Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
JL. Udayana – Ende No. Telepon 082 236 810 175
Puskesmas Onekore Email : pkm.onekore01@gmail.com

PEMBAHASAN HASIL SURVEY MAWAS DIRI (SMD)


Notulen
Tanggal : Pukul : 08.30
Pertemuan Selasa, 28 Februari 2017 s/d Selesai

Waktu Acara Pelaksana


Pengisian daftar hadir
08.30-08.40 Katarina Selaka
pertemuan
08.40-09.00 Pembukaan oleh MC Lilis Masu
09.00-09.05 Doa M.L. Mando

09.05-09.15 Snack Panitia


Sapaan dari Kepala Kepala
09.15-09.30
Puskesmas Onekore Puskesmas
Susunan Acara
Sambutan Camat Ende Camat Ende
09.30-09.50
Tengah Tengah
Peserta
09.50-11.00 Pembahasan hasil SMD
Pertemuan
Penegasan dari Camat
Ende Tengah sekaligus Kepala
11.00-11.30
menutup seluruh Puskesmas
rangkaian acara.
Pembahasan 1. HASIL SMD
Dari Hasil Survey ada beberapa masalah yang ditemukan
diantaranya:
a. Akses Pelayanan Dan Pembiyaan Kesehatan
1) Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Masih terdapat beberapa masyarakat yang tidak
memiliki kepesertaan jaminan kesehatan yaitu sebanyak
87 KK(27.88%).
Penyebab masalah :
 Hal ini diperkirakan karena banyak masyarakat yang
sudah didata tetapi tidak tercover dalam kepesertaan
penerimaan bantuan dari pemerintah.
 Banyak masyarakat yang tidak memiliki biaya untuk
membayar Angsuran BPJS secara mandiri sehingga
mereka tidak ikut dalam kepesertaan.
 Tidak semua lapisan masyarakat mendapatkan
sosialisasi dari BPJS
 Kurangnya sosialisasi dari petugas kesehatan tentang
pentingnya ikut dan memiliki kartu kepesertaan
jaminan kesehatan sebagai salah satu indikator
keluarga sehat.

b. Kesehatan Ibu Dan Anak, Kb, Gizi Dan Imunisasi


1) Penggunaan Alat Kontrasepsi
Masih banyak Masyarakat yang tidak Menggunakan
Alat Kontrasepsi yaitu sebanyak: 200 KK ( 64.10% ).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan
alat kontrasepsi, yaitu :
 Umur
Kematangan seorang pria dalam berpikir
mempengaruhi untuk saling mengerti dalam
kehidupan keluarga. Usia yang sudah matang akan
memberikan kenyamaman dalam mengambil suatu
keputusan dan mengatasi masalah. Hal tersebut juga
berdampak pada pemelihan akseptor KB, usia yang
sudah matang akan mudah untuk memilih
kontrasepsi yang baik.
 Pendidikan
Merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi
pengetahuan dan sikap terhadap metode kontrasepsi.
Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan
respon yang lebih rasional dari pada mereka yang
berpendidikan rendah, lebih kreatif dan lebih dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan perubahan
sosial.
 Pengetahuan
Seseorang biasanya dipengaruhi oleh pengalaman
baik informasi dari media masa, teman ataupun
leaflet. Kurangnya pemberian informasi dari petugas
kesehatan (sosialisasi) kepada masyarakat baik
selama hamil dan pasca melahirkan serta kurangnya
kerjasama antar lintas sektor sangat mempengaruhi
perilaku keluarga dalam mengikuti KB.

c. Rumah Dan Lingkungan


1) Pembuangan Sampah Rumah Tangga
Masih banyak masyarakat yang tidak mempunyai
tempat pembuangan sampah rumah tangga yang tidak
tertutup yaitu sebanyak 153 KK ( 49.04% ). Sampah
yang dihasilkan dari jasa boga pada umumnya berupa
sampah organik yang sangat baik untuk makanan
maupun tempat berkembang biaknya serangga terutama
lalat dan tikus. Oleh karena itu sampah yang dihasilkan
hendaknya langsung dimasukkan ke dalam tempat
sampah yang mudah ditutup sehingga tidak sempat
menjadi makanan lalat dan tikus. Akibat yang dapat
ditimbulkan apabila pembuangan sampah rumah tangga
tidak tertutup yaitu dapat menimbulkan bau yang tidak
sedap apalagi sampah yang dibuang tidak dipilah
bserdasarkan jenisnya. Selain itu, dapat menjadi tempat
perkembang biakan dan sarang dari serangga terutama
lalat dan tikus, menjadi tempat hidup serta sumber
kuman-kuman penyakit yang membahayakan kesehatan
masyarakat. Penyebab masalah diatas adalah kurangnya
sosialisasi dari petugas kesehatan dan lintas sektor
terkait tentang sampah dan bahayanya.
2) Pembuangan Air Limbah Dapur
Masih banyak masyarakat yang tidak mempunyai
pembuangan air limbah dapur yaitu sebanyak 208 KK
( 66.67% ). Limbah dapat mengganggu kesehatan manusia
dan kelangsungan hidup makhluk lainnya, bahaya limbah
yang berefek pada kesehatan tergantung pada
kandungannya kimianya. Saat ini boleh dibilang kita telah
menjadi masyarakat “kimia” yang menggunakan ratusan
jenis zat kimia dalam keseharian kita seperti mencuci,
memasak, membersihkan rumah, dan memupuk tanaman.
Oleh karena itu, dalam membuang bahan – bahan sisa yang
telah kita gunakan tersebut sangatlah harus berhati – hati.
Masih adanya pembuangan air limbah dapur di masyarakat
disebabkan karena kurangnya sosialisasi yang terus-
menerus dalam masyarakat tentang bahaya pembuangan
limbah rumah tangga dan kurangnya kerjasama lintas
sektor dalam penanganan Saluran Pembuangan Air Limbah
(SPAL) di rumah tangga.

3) Langit-Langit Rumah
Masih banyak masyarakat yang memiliki rumah tanpa
langit-langit yaitu sebanyak 262 KK ( 82,69% ). Manfaat
dari langit-langit rumah antara lain :
 Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih
 Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-
celah genteng
 Untuk menahan percikan air, agar seisi ruangan selalu
terlindung
 Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui
bidang atap
Masih adanya rumah tanpa langit-langit rumah
diperkirakan disebabkan karena kurangnya sosialisasi
masyarakat tentang pentingnya manfaat langit-langit
rumah. Selain itu, faktor ekonomi sangat berpengaruh
dengan adanya langit-langit rumah karena berpengaruh
dengan pendapatan keluarga.

4) Tanaman Obat Keluarga ( TOGA )


Masih ada masyarakat yang tidak mempunyai TOGA yaitu
sebanyak 164 KK (52.56 %). Tanaman obat
keluarga pada dasarnya adalah tanaman yang ditanam
dihalaman rumah, sebidang tanah atau di pot yang
dimanfaatkansebagai budidaya tanaman yang berkhasiat
sebagai obat dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga
akan obat-obatan. Manfaat dari tanaman obat keluarga
sangatlah beragam. Manfaatnya antara lain :
 Sebagai pelengkap obat-obatan keluarga
 Memberi contoh cara pemanfaatan lingkungan
pekarangan
 Apablila dikelola dengan baik akan dapat menghasilkan
pendapatan tambahan.
Masih adanya masyarakat yang tidak mempunyai TOGA
disebabkan antara lain:
 Kurangnya sosialisasi petugas dan kerjasama lintas
sektor tentang pentingnya manfaat TOGA bagi keluarga
 Masih banyaknya hewan peliharaan (ayam) yang suka
berkeliaran sehingga sering merusak TOGA yang sudah
dibuat dan hal ini membuat masyarakat menjadi malas
untuk menanan kembali TOGAnya
 Ketersediaan air yang kadang tidak mencukupi untuk
menyiram TOGA dan di dukung kemarau yang panjang.
5) Kebiasaan Minum Jamu untuk Kebugaran
Masih ada masyarakat yang tidak minum jamu untuk
menjaga kebugaran tubuh yaitu sebanyak 280 KK ( 89.74
%). Jamu merupakan sejenis obat-obatan herbal tradisional
yang berasal dari Indonesia. Salah satu alasan mengapa
seseorang mengkonsumsi jamu adalah karena jamu
memiliki khasiat atau manfaat yang sama dengan obat
modern. Jamu lebih aman dikonsumsi karena mengandung
bahan herbal karena dan jarang menggunakan bahan kinia
dalam pembuatannya.
Berdasarkan hasil survey masih ada masyarakat yang tidak
terbiasa minum jamu untuk menjaga kebugaran tubuh hal
ini disebabkan karena jamu terasa pahit apabila diminum
dan kurangnya sosialisasi dari petugas tentangnya
pentingnya manfaat jamu untuk menjaga kebugaran.

6) Pemanfaatan Jamu Tradisional Untuk Penyembuhan Sakit


Masih ada masyarakat yang tidak memanfaatkan jamu
tradisional sebagai penyembuh sakit yaitu sebanyak: 306
KK ( 98.08 % ). Salah satu manfaat jamu bukanlah hanya
untuk menyegarkan tubuh melainkan juga bisa
menyembuhkan penyakit. Berdasarkan hasil survey
diketahui bahwa masih banyak masyarakat yang tidak
memanfaatkan jamu tradisional sebagai penyembuh sakit
hal ini disebabkan karena masyarakat sudah terbiasa untuk
pergi ke fasilitas kesehatan atau dokter praktek apabila
sakit dan apabila harus meminum jamu tradisional
membutuhkan waktu yang lama untuk membuatnya dan
hanya orang tua dulu saja yang tahu tentang ramuan
tradisional.

d. PERILAKU ANGGOTA KELUARGA


1. Perilaku Merokok
Masih ada masyarakat yang masih mempunyai
kebiasaan merokok yaitu sebanyak 274 KK ( 87.82%).
Mengkonsumsi rokok merupakan salah satu kebiasaan
buruk yang menyebabkan kecanduan. Merokok telah
menjadi kebiasaan, gaya hidup tanpa memandang
status sosial ekonomi dari golongan bawah, menengah
sampai atas. Meski semua orang tahu akan bahaya
yang ditimbulkan akibat merokok. Hal ini dapat
dirasakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
lingkungan rumah, kantor, angkutan umum maupun di
jalan-jalan. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa
kesadaran di masyarakat masih rendah.

2. Masih ada masyarakat yang belum memilah sampah


berdasarkan jenisnya yaitu sebanyak 272 KK
( 87.18% ). Sampah yang dihasilkan dari jasa boga
pada umumnya berupa sampah organik yang sangat
baik untuk makanan maupun tempat berkembang
biaknya serangga terutama lalat dan tikus. Oleh karena
itu sampah yang dihasilkan hendaknya langsung
dimasukkan ke dalam tempat sampah yang mudah
ditutup sehingga tidak sempat menjadi makanan lalat
dan tikus. Akibat yang dapat ditimbulkan apabila
pembuangan sampah rumah tangga tidak tertutup yaitu
dapat menimbulkan bau yang tidak sedap apalagi
sampah yang dibuang tidak dipilah bserdasarkan
jenisnya. Penyebab masalah diatas adalah kurangnya
sosialisasi dari petugas kesehatan dan lintas sektor
terkait tentang sampah dan bahayanya.

e. EKONOMI
Masih ada masyarakat yang tidak mempunyai tabungan
khusus biaya kesehatan yaitu sebanyak 300 KK (96.15 %).
Minat masyarakat terhadap program asuransi dan layanan
jaminan kesehatan masih sangat rendah. Tabungan khusus
biaya kesehatan sangatlah bermanfaat bagi masyarakat
karena dapat memberikan ketenangan apabila dalam
perjalanan hidup kita mengalami sakit karena sakit tidak
dapat di prediksi kapan datangnya. Kurangnya sosialisasi
oleh petugas tentang pentingnya adanya tabungan
kesehatan dan minimnya pendapatan keluarga untuk
membuat tabungan keluarga menjadi salah satu penyebab
masih ada masyarakat yang tidak mempunyai tabungan
khusus biaya kesehatan.

f. KESEHATAN REMAJA
Masih ada Remaja yang tidak mendapatkan pendidikan
kesehatan oleh petugas kesehatan yaitu sebanyak 151
Remaja (62,95%). Menurut UNESCO, pendidikan
kesehatan remaja adalah sebuah pendidikan yang
dikembangkan dengan pendekatan yang sesuai usia, peka
budaya dan komprehensif. Pendidikan kesehatan yang
komprehensif memberikan kesempatan bagi remaja untuk
mengeksplorasi nilai-nilai dan sikap diri serta melatih
kemampuan pengambilan keputusan, komunikasi dan
keterampilan, penekanan resiko di semua aspek
seksualitas. Berdasarkan hasil survey, masih banyak
remaja yang tidak mendapatkan pendidikan kesehatan oleh
petugas kesehatan. Hal ini disebabkan karena pada saat
survey tidak semua remaja yang disurvey bersekolah di
wilayah kerja Puskesmas Onekore.

g. KESEHATAN LANSIA
Masih ada masyarakat yang tidak mempunyai Posyandu
Lansia di tempat tinggal mereka yaitu sebanyak 239 KK
( 76.60%). Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas
pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat khususnya bagi warga yang sudah berusia
lanjut. Posyandu lansia dapat membantu lansia untuk
menyesuaikan diri dalam perubahan fase kehidupannya
sehingga menjadi pribadi yang mandiri sesuai dengan
keberadaannya. Oleh sebab itu, posyandu lansia sangat kita
perlukan sehingga para lansia tidak merasa terabaikan lagi
di dalam masyarakat.
Masih ada masyarakat yang tidak mempunyai Posyandu
Lansia di tempat tinggal ini disebabkan karena kurangnya
kerjsama lintas sektor (RT/RW) dalam mendata lansia di
tempat tinggal sehingga tidak ada advokasi yang dilakukan
kepada pihak terkait yaitu Lurah dalam pembentukkan
posyandu lansia.

Kesimpulan :
Kegiatan SMD berjalan lancar dan masyarakat bersama staf
Puskesmas bersama-sama akan meyelesaikan RTL yang telah
dibuat

Mengetahui Notulen
Kepala Puskesmas Onekore

Arkadius Dominggo, Amd. Kep = Apriana A. Yosin =


NIP.19760113 199703 1 004

Anda mungkin juga menyukai