Laporan Stase 6 Kel 4 Fix..
Laporan Stase 6 Kel 4 Fix..
Oleh :
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017 Angka Kematian
Ibu (AKI) di dunia mencapai 295.000 jiwa, di Asia Tenggara mencapai 58.000
jiwa. Indonesia menepati peringkat ke-2 se Asia Tenggara dengan jumlah Angka
Kematian Ibu (AKI) terbayak. Menurut WHO setiap hari, 830 ibu di dunia (di
Indonesia 38 ibu, berdasarkan AKI 305) meninggal akibat penyakit/ komplikasi
terkait kehamilan dan persalinan. Antara tahun 2000 dan 2017, rasio kematian ibu
(MMR, jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup) turun sekitar 38% di
seluruh dunia 94% dari semua kematian ibu terjadi di Negara berpenghasilan
rendah dan menengah kebawah. (WHO,2019)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2017 angka kematian ibu (AKI) mencapai 305 per 100.000 kelahiran
hidup dengan jumlah kasus sebesar 14.623 kasus. Penyebab terbanyak
kematian Ibu disebabkan oleh Pre Eklamsia dan perdarahan.Angka Kematian
Bayi (AKB) tercatat 24 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus
sebesar 151.200 kasus. Penyebab terbanyak kematian bayi disebabkan oleh
bayi berat lahir rendah (BBLR) dan Asfiksia (SDKI,2017).
Profil Kesehatan Jakarta Timur Pada tahun 2018 terdapat 27 kasus dan
menurun menjadi 24 kasus kematian ibu, sedangkan tahun 2018 Dari data
tersebut, lanjutnya, terjadi penurunan jumlah kematian ibu tetapi tidak signifikan.
Seperti pada tahun 2018 terjadi 27 kasus, sedangkan pada 2019 menurun menjadi
24 kasus kematian ibu.Sementara kasus kematian anak pada tahun 2018 terjadi 51
kasus, dan pada tahun 2019 meningkat menjadi 86 kasus. Kematian ibu tersebut
terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas, dengan penyebab kematian
sebagai berikut : perdarahan 8 kasus (36%), Hipertensi dalam kehamilan 1 kasus (
5%), Penyakit jantung & peredarah darah 7 kasus (32%), penyebab lain 6 kasus
(27%). Penyebab lain ini terdiri dari TB Paru 1 kasus, Lupus 1 kasus, Ileus 1
kasus, Hepatitis 1 kasus dan asma 2 kasus. Data kematian yang terjadi pada suatu
wilayah dapat diperoleh melalui survei dan pelaporan, karena sebagian besar
kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas kesehatan hanya
2
memperlihatkan kasus rujukan.(Profil kesehatan provinsi Jawa Barat tahun 2016).
AKI dan AKB merupakan indikator yang sangat sensitif terhadap kualitas
dan pemanfaatan pelayanan kesehatan terutama bagi tenaga bidan perannya
sebagai tenaga kesehatan profesional yang membantu wanita mulai dari sejak
masa kehamilan hingga melahirkan. Saat ini di Indonesia sedang menghadapi
masa pandemi Covid- 19 memerlukan adapatasi yang serius dalam berbaur
dengan keadaan yang sedang terjadi pada saat memberikan pelayanan
kesehatan terutama saat melakukan pelayanan di praktek mandiri bidan yang
sudah seharusnya mengikti protokol kesehatan, memperhatikan dengan sangat
baik penggunaan APD dengan level yang sesuai (Kemenkes RI 2016).
Dalam peraturan Menteri Kesehatan tentang izin dan penyelenggaraan
praktek bidan No.28.Tahun 2017.Bab 1 pasal 1 praktik kebidanan adalah
kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam bentuk
asuhan kebidanan.Praktek mandiri bidan adalah tempat pelaksanaan rangkaian
kegiatan pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan secara perorangan.
Sementara fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan / tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik
promotif, prefentif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, Pemerintah Daerah, dan / atau masyarakat (Kemenkes,2017).
Dalam melaksanakan praktik kebidanan mandiri seorang bidan harus
memegang prinsip kepatuhan terhadap aturan dan hukum, etika profesi,
profesionalisme dan keahlian, orientasi pelayanan dan tanggungjawab sosial,
memperhatikan kesinambungan usaha, sinergi dan kerjasama,
pengembangbertahap, serta memisahkan usaha dengan pribadi . Bidan sebagai
seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus dapat
melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang
baik.Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola
atau memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang
diharapkan.Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan
pemahaman mengenai dasar-dasar manajemen sehingga konsep dasar
manajemen merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari lebih lanjut
3
tentang manajemen kebidanan. Bidan merupakan seseorang yang telah
mengikuti program pendidikan bidan yangg diakui di negaranya, telah lulus
dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register)
dan atau memiliki ijin yg sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan. Bidan
merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kualitas kesehatan
masyarakat, karena bidan dengan ilmu kebidanannya dapat membantu
meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya ibu mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, KB serta pemberian ASI ekslusif pada bayi dengan selamat.
Bidan juga berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari terjadinya
kerusakan akibat persalinan serta berusaha mengembalikan alat reproduksi ke
keadaan normal.Tiap profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan
tugasnya di suatu institusi mempunyai batas jelas wewenangnya yang telah
disetujui oleh antar profesi dan merupakan daftar wewenang yang sudah
tertulis. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada
masyarakat harus memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung
program pemerintah untuk pembangunan dalam negeri, salah satunya dalam
aspek kesehatan.Untuk menyelenggarakan praktik, bidan harus mempunyai
izin praktik sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan dalam Permenkes
No. 28 Tahun 2017.
Sebelum bidan melaksanakan praktik, terlebih dahulu harus melalui
proses legislasi yaitu proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan
perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan
sertifikasi(pengaturan kompetensi), registrasi(pengaturan kewenangan),
danlisensi(pengaturan penyelenggaraan kewenangan). Rencana yang sedang
dijalankan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI), sekarang adalah dengan
mengadakan uji kompetensi terhadap para bidan. Jika tidak lulus dalam uji
kompetensi, maka bidan tersebut tidak bisa menjalankan profesinya. Karena
syarat untuk berprofesi adalah memiliki surat izin yang dikeluarkan setelah
lulus uji kompetensi. Hal ini bertujuan untuk memberikan perlindungan
kepada masyarakat terhadap pelayanan yang telah diberikan.(Sursilah, 2018).
Bidan harus mempunyai jiwa entrepreneur (kewirausahaan) yang akan
4
meningkatkan peluang keberhasilan seorang bidan dalam mengembangkan
usahanya, disamping itu diperlukan pula karakteristik sebagai pemimpin yang
mampu memimpin diri sendiri maupun mempengaruhi orang lain. Oleh
karena itu melalui penerapan manajemen praktik kebidanan mandiri
diharapkan bidan dapat memberikan pelayanan lebih baik.
Dengan mengetahui manajemen, maka peluang keberhasilan seorang
bidan dalam mengembangkan praktiknya di masyarakat dapat meningkat,
kemampuan bidan dalam penerapan praktik kebidanan dapat meningkat dan
bidan dapat mengetahui langkah-langkah dalam memberikan praktik
kebidanan secara mandiri (Sursilah, 2018).
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis dalam member asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua
belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Oleh karena itu, manajemen
kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam memberikan
arah/kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung
jawabnya.Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan suatu keputusan yang
berfokus pada klien.
Praktek Mandiri Bidan (PMB) Cut Meliana Suri.,STr. Keb,adalah instansi
yang bergerak pada bidang pelayanan kesehatan yang berperan sebagai tempat
fasilitas kesehatan untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) dan menolong masyarakat di segala kalanganserta
membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga medis khususnya bidan. Praktek
Mandiri Bidan (PMB) Cut Meliana Suri, STr.Keb., yang berlokasi di Teratai 3
Blok Jl. Teratai Putih Raya No 9A/9B/9C RT 006 RW 013,Kel. Malaka Jaya,
Kec. Duren Sawit Kota Adm. Jakarta Timur. Memberikan pelayanan kepada
ibu hamil, bersalin, nifas, KB, Baby SPA serta pengobatan umum untuk
masyarakat. Saat ini di Praktek Mandiri Bidan (PMB)Cut Meliana Suri
,STr.Keb,tercatat tidak ada kejadian AKI dan AKB.
Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa AKI dan AKB dapat
5
meningkat apabila pelayanan kebidanan tidak ditangani sesuai standart
pelayanan yang telah ditetapkan, PMB Cut Meliana Suri ,STr.Keb., menjadi
sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan yang mencegah terjadinya
kenaikan AKI dan AKB, sehingga penulis berkeinginan untuk mengetahui
aspek- aspek penting dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dan
memberikan rekomendasi yang tepat dengan masalah yang ditemukan di PMB
Cut Meliana Suri ,STr.Kebmenggunakan Analisis SWOT.
B. Tujuan
Tujuan Kegiatan Praktek Mandiri Bidan (PMB) Cut Meliana Suri ,STr.Keb
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui manajemen pelayanan kebidanan di Praktek Mandiri
Bidan(PMB) Cut Meliana Suri, STr.Keb,.
2. Untuk melakukan analisis SWOT mengenai manajemen pelayanan
kebidanan di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Cut Meliana Suri, STr.Keb.
3. Untuk merumuskan rekomendasi strategi operasional yang berkaitan dengan
manajemen pelayanan kebidanan di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Cut
Meliana Suri, STr.Keb,
C. Manfaat
Hasil Kegiatan Praktik Klinik Kebidanan Komprehensif ini diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan di Praktek Mandiri
Bidan (PMB) Cut Meliana Suri, STr.Keb,.
1. Bagi bidan Cut
Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan kepada bidan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan khususnya pemberian asuhan
kebidanan pada pasien.
2. Bagi lahan praktik
Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam menyikapi masalah
yang ada di PMB dan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan, perbaikan sarana dan prasarana di setiap ruangan.
D. Ruang Lingkup
6
Laporan Praktik Klinik Kebidanan Komprehensif ini menyajikan tentang
gambaran umum dan pelaksanaan asuhan kebidanan pada kehamilan,
persalinan, nifas, KB, dan bayi balita di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Cut
Meliana Suri, STr.Keb,.di jln bukit amah Blok A no 1 kel : cinunuk kec :
cilengue kabupaten Bandung jawa barat dan analisis SWOT yang meliputi
sarana prasarana, sumber daya manusia, manajemen pelayanan asuhan
kebidanan, serta pencatatan dan pelaporannya. Analisis SWOT ini dilakukan
pada bulan Juni Tahun 2021. Data yang digunakan merupakan data primer
yang diperoleh dengan cara wawancara secara daring. Di lakukannya analisis
SWOT ini bertujuan ntuk mengetahui manajemen pelayanan kebidanan di
Praktek Mandiri Bidan (PMB) (PMB) Cut Meliana Suri, STr.Keb,.serta dapat
merumuskan rekomendasi strategi operasional yang berkaitan dengan
manajemen pelayanan kebidanan di Praktek Mandiri Bidan (PMB) (PMB) Cut
Meliana Suri, STr.Keb
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Praktik Klinik Kebidanan Komprehensif ini
adalah sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat
dilakukannya Praktik Klinik Kebidanan Komprehensif yang berkaitan dengan
analisis SWOT pelayanan kebidanan di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Cut
Meliana Suri, STr.Keb,.Selain itu, juga dipaparkan mengenai ruang lingkup
dan sistematika penulisan Laporan Praktik Klinik Kebidanan Komprehensif
yang telah dilaksanakan.
BAB II : GAMBARAN PRAKTEKMANDIRI BIDAN (PMB) Cut
Meliana Suri, STr.Keb,.
Bab ini berisi tentang gambaran umum, struktur organisasi dan profil
Ruang yang ada di PMB baik ruang anamnesa bersalin, PI, maupun ruang nifas
dll serta situasi dan permasalahan kesehatan ibu yang pernah terjadi selama
Kegiatan Praktik Kebidanan Komprehensif berlangsung.
7
BAB III : ANALISIS SWOT PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN
PRAKTEK MANDIRI BIDAN (PMB) Cut Meliana Suri, STr.Keb,.
Bab ini menguraikan tentang analisis SWOT mengenai pelayanan
kebidanan di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Cut Meliana Suri, STr.Keb,.yang
meliputi sarana dan prasarana, sumber daya manusia, pelaksanaan asuhan
kebidanan, serta pencatatan dan pelaporan.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini berisi tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah
lebih lanjut. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga
mengemukakan rumusan solusi yang direkomendasikan demi perbaikan upaya
kesehatan di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Cut Meliana Suri, STr.Keb,.
BAB II
A. IdentitasTempatPraktik
PraktikMandiriBidan (PMB) Cut MelianaSuri,S.Tr.Keb merupakan tempat
prakik bidan yang dimiliki oleh bidan Cut Meliana Suri,S.Tr.Keb dan berdiri
sejak tahun 2010 hingga sekarang. Pendidikan terkahir bidan Cut Meliana
Suri di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Lulus padatahun 2021
dan saat ini sedang menempuh pendidikan profesi Kebidanan di Sekolah
Tinggi ilmu Kesehatan Indonesia Maju. PMB Cut Meiliana Suri,S.Tr.Keb ini
legal secara hukum karena memiliki STR ( Nomor STR : 120252221-
3412509) dan SIPB (Nomor 00)1/B.17.0/31.75.07/-1.779.3/2017
8
B. LetakGeografis
PMB Bidan Cut MelianaSuri,S.Tr.Keb ini berlamat di jalan mawar merah
VI/5 RT 001 RW 007 Kel. Malaka Jaya Kec.Duren sawit Jakarta
Timur.Berdasarkan letak geografis PMB ini terletak di posisi yang strategis
karena dikelilingi oleh lingkungan pemukiman warga yang padat
penduduk.Jarak PMB kerumah sakit berjarak sekitar 2 km.
9
C. StrukturOrganisasi
Praktik Mandiri Bidan ini dijalankan oleh 9 orang bidan yaitu struktur PMB dapat
dilihat dibawah ini
Lahuri
Dewi Puspita Marketing
Manager
MA
Untukpelayanakebidanan
dilakukansecarabersamaanolehbidandanasistenbidandanadapembagiantugasjumla
hasistenbidanterdapat 9bidan, terdapat kegiatanoperasionalseperti USG dibantu
oleh bidan & dr SPOG (Diperbantukan), dan 1 orang dalam membantu keamanan
di PMB.
D. DenahTempatPraktik
PraktikMandiriBidan Cut melianaSuri,S.Tr.Keb yang terletak di
jalanmawarmerah VI/5 RT 001 RW 007 Kel. Malaka Jaya Kec.Durensawit
Jakarta Timurdengankapasitas10 ruangan :
10
1. 1 ruang khusus dipergunakan untuk ruang pendaftaran dan ruang tunggu
dengan kapasitas 25 tempat duduk, 1 meja pendaftaran, 1 kipas angin, dan 1
kamar mandi
3. 1 ruangan khusus digunakan untuk USG dengan kapasitas 1 mesin USG, 1 bad
tempat tidur , alat yang digunakan untuk USG, 2 tempat sampah
7. 3 kamar untuk diguanakan pasien rawat inap dengan kapasitas 1 bad tempat
tidur, 1 tempat tidur bayi, 1 lemari, 2 kursi, 1 sofa, 1 tv, dan 1 kamar mandi
8. 1 ruangan digunakan kamar jaga bidan dengan kapasitas yan 2 tempat tidur,
1 kamar mandi, 1 kipas
10. 1 ruangan yang digunakan muhola dengan kapasitas kipas, alat sholat
11
Gambar 2.3 Denah PMB Bidan Cut Meliana Suri
12
Dari pelayanan yang sudah dijelaskan bahwa Praktik Mandiri Bidan Cut
Meliana Suri,S,Tr.kebmelayani pelayanan pengobatan umum dan pelayanan USG
yang bekerjasama dengan dr.SPOG yang dilaksanakan setiap hari.
Saat persalinan berlangsung ketika masa pandemimengenai pedamping
persalinan boleh didampingi 2 orang yaitu suami dan keluarga saat pembukaan
sudah lengkap.Di PMB Cut Meliana Suri,S,Tr.keb ini berada sekitar warga
penduduk dan biasanya warga yang sedang sakit atau akan melakukan
pemeriksaan kehamilan persalinan di PMB ini.
Pada umumnya, pelayanan kebidanan persalinan yang diberikan di ruang
bersalin di PMB Cut Meliana Suri,S,Tr.keb sudah baik karena dilakukan oleh
tenaga yang terampil dan mengacu pada standart pelayanan kebidananan.
Pelayanan kebidanan bersalin atau pertolongan persalinan dilakukan sendiri oleh
bidan, dan jika ditemukan kegawatdaruratan bidan melakukan kolaborasi dengan
dokter Obgyn yang sudah bekerja sama dengan PMB. PMB Cut Meliana Suri
S,Tr.kebjuga bekerjasama dengan RS rujukan, puskesmas dan klinik. Namun
PMB Cut Meliana Suri,S,Tr.keb dahulu pernah bekerjasama dengan pelayanan
BPJS dan untuk saat ini PMB tersebut sudah tidak bekerjasama dengan BPJS.
Pencatatan dan pelaporan pelayanan kebidanan di PMBCut Meliana Suri
melayani,S,Tr.keb telah dilakukan dengan baik. Melakukan pencatatan dan
pelaporan dalam setiap harian, bulanan dan tahunan dan masih menggunakan
pencatatan dan pelaporan secara manual untuk mempermudah bidan untuk
melakukan evaluasi kegiatan demi perbaikan asuhan kebidanan yang diberikan. di
PMB Cut Meliana Suri,S,Tr.keb saat akan berobat tau melakukan pelayanan
lainnya melakukan pendaftaran secara oline ataupun offline dan tetap melakukan
protokol kesehatan yang sudah ada guna untuk meminimalisir penularan Covid-19
yang mewabah saat ini.
13
Ruang Tunggu Ruang VK
14
BAB III
15
1. Manajemen Pelayanan Kehamilan
Tabel 3.1
Identifikasi Faktor Internal Evaluasi dan rekomendasi Pengelolan
Manajemen Pelayanan Kehamilan Di PMB Cut meliana Suri,S.Tr.Keb
tahun 2021.
No Strangth (Kekuatan) Weanesses
(Kelemahan)
1. Sarana dan prasana : Sarana dan
menggunakan APD lengkap Prasarana :
dalam melakukan pelayanan Tidak ada
dimasa pandemic (APD Level 2) fasilitas kelas ibu
Dalam melakukan pemeriksaan hamil
kehamilan memiliki alat yang
lengkap.
Fasilitas yang tersedia diruang
ANC lengkap seperti
• 1 bad pasien
• meja instrument
• kursi
• meja tulis
• kantong taksiran
persalinan
Tersedia tempat sampah yang
dibedakan berdasarkan jenis
sampahnya, yakni sampah
infeksius dan noninfeksius
Memiliki ruangan khusus untuk
pemeriksaan USG
Mempunyai mobil pribadi yang
di gunakan untuk merujuk pasien
16
2. Sumber Daya Manusia : Ada sisten bidan
Bidan memiliki SIPB yang aktif belum memiliki
Bidan dan asisten memiliki STR pengalaman
yang aktif kerja diluar PMB
Bidan sudah lulus DIII dan d4 Asisten bidan
kebidanan dan tengah menjalani masih
pendidikan profesi kebidanan berpendidikan
Bidan memiliki asisten sudah d3
lulus D3
Usia produktif dengan rentang
usia 43 tahun.
Masa kerja bidan dalam
membuka klinik sudah 11 tahun
3. Manajemen Pelayanan kebidanan: Manajemen Pelayanan
Ada pelayanan Pemeriksaan ANC kebidanan:
Bekerjasama dengan RS rujukan, Tidak
puskesmas dan klinik lainnya melakukan Head
Memiliki pelayanan USG 2 setiap to toe pada
hari pasien
Mempunyai SOP pelayanan Tidak kerja sama
kebidanan ANC dengan BPJS
4. Pencatatan dan Pelaporan : Pencatatan dan
Melakukan pencatatan dan Pelaporan :
pelaporan harian, bulanan, Pencatatan dan
tahunan untuk mempermudah pelaporan masih
kerja bidan dalam melakukan menggunakan
evaluasi manual
Memiliki kelengkapan
administrasi seperti lembar
informed concent, RM, regisrasi,
buku KIA, buku kohort dan
17
rujukan
Tabel 3.2
Identifikasi Faktor Eksternal Evaluasi dan rekomendasi Pengelolaan
Manajemen Pelayanan Kehamilan Di PMB Cut Meliana Suri,s.Tr.Keb
Tahun 2021
No. Opportunity (Peluang) Threats (Ancaman)
Sarana dan Prasarana : Sarana dan Prasarana
PMB yang berada di sekitar Tempat PMB
dilingkungan padat penduduk yang berdekatan
dan sangat terjangkau untuk dengan tempat
kendaraan motor dan mobil pelayanan
yang akan datang ke PMB kesehatan lainnya
seperti klnik, RS
dan puskesmas
18
konseling yang jelas dan mudah sama dengan
dipahami. BPJS
PMB mempunyai visi & misi Pelayanan
kesehatan lain
yang mempunyai
pelayanan kelas
ibu hamil
Tabel 3.3
19
Matriks IFAS (internal factor Analysis Summary)
20
Faktor Strategis Bobot Rating Nilai
Kekuatan
Sumber 0,42
daya Ada sisten bidan belum 0,21 2
manusia memiliki pengalaman kerja
diluar PMB
Asisten bidan masih
berpendidikan d3 0,14 2 0,28
Total 1 2
Selisih kekuatan dan kelemahan 2
KELEMAHAN
Tabel 3.4
22
Matriks EFAS (Ekternal Factor Analisis Summary)
Manajemen Pelayanan Kehamilan
23
Faktor strategis Eksternal BOBOT RATING NILAI
Peluang
Sarana dan PMB yang berada 0,2 4 0,8
prasarana disekitar lingkungan
padat penduduk dan
sangat terjangkau untuk
kendaraan motor dan
mobil yang akan datang
ke PMB
Sumber daya PMB bisa merekrut 0,13 4 0,8
manusia bidan dengan UU no.4
tahun 2019 yang
berlaku tentang
kebidanan sesuai
dengan kebutuhan
SDM yang akan datang
Pelayanan Tidak ada angka 0,2 4 0,53
kebidanan kematian ibu yang
tercatat di PMB
Peluang (Opportunity)
( -2 ;-0,2)
kelemahan Kekuatan
27
peluang yang dimiliki secara optimal.Beberapa alternatif yang dapat ditempuh
di antaranya sebagai berikut.
1. Sarana dan Prasarana
Alat yang tersedia untuk pemeriksaan kehamilan yang digunakan
di PMB Cut Meliana Suri,S.Tr.keb sudah lengkap sesuai dengan
standar.Fasilitas yang tersedia di ruang pemeriksaan cukup lengkap yaitu
bed pasien, meja instrument, meja tulis, kursi dan kipas angin, juga
mempunyai ruangan khusus untuk pemeriksaan USG yang dilakukan
bidan dan dokter obgyn.APD level 2 lengkap sesuai dengan kebutuhan
dimasa pandemi dan tersedianya tempat sampah yang dibedakan
berdasarkan jenis sampahnya, yakni sampah infeksius dan noninfeksius,
sampah tajam dan tempat linen kotor dan mobil pibadi yang di gunakan
untuk merujuk pasien. Dan PMB Cut Meliana Suri,S.Tr.Keb juga
memfasilitasi tempat kegiatan senam hamil.
Dalam pelayanan di PMB Cut Meliana Suri,S.Tr.Keb dahulu
pernah bekerjasama dengan BPJS dan untuk saat ini sudah tidak
bekerjasama dengan BPJS, dan tidak adanya fasilitas pelayanan kelas ibu
hamil
Banyaknya tempat pelayanan kesehatan lain seperti posyandu,
klinik, RS dan puskesmas yang berdekatan dengan PMB Cut Meliana
Suri,S.Tr.Keb dan juga fasilitas pelayanan kesehatan lain yang bekerja
sama dengan BPJS sehingga pilihan masyarakat berbeda-beda sehingga ini
menjadi kelemahan dan ancaman di PMB Cut Meliana Suri,S.Tr.Keb
Untuk menyiasati agar pasien BPJS dapat tetap dilayani perlu adanya
kerjasamanya dari PMB dengan pihak BPJS.
28
X/2010tentang izin penyelenggaraan praktik bidan pasal ayat 1 setiap
bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki SIKB.
Bidan memiliki STR yang aktif, dan usia bidan masih termasuk kategori
usis produktif yaitu 34 tahun. Hal ini sangat berkaitan dengan kekuatan
dan kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yang berkualitas
kepada pasien.
3. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan kehamilan yang diberikan diruang
pemeriksaan kehamilan di PMB Cut Meliana Suri,S.Tr.Keb sudah baik
karena dilakukan oleh tenaga yang terampil.Tersedianya pelayanan USG
yang dilakukan oleh bidan dan dokter obgyn. PMB Cut Meliana
Suri,S.Tr.Keb juga bekerjasama dengan RS rujukan, puskesmas dan
klinik. Di PMB Cut Meliana Suri,S.Tr.Keb tidak ada angka kematian ibu
yang tercatatat.
Dalam pelayanan kebidanan kehamilan di PMB Cut Meliana
Suri,S.Tr.Keb.Petugas kesehatan di ruang pemeriksaan kehamilan tidak
melakukan pemeriksaan fisik secara head to toe pada pasien untuk
mengkaji kondisi pasien secara lengkap dan sistematis, sehingga asuhan
kebidanan yang dilakukan hanya yang intinya saja yaitu pemeriksaan BB,
TD, dan leopold serta DJJ.Akan tetapi bidan melakukan komunikasi
terapeutik dan meluangkan waktu lebih lama untuk memberikan konseling
yang lebih jelas dan mudah dipahami pada pasien.
PMB Cut Meliana Suri,S.Tr.Keb tidak diadakan kelas ibu hamil,
ini menjadi ancaman jika pelayanan kesehatan lain yang berdekatan
dengan PMB mempunyai pelayanan kelas ibu hamil.
29
tetapi bidan masih menggunakan pencatatan dan pelaporan secara manual,
yang beresiko terjadinya kehilangan, robek, dan basah pada buku
pendokumentasian. Penjadwalan untuk kunjungan ulang dilakukan setiap
kunjungan ibu hamil dan tertulis di buku KIA, agar kunjungan ibu hamil
lebih terjadwal.
Sekalipun telah terlaksana dengan baik, terdapat beberapa point
dalam hal pencatatan dan pelaporan di ruang bersalin yang perlu
diperhatikan, yakni pada pelaksanaan pendokumentasien bidan diharapkan
teliti agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan pencatatan yang tidak sesuai
dengan diagnosa pasien.
30
Tabel
Hasil Matriks SWOT Manajemen Pelayanan Kehamilan di PMB Cut Meliana Suri,S.Tr.Keb
31
6. Mempunyai mobil pribadi yang di
gunakan untuk merujuk pasien
Sumber Daya Manusia :
32
3. Memiliki pelayanan USG 2 setiap hari
4. Mempunyai SOP pelayanan kebidanan
ANC
Pencatatan dan Pelaporan :
33
OPPORUNITIES (O) STRATEGIS SO STRATEGI WO
Sarana dan prasarana : Strategis memanfaatkan kekuatkan untuk 1. Strategi menimimalkan
1. PMB yang berada di sekitar mengisi peluang. kelemahan untuk menghindari
dilingkungan padat penduduk dan 1. Melakukan pelayanan sesuai SOP peluang
sangat terjangkau untuk kendaraan 2. Mengembangkan sumber daya manusia 2. Melakukan pemeriksaan
motor dan mobil yang akan datang dalam bidang asuhan kebidanan kehamilan secara lengkap head to
ke PMB komplementer toe
Sumber Daya Manusia : 3. Mengupdate evidence base praktik 3. Mengadakan kelas ibu hamil
1. PMB bisa merekrut bidan sesuai kerkini terkait asuhan pada ibu hamil
dengan UU no. 4 tahun 2019 yang untuk diterapkan dalam praktik sehari-
berlaku tentang kebidanan, sesuai hari
dengan kebutuhan SDM yang akan 4. Mengembangkan system pencatatan dan
datang pelaporan secar digital.
Manajemen Pelayanan Kebidanan :
1. Tidak ada angka kematian ibu yang
tercatat di PMB
2. Bidan melakukan komunikasi
terapeutik dan memberikan
34
konseling yang jelas dan mudah
dipahami.
3. PMB mempunyai visi & misi
Pencatatan dan Pelaporan :
1. Pendaftaran sudah secara online
akan tetapi ada yang melakukan
pendaftaran secara langsung ke
PMB
2. Pencatatan dan pelaporan harian,
mingguan, bulanan dan tahunan
akan mempermudah kerja bidan
untuk melakukan evaluasi
3. Jadwal kunjungan ulang tertulis di
buku KIA
35
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
Sarana dan Prasarana : Strategi memanfatkan kekuatan untuk Strategi meminimalkan kelemahan
1 Tempat PMB berdekatan denganmenghindari ancaman. untuk menghindari ancaman
posyandu dan tempat pelayanan 1. Melakukan asuhan kebidanan secara 1. Melakukan kerjasama dengan
kesehatan lainnya seperti klinik, RS keseluruhan dan sistematis BPJS agar dapat melayani
danPuskesmas 2. Melakukan kerjasama dengan BPJS pasien BPJS
3. Melakukan pemeliharaan sarana dan 2. Membuat pencatatan dan
prasarana yang baik agar fasilitas dan pelaporan lebih baik untuk
alat tetap berfungsidengan baik menjaga agar tidak hilang
4. Memanfaatkan tekhnologi untuk ataupun rusak
Manajemen Pelayanan kebidanan : melakukan pencatatan dan pelaporan 3. Melakukan pencatatan dan
1. Pelayanan kesehatan lain yang pelaporan secara online.
mempunyai pelayanan kelas ibu 4. Melakukan kerjasama dengan
hamil BPJS agat dapat melayani
2. Pelayanan kesehatan lain yang pasien BPJS.
bekerja sama dengan BPJS
36
37
38
A. Manajemen Pelayanan Persalinan
39
mengevaluasi kinerja tenaga medis. asuransi.
3. Dilakukan IMD setelah melahirkan 3. Belum bekerja sama dengan
4. Terdapat persyaratan yang harus lab analisis.
dipenuhi jika ingin bersalin di PMB
Cut Meliana Suri saat masa pandemi
5. Bekerja sama dengan RSIA Bunda
Aliyah, RSIA Resti Mulya, RSIA
Zaidah, RSIA Yadika
40
1. Bekerjasama dengan spesialis obgyn pelatihan standarpelayanan
dan spesialis anak persalinan di masa pandemi
2. PMB bisa merekrut bidan sesuai yang bersertifikat.
dengan UU no. 4 tahun 2019 yang 2. Banyaknya bidan yang tidak
berlaku tentang kebidanan, sesuai punya SIPB
dengan kebutuhan SDM yang akan
datang.
Manajemen Pelayanan Kebidanan: 1. Sudah banyak faskes yang
1. Memiliki SOP persalinan bekerja sama dengan asuransi
2. Memiliki protap persalinan dalam
masa pandemi
Tabel 3.9
Matriks IFAS(Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Persalinan Di PMB Cut Meliana Suri
Tahun 2021
41
resusitasi dan incubator.
Menggunakan APD level 2 saat persalinan.
0,06 4 0,24
Terdapat safety box, tempat sampah infeksius,
dan tempat non infeksius.
0,05 4 0,2
Menyediakan swab antigen.
0,05 3 0,15
Terdapat kendaraan jika dibutuhkan untuk
merujuk.
0,04 3 0,12
Sumber Daya Terdapat 2 spesialis obgyn dan 9 bidan
0,05 4 0,2
Manusia 3 orang bidan sudah mengikuti pelatihan APN
dan 2 bidan sudah memiliki SIPB
0,05 4 0,2
Terdapat SOP persalinan
0,06 4 0,24
Mengadakan rapat bulanan untuk
mengevaluasi kinerja tenaga medis
0,04 3 0,12
Dilakukan IMD setelah melahirkan
0,05 4 0,2
Pelayanan Terdapat persyaratan yang harus dipenuhi jika
Kebidanan ingin bersalin di PMB Cut Meliana Suri saat
masa pandemi
0,05 4 0,2
Bekerja sama dengan RSIA Bunda Aliyah,
RSIA Resti Mulya, RSIA Zaidah, RSIA
Yadika
0,04 3 0,12
Sudah menggunakan computer dan manual
untuk sistem pencatatan dan pelaporan.
Pencatatan dan 0,06 3 0,18
Terdapat inform consent, lembar observasi,
Pelaporan
partograph, kantong persalinan, kohort ibu
dan surat rujukan.
0,05 4 0,2
Total
3,01
Kelemahan Bobot Rating Nilai
Sarana dan Prasarana Tidak ada fasilitas untuk swab pcr
0,03 2 0,06
Sumber Daya Manusia Terdapat beberapa bidan yang belum 0,02 4 0,08
mengikuti pelatihan APN.
42
Hanya ada 2 bidan yang memiliki
SIPB
0,03 4 0,12
Belum ada SOP persalinan pada
masa pandemi
0,03 3 0,09
Pelayanan Kebidanan Memutus kerjasama dengan asuransi.
0,03 3 0,09
Belum bekerja sama dengan lab
analisis.
0,02 4 0,08
Pencatatan dan Pelaporan Menggunakan 2 sistem pencatatan
yaitu komputer dan manual sehingga
bekerja 2x
0,03 3 0,09
Total 0,61
Selisih Kekuatan dan Kelemahan 2,4
Tabel 3.10
Matriks EFAS(External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Persalinan Di PMB Cut Meliana Suri
Tahun 2021
43
Pelayanan Kebidanan Memiliki SOP persalinan
0,09 4 0,36
Memiliki protap persalinan dalam masa
pandemi
0,08 4 0,32
Memiliki kelengkapan administrasi
persalinan.
0,07 3 0,21
Pencatatan dan Pencatatan dan pelaporan secara online.
Pelaporan
0,09 4 0,36
Total
2,78
Ancaman Bobot Rating Nilai
Sarana dan Prasarana Lokasi PMB berdekatan dengan faskes
lain.
0,06 2 0,12
Sumber Daya Manusia Bidan belum mengikuti pelatihan
standar pelayanan persalinan di masa
pandemi yang bersertifikat.
0,06 4 0,24
Banyaknya bidan yang tidak punya
SIPB
0,04 4 0,16
Pelayanan Kebidanan Sudah banyak faskes yang bekerja
sama dengan asuransi
0,05 3 0,15
Pencatatan dan Kurang efektif karena menggunakan
Pelaporan sistem pencatatan yaitu computer dan
manual.
0,06 3 0,18
Total 0,85
Selisih Peluang dan Ancaman 1,93
44
dilakukan adalah strategibertumbuh.
Peluang
Pertumbuhan
(2,4:1,93)
Kelemahan Kekuatan
Posisi Pelayanan Kebidanan Persalinan di PMB PMB Cut Meliana Suri, S.Tr.Keb
berdasarkan Analisis SWOT Penerapan stratergi bertumbuh adalah dengan
memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki secara optimal. Beberapa
alternatif yang dapat ditempuh di antaranya sebagai berikut.
1. Sarana Prasarana
PMB Cut Meliana Suri memiliki peralatan yang lengkap untuk tindakan
persalinan, memiliki ruangan tunggu, apotik, kamar nifas dan vk, memiliki
alat penunjang medis seperti dopler, ctg, usg, meja resusitasi dan incubator,
APD level 2 digunakan saat melakukan persalinan, memiliki pengolahan
sampah yang baik, menyediakan swab antigen dan kendaraan untuk merujuk.
Tetapi PMB belum bekerja sama dengan asuransi. PMB ini memiliki peluang
dengan APD yang digunakan sesuai standar pada masa pandemic, lokasi yang
strategis dan mudah mengakses serta ,memiliki lahan untuk parkir. Namun
memiliki ancaman dikarnakan berdekatan denganfasilitas kesehatan lain.
2. Sumber Daya Manusia
Terdapat 2 spesialis obgyn dan 9 bidan, ada 3 bidan yang sudah mengikuti
pelatihan APN dan 2 bidan sudah memiliki SIPB, tetapi masih banyak bidan
45
yang belum mengikuti pelatihan APN dan mempunyai SIPB, PMB ini
memiliki peluang dalam segi SDM karna sudah menjalankan pendidikan
profesi bidan sejalan dengan diterbitkan UU No. 4 tahun 2019 yang mana
hanya lulusan Profesi bidan yang boleh memiliki PMB. PMB ini juga
memiliki peluang dengan bekerja sama dengan spesialis obgyn.Namun
memiliki ancaman dikarenakan masih banyaknya yang belum mengikuti
pelatihan APN serta belum punya SIPB dan bidan belum mengikuti pelatihan
standar pelayanan bersalin di masa pandemi.
3. Pelayanan Kebidanan
Dalam pelayanan persalinansudah ada SOP, melakukan evaluasi kinerja
bulanan, melakukan IMD setelah melahirkan, bekerja sama dengan RSIA,
terdapat persyaratan jika ingin bersalin di PMB, tetapi belum ada SOP
bersalin pada masa pandemic, PMB memutus kerjasama dengan asuransi dan
belum bekerja sama dengan lab analisis.Peluang yang terdapat di PMB yaitu
memiliki protap persalinan pada masa pandemi dan memiliki SOP persalinan.
Namun ancaman yang didapatkan yaitu banyaknya faskes yang sudah bekerja
sama dengan asuransi.
4. Pencatatan dan Pelaporan
PMB mempunyai kelengkapan administrasi persalinan seperti lembar
observasi, partograph, kantong persalinan, kohort ibu dan surat rujukan, serta
pencatatan dan pelaporan sudah berbasis online dan manual, tetapi meskipun
pencatatan dan pelaporan meskipun sudah berbasis online, tetap melakukan
pencatatan secara manual, PMB ini memiliki peluang untuk memanfaatkan
teknologi (online) yang sudah dimiliki dalam melakukan pencatatan dan
pelaporan. Ancaman bagi PMB yaitu kurang efektifnya sistem pencatatan dan
pelaporan karena menggunakan manual dan online.
46
Tabel 3.6
Hasil Matriks SWOT Manajemen Pelayanan Persalinan di PMB Cut
Meliana Suri,S.Tr.Keb
47
11. Mengadakan rapat
bulanan untuk
mengevaluasi kinerja
tenaga medis.
12. Dilakukan IMD
setelah melahirkan
13. Terdapat persyaratan
yang harus dipenuhi
jika ingin bersalin di
PMB Cut Meliana
Suri saat masa
pandemi
14. Bekerja sama dengan
RSIA Bunda Aliyah,
RSIA Resti Mulya,
RSIA Zaidah, RSIA
Yadika.
15. Sudah menggunakan
computer dan manual
untuk sistem
pencatatan dan
pelaporan.
16. Terdapat inform
consent, lembar
observasi,
partograph, kantong
persalinan, kohort
ibu dan surat rujukan.
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
1. APD yang
1. Memiliki 1. Bekerja sama
digunakan sudah peralatan dengan BPJS
persalinan (W5,
sesuai protap pada
lengkap (S1, S2, 2. Bekerja sama
masa pandemic S3,S5,S6, O1) dengan analisis
2. Bekerjasama lab (W6,
2. Lokasi PMB
dengan spesialis 3. Bidan mengikuti
strategis dan obgyn. (S8,O4) APN dan
3. Memiliki mengurus SIPB
mudah dijangkau
kelengkapan (O5
3. Memiliki lahan administrasi
lengkap (O8,O9)
untuk parkir.
4. Bekerjasama
dengan spesialis
48
obgyn
5. PMB bisa
merekrut bidan
sesuai dengan UU
no. 4 tahun 2019
yang berlaku
tentang
kebidanan, sesuai
dengan kebutuhan
SDM yang akan
datang.
6. Memiliki SOP
persalinan
7. Memiliki protap
persalinan dalam
masa pandemic
8. Memiliki
kelengkapan
administrasi
persalinan.
9. Pencatatan dan
pelaporan secara
online.
49
persalinan di masa
dan SIPB
pandemi yang
bersertifikat.
3. Banyaknya bidan
yang tidak punya
SIPB.
4. Sudah banyak faskes
yang bekerja sama
dengan asuransi.
5. Kurang efektif
karena menggunakan
sistem pencatatan
yaitu computer dan
manual.
Tabel 3.12
50
lengkap.
Ada ruang khusus untuk memandikan bayi
Terdapat tempat sampah Infeksius
danTempat sampah non Infeksius.
2. Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia
Bidan memiliki 9 Asisten bidan Ada beberapa asisten bidan
Bidan dan asisten bidan memiliki STR aktif yang belum mengikuti pelatihan
Pelaksanaan pelayanan BBL, bidan BBL
menggunakan APD yang sesuai dengan
kebutuhan dimasa pandemi
Dalam praktek bidan sudah melakukan
praktek lebih dari 5 tahun
Bidan sudah mengikuti beberapa pelatihan
BBL
Asisten bidan bekerja dengan pemantauan
bidan
Bidan dan Asisten Bidan masih dalam usia
produktif yaitu usia kurang dari 35 tahun
3. Pelayanan Kebidanan Pelayanan Kebidanan
Pelayanan BBL diberikan Imunisasi HB0, Pelayanan IMD pada BBL
Vit.K dan Salep mata segera setelah lahir dilakukan <1jam (Tergantung
Tetap melayani kunjungan ulang pada BBL kondisi)
Pelayanan BBL bekerjasama dengan
puskesmas, klinik dan RS terkait rujukan
untuk BBL
Memiliki SOP untuk pelayanan BBL
4. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan Pelaporan
Bidan & asisten bidan melakukan Pencatatan yang digunakan di
pencatatan dengan lengkap dan di tulis di 1 PMB sudah menyediakan
buku setiap pemeriksaan selain itu bidan berbasis online, tetapi masih
51
juga melakukan input data melalui aplikasi menggunakan manual (ditulis
berbasis online. dengan tangan )
Pencatatan pelaporan di lakukan setiap hari
dan dibuat rekapan per 1 bulan
Tabel 3.13
Identifikasi Faktor Eksternal Evaluasi dan Rekomendasi Pengelolan
ManajemenPelayanan Bayi Baru Lahir Di PMB Cut Meliana Suri S.Tr.Keb
Tahun 2021
52
tentangkebidanan sesuai dengan kebutuhan ke D4
SDM yang dibutuhkan.
PMB bekerja sama dengan dr. spesialis anak
3. Pelayanan Kebidanan Pelayanan Kebidanan
Melakukan pelayanan home care pada BBL PMB lain memiliki fasilitas yang
lebih nyaman
53
Terdapat tempat sampah Infeksius
0,05 4 0,2
danTempat sampah non Infeksius
Bidan memiliki 9 Asisten bidan 0,04 3 0,12
Bidan dan asisten bidan memiliki STR aktif 0,06 4 0,24
Pelaksanaan pelayanan BBL, bidan
menggunakan APD yang sesuai dengan 0,06 5 0,3
Sumber Daya
kebutuhan dimasa pandemi
Manusia
Dalam praktek bidan sudah melakukan
0,04 4 0,16
praktek lebih dari 5 tahun
Bidan sudah mengikuti beberapa pelatihan
0,04 4 0,16
BBL
Asisten bidan bekerja dengan pemantauan
0,05 4 0,2
bidan
Bidan dan Asisten Bidan masih dalam usia
0,04 3 0,12
produktif yaitu usia kurang dari 35 tahun
Pelayanan BBL diberikan Imunisasi HB0,
0,05 4 0,2
Vit.K dan Salep mata segera setelah lahir
Tetap melayani kunjungan ulang pada BBL 0,05 4 0,2
Pelayanan
Pelayanan BBL bekerjasama dengan
Kebidanan
puskesmas, klinik dan RS terkait rujukan 0,05 3 0,15
untuk BBL
Memiliki SOP untuk pelayanan BBL 0,06 4 0,24
Bidan & asisten bidan melakukan pencatatan
dengan lengkap dan di tulis di 1 buku setiap
0,06 4 0,24
Pencatatan dan pemeriksaan selain itu bidan juga melakukan
Pelaporan input data melalui aplikasi berbasis online.
Pencatatan pelaporan di lakukan setiap hari
0,05 5 0,25
dan dibuat rekapan per 1 bulan
Kelemahan Bobot Rating Nilai
Pelayanan BBL belum bekerja sama
Sarana dan Prasarana 0,03 2,5 0,075
dengan BPJS
54
Ada beberapa asisten bidan yang
Sumber Daya Manusia 0,03 2,5 0,075
belum mengikuti pelatihan BBL
Pelayanan IMD pada BBL dilakukan
Pelayanan Kebidanan 0,03 2 0,06
<1jam (Tergantung kondisi)
Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan yang digunakan di PMB
sudah menyediakan berbasis online,
0,02 2 0,04
tetapi masih menggunakan manual
(ditulis dengan tangan )
Total 1 3,81
Tabel 3.15
Matriks EFAS(External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Bayi Baru Lahir Di PMB Cut Meliana Suri
Tahun 2021
55
anak
Pelayanan Kebidanan Melakukan pelayanan home care pada
0,08 4 0,32
BBL
Pencatatan dan Pelaporan BBL sudah
menyediakan media elektonik sehingga 0,09 4 0,36
Pencatatan dan Bidan dengan mudah mengakses
Pelaporan Penggunaan media elektronik bersifat
privasi tidak dapat dilihat atau di akses 0,08 4 0,32
oleh siapapun kecuali tenaga kesehatan
Ancaman Bobot Rating Nilai
Sarana dan Prasarana Lokasi PMB dekat dengan posyandu,
0,06 2 0,12
PMB lain, dan puskesmas
Pelayanan kesehatan lain sudah
0,06 2,5 0,15
bekerjasama dengan BPJS
Sumber Daya Manusia Asisten Bidan yang berpendidikan D3
0,05 2 0,1
belum melakukan pendidikan ke D4
Pelayanan Kebidanan PMB lain memiliki fasilitas yang lebih
0,05 2 0,1
nyaman
Pencatatan dan Pelayanan kesehatan lain Saat ini
Pelaporan sudah menggunakan aplikasi
elektronik atau pelaporan secara 0,05 2 0,1
daring, sehingga tidak menggunakan
manual
Total 1,00 3,26
56
Analysis Isu strategis pelayanan BBL di PMB Cut Meliana Suri.,S.Tr.Keb
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, diperoleh titik
koordinat diagram SWOT (3,81;3,26) sehingga posisi Pelayanan Bayi Baru Lahir
PMB Cut Meliana Suri Tahun 2021 berada pada kuadran I sebagaimana terlihat
pada gambar 1. Hal tersebut berarti strategi yang perlu dilakukan adalah
strategibertumbuh.
(3,81-3,26)
5. Sarana Prasarana
PMB Cut Meliana Suri memiliki, ruangan khusus pemeriksaan BBL dan
sudah memiliki APD yang lengkap sesuai dengan kebutuhan dimasa pandemi
, untuk kebutuhan pemeriksaan bayi baru lahir PMB sudah memiliki alat
pemeriksaan BBL lengkap, meja resusitasi dan penghangat beserta alat
resusitasinya, memilikii set Pijat Bayi lengkap, memiliki ruang rawat gabung
dengan ibu, dan ada ruangan khusus untuk memandikan bayi, PMB belum
57
bekerjasama dengan BPJS. PMB ini memiliki peluang dengan lokasi yang
strategis sehingga masyarakat mudah mengakses PMB ini. Tetapi memiliki
ancaman dikarnakan berdekatan dengan pusyandu, PMB lain, Puskesmas.
6. Sumber Daya Manusia
Tenaga pelaksana/ pemilik PMB pelayanan BBL sudah lulus D4, bidan
memiliki SIPB yang aktif dan STR yang aktif, beberapa asisten bidan sudah
mengikuti pelatihan BBL, serta bidan memiliki masa kerja selama 5 tahun di
PMB ini, tetapi sayangnya ada beberapa asisten belum mengikuti pelatihan
BBL, PMB ini memiliki peluang dalam segi SDM karna sudah menjalankan
pendidikan profesi bidan sejalan dengan diterbitkan UU No. 4 tahun 2019
yang mana hanya lulusan Profesi bidan yang boleh memiliki PMB. PMB ini
juga memiliki peluang dengan bekerja sama dengan dr.SPA. Tetapi memiliki
ancaman terkait assisten bidan masih berpendidikan d3.
7. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan BBL , bidan juga segera melakukan imunisasi HB0, Vit K dan
salep mata segera setelah bayi lahir, PMB ini juga melayani kunjungan
neonatus, serta bekerjasama dengan Puskesmas, Klinik, RS terkait rujukan.
Tetapi sayangnya pada saat melakukan IMD tidak full 1 jam (sesuai kondisi)
PMB ini memiliki peluang untuk meningkatkan pelayanan homecare yang
sudah berjalan. Tetapi memiliki ancaman bahwa di PMB lain memiliki
fasilitas yang lebih nyaman.
8. Pencatatan dan Pelaporan
PMB melakukan pencatatan dan pelaporan setiap harian, bulanan dan tahunan
khusus pelayanan BBL, PMB juga memiliki kelengkapan administrasi seperti
rekam medis, imformed consent, registrasi bayi dan balita, kohort bayi, buku
KIA dan form rujukan,pelaporan setiap hari & dibuat rekapan per 1 bulan.
tetapi sayangnya pencatatan dan pelaporan meskipun sudah memiliki berbasis
online, hanya saja terkadang masih dilakukan masih secara manual, PMB ini
memiliki peluang untuk memanfaatkan teknologi (online) yang sudah
dimiliki dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Adapun ancaman bagi
PMB ini yaitu Pelayanan kesehatan lain yang telah menghapuskan pencatatan
58
secara manual dan menetapkan menggunakan pencatatan dan pelaporan
secara teknologi (online).
59
Tabel 3.16
Hasil Matriks SWOT Manajemen Pelayanan Bayi Baru Lahir di PMB Cut Meliana Suri,STr.Keb
60
11. Asisten bidan bekerja dengan pemantauan bidan
12. Bidan dan Asisten Bidan masih dalam usia produktif
yaitu usia kurang dari 35 tahun
13. Pelayanan BBL diberikan Imunisasi HB0, Vit.K dan
Salep mata segera setelah lahir
14. Tetap melayani kunjungan ulang pada BBL
15. Pelayanan BBL bekerjasama dengan puskesmas, klinik
dan RS terkait rujukan untuk BBL
16. Memiliki SOP untuk pelayanan BBL
17. Bidan & asisten bidan melakukan pencatatan dengan
lengkap dan di tulis di 1 buku setiap pemeriksaan selain
itu bidan juga melakukan input data melalui aplikasi
berbasis online.
18. Pencatatan pelaporan di lakukan setiap hari dan dibuat
rekapan per 1 bulan
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
1. PMB terletak di Lokasi yang Strategi memanfaatkan kekuatanuntuk mengisi 1. Bekerjasama dengan BPJS (W1,O6)
strategis sehingga memudahkan peluang.Meningkatkan pelayanan BBL 2. Mengikuti pelatihan BBL untuk assisten bidan
masyarakat untuk mengakses. denganmemaksimalkan kelengkapan alat, keterampilan (W2,O5,07)
2. PMB berada di tengah masyarakat SDM, dan sistem pelayanan dengan tetap melakukan 3. Mengkondisikan supaya IMD dapat dilakukan 1
sehingga dapat lebih strategis pencatatan dan pelaporan secara elektronik (S1-S18,O1- jam penuh (W3,O5)
3. PMB memiliki Lahan Praktek O5)
61
sendiri 4. Pencatatan manual dihapuskan (W4,06,07)
4. PMB memiliki tempat parkir untuk
kendaraan yang dibawa oleh pasien.
5. Sumber daya manusia yang bekerja
di PMB telah di atur pada UUD
No.4 tahun 2019 tentangkebidanan
sesuai dengan kebutuhan SDM
yang dibutuhkan.
6. PMB bekerja sama dengan dr.
spesialis anak
7. Melakukan pelayanan home care
pada BBL
8. Pencatatan dan Pelaporan BBL
sudah menyediakan media
elektonik sehingga Bidan dengan
mudah mengakses
9. Penggunaan media elektronik
bersifat privasi tidak dapat dilihat
atau di akses oleh siapapun kecuali
tenaga kesehatan
THREAST (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
1. Lokasi PMB dekat dengan Strategi memanfatkan kekuatan untuk menghindari Strategi meminimalkan kelemahanuntuk
62
posyandu, PMB lain, dan ancaman. menghindari ancaman
puskesmas 1. Meningkatkan pelayanan BBL dengan 1. Mengadakan sarana dan prasarana yang belum
2. Pelayanan kesehatan lain sudah memfokuskan pada keunggulan pelayanan ada(W1-W4,T1-T5)
bekerjasama dengan BPJS yang tersedia saat ini sambil melengkapi kekurangan 2. Bekerjasama dengan BPJS(W1, T2)
3. Asisten Bidan yang berpendidikan yang ada(S1-S18)
D3 belum melakukan pendidikan 2. Bagi SDM yang sudah mengikuti pelatihan bisa
ke D4 berbagi ilmu kepada yang belum mengikuti
4. PMB lain memiliki fasilitas yang pelatihan dan menyarankan agar mengikuti pelatihan
lebih nyaman yang terkaitdenganpelayanan kebidanan (S10,T3)
5. Pelayanan kesehatan lain Saat ini
sudah menggunakan aplikasi
elektronik atau pelaporan secara
daring, sehingga tidak
menggunakan manual
63
C. Manajemen Pelayanan Nifas
Tabel3.17
IdentifikasiFaktorInternalEvaluasidanrekomendasiPengelolan
ManajemenPelayananNifas Di PMB Cut Melianan Suri, STr.Ke. Tahun 2021
64
2. Sumber Daya Manusia: Belumadanya SDMyangmengikuti
Usia SDMmasihdalamkategoriusia workshopmengenai senamnifas
Produktif
Adanyamahasiswapraktikdapat
membantuSDM dalammemberikan
asuhanpadapasiensertabertukarilmu terbaru
Pendidikanbidansesuaidengan Standar
Bidan memililiki SIPB yang aktif
Bidan dan asisten bidan memiliki STR yang
3. masih aktif
Manajemen pelayanan kebidanan : Tidak melakukan pemeriksaan
Ada SOP pelayanan nifas head to toe pada pasien kunjungan
Bekerjasama dengan RS Rujukan, nifas
puskesmas Pemeriksaan fisik tidak
Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn dilakukansecara
Adanya kelas senam nifas rutinsetiappergantianShift
Jam nifas 6 jam aman boleh pulang kecuali Tidaktersedianyapapannamapasien
sudah jam malam
Rawat gabung
65
Tabel 3.18
FaktorEksternalEvaluasidanrekomendasiPengelolaanManajemenPelayananNifas
DiPMB Cut Meliaa Suri Tahun2021
No Opportunity(Peluang) Threats (Ancaman)
1. Sarana dan prasarana: Sarana dan prasarana :
SDM sudah sesuai dengan UUD kebidanan STR bidan masih setara D3
karenaperalatanlengkap
3. Manajemen Pelayanan Kebidanan: Manajemen Pelayanan Kebidanan:
Menerima pelayanan nifas secara berkala Tidak ada visi dan misi
memiliki pelayanan senam nifas Berkurangnyakunjunganpasienkarena
dukungan pemberian ASI ekslusif terdapat tempat pelayanan kesehatan
Meningkatkan kepercayaan lainyangbekerjasamadenganBPJS
danminatmasyarakatuntukmemperolehpelay
anan nifas
Peningkatanminatberkunjungpasien
karenamemilikijadwalsenamnifas
5 Pencatatan dan Pelaporan:
yangteratur Pencatatan dan Pelaporan:
66
Tabel 3.19
Matriks IFAS (Internal FactorAnalysis Summary)
ManajemenPelayananNifas
total 1 1.884
Kelemahan
Saranadan SOPnifas tidakdipajangdanbelumada 0,021 2 0,042
Prasarana SOPnifas padamasaCOVID-19
67
Sumber Belumadanya SDMyangmengikuti 0,021 2 0,042
DayaManus workshopmengenai senamnifas
Ia
Pelayanan Pemeriksaanfisiktidakdilakukansecara 0,021 2 0,042
Kebidanan rutinsetiappergantianShift
Total 1 0.21
Tabel 3.20
Total 1 1.12
Ancaman
68
Saranadan TerdapatPMB yangtersebardiWilayah 0,021 2 0,042
Prasarana Duren Sawit
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, diperoleh titik
koordinat diagram SWOT (1,674;1,438) sehingga posisi Pelayanan Kebidanan
Nifas di PMB Cut Meliana Suri,STr.Kebberada pada kuadran I sebagaimana
terlihat pada gambar 1. Hal tersebut berarti strategi yang perlu dilakukan adalah
strategibertumbuh.
Peluang
Pertumbuhan
(1,674:1,438)
Kelemahan Kekuatan
69
Posisi Pelayanan Kebidanan Nifas di PMB PMB Cut Meliana Suri,STr.Keb
berdasarkan Analisis SWOT Penerapan stratergi bertumbuh adalah dengan
memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki secara optimal. Beberapa
alternatif yang dapat ditempuh di antaranya sebagai berikut.
1. Sarana danPrasarana
Sarana dan Prasaran di PMB PMB Cut Meliana Suri,STr.Keb berlokasi yang
strategis berada di komplek perumahan yang padat penduduk, dekat dengan 2
Posyandu, puskesmas (jarak 2 kilo) dan RS (jarak 5kilo) serta PMB lainnya (beda
2 blok), memiliki luas bangunan yang sesuai standar PMB yaitu pada UUD RI
No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan, dengan fasilitas ruang rawat inap untuk ibu
nifas 1 tempat tidur, ruangan nifas berada di depan ruangan bersalin sehingga
memudahkan bidan maupun pasien sendiri untuk berpindah ruangan, tersedia
ambulan, toilet untuk pasien yang dapat menambah kenyaman pasien, tabung
oksigen, mempunyai ventilasi dengan sirkulasi udara yang baik, westaffel untuk
mencuci tangan , lemari untuk pasien, menyediakan pembalut untuk ibu nifas,
namun di PMB PMB Cut Meliana Suri,STr.Keb tidak menyediakan pelayanan
untuk pasien BPJS sehingga membatasi jumlah pasien yang dapat berkunjung
yang menggunakannya dan menjadi ancaman bagi PMB PMB Cut Meliana
Suri,STr.Keb bila fasilitas kesehatan lain yang menerima pelayananBPJS
2. Sumber DayaManusia
Bidan memiliki SIPB yang aktif sesuai dengan Peratutan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1464/MENKSE/PER/X/2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan pada pasal pasal 1. di PMB Cut Meliana Suri,
STr.Keb. bidan berusia produktif dengan masa pengalaman kerja bidan sudah 5
tahun dalam membuka klinik dan bidan berpendidikan D3 dan sedang menempuh
DIV dan Pendidikan Profesi Kebidanan, memiliki STR yang aktif hingga tahun
2022, namun belum mengikuti pelatihan seperti senam nifas, bidan memiliki
SIKB, dan STR bidan masih setara dengan D3
3. PelayananKebidanan
Pelayanan kebidanan di PMB PMB Cut Meliana Suri,STr.Keb sesuai
70
standar pandemi yang mengacu pada protokol kesehatan yang ketat, dengansistem
rawat gabung dapat menerapkan pemberian ASI sejak dini dan memudahkan
bidan untuk menerapkan asuhan sayang ibu dan bayi juga mengurangi resiko
infeksi dan meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi, jam nifas 6 jam aman yaitu
tanda- tanda vital dalam batas normal, tidak ada perdarahan, tidak ada keluhan,
dan ibu sudah dapat mobilisasi dengan baik tetapi bila sudah jam malam pasien
bisa kembali pada hari berikutnya. Melakukan pencegahan infeksi setiap tindakan
sudah menjadi kebiasaan dalam memberikan pelayanan sesuai dengan atuan yang
berlaku.
Pelayanan nifas yang melakukan kunjungan tidak dilakukan pemeriksaan
head to toe pada pasien, tidak ada pelayanan tambahan seperti kelas senam nifas
namun bekerjasama dengan RS Rujukan, Puskesmas, Dokter Obgyn.
4. Pencatatan danPelaporan
Pendokumentasian masih menggunakan pena dan buku sehingga saat
melakukan pencatatan riwayat pasien, no kunjungan dan lainnya menyulitkan
bidan dan menghabiskan waktu untuk mencarinya hal ini pula menjadi ancaman
apabila buku pendokumentasian rusak, robek, bahkan hilang. Di PMB PMB Cut
Meliana Suri,STr.Keb terdapat laporan harian, bulanan dan tahunan yang selalu
dilaporkan kepada puskesmas secara berkala sesuai kebutuhan.
Memiliki kelengkapan administrasi: informed consent, RM, rujukan,
registrasi, memanfaatlan teknologi yang ada.
71
Tabel 3.21
72
rujukan,registrasi.
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
STR bidan masih setara Strategi memanfatkan kekuatan untuk Strategi meminimalkan kelemahan
D3 menghindari ancaman. untuk menghindari ancaman
Dekat dengan 2 1. Tetap menjaga komunikasi yang baik
1. Membuat pembagian tugas
Posyandu, puskesmas dengan tenakes yang lain agar
secaraterstruktur
dan RS serta PMB mendapatkan informasi terbaru terkait
2. Mengundang instruktur senamnifas
lainnya,Faskes lain pelayanan kesehatan pada ibunifas
3. Membuka pelayanan untuk
yang menerima 2. Membuat visi danmisi
pasienBPJS
pelayanan BPJS
Tidak ada visi dan misi,
Faskes lain yang
memiliki pelayanan
senamnifas
Pelayanan kesehatan
lain yang telah
menggunakan
teknologi
73
D. Manajemen Pelayanan Bayi
Tabel 3.22
Identifikasi Faktor Internal Evaluasi dan rekomendasi Pengelolaan Manajemen
Pelayanan Bayi (Memandikan Bayi) di PMB Bidan Cut Meliana Suri,S.Tr. Keb
tahun 2021
Faktor Strategi
Strength (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
Internal
Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana
1. Memiliki meja penghangat dan alat 1. Tidak menerima pasien
resusitasi bayi yang lengkap BPJS
2. Memiliki alat memandikan bayi yang
lengkap
3. Mempunyai ruang tunggu dan mobil
pribadi untuk merujuk pasien.
4. Penggunaan Fasilitas ruangan lengkap
yaitu terdapat bad, kursi, tensi,
thermometer, stetoskop dan alat alat untuk
menglakukan pemeriksaan.
5. Terdapat alat-alat lainnya yaitu timbangan,
pengukur tinggi badan dan tempat
sampah. Terdapat tempat sampah
Infeksius dan Tempatt sampah non
Infeksius.
6. Terdapat APD yang sesuai dengan
kebutuhan di masa pandemi
74
4. Asisten Bidan memiliki STR aktif
5. Dalam pelaksanaan pelayanan bidan
menggunakan APD yang sesuai dengan
kebutuhan
6. Dalam praktek bidan sudah melakukan
praktek lebih dari 5 tahun
7. Asisten bidan bekerja dengan pemantauan
bidan
8. Bidan dan Asisten Bidan masih dalam usia Managemen pelayanan bayi
produktif yaitu usia kurang dari 35 tahun 1. Pasien yang datang tanpa
menggunakan masker tetap
Managemen pelayanan bayi
diterima
1. Melakukan pelayanan MTBS
2. Tidak melayani pemeriksaan
2. Melakukan pelayanan memandikan bayi
tumbuh kembang pada bayi
3. Bidan Bekerja sama dengan Laboratorium
dan balita
4. Bekerjasama dengan puskesmas, klinik
Pencatatan pelaporan
dan RS terkait rujukan.
1. Pencatatan yang digunakan
di bidan sudah
Pencatatan dan Pelaporan
menggunakan elektronik
1. Asisten bidan melakukan pencatatan
akan tetapi masih
dengan lengkap dan di tulis di 1 buku
menggunakan manual
setiap pemeriksaan selain itu bidan juga
(ditulis dengan tangan)
melakukan input data melalui aplikasi
2. Pencatatan manual segera di
berbasis online.
hapuskan
2. Pencatatan pelaporan di lakukan setiap
3. Penggunaan pencatatan
hari dan dibuat rekapan per 1 bulan.
secara manual dapat
memperbesar resiko basah,
hilang, robek dan lainnya.
Tabel 3.23
Identifikasi Faktor Eksternal Evaluasi dan rekomendasi Pengelolaan
75
Manajemen Pelayanan Bayi (Memandikan Bayi) di PMB Bidan Cut Meliana
Suri,S.Tr. Keb tahun 2021
Opportunity (Peluang) Thereats (Ancaman)
Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana
1. Lokasi yang strategis sehingga memudahkan 1. Lokasi berdekatan dengan posyandu, PMB
masyarakat untuk mengakases PMB ini. lain, puskesmas
2. Bidan Praktek Mandiri berada di tengah 2. Pelayanan kesehatan lain yang bekerjasama
masyarakat sehingga dapat lebih strategis dengan BPJS
3. Bidan Praktek Mandiri memiliki Lahan Praktek
sendiri
4. Bidan Praktek Mandiri memiliki tempat parkir
untuk kendaraan yang dibawa oleh pasien
Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia
1. Sumber daya manusia yang bekerja di Bidan 1. Terdapat bidan praktek mandiri yang
Praktek Mandiri telah di atur pada UUD No.4 memiliki ruangan yang lebih nyaman
tahun 2019 tentang kebidanan sesuai dengan 2. Asisten Bidan D3 belum melakukan kuliah
kebutuhan SDM yang dibutuhkan. ke D4
2. Bekerjasama dengan dr. SPA
Managemen Pelayanan Bayi
1. Membuka pelayanan memandikan bayi pada bayi
2. Melakukan pelayanan home care pada bayi
Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan Pelaporan
1. Pencatatan dan Pelaporan yang dibutuhkan 1. Pelayanan kesehatan lain-lain yang telah
menggunakan elektonik sehingga Bidan dengan menggunakan pencatatan, pelaporan secara
mudah mengakses teknologi (online)
2. Penggunaan media elektronik bersifat privasi 2. Resiko kehilangan, robek, basah, terbakar
tidak dapat dilihat atau di akses oleh siapapun pada buku pendokumentasian
kecuali tenaga kesehatan.
Tabel 3.24
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
76
Manajemen Pelayanan Bayi (Memandikan Bayi)
Faktor Strategik Internal
Bobot Rating Nilai
Kekuatan
Memiliki meja penghangat dan alat
0,05 5 0,25
resusitasi bayi yang lengkap
Memiliki alat memandikan bayi yang
0,04 3 0,12
lengkap
Mempunyai ruang tunggu dan mobil
0,03 4 0,12
pribadi untuk merujuk pasien.
Penggunaan Fasilitas ruangan lengkap
Sarana dan yaitu terdapat bad, kursi, tensi,
0,04 4 0,16
Prasarana thermometer, stetoskop dan alat alat untuk
menglakukan pemeriksaan.
Terdapat alat-alat lainnya yaitu
timbangan, pengukur tinggi badan dan
tempat sampah. Terdapat tempat sampah 0,05 4 0,2
Infeksius dan Tempat sampah non
Infeksius.
Terdapat APD yang sesuai dengan
0,04 3 0,12
kebutuhan di masa pandemic
Bidan memiliki 9 Asisten bidan yaitu
0,06 4 0,24
Bidan dengan lulusan min D3 Kebidanan
Bidan memiki SIPB yang aktif untuk
0,04 5 0,2
melakukan praktek kebidanan
Bidan memiliki STR aktif 0,04 4 0,16
Asisten Bidan memiliki STR aktif 0,04 4 0,16
Sumber Daya Dalam pelaksanaan pelayanan bidan
Manusia menggunakan APD yang sesuai dengan 0,05 4 0,2
kebutuhan
Dalam praktek bidan sudah melakukan
0,04 5 0,2
praktek lebih dari 5 tahun
Asisten bidan bekerja dengan pemantauan
0,03 4 0,12
bidan
Bidan dan Asisten Bidan masih dalam
usia produktif yaitu usia kurang dari 35 0,05 4 0,2
tahun
Melakukan pelayanan MTBS 0,03 3 0,09
Managemen
pelayanan bayi Melakukan pelayanan memandikan bayi 0,06 4 0,24
77
Bidan Bekerja sama dengan Laboratorium 0,04 4 0,16
Bekerjasama dengan puskesmas, klinik
0,04 5 0,2
dan RS terkait rujukan
Asisten bidan melakukan pencatatan
dengan lengkap dan di tulis di 1 buku
setiap pemeriksaan selain itu bidan juga 0,04 5 0,2
Pencatatan dan melakukan input data melalui aplikasi
Pelaporan berbasis online.
Pencatatan pelaporan di lakukan setiap
0,05 4 0,2
hari dan dibuat rekapan per 1 bulan.
Tabel 3.25
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Bayi (Memandikan Bayi)
78
Faktor Strategik Eksternal
Bobot Rating Nilai
Peluang
79
Terdapat bidan praktek mandiri yang
memiliki ruangan yang lebih nyaman 0,03 2 0,06
Sumber Daya Manusia
Asisten Bidan D3 belum melakukan
0,05 2 0,1
kuliah ke D4
Pelayanan kesehatan lain-lain yang
Pencatatan dan Pelaporan telah menggunakan pencatatan, 0,03 2 0,06
pelaporan secara teknologi (online)
Resiko kehilangan, robek, basah,
terbakar pada buku pendokumentasian 0,04 2 0,08
(3,19-
3,87)
80
1. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana di BPM Bidan Cut Meliana Suri khususnya pada
pelayanan memandikan bayi yaitu di dalam ruangan tindakan memiliki satu
buah bed tidur untuk dilakukannya tindakan, kursi, meja untuk melakukan
anamnesa, alat kesehatan sepeti tensimeter yang digunakan untuk mengukur
tekanan darah, thermometer yang berfungsi untuk mengecek suhu tubuh dan
peralatan memandikan bayi. Tindakan yang dapat dilakukan di Bidan
Meliana Suri adalah melakukan tindakan atau pemeriksaan AC, INC, PNC,
dan KB. Pelayanan Keluarga berenca yang dilakukan bidan berupa KB
suntik, Implant pemasangan atau pencabutan maupun kb IUD sendiri. Selain
itu untuk mendukung aktifitas lancar APD pun di siapkan lengkap level 2
sesuai dengan protokol kesehatn di era pandemi ini. Di setiap ruangan juga
memiliki tempat sampah yakni tempat sampah infeksius dan noninfeksius
lengkap dengan estafel, meja kursi dll.
Bidan Praktek Mandiri Cut Meliana Suri ini terletak di pemungkiman
masyarakat sehingga keberadaan BPM ini sangatlah strategis. Selain itu,
BPM Bidan Cut Meliana Suri memiliki tanah yang luas. Selain itu Bidan
Cut memiliki lahan parkir yang cukup besar sehingga apabila pasien
berdatangan, pasien terasa nyaman. Bidan Cut Meliana Suri dekat dengan
Klinik, Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan
BPJS. Selain itu, Bidan Cut Meliana Suri juga melakukan Konsultasi dengan
Dokter Spesialis Kandungan Apabila terdapat kendala.
2. Sumber DayaManusia
Bidan yang bertugas di BPM Bidan Cut Meliana Suri terdapat 1 Bidan
yaitu Bidan Yulia. Pendidikan Terakhir Bidan Yulia adalah D3 Kebidanan.
Bidan Yulia saat ini memiliki usia 30 tahun. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, Bidan Komala juga telah memiliki
memiliki izin praktik bidan No 440/ /SIPB/DPMPTSP/2018.
3. Pencatatan danPelaporan
Pencatatan dan pelaporan Di BPM Cut Meliana Suri sudah
81
menggunaka online dan masih menggunakan manual seperti pencatatan
menggunakan buku. Pencatatan dilakukan harian. Pencatatan akan dilakukan
rekapitulasi pada setiap 1 bulan dan di berikan kepada Puskesmas setempat.
Adapun administrasi BPM Bidan Cut Meliana Suri memiliki sistem
pencatatatn menggunakan Rekam Medis, Kohort, dan juga sebelum tindakan
pasien mengisi Imformed Consent serta ada rujukan.
82
Tabel 3.26
Hasil Matriks SWOT Manajemen Pelayanan Bayi (Memandikan Bayi) di PMB Bidan Cut Meliana Suri,S.Tr. Keb tahun 2021
83
Sumber Daya Manusia
1. Bidan memiliki 9 Asisten bidan yaitu Bidan dengan
lulusan min D3 Kebidanan
2. Bidan memiki SIPB yang aktif untuk melakukan
praktek kebidanan
3. Bidan memiliki STR aktif
4. Asisten Bidan memiliki STR aktif
5. Dalam pelaksanaan pelayanan bidan menggunakan
APD yang sesuai dengan kebutuhan
6. Dalam praktek bidan sudah melakukan praktek lebih
dari 5 tahun
7. Asisten bidan bekerja dengan pemantauan bidan
8. Bidan dan Asisten Bidan masih dalam usia produktif
yaitu usia kurang dari 35 tahun Managemen pelayanan bayi
1. Pasien yang datang tanpa
Managemen pelayanan bayi menggunakan masker tetap
1. Melakukan pelayanan MTBS diterima
2. Melakukan pelayanan memandikan bayi 2. Tidak melayani pemeriksaan
3. Bidan Bekerja sama dengan Laboratorium tumbuh kembang pada bayi dan
84
4. Bekerjasama dengan puskesmas, klinik dan RS terkait balita
rujukan. Pencatatan pelaporan
1. Pencatatan yang digunakan di
Pencatatan dan Pelaporan bidan sudah menggunakan
1. Asisten bidan melakukan pencatatan dengan lengkap elektronik akan tetapi masih
dan di tulis di 1 buku setiap pemeriksaan selain itu menggunakan manual (ditulis
bidan juga melakukan input data melalui aplikasi dengan tangan)
berbasis online. 2. Pencatatan manual segera di
2. Pencatatan pelaporan di lakukan setiap hari dan dibuat hapuskan
rekapan per 1 bulan. 3. Penggunaan pencatatan secara
manual dapat memperbesar resiko
basah, hilang, robek dan lainnya.
Opportunities (O) : STRATEGI SO STRATEGI WO
Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana : Sarana dan prasarana :
1. Lokasi yang strategis sehingga 1. Dengan tanah yang luas PMB bisa membuat ruangan 1. Membuat ruangan khusus
memudahkan masyarakat untuk khusus memandikan bayi memandikanbayi
mengakases PMB ini. 2. Mempertimbangkan agar dapat
2. Bidan Praktek Mandiri berada di bekerjasamadengan BPJS
tengah masyarakat sehingga dapat
85
lebih strategis
3. Bidan Praktek Mandiri memiliki
Lahan Praktek sendiri
4. Bidan Praktek Mandiri memiliki
tempat parkir untuk kendaraan
yang dibawa oleh pasien.
86
pada bayi meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan
87
memperoleh informasi dan dalam pelayanan
pemantauan tumbuh kembang bayi.
88
pendokumentasian lainnya
89
E. Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana
Tabel 3.27
MATRIKS IFAS dan EFAS
Sarana Prasarana 3 3 9
Sumber Daya Manusia 3 3 9
Pelayanan Kebidanan 2 3 6
Pencatatan Pelaporan 2 3 6
Total 10 3 30
Tidak menerima pasien BPJS 3 1 3
Pasien yang datang tanpa 4 2 8
menggunakan masker tetap
diterima
Pencatatan Pelaporan 3 1 1
Total 10 12
Sarana Prasarana 3 3 9
Sumber Daya Manusia 3 3 9
Pencatatan Pelaporan 4 3 12
Total 10 3 30
Tingkat Penduduk yang 3 2 6
tinggi
Tingkat Pengetahuan pasien 4 2 8
yang kurang
90
Berdasarkah Analisis Matriks IFAS dan EFAS di dapatkan :
s−w
x=
2
30−12
¿
2
=9
O−T
y=
2
30−17
y=
2
= 6,5
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, diperoleh titik
koordinat diagram SWOT (9:6,5) sehingga posisi Pelayanan Kebidanan
Keluarga Berencana di BPM Cut Meliana Suri pada tahun 2021. Hal tersebut
berarti strategi yang perlu dilakukan adalah strategi internal yamg berfungsi
untuk meningkatkan Pelayanan Kebidanan Keluarga Berencana BPM Cut
Meliana Suri
91
Penerapan stratergi bertumbuh adalah dengan memanfaatkan kekuatan dan
peluang yang dimiliki secara optimal. Beberapa alternatif yang dapat ditempuh
di antaranya sebagai berikut.
1. Sarana danPrasarana
Sarana dan Prasarana di BPM Bidan Cut Meliana Suri khususnya pada
pelayanan KB yaitu di dalam ruangan tindakan memiliki satu buah bed tidur
untuk dilakukannya tindakan, kursi, meja untuk melakukan anamnesa, alat
kesehatan sepeti tensimeter yang digunakan untuk mengukur tekanan darah,
thermometer yang berfungsi untuk mengecek suhu tubuh dan peralatan
lainnya. Tindakan yang dapat dilakukan di Bidan Meliana Suri adalah
melakukan tindakan atau pemeriksaan AC, INC, PNC, dan KB. Pelayanan
Keluarga berenca yang dilakukan bidan berupa KB suntik, Implant
pemasangan atau pencabutan maupun kb IUD sendiri. Selain itu untuk
mendukung aktifitas lancar APD pun di siapkan lengkap level 2 sesuai
dengan protokol kesehatn di era pandemi ini. Di setiap ruangan juga memiliki
tempat sampah yakni tempat sampah infeksius dan noninfeksius lengkap
dengan estafel, meja kursi dll.
Bidan Praktek Mandiri Cut Meliana Suri ini terletak di pemungkiman
masyarakat sehingga keberadaan BPM ini sangatlah strategis. Selain itu,
BPM Bidan Cut Meliana Suri memiliki tanah yang luas sehingga dapat
memiliki ruang tindakan khusus Keluarga Berenaca. Selain itu Bidan Cut
memiliki lahan parkir yang cukup besar sehingga apabila pasien berdatangan,
92
pasien terasa nyaman. Bidan Cut Meliana Suri dekat dengan Klinik, Rumah
Sakit dan Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS. Selain itu,
Bidan Cut Meliana Suri juga melakukan Konsultasi dengan Dokter Spesialis
Kandungan Apabila terdapat kendala.
2. Sumber DayaManusia
Bidan yang bertugas di BPM Bidan Cut Meliana Suri terdapat 1 Bidan
yaitu Bidan Yulia. Pendidikan Terakhir Bidan Yulia adalah D3 Kebidanan.
Bidan Yulia saat ini memiliki usia 30 tahun. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, Bidan Komala juga telah memiliki
memiliki izin praktik bidan No 440/ /SIPB/DPMPTSP/2018.
PelayananKebidananDi BPM Bidan Cut Meliana Suri berkegiatan
memberikan pelayanan kb berupa kb pil, suntik dan pelepasan kb implan di
setiap harinya serta pemasangan KB IUD dan Implant.
3. Pencatatan danPelaporan
Pencatatan dan pelaporan Di BPM Cut Meliana Suri sudah menggunaka
online dan masih menggunakan manual seperti pencatatan menggunakan
buku. Pencatatan dilakukan harian. Pencatatan akan dilakukan rekapitulasi
pada setiap 1 bulan dan di berikan kepada Puskesmas setempat. Adapun
administrasi BPM Bidan Cut Meliana Suri memiliki sistem pencatatatn
menggunakan Rekam Medis, Kohort KB, kartu KB dan juga sebelum
tindakan pasien mengisi Imformed Consent serta ada rujukan
Tabel 2.28
ANALISIS SWOT
Faktor Strategi Internal STRENGTHS WEAKNESES (W)
Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana
Peralatan yang tersedia dapat Tidak menerima pasien
untuk melakukan tindakan BPJS
Keluarga Berencana (KB). Pelayanan Kebidanan
Faktor Strategi
Penggunaan Fasilitas ruangan Pasien yang datang tanpa
Eksternal
lengkap yaitu terdapat bad, menggunakan masker
93
kursi, tensi, thermometer, tetap diterima
stetoskop dan alat alat untuk Pencatatan pelaporan
menglakukan pemeriksaan. Pencatatan yang
Terdapat alat-alat lainnya digunakan di bidan
yaitu timbangan, pengukur sudah menggunakan
tinggi badan dan tempat elektronik akan tetapi
sampah. Terdapat tempat masih menggunakan
sampah Infeksius dan manual (ditulis dengan
Tempatt sampah non tangan )
Infeksius. Pencatatan manual
Terdapat APD yang sesuai segera di hapuskan
dengan kebutuhan di masa Penggunaan pencatatan
pandemi yang berfungsi secara manual dapat
untuk melakukan memperbesar resiko
pemeriksaan Keluarga basah, hilang, robek dan
Berencana. lainnya.
Sumber Daya Manusia
Bidan memiliki 9 Asisten
bidan yaitu Bidan dengan
lulusan min D3 Kebidanan
Bidan memiki SIPB yang
aktif untuk melakukan
praktek kebidanan
Bidan memiliki STR aktif
Asisten Bidan memiliki STR
aktif
Dalam pelaksanaan
pelayanan bidan
menggunakan APD yang
sesuai dengan kebutuhan
Dalam praktek bidan sudah
94
melakukan praktek lebih dari
5 tahun
Asisten bidan bekerja dengan
pemantauan bidan
Bidan dan Asisten Bidan
masih dalam usia produktif
yaitu usia kurang dari 35
tahun
Pelayanan Kebidanan
Bidan melayani pemeriksaan
Ibu Hamil, Ibu Bersalin, KB,
Imunisasi, dan Nifas
Bidan melakukan kerjasama
dengan Dokter Obgyn
Bidan melakukan kerjasaa
degan Rumah Sakit
Bidan Bekerja sama dengan
Laboratorium
Bidan bekerjasama dengan
Klinik lainnya .
Pencatatan dan Pelaporan
Asisten bidan melakukan
pencatatan dengan lengkap
dan di tulis di 1 buku setiap
pemeriksaan selain itu
bidan juga melakukan input
data melalui aplikasi
berbasis online.
Pencatatan pelaporan di
lakukan setiap hari dan
dibuat rekapan per 1 bulan.
95
OPPORTUNITIES STRATEGI SO STRATEGI WO
(O) : Strategimemanfaatkan kekuatan Strategi yang digunakan
Sarana dan Prasarana untuk adalah melakukan
Bidan Praktek Bidan akan membuat rekapitulasi tidak banyak
Mandiri pencatatan secara elektronik
terletak di Bidan akan membuat ruang
Lokasi yang pemeriksaan khusus
strategis pemeriksaan Keluarga
sehingga Berencana
memudahkan Bidan melakukan promosi di
masyarakat media social untuk
untuk meningkatkan pengetahuan
mengakses. masyarakat tentang
Bidan Praktek kesehatan
Mandiri berada
di tengah
masyarakat
sehingga dapat
lebih strategis
Bidan
Praktek
Mandiri
memiliki
Lahan
Praktek
sendiri
Bidan
Praktek
Mandiri
memiliki
tempat
96
parkir untuk
kendaraan
yang dibawa
oleh pasien
Sumber Daya Manusia :
Sumber daya
manusia yang
bekerja di Bidan
Praktek Mandiri
telah di atur pada
UUD No.4 tahun
2019
tentangkebidanan
sesuai dengan
kebutuhan SDM
yang dibutuhkan.
Pencatatan dan
Pelaporan
Pencatatan dan
Pelaporan yang
dibutuhkan
menggunakan
elektonik sehingga
Bidan dengan
mudah mengakses
Penggunaan media
elektronik bersifat
privasi tidak dapat
dilihat atau di akses
oleh siapapun
kecuali tenaga
97
kesehatan.
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
Sumber Daya Manusia : 3. Melakukan edukasi Memberikan Discont
Asisten Bidan kepada masyarakat kepada masyarakat
D3 belum tentang keluarga yang belum pernah
melakukan berencana melakukan kb
kuliah ke D4 4. Melakukan edukasi Memberikan
kepada masyarakat agar pelayanan gratis
Sarana dan Prasarana menggunakan KB Jangka seperti tanya jawab
Bidan Praktek Panjang kepada bidan atau
mandiri berada 5. Melakukan pendataan lainnya.
di lokasi yang kepada masyarakat yang
dekat dengan tidak menggunakan KB
fasilitas 6. Melakukan penyuluhan
kesehatan yang setiap bulan ke posyandu
lain, dan dekat agar dapat melakukan
dengan fasilitas evaluasi terhadap
kesehatan yang pengetahuan masyarakat.
bekerjasama
dengan pihak
BPJS
Bidan Praktek
mandiri belum
lengkap dalam
pelayanan salah
satunya adalah
baby spa,
massage laktasi
dan lainnya.
Sumber Daya
Manusia :
98
Terdapat bidan
praktek mandiri
yang memiliki
ruangan untuk
pelayanan
keluarga
berencana
dengan lengkap
Terdapat bidan
praktek mandiri
yang memiliki
ruangan yang
lebih nyaman
Pelayanan Kebidanan
Pencatatan dan
Pelaporan
2. Pelayanan
kesehatan lain
Saat ini fasilitas
keseharan sudah
menggunakan
aplikasi
elektronik atau
pelaporan secara
daring, sehingga
tidak
menggunakan
manual
99
F. Manajemen Pelayanan Imunisasi
Tabel 3.29
100
jenis sampahnya, yakni sampah infeksius
dan non infeksius
12. Menyediakan pampers bagi balita
13. Memiliki alat khusus untuk penyimpanan
vaksin imunisasi
14. Obat-obatan tersedia
2. Sumber daya manusia Sumber daya manusia
Bidan dengan lulusan D4 dan D3 teruji SIPB belum di perpanjang dan
lulus uji kompetensi diperbaharui
Bidan dan asisten bidan memiliki STR Terdapat beberapa nakes yang
yang masih aktif&Beijazah belum pernah mengikuti pelatihan
Masa kerja bidan sudah lebih dari 5 tahun secara teknis mengenai imunisasi
Tersedia petugas Kesehatan yang pernah
belajar dan berpengalaman mengenai
imunisasi
101
informed consent, RM, rujukan, registrasi basah
Rekam medik pasien terjaga rahasianya Data mudah hilang Ketika
Pendokumentasian menggunakan buku computer error dan data belum
dan computer tersimpan
Pendokumentasian tercatat di buku KMS
Tabel 3.30
102
pencatatan yang menggunakan manual
Menjaga keamanan privasi pasien Data mudah hilang apabila computer
error dan data belum tersimpan
Pelayanan kesehatan lain yang
menggunakan online
Tabel 3.31
103
Motivasi ibu terhadap pemberian
0,07 4 0,29
imunisasi pada anak
Dukungan pemerintah terhadap
program pemberian vaksin 0,07 4 0,29
imunisasi pada balita
Kerjasama dengan puskesmas dan
0,05 3 0,21
Rumah Sakit
Pencatatan dan Memiliki kelengkapan administrasi,
Pelaporan informed consent, RM, rujukan, 0,07 4 0,29
registrasi
Terdapat laporan harian, bulanan
0,05 3 0,21
dan tahunan
Rekam medik computer dan manual
0,05 3 0,21
buku
1,00 3,60
Total Bobot Rating Nilai
Kelemahan
Sumber Daya SIPB belum diperpanjang 0,15 3 0,45
Manusia Tidak ikut pelatihan khusus 0,10 2 0,20
Sarana dan Jarak berdekatan dengan puskesmas
0,15 3 0,45
Prasarana dan RS
Pelayanan Informasi tidak baik mengenai
Kebidanan pemberian imunisasi 0,15 3 0,45
1,00 20 3,00
104
Total
Tabel 3.32
105
dan Pelaporan pelaporan yang menggunakan
manual
Pelayanan Kesehatan lain pun
0,19 3 0,6
memiliki system online
Total 1,00 16 3,25
Selisih antara peluang dan ancaman
Analisis Isu Strategis Pelayanan Imunisasi di PMB Cut Meliana Suri S.Tr
Keb
106
ruang tunggu dan sudah memiliki APD yang lengkap sesuai dengan kebutuhan
dimasa pandemi covid 19 ini (level 2), untuk kebutuhan pemberian imunisasi
PMB sudah memiliki ruang imunisasi beserta ruang tunggu didalamnya,
terdapat ventilasi udara dengan fasilitas ruangan ber AC, memiliki wastafel
cuci tangan dan 2 tempat sampah yaitu infeksius dan non infeksius tidak ada
toiket khusus dan terdapat tempat khusus penyimpanan vaksin imunisasi
sehingga vaksin tetap aman dan terjaga kebersihanya. tidak ada alat untuk
melakukan pemeriksaan tumbuh kembang pada balita. PMB ini berada di
tempat yang cukup berdekatan dengan puskesmas dan rumah sakit serta
memiliki peluang dengan lokasi yang strategis sehingga masyarakat mudah
mengakses PMB ini apabila kesulitan PMB dapat diakses di google maps.
2. Sumber DayaManusia
Tenaga pelaksana pelayanan imunisasi sudah lulus D4 dan sedang
menempuh Pendidikan profesi. PMB ini memiliki peluang dalam segi SDM
karna sedang proses menjalankan pendidikan profesi bidan sejalan dengan
diterbitkan UU No. 4 tahun 2019 yang mana hanya lulusan Profesi bidan yang
boleh memiliki PMB. Bidan memiliki SIPB sebagai bukti tertulis yang di
berikan oleh pemerintah daerah/kota kepada bidan sebagai pemberian
kewenangan untuk menjalankan praktik kebidanan. Akan tetapi SIPB tersebut
belum diperpanjang dan diperbaharui sehingga hal ini dapat menjadi ancaman
mengenai teguran bahkan pencabutan izin praktik. Selain itu PMB ini memiliki
peluang dari segi SDM yaitu STRB yang aktif, bidan yang teregistrasi atau
diberikan STRB adalah bidan yang sudah memiliki sertifikat kompetensi. tetapi
sayangnya tidak ada pelatihan khusus bagi karyawan bidan terhadap pemberian
imunisasi akan tetapi pernah belajar selama magang dan pengalaman kerja.
3. PelayananKebidanan
Dalam memberikan pelayanan imunisasi PMB di dukung penuh oleh
Program Pemerintah yaitu berdasarkan Kemenkes Nomor 12 Tahun 2017
mengenai Penyelenggaraan Imunisasi. Akan tetapi PMB tidak mempunyai
SOP imunisasi sehingga hal ini berdampak pada alur pemberian imunisasi
menjadi kurang efektif.. Program imunisasi ini dapat berjalan dengan lancar
107
ketika mampu berkomunikasi yang baik mengenai manfaat imunisasi pada
balita dan kerjasama antara nakes dan orang tua pasien. Tetapi memiliki
ancaman menurunya minat ibu untuk imunisasi anaknya karena informasi yang
salah dan tidak baik mengenai efek samping setelah pemberian imunisasi.
4. Pencatatan danPelaporan
PMB melakukan pencatatan dan pelaporan setiap harian, bulanan dan
tahunan khusus pelayanan bayi dan balita, PMB juga memiliki kelengkapan
administrasi seperti rekam medis, imformed consent, registrasi bayi dan balita,
kohort bayi, buku KIA dan form rujukan. PMB juga melakukan Pencatatan dan
pelaporan menggunakan teknologi computer dan manual buku dan tetap
menjaga privasi pasien sehingga terjaga keamanan nya. Tetapi sayangnya
pencatatan dan pelaporan dilakukan masih secara manual, resiko kehilangan,
robek, basah, terbakar pada buku pendokumentasian dan Resiko hilang data
Ketika computer error dan data belum tersimpan. Adapun ancaman bagi PMB
ini yaitu Pelayanan kesehatan lain yang telah menggunakan pencatatan dan
pelaporan secara teknologi (online).
108
Tabel 3.33
109
1. Lokasiyang Lokasi tanah yang digunakan cukup stategis 1. Pengurusan SIPB segera di
strategis sehingga memudahkan pasien untuk perpanjang (W1)
2. Menyediakan menemui tempat praktik tesebut dengan
2. Mengikuti pelatihan
pelayanan untuk
letak geografis yang tidak terlalu sulit
peuang dari segi SDM dan pelayanan sudah pemberian imunisasi (W2)
pasien BPJS
baik dengan pemanfaatan teknologi dalam 3. Alur pemberian imunisasi
3. SDM sudah
pencatatan dan pelaporan (S10,11,13 & 15)
sesuai dengan menggunakan SOP(W3)
UUD kebidanan
4. Kriteria
perekrutan
karyawan sudah
sesuai dengan
ketentuan yaitu
(Berijazah, STR
Aktif dan Lulus
Uji Kompetensi)
5. Menerima
pelayanan
imunisasi sesuai
usia dan
kebutuhan
6. Memanfaatkan
teknologi dalam
melakukan
pencatatan
7. Menjaga
keamanan privasi
pasien
1. Minat ibu untuk Strategi memanfaatkan kekuatan untuk Strategi meminimalkan kelemahan
imunisasi menghindari ancaman. untuk menhindari ancaman.
anaknya 1. Menjalin komunikasi yang baik mengenaik 1. Menyegerakan dalam
berkurang pemberian imunisasi
pengurusan perpanjangan SIPB
110
2. Pelayanan 2. Meningkatkan kualitas pelayanan terutama 2. Mengadakan pertemuan atu
Kesehatan lain tetap mempertahankan privacy pasien penyuluhan mengenai imunisasi
111
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
112
4.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh kelompok 3 di PMB
Cut Meilina Sari, S.Tr.Keb didapatkan beberapa usulan yang dapat
dipertimbangkan antara lain :
1. Melengkapi dan mengupdate SOP setiap pelayanan dalam masa pandemi
2. Mengadakan kelas senam hamil.
3. Bekerja sama dengan asuransi.
4. Menggunakan satu sistem pencatatan saja.
5. Menganjurkan bidan untuk segera mengikuti pelatihan APN dan membuat
SIPB.
6. Mengadakan senam nifas.
113
SOP REKOMENDASI
Nifas
PENJAHITAN LUKA
PERENIUM DI ERA
NEW NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :
PBM Cut Meliana Suri PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN PROFESI
BIDAN DEPARTEMEN
KEBIDANAN STIKIM
I. PENGERTIAN Penanganan robekan jalan lahir adalah tindakan yg
dilakukan agar robekan jalan lahir tertangani sehingga
tidak menimbulkan efek lain seperti pendarahan akibat
robekan jalan lahir dan infeksi. Ada 4 tingkatan robekan
yang dapat terjadi pada persalinan:
1.1 robekan tingkat I : yang mengenai mukosa vagina
dan jaringan ikat .
1.2 robekan tingkat II: dinding vagina belakang
1.3 robekan tingkat III : mengenai mukosa sfingter ani
namun rektum masih utuh. Rujuk
1.4 robekan tingkat IV: mengenai mukosa rektum. Rujuk
II. TUJUAN 2.1 Sebagai acuan dalam melakukan penjahitan laserasi
pada perenium
2.2 meningkatkan kualitas pelayanan perwatan luka agar
tidak terjadi infeksi atau perdarahan
2.3 mempercepat proses penyembuhan
2.4 Sebagai acuan petugas dalam mencegah komplikasi
penjahitan luka perenium di masa new normal
III. KEBIJAKAN 3.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019 Tentang Kebidanan
3.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3.3 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2020 Tentang Penetapan Bencana Nonalam
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
114
Sebagai Bencana Nasional
3.4 Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK 01.07/Menkes/247/2020
tentang pedoman pencegahan dan pengendalian covid-
19
3.5 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Standar Kapsul
Vitamin A Bagi Bayi, Anak, Balita, Dan Ibu Nifas
3.6 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
Serta Pelayanan Kesehatan Seksual
IV. REFERENSI 4.1 Kemenkes. 2019. Adaptasi Kebiasaan Baru Pada
Pelayanan Kesehatan PMB Dimasa Pandemi Covid 19
4.2 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Tahun 2020. Revisi 1 Pedoman Bagi Ibu Hamil
Bersalin, Nifas Dan Bayi Baru Lahir Di Era Pandemi
Covid-19. Jakarta : 2020
4.3 Pokja Infeksi Saluran Reproduksi
Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia
Tahun 2020. Rekomendasi Penanganan Infeksi Virus
Corona (Covid-19) Pada Maternal (Hamil, Bersalin
Dan Nifas). Surabaya : 2020
4.4 Kementrian Kesehatan Tahun 2019. Panduan
Pelayanan Pasca Persalinan Bagi Ibu Dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta: 2019
4.5 buku acuan pelayanan obstetri dan neonatal
emergensi dasar (PONED)
4.6 sarwono prawirihardjo. 2014, ilmu kebidanan.
Jakarta. Bina pustaka Sarwono prawirohardjo
115
heacting set
3. 1 ampul lidocain 1% dipatahkan
4. Kapas DTT
5. Air DTT
6. Lampu sorot
7. Larutan clorin 0,5%
VII. PROSEDUR Langkah-langkah Di BPM Pada Era New Normal
1. Pasien datang ke PMB dengan menggunakan
masker
2. Mencuci tangan dengan air mengalir serta sabun
yang telah disediakan
3. Pasien duduk diruang tunggu menunggu nomer
antrian dipanggil oleh petugas (dengan jarak
minimal 1 meter )
Tugas pasien :
1. Memakai masker saat berkunjung ke BPM
2. Membawa handsanitizer (bila perlu)
Tugas Bidan :
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
dengan sabun dan air mengalir
2. Menggunakan APD level satu
3. Melakukan informed consent kepada pasien
4. Petugas memberitahukan kepada pasien
mengenai tindakan yang akan dilakukan
5. Petugas melakukan eksplorasi untuk
mengidentifikasi sumber perdarahan
6.Petugas melakukan irigasi pada tempat luka dan
bersihkan dengan antiseptik
7. Petugas melakukan penjahitan pada luka yang
terbuka dan terjadi perdarahan dengan
menggunakan anastesi lokal atau tanpa anastesi. Jika
menggunakan anstesi maka dilakukan tindakan
anastesi sesuai degan SOP anastesi lokal kemudian
tunggu 2 menit untuk monitoring pemberian aastesi
lokal
8. Bila perdarahan robekan jalan lahir dan luka jalan
lahir sudah dijahit petugas mengobservasi kala IV
9. Bila perdarahan jalan lahir dan lukajalan lahit
tidak tertangani petugas konsultasi dengan dokter
puskesmas dan rujuk pasien ke RS
10. Petugas mencuci tangan
116
VIII. DIAGRAM
ALUR Pasien
Pertolongan
persalinan
Penjahitan luka
perenium
kolaboras
i
Asisten bidan
observasi
apotek
117
3. surat rujukan
4. buku KIA
5. informed consent
118