Anda di halaman 1dari 23

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

2. URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI,


DAN PROGRAM KERJA
3. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

4. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

5. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 1


BAGIAN - B PENDEKATAN DAN METODOLOGI
B.1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK
B.1.1. TANGGAPAN TERHADAP KAK
Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Terms of Reference (TOR)
beserta Amandemen melalui LPSE Kementerian PUPR yang telah di
down-load sebagai dasar penyusunan Dokumen Usulan Teknis untuk
pedoman pelaksanaan pekerjaan yang telah diberikan, secara
umum sudah cukup jelas dan dapat dipahami dengan baik oleh
Konsultan, serta sudah mendapat penjelasan baik oleh Pokja Unit
Layanan Pengadaan dan peninjauan lapangan yang dilakukan
sendiri oleh Konsultan, baik itu mengenai maksud dan tujuannya,
latar belakang atas diskripsi lokasi pekerjaan, lingkup pekerjaan
konsultan, tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, tanggung jawab
pelaksanaan pekerjaan dan laporan-laporan yang harus diserahkan
yang kesemuanya telah dituangkan secara rinci dalam pembahasan-
pembahasan dalam Bagian dan Sub Bagian Metodologi Pelaksanaan
Pekerjaan.
Hanya saja data yang kami perlukan untuk menyusun suatu
dasar usulan yang lebih konkret belum kami dapatkan, untuk itu
kami mohon agar dalam pelaksanaan nantinya ketersediaan data
untuk menunjang tercapainya tujuan dari pekerjaan ini dapat
disediakan agar pekerjaan tersebut sesuai dengan kualitas dan
kuantitas yang diharapkan oleh Pengguna Jasa.
Disamping itu Konsultan telah mempelajari secara rinci dan seksama
mengenai dokumen dan laporan-laporan pekerjaan sebelumnya
yang berkaitan erat dengan pekerjaan ini. Walaupun demikian,
berikut ini dipaparkan komentar dan tanggapan terhadap Kerangka
Acuan Kerja (KAK) tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas
stategi dan pendekatan teknis, metodologi dan rencana kerja yang
dilakukan oleh Konsultan.
Setelah mempelajari dan menelaah materi-materi dan uraian tugas
yang disajikan dalam Kerangka Acuan Kerja yang disusun oleh Pokja
Unit Layanan Pengadaan, maka secara umum dapat disimpulkan
bahwa isi pokok Acuan Tugas tersebut sudah cukup lengkap dan jelas
serta dapat dipahami. Sehingga dengan mengikuti acuan yang ada,
Konsultan dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan sasaran dan
tujuan pekerjaan yang hendak dicapai.
Peran Pihak Proyek (Direksi Pekerjaan) dalam koordinasi dan
pengawasan pekerjaan konsultan sangat dibutuhkan untuk
mendapatkan hasil perencanaan yang diharapkan sehingga dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, baik terhadap
kelancaran pekerjaan maupun hasil pekerjaannya yang harus sesuai
dengan ketentuan serta persyaratan-persyaratan dalam Dokumen
Kontrak.
Diharapkan dengan adanya dokumen usulan teknis yang kami
susun ini, kami sebagai salah suatu Tim konsultan yang memiliki

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI


pengalaman dalam perencanaan teknis dapat dipercaya untuk
menangani paket pekerjaan.
Untuk itu dengan berpedoman pada Kerangka Acuan (Terms of
Reference) dan berita acara rapat penjelasan yang merupakan satu
kesatuan dokumen yang tidak terpisahkan, maka Konsultan
pelaksana dalam menjalankan tugas nantinya tidak mengalami
hambatan dan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya,
dengan harapan semoga proposal teknis ini dapat memberikan
gambaran pendekatan dan metodologi konsultan dalam menangani
pekerjaan ini.

B.1.2. SARAN TERHADAP KAK


Isi Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan ini kami pandang
sudah cukup baik secara umum, namun ada beberapa saran dan
masukan yang perlu kami sampaikan, yang mungkin bisa
dipertimbangkan dan digunakan untuk semakin sempurna dan
komplitnya Pekerjaan yang akan datang. Adapun saran dan
masukan kami adalah sebagai berikut :
“ D i m a s a merebaknya pandemic virus korona seperti sekarang ini,
Penyediaan waktu untuk melaksanakan/menyelesaikan pekerjaan
(Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan) yang diberikan oleh Penyedia
memerlukan koordinasi yang baik dan saling mendukung antara
pihak Konsultan dengan pihak Pengguna Jasa (Pemilik Proyek)
yang mana dengan guna melihat agar pekerjaan selesai tepat waktu
seperti yang diharapkan. Garis koordinasi yang diusulkan oleh
konsultan perlu dipertimbangkan bersama untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan ”.

B.2. URAIAN , METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA


Rekayasa pembangunan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang
berdasarkan analisa dari berbagai aspek untuk mencapai sasaran dan
tujuan tertentu dengan hasil seoptimal mungkin. Secara garis besar,
aspek-aspek yang berkaitan dengan rekayasa pembangunan dapat
dikelompokkan menjadi empat tahapan kegiatan, yaitu :
Tahapan Studi;
Tahapan Perencanaan;
Tahapan Pelaksanaan;
Tahapan Operasi dan Pemeliharaan.

Di dalam keempat tahapan tersebut ada berbagai macam aktivitas yang


dilaksanakan untuk mendukung kegiatan masing-masing tahapan.
Secara makro rekayasa, penjabaran dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat
dilihat pada Gambar C.8.

Berdasarkan tahapan rekayasa pembangunan secara makro seperti yang


telah dijelaskan di atas, pekerjaan ini termasuk dalam Tahapan
Pelaksanaan Konstruksi.

Berdasarkan acuan yang telah digariskan dalam Kerangka Acuan/TOR,


maka dalam menyiapkan rencana kegiatan akan dilakukan pendekatan

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI


teknis dan metodologi pengawasan yang optimal, ekonomis, tepat guna
dan solusinya dapat diandalkan. Oleh karena itu dalam melaksanakan
pekerjaan ini, pihak konsultan akan menyajikan pendekatan teknis dan
metodologi pengawasan dari masing-masing kegiatan yang dimulai dari
tahap awal hingga penyelesaian akhir pekerjaan.

Lingkup pelaksanaan serta metode yang digunakan di setiap tahapan


digambarkan dalam Gambar C.9. Lingkup kegiatan tersebut akan
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Tahapan Persiapan.
2. Tahapan Koordinasi.
3. Tahapan Pengawasan Lapangan.
4. Tahapan Penyerahan Hasil.

Gambar C.8 : TAHAPAN UMUM KEGIATAN

Gambar C.9 : BAGAN ALIR METODOLOGI PELAKSANAAN PENGAWASAN

B.2.1. Tahapan Persiapan

Pekerjaan persiapan ini meliputi penyelesaian administrasi, mobilisasi personil


dan peralatan.

1. Penyelesaian Administrasi
Masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi
administrasi kontrak dan legalitas personil yang akan ditugaskan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, baik di lingkungan intern konsultan maupun
untuk berhubungan dengan pihak lain.
2. Mobilisasi Personil dan Peralatan
Bersamaan dengan penyelesaian administrasi, konsultan akan melakukan
mobilisasi personil dan peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan ini.
Kemudian setelah semua personil dimobilisir, dilakukan rapat koordinasi
untuk menentukan langkah-langkah guna penyelesaian pekerjaan
pengawasan ini agar didapatkan hasil kerja yang maksimal.

B.2.2. Tahapan Koordinasi

B.2.2.1. Tujuan
Merupakan tahapan yang mempertemukan berbagai pihak yang terkait dengan
pelaksanaan pembangunan/konstruksi, yaitu Pengguna Jasa, Penyedia Jasa
Pemborongan, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas serta pihak-pihak
lain yang dianggap berkaitan untuk bersama-sama melakukan koordinasi
sehubungan dengan pelaksanaan konstruksi di lapangan.

B.2.2.2 Ruang Lingkup

1. Rapat Koordinasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi


Untuk kelancaran pelaksanaan konstuksi, pihak-pihak yang terkait, yaitu
Penyedia Jasa Pemborongan, Pengguna Jasa, Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana perlu mengadakan pertemuan guna mencari solusi dari
setiap permasalah yang ditemui di lapangan baik menyangkut bahan, metode
kerja maupun volume pekerjaan. Hasil keputusan dari pertemuan ini yang
akan diterapkan di lapangan guna mengatasi masalah-masalah tersebut.

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI


Pertemuan-pertemuan atau koordinasi ini akan kontinu dilakukan selama
masa pelaksanaan konstruksi.
2. Penentuan Patok-patok Referensi dan Elevasi Titik Kontrol
Dalam setiap awal pelaksanaan konstruksi suatu bangunan, Konsultan
Pengawas akan memberikan petunjuk secara tertulis kepada Penyedia Jasa
Pemborongan mengenai lokasi dan elevasi titik kontrol tetap dan titik
referensi berupa patok beton untuk keperluan survey dan pengukuran
pelaksanaan pekerjaan.

B.2.2.3. Output

Notulen rapat koordinasi;


Surat Perjanjian Perubahan Kontrak (addendum).

B.2.3. Tahapan Pengawasan Lapangan

B.2.3.1 Pengendalian Mutu Pelaksanaan


1. Tujuan
Pengawasan pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan spesifikasi
teknis, gambar kerja dan kesepakatan yang telah disetujui oleh semua
pihak.
1. Ruang Lingkup
 Pengendalian Mutu Bahan;
 Pengendalian Metode Kerja;
 Pengendalian Volume dan Gambar.

1. Metodologi
Dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi, beberapa hal yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian Mutu Bahan
Pengendalian mutu bahan menyangkut jenis dan spesifikasi bahan-
bahan yang digunakan untuk konstruksi baik itu bahan bangunan
maupun bahan pompa. Sebelum digunakan, bahan-bahan ini akan
diuji kualitasnya oleh Konsultan Pengawasan.
Penjelasan pengujian bahan selengkapnya telah dijelaskan di
pembahasan sebelumnya
2. Pengendalian Metode Kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, metode kerja yang
digunakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan harus sesuai dengan
yang telah diberikan pada spesifikasi teknis. Konsultan akan
mengawasi cara-cara yang digunakan oleh Penyedia Jasa
Pemborongan tersebut dan memberikan masukan kepada Penyedia
Jasa Pemborongan apabila tidak begitu mengerti tentang metode
yang ada di dalam spesifikasi teknis.
3. Pengendalian Volume dan Gambar
Volume dan gambar merupakan dasar bagi pelaksanaan konstruksi
yang utama di lapangan. Oleh karenanyas menjadi tugas Konsultan
Pengawas untuk mengecek apakah pelaksanaan yang ada sudah
sesuai dengan apa yang tercantum pada gambar rencana dengan
volume yang sesuai.

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI


Dari ketiga jenis pengendalian mutu di atas, Konsultan Pengawas
akan memberikan laporan kepada Pengguna Jasa secara berkala
sesuai dengan perkembangan di lapangan.
Pada pengendalian mutu ini, tidak menutup kemungkinan adanya
permasalahan yang akan timbul di lapangan yang disebabkan
kondisi lokasi setempat baik mengenai metode kerja dan gambar
rencana. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian (revisi)
terhadap sistem pengendalian di atas selama tidak menyimpang dan
kesepakatan awal dan spesifikasi yang ada. Hasil revisi ini akan
dicatat oleh Konsultan Pengawas dan terhadap perubahan-
perubahan yang ada oleh Penyedia Jasa Pemborongan akan
dibuatkan gambar hasil pelaksanaan dari perubahan tersebut.
Mengenai perubahan gambar rencana dan metode pembuatan
gambar perubahannya (as built drawing) dapat dilihat pada Data
Teknis E.

1. Output
2. Laporan harian, mingguan dan bulanan hasil uji mutu bahan.
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi volume
pekerjaan.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi metode
pekerjaan.
5. Gambar pelaksanaan lapangan (as built drawing).
6. Perjanjian perubahan kontrak (addendum).

B.2.3.2 Pengendalian Waktu Pelaksanaan


1. Tujuan
Tujuannya adalah agar waktu pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung
seperti yang telah direncanakan atau tidak melebihi waktu batas akhir
kegiatan.
1. Ruang Lingkup
Pembuatan diagram jaringan (network diagram) dan jadwal kerja
pelaksanaan.
1. Metodologi
Diagram jaringan (network diagram) adalah diagram yang memberikan
permulaan tanggal dini atau lambat dari masing-masing aktivitas agar
dimungkinkan diperoleh jadwal jalur kritis (critical path). Juga dibuat sub
jadwal untuk menunjukkan jadwal pekerjaan kritis dari keseluruhan
jadwal konstruksi.
Di samping pembuatan diagram jaringan, untuk kontrol terhadap waktu perlu
dibuat juga jadwal kerja dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi yang
terdiri dari :
1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pembuatan jadwal ini yang mengacu pada jadwal kegiatan Penyedia Jasa
Pemborongan dibuat untuk rencana pelaksanaan pekerjaan dan agar
kemajuan pekerjaan dari waktu ke waktu dapat dievaluasi ketepatan
waktunya. Jadwal tersebut diperlukan untuk menguraikan berbagai
aktivitas pekerjaan.
2. Jadwal Kedatangan Bahan Bangunan
Jadwal kedatangan bahan bangunan harus disesuaikan dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan dibuat terpisah. Dalam jadwal harus sudah

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI


termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan, rencana produksi bahan
di pabrik/sumber bahan, jadwal rencana pengiriman, pengujian,
pengambilan sampel dan persetujuan dari Pengguna Jasa.
3. Jadwal Penggunaan Tenaga Kerja
Jadwal ini juga mengacu kepada jadwal yang dimiliki oleh Penyedia Jasa
Pemborongan pelaksana di lapangan. Dari sini nantinya akan dilihat
perkembangan dan kecenderungan kebutuhan tenaga kerja yang
digunakan dalam pelaksanaan.
4. Jadwal Penggunaan Peralatan Konstruksi.
Untuk membantu pelaksanan konstruksi, biasa digunakan berbagai
peralatan baik itu peralatan ringan maupun alat-alat berat. Untuk itu,
sangat perlu dilakukan penjadwalan atas penggunaan alat-alat yang ada
untuk melihat tingkat efisien alat-alat tersebut.
Secara berkala pengawas akan memperbarui jadwal-jadwal di atas yang
disesuaikan dengan jadwal-jadwal Penyedia Jasa Pemborongan untuk
menggambarkan seteliti mungkin kemajuan pekerjaan secara aktual
sampai hari terakhir bulan yang bersangkutan.
 Output
 Diagram jaringan (network diagram).
 Laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksanaan konstruksi
aktual.
 Laporan harian, mingguan dan bulanan kedatangan bahan
bangunan.
 Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan tenaga kerja.
 Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan peralatan.

B.2.3.3 Pengendalian Biaya Pelaksanaan


1. Tujuan
Pengawasan terhadap keadaan arus uang (cash flow) kegiatan agar dapat
memaksimalkan keuangan kegiatan yang ada untuk mencapai hasil seperti
yang diharapkan.
1. Ruang Lingkup
Pengontrolan biaya melalui kurva S yang dikembangkan dari Bar Chat/Giant
Chart.
1. Metodologi
Seperti diketahui, kurva S bertujuan memberikan gambaran kemajuan
pekerjaan dengan waktu yang direfleksikan terhadap bobot penyerapan
biaya.
Pengawasan kegiatan dilakukan dengan membandingkan kurva S rencana
(yang dibuat Penyedia Jasa Pemborongan) dengan kurva S aktual
sehingga dapat diketahui apakah pekerjaan terlambat, sesuai atau
mendahului jadwal rencana. Dari sini kemudian dapat dilihat bobot biaya
yang telah dikeluarkan Penyedia Jasa Pemborongan untuk melaksanakan
pekerjaan konstruksi sampai dengan kemajuan yang ada. Dengan kurva S
ini, Penyedia Jasa Pemborongan dapat mengajukan pembayaran yang
akan diterima sesuai dengan hasil kerja yang dilakukan.

 Output
 Kurva S Aktual yang dibandingkan dengan Kurva S Rencana.
 Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran Penyedia Jasa
Pemborongan.

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI


 Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah/Kurang bila ada
perubahan pekerjaan.

B.2.4.Penyerahan Hasil
1. Tujuan
Tujuan adalah menyerahkan hasil-hasil pekerjaan pengawasan Konsultan
terhadap pelaksanaan konstruksi oleh Penyedia Jasa Pemborongan.
1. Ruang Lingkup
Mengasistensi kepada Pemimpin Kegiatan atas kebenaran dan
kelengkapan hasil pengawasan.
Evaluasi hasil pelaksanaan serta bukti-bukti pemenuhan kontrak oleh
Penyedia Jasa Pemborongan.
Menyusun dokumen penyerahan pekerjaan.

2. Output
Surat Pernyataan selesainya pekerjaan.
Berita Acara Penyerahan Pekerjaan.
Pada Bagian ini Konsultan mencoba menyajikan pembahasan :
1. Uraian Pendekatan dan Metodologi Pelaksanaan
2. Program Kerja

C.3. PEDOMAN PENGAWASAN PEKERJAAN

C.3.1. Evaluasi Gambar Kerja


Dalam evaluasi gambar kerja, beberapa hal yang dijadikan perhatian
adalah :
1. Apabila ada keragu-raguan mengenal dimensi satuan, Penyedia Jasa
Pemborongan wajib menanyakan terlebih dulu kepada Konsultan
Pengawas.
2. Dasarnya bila ada perbedaan/konflik antara gambar dan uraian
pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan, maka yang berlaku adalah
yang tertulis. Ketentuan tersebut berlaku bila tidak ada ketentuan lain
dari Konsultan Pengawas dan atau Konsultan Perencana.
3. Meskipun demikian, setiap kali ada perbedaan, ketidaksesuaian atau
keraguraguan di antara gambar kerja, maka sebelum melaksanakan
pekerjaan tersebut, Kontraktor harus melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas, dan Konsultan Pengawas memberikan
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan, sesudah
berunding dengan Konsultan Perencana.
4. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi
Kontraktor untuk mengadakan claim pada waktu pelaksanaan.

C.3.2. Pembuatan Shop Drawing


1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan yang harus
dibuat kontraktor berdasarkan gambar perencanaan/gambar kerja
yang disesuaikan dengan keadaan lapangan dan/atau persyaratan
pabrik dan bahan yang dipakai.
2. Shop drawing ini harus memberikan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produksi, bahan, cara pemasangan, dimensi dan
lain-lainnya.
3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan shop drawing
tersebut yang sebelumnya telah diajukan dan mendapat persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI
4. Pada dasarnya kontraktor diwajibkan membuat shop drawing apabila
ada persyaratan khusus dari pabrik/produksi bahan tertentu dan/atau
belum tercakup secara lengkap dalam gambar kerja, dan/atau
disesuaikan dengan kondisi lapangan.

C.3.3. Dokumentasi Pelaksanaan Konstruksi


1. Kontraktor harus membuat foto-foto berwarna dari bagian-bagian
pekerjaan yang sedang dilaksanakan atau yang telah selesai
dilaksanakan seperti yang diminta oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
Contoh-contoh foto harus diserahkan kepada Direksi/Pengawas
Lapangan pada akhir setiap bulan. Ukuran foto sekurang-kurangnya
ukuran postcard dan dipasang pada album. Keterangan yang
menyebutkan kegiatan/macam pekerjaan dan tanggal pengambilan
harus disertakan ukuran masing-masing foto.
2. Dari contoh yang dipilih Direksi/Pengawas Lapangan, Kontraktor harus
membuat foto dokumentasi 3 (tiga) set dalam waktu 2 (dua) hari
sesudahnya.
3. Negatif foto dokumentasi tersebut menjadi milik Pemberi Tugas atau
Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan dan tidak diijinkan untuk
membuat cetakan dan negatif tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi
Tugas atau Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan untuk
diserahkan kepada siapa pun.

C.3.4. Mobilisasi dan Demobilisasi


Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi mencakup :
1. Pembongkaran dan pemindahan semua instalasi sementara, peralatan
pembangunan dan peralatan lainnya, sedemikian rupa sehingga lokasi
kegiatan bersih dan teratur kembali dan diterima baik oleh Pengawas.
2. Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah Kontraktor menerima surat
pelulusan, Kontraktor harus memasukkan rencana kepada Konsultan
Pengawas/ Pengawas Lapangan mengenai prosedur mobilisasi.
3. Hal ini harus menjamin dilaksanakannya mobilisasi di atas dalam
waktu 10 (sepuluh) hari setelah Konsultan Pengawas/Pengawas
Lapangan memberikan nota dimulainya pekerjaan, peralatan harus
sudah berada di lokasi kegiatan sesuai dengan jadwal dibutuhkannya
alat-alat tersebut.
4. Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan
yang akan digunakannya untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar
tersebut harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan disetujui oleh
Pengawas Lapangan dalam hal fungsi dalam pekerjaan, kapasitas,
jumlah, tahun pembuatan, pabrik pembuat, kondisi dan rencana
waktu tiba di tempat pekerjaan. Kontraktor wajib mendatangkan alat-
alat tersebut tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal pemakaian.
5. Kontraktor dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk
memindahkan alat-alat tersebut sebagian atau seluruhnya, selama
pelaksanaan pekerjaan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.
6. Kontraktor diharuskan untuk mempersiapkan peralatan yang
diperlukan untuk melaksanakan tiap-tiap bagian/komponen/tahap
pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai. Penyediaannya di
tempat pekerjaan dan persiapannya harus terlebih dahulu mendapat
pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas.

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 10


C.3.5. Material
1. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan daftar tertulis
kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan tentang tempat
asal/sumber dan macam bahan bangunan yang dipesan untuk
digunakan dalam pekerjaan, seperti : split, pasir, timbunan pilihan dan
timbunan berbutir untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan
Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh konsultan Pengawas akan
dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima
material yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.
3. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh yang telah disetujui Pengawas.

C.3.6. Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan yang harus dilaksanakan kontraktor meliputi pekerjaan
mobilisasi peralatan dan material, pemasangan papan nama proyek,
pekerjaan pengukuran kembali (setting out), pembuatan Basecamp kerja.

C.3.6.1 Pekerjaan Mobilisasi Peralatan dan Material/Bahan


Kotraktor harus menyediakan semua peralatan, perlengkapan, lampu untuk
penerangan, rambu-rambu pengamanan, pekerjaan sementara, suku cadang,
tenaga kerja dan orang-orang termasuk segala sesuatau yang diperlukan
untuk melaksana-kan pekerjaan dengan baik dan selalu siap selama
pekerjaan berlangsung.

Pekerjaan persiapan ini juga menyediakan kantor lapangan untuk Kontraktor


dan Direksi, barak untuk tempat tinggal karyawan Kontraktor, lapangan
untuk persiapan (work-yards),. Kegiatan ini juga termasuk pekerjaan
asembling dan pemuatan untuk transportasi peralatan di gudang pusat
Kontraktor atau tempat dimana peralatan tersebut berada, pengangkutan
dan pengiriman peralatan maupun material dan suku cadang ke lokasi
pekerjaan, pembongkaran, pemasanga sehingga siap pakai semua peralatan,
material dan suku cadang ke lokasi pekerjaan, pembongkaran, pemasangan
sehingga siap pakai semua peralatan, material dan suku cadang termasuk
segala sesuatu yang diperlukan untuk melakasanakan pekerjaan.

C.3.6.2 Papan Nama Proyek


Kontraktor berkewajiban memasang papan nama proyek di lokasi yang
mudah terlihat, di sekitar jalan masuk lokasi pekerjaan. Papan nama proyek
dipasang pada balok kayu dengan mutu yang baik, yang tertancap dalam
tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah.
Papan nama proyek berisi informasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan,
meliputi :
Nama dan nomor kontrak pekerjaan yang dilaksanakan.
Identitas pemilik pekerjaan.
Identitas pelaksana pekerjaan.
Waktu pelaksanaan pekerjaan.
Nilai pekerjaan yang dilaksanakan.

Papan nama proyek dibuat dari kayu dengan mutu yang baik, terbuat dari
papan dengan ukuran tebal 3 cm, lurus dan diserut rata. Papan nama proyek

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 11


dipasang tegak (tidak miring), tinggi sisi atas papan nama proyek harus sama
satu dengan lainnya.

C.3.6.3 Pengukuran Kembali


Pengukuran kembali dimaksudkan untuk memastikan lokasi tapak
pekerjaan serta situasi lokasi pekerjaan, agar didapat gambaran yang jelas
(dalam bentuk peta situasi) untuk pelaksanan pekerjaan.
1. Persyaratan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diharuskan untuk
mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat
yang sudah ditera kepresisiannya.
Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi
Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya hanya dilakukan dengan
alat-alat waterpas/theodolit yang ketepatannya dapat
dipertanggungjawabkan.
Kontraktor harus menyediakan theodolit/waterpas beserta Petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Pengawas selama
pelaksanaan pekerjaan/proyek.
Pengukuran sudut prisma atau benang secara azas segi tiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
Direksi Pengawas.
Kontraktor harus memasang tugu patokan dasar (bench mark) sebagai
titik acuan. Untuk patok pekerjaan, kontaktor juga harus memasang
patok-patok penuntun dan papan dasar pelaksanaan.
1. Tugu patokan dasar (bench mark)
Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-
kurangnya 20×20 cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 meter
dengan bagian yang menonjol diatas muka tanah sekurang-kurangnya
setinggi 40 cm.
Letak dan jumlah patokan dasar ditentukan oleh Direksi Pengawas,
minimal diperlukan 2 buah tugu patokan dasar.
Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari
Direksi Pengawas untuk membongkarnya.

Pada waktu pematokan (penetuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak


(perpindahan), Kontraktor wajib membuat shop drawing dahulu sesuai
keadaan lapangan.

C.3.7. Basecamp

Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pelaksana harus membangun


base camp kerja b e s e r t a k e l e n g k a p a n n y a , (sesuai yang diminta
dalam dokumen pelelangan dan gambar rencana) yang didirikan pada
lokasidisekitar/tidakj a u h d a r i l o k a s i p e l a k s a n a a n p r o y e k . S e m u a
kegiatan,monitoring dan administrasi proyek dikerjakan di
dilokasi/didalam base camp. Juga disediakan ruangan lain yang
METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 12
berfungsi untuk ruang pelaksana K3 & dan tempat peralatan-
peralatan K3 & untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti APD (alat
pelindung diri) : helmet, safety shoes, belt, sarung tangan dll.

C.4. PROGRAM KERJA


Dalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu
program kerja yang konsepsional, efektif dan efisien, sehingga setiap aktivitas
kerja untuk mencapai target sukses pekerjaan dapat terprogram dengan
baik. Program kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Terms of Reference (TOR).
Penyusunan program kerja ini dilakukan berdasarkan :

Ruang lingkup pekerjaan;


Volume pekerjaan;
Batas waktu;
Keahlian personil;
Jumlah personil;
Peralatan yang dipakai;
Schedule mobilisasi;
Arahan Pengguna Jasa;
Aspek-aspek teknis dan non teknis lainnya.

Agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat dicapai sebagaimana yang


diharapkan, maka program kerja akan disusun secara sistematis dan
dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan efektif dan waktu
pelaksanaannya. Untuk mendapatkan efektivitas yang tinggi atas input
konsultan, dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien,
dibutuhkan suatu perencanaan dan pelaksanaan sistem layanan konsultansi
yang ketat. Hanya dengan cara ini kualitas maupun kuantitas pekerjaan
dapat dikontrol, seraya menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup
besar. Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf tambahan
dan pengenalan terhadap pekerjaan. Aktivitas yang mengakibatkan
berkurangnya kualitas pekerjaan diupayakan untuk dihindari.

Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama


sebagai berikut :
Persiapan awal, studi terdahulu;
Koordinasi konsultan dengan Pemimpin Pekerjaan;
Koordinasi dengan unsur pekerjaan;
Koordinasi team konsultan;
Koordinasi dengan instansi terkait;
Tahap pengawasan teknik.

C.4.1. Persiapan Awal dan Studi Terdahulu

C.4.1.1 Persiapan awal


Setelah konsultan mengadakan mobilisasi, dimana Team Leader telah
dimobilisasi, kemudian disusul dengan mobilisasi personil yang lain sesuai
Manning Schedule dan kebutuhan aktivitas pekerjaan, team konsultan
segera mengadakan persiapan awal untuk pekerjaan ini, yang kegiatannya
antara lain meliputi :

Mengadakan rapat koordinasi awal seluruh team konsultan.

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 13


Mengadakan kunjungan/koordinasi awal dengan instansi-instansi dan
pihak-pihak terkait.
Penyiapan format/form-form standar yang akan diperlukan/digunakan
selama periode pekerjaan.
Pengumpulan data yang tersedia.
Studi/analisa data yang tersedia.
Field reconnaisance/site visit.
Mempelajari kembali design dan scope pekerjaan fisik.

C.4.1.2 Studi terdahulu


Semua data yang akan dijadikan dasar/pegangan pelaksanaan pengawasan
konstruksi adalah berupa gambar-gambar rencana dan spesifikasi-
spesifikasi, baik teknis maupun umum yang akan dikumpulkan/dicari
konsultan pengawas untuk dipelajari dan kemudian dilaksanakan. Data
tersebut umumnya dapat diperoleh dari Pengguna Jasa.

C.4.2. Koordinasi
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan
melakukan koordinasi secara rutin dengan Pemimpin Pekerjaan, unsur
pekerjaan, instansi terkait dan koordinasi intern konsultan.
1. Pemimpin Pekerjaan
Koordinasi dengan Pemimpin Pekerjaan perlu dilakukan secara rutin
dan dengan frekwensi yang cukup.
2. Unsur Pekerjaan
Selama waktu pelaksanaan, akan diadakan “Monthly Project Meeting”
antara Konsultan, Penyedia Jasa Pemborongan dan Pemimpin
Pekerjaan, di sini bisa dievaluasi, dimonitor dan dibahas hal-hal antara
lain :
Membahas pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak terjadi
keragu-raguan atau kesalahan dalam pelaksanaan.
Management/pengaturan/penempatan alat berat oleh Penyedia
Jasa Pemborongan.
Kemajuan pekerjaan.
Informasi-informasi yang perlu disampaikan kepada Penyedia Jasa
Pemborongan dan atau sebaliknya.
Masalah-masalah di lapangan dan pemecahannya.
Rencana kerja Penyedia Jasa Pemborongan untuk bulan berikutnya.
Bila terjadi hal-hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan
yang perlu dilaksanakan dengan “crash-program” dan lain-lain, dalam
hal ini perlu diadakan pertemuan khusus.
Project meeting antara Konsultan dan Penyedia Jasa Pemborongan
dilakukan secara periodik (mingguan), untuk kondisi khusus dapat
dilakukan dalam rentang 2 – 3 harian.
3. Instansi Terkait
Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, konsultan
perlu melakukan koordinasi dengan instansi dan konsultan lain terkait
yang berhubungan dengan scope pekerjaan.
4. Intern Konsultan
Dalam melaksanakan tugas, team konsultan selain akan
melaksanakan tugasnya sesuai dengan job description, juga perlu ada

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 14


koordinasi antara Team Leader dengan stafnya, seperti antara lain dan
tidak terbatas pada :
a) Rapat bulanan antara Team Leader dan staff, membahas :
 Laporan bulanan.
 Aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan.
 Masalah lapangan dan pemecahannya.
 Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran
pekerjaan.
B) Profesional staf Konsultan akan melakukan kunjungan setiap hari
atau secara berkala ke lapangan pada waktu pekerjaan berjalan
untuk meyakinkan bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kontrak.
C) Sub profesional staf akan melaksanakan inspeksi harian untuk
meyakinkan bahwa material, tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik
sesuai dengan dokumen kontrak dalam hal mutu, volume dan
waktu.
d) Pertemuan-pertemuan khusus antara team leader dengan team atau
antar staf Konsultan dengan frekwensi yang cukup atau sesuai
kebutuhan, agar terjadi komunikasi, koordinasi, informasi yang
baik.

C.4.3. Tahap Pengawasan


Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan,
bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Penyedia Jasa
Pemborongan guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan
baik, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu dan tepat biaya dengan
berdasarkan dokumen kontrak dan petunjuk teknis lainnya. Selain itu, tugas
konsultan meliputi melakukan sertifikasi atas pekerjaan ini yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan. Secara rinci, pekerjaan yang
dilakukan pada tahap supervisi adalah :

1. Masa Konstruksi/ Masa Perbaikan :


2. Mengecek data titik survey di lapangan
3. Menyelenggarakan pengawasan menerus di lapangan untuk
mendapatkan kepastian bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan di dalam dokumen kontrak.
4. Memeriksa test laboratorium dan test lapangan untuk pekerjaan fisik,
juga material yang akan digunakan dan metode kerja untuk
mendapatkan kepastian sudah sesuai dengan persyaratan.
5. Menjaga, mengendalikan, mengontrol, memonitor, meevaluasi rencana
kemajuan pekerjaan yang terbaru berupa bar-chart dan atau metode
lain yang digunakan sesuai dengan rencana kerja yang sudah
disetujui.
6. Memeriksa dan menyetujui semua gambar kerja dan detailnya yang
diajukan oleh Penyedia Jasa Pemborongan, penyesuaian design bila
diperlukan, agar sesuai dengan kebutuhan teknis/lapangan.
7. Memberikan laporan secara berkala semua pengukuran kuantitas
pekerjaan yang sudah di test termasuk penggunaan material, dengan
menggunakan bentuk yang sudah disetujui oleh Pengguna Jasa.

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 15


8. Memberikan laporan khusus jika ada masalah yang timbul, dan
memberikan rekomendasi pemecahan permasalahan.
9. Membantu mempersiapkan semua perubahan (change orders) dan
membantu Pengguna Jasa pada saat dilakukan negosiasi harga dan
biaya konstruksi terhadap perubahan kontrak tersebut (bila ada).
10. Mengevaluasi dan membantu menyiapkan rekomendasi bagi Pengguna
Jasa dalam bertindak atas klaim terhadap kontrak, perselisihan,
penambahan lingkup pekerjaan kontrak dan perubahan-perubahan
lain di luar lingkup pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
kontrak.
11. Memeriksa rancangan sertifikat pembayaran bulanan yang akan
disertifikasikan oleh Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
Pemimpin Pekerjaan.
12. Menyediakan bantuan dan arahan pada saat yang tepat bagi Penyedia
Jasa Pemborongan di dalam semua masalah yang ada hubungannya
dengan dokumen kontrak, pengecekan terhadap survey tanah dasar,
test pengawasan mutu dan masalah lain yang berhubungan dengan
dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.
13. Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap semua
jaminan yang diperlukan di bawah syarat-syarat yang tercantum di
dalam dokumen kontrak, untuk material dan peralatan yang
digunakan di pekerjaan. Semua material yang digunakan di pekerjaan
termasuk sumbernya juga harus disetujui terlebih dahulu.
14. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pengguna Jasa,
menghadiri dan mencatat semua rapat/pertemuan dengan Penyedia
Jasa Pemborongan, Pemimpin Pekerjaan dan Instansi pemerintah lain
serta menyediakan bantuan teknis bila dan kapan diperlukan dalam
kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan dan masalah-masalah
kontrak.
15. Mendokumentasikan kondisi cuaca harian, peralatan Penyedia Jasa
Pemborongan dan personil di lapangan serta peristiwa/kejadian yang
bisa mengakibatkan keterlambatan, dan langkah-langkah yang
diambil untuk mencegah keterlambatan tersebut.
16. Memberikan bantuan advis kepada Pemimpin Pekerjaan di dalam
menyusun kebijakan dan langkah untuk mencegah dan mengurangi
klaim.
17. Membuat laporan bulanan, laporan teknik/khusus dan laporan akhir
pekerjaan seperti yang dikehendaki oleh Pengguna Jasa.
18. Pemeriksaan Serah Terima Sementara, termasuk penyiapan laporan
dan Berita Acara Serah Terima Sementara yang diperlukan, serta
menyiapkan Sertifikat Penerimaan Sementara (Certificate of Provisional
Acceptance).

Secara ringkas, semua aktivitas di lapangan dirangkum di bawah ini :


A. Persiapan lapangan
Pada tahap persiapan di lapangan, tim konsultan akan mengawasi dan
mencek aktivitas-aktivitas konstruksi seperti yang dijabarkan berikut ini :
Memeriksa kualitas semua bahan yang akan digunakan untuk
konstruksi.

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 16


Penyiapan rancangan campuran pekerjaan (job mix formula) untuk
beton dan lain-lain.(Jika diperlukan )
Lokasi letak bahan-bahan.
Kondisi tumpukan bahan di lokasi kerja.
Jumlah dan kondisi semua peralatan.
Jumlah personil Penyedia Jasa Pemborongan.
Jumlah dan kualitas bahan-bahan.
Kondisi cuaca.
Prosedur administrasi Penyedia Jasa Pemborongan.
Form/formulir kerja.
Persiapan form-work.
Mengecek jadual Penyedia Jasa Pemborongan.
Persiapan konstruksi.

B. Pekerjaan konstruksi/ Perbaikan


Setelah mobilisasi dan persiapan di lapangan selesai dan diperiksa oleh
konsultan dan Pemimpin Pekerjaan, maka Penyedia Jasa Pemborongan
akan diijinkan untuk melanjutkan pekerjaan konstruksi. Team konsultan
akan mengecek langsung hal-hal berikut ini :

Metoda pekerjaan konstruksi;


Penggunaan bahan;
Pengecekan jadwal;
Kondisi cuaca dari waktu ke waktu selama periode pelaksanaan
pekerjaan;
Pengambilan contoh (sampling).

Sebelum pekerjaan fisik dimulai, Penyedia Jasa Pemborongan mengajukan


“Request” terlebih dahulu, yang berisi antara lain :

Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan;


Lokasi pekerjaan;
Peralatan yang akan digunakan;
Estimasi volume pekerjaan;
Material yang akan digunakan;
Rencana jam kerja.

C. Pengawasan mutu
Sebelum memulai aktivitas konstruksi, Penyedia Jasa Pemborongan akan
membuat suatu permohonan tertulis kepada konsultan untuk prosedur
konstruksi dan persetujuan pekerjaan. Konsultan akan :

Menginspeksi dan menyetujui bahan-bahan yang akan digunakan.


Menginspeksi dan menyetujui pelaksanaan pekerjaan fisik.
Menginspeksi dan menyetujui metoda serta ketelitian pekerjaan
Memeriksa/menginstruksikan test-test lapangan.
Memeriksa/menginstruksikan test laboratorium terhadap sampel-
sampel yang diambil dari lokasi kerja.
Memeriksa/menginstruksikan test yang lain sesuai spesifikasi.

D. Pengawasan kuantitas
Pengawasan kuantitas (quantity control) akan mengecek bahan-bahan
yang ditempatkan oleh Penyedia Jasa Pemborongan. Konsultan akan
memproses bahan-bahan dan produk fisiknya berdasarkan atas :
METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 17
Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi
Metoda perhitungan.
Lokasi kerja.
Jenis pekerjaan (work item).
Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

E. Catatan-catatan teknis
Catatan-catatan akan dikeluarkan/diberikan dari waktu ke waktu, untuk
memberikan petunjuk-petunjuk kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna
meningkatkan aspek-aspek pekerjaan fisik, metode kerja/construction
methode dan lain-lain.
Demikian juga catatan-catatan/instruksi-instruksi diberikan juga untuk
pekerjaan yang hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi.
1. Fase value engineering :
Pekerjaan yang dilakukan pada tahap value engineering antara lain
sebagai berikut :
Memeriksa original design, untuk mengetahui apakah
dimungkinkan dilakukan redesign untuk penghematan sesuai
usulan Penyedia Jasa Pemborongan.
Metode konstruksi, pengoperasian alat berat, sehingga diharapkan
diperoleh penghematan biaya konstruksi.

C.4.4. Pelaporan
Selama proses pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan akhir dari
pelaksanaan pekerjaan, maka konsultan akan membuat laporan, yaitu :
laporan pendahuluan, laporan mingguan, laporan bulanan dan laporan
akhir.
Laporan mingguan/bulanan berisi tentang progres fisik pekerjaan dan
kendala-kendala selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung untuk setiap
minggu/bulannya. Proses penyusunan laporan mingguan/bulanan akan
mengacu kepada laporan dari field engineer dan pengawas lapangan untuk
setiap lokasi yang akan diawasi. Sebelumnya diarsipkan maka perlu
dilakukan pembahasan bersama-sama dengan direksi.
Sedangkan laporan Akhir berisikan tentang perhitungan volume akhir
pekerjaan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan. Laporan tersebut akan
dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi yang bedasarkan prosentase
kemajuan pekerjaan (0 %, 25 %, 50 %, 75 % dan 100 %). Secara rinci, isi
laporan adalah sebagai berikut :
1. Laporan Bulanan = 2 (dua) buku/bulan
Merupakan resume Laporan Mingguan per bulan, yang berisi antara
lain : permasalahan yang terjadi di lapangan perbulan, usulan
pemecahan dan tindak lanjut, kemajuan pekerjaan konstruksi di
lapangan tiap akhir bulan. Laporan ini diserahkan kepada Pemberi
Tugas setiap akhir bulan.

1. Laporan Akhir = 3 (tiga) buku


Berisi uraian lengkap mengenai kegiatan pengawasan, dgn lampiran :
Buku Harian Lapangan (BHL).
Addendum Surat Perjanjian (Kontrak) tentang perpanjangan waktu
dan Perubahan Tata Cara Pembayaran (kalau ada).

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 18


Surat Pernyataan selesai pekerjaan.
Foto Dokumen Lapangan sebanyak 1 exemplar/minggu.
Berita Acara Penyerahan Pekerjaan I (PHO).

Laporan ini diserahkan di akhir pelaksanaan pekerjaan.

C.5. ORGANISASI DAN PERSONIL

C.5.1. Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan


Berdasarkan metodologi dan pendekatan penanganan pekerjaan
sebagaimana telah diuraikan, maka disusun organisasi pelaksana pekerjaan
dalam rangka koordinasi, pertukaran informasi, evaluasi dan pengendalian
pelaksanaan pekerjaan secara makmimal serta struktur organisasi tim
konsultan. Untuk itu, sistem koordinasi pekerjaan ini dengan struktur
organisasi seperti diperlihatkan pada Gambar C.10. dan Gambar C.11, yang
mempunyai sasaran pokok sebagai berikut :
C.5.1.1 Sasaran eksternal
Dalam arti tujuan koordinasi, pertukaran informasi, evaluasi dan
pengendalian pelaksanaan pekerjaan antara Tim Konsultan dengan Dinas
yang terkait.

C.5.1.2 Sasaran internal


Dalam arti koordinasi, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan di dalam Tim
Konsultan sendiri, baik dalam tahap persiapan maupun tahap pengawasan.
Koordinasi dilakukan antara anggota tim dan angota tim dengan ketua tim
sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim.
Adapun mekanisme pelaksanaan penyusunan pekerjaan adalah sebagai
berikut :
1. PPK.
Dalam hal ini Pemimpin Pekerjaan, bertindak sebagai penanggung
jawab pekerjaan dan akan mempunyai peran dalam hal koordinasi
khususnya secara administratif dan teknis.
2. Konsultan
Direktur Perusahaan, bertanggung jawab atas masalah kontrak,
manajemen personil dan pembiayaan pekerjaan secara keseluruhan.
Spesial Technician, secara umum bertanggung jawab dalam hal-hal
manajerial dan koordinasi Tim maupun koordinasi terhadap seluruh
pekerjaan seperti menyiapkan program kerja, memberikan arahan
dan petunjuk dalam melaksanakan pekerjaan, memimpin tim dalam
setiap diskusi dan koordinasi dengan Pengguna Jasa, bertanggung
jawab terhadap hasil pekerjaan tim, serta secara khusus
bertanggung jawab terhadap materi yang terkait bidang
keahliannya.
Inspektor, akan bertanggung jawab terhadap pekerjaan bidang
ilmunya masing-masing sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing item pekerjaan. Selain tenaga ahli, pekerjaan ini juga akan
dibantu tenaga pendukung lainnya, yaitu :
3. Narasumber
Narasumber yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah, pihak-pihak
yang terkait secara langsung maupun tidak langsung yang dapat

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 19


memberikan data/ informasi dan masukan yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

C.5.2. Penugasan Personil


Uraian tugas dan tangung jawab masing-masing tenaga ahli untuk
pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :
C.5.2.1 Spesial Technician
1. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan lapangan;
2. Mengkoordinasi dan mengelola kegiatan sehari-hari dari Tim
Konsultan;
3. Menyiapkan program kerja dan pelaksanaan;
4. Memobilisasi dan mengontrol tim serta mengkoordinir semua kegiatan;
5. Membantu tugas-tugas Pemberi Pekerjaan dalam menjamin
terlaksananya pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak;
6. Membantu Pemberi Tugas bila terjadi/adanya perubahan/modifikasi
desain dalam pekerjaan;
7. Menjembatani koordinasi antara instansi terkait dengan pemberi tugas
dan kontraktor pelaksana;
8. Menelaah dan mengevaluasi program, jadwal dan kemajuan pekerjaan
serta kinerja Penyedia Jasa Pemborongan;
9. Melaporkan untuk Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) terhadap Critical
Patch, mengevaluasi penyebab-penyebab terjadinya keterlambatan dan
memberikan saran tindakan yang harus diambil agar kemajuan
kegiatan tetap terjaga;
10. Menelaah gambar dan desain yang ada dan memantau penerapannya;
11. Mengesahkan semua pembayaran sesuai dengan kemajuan pekerjaan;
12. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam perubahan
pekerjaan (contract change order’s) dengan pihak perencana untuk
mendapat persetujuan dalam bentuk Justifikasi Teknis;
13. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atas keberatan,
permintaan perubahan dan klaim pekerjaan yang diajukan oleh
Penyedia Jasa Pemborongan dalam bentuk Justifikasi Teknis;
14. Menelaah, mengevaluasi dan merekomendasikan persetujuan
terhadap usulan penggunaan bahan, peralatan dan pekerjaan yang
disubkontrakkan oleh Penyedia Jasa Pemborongan;
15. Mempersiapkan notulen rapat;
16. Membantu dan membuat rekomendasi tanggal PHO dan FHO setelah
masa Jaminan Pemeliharaan serta mempersiapkan daftar kekurangan
dan kerusakan .

C.5.2.2 Inspector
1. Mengawasi dan memeriksa hasil pekerjaan yang di Jasa Pemborongan;
2. Mengkoordinasikan Penyedia Jasa Pemborongan berkaitan dengan
masalah utilitas umum dan jenis tanah;
3. Membuat sistem pengarsipan yang baik, antara lain : menyimpan
tanda terima, dan memeliharanya sebagai catatan tetap, jaminan yang
dibutuhkan menurut syarat kontrak yang ada dalam kegiatan;
4. Mempersiapkan As Built Drawing semua pekerjaan sipil termasuk
detail-detailnya;
5. Melakukan survey selama pelaksanaan berlangsung bekerja sama
dengan Spesial Technician untuk mengkonfirmasikan hasil survey dari
Penyedia jasa Pemborongan;
6. Mencatat jadwal progres yang up to date dan membantu Pejabat
Pembuat Komitmen dengan data pembayaran dan fisik pada saat
diperlukan;
METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 20
7. Mengawasi pekerjaan pembangunan dan perbaikan, dan lain-lain dan
membantu mengambil keputusan yang cepat dan tepat apabila terjadi
penyimpangan;
8. Melaksanakan dan melaporkan tentang PHO.

Gambar C.10. : STRUKTUR ORGANISASI SISTEM PEKERJAAN (terlampir)

C.5.3. Peralatan Pendukung

Konsultan akan menyediakan peralatan kantor dan lapangan selama periode


kontrak, yang digunakan untuk kelancaran operasional pekerjaan. Peralatan
itu antara lain :

Personal computer,
Meja Kerja,
Printer,
Kamera/ Video Kamera,
Alat komunikasi (telepon dan Fax), serta
Alat tulis kantor (ATK).
Kendaraan Lapangan

Untuk menujang kelancaran dan efektifitas kerja, Konsultan juga sudah


memiliki fasilitas, peralatan dan perlengkapan kantor yang memadai seperti
yang dapat dilihat pada Tabel C.1. Data Peralatan Dan Perlengkapan Kantor.

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 21


Skema 05. Struktur Organisasi On Site Penyedia Jasa

DIREKTUR
CV. KREASI TEKNIK

KETUA TIM
AKHRIZALDI RAUF, A.Md

ANGGOTA TIM TENAGA AHLI


ASDAR, ST

TENAGA PENUNJANG
NASHRA KHAERUNNISA,SH

Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 22


Gambar 06. Struktur Organisasi Hubungan Kerja

PPK/ PPTK

DIREKTUR
CV. KREASI TEKNIK
TIM TEKNIS

KETUA TIM
AKHRIZALDI RAUF, A.Md

ANGGOTA TIM TENAGA AHLI


ASDAR, ST

TENAGA PENUNJANG
NASHRA KHAERUNNISA

Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi

SKEMA PELAKSANAAN PEKERJAAN

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 23


PENGAWASAN PEMBANGUNAN JALAN USAHA TANI (JUT) KEL.INEBENGGI

- Mobilisasi Personil
TAHAPAN - Konsultasi PA/PPK
PERSIAPAN - Rencana rinci kerja
- Format-format

Pengguna Jasa,Penyedia
TAHAPAN Jasa Konstruksi,
KOORDINASI Konsultan Perencana dan
Supervisi

TAHAPAN  Pengendalian Mutu Bahan


Laporan Harian
PENGAWASAN  Pengendalian Metode Kerja
Mingguan&Bulanan
LAPANGAN  Pengendalian Vol.&Gambar

 Asistensi Hasil
PENYERAHAN Pengawasan Laporan Akhir
HASIL  Evaluasi Hasil Pelasanaan Pengawasan
PENGAWASAN  Menyusun Dokumen
Penyerahan Pekerjaan

METODOLOGI PENGAWASAN JUT KEL.INEBENGGI Page 24

Anda mungkin juga menyukai