi tentang
catatan pemeriksaan, pengobatan, penanganan medis penyakit anak
ka

Penggugat.
ep

Bahwa kepentingan rekam medis juga sangat dibutuhkan Penggugat


ah

sebagai bukti pemeriksaan dalam persidangan ini, sebagaimana Peraturan


R

Menteri Kesehatan 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, yang


es

menyebutkan :"pemanfaatan Rekam Medis dapat di pakai sebagai : a.


M

ng

Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien; b. Alat bukti dalam


on

Hal 11 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
proses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan

si
alat penegakan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi".

ne
ng
IV. UNSUR PERBUATAN MELAWAN HUKUM
Bahwa suatu perbuatan adalah dikatakan melanggar hukum dengan

do
gu
memenuhi
memenuhi unsur :
pasal 1365 KUHPerdata, jika didalam perbuatan tersebut

In
A
a. Perbuatan melawan hukum;
b. Kesalahan;
ah

c. Kerugian;

lik
d. Hubungan sebab akibat antara kesalahan dengan kerugian yang
ditimbulkan
am

ub
Bahwa berdasarkan hal diatas maka, dapatlah kami uraikan unsur-unsur
Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan Tergugat yakni :
ep
k

a. Perbuatan Melawan Hukum


Bahwa dalam doktrin ilmu hukum menurut beberapa ahli hukum yang
ah

R
dimaksud dengan Perbuatan Melawan Hukum, adalah :

si
Menurut, Rosa Agustina dalam bukunya Perbuatan Melawan Hukum,

ne
ng

terbitan Pasca Sarjana FH Universitas Indonesia (2003), hal. 117, membagi


Kategori Perbuatan Melawan Hukum sebagimana dibawah ini :
➢ Bertentangan dengan kewajiban hukumnya sendiri;

do
gu

➢ Bertentangan dengan hak subjektif orang lain;


➢ Bertentangan dengan kesusilaan;
In
➢ Bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian.
A

Bahwa Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat


ah

adalah berkaitan dengan adanya unsur yang bertentangan dengan


lik

kewajiban hukumnya sendiri, bertentangan dengan hak orang lain,


bertentangan dengan kesusilaan serta bertentangan dengan sikap
m

ub

kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian yang harus diindahkan dalam


pergaulan masyarakat terhadap orang lain atau benda.
ka

ep

Bertentangan dengan kewajiban hukumnya sendiri;


➢ Bertentangan dengan hak subjektif orang lain;
ah

Bahwa setelah dilakukannya operasi pada tanggal 22 Desember 2014,


es

Penggugat mendampingi anak Penggugat pada tanggal tanggal 27


M

ng

Desember 2014 untuk melakukan check up kepada Terdakwa III, sudah


on

Hal 12 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
disampaikan pengeluhan anak Penggugat yang susah bernapas dan

si
sakit yang amat sangat akibat tertinggalnya benda asing sisa-sisa

ne
ng
operasi di saluran jalan pernapasan anak Penggugat yang berusia 11
tahun. Namun oleh Tergugat III mengatakan bahwa rasa sakit tersebut
masih masuk kategori normal.

do
gu Bahwa benda asing yang kemudian diakui oleh Tergugat sebagai akibat
kelalaian medis tersebut, oleh pihak Tergugat I berupaya untuk

In
A
melakukan komunikasi dan perdamaian dengan iming-iming bahwa
anak Penggugat akan mendapatkan perawatan, pengobatan gratis
ah

lik
paska operasi diseluruh jaringan rumah sakit Tergugat I. Bujuk
rayu, tipu muslihat yang dilakukan Tergugat I hanya untuk
mendapatkan tandatangan Penggugat tersebut membuat Penggugat
am

ub
merasa bahwa Tergugat I mempunyai itikad baik baik secara hukum
dan sosial. Hal mana yang dibelakang hari kemudian disadari
ep
Penggugat bahwa Pihak Rumah Sakit hanya melihat permasalahan
k

kelalaian tindakan medis dari sisi penggantian materi senilai Rp.


ah

R
90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah) saja.

si
➢ Bertentangan dengan hak subjektif orang lain;

ne
ng

Bahwa sebagai Pasien adalah hak anak Penggugat apalagi anak


Penggugat yang masih status sebagai anak-anak 11 tahun untuk

do
gu

mendapatkan pelayanan yang baik, perawatan yang optimal serta


monitoring (check up) kesehatan yang layak sebagaimana layaknya
dilakukan oleh rumah sakit sekelas Premier Bintaro. Apalagi diketahui
In
A

bahwa rumah sakit Premier Bintaro adalah rumah sakit swasta yang
memberi biaya dan/atau tarif mahal kepada pasiennya.
ah

lik

Bahwa Penggugat sudah beberapa kali menghubungi Tergugat I untuk


meminta catatan isi rekam medis anak Penggugat, hal yang sama juga
m

ub

pernah dimintakan secara resmi melalui Penasehat Hukum Penggugat,


namun pihak Tergugat I melalui juru bicaranya drg. Auigfar hanya
ka

ep

menjanjikan namun tidak memberikan. Adapun keperluan isi rekam


medis dari Tergugat I sangat diperlukan bagi anak Penggugat yaitu
ah

untuk mengetahui jejak penanganan yang telah dilakukan Tergugat I


R

es

dan III, sehingga jelas untuk Penggugat dalam mengambil langkah


M

penanganan medis lanjutan di rumah sakit lain.


ng

on

Hal 13 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
➢ Bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian.

si
Bahwa jelas apa yang dilakukan oleh Tergugat I, Tergugat II dan

ne
ng
Tergugat III adalah bukti bahwa perbuatan Para Tergugat telah
bertentangan dengan asas kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian
dengan, sebagaimana dibawah ini :

do
gu 1) Tergugat III Melakukan kelalaian medis dengan meninggalkan
benda asing sisa operasi didalam saluran pernapasan anak

In
A
Penggugat yang berusia 11 Tahun;
2) Tergugat III Tidak Teliti pada saat melakukan perawatan kontrol
ah

lik
(check up) Anak Penggugat paska operasi, padahal Tergugat III
sudah mendengar langsung pengeluhan sakit yang diderita oleh
anak Penggugat, namun oleh Tergugat III masih mengatakan
am

ub
bahwa pasien/anak Penggugat masih dalam keadaan yang normal;
3) Tergugat I dan Tergugat II melakukan serangkaian bujuk - rayu
ep
kepada Penggugat dengan mengatakan akan melakukan
k

penggantian biaya dan perawatan dan/atau pengobatan gratis


ah

R
paska operasi kepada anak Penggugat diseluruh jaringan rumah

si
sakit Premier Bintaro di Indonesia, namun Pihak Tergugat I dan

ne
Tergugat II ingkar dan tidak mencantumkan didalam Perjanjian;
ng

4) Tergugat I melalui Dr. Erizon Safari di unit gawat darurat (Intensive


care unit) di RS. Premier Bintaro (Tergugat I) mengeluarkan surat

do
gu

diagnosa yang menyatakan bahwa anak Penggugat mengidap


dampak traumatik. Hal mana dikuatkan melalui hasil pemeriksaan
In
A

anak Penggugat di Pamulang Medical Center oleh dr. Wulansari,


Psi;
ah

5) Bahwa anak Penggugat masih sering merasakan tidak bisa


lik

bernapas tiba-tiba padahal telah melakukan pemeriksaan beberapa


kali melalui Tergugat III, bahwa oleh karena keluhan sakit secara
m

ub

terus-menerus yang dialami oleh anak Penggugat maka Penggugat


meminta kepada Tergugat I untuk dapat mencantumkan
ka

ep

perawatan/pengobatan gratis sebagaimana janji Tergugat I melalui


drg. Auigfar di dalam perjanjian, namun hal ini disangkal kemudian
ah

oleh Tergugat I dan Tergugat II bahwa janji pengobatan gratis tidak


R

es

pernah dijanjikan oleh Tergugat I dan Tergugat II kepada


M

Penggugat.
ng

on

Hal 14 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
b. Kesalahan

si
Berdasarkan pasal 1365 KUHPerdata, apabila unsur kesalahan itu

ne
ng
dilakukan baik dengan sengaja ataupun dilakukan karena kealpaan maka
akibat hukumnya adalah sama. Oleh karena itu maka, Pelaku tetap
bertanggungjawab untuk membayar kerugian yang diderita oleh anak

do
gu Penggugat dan Penggugat.

c. Kerugian

In
A
Bahwa yang dimaksud dengan "kerugian" dalam pasal1365 KUHPerdata
adalah kerugian yang timbul karena Perbuatan Melawan Hukum. Tiap
ah

lik
Perbuatan Melawan Hukum tidak hanya dapat mengakibatkan kerugian
uang saja, tapi juga hal yang menyebabkan kerugian imatril /moril atau idiil,
yakni ketakutan, kecemasan, kesakitan, trauma, dan hilangnya kesenangan
am

ub
hidup..

Didalam perkara ini, perbuatan Para Tergugat jelas telah menyebabkan


ep
k

anak Penggugat dan Penggugat mengalami kerugian selain telah


ah

melakukan kelalaian tindakan operasi, serangkaian bujuk rayu / tipu


R
muslihat bahwa Pihak Tergugat I akan bertanggungjawab akan melakukan

si
pengobatan gratis yang tertuang didalam perjanjian, maupun dampak

ne
ng

kesehatan anak Penggugat Paska Operasi, tetapi juga kerugian langsung


baik secara materiel maupun Imateriel,

do
gu

Secara Matriel : Bahwa akibat dari perbuatan Para Tergugat ini, Penggugat
yang terdiri atas orang tua (ayah dan ibu) dari korban telah mengalami
kerugian kehilangan keuntungan (benefit lost) karena harus berhenti bekerja
In
A

sementara untuk mendampingi anak Penggugat yang sering seperti


kehilangan kemampuan bernapas sewaktu-waktu.
ah

lik

Secara Imatriel : dalam perkara ini jelas, bahwa dalam perbuatan melawan
hukum yang telah dilakukan oleh Tergugat menyebabkan kesia-siaan
m

ub

waktu, energi, pikiran dan yang paling membuat Penggugat menderita


adalah perasaan kesakitan akibat pendarahan yang teramat sangat hingga
ka

meninggalkan beban traumatik kepada anak Penggugat


ep

d. Hubungan sebab akibat antara kesalahan dengan kerugian yang


ah

ditimbulkan
R

es

Yaitu adanya unsur sebab-akibat untuk memenuhi pasal 1365 KUHPerdata


M

dimaksud untuk melihat terdapat hubungan kausal antara kesalahan yang


ng

on

Hal 15 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
dilakukan dengan kerugian yang ditimbulkan, sehingga dengan demikian

si
Para Tergugat dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. Bahwa

ne
ng
Para Tergugat telah malakukan perbuatan hukum, maka jelas sanksi dalam
pasalh 1365 KUHPerdata dapat diterapkan karena menimbulkan kerugian
bagi Penggugat. Dalam hal ini, menunjuk pada point-point diatas maka

do
gu jelaslah terbukti bahwa hubungan antara kerugian yang diderita oleh
Penggugat adalah akibat dari perbuatan yang dilakukan oleh Para Tergugat;

In
A
V. KERUGIAN PENGGUGAT

Bahwa atas Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat,
ah

lik
maka Penggugat telah menerima kerugian sebagaimana dibawah ini :

1. Materil,
am

ub
Bahwa kerugian materil yang diakibatkan oleh Para Terdakwa bilamana
Majelis Hakim mengabulkan Pembatalan Perjanjian Perdamaian dan
ep
Pemberian Pelepasan adalah, sebagai berikut :
k

Biaya Kamar Perawatan, Administrasi Pasien : Rp. 19.284.969,- (sembilan


ah

belas juta dua ratus delapan puluh empat ribu sembilan ratus enam
R

si
puluh sembilan rupiah)
Biaya lain diluar penggantian biaya perawatan dalam perjanjian :

ne
ng

Biaya Pasien Rawat Jalan di Pamulang Medical Center untuk pemeriksaan


dokter dan resep : Rp. 460.000,- (empat ratus enam puluh ribu rupiah)

do
gu

2. Imateril
Kerugian imateril adalah jenis kerugian yang diderita oleh anak Penggugat
In
maupun Penggugat akibat perbuatan Para Tergugat.
A

Bahwa kelalaian tindakan medis yang dilakukan oleh Tergugat III


ah

lik

menyebabkan anak Penggugat mengalami :


➢ Tersumbatnya saluran napas, tertutup oleh benda asing sisa-sia operasi
selama 9 (sembilan) hari;
m

ub

➢ Bahwa selama sumbatan saluran pernapasan tersebut, anak penggugat


merasakan kesakitan yang luar biasa baik pada saat makan, minum,
ka

ep

maupun bernapas;
➢ Bahwa sejak dikeluarkannya benda asing oleh anak Penggugat sendiri,
ah

rasa sesak seperti kehilangan kemampuan bernapas tetap dirasakan oleh


R

es

anak Penggugat hingga dengan saat ini;


M

➢ Bahwa anak Penggugat mengalami Beban traumatik yang mendalam, hidup


ng

on

Hal 16 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
dalam ketakutan dan kecemasan akan mengalami kehilangan kemampuan

si
bernapas sewaktu - waktu, hal mana hingga saat ini terus menghantui

ne
ng
pikiran anak Penggugat;

Berdaskan hal diatas, maka sangat beralasan apabila Penggugat menuntut

do
guganti rugi sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). Mengingat
perbuatan tidak patut yang telah dilakukan oleh Para Tergugat kepada pasien
anak sehingga telah kehilangan hak untuk bermain, hak untuk bersenang

In
A
dan/atau hak anak lainnya.
ah

VI. SITA JAMINAN

lik
Bahwa oleh karena Penggugat mempunyai sangkaan yang beralasan bahwa
Para Tergugat tidak beritikad baik, maka untuk menjamin agar putusan ini
am

ub
kelak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya (tidak ilusoir) mohon agar
dapat diletakan sita jaminan (conservatoir beslag) terlebih dahulu atas barang
ep
bergerak dan tidak bergerak berupa tanah, bangunan dan berikut isinya yang
k

terletak di Jalan M.H. Thamrin No.1, Sektor 7 Bintaro Jaya, Banten 15224.
ah

R
VII. UANG PAKSA (DWANGSOM)

si
Bahwa di khawatirkan Para Tergugat akan lalai dalam melaksanakan isi

ne
ng

putusan ini, maka berdasarkan hukum, mohon agar kepada terhadap Para
Tergugat dikenakan uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 5.000.000,- (lima
juta) untuk per/ setiap hari keterlambatan memenuhi isi putusan ini terhitung

do
gu

sejak putusan ini dibacakan.

VIII.AGAR PUTUSAN TERLEBIH DAHULU DAPAT DIJALANKAN


In
A

(UITVOERBAAR BIJ VOORRAAD)


Bahwa oleh karena gugatan ini didasarkan pada bukti-bukti yang otentik dan
ah

lik

tidak dapat dibantah kebenarannya maka sangat beralasan kiranya putusan


perkara ini dinyatakan dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun terdapat
m

ub

verset, banding maupun kasasi.

IX. TUNTUTAN DAN PERMOHONAN (PETITIUM)


ka

ep

Berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas maka kami mohon kepada yang


terhormat Ketua Pengadilan Negeri Tanggerang untuk memeriksa, mengadili,
ah

dan memberikan putusan sebagai berikut :


R

es

PRIMAIR
M

ng

1. Menerima dan mengabulkan gugatan penggugat untuk sepenuhnya;


on

Hal 17 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
2. Menyatakan bahwa Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan

si
Hukum;

ne
ng
3. Membatalkan Perjanjian sepihak yang dibuat oleh Para Tergugat;
4. Menghukum kepada Tergugat untuk membayar ganti kerugian kepada
Penggugat sebesar Rp. 5.000.000.000,- (Lima Milyar Rupiah);

do
gu
5. Menyatakan secara hukum bahwa putusan perkara ini dapat dilaksanakan
terlebih dahulu meskipun ada upaya hukum lain dari Tergugat;

In
A
6. Menghukum kepada tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul
dalam perkara ini.
ah

lik
SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim di Pengadilan Negeri Tanggerang berpendapat
am

ub
lain, maka kami mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et
bono).Demikian gugatan ini kami sampaikan atas dikabulkannya gugatan kami
ep
ini ducapkan terima kasih.
k
ah

Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan para pihak
R

si
yang datang menghadap dipersidangan adalah sebagai berikut:
- Untuk Penggugat datang menghadap kuasanya Liston Silalahi, SH., dkk.

ne
ng

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 23 Oktober 2015 ;


- Untuk Para Tergugat datang menghadap kuasanya Iswahjudi A. Karim, SH.,

do
LL.M., dkk., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 15 Desember 2015 dan
gu

10 Desember 2015 ;

Menimbang, bahwa pada persidangan hari Selasa, tanggal 26 April 2016,


In
A

Penggugat telah mencabut Kuasanya yang lama yaitu Liston Silalahi, SH., dkk
berdasarkan Surat Kuasa Pencabutan dari Kuasa Penggugat yang lama,
ah

lik

tertanggal 19 April 2016, dan Penggugat telah menunjuk Kuasanya yang baru
bernama Rio Andre W. Siahaan, SH.MH. dan Agus Askin Harta Mulya, SH.MH,
m

ub

dan menyerahkan Surat Kuasa yang baru tertanggal 22 April 2016 ;


ka

Menimbang, bahwa para pihak telah hadir lengkap maka Majelis Hakim
ep

terlebih dahulu menganjurkan agar perkara ini dapat diakhiri dengan perdamaian,
dan untuk itu sebelum perkara ini diperiksa, maka sesuai dengan Surat Edaran
ah

Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2008 Pasal 3 dan pasal 7 ayat (1), mewajibkan
es

kepada para pihak yang untuk mengupayakan perdamaian melalui Mediasi;


M

ng

on

Hal 18 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Menimbang, bahwa untuk pelaksanaan mediasi atas permintaan pihak-

si
pihak yang berperkara maka Ketua Majelis telah menunjuk Mediator yaitu

ne
ng
SYAMSUDIN, SH.MH, Hakim Pengadilan Negeri Tangerang, sebagai Mediator
untuk melaksanakan upaya perdamaian melalui mediasi terhadap para pihak

do
dalam perkara ini ;
gu Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Mediator tanggal 26 Januari 2016

In
ternyata upaya damai melalui mediasi yang dilakukan terhadap para pihak yang
A
berperkara telah dinyatakan gagal/tidak tercapai perdamaian. Oleh karena itu
pemeriksaan dilanjutkan dengan terlebih dahulu membacakan Surat Gugatan
ah

lik
Penggugat tanggal 17 Nopember 2015 ;

Menimbang, bahwa atas Gugatan Penggugat tersebut, Para Tergugat telah


am

ub
mengajukan Jawabannya sebagai berikut dibawah ini ;

I. PENDAHULUAN
ep
k

1. Bahwa Gugatan PENGGUGAT prematur, karena saat ini proses di Majelis


ah

Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) sedang berlangsung


R

si
sehingga PENGGUGAT terlebih dahulu harus menunggu keputusan dari
MKDKI sebelum PENGGUGAT mengajukan gugatannya di Pengadilan

ne
ng

Negeri Tangerang.

2. Bahwa PENGGUGAT keliru mengajukan Gugatan terhadap TERGUGAT I,

do
gu

karena tidak ada lembaga yang bernama PT AFFINITY HEALTH INDONESIA


RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO. Tetapi yang ada adalah PT AFFINITY
In
HEALTH INDONESIA atau RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO dimana
A

keduanya adalah lembaga yang berbeda.


ah

3. Bahwa PENGGUGAT keliru mengajukan Gugatan terhadap TERGUGAT II,


lik

karena hubungan hukum yang terjadi adalah antara PENGGUGAT


dengan pihak RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO dan bukan kepada
m

ub

pribadi Dr. JUNIWATI GUNAWAN. Seluruh tindakan yang dilakukan Dr.


JUNIWATI GUNAWAN yang berhubungan dengan penyelesaian
ka

ep

permasalahan dengan PENGGUGAT adalah bertindak untuk dan atas nama


RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO.
ah

4. Bahwa Gugatan PENGGUGAT kurang pihak, karena PENGGUGAT tidak


es

mengikutsertakan RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO sebagai pihak


M

ng

dalam Gugatan PENGGUGAT. Tetapi PENGGUGAT telah salah menarik PT


on

Hal 19 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
AFFINITY HEALTH INDONESIA RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO sebagai

si
TERGUGAT I.

ne
ng
5. Bahwa PENGGUGAT tidak memiliki legal standing untuk mengajukan Gugatan
terhadap TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III karena
permasalahan yang terjadi terkait dengan anak PENGGUGAT sudah

do
gu
selesai dengan ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian dan Pemberian
Pelepasan pada tanggal 8 Januari 2015 (closed end).

In
A
6. Bahwa Gugatan PENGGUGAT tidak jelas dan/atau kabur (obscuur libel),
karena antara posita dan petitum tidak jelas dan/atau tidak saling
ah

mendukung diantaranya adalah sebagai berikut:

lik
(i) PENGGUGAT menuntut ganti rugi berupa (i) materil sebesar Rp
19.284.969,- (sembilan belas juta dua ratus delapan puluh empat ribu
am

ub
sembilan ratus enam puluh sembilan rupiah) ditambah Rp 460.000,-
(empat ratus enam puluh ribu rupiah) dan (ii) imateril sejumlah Rp
ep
5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) dalam positanya. Namun dalam
k

petitum PENGGUGAT hanya menuntut ganti rugi sebesar Rp


ah

5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) kepada TERGUGAT. Tuntutan


R

si
kerugian yang mana tidak disebutkan dan tidak jelas ditujukan
kepada TERGUGAT yang mana. Padahal TERGUGAT tidak ada dalam

ne
ng

Gugatan PENGGUGAT sehingga Gugatan PENGGUGAT adalah tidak


jelas dan/atau kabur;

do
gu

(ii) Dalam posita Gugatan PENGGUGAT terdapat penyebutan yang


berbeda-beda. PENGGUGAT sebagai Pelapor (pada bagian II butir 9, 14
dan 17) dan sebagai Pemohon (bagian II butir 16 dan bagian III butir 2
In
A

alenia 1 dan 3), juga penyebutan TERGUGAT III sebagai Terlapor III
(bagian II butir 13) dan sebagai Terdakwa III (bagian IV butir a alenia 5)
ah

lik

serta penyebutan Para Tergugat sebagai Para Terdakwa (bagian IV butir


1) menjadikan Gugatan PENGGUGAT menjadi semakin tidak jelas
m

ub

dan/atau kabur.
(iii) Dalam posita Gugatan PENGGUGAT terdapat beberapa penulisan
ka

dan/atau penyebutan nama yang salah yaitu (i) drg. Auigfar (bagian II
ep

butir 8), (ii) drg. Augifar (bagian II butir 11 dan 19), dan (iii) drg. Auigfat
ah

(bagian II butir 15), tetapi nama yang sebenarnya adalah Drg. NAILUFAR,
R

MARS. Hal ini menjadikan Gugatan PENGGUGAT menjadi tidak jelas


es

dan/atau kabur.
M

ng

on

Hal 20 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
7. Bahwa terdapat fakta dimana PENGGUGAT dan pihak RUMAH SAKIT

si
PREMIER BINTARO telah membuat dan menandatangani Perjanjian

ne
ng
Perdamaian dan Pemberian Pelepasan pada tanggal 8 Januari 2015 (untuk
selanjutnya disebut sebagai “Perjanjian Perdamaian”).
8. Bahwa dalam Perjanjian Perdamaian tersebut disepakati bahwa pihak RUMAH

do
gu
SAKIT PREMIER BINTARO mengembalikan biaya
Rp 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) kepada PENGGUGAT dan
perawatan sebesar

In
A
PENGGUGAT melepaskan segala tuntutan apapun kepada pihak RUMAH
SAKIT PREMIER BINTARO termasuk para dokter, para karyawan dan
ah

kontraktornya dan permintaan-permintaan apapun.

lik
9. Bahwa terdapat fakta lainnya dimana pihak RUMAH SAKIT PREMIER
BINTARO memberikan tambahan uang sebagai pengembalian biaya
am

ub
perawatan sebesar Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) kepada
PENGGUGAT sehingga total uang yang diterima oleh PENGGUGAT dari
ep
pihak RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO adalah sebesar Rp 90.000.000,-
k

(sembilan puluh juta rupiah).


ah

10. Bahwa Perjanjian Perdamaian dibuat oleh PENGGUGAT dan pihak RUMAH
R

si
SAKIT PREMIER BINTARO berdasarkan hasil pertemuan dengan
musyawarah mufakat pada tanggal 5 Januari 2015, sehingga Perjanjian

ne
ng

Perdamaian tersebut merupakan hasil dari negosiasi dan kesepakatan


para pihak yang ditandatangani secara sukarela tanpa adanya paksaan

do
gu

dari pihak manapun.


11. Bahwa dengan adanya Perjanjian Perdamaian tersebut maka secara hukum
tuntutan PENGGUGAT dalam Gugatan PENGGUGAT adalah tidak
In
A

berdasar hukum, karena permasalahan antara PENGGUGAT dengan pihak


RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO telah diselesaikan secara damai.
ah

lik

PENGGUGAT telah melepaskan segala tuntutan apapun kepada pihak


RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO termasuk kepada para dokter, para
m

ub

karyawan dan kontraktornya, dan termasuk permintaan-permintaan apapun.


Dengan demikian, Gugatan PENGGUGAT haruslah ditolak atau setidak-
ka

tidaknya tidak dapat diterima.


ep

II. DALAM EKSEPSI


ah

1. Bahwa hal-hal sebagaimana diuraikan TERGUGAT I, TERGUGAT II dan


es

TERGUGAT III pada bagian PENDAHULUAN di atas haruslah dianggap


M

ng

on

Hal 21 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
sebagai satu kesatuan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

si
bagian EKSEPSI ini.

ne
ng
A. GUGATAN PENGGUGAT PREMATUR KARENA SAAT INI PENGGUGAT
SEDANG MENGAJUKAN PERMASALAHAN YANG MENJADI DASAR

do
GUGATAN KE MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN
gu
INDONESIA (MKDKI) DAN PROSESNYA SAAT INI MASIH BERLANGSUNG
DAN BELUM TERDAPAT KEPUTUSAN FINAL DAN MENGIKAT DARI

In
A
MKDKI. DENGAN DEMIKIAN PENGGUGAT HARUS MENUNGGU
KEPUTUSAN MKDKI SEBELUM MENGAJUKAN GUGATAN KE
ah

lik
PENGADILAN NEGERI TANGERANG
2. Bahwa di dalam Gugatan PENGGUGAT pada bagian III, butir 1,
PENGGUGAT telah mendalilkan sebagai berikut:
am

ub
“Perbuatan kelalaian tindakan medis (malpraktek) dalam proses operasi yang
dilakukan oleh Tergugat III kepada anak Penggugat.”
ep
3. Bahwa untuk menilai kelalaian seorang dokter dalam praktik kedokteran
k

adalah merupakan kewenangan dari Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran


ah

R
Indonesia (MKDKI).

si
Pasal 1 Angka 14 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

ne
Kedokteran (UU No.29/2004) juncto Pasal 1 Angka 5 Peraturan Konsil
ng

Kedokteran Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Disiplin Profesional


Dokter dan Dokter Gigi (PKKI No.4/2011) menyebutkan sebagai berikut:

do
gu

Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia adalah lembaga yang


berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan
In
dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan
A

kedokteran gigi, dan menetapkan sanksi.


Selanjutnya, pada bagian Pendahuluan dalam Lampiran PKKI No.4/2011
ah

lik

menyebutkan bahwa dalam hal penegakan disiplin dan pengenaan sanksi


disiplin bagi Dokter dan Dokter Gigi yang melakukan pelanggaran Disiplin
m

ub

Profesional Dokter dan Dokter Gigi maka lembaga yang berwenang menurut
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran adalah
ka

ep

MKDKI.
Pasal 64 UU No.29/2004 menegaskan sebagai berikut:
ah

“Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia bertugas :


R

a. menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus


es
M

pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang diajukan; dan


ng

on

Hal 22 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
b. menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin

si
dokter atau dokter gigi.”

ne
ng
4. Bahwa PENGGUGAT telah mengajukan laporan/pengaduan kepada
MKDKI terkait dengan ada tidaknya kelalaian TERGUGAT III dalam
memberikan pelayanan medis terhadap anak PENGGUGAT yang bernama

do
gu
KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE. Saat ini proses di MKDKI sedang
berlangsung sehingga terlebih dahulu PENGGUGAT harus menunggu

In
A
keputusan MKDKI sebelum PENGGUGAT mengajukan gugatan ke
Pengadilan Negeri Tangerang.
ah

5. Dengan demikian, Gugatan PENGGUGAT merupakan gugatan yang prematur.

lik
Oleh karena itu, Gugatan PENGGUGAT harus dinyatakan tidak dapat diterima
(niet ontvankelijk verklaard).
am

ub
B. PENGGUGAT KELIRU MENGAJUKAN GUGATAN TERHADAP PT
AFFINITY HEALTH INDONESIA RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO
ep
k

SEBAGAI TERGUGAT I KARENA TIDAK ADA LEMBAGA PT AFFINITY


ah

HEALTH INDONESIA RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO SEHINGGA


R
GUGATAN PENGGUGAT ADALAH SALAH PIHAK (EKSEPSI ERROR IN

si
PERSONA)

ne
ng

6. Bahwa PENGGUGAT telah menggugat PT AFFINITY HEALTH INDONESIA


RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO sebagai TERGUGAT I.
7. Bahwa tidak ada lembaga yang bernama PT AFFINITY HEALTH INDONESIA

do
gu

RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO. Tetapi yang ada adalah PT AFFINITY


HEALTH INDONESIA atau RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO.
In
8. Bahwa Gugatan PENGGUGAT dalam perkara aquo adalah keliru dalam
A

menggugat nama subyek hukumnya sehingga menjadi salah pihak (error in


persona). Di samping itu, TERGUGAT I tidak memiliki hubungan hukum
ah

lik

dengan PENGGUGAT.
9. Bahwa terdapat fakta mengenai pendaftaran dan perawatan terhadap anak
m

ub

PENGGUGAT yang bernama KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE tidak


pernah menggunakan formulir dan dokumentasi yang diterbitkan/
ka

dikeluarkan oleh TERGUGAT I melainkan diterbitkan/dikeluarkan oleh pihak


ep

RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO.


ah

10. Dengan demikian, PENGGUGAT telah salah pihak (error in persona), karena
R

PENGGUGAT menggugat TERGUGAT I sebagai pihak yang tidak memiliki


es

hubungan langsung dengan anak PENGGUGAT yang bernama KENSKY


M

ng

on

Hal 23 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
JONATHAN JUKO ROTTIE termasuk juga dengan PENGGUGAT dalam

si
perkara aquo.

ne
ng
11. Berdasarkan Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung RI No.601 K/Sip/1975
menegaskan kaidah hukum bahwa gugatan yang keliru pihak yang ditarik
sebagai tergugat harus dinyatakan tidak dapat diterima. Oleh karena itu,

do
gu
Gugatan PENGGUGAT
ontvankelijk verklaard).
harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet

In
A
C. PENGGUGAT KELIRU MENGAJUKAN GUGATAN TERHADAP Dr.
JUNIWATI GUNAWAN SEBAGAI TERGUGAT II KARENA TINDAKAN Dr.
ah

lik
JUNIWATI GUNAWAN BERTINDAK UNTUK DAN ATAS NAMA RUMAH
SAKIT PREMIER BINTARO BUKAN BERTINDAK SECARA PRIBADI
am

ub
12. Bahwa di dalam Gugatan PENGGUGAT, PENGGUGAT telah menggugat
Dr. JUNIWATI GUNAWAN sebagai TERGUGAT II.
13. Bahwa Gugatan PENGGUGAT telah keliru karena hubungan hukum yang ada
ep
k

adalah PENGGUGAT dengan pihak RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO dan


ah

bukan kepada Dr. JUNIWATI GUNAWAN secara pribadi.


R
14. Bahwa seluruh tindakan yang dilakukan Dr. JUNIWATI GUNAWAN yang

si
berhubungan dengan pasien anak PENGGUGAT adalah bertindak untuk dan

ne
ng

atas nama RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO. Dengan kata lain, Dr.
JUNIWATI GUNAWAN berhubungan dengan PENGGUGAT dalam
kapasitasnya sebagai Direktur dari RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO

do
gu

sehingga bertindak untuk dan atas nama RUMAH SAKIT PREMIER


BINTARO dan bukan secara pribadi.
In
A

15. Bahwa apabila terjadi perselisihan/sengketa, maka sengketa tersebut adalah


antara PENGGUGAT dan pihak RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO dan
ah

bukan kepada Dr. JUNIWATI GUNAWAN secara pribadi. Gugatan harus


lik

diajukan kepada RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO.


16. Dengan demikian, Gugatan PENGGUGAT telah keliru dan karenanya harus
m

ub

dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard).


ka

D. GUGATAN PENGGUGAT KURANG PIHAK KARENA TIDAK


ep

MENGIKUTSERTAKAN RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO SEBAGAI


ah

PIHAK DALAM GUGATAN PENGGUGAT DALAM PERKARA AQUO


R

(EXCEPTIO PLURIUM LITIS CONSORTIUM)


es

17. Bahwa di dalam Gugatan PENGGUGAT pada bagian II, butir 1, PENGGUGAT
M

ng

telah mendalilkan:
on

Hal 24 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
“Bahwa pada tanggal 22 Desember 2014, anak PENGGUGAT mengeluh

si
merasa sakit pada bagian tenggorokan sehingga sekira pada pukul 10:00 WIB

ne
ng
PENGGUGAT membawa anak PENGGUGAT untuk dapat diperiksa dan/atau
dirawat di RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO (Tergugat).”
18. Bahwa PENGGUGAT mengakui terdapat hubungan hukum antara KENSKY

do
gu
JONATHAN JUKO ROTTIE (in casu anak PENGGUGAT) dengan pihak
RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO dimana anak PENGGUGAT diperiksa

In
A
dan/atau dirawat di RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO sebagaimana dalil
tersebut di atas. Dalam Gugatan PENGGUGAT, PENGGUGAT tidak
mengikutsertakan RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO sebagai pihak
ah

lik
tetapi PENGGUGAT malah menarik PT AFFINITY HEALTH INDONESIA
RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO sebagai TERGUGAT I yang tidak ada
am

ub
hubungan hukum dengan PENGGUGAT.
19. Dengan demikian, Gugatan PENGGUGAT kurang pihak, karena tidak
mengikutsertakan RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO sebagai pihak dalam
ep
k

perkara aquo.
ah

20. Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.621 K/Sip/1975 tanggal


R

si
25 Mei 1977 menegaskan kaidah hukum bahwa suatu gugatan yang kurang
pihak sudah seharusnya tidak diterima oleh pengadilan negeri. Oleh

ne
ng

karena itu, Gugatan PENGGUGAT harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet
ontvankelijk verklaard).

do
gu

E. PENGGUGAT TIDAK MEMILIKI PERSONA STANDI IN JUDICIO (LEGAL


STANDING) UNTUK MENGAJUKAN GUGATAN TERHADAP TERGUGAT I,
In
A

TERGUGAT II DAN TERGUGAT IIII KARENA PERMASALAHAN YANG


TERJADI SUDAH SELESAI (CLOSED END) DENGAN DITANDATANGINYA
ah

lik

PERJANJIAN PERDAMAIAN
21. Bahwa PENGGUGAT telah menggugat PT AFFINITY HEALTH INDONESIA
m

ub

RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO sebagai TERGUGAT I, Dr. JUNIWATI


GUNAWAN sebagai TERGUGAT II dan Dr. SUSI GALIH PRAMUDJA, Sp.
ka

THT sebagai TERGUGAT III terkait dengan permasalahan yang terjadi dengan
ep

anak PENGGUGAT yang telah diperiksa/dirawat di RUMAH SAKIT PREMIER


ah

BINTARO.
R

22. Bahwa permasalahan yang terjadi dengan anak PENGGUGAT bernama


es
M

KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE dengan pihak RUMAH SAKIT


ng

PREMIER BINTARO telah diselesaikan melalui musyawarah mufakat dan


on

Hal 25 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
kemudian ditindaklanjuti dengan ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian.

si
Jadi permasalahan yang terjadi antara PENGGUGAT dengan pihak

ne
ng
RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO sudah selesai (closed end).

23. Dengan demikian PENGGUGAT tidak lagi memiliki legal standing untuk
mengajukan Gugatan terhadap TERGUGAT I, TERGUGAT II dan

do
gu
TERGUGAT III.

F. GUGATAN PENGGUGAT KABUR DAN/ATAU TIDAK JELAS (EXCEPTIO

In
A
OBSCUUR LIBEL) KARENA ANTARA POSITA DAN PETITUM TIDAK
JELAS DAN/ATAU TIDAK SALING MENDUKUNG
ah

lik
24. Bahwa Gugatan PENGGUGAT tidak jelas dan/atau kabur (obscuur libel),
karena antara posita dan petitum tidak saling mendukung, dan formulasi
gugatan tidak jelas dan tidak sistematis, dengan penjelasan sebagai berikut:
am

ub
a. Pada halaman 1 PENGGUGAT menyebutkan anak PENGGUGAT berusia
11 tahun. Namun pada halaman 2 PENGGUGAT menyebutkan anak
ep
k

PENGGUGAT berusia 9 tahun. Dari adanya perbedaan dalam


ah

penyebutan umur menunjukkan bahwa Gugatan PENGGUGAT tidak jelas


R
dan/atau kabur.

si
b. Pada bagian II, butir 1 Gugatan PENGGUGAT menyebutkan bahwa

ne
ng

RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO (TERGUGAT). Padahal dalam


Gugatan PENGGUGAT tidak ada TERGUGAT tetapi yang ada adalah

do
TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III. Oleh karena itu
gu

Gugatan PENGGUGAT menjadi tidak jelas dan/atau kabur.

c. Gugatan PENGGUGAT pada bagian IV, butir 1, PENGGUGAT telah


In
A

mendalilkan dalam posita Gugatan PENGGUGAT menuntut ganti rugi


berupa:
ah

lik

1. Materil sebesar Rp 19.284.969,- (sembilan belas juta dua ratus


delapan puluh empat ribu sembilan ratus enam puluh sembilan rupiah)
m

ub

ditambah Rp 460.000,- (empat ratus enam puluh ribu rupiah).


2. Imateril sebesar Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah).
ka

Namun dalam petitumnya, PENGGUGAT menuntut ganti rugi sebesar


ep

Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) kepada TERGUGAT. Tidak


ah

menyebutkan dari kerugian yang mana. Petitum tidak sesuai dengan


R

positanya (dalil-dalil gugatan). Oleh karena itu Gugatan PENGGUGAT


es
M

menjadi tidak jelas dan/atau kabur.


ng

on

Hal 26 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
d. Dalam petitumnya tuntutan ganti rugi ditujukan hanya kepada

si
TERGUGAT, padahal TERGUGAT yang dimaksud dalam Gugatan

ne
ng
PENGGUGAT tidak ada. Hal ini menunjukkan tuntutan PENGGUGAT
yang diajukan kepada TERGUGAT tidak jelas ditujukan kepada siapa
atau TERGUGAT yang mana. Oleh karena itu Gugatan PENGGUGAT

do
gu menjadi tidak jelas dan/atau kabur.
e. Dalam posita mendalilkan TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT

In
A
III diduga telah melakukan perbuatan melawan hukum. Namun dalam
petitumnya menyatakan TERGUGAT telah melakukan perbuatan melawan
hukum. TERGUGAT tidak ada dalam Gugatan PENGGUGAT sehingga
ah

lik
petitum tidak sesuai dengan posita atau dalil-dalil Gugatan PENGGUGAT.
Oleh karenanya Gugatan PENGGUGAT menjadi tidak jelas dan/atau
am

ub
kabur.
f. Dalam posita Gugatan PENGGUGAT terdapat penyebutan PENGGUGAT
sebagai Pelapor (pada bagian II butir 9, 14 dan 17) dan sebagai
ep
k

Pemohon (bagian II butir 16 dan bagian III butir 2 alenia 1 dan 3), juga
ah

penyebutan TERGUGAT III sebagai Terlapor III (bagian II butir 13) dan
R

si
sebagai Terdakwa III (bagian IV butir a alenia 5) serta penyebutan Para
Tergugat sebagai Para Terdakwa (bagian IV butir 1). Hal ini menjadikan

ne
ng

Gugatan PENGGUGAT menjadi semakin tidak jelas dan/atau kabur.


g. Dalam posita Gugatan PENGGUGAT terdapat beberapa penulisan

do
dan/atau penyebutan nama yang salah yaitu (i) drg. Auigfar (bagian II
gu

butir 8), (ii) drg. Augifar (bagian II butir 11 dan 19), dan (iii) drg. Auigfat
(bagian II butir 15), tetapi nama yang sebenarnya adalah Drg. NAILUFAR,
In
A

MARS. Hal ini menjadikan Gugatan PENGGUGAT menjadi tidak jelas


dan/atau kabur.
ah

lik

h. Gugatan PENGGUGAT kabur, tidak sistematis dan sulit untuk


dimengerti, karena dalil PENGGUGAT mengenai perbuatan melawan
hukum yang dituduhkan terhadap TERGUGAT I, TERGUGAT II dan
m

ub

TERGUGAT III tanpa adanya penjelasan yang mendasarinya dan tanpa


ka

menyebutkan apa perbuatannya, apa kesalahannya, apa kerugiannya, dan


ep

apakah ada hubungan kausalitas dari perbuatan yang dituduhkan sebagai


perbuatan melawan hukum kepada TERGUGAT I, TERGUGAT II dan
ah

TERGUGAT III. Tuduhan perbuatan melawan hukumnya bersifat kabur


R

es

dan tidak spesifik. Dengan kata lain, Gugatan PENGGUGAT tidak terang
M

dan formulasi Gugatan PENGGUGAT tidak jelas dan/atau kabur.


ng

on

Hal 27 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
25. Dari hal-hal tersebut di atas, maka antara posita dan petitum Gugatan

si
PENGGUGAT tidak jelas dan/atau tidak saling mendukung satu sama lain.

ne
ng
Akibat posita dan petitum Gugatan PENGGUGAT tidak saling mendukung
dan/atau tidak jelas, maka Gugatan PENGGUGAT menjadi kabur (obscuur
libel).

do
gu
26. Berdasarkan doktrin, pengertian gugatan kabur (obscuur libel) adalah sebagai
berikut:
a. Menurut pendapat Prof. Dr. Sudikno dalam bukunya: “Hukum Acara

In
A
Perdata Indonesia”, Edisi Kelima, Penerbit Liberty Yogyakarta, 1999, pada
halaman 42 menjelaskan sebagai berikut:
ah

lik
“Arti obscuur libel itu sendiri adalah “tulisan yang tidak terang”. Adapun
yang dimaksud adalah gugatan yang berisi pernyataan-pernyataan yang
am

ub
bertentangan dengan satu sama lain (Stein, 1973: 94). Pada umumnya
gugatan yang mengandung obscuur libel berakibat tidak dapat diterimanya
gugatan.”
ep
k

b. Menurut pendapat M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya: Hukum Acara


ah

Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan


R
Putusan Pengadilan”, Penerbit Sinar Grafika, 2009, pada halaman 448

si
menjelaskan sebagai berikut:

ne
“Yang dimaksud dengan obscuur libel, surat gugatan penggugat tidak
ng

terang atau isinya gelap (onduidelijk). Disebut juga, formulasi gugatan


yang tidak jelas. Padahal agar gugatan dianggap memenuhi syarat formil,

do
gu

dalil gugatan harus terang dan jelas atau tegas.”


27. Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.492 K/Sip/1970 tanggal
In
21 Nopember 1970 menegaskan kaidah hukum bahwa petitum dinyatakan
A

tidak jelas karena tidak menyebut secara tegas apa yang dituntut. Oleh
karena itu, Gugatan PENGGUGAT harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet
ah

lik

ontvankelijk verklaard).
m

ub

III. DALAM POKOK PERKARA


28. Bahwa hal-hal sebagaimana diuraikan TERGUGAT I, TERGUGAT II dan
ka

TERGUGAT III pada bagian PENDAHULUAN dan EKSEPSI di atas haruslah


ep

dianggap sebagai satu kesatuan dan merupakan bagian yang tidak


ah

terpisahkan dari bagian Jawaban DALAM POKOK PERKARA ini.


R

29. Bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III menolak seluruh


es

dalil yang dikemukakan PENGGUGAT dalam Gugatan PENGGUGAT kecuali


M

ng

on

Hal 28 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
atas hal-hal yang diakui secara tegas kebenarannya oleh TERGUGAT I,

si
TERGUGAT II dan TERGUGAT III.

ne
ng
30. Bahwa dalil-dalil Gugatan PENGGUGAT tidak mencerminkan seluruh kejadian
dan fakta yang sebenarnya yang terjadi sebagaimana akan diuraikan di bawah
ini.

do
gu
G. PENGGUGAT DAN PIHAK RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO TELAH
MENGADAKAN PERTEMUAN BERDASARKAN MUSYAWARAH MUFAKAT

In
A
DAN SEPAKAT MEMBUAT DAN MENANDATANGANI PERJANJIAN
PERDAMAIAN DAN PEMBERIAN PELEPASAN TERTANGGAL 8 JANUARI
2015
ah

lik
31. Bahwa pada tanggal 22 sampai dengan tanggal 24 Desember 2014 pasien
bernama KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE, anak dari PENGGUGAT telah
am

ub
diperiksa/ dirawat di RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO (selanjutnya disebut
sebagai “RSP BINTARO”).
32. Bahwa pada tanggal 27 Desember 2014 anak PENGGUGAT bernama
ep
k

KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE melakukan kontrol dan berdasarkan


ah

pemeriksaan dokter hasilnya bagus. Hal ini diakui oleh PENGGUGAT


R
berdasarkan Formulir Kritik dan Saran yang dibuat dan ditandatangani oleh

si
PENGGUGAT.

ne
ng

33. Bahwa pada tanggal 31 Desember 2014 PENGGUGAT melaporkan kepada


pihak RSP BINTARO tentang keluar kassa dari mulut anak PENGGUGAT.
34. Bahwa terhadap keluhan yang disampaikan oleh PENGGUGAT tersebut,

do
gu

pihak RSP BINTARO telah menanggapinya. Atas tanggapan dan itikad baik
dari pihak RSP BINTARO, maka pada tanggal 5 Januari 2015 antara anak
In
PENGGUGAT dan PENGGUGAT dengan pihak RSP BINTARO mengadakan
A

pertemuan di Ruang Komite Medik, Lantai 3 RSP BINTARO untuk


musyarawah dan mufakat sebagai proses penyelesaian secara
ah

lik

kekeluargaan. Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh PENGGUGAT (in casu


Bapak BASTISNUS JANSEN ROTTIE dan Ny. HESTY ROTTIE) bersama
m

ub

anak PENGGUGAT dan pihak RSP BINTARO terdiri dari: (i) TERGUGAT III,
(ii) Dr. ULI, (iii) Ibu AGOES, dan (iv) Drg. NAILUFAR, MARS.
ka

35. Bahwa berdasarkan hasil musyawarah mufakat tersebut, TERGUGAT III


ep

menyampaikan masalah medis kepada PENGGUGAT dan PENGGUGAT


ah

memahami dan menerima penjelasan tersebut. PENGGUGAT meminta


R

pertanggungjawaban RSP BINTARO atas kerugian berupa tiket dan lain-lain


es

yang dialaminya, karena batal menghadiri acara keluarga yang diadakan di


M

ng

Manado, Sulawesi Utara, yang sudah direncanakanan PENGGUGAT sejak


on

Hal 29 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
lama. Pihak RSP BINTARO mengajukan usulan perdamaian sejumlah biaya

si
perawatan sebesar Rp 19.284.969 (sembilan belas juta dua ratus delapan

ne
ng
puluh empat ribu sembilan ratus enam puluh sembilan rupiah). Namun
PENGGUGAT menolak dengan alasan nilai uang tersebut masih jauh dari
yang diinginkannya. Kemudian PENGGUGAT menyampaikan usulan

do
gu
perdamaian sebesar Rp 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah).
36. Pihak RSP BINTARO setuju untuk penyelesaian secara damai dengan cara

In
mengembalikan biaya perawatan sebesar Rp 75.000.000,- (tujuh puluh lima
A
juta rupiah) kepada PENGGUGAT dan PENGGUGAT setuju untuk menerima
uang sebesar Rp 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) dan bersedia
ah

lik
untuk menandatangani Perjanjian Perdamaian.
37. Bahwa sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut di atas, maka pada
am

ub
tanggal 8 Januari 2015 PENGGUGAT dan pihak RSP BINTARO
menandatangani Perjanjian Perdamaian sebagai penyelesaian secara
penuh dan final atas semua tuntutan dari PENGGUGAT. Pihak RSP BINTARO
ep
k

memberikan cek sebesar Rp 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) dan
ah

PENGGUGAT melepaskan segala tuntutan dan/atau permintaan-


R
permintaan apapun di kemudian hari terhadap pihak RSP BINTARO. Hal ini

si
diakui oleh PENGGUGAT sebagaimana dalam Gugatan PENGGUGAT pada

ne
bagian II butir 9.
ng

38. Bahwa PENGGUGAT telah menandatangani Perjanjian Perdamaian dalam


keadaan sehat jasmani dan rohani tanpa paksaan dari pihak manapun. Oleh

do
gu

karenanya Perjanjian Perdamaian mempunyai konsekuensi hukum yang


mengikat kepada PENGGUGAT maupun pihak RSP BINTARO sebagaimana
diatur dalam Pasal 1338 dan Pasal 1339 Kitab Undang-Undang Hukum
In
A

Perdata (KUHPerdata).
Pasal 1338 KUHPerdata menegaskan sebagai berikut:
ah

lik

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang


bagi mereka yang membuatnya.
m

ub

Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua
belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan
ka

cukup untuk itu.


ep

Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.”


Pasal 1339 KUHPerdata menegaskan sebagai berikut:
ah

“Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas
R

dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat
es
M

perjanjian, diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang.”


ng

on

Hal 30 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
39. Dengan demikian, Perjanjian Perdamaian tersebut telah mengikat bagi

si
PENGGUGAT dan pihak RSP BINTARO dan tidak dapat ditarik kembali

ne
ng
sehingga Perjanjian Perdamaian harus dilaksanakan dengan itikad baik,
karena Perjanjian Perdamaian telah sesuai dengan kepatutan, kebiasaan atau
undang-undang. Oleh karenanya tuntutan PENGGUGAT yang membatalkan

do
gu
Perjanjian Perdamaian haruslah ditolak.

H. PERJANJIAN PERDAMAIAN YANG DIBUAT OLEH PENGGUGAT DAN

In
A
PIHAK RSP BINTARO BUKAN PERJANJIAN SEPIHAK DAN BUKAN
PULA KLAUSULA BAKU YANG BERTENTANGAN DENGAN PERATURAN
ah

lik
PERUNDANG-UNDANGAN
40. Bahwa TERGUGAT II menolak dengan tegas dalil PENGGUGAT bagian III
am

ub
butir 2 yang pada intinya menyatakan secara sepihak mengajukan surat
perjanjian dimana isi dan/atau klausula didalamnya sudah ditentukan
sebelumnya.
ep
k

41. Bahwa TERGUGAT II tegaskan sebelum Perjanjian Perdamaian


ah

ditandatangani, terlebih dahulu dilakukan pertemuan antara PENGGUGAT


R

si
dengan pihak RSP BINTARO pada tanggal 5 Januari 2015 sebagaimana
diakui PENGGUGAT dalam Gugatan PENGGUGAT.

ne
ng

42. Bahwa pertemuan tersebut dilakukan secara musyawarah mufakat.


Faktanya PENGGUGAT dan pihak RSP BINTARO telah melakukan upaya

do
bersama guna memecahkan suatu persoalan yang timbul berkaitan keluhan
gu

dari anak PENGGUGAT yang bernama KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE.


Kemudian PENGGUGAT dan pihak RSP BINTARO membuat suatu
In
A

kesepakatan dan/atau keputusan bersama dalam penyelesaian atau solusi


dari masalah yang terjadi tersebut. Dari musyawarah mufakat tersebut
ah

lik

PENGGUGAT dan pihak RSP BINTARO telah sepakat penyelesaian


dilakukan secara kekeluargaan yang dituangkan dalam bentuk Perjanjian
Perdamaian.
m

ub

43. Bahwa sebelum ditandatangani Perjanjian Perdamaian, pihak RSP BINTARO


ka

melalui Drg. NAILUFAR, MARS menyerahkan draft Perjanjian Perdamaian


ep

kepada Ny. HESTY ROTTIE (in casu PENGGUGAT) dan memberikan


kesempatan kepada PENGGUGAT untuk mempelajari (mereview) draft
ah

Perjanjian Perdamaian di suatu ruangan agar PENGGUGAT merasa


es

nyaman dan tidak terganggu untuk membaca draft Perjanjian Perdamaian


M

ng

tersebut. Beberapa kali Drg. NAILUFAR, MARS masuk ke ruangan tersebut


on

Hal 31 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
dan menanyakan kepada PENGGUGAT apabila ada masukan dan/atau

si
koreksi dapat memberitahukan kepada Drg. NAILUFAR, MARS. Faktanya,

ne
ng
setelah draft Perjanjian Perdamaian tersebut direview oleh PENGGUGAT,
tidak ada satupun masukan dan/atau koreksi terhadap draft Perjanjian
Perdamaian tersebut. Dengan demikian PENGGUGAT secara suka rela telah

do
gu
setuju terhadap draft Perjanjian Perdamaian tersebut. Selanjutnya Perjanjian
Perdamaian ditandatangani oleh PENGGUGAT dan pihak RSP BINTARO.

In
A
44. Bahwa berdasarkan Perjanjian Perdamaian tersebut maka pihak RSP
BINTARO setuju untuk mengembalikan biaya perawatan kepada
ah

lik
PENGGUGAT sebesar Rp 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) dan
PENGGUGAT setuju untuk melepaskan segala tuntutan dan/atau
am

ub
permintaan-permintaan apapun di kemudian hari kepada pihak RSP
BINTARO.
45. Bahwa dari fakta tersebut PENGGUGAT dan pihak RSP BINTARO telah
ep
k

melakukan suatu proses pembicaraan dan/atau upaya penyelesaian melalui


ah

musyawarah mufakat sebelum dilakukannya penandatanganan Perjanjian


R
Perdamaian. Perjanjian Perdamaian tidak dibuat dengan sepihak

si
sebagaimana yang didalilkan PENGGUGAT. Tetapi Perjanjian Perdamaian

ne
ng

dibuat atas dasar musyawarah mufakat sebagai bentuk negosiasi guna


menyelesaikan persoalan antara PENGGUGAT dengan pihak RSP BINTARO

do
secara damai. Dengan demikian Perjanjian Perdamaian dibuat secara
gu

sukarela berdasarkan kesepakatan antara PENGGUGAT dan pihak RSP


BINTARO.
In
A

46. Bahwa Perjanjian Perdamaian tersebut adalah sah dan mengikat para
pihak yang membuatnya, karena telah memenuhi unsur-unsur yang terdapat
ah

lik

dalam Pasal 1320 KUHPerdata yaitu:


a. Kesepakatan atau persetujuan para pihak
m

ub

PENGGUGAT dan pihak RSP BINTARO telah sepakat mengadakan


Perjanjian Perdamaian, setuju mengenai hal-hal yang pokok dari
ka

penyelesaian yang timbul. Apa yang dikehendaki oleh PENGGUGAT juga


ep

dikehendaki oleh pihak RSP BINTARO. Hal ini ditandai dengan adanya
ah

tanda tangan PENGGUGAT sebagai orang tua dari KENSKY JONATHAN


R

JUKO ROTTIE dan pihak RSP BINTARO yang diwakili oleh Dr. JUNIWATI
es

GUNAWAN dalam kapasitasnya sebagai Direktur.


M

ng

on

Hal 32 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian

si
Kecakapan untuk membuat suatu Perjanjian Perdamaian, dengan

ne
ng
memperhatikan pihak-pihak yang berwenang untuk membuat Perjanjian
Perdamaian. Anak PENGGUGAT masih belum dewasa dan masih dalam
pengasuhan PENGGUGAT, maka PENGGUGAT sebagai orang tua dari

do
gu KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE mewakili kepentingan anaknya
sedangkan pihak RSP BINTARO diwakili oleh Dr. JUNIWATI GUNAWAN
dalam kapasitasnya sebagai Direktur.

In
A
Perjanjian Perdamaian ditandatangani oleh Ny. HESTY ROTTIE sebagai
ibu dan orang tua dari anak yang bernama KENSKY JONATHAN JUKO
ah

ROTTIE, maka Perjanjian Perdamaian adalah sah berdasarkan hukum

lik
dan peraturan perundang-undangan.
am

ub
Pasal 47 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
menegaskan sebagai berikut:
“(1) Anak yang belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun atau
ep
k

belum pernah melangsungkan perkawinan ada di bawah kekuasaan


ah

orang tuanya selama mereka tidak dicabut dari kekuasannya.


R

si
(2) Orang tua mewakili anak tersebut mengenai perbuatan hukum di
dalam dan di luar Pengadilan”.

ne
ng

Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang


Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

do
gu

Perlindungan Anak menegaskan sebagai berikut:


“Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu
In
A

tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat.”


Dari ketentuan tersebut di atas, jelas bahwa orang tua dalam hal ini bisa
ah

lik

ayah dan ibu kandung atau bisa ayah kandung saja atau ibu kandung
saja mewakili anak dalam melakukan suatu perbuatan hukum.
Dengan demikian, ibu kandung dapat mewakili perbuatan hukum anaknya
m

ub

termasuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain.


ka

ep

c. Suatu hal tertentu


Suatu hal tertentu maksudnya adalah Perjanjian Perdamaian yang dibuat
ah

oleh PENGGUGAT dan pihak RSP BINTARO mengenai penyelesaian


R

secara kekeluargaan dengan cara pihak RSP BINTARO mengembalian


es
M

biaya perawatan kepada PENGGUGAT, sebagai penyelesaian atas


ng

on

Hal 33 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
keluhan PENGGUGAT sehubungan dengan pelayanan kesehatan yang

si
dilakukan pihak RSP BINTARO kepada anak PENGGUGAT. Sebaliknya

ne
ng
PENGGUGAT melepaskan segala tuntutan dan/atau permintaan-
permintaan apapun di kemudian hari kepada pihak RSP BINTARO.

do
gu
d. Suatu sebab yang halal

Yang dimaksud dengan sebab yang halal adalah objek Perjanjian

In
A
Perdamaian tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, kesusilaan atau ketertiban umum.
ah

lik
47. Bahwa selain itu Perjanjian Perdamaian tersebut bukan merupakan perjanjian
maupun klausula baku yang dilarang. Dalam pembuatan suatu perjanjian
am

ub
dikenal salah satu asas, yaitu asas kebebasan berkontrak. Asas kebebasan
berkontrak merupakan suatu asas yang memberikan suatu pemahaman
bahwa setiap subyek hukum dapat melakukan suatu perjanjian dengan siapa
ep
k

pun dan untuk hal apapun. Adanya kebebasan seluas-luasnya yang oleh
ah

undang-undang diberikan kepada siapa saja untuk mengadakan perjanjian


R

si
tentang apa saja, asalkan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan, kesusilaan atau ketertiban umum (Pasal 1338 juncto 1337

ne
ng

KUHPerdata).
48. Bahwa perjanjian baku pada prinsipnya adalah syarat-syarat konsep tertulis

do
gu

yang dimuat dalam perjanjian tanpa merundingkan terlebih dahulu isinya.


Dengan demikian pada asasnya isi perjanjian yang dibakukan adalah tetap
dan tidak dapat diadakan perundingan lagi sebagaimana doktrin dalam
In
A

Gugatan PENGGUGAT yang dikutip kembali sebagai berikut:


Gunawan Widjaja:
ah

lik

“Dikatakan bersifat “baku” karena, baik perjanjian maupun klausula tersebut,


tidak dapat dan tidak mungkin dinegosiasikan atau ditawar-tawar oleh pihak
m

ub

lainnya.”
49. Bahwa berbeda dengan fakta Perjanjian Perdamaian yang telah dibuat oleh
ka

PENGGUGAT dan pihak RSP BINTARO dimana sebelum ditandatanganinya


ep

Perjanjian Perdamaian tersebut telah dilakukan upaya perundingan


ah

dan/atau pertemuan secara musyawarah mufakat pada tanggal 5 Januari


R

2015 antara PENGGUGAT dan pihak RSP BINTARO. Dalam hal ini Perjanjian
es
M

Perdamaian tersebut merupakan hasil dari negosiasi dimana sebelum


ng

on

Hal 34 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Perjanjian Perdamaian ditandatangani telah dilakukan dengan upaya

si
musyawarah mufakat antara PENGGUGAT dan pihak RSP BINTARO.

ne
ng
50. Dengan demikian, dalil PENGGUGAT yang menyatakan Perjanjian
Perdamaian sepihak dan merupakan klausula baku yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan haruslah ditolak.

do
gu
I. PIHAK RSP BINTARO DENGAN ITIKAD BAIK TELAH MENGEMBALIKAN

In
A
BIAYA PERAWATAN ANAK PENGGUGAT KEPADA PENGGUGAT
BERDASARKAN PERJANJIAN PERDAMAIAN
ah

lik
51. Bahwa faktanya PENGGUGAT telah menerima uang sebesar Rp 75.000.000,-
(tujuh puluh lima juta rupiah) dari pihak RSP BINTARO berdasarkan
am

ub
Perjanjian Perdamaian.
52. Bahwa selain itu, pihak RSP BINTARO dengan itikad baik juga telah
memberikan tambahan uang sebesar Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah)
ep
k

kepada PENGGUGAT sebagai pengembalian biaya perawatan anak


ah

PENGGUGAT bernama KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE berdasarkan


R

si
tanda terima tertanggal 23 April 2015.
53. Bahwa pihak RSP BINTARO bersedia mengembalikan biaya perawatan anak

ne
ng

PENGGUGAT sebesar Rp 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) kepada


PENGGUGAT sebagaimana termuat dalam Perjanjian Perdamaian merupakan

do
akibat permintaan dari PENGGUGAT dan bukan usulan dari pihak RSP
gu

BINTARO. PENGGUGAT sendiri yang menyebutkan permintaannya kepada


pihak RSP BINTARO sebesar 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah).
In
A

54. Bahwa pada tanggal 23 April 2015 pihak RSP BINTARO memberikan
tambahan pengembalian biaya perawatan anak PENGGUGAT sebesar Rp
ah

lik

15.000.000 (lima belas juta rupiah) merupakan itikad baik dari pihak RSP
BINTARO kepada PENGGUGAT. PENGGUGAT (in casu Ny. HESTY
m

ub

ROTTIE) memohon kepada pihak RSP BINTARO agar biaya perawatan


sebesar Rp 19.284.969 (sembilan belas juta dua ratus delapan empat ribu
ka

sembilan ratus enam puluh sembilan rupiah) yang tidak ditanggung oleh
ep

perusahaan tempat suaminya bekerja dapat diganti oleh pihak RSP


ah

BINTARO. Pihak RSP BINTARO dengan itikad baik hanya dapat membantu
R

PENGGUGAT dengan memberikan tambahan pengembalian biaya perawatan


es

sebesar Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) kepada PENGGUGAT.


M

ng

on

Hal 35 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
55. Bahwa dari fakta-fakta tersebut menunjukkan pihak RSP BINTARO telah

si
beritikad baik dan penuh tanggung jawab menyelesaikan permasalahan yang

ne
ng
timbul dengan PENGGUGAT sehubungan dengan keluhan anak
PENGGUGAT yang bernama KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE.
56. Dengan demikian, PENGGUGAT telah menerima total uang sebesar

do
gu
Rp 90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah) dari pihak RSP BINTARO dan
sebagai konsekuesinya PENGGUGAT telah membebaskan pihak RSP

In
A
BINTARO termasuk para dokter, para karyawan dan kontraktornya dari segala
tuntutan dan/atau permintaan-permintaan apapun berdasarkan Perjanjian
ah

Perdamaian. Oleh karena itu Gugatan PENGGUGAT tidak berdasar hukum,

lik
maka Gugatan PENGGUGAT haruslah ditolak.
am

ub
J. TERGUGAT I, TERGUGAT II, TERGUGAT III, RSP BINTARO DAN
Drg. NAILUFAR, MARS TIDAK PERNAH MEMBERIKAN JANJI PENGOBATAN
ep
GRATIS SEUMUR HIDUP ANAK PENGGUGAT KEPADA PENGGUGAT
k

57. Bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III menolak dengan


ah

tegas dalil PENGGUGAT dalam Gugatan PENGGUGAT bagian II butir 9 yang


R

si
pada intinya menyatakan anak PENGGUGAT akan ditanggung secara gratis
oleh RSP BINTARO, terlebih TERGUGAT I (in casu PT AFFINITY HEALTH

ne
ng

INDONESIA) tidak mempunyai hubungan hukum dengan PENGGUGAT dan


tidak pernah menangani permasalahan medis yang dialami oleh anak

do
gu

PENGGUGAT.
58. Bahwa hubungan hukum anak PENGGUGAT termasuk PENGGUGAT dengan
pihak RSP BINTARO dan bukan kepada TERGUGAT I. Anak PENGGUGAT
In
A

dirawat di RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO dan bukan di PT AFFINITY


HEALTH INDONESIA.
ah

lik

59. Bahwa faktanya RSP BINTARO dengan itikad baik telah memberikan
pengobatan gratis beberapa kali kepada anak PENGGUGAT sebagaimana
telah diakui oleh PENGGUGAT.
m

ub

60. Bahwa PENGGUGAT telah memutarbalikkan fakta terkait issue pengobatan


ka

gratis. TERGUGAT I, TERGUGAT II, TERGUGAT III, pihak RSP BINTARO dan
ep

Drg. NAILUFAR, MARS tidak pernah memberikan janji kepada PENGGUGAT


tentang pengobatan gratis seumur hidup anak PENGGUGAT apalagi di seluruh
ah

jaringan Rumah Sakit Ramsay di Jakarta. Pengobatan gratis tersebut


R

es

merupakan permintaan dari PENGGUGAT dan bukan kesepakatan yang


M

dibuat oleh PENGGUGAT dan pihak RSP BINTARO. Apabila anak


ng

on

Hal 36 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
PENGGUGAT hendak berobat maka pihak RSP BINTARO mempersilahkan

si
untuk berobat dan tidak gratis. Hal ini telah disampaikan pihak RSP BINTARO

ne
ng
berulang kali kepada PENGGUGAT. Kalaupun ada pengobatan gratis, hal
tersebut merupakan kebijakan pihak RSP BINTARO terkait dengan pasca
operasi tonsil anak PENGGUGAT dan bukan pengobatan gratis seumur

do
gu
hidup sebagaimana diminta oleh PENGGUGAT. Dengan kebijakan pihak
RSP BINTARO, telah diberikan 4 kali pengobatan gratis kepada anak

In
PENGGUGAT yaitu pada tanggal 12 Januari 2015, 9 April 2015, 11 Mei 2015
A
dan 5 Juni 2015.
61. Bahwa pihak RSP BINTARO tidak mungkin memberikan pengobatan gratis
ah

lik
seumur hidup kepada anak PENGGUGAT apalagi di seluruh jaringan Rumah
Sakitnya. Hal demikian sangat bertentangan dengan akal sehat.
am

ub
62. Dengan demikian dalil PENGGUGAT dalam Gugatannya bagian II butir 9
mengenai janji pengobatan gratis tidak berdasar hukum dan haruslah ditolak.
ep
k

K. DALIL GUGATAN PENGGUGAT TERKAIT ANAK PENGGUGAT


MENGALAMI TRAUMATIK
ah

R
63. Bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III menolak dalil

si
PENGGUGAT pada bagian II, butir 14 yang mendalilkan sebagai berikut:

ne
Bahwa pada tanggal 04 Juni 2015 sekira pukul 21:00 untuk kesekian kalinya
ng

anak Penggugat merasa susah bernafas, sehingga Penggugat memutuskan


kembali membawa anaknya untuk diperiksa ICU RS. Premier Bintaro

do
gu

(Tergugat I). Setelah menjalani pemeriksaan, oleh dokter Tergugat I Dr.


Erizon Safari menyampaikan kepada Penggugat apabila anak Penggugat
menderita gangguan psikolog akibat kelalaian penanganan, kemudian Dr.
In
A

Erizon Safari pun membuat surat rujukan kepada Pelapor agar anak
Penggugat dapat menerima perawatan oleh pskiater.
ah

lik

64. Bahwa fakta yang sebenarnya adalah pada saat anak PENGGUGAT datang
ke RSP BINTARO dengan keluhan sesak nafas yang timbul bila ingat sesuatu
tetapi setelah anak PENGGUGAT diperiksa oleh Dr. ERIZON SAFARI di
m

ub

ruang Instalasi Gawat Darurat RSP BINTARO, tidak diketemukan adanya


ka

kelainan secara fisik yang relevan dengan keluhan anak PENGGUGAT


ep

sehingga Dr. ERIZON SAFARI berpendapat keluhan tersebut kemungkinan


merupakan suatu gangguan psikosomatis. Perlu dikoreksi bahwa anak
ah

PENGGUGAT bukan diperiksa di Intensive Care Unit (ICU) RSP BINTARO


R

tetapi diperiksa di Instalasi Gawat Darurat RSP BINTARO. ICU berbeda


es
M

dengan Instalasi Gawat Darurat di RSP BINTARO.


ng

on

Hal 37 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
65. Bahwa Dr. ERIZON SAFARI tidak pernah mengatakan anak PENGGUGAT

si
menderita gangguan psikolog akibat kelalaian penanganan. Fakta yang

ne
ng
sebenarnya adalah Dr. ERIZON SAFARI merasa bukan keahliannya untuk
memeriksa gangguan psikosomatis maka Dr. ERIZON SAFARI menyarankan
kepada PENGGUGAT agar anak PENGGUGAT diperiksa oleh Psikolog Anak

do
gu
sebagai pihak yang berkompeten.
66. Bahwa Dr. ERIZON SAFARI tidak pernah menganjurkan anak PENGGUGAT

In
A
diperiksa ke Pskiater tetapi ke Psikolog Anak. Psikiater dan Psikolog adalah
profesi yang berbeda.
ah

67. Dengan demikian dalil PENGGUGAT dalam Gugatannya bagian II, butir 14

lik
dan bagian IV, butir 4 mengenai gangguan psikolog akibat kelalaian
penanganan tidak berdasar hukum dan haruslah ditolak.
am

ub
L. BERDASARKAN PRINSIP HUKUM “RECHTSVERWERKING” DALAM
ep
PASAL 1892(3) KUHPERDATA, PENGGUGAT TIDAK DAPAT MEMINTA
k

PEMBATALAN PERJANJIAN PERDAMAIAN KARENA PENGGUGAT


ah

TELAH MELAKSANAKAN PERJANJIAN PERDAMAIAN SECARA


R

si
SUKARELA
68. Bahwa hukum perdata di Indonesia mengenal prinsip hukum

ne
ng

“Rechtsverwerking” di mana suatu pihak dianggap telah melepaskan haknya


untuk mengajukan keberatan terhadap suatu perjanjian apabila pihak tersebut

do
gu

telah melaksanakan isi perjanjian tersebut secara sukarela.


69. Bahwa Rechtsverwerking diatur dalam Pasal 1892(3) KUHPerdata, yang
menentukan sebagai berikut:
In
A

“Penetapan, penguatan atau pelaksanaan secara sukarela sesuatu


perikatan, dalam bentuk dan pada saat yang diharuskan oleh undang-undang,
ah

lik

dianggap sebagai suatu penglepasan alat-alat serta tangkisan-tangkisan


yang sedianya dapat dimajukan terhadap akta itu; dengan tidak
mengurangi namun itu, hak-hak orang pihak ketiga.”
m

ub

70. Bahwa PENGGUGAT secara sukarela telah melaksanakan Perjanjian


ka

Perdamaian dengan menerima uang sebesar Rp 90.000.000,- (sembilan


ep

puluh juta rupiah) dari pihak RSP BINTARO dan PENGGUGAT telah
melepaskan haknya untuk menuntut kepada pihak RSP BINTARO termasuk
ah

kepada para dokter, para karyawan dan kontraktornya untuk selamanya dan
R

permintaan-permintaan apapun dengan ditandatanganinya Perjanjian


es
M

Perdamaian. Dengan demikian pembatalan perjanjian yang diminta


ng

on

Hal 38 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
PENGGUGAT sebagaimana dalam Gugatan PENGGUGAT adalah tidak

si
berdasar hukum dan haruslah ditolak.

ne
ng
M. TERGUGAT I, TERGUGAT II DAN TERGUGAT III TIDAK MELAKUKAN
PERBUATAN MELAWAN HUKUM SEBAGAIMANA YANG DITUDUHKAN

do
gu
PENGGUGAT DALAM GUGATAN PENGGUGAT

Tidak Ada Kewajiban TERGUGAT I, TERGUGAT II, TERGUGAT III dan RSP

In
A
BINTARO Untuk Memberikan Rekam Medis dan/atau Ringkasan Rekam
Medis Kepada PENGGUGAT.
ah

lik
71. Bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III menolak dengan
tegas dalil PENGGUGAT dalam Gugatan PENGGUGAT pada bagian III butir 4
am

ub
yang intinya menyatakan bahwa PENGGUGAT baik secara langsung maupun
melalui Pengacaranya telah beberapa kali meminta hasil rekam medis anak
ep
PENGGUGAT kepada TERGUGAT I melalui TERGUGAT II, namun hanya
k

dijanjikan dan tidak diserahkan dan juga menolak dalil PENGGUGAT dalam
ah

Gugatan PENGGUGAT pada bagian III butir 4 paragraf 3 yang intinya


R

si
menyatakan keterlambatan pemberian rekam medis maupun tidak
memberikan rekam medis adalah merupakan suatu sikap perbuatan melawan

ne
ng

hukum.
72. Bahwa faktanya baik RSP BINTARO maupun TERGUGAT II tidak pernah

do
gu

menjanjikan untuk memberikan Rekam Medis dan/atau Ringkasan Rekam


Medis. Terlebih dalam perkara aquo TERGUGAT I tidak memiliki Rekam Medis
dan/atau Ringkasan Rekam Medis yang dimaksud karena TERGUGAT I bukan
In
A

instansi pelayanan kesehatan yang memberikan jasa medis terhadap anak


PENGGUGAT.
ah

lik

73. Bahwa faktanya PENGGUGAT secara hukum telah melepaskan haknya


untuk mengajukan tuntutan dan/atau permintaan-permintaan apapun
m

berdasarkan Perjanjian Perdamaian.


ub

74. Bahwa permintaan Rekam Medis dan/atau Ringkasan Rekam Medis dari
ka

PENGGUGAT (in casu Pemberi Pelepasan) adalah bertentangan dengan


ep

Pasal 1 Perjanjian Perdamaian, yang berbunyi sebagai berikut:


“Pemberi Pelepasan dengan ini melepaskan dan membebaskan Penerima
ah

Pelepasan, para dokter, para karyawan dan kontraktornya untuk


R

es

selamanya dari semua tindakan-tindakan, tuntutan-tuntutan termasuk


M

tetapi tidak terbatas pada tuntutan perdata dan atau pidana dan
ng

on

Hal 39 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
permintaan-permintaan apapun yang mungkin mereka miliki sekarang atau

si
sesudahnya terhadap Penerima Pelepasan yang timbul dari atau

ne
ng
bagaimanapun juga berhubungan dengan keadaan yang dinyatakan dalam
perjanjian ini.”
75. Bahwa dari ketentuan Pasal 1 tersebut di atas, PENGGUGAT telah

do
gu
melepaskan segala tuntutan dan/atau permintaan-permintaan apapun kepada
pihak RSP BINTARO dan kepada TERGUGAT II maupun TERGUGAT III.

In
A
76. Bahwa pada prinsipnya Rekam Medis wajib dibuat oleh dokter. Rekam Medis
merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan.
ah

lik
Dokter atau sarana pelayanan kesehatan dapat memberikan Ringkasan
Rekam Medis kepada pasien tetapi bukan Rekam Medis. Dengan kata lain,
am

pemberian Ringkasan Rekam Medis kepada pasien sifatnya tidak wajib. Hal

ub
ini diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (UU
ep
k

Praktik Kedokteran)
ah

Pasal 46 UU Praktik Kedokteran menegaskan sebagai berikut:


R

si
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran
wajib membuat rekam medis.

ne
ng

(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera
dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.

do
gu

(3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda
tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.
In
A

Pasal 47 UU Praktik Kedokteran menegaskan sebagai berikut:

(1) Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46


ah

lik

merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan


kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.
m

ub

b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/


ka

PER/III/2008 tentang Rekam Medis (Permenkes Rekam Medis)


ep

Pasal 12 Permenkes Rekam Medis menegaskan sebagai berikut:


(1) Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan.
ah

(2) Isi rekam medis merupakan milik pasien.


R

es

(3) Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk
M

ringkasan rekam medis.


ng

on

Hal 40 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
(4) Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat

si
diberikan, dicatat, atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa

ne
ng
atas persetujuan tertulis atau keluarga pasien yang berhak untuk itu.

77. Dari uraian tersebut di atas, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

do
gu
undangan dan didukung dengan adanya Perjanjian Perdamaian maka tidak
ada kewajiban TERGUGAT I dan TERGUGAT II sebagaimana didalilkan
oleh PENGGUGAT untuk memberikan Rekam Medis dan/atau Ringkasan

In
A
Rekam Medis kepada PENGGUGAT.
Tidak Ada Malpraktek Yang Dilakukan TERGUGAT III Terhadap Anak
ah

lik
PENGGUGAT
78. Bahwa TERGUGAT III menolak dengan tegas dalil PENGGUGAT pada bagian
am

ub
III butir 1 yang pada intinya terdapat perbuatan kelalaian tindakan medis
(malpraktek) dalam proses operasi yang dilakukan oleh TERGUGAT III kepada
anak PENGGUGAT.
ep
k

79. Bahwa dalil PENGGUGAT mengenai TERGUGAT III melakukan kelalaian


terhadap anak PENGGUGAT harus dikesampingkan dan ditolak, karena belum
ah

R
ada keputusan yang dikeluarkan oleh MKDKI terkait adanya kelalaian dalam

si
penanganan yang dilakukan oleh TERGUGAT III kepada anak PENGGUGAT

ne
yang bernama KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE. Saat ini proses di MKDKI
ng

sedang berlangsung.
80. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka tidak ada perbuatan melawan

do
gu

hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III


sebagaimana yang didalilkan dalam Gugatan PENGGUGAT.
In
81. Dengan demikian, dalil PENGGUGAT mengenai TERGUGAT I dan
A

TERGUGAT II tidak memberikan Rekam Medis dan/atau Ringkasan Rekam


Medis serta dalil PENGGUGAT mengenai kelalaian TERGUGAT III dalam
ah

lik

operasi anak PENGGUGAT adalah perbuatan melawan hukum haruslah


ditolak.
m

ub

N. DALIL KERUGIAN DAN GANTI RUGI PENGGUGAT TIDAK BERDASAR


ka

HUKUM
ep

82. Bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III menolak dengan


tegas dalil PENGGUGAT dalam Gugatan PENGGUGAT mengenai tuntutan
ah

ganti rugi dalam posita pada bagian IV serta petitum pada butir 5 tentang
R

es

kerugian PENGGUGAT akibat perbuatan melawan hukum yang diduga telah


M

dilakukan oleh TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III.


ng

on

Hal 41 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
83. Bahwa dalam Gugatan PENGGUGAT menuntut ganti rugi berupa:

si
a. Tentang Kerugian Materil

ne
ng
Bahwa dalam Gugatan PENGGUGAT menuntut ganti rugi materil sebesar
Rp 19.284.969,- (sembilan belas juta dua ratus delapan puluh empat ribu
sembilan ratus enam puluh sembilan rupiah) ditambah Rp 460.000,-

do
gu (empat ratus enam puluh ribu rupiah).

Tuntutan ganti rugi materil yang dimohonkan PENGGUGAT tidak berdasar

In
A
karena PENGGUGAT sudah menerima uang sebesar Rp 90.000.000,-
(sembilan puluh juta rupiah) dari pihak RSP BINTARO dan telah
ah

lik
melepaskan haknya untuk menggugat berdasarkan Perjanjian Perdamaian
yang telah ditandatanganinya. Oleh karena itu permohonan ganti rugi
am

ub
materil PENGGUGAT tidak berdasar, maka Gugatan PENGGUGAT
haruslah ditolak. ep
b. Tentang Kerugian Imateril
k

Bahwa dalam Gugatan PENGGUGAT menuntut ganti rugi imateril


ah

sejumlah Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah).


R

si
Tuntutan ganti rugi imateril tersebut tidak berdasar hukum, karena tidak

ne
ng

didukung bukti-bukti dan alasan-alasan yang jelas. Dalam Gugatan


PENGGUGAT kerugian imateril tidak disebutkan secara jelas dan rinci apa

do
gu

yang menjadi dasar perhitungan kerugian imateril yang dialami oleh


PENGGUGAT serta darimanakah angka Rp 5.000.000.000,- (lima milyar
rupiah) tersebut didapat. Uraian permohonan ganti rugi imateril dalam
In
A

petitum Gugatan PENGGUGAT yang tidak terperinci secara jelas tersebut


dianggap kabur sehingga tidak dapat diterima. Tidak ada penjelasan
ah

lik

mengenai kerugian imateril oleh PENGGUGAT. Oleh karena itu


permohonan ganti rugi imateril PENGGUGAT tidak berdasar hukum,
m

ub

maka Gugatan PENGGUGAT haruslah ditolak.

84. Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI di bawah ini menegaskan


ka

kaidah hukum bahwa tuntutan ganti rugi harus menguraikan secara jelas
ep

dan rinci sebagai berikut:


ah

Putusan Mahkamah Agung RI No.492 K/SIP/1970 tanggal 16 Desember 1970:


R

“Gugatan kerugian sejumlah uang tertentu tanpa perincian kerugian-


es
M

kerugian dalam bentuk apa yang menjadi dasar tuntutan itu harus
ng

on

Hal 42 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
dinyatakan tidak dapat diterima karena tuntutan-tuntutan tersebut adalah

si
tidak jelas/tidak sempurna.”

ne
ng
Putusan Mahkamah Agung RI No.550 K/Sip/1979 tanggal 8 Mei 1980:
“Petitum ganti rugi harus dinyatakan tidak dapat diterima karena tidak

do
gu
diadakan perincian mengenai kerugian-kerugian yang dituntut.”
Putusan Mahkamah Agung RI No.842/K/Sip/1986 tanggal 23 Desember 1978:
“Suatu ganti kerugian baru dapat dikabulkan apabila si Penggugat dapat

In
A
merinci dan membuktikan kerugian yang dimaksud.”
85. Dengan demikian permohonan ganti rugi yang telah diajukan PENGGUGAT
ah

lik
dalam perkara aquo adalah tidak berdasar hukum. Oleh karena itu Gugatan
PENGGUGAT harus ditolak.
am

ub
O. TIDAK ADA URGENSINYA UNTUK MELETAKKAN SITA JAMINAN
KARENA PERMOHONAN SITA JAMINAN TIDAK BERDASARKAN
ep
k

ALASAN YANG SAH DAN TIDAK MERINCI OBJEK SITA JAMINAN YANG
DIMOHONKAN, TERLEBIH LAGI OBYEK SITA JAMINAN ADALAH RUMAH
ah

R
SAKIT YANG MELAYANI KEPENTINGAN MASYARAKAT (PUBLIK)

si
86. Bahwa dalil PENGGUGAT mengenai alasan permohonan sita jaminan

ne
ng

sebagaimana terdapat dalam Gugatan PENGGUGAT adalah keliru dan tidak


berdasar hukum.
87. Bahwa tidak ada urgensinya PENGGUGAT untuk meletakkan sita jaminan dan

do
gu

permohonan sita jaminan tersebut sama sekali tidak sesuai dengan Pasal 227
ayat 1 HIR dan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 1975 perihal
In
A

Sita Jaminan (SEMA No.5/1975).


Pasal 227 ayat 1 HIR menegaskan sebagai berikut:
ah

lik

(1) Jika ada dugaan yang beralasan, bahwa seorang debitur, sebelum
keputusan hakim yang mengalahkannya dijatuhkan atau boleh dijalankan,
mencari akal untuk menggelapkan atau melarikan barangnya, baik yang
m

ub

tak bergerak maupun yang bergerak; dengan maksud untuk menjauhkan


ka

barang itu dari kreditur atas surat permintaan orang yang berkepentingan,
ep

ketua pengadilan boleh memberi perintah, supaya disita barang itu untuk
ah

menjaga hak orang yang memerlukan permintaan itu; kepada si peminta


R

harus diberitahukan bahwa ia harus menghadap persidangan pengadilan


es

negeri berikutnya untuk mengajukan dan menguatkan gugatannya.


M

ng

on

Hal 43 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
SEMA No.5/1975 menegaskan sebagai berikut:

si
a. agar para hakim berhati-hati sekali dalam menerapkan atau

ne
ng
menggunakan lembaga sita jaminan (conservatoir beslag) dan sekali-
kali jangan mengabaikan syarat-syarat yang diberikan oleh Undang-undang
(Pasal 227 HIR/Pasal 261 RBG);

do
gu
b. agar diingat adanya perbedaan syarat dan sifat antara conservatoir beslag
dan revindicatoir beslag seperti ditentukan dalam peraturan-peraturan yang

In
A
bersangkutan.
b. agar dalam surat permohonan conservatoir beslag serta surat ketetapan
ah

yang mengabulkannya disebut alasan-alasan apa yang menyebabkan

lik
conservatoir beslag yang dimohon dan dikabulkan itu, yang berarti
bahwa sebelum dikeluarkan surat ketetapan yang mengabulkan
am

ub
permohonan conservatoir beslag diadakan penelitian lebih dahulu
tentang ada tidaknya alasan yang dikemukakan oleh Pemohon.
ep
88. Bahwa berdasarkan Pasal 227 ayat (1) HIR dan SEMA No.5/1975 tersebut di
k

atas, pemeriksaan atas permohonan sita jaminan PENGGUGAT wajib


ah

dilakukan secara materil, obyektif dan sangat hati-hati, dengan


R

si
mempertimbangkan apakah ada bukti, fakta dan petunjuk bahwa TERGUGAT I,
TERGUGAT II dan TERGUGAT III akan menggelapkan atau mengalihkan

ne
ng

asetnya?
89. Bahwa selain itu dalam permohonan sita jaminan PENGGUGAT tersebut,

do
gu

PENGGUGAT tidak menjelaskan secara rinci benda-benda atau aset yang


dimintakan sita jaminan. PENGGUGAT telah membuat suatu kondisi yang
In
A

tidak masuk akal untuk meletakkan sita jaminan dimana permohonan sita
jaminan tersebut sama sekali tidak merinci dan/atau tidak menyebutkan benda
ah

atau aset yang dimohonkan sita jaminan.


lik

90. Dengan demikian, PENGGUGAT sama sekali tidak memiliki alasan hukum
untuk mengajukan sita jaminan, karena tidak ada bukti, fakta dan petunjuk
m

ub

bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III akan menggelapkan


atau mengalihkan asetnya, tidak merinci obyek sita jaminan dan/atau
ka

ep

permohonan sita jaminan tersebut sama sekali tidak menyebutkan benda


yang dapat dijadikan objek sita jaminan. Terlebih lagi obyek sita jaminan
ah

adalah rumah sakit yang melayani kepentingan masyarakat (publik). Oleh


R

es

karena itu, permohonan PENGGUGAT terkait dengan sita jaminan haruslah


M

ditolak.
ng

on

Hal 44 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
P. PERMOHONAN UANG PAKSA (DWANGSOM) TIDAK RELEVAN DENGAN

si
PETITUM GUGATAN PENGGUGAT YANG BERUPA PEMBAYARAN GANTI

ne
ng
KERUGIAN
91. Bahwa adanya tuntutan pembayaran uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) untuk setiap hari keterlambatan TERGUGAT

do
gu
I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III mematuhi isi putusan sebagaimana
dimohonkan PENGGUGAT dalam Gugatan PENGGUGAT pada bagian VI

In
A
adalah tidak sesuai dengan ketentuan Hukum Acara Perdata.
92. Bahwa Hukum Acara Perdata hanya mengenal istilah uang paksa (dwangsom)
ah

dalam hal berkaitan dengan adanya keterlambatan terhadap pelaksanaan

lik
isi putusan yang tidak berupa pembayaran sejumlah uang (Pasal 606A
dan Pasal 606B Rv). Gugatan PENGGUGAT menuntut pembayaran
am

ub
sejumlah uang dalam perkara aquo sehingga tidak beralasan hukum untuk
dikenakan uang paksa (dwangsom).
ep
93. Bahwa hal ini diperkuat dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.791
k

K/Sip/1972 tanggal 26 Februari 1973 sebagai berikut:


ah

“Uang paksa (dwangsom) tidak berlaku terhadap tindakan untuk membayar


R

si
uang.”
94. Dengan demikian tuntutan uang paksa (dwangsom) yang dimohonkan

ne
ng

PENGGUGAT tidak dapat diberlakukan dan tidak berdasar hukum. Oleh


karenaya permohonan uang paksa (dwangsom) yang diajukan PENGGUGAT

do
gu

haruslah ditolak.

Q. PERMOHONAN PUTUSAN SERTA MERTA (UIT VOERBAAR BIJ


In
A

VOORRAAD) TIDAK BERDASAR HUKUM


95. Bahwa permohonan putusan serta merta (uit voerbaar bij voorraad) yang
ah

lik

diajukan PENGGUGAT pada bagian VII dan petitum butir 6 Gugatan


PENGGUGAT adalah sangat tidak berdasar hukum. Hal ini karena
m

ub

permohonan putusan serta merta tersebut tidak memenuhi syarat-syarat


sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 3 Tahun
ka

2000 tentang Putusan Serta Merta (uit voerbaar bij voorraad) dan Provisionil
ep

(SEMA No.3/2000) adalah sebagai berikut:


ah

a) Gugatan didasarkan pada bukti surat autentik atau surat tulisan tangan
R

(handschrift) yang tidak dibantah kebenaran tentang isi dan tanda


es
M

tangannya, yang menurut Undang-undang tidak mempunyai kekuatan bukti.


ng

on

Hal 45 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
b) Gugatan tentang Hutang Piutang yang jumlahnya sudah pasti dan tidak

si
dibantah.

ne
ng
c) Gugatan tentang sewa menyewa tanah, rumah, gudang dan lain-lain,
dimana hubungan sewa menyewa sudah habis/lampau, atau Penyewa
terbukti melalaikan kewajibannya sebagai Penyewa yang beritikad baik.

do
gu
d) Pokok gugatan mengenai tuntutan pembagian harta perkawinan (gono-gini)
setelah putusan mengenai gugatan cerai mempunyai kekuatan hukum

In
A
tetap.
e) Dikabulkannya gugatan Provisionil, dengan pertimbangan agar hukum yang
ah

tegas dan jelas serta memenuhi Pasal 332 Rv.

lik
f) Gugatan berdasarkan Putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap (in kracht van gewijsde) dan mempunyai hubungan dengan pokok
am

ub
gugatan yang diajukan;
g) Pokok sengketa mengenai bezitsrecht.
ep
k

96. Dengan demikian, permohonan putusan serta merta (uit voerbaar bij voorraad)
ah

yang diajukan PENGGUGAT tidak memenuhi syarat-syarat yang telah


R

si
ditetapkan dalam SEMA No.3/2000 sebagaimana telah disebutkan di atas,
maka sudah seharusnya permohonan PENGGUGAT terkait putusan serta

ne
ng

merta (uit voerbaar bij voorraad) tersebut haruslah ditolak.

do
IV. DALAM REKONPENSI
gu

Bersamaan dengan diajukan Jawaban ini, TERGUGAT I KONPENSI


(sekarang PENGGUGAT I REKONPENSI), TERGUGAT II KONPENSI
In
A

(sekarang PENGGUGAT II REKONPENSI) dan TERGUGAT III KONPENSI


(sekarang PENGGUGAT III REKONPENSI), selanjutnya secara bersama-
ah

lik

sama disebut sebagai PARA PENGGUGAT REKONPENSI dengan ini


mengajukan Gugatan Rekonpensi terhadap PENGGUGAT KONPENSI
(sekarang TERGUGAT REKONPENSI) sebagai berikut :
m

ub

1. Bahwa hal-hal sebagaimana diuraikan pada bagian KONPENSI di atas


ka

haruslah dianggap sebagai satu kesatuan dan merupakan bagian yang


ep

tidak terpisahkan dari bagian REKONPENSI ini.


ah

A. TERGUGAT REKONPENSI TELAH MELAKUKAN PERBUATAN MELAWAN


es

HUKUM TERHADAP PARA PENGGUGAT REKONPENSI KARENA


M

ng

TERGUGAT REKONPENSI MELAKUKAN TINDAKAN YANG


on

Hal 46 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
BERTENTANGAN DENGAN KEWAJIBAN HUKUMNYA DENGAN

si
MENGAJUKAN GUGATAN KEPADA PARA PENGGUGAT REKONPENSI

ne
ng
PADAHAL TERGUGAT REKONPENSI TELAH MELEPASKAN HAKNYA
UNTUK MENUNTUT. DENGAN ADANYA PERJANJIAN PERDAMAIAN
MAKA PERMASALAHAN YANG TELAH TERJADI TELAH SELESAI

do
gu
(CLOSED END)
2. Bahwa TERGUGAT REKONPENSI telah mengajukan Gugatan kepada PARA

In
A
PENGGUGAT REKONPENSI di Pengadilan Negeri Tangerang dalam perkara
aquo. Padahal antara PARA PENGGUGAT REKONPENSI dan TERGUGAT
ah

REKONPENSI telah terjadi perdamaian.

lik
3. Bahwa dengan adanya Gugatan tersebut menunjukkan TERGUGAT
REKONPENSI telah beritikad tidak baik menuntut ganti rugi kepada PARA
am

ub
PENGGUGAT REKONPENSI untuk mendapatkan keuntungan yang tidak
berdasar hukum, karena TERGUGAT REKONPENSI telah melepaskan
ep
haknya untuk menuntut PARA PENGGUGAT REKONPENSI.
k

4. Bahwa tuntutan TERGUGAT REKONPENSI kepada PARA PENGGUGAT


ah

R
REKONPENSI tersebut merupakan perbuatan melawan hukum. TERGUGAT

si
REKONPENSI telah melakukan tindakan yang bertentangan dengan

ne
ng

kewajiban hukumnya sendiri berdasarkan Pasal 1 Perjanjian Perdamaian


sebagai berikut:
“Pemberi Pelepasan dengan ini melepaskan dan membebaskan Penerima

do
gu

Pelepasan, para dokter, para karyawan dan kontraktornya untuk


selamanya dari semua tindakan-tindakan, tuntutan-tuntutan termasuk
In
A

tetapi tidak terbatas pada tuntutan perdata dan atau pidana dan
permintaan-permintaan apapun yang mungkin mereka miliki sekarang atau
ah

lik

sesudahnya terhadap Penerima Pelepasan yang timbul dari atau


bagaimanapun juga berhubungan dengan keadaan yang dinyatakan dalam
perjanjian ini.”
m

ub

Dengan adanya Perjanjian Perdamaian maka permasalahan yang terjadi telah


ka

selesai (close end). Namun TERGUGAT REKONPENSI mengajukan gugatan


ep

untuk menuntut ganti rugi kepada PARA PENGGUGAT REKONPENSI.


ah

5. Bahwa TERGUGAT REKONPENSI telah melakukan pelanggaran terhadap


R

es

Pasal 1338 jo. Pasal 1892(3) KUHPerdata dan merupakan perbuatan melawan
M

hukum.
ng

on

Hal 47 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Pasal 1338 KUHPerdata menentukan sebagai berikut:

si
Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang

ne
ng
bagi mereka yang membuatnya.
Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua
belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan

do
gu
cukup untuk itu.
Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.”
Pasal 1892(3) KUHPerdata menentukan sebagai berikut :

In
A
“Penetapan, penguatan atau pelaksanaan secara sukarela sesuatu
perikatan, dalam bentuk dan pada saat yang diharuskan oleh undang-undang,
ah

lik
dianggap sebagai suatu penglepasan alat-alat serta tangkisan-tangkisan
yang sedianya dapat dimajukan terhadap akta itu; dengan tidak
mengurangi namun itu, hak-hak orang pihak ketiga.”
am

ub
6. Bahwa faktanya PARA PENGGUGAT REKONPENSI telah beritikad baik
dengan memberikan uang sejumlah Rp 90.000.000,- (sembilan puluh juta
ep
rupiah) kepada TERGUGAT REKONPENSI dan juga beberapa kali
k

membuat kebijakan untuk melakukan pengobatan gratis kepada anak


ah

TERGUGAT REKONPENSI yang bernama KENSKY JONATHAN JUKO


R

si
ROTTIE.

ne
ng

B. PARA PENGGUGAT REKONPENSI MENGALAMI KERUGIAN MATERIL


DAN IMATERIL AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG

do
gu

DILAKUKAN TERGUGAT REKONPENSI


7. Bahwa sebagai akibat dari perbuatan melawan hukum yang dilakukan
TERGUGAT REKONPENSI tersebut, PARA PENGGUGAT REKONPENSI
In
A

telah dirugikan baik materil maupun imateril.


8. Bahwa kerugian materil yang dialami PARA PENGGUGAT REKONPENSI
ah

lik

dengan perincian sebagai berikut :


a. Pengembalian tambahan biaya perawatan oleh PENGGUGAT III
m

ub

REKONPENSI sebesar Rp 15.000.000 (lima belas juta rupiah) kepada


TERGUGAT REKONPENSI, yang dibayarkan melalui RSP BINTARO.
ka

b. Biaya yang dikeluarkan masing-masing PARA PENGGUGAT REKONPENSI


ep

adalah:
ah

1) Biaya yang harus dikeluarkan PENGGUGAT II REKONPENSI untuk


R

pertemuan tanggal 25 Mei 2015 dengan Kuasa Hukum TERGUGAT


es

REKONPENSI sebesar Rp 550.000 (lima ratus lima puluh ribu rupiah).


M

ng

on

Hal 48 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
2) Biaya pemeriksaan dan pemberian obat gratis setiap kunjungan anak

si
TERGUGAT REKONPENSI kepada PENGGUGAT III REKONPENSI

ne
ng
adalah:
a) Pada tanggal 12 Januari 2015 dengan pembebasan biaya sebesar
Rp 399.400 (tiga ratus sembilan puluh sembilan ribu empat ratus

do
gu rupiah).
b) Pada tanggal 11 Mei 2015 dengan pembebasan biaya sebesar

In
A
Rp 488.000 (empat ratus delapan puluh delapan ribu rupiah).
c. Biaya yang dikeluarkan secara bersama-sama oleh PARA PENGGUGAT
ah

lik
REKONPENSI adalah:
1) Biaya untuk pertemuan-pertemuan antara PENGGUGAT I
am

ub
REKONPENSI, PENGGUGAT II REKONPENSI dan PENGGUGAT III
REKONPENSI untuk membahas permasalahan TERGUGAT
REKONPENSI sebesar Rp 600.000 (enam ratus ribu rupiah).
ep
k

2) Biaya untuk menghadiri persidangan mediasi tanggal 18 Januari 2016


ah

antara PENGGUGAT I REKONPENSI, PENGGUGAT II REKONPENSI


R
dan PENGGUGAT III REKONPENSI di Pengadilan Negeri Tangerang

si
Rp 750.000 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).

ne
ng

Total kerugian materil yang dialami oleh PARA PENGGUGAT


REKONPENSI adalah Rp 17.787.400 (tujuh belas juta tujuh ratus delapan
puluh tujuh ribu empat ratus rupiah).

do
gu

9. Bahwa selain itu PARA PENGGUGAT REKONPENSI mengalami kerugian


imateril berupa rusaknya nama baik PARA PENGGUGAT REKONPENSI
In
A

sebagai akibat adanya Gugatan dari TERGUGAT REKONPENSI ke


Pengadilan Negeri Tangerang yang sifatnya terbuka untuk umum yang tidak
berdasar hukum. Adapun nilai kerugian imateril yang dialami PARA
ah

lik

PENGGUGAT REKONPENSI sebenarnya tidak dapat dinilai dengan materi,


namun demi adanya kepastian hukum dalam Gugatan Rekonpensi ini, maka
m

ub

masing-masing TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III dengan ini


mengajukan tuntutan ganti rugi sebesar Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)
ka

kepada TERGUGAT REKONPENSI, sehingga total kerugian imateril PARA


ep

PENGGUGAT adalah Rp 15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah).


ah

Berdasarkan uraian–uraian tersebut di atas, maka TERGUGAT I, TERGUGAT II


R

dan TERGUGAT III mohon agar Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
es
M

perkara aquo dapat memberikan putusan sebagai berikut :


ng

on

Hal 49 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
DALAM KONPENSI.

si
DALAM EKSEPSI

ne
ng
1. Menyatakan menerima Eksepsi TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT
III untuk seluruhnya.
2. Menyatakan Gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima (niet ontvankelijk

do
gu
verklaard).

DALAM POKOK PERKARA

In
A
1. Menolak Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya.
2. Menyatakan Perjanjian Perdamaian dan Pemberian Pelepasan tertanggal 8
ah

lik
Januari 2015 adalah sah dan mengikat bagi PENGGUGAT dan RUMAH SAKIT
PREMIER BINTARO.
am

ub
3. Menyatakan bahwa TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III tidak
melakukan perbuatan melawan hukum.
4. Menolak permohonan ganti kerugian yang diajukan PENGGUGAT untuk
ep
k

seluruhnya.
ah

5. Menolak permohonan pembayaran uang paksa (dwangsom) yang diajukan


R

si
PENGGUGAT untuk seluruhnya.
6. Menolak permohonan sita jaminan yang diajukan PENGGUGAT untuk

ne
ng

seluruhnya.
7. Menolak permohonan putusan serta merta (uitvoerbaar bij voorraad) yang

do
gu

diajukan PENGGUGAT seluruhnya.


8. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara.
In
A

DALAM REKONPENSI
1. Menerima dan mengabulkan Gugatan PARA PENGGUGAT REKONPENSI
ah

lik

untuk seluruhnya.
2. Menyatakan TERGUGAT REKONPENSI telah melakukan perbuatan melawan
m

ub

hukum terhadap PARA PENGGUGAT REKONPENSI.


3. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI membayar ganti kerugian materil
ka

ep

sebesar Rp 17.787.400 (tujuh belas juta tujuh ratus delapan puluh tujuh ribu
empat ratus rupiah) kepada PARA PENGGUGAT REKONPENSI.
ah

4. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI membayar ganti kerugian immateril


R

es

sebesar Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) kepada PENGGUGAT I


M

REKONPENSI.
ng

on

Hal 50 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
5. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI membayar ganti kerugian immateril

si
sebesar Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) kepada PENGGUGAT II

ne
ng
REKONPENSI.
6. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI membayar ganti kerugian immateril
sebesar Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) kepada PENGGUGAT III

do
gu
REKONPENSI.
7. Menghukum TERGUGAT REKONPENSI untuk membayar semua biaya perkara

In
A
ini.
ah

lik
Atau
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, TERGUGAT I, TERGUGAT II dan
am

ub
TERGUGAT III mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Apabila Majelis Pengadilan Negeri Tangerang yang memerika perkara a qou,


ep
mempunyai pandangan lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aqou et
k

Bono) ;
ah

si
Menimbang, bahwa atas Jawaban Para Tergugat, Penggugat telah
mengajukan Replik tanggal 1 Maret 2016, kemudian atas Replik Penggugat

ne
ng

tersebut, Para Tergugat mengajukan Duplik pada tanggal 15 Maret 2016, yang
untuk singkatnya maka Replik dan Duplik dari masing-masing pihak tersebut

do
dianggap telah termuat disini sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam
gu

putusan ini;
In
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya, Penggugat
A

telah mengajukan bukti surat yang diberi tanda yaitu :


ah

1. Foto copy Kutipan Akta Kelahiran Nomor 474.1/38-DKCS/PML/2004 tanggal


lik

26 Februari 2004 atas nama KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE, diberi


tanda P-1 ;
m

ub

2. Foto copy Kartu Keluarga Nomor K 36740137266 tanggal 25 Juli 2011 atas
nama Kepala Keluarga BASTIANUS JANTJE ROTTIE, diberi tanda P-2 ;
ka

ep

3. Foto copy Pemeriksaan Diagnostik dan Imaging yang dimintakan oleh Dr.
SUSI GALIH PRAMUDJA (Tergugat III) terhadap KENSKY JONATHAN JUKO
ah

ROTTIE, diberi tanda P-3 ;


R

es

4. Foto copy KARTU MASUK untuk rawat inap dan perkiraan biaya operasi atas
M

nama KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE, diberi tanda P-4 ;


ng

on

Hal 51 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
5. Foto copy Tata Laksana Perawatan Pasien Rawat Inap yang berlaku di RS.

si
Premier Bintaro – Ramsay Health Care (Tergugat I, diberi tanda P-5 ;

ne
ng
6. Foto copy Rekening Pasien atas nama KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE
selama rawat inap dan operasi di RS. Premier Bintaro – Ramsay Health Care
(Tergugat I), diberi tanda P-6 ;

do
gu
7. Foto copy Data Pembayaran (Payment Detail) atas nama Pasien KENSKY
JONATHAN JUKO ROTTIE untuk pemeriksaan/check up tanggal 12 Januari

In
A
2015 kepada Tergugat III (Dr. SUSI GALIH PRAMUDJA), diberi tanda P-7 ;

8. Foto copy Data Pembayaran (Payment Detail) atas nama Pasien KENSKY
ah

lik
JONATHAN JUKO ROTTIE untuk pemeriksaan/check up tanggal 9 April 2015
kepada Dr. Nita Ratna Dewanti, Sp.A, diberi tanda P-8 ;
am

ub
9. Foto copy Data Pembayaran (Payment Detail) atas nama Pasien KENSKY
JONATHAN JUKO ROTTIE untuk pemeriksaan/check up tanggal 11 Mei 2015
kepada Tergugat III (Dr. SUSI GALIH PRAMUDJA), diberi tanda P-9 ;
ep
k

10. Foto copy Surat Permintaan Konsultasi atas kondisi medis KENSKY
ah

JONATHAN JUKO ROTTIE yang mengalami trauma pasca operasi amandel,


R
diberi tanda P-10 ;

si
11. Foto copy Kwitansi Pembayaran Pasien Rawat Jalan di Pamulang Medical

ne
ng

Centre tanggal 10 Juni 2015 atas nama Pasien KENSKY JONATHAN, diberi
tanda P-11 ;

do
gu

12. Foto copy Perawatan emergency di IGD Rumah Sakit Permata Pamulang
tanggal 11 Februari 2016 atas nama Pasien KENSKY JONATHAN JUKO,
diberi tanda P-12 ;
In
A

13. Foto copy dari foto Kasa yang dimuntahkan oleh KENSKY JONATHAN JUKO
ROTTIE, pasca operasi, diberi tanda P-13 ;
ah

lik

14. Foto copy Resume Medis Rawat Jalan atas nama Kensky Jonathan Juko
Rottie dari Rumah Sakit Permata Pamulang berdasarkan pemeriksaan tanggal
m

ub

11 Februari 2016, diberi tanda P-14 ;

15. Foto copy Resume Medis Rawat Jalan atas nama Kensky Jonathan Juko
ka

Rottie dari Rumah Sakit Sari Asih Ciputat berdasarkan pemeriksaan tanggal
ep

25 April 2016, diberi tanda P-15 ;


ah

16. Foto copy Pemeriksaan dan PengobatanTHTPasca Operasi terhadap Kensky


R

Jonathan Juko Rottiedari Rumah Sakit Pondok Indah berdasarkan


es
M

pemeriksaan tanggal 30 April 2016, diberi tanda P-16 ;


ng

on

Hal 52 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
17. Foto copy Hasil pemeriksaan dan terapi atas Trauma Pasca Operasi terhadap

si
Kensky Jonathan Juko Rottie dari Pamulang Medical Centre berdasarkan

ne
pemeriksaan tanggal 10 Mei 2016, diberi tanda P-17 ;

ng
18. Foto copy Tanda Terima Pengaduan ke Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia dengan Nomor Register 21/P/MKDKI/VII/2015 tanggal

do
gu
19. Foto
13 Juli 2015, diberi tanda P-18 ;

copy Surat Permohonan Informasi Tindak Lanjut / Penanganan

In
A
Pengaduan yang ditujukan kepada Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia (MKDKI) Nomor 34/SP/SANS/V/2015 tanggal 28 September 2014,
diberi tanda P-19 ;
ah

lik
20. Foto copy Surat Penjelasan Laporan Pengaduan No. Reg.
21/P/MKDKI/VII/2015 yang dikeluarkan oleh Majelis Kehormatan Disiplin
am

ub
Kedokteran Indonesia (MKDKI) dengan Nomor 2368/U/MKDKI/X/2015 tanggal
7 Oktober 2015, diberi tanda P-20 ; ep
Menimbang, bahwa fotocopy bukti surat Penggugat yang diberi tanda P-1
k

sampai dengan P-20 tersebut telah diberi materai secukupnya dipersidangan telah
ah

R
diperiksa dan ternyata bukti surat P-1 sampai dengan P-12, P-14 sampai dengan

si
P-17 dan P-20 sesuai dengan aslinya, bukti P-13, P-18, P-19 adalah berupa foto

ne
copy dari foto ;
ng

Menimbang, bahwa didalam perkara ini Penggugat tidak mengajukan saksi-


saksinya ;

do
gu

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil bantahannya Para Tergugat


telah mengajukan bukti surat yang diberi tanda yaitu :
In
A

1. Foto copy Surat MKDKI Nomor:2676/U/ MKDKI/XI/2015 tertanggal 25


November 2015 perihal Permintaan Data, yang ditujukan kepada Dr.
ah

lik

SUSILANINGRUM GALIH PRAMUDJA, Sp. THT., diberi tanda TI s/d TIII-1 ;


2. Foto copy Surat MKDKI Nomor:154/U/ MKDKI/II/2016 tanggal 4 Februari 2016
m

ub

perihal Pemberitahuan, yang ditujukan kepada Direktur RS Premier Bintaro,


diberi tanda TI s/d TIII-2 ;
ka

3. Foto copy Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


ep

Kedokteran (UU No.29/2004), diberi tanda TI s/d TIII-3 ;


ah

4. Foto copy Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 4 Tahun 2011


R

tentang Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi (PKKI No.4/2011), diberi
es

tanda TI s/d TIII-4 ;


M

ng

on

Hal 53 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
5. Foto copy Kutipan website resmi Ramsay Health Care Indonesia

si
(http://ramsayhealth.co.id), diberi tanda TI s/d TIII-5 ;

ne
ng
6. Foto copy Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.1035 K/Sip/ 1973 tanggal 5
Maret 1975, diberi tanda TI s/d TIII-6 ;
7. Foto copy Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.621 K/Sip/1975 tanggal 25

do
gu
Mei 1977, diberi tanda TI s/d TIII-7 ;
8. Foto copy Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.492 K/Sip/1970 tanggal 21

In
A
Nopember 1970, diberi tanda TI s/d TIII-8 ;

9. Foto copy Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.550 K/Sip/1979 tanggal 8


ah

lik
Mei 1980, diberi tanda TI s/d TIII-9 ;

10. Foto copy Perjanjian Perdamaian dan Pemberian Pelepasan tanggal


8 Januari 2015 (“Perjanjian Perdamaian”), diberi tanda TI s/d TIII-10 ;
am

ub
11. Foto copy Formulir Kritik dan Saran yang dibuat oleh Ny. HESTY ROTTIE
pada tanggal 1 Januari 2014, diberi tanda TI s/d TIII-11 ;
ep
k

12. Foto copy Tindakan Follow Up Kritik Saran yang dibuat oleh RSP BINTARO,
ah

diberi tanda TI s/d TIII-12 ;


R

si
13. Foto copy Rekening Pasien bernama KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE
sebesar Rp 19.284.969,- (sembilan belas juta dua ratus delapan puluh empat

ne
ng

ribu sembilan ratus enam puluh sembilan rupiah), diberi tanda TI s/d TIII-13 ;

14. Foto copy Payment Voucher dengan Cek sebesar Rp 75.000.000,- (tujuh

do
gu

puluh lima juta rupiah) dari RSP BINTARO kepada Ny. HESTY ROTTIE pada
tanggal 8 Januari 2015, diberi tanda TI s/d TIII-14 ;
In
A

15. Foto copy Surat Permohonan yang diajukan oleh Ny. HESTY ROTTIE kepada
RSP BINTARO pada tanggal 9 April 2015, diberi tanda TI s/d TIII-15 ;
ah

lik

16. Foto copy Tanda Terima (Kwitansi) Pembayaran sebesar Rp 15.000.000,-


(lima belas juta rupiah) dari RSP BINTARO kepada Ny. HESTY ROTTIE pada
tanggal 23 April 2015, diberi tanda TI s/d TIII-16 ;
m

ub

17. Foto copy Biaya pengobatan pasien anak yang bernama KENSKY
ka

JONATHAN JUKO ROTTIE di RSP BINTARO pada tanggal 12 Januari 2015,


ep

diberi tanda TI s/d TIII-17 ;


ah

18. Foto copy Biaya pengobatan pasien anak yang bernama KENSKY
R

JONATHAN JUKO ROTTIE di RSP BINTARO pada tanggal 9 April 2015,


es

diberi tanda TI s/d TIII-18 ;


M

ng

on

Hal 54 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
19. Foto copy Biaya pengobatan pasien anak yang bernama KENSKY

si
JONATHAN JUKO ROTTIE di RSP BINTARO pada tanggal 11 Mei 2015,

ne
ng
diberi tanda TI s/d TIII-19 ;

20. Foto copy Biaya pengobatan pasien anak yang bernama KENSKY
JONATHAN JUKO ROTTIE di RSP BINTARO pada tanggal 5 Juni 2015,

do
gu
diberi tanda TI s/d TIII-20 ;

21. Foto copy Consultation, List Summary Prescription, History Lab Result

In
A
Radiologi, Result Diagnosis Observasi, Pasien OT Report mengenai hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh Dr. ERIZON SAFARI terhadap pasien anak
ah

lik
yang bernama KENSKY JONATAN JUKO ROTTIE, diberi tanda TI s/d TIII-21 ;

22. Foto copy Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 5 Tahun 1975 perihal
am

ub
Sita Jaminan (“SEMA No.5/1975”), diberi tanda TI s/d TIII-22 ;

23. Foto copy Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.791 K/Sip/1972 tanggal 26


Februari 1973, diberi tanda TI s/d TIII-23 ;
ep
k

24. Foto cpy Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 3 Tahun 2000 tentang
ah

Putusan Serta Merta (Uit Voerbaar Bij Voorraad) (“SEMA No.3/2000”), di beri
R

si
tanda TI s/d TIII-24 ;

ne
ng

Menimbang, bahwa fotocopy bukti surat Para Tergugat yang diberi tanda
TI s/d TIII-1 sampai dengan TI s/d TIII-4, TI s/d TIII-6, sampai dengan TI s/d TIII-

do
20, TI s/d TIII-23, TI s/d TIII-24 tersebut telah diberi materai secukupnya
gu

dipersidangan telah diperiksa dan ternyata surat bukti TI s/d TIII-1 sampai dengan
TI s/d TIII-24 sesuai dengan aslinya, bukti TI s/d TIII-5, TI s/d TIII-22 adalah
In
A

berupa foto copy dari copy, sedangkan TI s/d TIII-21 adalah berupa foto copy dari
print out ;
ah

lik

Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti surat, Para Tergugat juga


mengajukan saksi-saksi dipersidangan, saksi-saksi mana telah memberikan
m

ub

keterangan dibawah sumpah masing-masing sebagai berikut dibawah ini ;

1. Saksi Drg. Nailufar, Mars, yang pada pokoknya menerangkan :


ka

ep

- Bahwa pada tanggal 5 Januari 2015 ada pertemuan antara Ibu HESTY
dan suaminya bersama KENSKY JONATHAN JUKO ROTTIE dengan pihak
ah

RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO yang diadakan di Ruang Komite Medik


R

es

Lantai 3 dan dihadiri oleh Saksi, Dr. Uli, Ibu AGUS dan Dr. SUSI GALIH ;
M

ng

on

Hal 55 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
- Bahwa dalam pertemuan tersebut, Dr. SUSI GALIH menjelaskan masalah

si
medis kepada Ibu HESTY dan suaminya, dan penjelasan tersebut diterima

ne
ng
oleh Ibu HESTY dan suaminya. Ibu HESTY menyadari memang hal itu
(tampon yang ketinggalan dan keluar dari mulut KENSKY pasca operasi)
tidak disengaja untuk mencelakakan pasien ;

do
gu
- Bahwa pada pertemuan tersebut tidak ada janji pengobatan gratis seumur
hidup ke seluruh jaringan RUMAH SAKIT RAMSAY HEALTH INDONESIA.

In
Dr. SUSI GALIH memang menyampaikan seandainya masih ada keluhan
A
untuk menghubunginya dan pihak RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO
lebih kepada membantu. Bukti RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO
ah

lik
membantu adalah ketika pada saat KENSKY datang ke RUMAH SAKIT
PREMIER BINTARO untuk berobat dan sudah diberikan gratis dan ada 4
am

ub
kali invoice yang diberikan gratis ;
- Bahwa pertemuan tanggal 5 Januari 2015 ditindaklanjuti dengan suatu
Perjanjian Perdamaian dan Pemberian Pelepasan yang ditandatangani
ep
k

pada tanggal 8 Januari 2015 dan sebelum ditandatangani Ibu HESTY telah
ah

diberikan kesempatan untuk membaca pasal demi pasal dari Perjanjian


R

si
Perdamaian dan Pemberian Pelepasan ;
- Bahwa inti Perjanjian Perdamaian adalah dalam Pasal 1 dan Pasal 3

ne
ng

khususnya mengatur bahwa Pemberi Pelepasan (dalam hal ini adalah Ibu
HESTY) menyatakan dan tidak memberikan izin, persetujuan ataupun

do
memberi kuasa kepada siapapun untuk mengajukan tuntutan kepada
gu

Penerima Pelepasan (dalam hal ini RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO)


waktu sekarang ataupun waktu yang akan datang ;
In
A

- Bahwa Perjanjian Perdamaian telah terlaksana, Ibu HESTY menerima cek


sebesar Rp 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) ;
ah

lik

- Angka sebesar Rp 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) diajukan oleh
Ibu HESTY. Awalnya pihak RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO hanya
mengganti biaya perawatan sebesar Rp 19.284.696 (sembilan belas juta
m

ub

dua ratus delapan empat ribu enam ratus sembilan puluh enam rupiah)
namun ditolak oleh Ibu HESTY dan meminta tambahan lagi untuk
ka

ep

penggantian biaya tiket ke Manado. Kemudian keluarlah angka Rp


75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) dari Ibu HESTY ;
ah

- Bahwa ada tambahan yang diberikan pihak RUMAH SAKIT PREMIER


R

BINTARO kepada Ibu HESTY sebesar Rp 15.000.000,- (lima belas juta


es
M

rupiah). Ibu HESTY datang dan bertemu saksi beberapa lama setelah
ng

on

Hal 56 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Perjanjian Perdamaian ditandatangani tanggal 8 Januari 2015 menyampaikan

si
bahwa asuransi yang diberikan oleh perusahaan suaminya bekerja tidak lagi

ne
ng
menjamin biaya perawatan KENSKY. Ibu HESTY meminta kebaikan hati
dari RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO untuk mengganti biaya
pengobatan sebesar Rp 19.284.696 (sembilan belas juta dua ratus delapan

do
gu empat ribu enam ratus sembilan puluh enam rupiah). Dalam pertemuan
tersebut, Ibu HESTY sudah mengetahui bahwa persoalan sudah selesai

In
karena Perjanjian Perdamaian dan Pemberian Pelepasan sudah
A
ditandatangani. Namun Ibu HESTY melalui saksi meminta kebaikan hati dari
RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO agar mengganti biaya perawatan.
ah

lik
Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya RUMAH SAKIT PREMIER
BINTARO memutuskan untuk mengganti biaya perawatan namun tidak
am

ub
sebesar Rp 19.284.696 (sembilan belas juta dua ratus delapan empat ribu
enam ratus sembilan puluh enam rupiah) tetapi diberikan sebesar Rp
15.000.000,- (lima belas juta rupiah)
ep
k
ah

2. Saksi Dr. Erizon Safari, yang pada pokoknya menerangkan :


R
- Bahwa saksi telah memeriksa pasien anak bernama KENSKY JONATHAN

si
JUKO ROTTIE di ruang Unit Gawat Darurat (UGD).

ne
ng

- Bahwa orang tua mengeluhkan KENSKY sering tersesak, sulit bernafas,


tercekik apabila teringat tampon yang keluar setelah operasi amandel.
Tetapi pada saat saksi melakukan pemeriksaan terhadap KENSKY dalam

do
gu

kondisi yang tidak sesak, tidak ada keluhan sulit bernafas, tidak ada keluhan
tercekik sehingga ada ketidaksesuaian antara keluhan yang disampaikan
In
orang tua dengan pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap KENSKY ;
A

- Bahwa saksi belum sampai kepada diagnostik dan ini merupakan gangguan
psikosomatik yaitu ada keluhan tetapi secara fisik normal sehingga saksi
ah

lik

perlu pendapat Ahli dalam hal ini, saksi merujuk kepada Dra. Ninik A.
Bawani, seorang Psikolog. Jadi saksi belum sampai kepada level
m

ub

diagnostik, saksi belum bisa menyatakan suatu trauma tetapi info tersebut
didapat dari orang tuanya. Riwayat trauma diperoleh dari orang tuanya yang
ka

menyatakan KENSKY sering sulit bernafas, KENSKY sering tercekik, atau


ep

tiba-tiba histerikal kalau teringat tampon keluar dari mulutnya ;


ah

- Bahwa berdasarkan pengalaman saksi yang beberapa kali merujuk kasus-


R

kasus psikologis, pendapat Dra. Ninik A. Bawani seringkali cocok dengan


es

apa yang dipikirkan sehingga saksi merujukan KENSKY kepada Dra. Ninik
M

ng

on

Hal 57 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
A. Bawani sebagai seorang Psikolog yang juga bekerja di RUMAH SAKIT

si
PREMIER BINTARO ;

ne
ng
- Bahwa saksi tidak kenal dengan seorang Psikolog yang bernama Dra.
Wulansari dari Klinik 24 Jam Pamulang Medical Centre yang tercantum
dalam Surat Permintaan Konsultasi (surat rujukan).

do
gu
3. Saksi Ahli Dr. M. Nasser, SpKK, FINSDV, FAADV, Doctor of Law, yang
pada pokoknya menerangkan :

In
A
- Bahwa kewenangan MKDKI adalah pertama mendorong tata laksana
praktik kedokteran yang baik dan kedua memberikan perlindungan hukum
ah

lik
terhadap tenaga, dokter serta publik yang menerima penanganan dokter
tersebut ;
am

ub
- Bahwa keputusan MKDKI seharusnya berpengaruh dan ikut
dipertimbangkan oleh Hakim dalam memutus perkara pidana maupun
perdata ;
ep
k

- Bahwa rekam Medis milik sarana kesehatan, isinya milik pasien dan yang
ah

diberikan kepada pasien atau keluarganya adalah Ringkasan Rekam Medis


R
dan bukan Rekam Medis. Jika pasien atau keluarganya tidak diberikan

si
Rekam Medis oleh rumah sakit tidak merupakan perbuatan melawan hukum ;

ne
ng

- Bahwa kalau ada pasien yang kemudian tidak mendapatkan Resume


Rekam Medis (Ringkasan Rekam Medis) ketika meminta, ada jalan lain, di
rumah sakit itu ada banyak pengawas, di rumah sakit itu ada Komite Medik,

do
gu

di rumah sakit itu ada Komite Etik, laporkan sebagai sebuah pelanggaran
etik. Dia tidak perlu lapor ke Polisi supaya perkara pidana, tidak perlu juga
In
A

lapor kepada Hakim sebagai pelanggaran atau perbuatan melawan hukum


Pasal 1365 KUHPerdata. Kalau lapor-lapor itu terjadi, hanya karena tidak
ah

lik

menerima Resume Rekam Medis, itu sangat berbahaya. Defence Rumah


sakit dan dokter akan terjadi, tidak mau menerima pasien, berhati-hati dan
sebagainya, itu akan membuat cost untuk pemeriksaan kesehatan oleh
m

ub

pelayanan kesehatan ;
- Bahwa dalam ilmu kedokteran ada yang disebut Psycho Physic Reaction
ka

ep

(PPR). PPR tidak saja pasca operasi, pada orang yang sering batuk-batuk
atau orang yang sakit maag, atau orang yang biasanya mengalami
ah

kesakitan. Itu biasanya disertai PPR. PPR ini bisa muncul apalagi
R

es

seseorang yang mengalami operasi. Jadi PPR muncul biasanya pada orang
M

yang konstitusi kejiwaannya, konstitusi tubuhnya itu tidak kuat terhadap


ng

on

Hal 58 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
sesuatu, yang bersifat traumatik. Ini sangat kejiwaan. Catatan Ahli memiliki

si
kompetensi untuk berpendapat yang berkaitan dengan kejiwaan karena

ne
ng
dipelajari pada saat Ahli menempuh pendidikan hukum kedokteran ;
- Bahwa kondisi pasien antara pasien yang satu dengan pasien yang lain
ketika diambil tindakan kedokteran tertentu, itu reaksinya tidak sama.

do
gu Setiap tubuh manusia bersifat individual, dipengaruhi oleh banyak faktor.
Pertama, faktor gizi yang ditentukan ketika sejak bayi. Kedua, faktor

In
A
imunitas yang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap penyakit ;
- Bahwa kalau hanya atas dasar ada seseorang yang telah dioperasi terus
ada perasaan tidak enak kemudian mengatakan dokter itu telah melakukan
ah

lik
perbuatan melawan hukum. Tidak semudah itu, harus ada pembuktian-
pembuktian. Itu menunjukkan bahwa kualitas di dalam penentuan perbuatan
am

ub
melawan hukum ini masih sangat rendah, tidak sesuai dengan azas-azas
dan prinsip-prinsip hukum kesehatan ;
ep
k

Menimbang, bahwa akhirnya baik Penggugat maupun Para Tergugat telah


ah

mengajukan Kesimpulan masing-masing pada tanggal 19 Juli 2016, dan masing-


R

si
masing pihak menyatakan pihaknya tidak akan mengajukan apa-apa lagi dan
mohon putusan ;

ne
ng

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat maka segala sesuatu yang jelas


tercatat dalam Berita Acara Persidangan dianggap telah dimuat disini sebagai

do
gu

bagian yang dipertimbangkan dalam putusan ini ;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM


In
A

Dalam Konpensi.
ah

lik

Dalam Eksepsi.
Tentang Gugatan Penggugat Prematur.
Menimbang, bahwa Tergugat-I mendalilkan gugatan Penggugat prematur
m

ub

atau belum pada waktunya untuk menggugat karena belum ada keputusan dari
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia;
ka

ep

Menimbang, bahwa Penggugat mendalilkan berdasarkan pasal 66 ayat (3)


Undang-Undang Nomor 29 Tahun2004 tentang Praktik Kedokteran menyatakan
ah

“pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
R

menghilangkan hak setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan tindak pidana
es
M

kepada pihak berwenang dan/atau menggugat kerugian perdata ke Pengadilan”;


ng

on

Hal 59 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum pasal 66 ayat (3) Undang-

si
Undang Nomor 29 Tahun2004 tentang Praktik Kedokteran masih berlaku dan

ne
ng
belum dicabut, maka majelis hakim berpendapat oleh karenanya alasan eksepsi
Tergugat-I tentang gugatan Penggugat prematur haruslah dinyatakan untuk
ditolak ;

do
gu
Tentang Penggugat Keliru Mengajukan Gugatan Terhadap PT. Affinity Health
Indonesia Rumah Sakit Premier Bintaro Sebagai Tergugat I Dan Tentang

In
A
Gugatan Penggugat Kurang Pihak.
Menimbang, bahwa Tergugat-I mendalilkan tidak ada lembaga yang
ah

lik
bernama PT. Affinity Health Indonesia Rumah Sakit Premier Bintaro, tetapi yang
ada adalah PT. Affinity Health Indonesia atau Rumah Sakit Premier Bintaro ;
Menimbang, bahwa Tergugat juga mendalilkan Tergugat-I tidak memiliki
am

ub
hubungan hukum dengan Penggugat, karena anak Penggugat yang bernama
Kensky Jonathan Juko Rottie tidak pernah menggunakan formulir dan
ep
dokumentasi yang diterbitkan/dikeluarkan oleh Tergugat I ;
k

Menimbang, bahwa Penggugat mendalilkan menulis PT. Affinity Health


ah

Indonesia Ramah sakit Premier Bintaro sebagai Tergugat-I berdasarkan website


R

si
resmi dari Ramsey Health Care Indonesia (PT. Affinity Health Indonesia) RS.
Premier Bintaro, Annex Building 5th Floor, Jalan MH. Thamrin Nomor 1 Sektor 7

ne
ng

Bintaro Jaya Tangerang, Ph.62-21 7486 3888, FAX.62-21 7486 3111 ;


Menimbang, bahwa setelah majelis hakim mempelajari surat kuasa dari

do
gu

Tergugat-I kepada kuasanya tertanggal 15 Desember 2015, menyatakan PT.


Affinity Health Indonesia adalah selaku pengelola Rumah Sakit Premier Bintaro ;
Menimbang, bahwa oleh karenanya majelis hakim berpendapat PT. Affinity
In
A

Health Indonesia Ramah sakit Premier Bintaro sebagai Tergugat-I berdasarkan


website resmi dari Ramsey Health Care Indonesia (PT. Affinity Health Indonesia)
ah

lik

RS. Premier Bintaro adalah merupakan satu kesatuan untuk bertanggungjawab


dalam hukum ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, maka majelis hakim
m

ub

berpendapat eksepsi Tergugat-I tentang tidak ada lembaga yang bernama


PT. Affinity Health Indonesia Rumah Sakit Premier Bintaro dan tentang gugatan
ka

ep

Penggugat kurang pihak, haruslah dinyatakan untuk ditolak ;


ah

Tentang Penggugat Keliru Mengajukan Gugatan Kepada Tergugat-II.


R

Menimbang, bahwa Tergugat-II mendalilkan bahwa tindakan medis yang


es

dilakukan oleh Tergugat-II adalah bertindak untuk dan atas nama Rumah Sakit
M

ng

Premier Bintaro ;
on

Hal 60 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Menimbang, bahwa alasan Penggugat menggugat Tergugat-II karena yang

si
menandatangani perjanjian yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat-I

ne
ng
adalah Tergugat-II dengan kedudukan sebagai Direktur pada Rumah Sakit Premier
Bintaro;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan kedudukan Tergugat-II sebagai

do
gu
Direktur pada Rumah Sakit Premier Bintaro telah masuk dalam acara pembukti an,
maka majelis hakim berpendapat pemeriksaan ini telah masuk dalam pemeriksaan

In
pokok perkara;
A
Menimbang, bahwa oleh karenanya eksepsi Penggugat tentang Penggugat
keliru mengajukan gugatan kepada Tergugat-II, haruslah dinyatakan untuk ditolak;
ah

lik
Tentang Gugatan Kabur Dan/Atau Tidak Jelas (Exceptio Obscuur Libel).
Menimbang, bahwa Tergugat mendalilkan tentang gugatan kabur karena:
am

ub
1. Umur Penggugat dalam gugatan Penggugat berusia 9 (sembilan) tahun,
sedangkan menurut Tergugat bahwa Penggugat berumur 11 (sebelas) tahun;
ep
2. Penggugat menyebutkan Rumah Sakit Premier Bintaro sebagai Tergugat dan
k

bukan Tergugat-I; Penggugat menuntut ganti rugi imateril sebesar


ah

Rp.5.000.000.000; (lima milyar) tetapi tidak menyebutkan kerugian dari mana;


R

si
3. Dalam surat gugatan Penggugat menyebutkan Penggugat adalah sebagai
Pelapor dan ada juga sebagai Pemohon sertaTergugat III disebut sebagai

ne
ng

Terdakwa III;
4. Penulisan nama orang yang sebenarnya bernama Drg.Nailufar, MARS menjadi

do
gu

drg. Auigfar;

Menimbang, bahwa Penggugat telah memberikan dalil bantahannya atas


In
eksepsi Tergugat-I; Tergugat-II dan Tergugat-III sebagaimana tersebut di atas
A

dalam repliknya ;
Menimbang, bahwa majelis hakim sependapat dengan pengertian gugatan
ah

lik

kabur (obscuur libel) menurut Prof. Dr. Sudiksno dan pendapat M. Yahya Harahap
S.H. serta Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 492 K/Sip/1970
m

ub

tanggal 21 Nopember 1970 sebagaimana dalil Tergugat-I, Tergugat-II dan


Tergugat-III ;
ka

Menimbang, bahwa pada pokoknya yang dimaksud gugatan kabur (obscuur


ep

libel) sebagaimana fakta hukum di atas adalah antara Posita gugatan dan Petitum
ah

gugatan saling bertentangan dan tidak berkesesuaian ;


R

Menimbang, bahwa majelis hakim setelah mempelajari gugatan Penggugat,


es

maka tidak ditemukan adanya Posita gugatan dengan Petitum gugatan yang saling
M

ng

bertentangan atau tidak berkesesuaian ;


on

Hal 61 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Menimbang, bahwa dengan adanya kesalahan pengetikan dalam surat

si
gugatan dan tidak mengakibatkan adanya perbedaan antara Posita gugatan

ne
ng
dengan Petitum gugatan, menurut majelis hakim tidak menyebabkan gugatan aquo
menjadi kabur (obscuur libel) ;
Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka sudah

do
gu
sepatutnya eksepsi Tergugat-I, Tergugat-II dan Tergugat-III dinyatakan untuk
ditolak ;

In
A
Tentang Penggugat Keliru Menggugat Tergugat-II, Tentang Penggugat Tidak
Memiliki Persona Standi In Judicio (Legal Standing).
ah

lik
Menimbang, bahwa Tergugat-II mendalilkan tindakan Tergugat-II dalam
menangani tindakan medis kepada Penggugat adalah untuk dan atas nama
Rumah Sakit Premier Bintaro serta bukan bertindak secara pribadi;
am

ub
Menimbang, bahwa Tergugat-I, Tergugat-II dan Tergugat-III mendalilkan
Penggugat tidak mempunyai kedudukan hukum lagi untuk melakukan gugatan
ep
kepada Tergugat-I, Tergugat-II dan Tergugat-III karena telah diselesaikan dengan
k

ditandatanganinya perjanjian perdamaian;


ah

Menimbang, bahwa setelah majelis hakim mempelajarinya ke-dua eksepsi,


R

si
maka majelis hakim berpendapat bahwa eksepsi tersebut telah memerlukan acara
pembuktian dan oleh karenanya telah masuk dalam pokok perkara;

ne
ng

Menimbang, bahwa oleh karenanya ke-dua eksepsi tersebut haruslah


dinyatakan untuk ditolak;

do
gu

Dalam Pokok Perkara.


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
In
A

sebagaimana tersebut di atas ;


Menimbang, bahwa masalah pokok dalam perkara ini adalah sebagai
ah

lik

berikut :
- Bahwa anak Penggugat yang bernama Kensky Jonathan Juko Rottie pada
tanggal 22 Desember 2014 telah diambil tindakan medis dalam bentuk operasi
m

ub

amandel;
- Bahwa yang melakukan tindakan operasi kepada Kensky Jonathan Juko Rottie
ka

ep

adalah Tergugat-III;
- Bahwa setelah dioperasi amandel Kensky Jonathan Juko Rottie dirawat inap di
ah

tempat Tergugat-I dan pulang pada tanggal 24 Desember 2014;


R

es

- Bahwa pada tanggal 27 Desember 2014 sesuai dengan jadwal check up


M

dengan Tergugat-III, maka Penggugat membawa Kensky Jonathan Juko Rottie


ng

on

Hal 62 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
dengan keluhan susah bernapas, akan tetapi Tergugat-III menyampaikan

si
bahwa hal tersebut masih dalam keadaan wajar;

ne
ng
- Bahwa pada tanggal 31 Desember 2014 sekira pukul 19.00 Wib Kensky
Jonathan Juko Rottie mengalami kesulitan bernapas serta muntah-muntah dan
tanpa disadari ada benda asing yang bergerak di leher Kensky Jonathan Juko

do
-
gu
Rottie, yang akhirnya benda asing tersebut keluar;
Bahwa pada tanggal 01 Januari Penggugat mendatangi Tergugat-I dan

In
A
Tergugat-III untuk meminta penjelasan terkait benda asing tersebut, akan tetapi
Penggugat diminta datang kembali pada tanggal 05 Januari 2015;
ah

- Bahwa pertemuan pada tanggal 05 Januari 2015 Penggugat bertemu dengan

lik
juru bicara Tergugat-I yaitu drg. Auigfar yang menyatakan Tergugat-I akan
bertanggungjawab tidak saja pada permasalahan yang diakibatkan oleh
am

ub
Tergugat III, tetapi juga hingga pada keseluruhan gangguan kesehatan yang
mungkin dialami atau akan dialami oleh Kensky Jonathan Juko Rottie,
ep
semuanya ditanggung oleh Tergugat-I secara gratis diseluruh jaringan Rumah
k

Sakit Ramsey di Jakarta;


ah

- Bahwa pada tanggal 08 Januari 2015 Penggugat diminta untuk


R

si
menandatangani surat perdamaian yang isinya adalah untuk membebaskan
Tergugat-I, Tergugat-II dan Tergugat-III dari segala tuntutan hukum;

ne
ng

Menimbang, bahwa Tergugat-I, Tergugat-II dan Tergugat-III menolak dan

do
menyangkal seluruh dalil gugatan Penggugat, kecuali yang secara nyata dan jelas
gu

diakui kebenarannya dalam jawaban ini;


Menimbang, bahwa bukti surat P-1; P-2; P-3; P-4; P-5 dan P-6; dihubungkan
In
A

dengan bukti surat TI s/d TIII-11 dan TI s/d TIII -13, menerangkan bahwa anak
Penggugat yang bernama Kensky Jonathan Juko Rottie telah mendapat tindakan
ah

lik

operasi mandel di tempat Tergugat-I dan Tergugat-II yang dilakukan oleh


Tergugat-III dengan rawat inap;
Menimbang, bahwa bukti surat P-7; P-8; P-9; P-10; P-18; P-19 dan P-20
m

ub

dihubungkan dengan bukti surat TI s/d TIII-1; TI s/d TIII-2 dan TI s/d TIII -12,
ka

menerangkan tentang adanya keluhan dari Penggugat pasca operasi di tempat


ep

Tergugat-I dan Tergugat-II yang dilakukan oleh Tergugat-III;


Menimbang, bahwa menurut Penggugat keluhan adalah adanya benda asing
ah

yang tertinggal di rongga mulut Kensky Jonathan Juko Rottie berupa tampon/kain
es

kassa dan keluar sendiri pada tanggal 31 Desember 2014 dengan didahului
M

kesulitan bernapas serta muntah-muntah;


ng

on

Hal 63 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Menimbang, bahwa Tergugat-I, Tergugat-II dan Tergugat-III dalam

si
jawabannya menerangkan, bahwa terhadap keluhan Penggugat tersebut pihak

ne
ng
Rumah Sakit Premier Bintaro telah memberikan tanggapan dan itikad baik dengan
mengadakan pertemuan pada tanggal 5 Januari 2015 yang dihadiri oleh
Penggugat, Tergugat-III dan pihak Rumah Sakit Primier Bintaro yaitu saksi Drg.

do
gu
Nailufar, MARS, Dr. Uli, Ibu Agus dan Dr. Susi Galih, untuk musyawarah dan
mufakat sebagai proses penyelesaian secara kekeluargaan;

In
A
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat TI s/d TIII-10 atas hasil
pertemuan pada tanggal 5 Januari 2015 kemudian dilanjutkan dengan
ditandatangani Perjanjian Perdamaian antara Penggugat dengan Tergugat-I,
ah

lik
Tergugat-II dan Tergugat-III pada tanggal 8 Januari 2015 dengan ketentuan
Penggugat melepaskan segala tuntutan dan/atau permintaan apapun dikemudian
am

ub
hari;

Menimbang; bahwa berdasarkan bukti surat TI s/d TIII-14 dan TI s/d TIII-16
ep
atas Perjanjian Damai tersebut, Penggugat telah menerima pengembalian biaya
k

operasi sebesar Rp.15.000.000; (lima belas juta rupiah) ditambah dengan ganti
ah

rugi sebesar Rp.75.000.000; (tujuh puluh lima juta rupiah);


R

si
Menimbang, bahwa selanjutnya majelis akan mempertimbangkan tentang
apakah Tergugat-I, Tergugat-II dan Tergugat-III telah melakukan perbuatan

ne
ng

melawan hukum karena :

- Adanya kain kassa/tampon paska operasi pada tanggal 22 Desember 2014

do
gu

yang tertinggal dalam rongga mulut Kensky Jonathan Juko Rottie dan keluar
dengan sendirinya pada tanggal 31 Desember 2014 ;
- Pada saat control (check up) tanggal 27 Desember 2014 Tergugat III
In
A

menyampaikan bahwa keluhan sesak napas yang diderita oleh anak


Penggugat yang bernama Kensky Jonathan Juko Rottie adalah masih dalam
ah

lik

keadaan yang wajar paska operasi ;


- Tergugat-I, Tergugat-II dan Tergugat-III telah membuat perjanjian damai dan
m

ub

pemberian pelepasan dengan Penggugat pada tanggal 8 Januari 2014 dengan


menggunakan klausula yang baku ;
ka

- Tergugat-I, Tergugat-II dan Tergugat-III tidak memberikan rekam medis


ep

kepada Penggugat ;
ah

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan ahli Dr. M. Nasser, Sp.KK.,


es

FINSDV, FAADV, Doctor of Law, menyatakan:


M

ng

on

Hal 64 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
- Bahwa paska tindakan operasi amandel kepada Pasien diberikan kain

si
kassa/tampon di tempat bagian yang di operasi dengan maksud untuk

ne
ng
menghentikan adanya pendarahan;
- Bahwa kain kassa/tampon tersebut dalam jangka waktu sekitar 3 (tiga) hari
akan keluar dengan sendirinya;

do
-
gu
Bahwa Dokter yang memeriksa dan mengambil tindakan kepada Pasiennya
harus memberikan informasi, penjelasan secara lengkap akan kemungkinan-

In
A
kemungkinan yang timbul dalam memeriksa dan mengambil tindakan kepada
Pasiennya, baik kepada Pasien itu sendiri maupun kepada keluarga Pasien;
ah

- Bahwa kurangnya komunikasi antara Dokter dengan Pasien adalah bukan

lik
merupakan suatu perbuatan yang melawan hukum, akan tetapi melanggar
kewajiban Dokter untuk memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi
am

ub
dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis Pasien;
- Bahwa Pasien yang menjalani tindakan operasi pada umumnya akan
ep
menimbulkan gelaja traumatic atas tindakan operasi tersebut, akan tetapi
k

tingkat traumatic yang timbul tidak akan sama dengan satu Pasien dengan
ah

Pasien yang lainnya, dan timbulnya traumatic tersebut adalah masalah


R

si
kejiwaan Pasien dan bukan masalah phisik dari tindakan operasi;
- Bahwa Pasien berhak mendapatkan isi rekam medis sedangkan Dokumen

ne
ng

Rekam Medis merupakan milik Dokter atau sarana Pelayanan Kesehatan;


- Bahwa Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

do
gu

tentang identitas Pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan


lain yang telah diberikan kepada Pasien;
In
A

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut di atas majelis hakim


berpendapat, bahwa Tergugat III tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis dan
ah

lik

memadai (adequate information) kepada Pasien dan Keluarganya dalam


melakukan praktik kedokteran;
m

ub

Menimbang, bahwa dalam penegakan disiplin dan pengenaan sanksi


disiplin bagi Dokter yang melakukan pelanggaran Disiplin Profesional Dokter,
ka

maka lembaga yang berwenang menurut Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004


ep

Tentang Praktik Kedokteran adalah Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran


Indonesia (MKDKI) dan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
ah

Propinsi (MKDKI-P);
es

Menimbang, bahwa Penggugat dalam perkara ini di persidangan tidak


M

ng

mengajukan adanya bukti surat hasil pemeriksaan dari Majelis Kehormatan Disiplin
on

Hal 65 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Kedokteran Indonesia (MKDKI) dan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran

si
Indonesia Propinsi (MKDKI-P);

ne
ng
Menimbang, bahwa Penggugat mendalilkan pernah meminta Rekam Medis
atas nama Pasien bernama Kensky Jonathan Juko Rottie kepada Tergugat-I,
Tergugat-II dan Tergugat-III (bukti vide, P-7);

do
gu Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat yang diajukan Penggugat di
persidangan, majelis hakim tidak menemukan satupun bukti surat yang

In
A
menyatakan Penggugat pernah meminta Rekam Medis kepada Tergugat-I,
Tergugat-II dan Tergugat-III;
ah

lik
Menimbang, bahwa tentang dalil Penggugat yang menyatakan Perjanjian
Damai dan Pelepasan yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat-I,
Tergugat-II dan Tergugat-III adalah merupakan Perjanjian yang dibuat secara
am

ub
Baku oleh Tergugat-I, Tergugat-II dan Tergugat-III;

Menimbang, bahwa menurut majelis hakim tentang Perjanjian yang dibuat


ep
k

secara Baku, adalah perjanjian yang dibuat secara sepihak yang berisikan
ketentuan-ketentuan yang tetap, sebagai contoh: adalah karcis parkir kendaraan
ah

bermotor dengan ganti rugi kehilangan dan ketentuan lain yang telah ditetapkan
R

si
secara sepihak oleh pengelola parkir;

ne
Menimbang, bahwa setelah majelis hakim mempelajari bukti TI s/d TIII – 10
ng

dan berdasarkan keterangan saksi Drg. Nailufar, MARS., bahwa perjanjian damai
dan Pelepasan yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat-I, Tergugat-II dan

do
gu

Tergugat-III, adalah hasil musyawarah dari pertemuan pada tanggal 5 Januari


2015;
In
A

Menimbang, bahwa hasil musyawarah antara Penggugat dengan Tergugat-


I, Tergugat-II dan Tergugat-III, bahwa besaran ganti rugi sesuai dengan
permintaan dari Penggugat yaitu sebesar Rp. 75.000.000; (tujuh puluh lima juta
ah

lik

rupiah) dan telah diterima oleh Penggugat (vide bukti TI s/d TIII – 14);

Menimbang, bahwa selain besaran ganti rugi tersebut di atas, Penggugat


m

ub

juga telah menerima pengembalian biaya rumah sakit sebesar Rp.15.000.000;


(lima belas juta rupiah) dan juga telah diterima oleh Penggugat (vide bukti TI s/d
ka

ep

TIII -15 dan vide bukti TI s/d TIII -16);

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, maka majelis hakim


ah

berpendapat perjanjian perdamaian dan pemberian pelepasan yang dibuat oleh


R

Penggugat dan Tergugat-I, Tergugat-II dan Tergugat-III, bukan merupakan


es
M

perjanjian baku sebagaimana dalil gugatan Penggugat;


ng

on

Hal 66 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Menimbang, bahwa oleh karenanya majelis hakim berpendapat Perjanjian

si
Perdamaian dan Pemberian Pelepasan tertanggal 8 Januari 2015 antara

ne
ng
Penggugat dengan Tergugat-I, Tergugat-II dan Tergugat-III telah memenuhi syarat
sahnya suatu perjanjian sebagaimana dalam pasal 1320 KUHPerdata dan telah
mengikat kepada para pihak sebagaimana ketentuan dalam pasal 1338

do
gu
KUHPerdata;

Menimbang, bahwa tentang dalil Penggugat yang menyatakan Tergugat-I,

In
A
Tergugat-II dan Tergugat-III telah menjanjikan pengobatan gratis seumur hidup
kepada Kensky Jonathan Juko Rottie;
ah

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Drg. Nailufar, MARS

lik
dihubungkan dengan bukti TI s/d TIII – 10, majelis hakim tidak menemukan adanya
perjanjian aquo sebagaimana dalil gugatan Penggugat;
am

ub
Menimbang, bahwa tentang bukti P-10; P-11 tertanggal 4 Juni 2015 dan
tertanggal 10 Juni 2015 adalah bukti pembayaran yang dibayar oleh Penggugat
ep
untuk biaya konsultasi psychology Kensky Jonathan Juko Rottie atas trauma yang
k

timbul paska operasi amandel;


ah

R
Menimbang, bahwa tentang bukti P-12 tertanggal 11 Pebruari 2016 adalah

si
pembayaran yang dibayar oleh Penggugat untuk pemeriksaan dan pengobatan

ne
Kensky Jonathan Juko Rottie akibat adanya mimisan dari lubang hidung sisi
ng

kanan;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut di atas, maka majelis

do
gu

hakim berpendapat tentang bukti P-10, P-11 dan P-12 adalah tidak berhubungan
langsung dengan paska tindakan operasi yang dilakukan oleh Tergugat-III;
In
A

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Dr. Erizon Safari yang


pernah memeriksa Pasien Kensky Jonathan Juko Rottie ruang unit gawat darurat
ah

lik

(UGD) paska tindakan operasi amandel, datang dengan keluhan sesak dan sulit
barnapas, akan tetapi setelah saksi periksa ternyata tidak diketemukan sesak dan
sulit bernapas sebagaimana yang dikeluhkan;
m

ub

Menimbang, bahwa menurut saksi Dr. Erizon Safari pasien Kensky


ka

Jonathan Juko Rotti mengalami gangguan psikosomatik, yaitu ada keluhan tetapi
ep

secara fisik pasien tersebut dalam keadaan normal;


ah

Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka majelis


R

hakim berpendapat bahwa Penggugat tidak dapat membuktikan seluruh dalil


es

gugatannya;
M

ng

on

Hal 67 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan tersebut, maka

si
majelis berpendapat bahwa gugatan Penggugat sudah sepatutnya dinyatakan

ne
untuk ditolak seluruhnya ;

ng
Dalam Rekonpensi.

do
gu Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat Rekonpensi
sebagaimana tersebut di atas ;

In
Menimbang, bahwa orang perorangan atau badan hukum yang mengajukan
A
gugatan perdata terhadap orang perorangan atau badan hukum ke Pengadilan
adalah perbuatan hukum yang sah dan telah diatur menurut hukum acara yang
ah

lik
berlaku sah ;

Menimbang, bahwa perbuatan hukum yang dilakukan oleh Tergugat Dalam


am

ub
Rekonpensi/Penggugat Dalam Konpensi bukan merupakan suatu perbuatan
melawan hukum, maka segala tuntutan hukum dari Penggugat Rekonpensi/
ep
Tergugat Dalam Konpensi haruslah dinyatakan untuk ditolak ;
k

Menimbang, bahwa oleh karenanya gugatan Rekonpensi Penggugat Dalam


ah

Rekonpensi haruslah dinyatakan untuk ditolak seluruhnya;


R

si
Dalam Konvensi dan Dalam Rekonpensi.

ne
ng

Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat Dalam Konpensi/ Tergugat


dalam Rekonpensi adalah pihak yang dikalahkan, maka sudah sepatutnya

do
gu

dihukum untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini;

Memperhatikan : Pasal 1338 KUHPerdata serta Peraturan-Peraturan dan


ketentuan hukum yang bersangkutan ;
In
A

MENGADILI:
ah

lik

Dalam Konpensi.
Dalam Eksepsi.
- Menolak eksepsi Tergugat-I, Tergugat-II dan Tergugat-III untuk seluruhnya ;
m

ub

Dalam Pokok Perkara.


- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
ka

ep

Dalam Rekonpensi.
- Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya ;
ah

Dalam Konpensi dan Dalam Rekonpensi.


R

- Menghukum Penggugat Dalam Konpensi/Tergugat Dalam Rekonpensi untuk


es

membayar biaya perkara sebesar Rp. 666.000,- (enam ratus enam puluh enam
M

ng

ribu rupiah) ;
on

Hal 68 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim

si
Pengadilan Negeri Tangerang pada hari Selasa, tanggal 02 Agustus 2016, oleh

ne
ng
kami : SUN BASANA HUTAGALUNG, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua Majelis,
DR. I KETUT SUDIRA, SH.MH. dan REHMALEM Br P, SH. masing-masing
sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan pada hari Selasa tanggal

do
gu
16 Agustus 2016 dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua
Majelis dengan didampingi Hakim Anggota tersebut, dengan dibantu oleh RETNO

In
A
SEKARWATI, S.H.,M.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Tangerang,
dengan dihadiri oleh Kuasa Penggugat dan Kuasa Para Tergugat ;
ah

lik
Hakim Anggota, Hakim Ketua,
am

ub
ep
k

DR. I KETUT SUDIRA, SH.MH. SUN BASANA HUTAGALUNG, S.H.,M.H.


ah

si
ne
ng

REHMALEM Br. P, S.H.


Panitera Pengganti,

do
gu

In
A

RETNO SEKARWATI, S.H.,M.H.


ah

lik

Perincian biaya :
PNBP,................................ Rp. 30.000,-
m

ub

Proses Perkara , ............... Rp. 50.000,-


Panggilan ,......................... Rp. 575.000,-
ka

ep

Redaksi Putusan, ............. Rp. 5.000,-


Materai Putusan,............... Rp 6.000,-
ah

Jumlah : ................ Rp. 666.000,-


R

es

( enam ratus enam puluh enam ribu rupiah) ;


M

ng

on

Hal 69 dari 69 Putusan Nomor 751/Pdt.G/2015/PN.Tng


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69

Anda mungkin juga menyukai