Makalah Studi Asia Tenggara
Makalah Studi Asia Tenggara
MAKALAH
Disusun oleh :
FIRA FANIA
SIYATIN
2017/2018
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada ibu Siti
Aisyah,M.Ag selaku Dosen mata kuliah studi islam asia tenggara yang telah memberikan tugas
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Penulis
2. Permasalahan ………………………………………………………………….....
3. Tujuan ……………………………………………………………………………
1. Kesimpulan ………………………………………………………………………
BAB I
1.latar belakang
Islam memang agama yang saat ini sudah menyebar keseluruh benua bahkan dunia.
Karena memang dalam ajaran islam menuntut kepada orang yang memeluk agama islam untuk
menyebarkannya kepada orang yang belum mengenal dan memeluk islam. Salah satu orang yang
sangat berpengaruh di dunia ialah nabi Muhammad SAW yang menyebarkan islam sendirian di
Mekkah yang saat itu penduduknya jahiliyah dan kemudian berubah menjadi masyarakat yang
berakhlak baik dengan memeluk agama islam. Dari sinilah penyebaran islam semakin luas
keseluruh dunia hingga sampailah ke Asia Tenggara.
Penyebaran Islam merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam sejarah Asia
Tenggara dan juga paling tidak jelas sumbernya. Secara umum ada beberapa teori yang mungkin
dapat menjelaskan tentang masuknya islam di Asia Tenggara. Yang pertama adalah
perdagangan, perluasan perdagangan antara Asia Barat, India dan Asia Tenggara membantu
penyebaran agama oleh pedagang Muslim yang membawa agama Islam ke Asia Tenggara. Yang
kedua adalah misionaris atau sufi, Para misionaris sufi berperan penting dalam menyebarkan
agama menggunakan ide-ide islam dengan keyakinan local yang ada dan gagsan-gagasan
keagamaan.
Proses islamisasi di Asia Tenggara terkenal sangat mudah karena masuknya islam ke
Asia Tenggara di sebarluaskan melalui kegiatan perdagangan. Hal ini berbeda dengan daerah
islam di Dunia yang di sebarluaskan melalui penaklukan Arab dan Turki. Islam masuk ke Asia
Tenggara dengan jalan damai, sehingga sangat mudah di terima masyarakat Asia Tenggara. Dan
di dalam islam pun ajarannya mudah dimengerti sesuai rasional dan juga banyak bukti-bukti
alam bahwa islam adalah agama yang benar. Maka orang islam yang berakhlak baik
memudahkan dalam penyebarannya agar penduduk sekitar yang non islam mau menerima,
mengikuti, dan masuk agama islam.
Asia Tenggara merupakan tempat tinggal bagi penduduk Muslim terbesar di dunia. Islam
merupakan agama mayoritas di Indonesia, Malaysia dan Brunei, dan minoritas Muslim di
Singapura, Filipina dan Thailand. Secara geografis, kawasan Asia Tenggara merupakan tempat
yang unik dan menarik bagi perkembangan agama-agama dunia, sehingga hamper seluruh agama
Asia Tenggara menjadi salah satu bagian Negara terbesar, kategorinya yakni dalam
cakupan luas, banyak berdirinya kerajaan-kerajaan islam diwilayah ini yang menjadi tolak ukur
tentang pernyataan bahwa Asia Tenggara merupakan wilayah islam terbesar dan terluas syi’ar
islamnya. Di Asia Tenggara islam juga merupakan kekuatan social yang patut di perhitungkan,
karena hamper seluruh Negara yang ada di Asia Tenggara penduduknya, baik mayoritas maupun
minoritas memeluk agama islam. Dari segi jumlah, hamper terdapat 300 juta orang di seluruh
Asia Tenggara mengaku sebagai muslim. Berdasarkan kenyataan ini, Asia merupakan satu-
satunya wilayah islam yang terbentang dari Afrika Barat Daya hingga Asia Selatan yang
mempunyai penduduk muslim terbesar.
7. Apa pengaruh dari islamisasi di Asia tenggara terhadap masyarakat Asia Tenggara?
c. Tujuan penulisan
6. untuk memahami pengaruh dari islamisasi di Asia tenggara terhadap masyarakat Asia
Tenggara
BAB II
1. Asia Tenggara
Asia Tenggara adalah sebuah kawasan di benua Asia bagian tenggara. Kawasan ini
mencakup Indo Cina dan Semenajung Malaya serta kepulauan di sekitarnya. Asia tenggara
berbatasan dengan Republik Rakyat Cina di sebelah utara, Samudera Pasifik di timur, Samudera
Hindia di selatan, dan Samudera Hindia, Teluk Benggala, dan anak benua India di barat.
Asia Tenggara biasa di pilah dalam dua kelompok, yaitu Asia Tenggara Daratan ( ATD) dan
Asia Tenggara Maritim (ATM).
a. Negara-negara yang termasuk Asia Tenggara Daratan (ATD) adalah Kamboja, Laos,
Myanmar, Thailand, dan Vietnam.
b. Negara-negara yang termasuk Asia Tenggara Maritim (ATM) adalah Brunei, Fhilipina,
Indonesia, Malaysia, Singapura, Timor Leste.
Sebagian besar penduduk diwilayah Asia Tenggara berbudaya Melayu, yang membentang di
Malaysia dan Indonesia hingga Fhilipina.Di negara-negara tersebut, Islam menjadi identitas
keberagaman mereka. Sekalipun pada sisi kebudayaan dan agama tampak homogen, namun
pada realitas sosialnya kehidupan mereka menampakkan variasi dan dinamika.
Sebagian wilayah di Asia tenggara terdapat di semenanjung Indo Cina, yaitu wilayah-
wilayah yang mendapat pengaruh dari Cina, sehingga penduduknya banyak memeluk agama
Buddha, seperti di Myanmar, Vietnam, Laos, dan Kamboja. Akan tetapi, diwilayah ini pun
terjadi upaya konversi agama yang dilakukan oleh kalangan Katolik, Kristen, dan Islam.
Kajian islam atau studi Islam, secara etimologis merupakan terjemahan dari bahasa Arab,
yaitu Dirasah Islamiah. Dalam kajian Barat,studi Islam disebut islamic studies. Secara harfiah,
studi Islam adalah kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan keislaman. Adapun pengertian
terminologis tentang studi Islam dalam kajian ini, yaitu kajian secara sistematis dan terpadu
untuk mengetahui, memahami, dan menganalisis secara mendalam hal-hal yang berkaitan
Wilayah Asia Tenggara secara keseluruhan merupakan kawasan besar kaum muslim yang
relatif belakangan( baru) dalam perkenalannya dalam islam. Pada abad ke-11 hingga ke abad
12,ketika Al-Ghazali sibuk melancarkan polemiknya yang terkenal terhadap para filsuf Muslim,
Pulau Jawa, misalnya masih berada disekitar masa kekuasaan Raja Jayabaya (dari Kediri).
Secara umum, Islam masuk ke Asia Tenggara melalui kegiatan kaum pedagang dan para sufi
atau dengan cara damai. Hal ini berbeda dengan daerah islam didunia islam lainnya, seperti Arab
dan Turki yang disebarluaskan melalui penaklukkan. Islam masuk di Asia Tenggara dengan jalan
damai, terbuka, dan tanpa paksaan sehingga Islam sangat mudah diterima masyarakat Asia
Tenggara. Sekalipun demikian, hal ini bukan berarti tidak terjadi konflik, bahkan peperangan di
Asia Tenggara ketika terjadi islamisasi, seperti terjadi konflik antara Demak dengan Majapahit
atau Cirebon(dan Banten) dengan kerajaan-kerajaan Sunda. Secara umum, kedatangan islam di
negara-negara di Asia Tenggara hampir semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di
wilayah kepulauan dan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gurajat,Iran,Yaman, dan
Arabia Selatan.kalangan muslim baru mengintenskan proses islamisasinya pada abad ke-15. Hal
ini ditandai oleh banyaknya pemukiman Muslim di Sumatera, Jawa, Campa, dan lain-lain, serta
berdirinya kerajaan-kerajaan Muslim di Nusantara dan Dunia Melayu.
Proses islamisasi di Asia Tenggara masih mengalami proses kearah tingkat dan pekat.
Sekalipun datang belakangan, Islam di Asia Tenggara menampakkan fenomena yang
mengesankan, dengan beberapa karakteristik berikut.
a. Islam masuk ke Asia Tenggara dengan jalur damai, yaitu dominan secara kultural, sekalipun
islamisasi secara strukturalpun terjadi.
b. Letak geografis Asia Tenggara yang strategis mendorong banyak orang asing untuk
mengunjunginya sehingga Asia tenggara bersifat terbuka.
c. Karena kondisi geografis/geopolitis, Islam Asia Tenggara yang bersifat variatif. Misalnya
islam di Indonesia berbeda dengan Islam di Malaysia, tetapi tetap memiliki syariat yang
sama.
Islamisasi di Asia Tenggara berlangsung secara damai karena islamisasi di lakukan dengan
cara berdagang dan menikah dengan masyarakat setempat kemudian melahirkan anak dan
membentuk komunitas muslim, sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh para ahli di
antaranya Pijnappel yang meyakini bahwa melalui perdagangan sangat di mungkinkan
terjadinya hubungan antara islam dengan Asia Tenggara. Selain itu islam dapat diterima dengan
mudah sebagai agama, antara lain karena islam mengajarkan toleransi dan persamaan derajat di
antara sesama.
Islam di Asia Tenggara di perkenalkan melalui hubungan dagang dan perkawinan. Para
pedagang muslim Arab diyakini menyebarkan islam sembari melakukan perdagangan di wilayah
ini. Para pedagang muslim ini juga melakuakan perkawinan dengan wanita lokal. Dengan
terbentuknya keluarga muslim ini, maka setelah itu terbentuk lah komunitas-komunitas muslim.
Dikatakan bahwa sebagian dari pedagang juga melakukan perkawinan dengan keluarga
bangsawan local sehingga memungkinkan mereka atau keturunan mereka pada akhirnya
mencapai kekuasaan politik yang digunakan dalam penyebaran islam.
Saluran Perdagangan
Pada tahap permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu-
lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagang-pedagang Muslim (Arab,
Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada
kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik
untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum dikawini mereka diislamkan terlebih
dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul
kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim.
Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan
bangsawan, tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh
lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja
dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses
Islamisasi.
Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengan
ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan
mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Di antara mereka juga ada yang mengawini
putri-putri setempat. Dengan tasawuf, bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi
mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu,
sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Ajaran mistik seperti ini masih
dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang
diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon
ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka
pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah ketempat tertentu mengajarkan Islam.
Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan
Giri di Giri. Keluaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama
Islam.
Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang.
Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia
tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya
mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita
Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam.
Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan
sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.
Saluran Politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk
Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di
samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan
politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan
Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.
Untuk lebih memperjelas bagaimana proses islamisasi di Asia Tenggara ini, ada 3 teori
diharapkan dapat membantu memperjelas tentang penerimaan Islam yang sebenarnya:
1. Menekankan peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka di beberapa
wilayah pesisir lndonesia, dan wilayah Asia Tenggara yang lain yang kemudian melakukan
Dikemukakan oleh John Crawford Menurutnya Islam datang dari Arab melalui pedagang.
Buktinya catatan China mengatakan orang Arab dan Persia telah mempunyai pusat perniagaan di
Canton sejak tahun 300 M. Pedagang Arab yang ke China singgah di pelabuhan Asia Tenggara
Dikemukakan oleh E.G Eredia dan S.Q. Fatimi. Menurut Eredia, Canton pernah menjadi
pusat Perdagangan bagi para pedagang Arab hingga pedagang Cina memeluk Islam. Pedagang
China Islam ini kemudiannya berdagang di Asia tenggara disamping menyebarkan Islam.
Sedangkan menurut Fatimi, pedagang Cina Canton pernah berpindah beramai-ramai ke Asia
Tenggara.
1. Pada Batu Bersurat Terengganu, batu nisan yang mempunyai ayat al-Quran di Pekan,
Pahang.
2. Wujud persamaan antara seni Bangunan Cina dengan seni Bangunan masjid di Kelantan,
Melaka dan Jawa yaitu seperti bumbung pagoda, ciri khas atap genteng dari China.
1. Terdapat batu marmar pada batu nisan mempunyai cirri buatan India, contohnya di batu
nisan Raja Malik Pasai.
2. Unsur budaya India amat banyak kita jumpai di Negara-negara Asia Tenggara.3
Islam memasuki wilayah Asia selama abad pertama hijriah. Inti komunitas Muslim pertama
dibangun oleh pedagang Arab dan Persia, terutama para pelaut dari Arabia Selatan. Perbincangan
mengenai kapan, dimana, dan siapa yang terkait dengan islamisasi berlangsung di Asia
Tenggara, terutama dunia Melayu, masih bersifat polemik dikalangan sejarawan.
Di Asia Tenggara, orang Islam sebagai penduduk mayoritas hanya ada di Indonesia, Malaysia
dan Brunei. Adapu di Thailand, Fhilipina, dan Singapura, orang-orang Islam menjadi minoritas.
Bahkan, di Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar, jumlah penduduk Muslim sangat sedikit.
Dengan gambaran seperti itu, akar persoalan orang Islam di tiap-tiap negara juga berbeda.4
Sebagaimana telah di uraikan di atas, pada masa penyebaran islam di Asia Tenggara yang
tidak terlepas dari kaum pedagang Muslim. Hingga kontrol ekonomi pun di monopoli oleh
mereka. Di samping itu, pengaruh ajaran islam sendiripun telah mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan masyarakat Asia Tenggara. Islam mentranspormasikan budaya masyarakat yang telah
di islamkan di kawasan ini secara bertahap. Islam dan etos yang lahir darinya muncul sebagai
dasar kebudayaan.
Sejumlah karya bermutu di bidang teologi, hukum, sastra dan sejarah, segera bermunculan.
Banyak daerah di wilayah ini seperti Pasai, Malaka dan Aceh muncul sebagai pusat pengajaran
agama yang menjadi daya tarik para pelajar dari sejumlah penjuru wilayah ini.
Sistem pendidikan Islam kemudian segera di rancang. Dalam banyak batas, Masjid atau
Surau menjadi lembaga pusat pengajaran. Namun beberapa lembaga seperti pesantren di Jawa
dan pondok di Semenanjung Melaya segera berdiri. Hubungan dengan pusat-pusat pendidikan di
Dunia Islam segera di bina. Tradisi pengajaran Paripatetis yang mendahului kedatangan Islam di
wilayah ini tetap berlangsung. Ibadah Haji ke Tanah Suci di selenggarakan, dan ikatan
emosional, spritual, psikologis, dan intelektual dengan kaum Muslim Timur Tengah segera
terjalin. Lebih dari itu arus imigrasi masyarakat Arab ke wilayah ini semakin deras.
Di bawah bimbingan para ulama Arab dan dukungan negara, wilayah ini melahirkan ulama-
ulama pribumi yang segera mengambil kepemimpinan lslam di wilayah ini. Semua
perkembangan bisa dikatakan karena lslam, kemudian melahirkan pandangan hidup kaum
Muslim yang unik di wilayah ini. Sambil tetap memberi penekanan pada keunggulan lslam,
pandangan hidup ini juga memungkinkan unsur-unsur local masuk dalam pemikiran para ulama
pribumi. Mengenai masalah identitas, internalisasi Islam, atau paling tidak aspek luarnya, oleh
pendudukan kepulauan membuat Islam muncul sebagai kesatuan yang utuh dari jiwa dan
identitas subyektif mereka. Namun fragmentasi politik yang mewarnai wilayah ini, di sisi lain,
juga melahirkan perasaan akan perbedaan identitas politik diantara penduduk yang telah di
Islamkan.
Islam pada umumnya disebarkan secara damai (penetration pacifique). Melalui perantara
pedagang-pedagang Muslim dari Dunia Timur. Islamisasi mengalami kendala karena
masyarakat-masyarakat yang telah lama dipengaruhi oleh askestisme Hindu-Budha dan
sinkretisme penduduk lokal. Selain itu, juga bersaing dengan kehadiran para misionaris Kristen
di Barat.
Pada perkembangannya Islam mampu menjadi agama mayoritas di Asia Tenggara. Banyak
faktor yang menerangkan tentang hal tersebut, antara lain :
a.Pedagang Muslim asing yang datang ke Asia Tenggara memperkenalkan Islam guna
mendapatkan keunggulan ekonomi dan politik di kalangan masyarakat pribumi. Para pedagang
Muslim memperkenalkan ketentuan-ketentuan hukum Islam mengenai perdagangan dan
mengambil keuntungan ekonomi secara maksimal sehingga mampu membatasi adanya pilihan
terhadap agama-agama lain. Bangsa Barat datang dengan membawa agama Kristen. Namun
Kristen tidak begitu berkembang di Nusantara tapi justru Islam-lah yang berkembang pesat
karena penyebaran Islam tidak dihalangi oleh pemerintah colonial dan mereka juga tidak
memaksakan agama Kristen kepada penduduk setempat. Kehadiran kolonis merangsang
terjadinya proses Islamisasi dan intensifikasi lebih lanjut di kawasan ini. Identifikasi kolonis
sebagai penjajah kafir, menjadikan Islam sebagai wadah integrative masyarakat pribumi yang
saat itu terbelah oleh berbagai faktor sosial dan cultural dalam menghadapi penjajah Barat.
Kepercayaan nenek moyang atau system tradisional lainnya tidak mampu tampil sebagai
alternative identifikasi dan mekanisme pertahanan diri di tengah meningkatnya bahaya dan
sewenag-wenangan kolonisme Barat, kecuali Jawa yang pernah jadi pusat kekuasaan politik
Hindu-Budha yang sudah diinternalisasikan dengan kebudayaan Jawa, maka tidak ada wilayah
lain di Asia Tenggara yang mendalam dipenetrasi oleh Hindu-Budha. Ketentuan-ketentuan
universal-transendetal Hindu tidak pernah berlaku, di Jawa sekalipun. Sistem adat atau tradisi
pribumi yang sangat bersifat lokal, partikularistik dan divisive, sehingga tidak bisa tiharapkan
tampil menjadi faktor integrative.
b. Adanya kesamaan bentuk Islam yang pertama kali datang ke Indonesia dengan sifat mistik
dan sinkretisme kebudayaan nenek moyang setempat. Islam tasawwuf diterima oleh penduduk
c.Teori lain menurut ahli-ahli Kristen. Sifat Islam yang sederhana mengandung unsure-unsur
perkauman (tribalisme) yang menyebabkan Islam mudah dan cepat berkembang di kalangan
masyarakat yang memiliki system kepercayaan dan tradisi yang tidak canggih. Kesederhanaan
Islam cukup dengan membaca dua kalimat shahadah. Tapi Islam bukan sekedar shahadah tetapi
banyak mengandung banyak ajaran lain yang menyangkut segala aspek kehidupan. Seperti yang
diungkapkan oleh Snouck Hourgonje bahwa Islam tidak sesederhana itu karena perkembangan
Islam di Timur Tengah sendiri diwarnai dengan Liberalisme. Proses Islamisasi dan intensifikasi
ke-Islaman banyak dipengaruhi oleh situasi dan faktor-faktor local yang menyebabkan timbulnya
perbedaan-perbedaan dalam tingkat penetrasi Islam di kawasan Asia Tenggara yang berakibat
perbedaan pandangan, penghaytan, dan pengamalan Islam oleh penganutnya. Islamisasi dan
intensifikasi merupakan proses konversi kepada Islam dan peningkatan kesadaran serta upaya
untuk memahami dan mengamalkan Islam sesuai dengan doktrin-doktrin yang sebenarnya, yang
bersih dari bid’ah dan percampuran dengan unsure-unsur non Islam lainnya. Proses ini disebut
sebagai kembali kepada Al-Quran dan Hadits. Pembentukan kebudayaan dan tatanan politik
Islam di dunia dapat berkembang karena adanya tasawwuf. Proses internasionalisasi Islam
tasawwuf tidaklah berjalan sendiri, karena diperlukan adanya keterikatan tasawwuf kepada
shari’ah secara sufistik.5
Islam begitu berpengaruh di kawasan asia tenggara, adapun beberapa pengaruh islam adalah
sebagai berikut :
a. Sistem Pemerintahan
1. Wujudnya institusi kesultanan Islam di beberapa Negara.
2. Ulama menjadi penasehat bagi Raja/sultan
3. Islam sebagai agama resmi dan mayoritas.
4. Undang-undang berlandaskan hukum islam
5. Wujudnya semangat jihad
5
BAB III
1. Kesimpulan
Keunikan Islam di Asia Tenggara tidak terlepas dalam proses penyebarannya yang dilakukan
para pedagang Islam dengan jalan damai,ditambah dengan perpaduan unsur-unsur lokal yang
bersatu dengan ajaran Islam memperkaya budaya Islam di Asia Tenggara yang berbeda dengan
kawasan Islam lain ,tidak terjadinya arabisasi.
Islam masuk dan berkembang di Asia Tenggara adalah dengan jalan damai, beberapa teori
tentang masuknya islam di Asia Tenggara :
1. Saluran perdagangan
2. Saluran perkawinan
3. Saluran tasawuf
4. Saluran pendidikan
5. Saluran kesenian
6. Saluran politik
2. Saran
Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun kami berharap makalah ini
tetap dapat memberikan manfaat meskipun sedikit. Selain itu kami juga berharap pembaca
berkenan memberikan masukan baik berupa kritik maupun saran.
http://sejarahlengkap-dunia.blogspot.co.id/2015/06/islamisasi-asia-tenggara.html?m=1