Anda di halaman 1dari 1

Dilansir dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), inflation targeting framework

merupakan kerangka kerja kebijakan moneter, yang secara transparan dan konsisten,
diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi beberapa tahun ke depan dan secara
eksplisit ditetapkan lalu diumumkan.
Menurut Bank Indonesia dalam melaksanakan kebijakan moneter, menganut kerangka
kerja yang dinamakan inflation targeting framework (ITF) dengan penggunaan suku
bunga sebagai sasaran operasional. Kerangka kerja ini diterapkan secara formal
sejak 1 Juli 2005, setelah sebelumnya menggunakan kebijakan moneter yang menerapkan
uang primer (base money) sebagai sasaran kebijakan moneter.
Secara umum, kerangka dari kebijakan moneter meliputi strategi kebijakan
moneter dan implementasinya. Hal ini ditandai dengan pengumuman kepada publik
mengenai target kuantitatif (kisaran target) dari tingkat inflasi yang hendak
dicapai dalam beberapa periode ke depan. Selain itu juga ditandai adanya pernyataan
secara eksplisit bahwa inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan jangka
panjang yang utama dari kebijakan moneter.
Pada 1997/98, krisis ekonomi yang melanda Indonesia telah menimbulkan berbagai
permasalahan yang demikian berat serta peningkatan kerentanan kondisi ekonomi
Indonesia. Dalam perspektif lain, permasalahan dan kerentanan kondisi ekonomi yang
terjadi pada masa krisis tersebut juga mengindikasikan adanya beberapa kelemahan
dalam penerapan kebijakan ekonomi makro yang selanjutnya menimbulkan distorsi
ekonomi serta tidak sehatnya struktur dan perkembangan perekonomian nasional.
Di sisi lain, semakin kompleksnya tantangan kebijakan moneter di Indonesia membuat
perkembangan ekonomi global yang demikian pesat. Tinginya fluktuasi perkembangan
beberapa indikator ekonomi makro utama, menjadi cerminan pada tingginya seperti
tingkat harga, output, besaran moneter, dan suku bunga.
Dengan kondisi tersebut, isu strategis yang muncul adalah terkait dengan
sampai sejauh mana derajat kredibilitas dan efektivitas pelaksanaan kebijakan
moneter dalam mencapai sasaran akhir yang ditetapkan. Di sisi lain, berbagai
perubahan yang terjadi dalam perekonomian dan peralihan sistem nilai tukar dari
sistem mengambang terkendali menjadi sistem mengambang pada periode krisis
tersebut, juga mempunyai implikasi terhadap keterkaitan antar variabel, termasuk
mekanisme transmisi kebijakan moneter.
Sementara itu, dengan dikeluarkannya UU No 23 Tahun 1999, dari sisi
kelembagaan, sebagaimana diamandemen dengan UU No 6 Tahun 2009 tentang Bank
Indonesia sebagai landasan hukum yang baru, menjadikan tujuan Bank Indonesia lebih
terfokus, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, yang dalam hal ini
lebih diidentifikasikan sebagai kestabilan harga (inflasi). Akhirnya mengarahkan
kebijakan moneter pada penerapan strategi kebijakan yang menargetkan inflasi
(inflation targeting framework/ITF), dengan perubahan tatanan kelembagaan di atas.
Reorientasi sasaran tersebut merupakan bagian dari kebijakan pemulihan
perekonomian makro untuk keluar dari krisis ekonomi. Proses pemulihan ekonomi
selain berbiaya relatif mahal juga berjalan relatif lama jika dibandingkan dengan
kondisi yang dialami oleh negara-negara kawasan yang mengalami krisis. Sehingga,
hal tersebut bukanlah sesuatu mudah dicapai mengingat pengaruh negatif krisis
ekonomi yang begitu dahsyat. Jadi, inflation targeting framework merupakan
kerangka kerja di mana bank sentral merumuskan dan melaksanakan kebijakan
moneternya, sehingga bukanlah suatu kaidah (rule) yang baku dan kaku.
Demikian pula, dengan penerapan inflation targeting framework bukan berarti
bahwa kebijakan moneter hanya Mempertimbangkan inflasi saja. Dari sisi teoritis
maupun prakteknya, dalam penetapan sasaran inflasi selalu dipertimbangkan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Sesuai dengan fenomena Phillips Curve
jangka pendek, untuk penetapan sasaran inflasi dalam konteks trade-off inflasi dan
output. Bukti empiris juga menunjukkan bahwa pertimbangan output riil dalam
penerapan inflation targeting framework adalah suatu yang niscaya di berbagai
negara. Dengan demikian, pencapaian stabilitas harga dalam inflation targeting
framework diupayakan untuk tidak terlalu mengorbankan pertumbuhan ekonomi.

Sumber: https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/default.aspx

Anda mungkin juga menyukai