Anda di halaman 1dari 112

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS


DI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Disusun Oleh :
Frisca Fauzia Khairunnissa
1110015000038

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ABSTRAK

FRISCA FAUZIA KHAIRUNNISSA. 1110015000038. Pengaruh Pengelolaan


Kelas terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di SMP
Islamiyah Ciputat. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah Pengaruh Pengelolaan Kelas


terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di SMP Islamiyah Ciputat.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017. Sampel dalam penelitian ini
adalah siswa dan siswi kelas VIII di SMP Islamiyah Ciputat pada tahun ajaran
2016/2017 sebanyak 30 orang siswa.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Data
pengelolaan kelas diambil dari angket dengan jumlah item pertanyaan sebanyak
30 sedangkan data hasil belajar diambil dari jumah rata-rata nilai tugas harian,
ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

Hasil perhitungan korelasi antara pengelolaan kelas dan hasil belajar, dengan
tingkat korelasi R (Rxy) sebesar 0,272 dan R Square (Koefisien Diterminasi)
sebesar 7,39% menunjukkan bahwa korelasi antara pengelolaan kelas dan hasil
belajar memiliki korelasi yang lemah atau rendah. Dengan demikian, maka
hipotesis 0 ditolak dan hipotesis 1 diterima, artinya tidak terdapat pengaruh
signifikan antara pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS di SMP Islamiyah Ciputat.

Kata Kunci: Pengelolaan Kelas, Hasil Belajar, IPS.

iv
ABSTRACT

FRISCA FAUZIA KHAIRUNNISSA. 1110015000038. Classroom


Management Influence on Student Learning Result in Social Studies Subject
at SMP Islamiyah Ciputat. Departement of Social Education Faculty of
Tarbiya and Teaching. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.

This research aims to determine is there Classroom Management Influence on


Student Learning Result in Social Studies Subject at SMP Islamiyah Ciputat. This
research was conducted in January 2017. The samples in this research were male
and female students in class VIII SMP Islamiyah Ciputat in the academic year
2016/2017 as many as 30 students.

The method used in this research is quantitative method with a sampling


technique is simple random sampling. The classroom management data taken
from questionnaire with 30 questions, while learning result data taken from the
average value of daily tasks, daily tests, midterm and final exams.

The calculation of the correlation between classroom management and learning


result, the degree of correlation R (Rxy) of 0.272 and R Square (Coefficient
terminated) amounted to 7.39%, shows that the correlation between classroom
management and learning result have a weak or low correlation. So, the
hypothesis 0 is rejected and the hypothesis 1 accepted, meaning that there is no
significant influence of the classroom management to student learning result in
social studies subject at SMP Islamiyah Ciputat.

Key Word: Classroom Management, Learning Result, Social Studies

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabaraakaatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas berkah, rahmat dan hidayahnya
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Salawat serta salam tak lupa selalu
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. beserta keluarga serta
sahabatnya yang telah membawa kita semua menuju zaman yang pernuh dengan
ilmu pengetahuan.

Saya sebagai penulis telah berupaya semaksimal mungkin agar skripsi


dengan judul Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran IPS di SMP Islamiyah Ciputat dapat terselesaikan
sebagai salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Dalam penulisan skripsi ini tentunya saya tidak dapat menyelesaikan


sendiri, banyak pihak yang telah membantu saya baik secara moril maupun
materil. Oleh karena itu, saya mengucapkan terika kasih yang tak terhingga
kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. H. Syaripulloh, M. Si. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Andri Noor Ardiansyah, M. Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dalam pembuatan
skripsi ini.

vi
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberika ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada
penulis.
6. Kepada Kepala Sekolah SMP Islamiyah Ciputat Sarmuji, S. Pd. dan guru
mata pelajaran IPS Wiwi Tarwiyah, SE yang telah memberikan izin serta
bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Islamiyah
Ciputat.
7. Ucapan terima kasih dan rasa cinta yang sebesar-besarnya kepada kedua
orang tua papa Mucksin Arifin dan mama Ayi Rohaeti yang senantiasa
selalu sabar dan memberikan semangat kepada putri tercinta. Semua do’a
dan pengorbanan papa dan mama merupakan motivasi terbesar dalam
penyelesaian skripsi ini.
8. Ucapan terima kasih juga kepada kakak Hikmat Erdiansyah dan teteh
Roriza Marlianie serta aa Riga Hikmat Prayoga dan teteh Sarmalina yang
senantiasa selalu mengingatkan penulis untuk secepatnya menyelesaikan
skripsi.
9. Kepada Keponakanku tersayang Mario Mulki Mantasya, M. Gibran Al-
Farizi dan Orissa Queen Nadira yang menjadi motivasi tersendiri agar
penulis dapat menjadi tante yang dapat dibanggakan.
10. Kepada sahabat tersayang Herlia Agustina, Bella Putri Mahardika, Gina
Rosdianti, Lilian Paramitha, Chentauri Galih Kismareti, Dini Halimah,
Nur Fadilah, dan Cindy Febry Kostantia yang selalu bawel dan
menyemangati penulis.
11. Ibu Neneng Dwi Padmawati, pembina ekstrakurikuler Merpati Putih
SMAN 3 Kota Sukabumi yang tak pernah lelah “membaweli” penulis agar
cepat menyelesaikan skripsi dan tak pernah bosan menjadi tempat
berkeluh kesah penulis.

vii
12. Kakak-kakak senior dan adik-adik junior Merpati Putih SMAN 3 Kota
Sukabumi yang selalu memberikan semangat dan mengingatkan penulis
untuk terus berjuang dan tidak pernah menyerah, karena kalah terhormat
akan selalu lebih baik daripada menyerah.
13. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2010
yang telah memberikan kenangan bersama selama menjadi mahasiswa di
UIN Syarif Hidayatullah, terima kasih banyak.
14. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang
tidak tersebutkan oleh penulis, namun bantuan yang diberikan sangat
bermanfaat untuk penulis.

Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung membantu
penulis dalam pengyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT. senantiasa
memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh. Aamiin

Tangerang Selatan, 13 Februari 2017

Penulis

Frisca Fauzia Khairunnissa

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG .................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH .................................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

ABSTRACT ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ...................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
F. Kegunaan Penelitian ..................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pengelolaan Kelas


1. Pengertian Pengelolaan Kelas ............................................................. 7
2. Tujuan Pengelolaan Kelas ................................................................... 9

ix
3. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas ............................................... 11
4. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas .................................................... 13
5. Keterampilan Pengelolaan Kelas ...................................................... 14
6. Jenis-Jenis Pengelolaan Kelas ........................................................... 18
7. Sasaran Pengelolaan Kelas ................................................................ 19
8. Masalah Pengelolaan Kelas ............................................................... 21
9. Pengelolaan Kelas yang Efektif ........................................................ 22
10. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengelolaan Kelas ................... 23
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar ............................................................................. 32
2. Pengertian Hasil Belajar .................................................................... 33
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................ 36
4. Pengukuran Hasil Belajar .................................................................. 36
C. Pembelajaran Pendidikan IPS
1. Pengertian IPS ................................................................................... 37
2. Tujuan Pendidikan IPS ...................................................................... 38
D. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................... 40
E. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 42
F. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 44


B. Metode Penelitian ....................................................................................... 44
C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 44
D. Variabel Penelitian ...................................................................................... 45
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 46
F. Instrumen Penelitian ................................................................................... 47
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil SMP Islamiyah Ciputat ..................................................................... 54

x
B. Deskriptif Data ............................................................................................ 59
C. Uji Prasyarat Analisis Data ......................................................................... 66
D. Pengujian Hipotesis .................................................................................... 68
E. Pembahasan ................................................................................................ 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 74
B. Saran ........................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variabel Penelitian ........................................................................45


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Variabel
tentang Pengaruh Pengeloaan Kelas ............................................. 47
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara .................................................. 49
Tabel 3.4 Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment .............53
Tabel 4.1 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan .................................... 56
Tabel 4.2 Jumlah Guru/Staf Pengajar dan Jabatannya ................................. 57
Tabel 4.3 Data Ruang ................................................................................... 58
Tabel 4.4 Deskripsi Statistik Pengelolaan Kelas (Variabel X) .................... 60
Tabel 4.5 Frekuensi Skor Pengelolaan Kelas (Variabel X) ......................... 61
Tabel 4.6 Indeks Tingkat Pengelolaan Kelas ............................................... 61
Tabel 4.7 Deskripsi Statistik Hasil Belajar (Variabel Y) ............................. 63
Tabel 4.8 Frekuensi Skor Hasil Belajar (Variabel Y) .................................. 64
Tabel 4.9 Indeks Tingkat Hasil Belajar ........................................................ 65
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ..................................... 66
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Linearitas .................................................. 67
Tabel 4.12 Variables Entered/Removed ..........................................................68
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Korelasi antara
Pengelolaan Kelas dan Hasil Belajar ........................................... 69
Tabel 4.14 Model Summary ........................................................................... 70
Tabel 4.15 Kontribusi Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar ................. 72

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Data Pengelolaan Kelas ................................................................ 62

Gambar 4.2 Data Hasil Belajar ........................................................................ 66

Gambar 4.3 P-Plot Hubungan Linier Antara X dan Y ..................................... 68

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Siswa

Lampiran 2 Tabulasi Hasil Angket

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Guru

Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru

Lampiran 5 Pedoman Observasi

Lampiran 6 Pedoman Dokumentasi

Lampiran 7 Rekap Nilai Hasil Belajar

Lampiran 8 Hasil Analisis Data

Lampiran 9 Surat-Surat

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan sudah menjadi kebutuhan hidup dalam meningkatkan
mutu kehidupan masyarakat. Pendidikan merupakan upaya setiap negara
untuk mengembangakan bangsanya. Pembangunan di berbagai bidang
dilakukan oleh manusia yang disipakan melalui pendidikan. Oleh karena itu
pemerintah telah berusaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan guna
mengimbangi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana
pendidik diharapkan akan menghasilkan tenaga yang terdidik, terlatih dan
kreatif untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan bertujuan untuk
mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan
tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang
berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikannya.1
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.2
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan
terencana dan terorganisasi termasuk kegiatan dalam proses belajar
mengajar di kelas. Kegiatan itu bertujuan menghasilkan perubahan-
perubahan positif didalam diri anak yang sedang menuju kedewasaan.
Proses belajar mengajar dikelas nantinya menjadi ukuran kemahiran dan
tingkat kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran yang telah

1
Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2005). h. 22
2
Undang-undang N0. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

1
diberikan. Pencapaian hasil pembelajaran yang telah dirumuskan tak luput
dari pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru.
Tugas guru dalam menyampaikan materi pelajaran hendaknya mampu
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Suasana kelas yang
menyenangkan mampu memberi semangat kepada siswa untuk belajar.
Guru tidak sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, tetapi
juga bagaimana menyiapkan mereka menjadi manusia yang terampil dan
siap menghadapi tantangan global yang terjadi di masa depan.3
Dalam aktivitas belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk
mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk
mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala
sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan
siswa. Seorang guru harus mampu menimbulkan prestasi belajar siswa
secara individual karena masing-masing siswa mempunyai perbedaaan
dalam pengalaman, kemampuan dan sifat-sifat pribadi yang lain, sehingga
dapat memberikan kebebasan dan kebiasaan pada siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikirnya dan penuh inisiatif dan kreatif
dalam pekerjaannya melalui pengelolaan kelas.4
Menurut Suharsimi Arikunto pengelolaan kelas adalah suatu usaha
yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau
membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Penanggung jawab
kegiatan belajar mengajar yang dimaksud adalah guru. Untuk tercapainya
tujuan pembelajaran perlu adanya tindakan yang dapat mewujudkan
terciptanya suasana kelas yang optimal. 5

3
Nur Chamidah. Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD
Negeri Margoyasan Yogyakarta. Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Pra-Sekolah dan Sekolah
Dasar. Universitas Negeri Yogyakarta. 2014
4
Syaiful Bahri. Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS
di SMPIT Miftahul Ulum Gandul Depok. Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan IPS. UIN Syarif
Hidayatullah. 2012
5
Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2005)

2
Pengelolaan kelas berkaitan dengan kemampuan guru dalam
menciptakan situasi dan kondisi belajar yang menyenangkan sehingga dapat
tercapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru
bisa menyangkut pengelolaan siswa di dalam kelas terhadap materi
pelajaran yang disampaikan guru, disisi lain serta bisa dilihat dari aspek
pengelolaan lingkungan fisik kelas misalnya penataan kursi, penerangan,
kebersihan kelas tempat belajar. Kelas sebagai lingkungan dan tempat
belajar siswa merupakan aspek dari lingkungan yang harus diorganisasikan
dan dikelola secara profesional. Lingkungan ini harus diawasi, agar kegiatan
belajar mengajar dapat terarah dan menuju pada sasaran yang dikehendaki.
Pengawasan terhadap lingkungan belajar mengajar itu juga dimaksudkan
untuk mendorong menjadi lingkungan yang baik.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran, Pengelolaan
Kelas meliputi :
1. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;
2. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar dengan baik oleh peserta didik;
3. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;
4. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik;
5. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan,
dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran;
6. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan
hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
7. Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang
agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi;
8. Guru menghargai pendapat peserta didik;
9. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;
10. Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran
yang diampunya; dan
11. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan.6

6
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. sdm.data.kemdikbud.go.id/ SNP/
dokumen/Permendiknas No 41 Tahun 2007.pdf

3
Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya ditentukan oleh hal-
hal yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
seperti perumusan tujuan secara tepat dan jelas, pemilihan materi
pengajaran yang sesuai, penguasaan materi pengajaran yang memadai,
pemilihan metode mengajar yang tepat, serta lengkapnya sumber-sumber
belajar dan kemampuan guru untuk memanfaatkannya secara efektif dan
efisien. Hal lain yang juga ikut menentukan keberhasilan guru adalah
kemampuan guru dalam mengelola kelas, mencegah timbulnya tingkah laku
siswa yang mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran serta kondisi fisik
tempat pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelolanya.7
Jadi, pengelolaan kelas merupakan rangkaian tingkah laku kompleks
yang digunakan oleh guru untuk memelihara suasana kelas sehingga
memungkinkan murid belajar dengan hasil yang efisien dan berkualitas
tinggi, pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasayarat utama untuk
mencapai tujuan pengajaran yang efektif, pengelolaan kelas dapat dianggap
sebagai tugas paling pokok dan sekaligus paling sulit yang harus dilakukan
oleh guru.
Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila dalam proses
pembelajaran setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa
senang, puas dengan hasil pembelajaran, membawa kesan, sarana dan
fasilitas memadai, serta metode dan materi pembelajaran terpenuhi. Prestasi
yang diperoleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas
merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan siswa di sekolah. Prestasi
belajar yang dimaksud adalah tingkat pencapaian hasil yang telah dicapai
siswa berupa pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Jadi dapat dikatakan
bahwa prestasi siswa merupakan hasil belajar siswa yang diperoleh selama
proses kegiatan belajar mengajar.

7
Syaiful Bahri. Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS
di SMPIT Miftahul Ulum Gandul Depok. Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan IPS. UIN Syarif
Hidayatullah. 2012

4
Akan tetapi, meskipun pengelolaan kelas memiliki peranan penting
dalam menunjang aktifitas belajar mengajar yang efektif, banyak guru yang
belum menerapkan aspek pengelolaan kelas dan sering kali mengabaikan
aspek-aspek tersebut. Sehingga hal itu menimbulkan efek negatif terhadap
proses belajar mengajar, misalnya menurunnya motivasi belajar siswa,
menurunnya tingkat kedisiplinan siswa di dalam kelas, dan hal-hal lain yang
tidak diharapkan yang dapat menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa.
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Islamiyah Ciputat
karena SMP Islamiyah Ciputat memiliki jumlah siswa yang cukup banyak.
Meskipun demikian, banyak pula siswa yang jarang masuk kelas setiap
harinya. Sekitar 5 sampai 10 orang siswa yang tidak masuk kelas, tetapi
pada saat pembagian raport, nilai akhir siswa tetap baik dan lulus KKM,
walaupun memang tidak semua siswa demikian
Berdasarkan uraian tersebut diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui
adakah “PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP
ISLAMIYAH CIPUTAT”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun kondisi yang ada
saat ini adalah :
1. Pengelolaan kelas masih belum efektif dalam pembelajaran
2. Belum optimalnya pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru
3. Kurang berpengaruhnya pengelolaan kelas pada hasil pembelajaran

C. Pembatasan Masalah
Agar masalah ini dapat dibahas secara terperinci dan tidak meluas,
penelitian dibatasi pada pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar
IPS siswa serta seberapa besar pengaruhnya.

5
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, serta
identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka pertanyaan
dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh pengelolaan kelas terhadap
hasil belajar IPS siswa di SMP Islamiyah Ciputat serta seberapa besarkah
pengaruhnya?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah
pengaruh antara pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS di SMP Islamiyah Ciputat serta seberapa besar pengaruhnya.

F. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Kegunaan Teoritis
a. Menambah informasi untuk dunia pendidikan Indonesia, terutama
terhadap guru mengenai pengelolaan kelas.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan yang dapat
tentang pengelolaan kelas pada pembelajaran ips
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini berguna sebagai pembelajaran
sekaligus pemahaman mengenai pengelolaan kelas dalam
pembelajaran ips.
b. Bagi Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, hasil
penelitian ini dapat menambah khazzanah pengetahuan, melengkapi
dan memberikan informasi yang berharga mengenai pengelolaan
kelas pada mata pelajaran ips.
c. Bagi Pembaca, Memberikan tambahan informasi penelitian ini
sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian-penelitian yang
sejenis selanjutnya.

6
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pengelolaan Kelas


1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan mengendalikannya
bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain
adalah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan.8
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu
dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana
kegiatan belajar seperti yang diharapkan.9
Secara istilah, pengelolaan kelas berasal dari bahasa inggris
―classroom management”. Classroom berarti kelas sedangkan
Management berarti kepemimpinan, ketatalaksanaan, penguasaan,
maupun pengurusan. Secara umum menurut Sri Anitah Wiryawan dan
Noorhadi kelas diartikan sebagai sekelompok siswa yang pada waktu
yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
Pengelolaan kelas diartikan sebagai kepemimpinan ataupun
ketatalaksanaan guru dalam praktek penyelenggaraan kelas. Sependapat
dengan hal tersebut Moh. Uzer Usman mengemukakan bahwa
pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.10
Pengelolaan kelas merupakan suatu proses seleksi tindakan yang
dilakukan guru dalam fungsinya sebagai penanggung jawab kelas dan

8
Abuddin Nata. Persfektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Hal. 338
9
Suharsimi Arikunto. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Hal. 68
10
Tri Mulyani.W, V. (2001). Pengelolaan Kelas (Classroom Management). Yogyakarta. FIP UNY.

7
seleksi penggunaan alat-alat belajar yang tepat sesuai masalah yang ada
dan karakteristik kelas yang dihadapi.11
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan, pengelolaan kelas
adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam
proses belajar mengajar.12
Pengelolaan kelas atau organisasi kelas meliputi berbagai
komponen yakni guru, siswa, dan lingkungan fisik. Ketiga aspek tersebut
saling berinterkasi untuk menciptakan aktifitas pembelajaran di kelas
yang kondusif dan aman.13
Menurut Edmund, Emmer, dan Caroly Everston, yang dikutip oleh
Sri Esti Wuryani Djiwandono, bahwa pengelolaan kelas adalah sebagai
berikut: 1). Tingkah laku guru yang dapat menghasilkan prestasi siswa
yang tinggi karena keterlibatan siswa di kelas, 2). Tingkah laku siswa
yang tidak banyak mengganggu kegiatan guru dan siswa lain, 3).
Menggunakan waktu belajar yang efisien.14
Pengelolaan kelas menurut Ahmad Rohani menunjuk pada
kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
yang optimal bagi terjadinya proses belajar seperti pembinaan raport,
pengehentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian
kelas, pemberian hadiah bagi siswa yang menyelesaikan tugas tepat
waktu, dan lain sebagainya.15
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kelas, dalam hal ini guru, untuk menciptakan suasana belajar yang
efektif guna tercapainya tujuan pembelajaran.
11
Pupuh Fathurohman dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar: Mewujudkan Pembelajaran
Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum dan Konsep Islami. (Bandung: PT. Refika Aditama).
Hal. 103
12
Syaiful Bahri Djamarah. Strategi Belajar Mengajar
13
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009). Hal.
162
14
Maritnis Yamin dan Maisah. Manajemen Pembelajaran Kelas. Hal. 34
15
Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2004). Hal. 123

8
2. Tujuan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas dilakukan agar suasana belajar di kelas tetap
menyenangkan. Adapun tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman
adalan penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa
dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
Fasilitas yang disediakan tersebut akan berpengaruh pada terciptanya
suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, dan
perkembangan intelektual.16
Selain tujuan pengelolaan kelas tersebut, Suharsimi Arikunto
berpendapat bahwa pengelolaan kelas bertujuan agar setiap anak di kelas
dapat bekerja dengan tertib sehingga dapat tercapai tujuan pengajaran
secara efektif dan efisien.17
Menurut Usman, pengelolaan kelas memiliki dua tujuan, yaitu:
a. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan
belajar mengajar agar tercapai hasil yang baik.
b. Tujuan khusus pengelolaan kelas adalah mengembangkan
kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar,
menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja
dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang
diharapkan.18
Menurut Ahmad Sabri, bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah
sebagai berikut:
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan
belajar maupun kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan sebaik mungkin.
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interkasi belajar mengajar.

16
Syaiful Bahri Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. Hal. 199
17
Syaiful Bahri Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. Hal. 200
18
User Usman. Menjadi Guru Profesional. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya). 2009

9
c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
d. Membina dan membimbing sesuaidengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya. 19
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto yang dikutip oleh Syaiful
Bahri Djamarah berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar
setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tecapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.menurutnya, sebagai
indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:
a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang
terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak
dapat melakukan tugas yang diberi8kian kepadanya.
b. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu,
artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas
menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak
yang walapupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi
mengerjakannya kurang semangat dan mengulur waktu bekerja,
maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.20
Berbagai tujuan pengelolaan kelas tersebut mengacu pada
penciptaan kondisi belajar yang efektif dan menyenangkan. Kondisi kelas
tersebut mampu menunjang semangat siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Siswa yang memiliki semangat yang tinggi dalam
mengikuti pembelajaran, akan berpengaruh terhadap pemahaman serta
prestasi belajar siswa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan
kelas adalah menyediakan, menciptakan, dan memelihara kondisi yang
optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan
baik.
19
Wahidin dalam http://makalahkumakalahmu.wordpress.com
20
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Rineka Cipta).
2006. Hal. 177

10
Dengan adanya tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah
terkandung dalam tujuan pendidikan. Maka tujuan pengelolaan kelas
adalahmenyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar
siswa dlam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
Fasilitas itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, tercapainya
suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada
siswa.

3. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas


Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi
terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor
utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan
semangat siswa baik secara kelompok maupun secara individu.21
Interaksi di dalam kelas yang terjadi antara guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa, tergantung pada pendekatan yang
digunakan guru dalam mengelola kelas. Syaiful Bahri mengemukakan
bahwa adanya interaksi yang optimal tergantung pada pendekatan yang
digunakan oleh guru dalam melakukan pengelolaan kelas, antara lain:
a. Pendekatan Kekuasaan.
Setiap kelas memiliki peraturan serta tata tertib yang harus dipatuhi
oleh siswa. Dengan penggunaan pendekatan ini guru harus
menyampaikan tata tertib serta aturan sehingga kondisi kelas tetap
tertib dan kondusif.
b. Pendekatan Ancaman.
Pendekatan ini menggunakan sindiran, larangan, paksaan bahkan
hukuman sebagai alat pendidikan. Hal ini dimaksudkan untuk
memberika efek jera pada siswa.

21
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Rineka Cipta).
2006. Hal. 179

11
c. Pendekatan Kebebasan.
Pendekatan ini digunakan dengan tujuan agar mampu memberikan
serta meningkatkan perasaan bebas pada siswa, sehingga siswa akan
lebih leluasa dalam mengikuti pembelajaran serta berani dalam
mengungkapkan pendapat.
d. Pendekatan Resep
Kelas memiliki daftar yang berisi hal apa saja yang dapat dilakukan
guru dan hal yang tidak boleh dilakukan oleh guru. Guru hanya
mengerjakan / melakukan kegiatan yang terdapat dalam daftar.
e. Pendekatan Pengajaran
Pada setiap kelas terdapat suatu masalah yang timbul. Permasalahan
tersebut dapat diatasi salah satunya dengan menjadikan proses
pengajaran sebagai alat untuk mengurangi perilaku menyimpang
pada siswa.
f. Pendekatan Perubahan
Tingkah Laku.Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa sering
terjadi di dalam kelas. Selama proses interaksi berlangsung sering
muncul perilaku yang ditunjukkan siswa baik positif maupun negatif.
Untuk mengatasi hal tersebut, diharapkan guru dapat memberikan
dorongan, maupun penguatan dengan cara memberikan dukungan,
pujian maupun hadiah. Sedangkan pada siswa yang bersikap negatif,
guru mampu melakukan pencegahan dengan cara menegur atau
melontarkan kalimat sindiran. Dengan begitu, diharapkan perilaku
siswa yang positif dapat berkembang dan perilaku siswa yang negatif
dapat berkurang.
g. Pendekatan Suasana Emosional dan Hubungan Sosial
Kelas yang kondusif akan membuat siswa menjadi nyaman dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru diharapkan
mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dengan
adanya sikap saling menghargai dan menghormati.

12
h. Pendekatan Proses Kelompok
Guru memiliki tugas untuk menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan dengan membentuk kelompok. Pembentukan
kelompok didasarkan pada karakter setiap siswa sehingga dalam
kelompok tersebut dapat tejalin suasan akrab dan antar kelompok
terjadi persaingan secara sehat.
i. Pendekatan Electis atau Pluralistik
Pendekatan electis disebut juga pendekatan pluralistik yaitu
pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam
pendekatan yang memiliki potensi untuk menciptakan dan
mengkondisikan kelas dan suasana belajar agar berjalan efektif dan
efisien.22

4. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas


Dalam sebuah kelas, pasti akan selalu timbul permasalahan yang
mengganggu keberlangsungan proses pembelajaran. Guna mengurangi
permasalahan tersebut, dipergunakanlah prinsip-prinsip pengelolaan
kelas sebagaimana diungkapkan oleh Aswan Zain yakni sebagai berikut:
a. Hangat dan Antusias. Hangat dan antusias diperlukan dalam belajar
mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu
menunjukan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan
berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
b. Tantangan. Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-
bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk
belajar.
c. Bervariasi. Penggunaan alat atau media atau alat bantu, gaya
mengajar guru, pola interaksi antara guru dengan anak didik akan
mengurangi munculnya gangguan dan meningkatkan perhatian anak
didik.

22
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Rineka Cipta).
2006. Hal. 179-184

13
d. Keluwesan. Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi
mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan
anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
e. Penekanan pada hal-hal Positif. Mengupayakan hal-hal yang positif
bagi peserta didik dan menghindari sejauh mungkin kesalahan yang
dapat memancing para siswa untuk bersikap negatif kepada guru.
f. Penanaman Disiplin Diri. Tujuan dari pengelolaan kelas adalah anak
didik dapat mengembangkan disiplin diri. Karena itu guru sebaiknya
selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri
sendiri dan guru hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian
diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam
segala hal bila ingin anak didiknya disiplin dalam segala hal.23
Prinsip tersebut digunakan agar suasana di kelas serta interaksi
yang terjadi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dapat
berjalan dengan baik. Selain itu, berbagai prinsip pengelolaan kelas
mampu menciptakan rasa nyaman bagi siswa selama mengikuti proses
pembelajaran.

5. Keterampilan Pengelolaan Kelas


Keterampilan pengelolaan kelas secara praktis berkaitan dengan
usaha mempertahankan kondisi kelas dan mengembangkan iklim kelas.
a. Usaha Mempertahankan Kondisi Kelas
Untuk menciptakan kondisi kelas merupakan perbuatan yang
dilakukan dalam tahap perencanaan dengan memberi ramalan atau
prediksi kondisi iklim kelas yang akan terjadi atau mungkin terjadi.
Sedangkan mempertahankan kondisi kelas merupakan respon
langsung atas peristiwa yang terjadi dalam suasana nyata di kelas.24

23
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Rineka Cipta).
2006. Hal. 185-186
24
Pupuh Fathurohman dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar: Mewujudkan Pembelajaran
Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum dan Konsep Islami. (Bandung: PT. Refika Aditama).
Hal. 107

14
Thomas Gordon yang dikutip oleh Pupuh Fathurohman
memberikan beberapa tips yang bisa dimanfaatkan untuk
mempertahankan kondisi kelas yang baik, yaitu:
1) Keterbukaan dan Transparan, sehingga memungkinkan
terjalinnya keterusterangan dan kejujuran siswa dalam
pembelajaran.
2) Penuh Perhatian, sehingga setiap pihak mengetahui bahwa
dirinya dihargai oleh pihak lain.
3) Saling Ketergantungan
4) Ketersiapan, untuk membuka kemungkinan tumbuhnya
keunikan, kreatifitas, dan individualitas masing-masing.
5) Pemenuhan Kebutuhan Bersama, sehingga tidak ada pihak yang
merasa dikorbankan untuk memenuhi kepentingan pihak lain.25
b. Usaha Mengembangkan Iklim Kelas
Mengembangkan iklim kelas, memiliki arti menata ulang
kondisi kelas yang kurang acceptable. Salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah melalui modifikasi perilaku siswa. Modifikasi
perilaku siswa berarti memperbaiki cara berpikir, gaya
mengekspresikan perasaan, dan cara mewujudkan perilaku siswa.
Terutama berkenaan dengan cara merespons masalah dan teknik
pemecahan masalah yang lebih permanen.26
Sedangkan keterampilan pengelolaan kelas menurut Isjoni yaitu:
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam
mengambil inisiatif dan mengendalikan pembelajaran serta kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut, yaitu:

25
Pupuh Fathurohman dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar: Mewujudkan Pembelajaran
Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum dan Konsep Islami. (Bandung: PT. Refika Aditama).
Hal. 108
26
Ibid.

15
1) Sikap Tanggap. Komponen ini menggambarakan tingkah laku
guru yang tampak kepada siswa bahwa guru sadar serta tanggap
terhadap perhatian mereka, terhadap keterlibatan mereka,
bahkan juga tanggap terhadap ketidakacuhan dan
ketidakterlibatan mereka dalam tugas-tugas di kelas.
2) Membagi Perhatian. Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila
guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan
yang berlangsung dalam waktu yang sama.hal ini menunjukan
kepada cara guru menangani lebih dari satu kegitan dalam satu
waktu.
3) Menyiagakan Siswa. Caranya adalah memusatkan perhatian
siswa pada satu tugas dengan menciptakan suatu situasi yang
menarik perhatian, sebelum guru menyampaikan pertanyaan
atau mengemukakan suatu topik pembelajaran.
4) Menuntut Tanggung Jawab Siswa. Hal ini berhubungan dengan
cara guru memegang teguh kewajiban dan tanggung jawab yang
dilakukan siswa, serta keterlibatan mereka dalam tugas-tugas.
5) Memberikan Petunjuk-petunjuk yang Jelas. Komponen ini
berhubungan dengan petunjuk guru yang diasampaikan secara
jelas dan singkat kepada siswa baik untuk seluruh kelas,
kelompok, maupun perorangan.
6) Teguran. Tidak semua tingkah laku siswa yang mengganggu
kelas atau kelompok dalam kelas dapat dicegah atau dihindari
secara berhasil, sehingga sering kali guru perlu bertindak untuk
mengatasi gangguan tersebut dengan menegur siswa.
7) Memberi Penguatan. Tujuan dan cara penggunaan komponen
keterampilan memberikan penguatan dapat digunakan untuk
mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan belajar
atau mengganggu temannya.27

27
Isjoni. Pembelajaran Visioner. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar). 2007. Hal 91-97

16
b. Keterampilan yang Berhubungan dengan Pengembalian Kondisi
Belajar yang Optimal
Keterampilan ini berhubungan dengan renpons guru terhadap
gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal.28
Namun, pada tinggat tertentu guru dapat menggunakan
seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku
anak didik yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang
tidak mau terlibat dalam tugas di kelas, strategi tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Modifikasi Tingkah Laku. Guru menganalisis tingkah laku anak
didik yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha
memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasi
pemberian penguatan secara sistematis.
2) Pengelolaan Kelompok. Guru dapat menggunakan alternatif lain
dalam mengatasi masalah-masalah pengelolaan kelas antara lain
menerapkan pendekatan pemecahan masalah kelompok.
3) Menemukan dan Memecahkan Masalah Tingkah Lakuyang
Menimbulkan Masalah.
Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk
mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, dan ia
mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan
ketidakpatuhan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk
menemukan penyelesaiannya.29

6. Jenis-Jenis Pengelolaan Kelas


Menurut Nurhadi, upaya untuk menciptakan dan mempertahankan
suasana yang diliputi oleh motivasi belajar siswa yang tinggi dapat

28
Ibid. Hal. 98
29
Ibid. Hal. 99

17
dilakukan secara preventif maupun secara kuratif. Maka pengelolaan
kelas apabila ditinjau dari segi sifatnya, dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Pengelolaan Kelas yang Bersifat Preventif
Pengelolaan kelas dikatakan secara preventif apabila upaya yang
dilakukan atas dasar inisiatif guru untuk menciptakan kondisi baru
yang menguntungkan bagi proses belajar mengajar. Pengelolaan
kelas yang bersifat preventif ini dapat berupa tindakan, contoh atau
pemberian informasi yang dapat diberikan kepada siswa sehingga
akan berkembang motivasi yang tinggi, atau agar motivasi yang baik
itu tidak akan dinodai oleh tindakan siswa yang menyimpang
sehingga mengganggu prses pembelajaran di kelas.
b. Pengelolaan Kelas yang Bersifat Kuratif
Pengelolaan kelas secara kuratif adalah pengelolaan kelas yang
dilaksanakan karena terjadi penyimpangan pada tingkah laku siswa
sehingga mengganggu jalannya proses pembelajaran. Dalam hal ini
kegitan pengelolaan kelasakan berusaha menghentikan tingkah laku
yang menyimpang tersebut dan kemudian mengarahkan terciptanya
tingkah laku siswa yang mendukung terselenggaranya proses
pembelajaran dengan baik.30
Guru harus mengetahui pusat perhatian siswa pada waktu
mengikuti pelajaran dalam kelas. Apakah siswa-siswinya di kelas tekun
mengikuti dan terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau tidak. Dari sorot
mata atau gerak-gerik siswa dapat diketahui apakah mereka sudah tertuju
dan mengikuti dengan baik proses pembelajaran ataukah mengganggu
proses kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat diketahui ketika siswa
ditunjuk untuk menjawab atau melakukan perintah guru, akan
memberikan jawaban yang salah atau terlihat terkejut.
Oleh karena itu, apabila terdapat anak didik yang menimbulkan
gangguan pada saat kegiatan pembelajaran, guru dapat menggunakan

30
Nurhadi. Mulyani A. Administrasi Pendidikan di Sekolah. (Yogyakarta: IKIP).

18
seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku anak didik, misalnya
dengan mencoba mengetahui sebab-sebab yang mengakibatkan tingkah
laku anak didik yang menyimpang tadi, kemudian berusaha untuk
menemukan pemecahannya.

7. Sasaran Pengelolaan Kelas


Berdasarkan pengertian pengelolaan kelas yang disampaikan oleh
beberapa pakar pendidikan diatas, maka sasaran pengelolaan kelas itu
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pengelolaan Fisik
Pengelolaan kelas yang fisik ini berkaitan dengan
ketatalaksanaan atau pengaturan kelas yang merupakan ruangan
yang dibatasi oleh dinding tempat siswa berkumpul bersama
mempelajari segala yang diberikan oleh pengajar, dengan harapan
proses belajar mengajar dapat berlangsung efektif dan efisien.31
Menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, pengelolaan kelas
bersifat fisik ini meliputi:
1) Ruangan
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua bergerak
leluasa tidak desak-desakan dan tidak saling mengganggu antara
peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya pada saat
melakukan aktifitas belajar.
2) Pengaturan Tempat Duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang paling penting adalah
memungkinkan terjadinya tatap muka, dimana dengan demikian
guru sekaligus dapat mengontrol tingkah laku peserta didik.
Karena pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi
kelancaran proses belajar mengajar.32

31
Rohmad, Ali. Jurnal Ilmiah Tarbiyah. Inovasi Pengelolaan Kelas dalam Mengacu Rumusan
Pembelajaran. Malang, Universitas Negeri Malang. Hal. 356
32
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta). Hal 120

19
3) Ventilasi
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan peserta didik, jendela
harus cukup besar sehingga memungkinkan panas cahaya
matahari masuk, udara sehat dengan ventilasi yang baik,
sehingga semua peserta didik dalam kelas dapat menghirup
udara segar yang cukup mengandung oksigen, peserta didik
harus dapat melihat tulisan dengan jelas (tulisan di papan, pada
buletin board, buku bacaan, dan sebagainya).
4) Pengaturan Penyimpanan Barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang
mudah dicapat jika segera diperlukan dan akan dipergunakan
bagi kepentingan kegiatan belajar. Barang-barang yang karena
nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan di ruang kelas seperti
buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi, dan
sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu gerak kegiatan peserta didik.33
b. Pengelolaan Siswa
Pengelolaan siswa ini berkaitan dengan pemberian stimulus
dalam rangka membangkitkan dan mempertahankan kondisi
motivasi siswa untuk secara sadar berperan aktif dan terlibat dalam
proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Manivestasinya
dapat berbentuk kegiatan, tingkah laku, suasana yang diatur atau
diciptakan guru dengan menstimulasi siswa agar ikut serta berperan
aktif dalam proses pendidikan dan pembelajaran secara penuh.34
Organisasi kelas tidak hanya berfungsi sebagai dasar terciptanya
interaksi guru dan siswa tetapi juga menambah terciptanya
efektifitas, yaitu interkasi yang bersifat kelompok. Masalah yang
perlu diperhatikan untuk membuat iklim kelas yang sehat dan efektif
sebagai berikut:

33
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta). Hal 121
34
Ibid. Hal. 122

20
1) Bila situasi kelas memungkinkan siswa belajar secara maksimal,
fungsi kelompok harus diminimalkan.
2) Manajemen kelas harus memberi fasilitas untuk
mengembangkan keastuan dan kerjasama.
3) Anggota-anggota kelompok harus diberi kesempatan
berpartisispasi dalam pengambilan keputusan yang memberi
efek kepada hubungan dan kondisi belajar.
4) Anggota-anggota kelompok harus dibimbing dalam
menyelesaikan kebingungan, ketegangan, dan perasaan tertekan.
5) Perlu diciptakannya persahabatan dan kepercayaan yang kuat
antar siswa.35
Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk menciptakan iklim kelas yang
sahat dan efektif, guru harus mengetahui kondisi siswa terlebih dahulu,
guru juga perlu melakukan pengelompokan kerja dan kelompok kerja
juga harus bisa memberikan manfaat bagi siswa agar mereka bisa
bekerjasama dalam tugasnya sehingga proses pembelajaran bisa
terlaksana dengan baik dan lancar.

8. Masalah Pengelolaan Kelas


Menurut Made Pidarta yang dikutip oleh Pupuh Fathurohman,
masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku
siswa adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya kesatuan antar siswa, karena perbedaan gender (jenis
kelamin), rasa tidak senang, atau persaingan tidak sehat.
b. Tidak ada standar perilaku dalam kerja kelompok, misalnya ribut,
bercakap-cakap, pergi kesana-kemari, dan sebagainya.
c. Terkadang timbul reaksi negatif terhadap anggota kelompok,
misalnya ribut, bermusuhan, mengucilkan, merendahkan, kelompokn
bodoh, dan sebagainya.

35
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. (Surabaya:
Usaha Nasional). Hal. 241

21
d. Kelas mentolelir kekeliruan-kekeliruan temannya, ialah mendorong
perilaku siswa yang keliru.
e. Mudah bereaksi negatif atau terganggu, misalnya bila didatangi
monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah, dan sebagainya.
f. Moral rendah, permusuhan, sikap agresif, misalnya dalam lembaga
dengan alat-alat yang kurang, kekurangan uang, dan sebagainya.
g. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah,
seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi yang
baru, dan sebagainya.36

9. Pengelolaan Kelas yang Efektif


Bila kelas diberikan batasan sebagai kelompok orang yang belajar
bersama, yang mendapatkan pengajaran dari guru, maka di dalamnya
terdapat orang-orang yang melakukan kegiatan belajar dengan
karateristik masing-masing yang berbeda dari yang satu dengan yang
lainnya.
Menurut Made Pidarta yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah,
untuk mengelola kelas yang efektif perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu,
yang dilengkapi oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru.
b. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu
tertentu, tetapi bagi semua anak atau kelompok.
c. Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan
perilaku-perilaku masing-masing individu dalam kelompok itu.
Kelompok mempengaruhi individu-individu dalam hal bagaimana
mereka memandang dirinya masing-masing dan bagaimana mereka
dalam belajar.

36
Pupuh Fathurohman dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar: Mewujudkan Pembelajaran
Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum dan Konsep Islami. (Bandung: PT. Refika Aditama).
Hal. 109

22
d. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggota.
Pengaruh yang jejak dapat dibatasi oleh usaha guru dalam
membimbing mereka di kelas dikala belajar.
e. Praktik guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru
dengan siswa. Makin meningkat keterampilan guru mengelola secara
kelompok, makin puas anggota-anggota di dalam kelas.
f. Struktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok
ditentukan oleh cara mengelola baik untuk mereka yang tertarik pada
sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau
bermusuhan.37
Dengan adanya suatu keharmonisan hubungan guru dengan siswa
mempunyai efek terhadap pengelolaan kelas. Guru yang galak terhadap
siswa membuat siswa menjauhinya. Siswa lebih banyak menolak
kehadiran guru.
Dengan adanya pengelolaan kelas yang efektif, itu berarti tugas yang
berat bagi guru adalah berusaha menghilangkan atau memperkecil
permasalahan-permasalahan yang terkait dengan semua problem
pengelolaan kelas, seperti kurangnya kesatuan, tidak ada standar perilaku
dalam bekerja kelompok, reaksi negatif terhadap anggota kelompok,
moral rendah, kelas mentoleransi kekeliruan teman-temannya dan
sebagainya.

10. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengelolaan Kelas


Tindakan pengelolaan kelas seorang guru dapat efektif jika guru
dapat mengidentifikasi dengan tepat masalah yang sedang dihadapi,
sehingga pada saat terjadi hambatan ia dapat menemukan strategi yang
tepat untuk menanggulanginya.

37
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Rineka Cipta).
2006. Hal. 214

23
a. Faktor Pendukung
Menurut Muhibbin Syah faktor-faktor yang mempengaruhi
efektifitas pembelajaran dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Faktor Internal (fakor dari dalam siswa), yakni keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan sekitar siswa.
3) Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni sejenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran.38
Faktor diatas dalam banyak hal saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini seorang guru yang
kompeten dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang
menunjukan kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi
faktor yang menghambat proses belajar mereka. Ketiga faktor diatas
meliputi beberapa aspek:
1) Faktor Internal Siswa
1.1. Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menadai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ
khusus siswa seperti tingkat kesehatan indera pendengar,
dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam meyerap informasi dan
pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.

38
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Remaja Rosdakarya).
2005. Hal. 132

24
1.2. Aspek Psikologis
1.2.1. Intelegensi Siswa
Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa
tidak dapat diragukan lagi sangat menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna
semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang
siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih
sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan
intelegensi seorang siswa maka semakin kecil
peluangnya untuk meraih sukses. Setiap calon guru
dan guru profesional sepantasnya menyadari bahwa
keluarbiasaan intelegensi siswa, baik yang positif
seperti superior maupun yang negatif seperti
borderline lazimnya menimbulkan kesulitan belajar
siswa yang bersangkutan.
Di satu siswa yang cerdas sekali akan merasa
tidak mendapat perhatian yang memadai dari
sekolah karena pelajaran yang disajikan terlampau
mudah baginya. Akibatnya ia akan bosan dan
frustasi karena tuntutan kebutuhan keingintahuannya
merasa dibendung secara tidak adil. Di sisi lain,
siswa yang bodoh sekali akan merasa sangat parah
mengikuti sajian pelajaran karena terlalu sukar
baginya. Karenanya siswa itu sangat tertekan, dan
merasa bosan, dan frustasi seperti yang dialami
temannya yang luar biasa positif tadi.
1.2.2. Sikap Siswa
Baik secara positif atau negatif. Sikap siswa
yang positif terutama pada guru dan mata pelajaran
yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik
bagi proses belajar siswa tersebut.

25
Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya
sikap negatif dari siswa, guru dituntut untuk terlebih
dahulu menunjukan sikap positif terhadap dirinya
sendiri dan terhadap mata pelajaran yang
diampunya. Dalam hal bersikap positif terhadap
mata pelajarannya, seorang guru sangat dianjurkan
untuk senantiasa menghargai dan mencintai
profesinya. Guru yang demikian tidak hanya
menguasai bahan-bahan yang terdapat dalam bidang
studinya, tetapi juga meyakinkan kepada para siswa
akan manfaat bidang studi itu bagi kehidupan
mereka.
1.2.3. Bakat Siswa
Bakat merupakan kemampuan potensial yang
dimiki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan datang. Dengan demikian
sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam
artian berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke
tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-
masing.
Pemaksaan kehendak terhadap seorang siswa,
dan juga tidak adanya kesadaran siswa terhadap
bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan
keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya,
akan berpengaruh buruk terhadap kinerja akademik
atau prestasi belajarnya.
1.2.4. Minat Siswa
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu, seperti pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.

26
Misalnya seorang siswa yang menaruh minat
besar terhadap matematika akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya.
Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif
terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa
tadi belajar lebih giat dan akhirnya mencapai
prestasi yang diinginkan.
2) Faktor Eksternal Siswa
2.1. Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial seperti para guru, staf administrasi,
dan teman-teman kelas yang mempengaruhi semangat
belajar siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial
siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman
sepermainan di sekitar perkampungan siswa. Kondisi
masyarakat yang kumuh yang serba kekurangan, dan anak-
anak pengangguran, maka hal tersebut akan mempengaruhi
aktifitas belajar siswa. Paling tidak siswa tersebut akan
menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar
atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu
yang kebetulan belum dimikinya.
2.2. Faktor Lingkungan Non-Sosial
Faktor lingkungan non-sosial adalah gedung sekolah dan
letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa, letak alat-
alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa. Misalnya kondisi rumah yang sempit dan
berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tidak
memiliki sarana umum dan sarana kegiatan remaja (seperti
lapangan bermain) akan mendorong siswa untuk berkeliaran
ke tempat-tempat yang sebenarnya tak pantas dikunjungi.
Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas
berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.

27
3) Faktor Pendekatan Belajar
Banyak pendekatan belajar yang dapat diajarkan kepada
siswa untuk mempelajari bidang studi atau materi pelajaran
yang sedang mereka tekuni, dari yang paling klasik sampai yang
paling modern. Hal itu berpengaruh bagi siswa dan sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga semakin mendalam
cara belajar siswa maka semakin baik hasilnya.39
b. Faktor Penghambat
Adapun masalah pengelolaan kelas yang bersumber pada siswa
dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu masalah individual
dan maslah kelompok.
Menurut R. Dreikus dan P. Cassel seperti yang dikutip oleh
Ahmad Rohani bahwa masalah pengelolaan kelas individual
dibedakan menjadi emapt macam, yaitu:
1) Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian, misalnya dengan
membadut atau ramai di kelas.
2) Tingkah laku yang ingin menunjukan kekuatan, misalnya
membandel, membantah, bertindak emosional.
3) Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain, misalnya
memukul, menggigit, dan lain sebagainya.
4) Peragaan ketidakmampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali
menolak untuk mencoba melakukan apapun karena yakin
banyak kegagalan yang menjadi bagiannya. Misalnya berlagak
menyerah atau tidak berdaya, pasif, apatis, acuh tak acuh, atau
bahkan menolak sama sekali melakukan apapun.40
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masalah yang
dihadapi guru dalam kelas bisa terjadi kapan saja. Masalah ini datang
dari berbagai tingkah laku yang ditimbulkan oleh siswa yang ingin
mencari perhatian ataupun berbuat sesuatu yang dapat mengganggu
39
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Remaja Rosdakarya).
2005. Hal. 137
40
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta). Hal 118

28
proses pembelajaran. Untuk itu guru harus melakukan pendekatan
dengan siswa tersebut dan berusaha mencari solusi yang tepat untuk
menghadapinya.
L. V. Johnson dan M. A. Bany mengemukakan enam kategori
masalah kelompok dalam pengelolaan kelas, yaitu:
1) Kelas kurang kohersif (kompak), misalnya ada perbedaan jenis
kelamin, suku, dan tingkatan sosio-ekonomi dan sebagainya.
2) Kelas bereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya.
Misalnya mengejek anggota kelas.
3) Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma
kelompok, misalnya memberi semangat kepada badut kelas.
4) Kelompok mudah sekali dialihkan perhatiannya dari tugas yang
tengah digarap.
5) Semangat kerja rendah, lamban, dan malas. Misalnya semacam
aksi protes kepada guru karena menganggap tugas ang diberikan
kurang adil.
6) Kelas sukar menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Misalnya
peubahan jadwal dan pergantian guru.41
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hambatan dalam
pembelajaran disebabkan karena keadaan masyarakat kelas yang
kurang menyatu dan kurang semangat dalam menerima pelajaran.
Untuk menangani masalah tersebut guru harus bisa menciptakan
suasana yang bisa membangkitkan semangat belajar siswa dan
mengganti metode belajar yang sesuai dengan kondisi siswa.
Dalam pelaksanaan pengelolaan kelas akan ditemui berbagai
faktor penghambat. Hambatan tersebut bisa datang dari guru sendiri,
dari peserta didik, lingkungan keluarga, ataupun faktor fasilitas.42

41
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta). Hal. 119
42
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta). Hal. 146

29
1) Faktor Guru
Telah dijelaskan diatas bahwa guru pun bisa merupakan
faktor penghambat dalam pelaksanaan penciptaan suasana yang
menguntungkan dalam proses pembelajaran. Faktor penghambat
yang datang dari guru berupa:
1.1. Tipe Kepemimpinan Guru
Guru (dalam pengelolaan kelas) yang otoriter dan kurang
demokratis akan menumbuhkan sikap pasif atau agresif
peserta didik. Suasana belajar tidak merangsang, siswa
menjadi ribut dan tegang.
1.2. Gaya Mengajar Guru yang Monoton
Hal ini akan menimbulkan kebosanan bagi peserta didik.
Format pembelajaran yang tidak bisa bervariasi akan
menyebabkan peserta didik bosan, frustasi / kecewa dan hal
lain akan merupakan sumber pelanggaran disiplin.
1.3. Kepribadian Guru
Seorang guru yang berhasil, yaitu yang pandai
menciptakan suasana belajar yang tidak emosional. Mampu
bersikap hangat, adil, dan luwes, sehingga terbina suasana
emosional yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.
Sikap yang bertentangan dengan kepribadian tersebut akan
menimbulkan masalah pengelolaan kelas.
1.4. Pengetahuan Guru
Pengetahuan guru dalam pengelolaan kelas sangat
diperlukan. Terbatasnya pengetahuan guru tentang masalah
pengelolaan dan pendekatan pengelolaan, baik yang bersifat
teoritis maupun pengalaman praktis tentu tidak bisa
mewujudkan pengelolaan kelas dengan sebaik-baiknya.
Mendiskusikan masalah ini dengan teman sejawat akan
membantu mereka dalam peningkatan keterampilan
pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran.

30
1.5. Pemahaman Guru Tentang Peserta Didik
Pengelolaan pusat belajar harus sesuai dengan minat,
perhatian, dan bakat siswa. Dalam proses belajar mengajar
diperlukan pemahaman awal tentang perbedaan siswa satu
sama lain.43
2) Faktor Peserta Didik
Faktor lain merupakan hambatan dalam pengelolaan kelas
adalah faktor peserta didik. Peserta didik dalam kelas dapat
dianggap sebagai individu suatu masyarakat kecil yaitu sekolah
dan kelas. Mereka harus tau hak-haknya sebagai kesatuan dari
masyarakat disamping mereka mempunyai kewajiban keharusan
menghormati hak-hak orang lain dan teman-teman sekelasnya.44
3) Faktor Lingkungan Keluarga
Tingkah laku peserta didik di kelas merupakan pencerminan
keadaan keluarga. Sikap otoriter orang tua yang akan tercermin
dalam tingka laku peserta didik yang agresif dan apatis.
Di dalam kelas sering ditemukan peserta didik pengganggu
dan pembuat ribut. Mereka itu biasanya dari keluarga yang tidak
utuhdan kacau. Kebiasaan kurang baik di lingkungan keluarga
seperti tata tertib tidak patuh pada disiplin, kebebasan yang
berlebihan atau terlampau dikekang akan merupakan latar
belakang yang menyebabkan peserta didik melanggar disiplin
didalam kelas.45
4) Faktor Fasilitas
Faktor fasilitas yang mempengaruhi dalam sistem
pengelolaan kelas meliputi:

43
Cece Wijaya dan Tabrani A. Rusyan. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar.
(Bandung: Remaja Rosdakarya). Hal. 135-136
44
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta). Hal. 149
45
Ibid. Hal. 150

31
1.1. Jumlah Peserta Didik dalam Kelas
Kelas yang jumlah peserta didiknya banyak sulit untuk
dikelola. Jumlah peserta didik dalam satu kelas di SMA
yang mencapai rata-rata 50 peserta didik dan di perguruan
tinggi yang kadang mencapai 100 orang peserta didik
merupakan maslaah tersendiri dalam pengelolaan kelas.
1.2. Besar Ruangan Kelas
Ruangan yang kecil dibandingkan dengan jumlah peserta
didik dan kebutuhan peserta didik untuk bergerak dalam
kelas merupakan hambatan lain bagi pengelolaan kelas.
Demikian pula halnya dengan jumlah ruangan yang kurang
dibanding dengan banyaknya kelas dan jumlah ruangan
khusus yang dibutuhkan seperti laboratorium, auditorium,
ruang kesenian, ruang gambar, ruang olahraga, dan
sebagainya memerlukan penanganan tersendiri.
1.3. Ketersediaan Alat
Jumlah buru yang kurang atau alat lain yang tidak sesuai
dengan jumlah peserta didik yang membutuhkannya akan
menimbulkan masalah dalam pengelolaan kelas.46

B. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interkasi dengan lingkungan.47
James O. Whittaker dalam buku Psikologi Belajar, merumuskan
belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman.48

46
Ibid. Hal. 151
47
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta). 2003.

32
Morgan, dalam buku psikologi pendidikan (1978), mengemukakan:
‖Belajar adalah setiap perubahan di dalam kepribadian yang menyakatan
diri sebagai pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.‖ 49
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.50 Pengertian ini menyatakan
bahwa belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam arti dalam interaksi
dengan lingkungannnya.
Berdasarkan pengertian diatas, belajar merupakan suatu proses,
suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan. Belajar
bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.
Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan
tingkah laku.
Sedangkan proses pembelajaran merupakan interaksi sinergis
antara guru, siswa dan sumber belajar yang bertujuan untuk menciptakan
suasana lingkungan yang memungkinkan seorang siswa melaksanakan
kegiatan belajar, dan akan menghasilkan kesimpulan yang disebut hasil
belajar.

2. Pengertian Hasil Belajar


Usaha atau kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
perubahan tingkah laku merupakan proses belajar, sedangkan perubahan
tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar. Perubahan tingkah laku
dapat berupa pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan sikap baik.

48
Djamarah Bahri. Syaiful, Psikologi Belajar.(Jakarta: Reneka Cipta,2011),edisi revisi,cet kedua,
hal:12
49
Purwanto,M.Ngalim. psikologi pendidikan. (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2007),cet 22,
hal:84
50
Slamet, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (jakarta: PT. Bumi Aksara,
1991), cet 1, h.78/

33
Alisuf Sabri mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah
laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik
(positif) atau perilaku yang buruk (negatif). 51
Sudjana mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.52 Dengan demikian hasil belajar mempunyai pengaruh besar
dalam perkembangan mental siswa.
Menurut Dimyati, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.53
Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie” dalam
bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dalam
literature, prestasi selalu dihubungkan dengan aktifitas tertentu, seperti
dikemukakan oleh Robert M. Gagne dalam setiap proses akan selalu
terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil
belajar seseorang.
Menurut Damriani, ―hasil belajar adalah bukti dari usaha yang telah
dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar yang diperoleh siswa dari
proses belajarnya‖.54 Dengan demikian, perilaku belajar seseorang
didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang diperoleh
yang kemudian dapat diketahui melalui tes dan pada akhirya
memunculkan hasil belajar dalam bentuk riil.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang
optimal cenderung mewujudkan hasil yang berciri sebagai berikut:
a. Menambah keyakinan akan kemampuan siswa

51
Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya). 2007. Hal. 55
52
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. (Bandung: Rosda Karya). 2000. Hal. 22
53
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta) 2009
54
Damriani. Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendidikan Contestual
Teaching and Learning. Hal. 18

34
b. Kepuasan dan kebanggan yang dapat menubuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna dengan dirinya
d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh
(komprehensif)
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan
mengandalkan dirinya, terutama dalam minat hasil yang dicapainya
maupun menilai dan mengandalkan proses dan usaha belajarnya.55
Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil . proses
belajar yang baik, memungkinkan hasil beajar yang baik pula. Hasil
belajar bukanlah suatu hasil latihan, melainkan suatu perubahan tingkah
laku yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.56
Indikator pencapaian hasil belajar merupakan target pencapaian
kompetensi secara operasional dari kompetensi yang harus dinilai untuk
mengetehui seberapa besar pencapaian kompetensi tersebut, yakni
penialian terhadap penguasaan materi akademik (kognitif), hasil belajar
(afektif), dan aplikasi (psikomotor).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan hasil belajar adalah suatu perubahan ke arah yang lebih
baik sebagai akibat dari suatu proses perubahan dalam diri, dimana
perubahan itu terjadi pada perubahan intelektual, perubahan pribadi
siswa, maupun perubahan dalam pengetahuan, terutama penguasaan
materi. Jika seseorang telah melakukan perbuatan belajar, maka terjadi
perubahan pada salah satu atau beberapa aspeknya.
Jadi, kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku
itu merupakan proses belajar. Sedangkan perubahan tingkah laku
merupakan hasil belajar. Dengan demikian belajar menyangkut proses
belajar dan hasil belajar.

55
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).
2001. Hal.56-57
56
Ibid. Hal. 3

35
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam
mencapai hasil belajar. Menurut Yudhi Munadi dalam bukunya yang
berjudul Media Pembelajaran secara umum menggolongkan faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:
a. Faktor Internal, yang terdiri dari aspek fisiologis seperti kesehatan
yang prima, tidak dalam keadaan lelah, tidak dalam keadaan cacat
jasmani, dan sebagainya, serta aspek psikologis seperti intelegensi,
perhatian, minat dan bakat, serta motivasi siswa.
b. Faktor Eksternal, yang terdiri dari lingkungan sosial seperti keadaan
keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah, serta
lingkungan non-sosial seperti kondisi kelas yang nyaman yang
membantu siswa lebih mudah menyerap pelajaran.57

4. Pengukuran Hasil Belajar


Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya yaitu pengukuran secara tertulis, pengukuran secara lisan,
dan pengukuran melalui observasi. Setiap cara atau pengukuran memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing. Prosedur mana yang harus
dipilih tergantung pada beberapa faktor, yaitu jenis kemampuan yang
diukur, jumlah siswa, dan waktu yang tersedia.
Dalam pembelajaran IPS prosedur lisan umumnya jarang
dilakukan, mengingat jumlah siswa yang banyak, sedangkan waktunya
terbatas. Adapun prosedur yang banyak dilakukan ialah prosedur tertulis
dan observasi. Prosedur tertulis digunakan untuk mengukur hasil belajar
yang sifatnya kognitif dan afektif. Sedangkan prosedur observasi untuk
mengukur yang sifatnya psikomotorik.
Setiap pengukuran baik tertulis maupun observasi, memerlukan alat
ukut tertentu yang tetap. Alat ukur dapat dikelompokan kedalam dua
golongan besar, yakni test dan bukan test.

57
Yudhi Munadi. Media Pembelajaran. (Jakarta: Gadung Persada Press). 2008. Hal. 23-24

36
Test adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab
oleh siswa dengan menggunakan pengetahuan serta kemampuan
penalarannya. Alat ukur yang bukan test mencakup angket, skala sikap,
dan sebagainya. Test dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan, yakni
test uraian dan test objektif. Perbedaannya adalah test uraian meminta
jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang telah disediakan atau
membutuhkan satu atau beberapa kata atau simbol untuk melengkapi
pernyataan yang belum sempurna.

C. Pembelajaran Pendidikan IPS


1. Pengertian IPS
Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin
ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau
psikologis untuk tujuan pendidikan.58
Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan
humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.59
Moeldjono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah
perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi,
antropologi, budaya, psikologi,sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik,
dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional
dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata
pelajaran yang membahas (mengkaji) kehidupan sosial yang didasarkan
pada komponen-komponen mata pelajaran IPS, yang sekitarnya tidak
asing bagi kita semua untuk mengetahui atau memahaminya.60

58
Sapriya. Pendidikan IPS. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya). 2009. Hal. 11
59
Ibid.
60
Ikhwan Lutfi, dkk. Psikologi Sosial. (Jakarta: Rineka Cipta). 2009. Hal. 59

37
Menurut Syafruddin Nurdin, ilmu pengetahuan sosial adalah salah
satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mula dari jenjang
pendidikan dasar sampai ke pendidikan menengah, pada jenjang
pendidikan ini, pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan untuk
membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan praktis, agar
mereka dapat menelaah, mempelajari, dan mengkaji fenomena-fenomena
serta masalah sosial yang ada di sekitar mereka.61
S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan
fungsi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa
IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan
peran manusia yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi,
geografi, sosilogi, antropologi, dan psikologi sosial.62
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bidang studi yang dipelajari pada
jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah yang
merupakan perpadauan dari berbagai ilmu sosial seperti sejarah, geografi,
sosiologi, ekonomi, antropologi, ilmu politikdan ilmu sosial lainnya.

2. Tujuan Pendidikan IPS


Menurut Gross tujuan ilmu pengetahuan sosial adalah untuk
mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya di masyarakat dan untuk mengembangkan kemampuan
siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan dari setiap
masalah yang dihadapi.
Tujuan pembelajaran IPS dalam panduan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (BSNP, 2006) yaitu:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya,

61
Syafruddin Nurdin. Model Pembelajaran yang Memperhatikan Individu Siswa dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Hal. 22
62
Nadir, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial 1, edisi pertama. (Jakarta: Departemen Agama). 2009.

38
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inquiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam
kehidupan sosial,
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan, dan
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan
global.
Tujuan dasar dalam mempelajari IPS adalah untuk mendidik dan
memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta
berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
Adapun tujuan mata pelajaran IPS menurut Sapriya antara lain:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya,
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehiduan sosial,
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan, dan
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal,
nasional, dan global.
Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial ialah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial
yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap
masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri
maupun yang menimpa masyarakat.

39
3. Ruang Lingkup Pendidikan IPS
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS
berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik
kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya,
memanfaatkan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur
kesejahteraan, dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam
rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.63
IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan
manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia
sebagai anggota masyarakat. Dengan pertimbangan bahwa manusia
dalam konteks sosial demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang
pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didik pada
setiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang
pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan
jenjang pendidikan tinggi.
Jadi, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan
manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia
sebagai anggota masyarakat.64 Dengan demikian, ruang lingkup
pembelajaran IPS adalah yang ada di bumi, yaitu indvidu dengan
individu, antara manusia dan alam sekitarnya, dan antara manusia dengan
kelompok.

D. Hasil Penelitian yang Relevan


Pada tabel 2.1 dibawah ini, dijelaskan hasil penelitian yang relevan
dengan penelitian ini, berupa skripsi dan artikel yang didapat dari berbagai
sumber.

63
Nadir, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial 1, edisi pertama. (Jakarta: Departemen Agama). 2009.
64
Ibid. Hal. 11

40
Tabel 2.1

Hasil Penelitian yang Relevan

No Penulis Judul Hasil Persamaan dan Perbedaan


Terdapat hubungan positif antara variable X
Pengaruh Sama-sama melakukan penelitian
(Pengelolaan Kelas) dan variable Y
Diana Pengelolaan mengenai
(Pembelajaran efektif), dengan nilai koefisien
Widyarani Kelas terhadap Pengaruh pengelolaan kelas pada
korelasi sebesar 0.739. Hubungan yang positif
(Skripsi. Pembelajaan mata pelajaran IPS di SMP. Namun,
tersebut dinyatakan dengan adanya kontribusi
Fakultas Ilmu Efektif pada penelitian oleh Diana variabel Y
variable X (pengelolaan kelas) terhadap variable
1 Tarbiyah dan Mata Pelajaran atau variabel terikatnya adalah
Y (pembelajaran efektif) melalui koefisien
Keguruan. IPS di SMP pembelajaran efektif, sedangkan
determinasi. Dari perhitungan koefisien
UIN Syarif Al-Mubarok penelitian ini meneliti mengenai
determinasinya adalah 54.6%. Hal ini
Hidayatullah Pondok Aren pengaruh pengelolaan kelas
dicerminkan bahwa pengelolaan kelas hanya
Jakarta. 2011) Tangerang (variable x) terhadap hasil belajar
dapat memberikan kontribusi atas pembelajaran
Selatan (variabel y)
efektif sebesar 54.6%.
Penelitian ini sama-sama meneliti
Pengaruh Kelompok eksperimen yang diberi pengelolaan mengenai pengaruh pengelolaan
Nur Chamidah
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengaturan siswa lebih kelas terhadap hasil/prestasi belajar,
(Skirpsi.
Kelas terhadap baik dibandingkan dengan kelompok kontrol namun menggunakan metode
Fakultas Ilmu
Prestasi yang diberi pengelolaan kelas berupa pengaturan penelitian yang berbeda. Penelitian
Pendidikan.
2 Belajar IPS siswa, ditunjukkan dengan nilai rerata kelompok skripsi yang dilakuan oleh Nur
Universitas
Siswa Kelas eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. Chamidah menggunakan metode
Negeri
IV SD Negeri Perbedaan prestasi belajar IPS antara kelompok penelitian eksperimen kuasi dengan
Yogyakarta.
Margoyasan eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 1,64 desain nonequivalen control group
2014)
Yogyakarta dilihat dari selisih nilai rerata posttest design.

41
Pengaruh Terdapat pengaruh positif dan signifikan
Persepsi Siswa persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam
tentang mengelola kelas terhadap hasil belajar ips kelas
M. Faishal Keterampilan VIII di MTs Nuurul Bayan Kecamatan Sama-sama meneliti mengenai
Ramdhan Guru dalam Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi pengelolaan kelas terhadap hasil
(Skripsi. Mengelola Hal ini ditunjukkan dengan harga koefisien r belajar, namun variabel x yang
Fakultas Ilmu Kelas terhadap sebesar 0.597 dan harga r2 sebesar 0.356 harga digunakan Faishal dalam
3 Tarbiyah dan Hasil Belajar thitung > ttabel padataraf signifikansi 5% yaitu penelitiannya adalah persepsi siswa
Keguruan. IPS Kelas VIII 6.735 > 1.663 (sig. 0.000 < 0.050) dengan N = tentang keterampilan guru dalam
UIN Syarif di MTs Nuurul 84. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi mengelola kelas, sedangkan dalam
Hidayatullah Bayan (positif) persepsi siswa tentang keterampilan penelitian ini variabel x atau variabel
Jakarta) Kecamatan guru dalam mengelola kelas maka akan semakin bebasnya adalah pengelolaan kelas.
Kalapanunggal baik pula hasil belajar IPS yang akan dicapai
Kabupaten siswa.
Sukabumi
Menunjukkan t hitung sebesar 5,192
Ria Aini. Pengaruh Metode penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh variabel
(Artikel. Pengelolaan oleh Ria Aini adalah metode
bebas (x) yaitu pengelolaan kelas terhadap
Fakultas Kelas terhadap deskriptif dengan bentuk penelitian
variabel terikat (y) yaitu hasil belajar. Hal ini
Keguruan dan Hasil Belajar studi hubungan. Sedangkan
dapat dibandingkan dengan t tabel pada taraf
Ilmu Siswa Pada penelitianini menggunakan metode
4 signifikansi 5% sebesar 2,0032. Maka –t table ≤ t
Pendidikan. Mata Pelajaran penelitian kuantitatif dengan metode
hitung > t tabel (-2,0032 ≤ 5,192> 2,0032 ),
Universitas Ekonomi penelitian lapangan, namun kedua
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan
Tanjungpura Kelas X IPS di penelitian ini sama-sama meneliti
perhitungan regresi linear sederhana diperoleh Y
Pontianak. SMA Negeri 8 mengenai pengaruh pengelolaan
= 2.591+ 0,290 X, yang berarti nilai konstanta
2014) Pontianak kelas terhadap hasil belajar siswa.
adalah 2.591.

42
E. Kerangka Berpikir
Pengelolaan kelas yang dilakuan oleh guru dengan baik, sedikit
banyaknya akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaannya,
seorang guru tentunya memulai dari pembuatan perencanaan pembelajaran
yang akan dilaksanakan di dalam kelas. Setelah itu tentunya pengelolaan
kelas dimulai dari pengelolaan kondisi emosional siswa seperti tingkah laku,
kedisiplinan, gairah belajar, dan pemusatan perhatian, kemudian mengelola
kondisi fisik kelas, seperti pengaturan tempat duduk, pencahayaan, ventilasi,
dan kenyamanan kelas.
Pengelolaan kelas dengan segala kelebihannya yaitu dapat
menumbuhkan motivasi intrinsik yang dapat memberikan dorongan
terhadap minat siswa untuk mempelajari konsep yang diberikan melalui
berbagai pengalaman, kejadian, fakta dan fenomena yang dialaminya
sendiri, sehingga dapat memberikan suatu hasil yang diharapkan dan yang
lebih penting adalah siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Dengan pengelolaan kelas yang dilakukan dengan baik diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS baik dari
segi kognitif, afektif, maupun psikomor.

F. Hipotesis Penelitian
Untuk menguji kebenaran dalam penelitian ini, penulis mengajukan
hipotesis:
H0 : Terdapat pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar pada mata
pelajaran IPS di SMP Islamiyah Ciputat
H1 : Tidak terdapat pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar pada
mata pelajaran IPS di SMP Islamiyah Ciputat

43
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMP Islamiyah Ciputat yang beralamat di
Jalan Ki Hajar Dewantara No.23 Ciputat, Kota Tangerang Selatan – Banten.
Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Januari tahun ajaran 2016/2017.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif, dengan metode penelitian lapangan. Penelitian kuantitatif adalah
suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa
angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin
diketahui.65
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 66 Dalam
penelitian ini, penulis tidak menjadikan seluruh siswa SMP Islamiyah
Ciputat sebagai objek penelitian, melainkan hanya kelas VIII tahun
angkatan 2016/2017.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian
ini adalah simple random sampling dimana pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Jumlah sampel yang diambil terdiri dari 1 kelas VIII
dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.

65
S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. (Rineka Cipta: 2007)
66
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D).
(Bandung: Alfabeta). Hal. 117

44
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang terbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh penelti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.67
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat.
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.68
Dengan demikian dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas atau independen (X), yaitu pengelolaan kelas
2. Variabel terikat atau dependen (Y), yaitu hasil belajar

Tabel 3.1
Variabel Penelitian
Definisi Sumber
Variabel Definisi Operasional
Konseptual Data

Suatu usaha yang dilakukan oleh


penanggung jawab kelas, dalam
hal ini guru, untuk menciptakan
Keterampilan suasana belajar yang efektif guna
Pengelolaan untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Wawancara
Kelas mengendalikan atau usaha yang dilakukan oleh dan Angket
kondisi belajar. penanggung jawab kelas, dalam
hal ini guru, untuk menciptakan
suasana belajar yang efektif guna
tercapainya tujuan pembelajaran.

67
Sugiono. Statistika untuk Penelitian.
68
Ibid. Hal. 4

45
Nilai Hasil
Suatu perubahan ke arah yang
Ujian Akhir
lebih baik sebagai akibat dari
Semester,
Kemampuan suatu proses perubahan dalam
Ujian
Hasil yang diperoleh diri, dimana perubahan itu terjadi
Tengah
Belajar karena adanya pada perubahan intelektual,
Semester
proses belajar. perubahan pribadi siswa, maupun
dan
perubahan dalam pengetahuan,
Ulangan
terutama penguasaan materi
Harian

E. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Penggunaan teknik
dan alat pengumpulan data yang dapat memungkinkan diperolehnya data
yang objektif.69
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah:
1. Angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.70
2. Wawancara. Menurut Gorden, wawancara merupakan percakapan antara
dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan
mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.
3. Dokumentasi. Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data
dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh
subjek sendiri atau orang lain tentang subjek.71

69
S. Margono. Metodologi Penelitian. (Jakarta: PT. Rineka Cipta). 2005. Hal. 118
70
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D).
(Bandung: Alfabeta). Hal. 199

46
F. Instrumen Penelitian
1. Angket
Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket. Adapun
angket yang disusun adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah
disediakan alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih, hal ini
akan memudahkan responden dalam menjawab.
Pertanyaan dalam angket berpedoman pada indikator dari variabel
penelitian yang dijabarkan dalam beberapa butir soal, semua butir soal
dalam angket berupa pertanyaan objektif sehingga reponden tinggal
memilih dengan memberi tanda ceklist ( √ ) pada salah satu alternatif
jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaannya.
Dalam angket ini disediakan empat alternatif jawaban. Setiap butir
soal diberi skor masing-masing, yaitu:
Selalu =4 Sering =3
Kadang-kadang =2 Tidak pernah =1
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Variabel tentang Pengaruh Pengelolaan Kelas
No.
Variabel Dimensi Indikator Jumlah
Item
a. Tujuan a. Menyediakan 1 1
Pengelolaan Fasilitas Belajar
Kelas
b. Menggunakan
Fasilitas Belajar 2 1

c. Alat-Alat Belajar 3, 4 2
Pengelolaan
Kelas d. Kondisi Bekerja
dan Belajar 5 1
e. Interaksi Belajar 6, 7 2
f. Membina dan 8, 9 2
Membimbing

71
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta, Salemba Humanika, 2010, hal.
131

47
b. Pendekatan a. Ancaman 10, 11, 3
Pengelolaan 12
Kelas b. Perubahan 1
Tingkah Laku 13
1
c. Hubungan Sosial 14
1
d. Kekuasaan 15
1
e. Kebebasan 16
c. Prinsip- a. Hangat dan 17 1
Prinsip Antusias
Pengelolaan
Kelas b. Tangtangan
18 1
c. Penanaman
Disiplin 19 1

d. Keterampilan a. Kondisi Kelas 20, 21 2


Mengelola
Kelas b. Sikap Tanggap 22, 23 2
c. Membagi 24, 25, 2
Perhatian
d. Memberikan
Petunjuk- 26, 27 2
Petunjuk yang
Jelas
e. Teguran
28 1
f. Memberi
Penguatan 29 1

g. Pengelolaan 30 1
Kelompok
Jumlah 30

2. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung oleh penulis kepada
responden yang merupakan guru bidang studi IPS. Daftar pertanyaan
sudah disediakan oleh penulis.

48
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara

Indikator No. Item

Pembelajaran 1
Alat-alat belajar 2
Metode 3
Kondisi Belajar 4
Penanaman disiplin 5
Teguran 6
Pengelolaan kelompok 7
Pengelolaan kelas 8
Bimbingan 9
Mengevaluasi kegiatan belajar dan mengajar 10
Jumlah 10

G. Teknik Analisis Data


Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap
berikutnya adalah tahap analisa data. Untuk mengelola data, penulis
menggunakan langkah-langkah berikut:
1. Deskripsi Data
Untuk menjelaskan gambaran dalam penelitian ini, berikut akan
dijabarkan deskripsi data berupa rentang skor, rata-rata, standar deviasi,
dan modus. Selain itu, data akan disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensidan histogram untuk memperjelas deskripsi masing-masing
variabel yang diteliti.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Setelah data terkumpul, maka dilakukan tahap analisis data yaitu:
peneliti berusaha untuk memberikan uraian mengenai hasil penelitiannya.
Dalam analisis data dilakukan beberapa tahapan yang meliputi:

49
a. Uji Validitas
Skala pengelolaan kelas sebelum diujikan harus ditentukan
validitasnya. Validitas berasal dari kata validity yang dapat diartikan
tepat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya.72 Untuk memperoleh pengujian hipotesis
yang valid dan objektif diperlukan data yang memiliki validitas dan
reliabilitas yang tinggi. Uji validitas dilakukan dengan menghitung
korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan
menggunakan rumus teknik korelasi product moment.73
Rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan:
rxy = angka indeks korelasi ―r‖ product moment
N = number of cases
∑xy = jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
∑x = jumlah seluruh skor x
∑ = jumlah seluruh skor y
Setelah dilakukan penghitugan uji validitas istrumen pegelolaan
kelas sebanyak 30 item, diperoleh 17 yang valid atau dipakai dan 13
item yang tidak valid. Pengelolaan data ini digunakan uji validitas
dengan rumus teknik korelasi tersebut dengan meggunakan software
SPSS 20.
b. Reliabilitas
Setelah dilakukan standarisasi nilai instrumen, kemudian
dilakukan penguji reliabilitas, instrumen pengelolaan kelas dengan
menggunakan rumus metode belah dua (split half method) dengan
rumus sebagai berikut:

72
Ahmad Sofyan. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. (Jakarta: UIN Jakarta Press.
2006). Hal. 105
73
Anas Sudijono. Pengatar Statistik Pendidikan.(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada). Hal.206

50
Nilai tersebut diperoleh dengan mencari terlebih dahulu nilai rxy
dengan menggunakan rumus ―r‖ product moment, yaitu:

Keterangan:
rxy = angka indeks korelasi ―r‖ product moment
N = number of cases
∑xy = jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
∑x = jumlah seluruh skor x
∑ = jumlah seluruh skor y
Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas terhadap 17 item yang
valid, pengelolaan data ini dilakukan reliabilitas dengan rumus teknik
korelasi tersebut dengan menggunakan software SPSS 20.
3. Uji Prasyarat dan Analisis Data
Dalam penelitian ini, pengujian prasyarat analisis yang digunakan
penulis adalah uji normalitas. Uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas merupakan uji prasyarat analisis data yang
digunakan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi
normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan rumus Liliefors dan
pengambilan keputusan data normal atau tidak, dapat ditentukan
dengan menggunakan dua cara:
1) Dengan membandingkan skor KS hitung dengan KS tabel:
a) Jika niali KS Hitung < KS Tabel, maka H0 ditolak dan H1
diterima artinya data normal
b) Jika nilai KS Hitung > KS Tabel, maka H0 diterima dan H1
ditolak artinya data tidak normal.
2) Dengan Teknik Probabilitas:

51
a) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig (0.05 ≤ Sig), maka H0 ditolak dan H1 diterima
artinya data normal.
b) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig (0.05 ≥ Sig), maka H0 diterima dan H1 ditolak
artinya data tidak normal.
Pada penelitian ini, pengambilan keputusan untuk uji normalitas
dengan menggunakan teknik probabilitas.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui status linier atau tidaknya suatu distribusi data
penelitian.74 Data dikatakan memiliki hubungan linier jika nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05. Sebaliknya, jika data memiliki nilai
signifikansi lebih kecil dai 0,05 maka data dikatakan tidak memiliki
hubungan linier.
4. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis mencakup uji korelasi signifikansi dan koefisien
determinasi. Secara rinci dijabarkan sebagai berikut:
a. Uji Korelasi
Untuk menganalisa hubungan kedua variabel digunakan teknik
analisis korelasional bivariat dengan rumus product moment dari Karl
Pearson, rumus tersebut sebagai berikut:75

Keterangan:
rxy = angka indeks korelasi ―r‖ product moment
N = number of cases
∑xy = jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
∑x = jumlah seluruh skor x
∑ = jumlah seluruh skor y

74
Tulus Winarsunu. Statistik dalam Penelitian Psikologi & Pendidikan. (Malang: UMM Pers). 2010.
Hal. 180
75
Anas Sudijono. Pengatar Statistik Pendidikan.(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada). Hal.206

52
Terhadap angka indeks korelasi, yang telah diperoleh dari
perhitungan (proses komputerisasi), dapat diberikan interpretasi atau
penafsiran tertentu. Interpretasi secara sederhana terhadap angka
indeks korelasi ―r‖ Product Moment (rxy), pada umumnya
dipergunakan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.4
Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
Besarnya “r”
Interpretasi
Product Moment
0.0 – 0.20 Antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat
lemah atau rendah sehingga korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi)
0.20 – 0.40 Antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi, lemah atau rendah.

Antara variabel X dan variabel Y terdapat


0.40 – 0.70
korelasi yang sedang atau cukup.
0.70 – 0.90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi.

Antara variabel X dan variabel Y terdapat


0.90 – 1.00
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

b. Koefisiensi Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X terhadap
variabel Y digunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Keterangan:
KD : Kontribusi Determinasi (kontribusi variabel X terhadap
variabel Y)
r2 : Koefisiensi korelasi antara variabel X terhadap varian.

53
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil SMP Islamiyah Ciputat


1. Sejarah Singkat Sekolah / Madrasah
SMP Islamiyah adalah salah satu sekolah yang berada di bawah
lembaga sosial yang bergerak di bidang pendidikan, yakni Yayasan
Islamiyah Ciputat (YIC). SMP Islamiyah sendiri didirikan tahun 1969,
satu tahun setelah terbentuknya YIC. YIC juga mendirikan MTs, MA,
SMK, dan STIE Islamiyah sebagai bentuk kepedulian yayasan terhadap
dunia pendidikan. Bahkan, dalam sebuah wawancara yang disiarkan di
TVRI—saat peresmian gedung baru pada 2007 silam, Direksi YIC
mengatakan ingin menjadikan YIC sebagai wadah untuk mereka yang tak
mampu secara finansial, namun bisa bersekolah.
Berdiri sejak tahun 1965 menjadikan Yayasan Islamiyah Ciputat
sebagai yayasan pendidikan tertua di Ciputat. Dengan berbekal
pengalaman lebih dari 40 tahun, yayasan ini dapat menghasilkan anak
didik yang berkualitas. Seperti kata pepatah ―makin tua makin jadi’,
yayasan ini telah mendirikan lembaga pendidikan dengan jenjang
pendidikian yang beragam mulai dari tingkat menengah pertama
(Madrasah Sanawiyah – SMP Islamiyah Ciputat),tingkat menengah atas
(Madrasah Alliyah – SMK Islamiyah Ciputat) serta perguruan tinggi
(STIE Islamiyah Ciputat).
Lalu siapakah tokoh pendiri di balik keberadaan yayasan ini?
Adalah Drs. H. Zarkazih Noer yang mempelopori pembangunan Yayasan
Islamiyah Ciputat ini. Awalnya proses kegiatan belajar mengajar terpaksa
dilakukan di gedung sekolah swasta lain karena yayasan belum
mempunyai gedung sendiri. Namun kini Yayasan Islamiyah Ciputat telah
memiliki gedung sendiri.

54
Beberapa kegiatan ekstrakurikuler seperti paskibra, marawis atau
futsal menjadi sarana bagi anak didik yayasan Islamiyah untuk
menyalurkan minat, bakat dan kreatifitas mereka. Salah satu prestasi
yang bisa dibanggakan dari yayasan ini yaitu Pasukan Pengibar Bendera
Pusaka (PASKIBRAKA) SMA Islamiyah Ciputat pernah mewakili
kabupaten Tangerang di tingkat nasional.
Mengedepankan pendidikan berorientasi pada prinsip-prinsip islam
yang bernaungan IPTEK & IMTAQ merupakan visi dari yayasan ini
dalam mendidik dan membimbing anak didiknya agar menjadi insan-
insan muda yang berkualitas, berprestasi serta berakhlak baik. Terlebih
lagi dengan adanya dukungan i-Skola layanan info penting kepada
Orangtua/ Wali murid. Diharapkan lulusan yayasan ini selain memiliki
wawasan IPTEK yang luas juga memahami, mendalami dan menguasai
kaidah serta ajaran Islam yang telah ditanamkan kepada mereka selama
mengenyam bangku pendidikan di Yayasan Islamiyah Ciputat. Kedua hal
tersebut dirasa bisa menjadi bekal bagi masa depan mereka.

2. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
NPSN : 20603526
NIS : 200130
NDS : 204020417010
NSS : 202280310013
Alamat : Jalan Ki Hajar Dewantara No.23 Ciputat
Kota Tangerang Selatan – Banten
No. Telepon : 021-7409814 – 74716497
Nama Kepala Sekolah : Sarmuji, S.Pd.
No. Telp/HP : 081310817064
Kategori Sekolah : ex RSBI/SNN/Rintisan SNN/Reguler *)
Tahun didirikan/beroperasi : 1969

55
3. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi
―Terdepan Dalam IMTAQ Yang Berlandaskan Ahlusunah Waljamaah
dan Berwawasan IPTEK―
Misi
1. Mewujudkan manusia yang memiliki IPTEK
2. Mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa berlandaskan
Aswaja
3. Mewujudkan manusia yang bermoral dan berdisiplin tinggi
4. Mewujudkan manusia yang berkompetitif
Tujuan
1. Memenuhi siswa yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Memenuhi akan pendidikan yang bermutu dan bernuansa IMTAQ dan
IMTEK
3. Memenuhi akan pendidikan yang transparan,akuntable,Epektif dan
partisipasif.
4. Memenuhi akan tata kelola pendidikan yang baik

4. Guru dan Tenaga Kependidikan


Tabel 4.1
Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan
(Sumber: Dokumen Tata Usaha SMP Islamiyah Ciputat)

Jumlah Tenaga SMP SMP


Keterangan
Pendidik/Kependidikan Negeri Swasta
Guru PNS/Guru Tetap Yayasan 8
Guru Honorer/Guru Bantu 25
Guru PNS Diperbantukan (DPK) 1
Staff Tata Usaha 4

56
Tabel 4.2
Jumlah Guru/Staf Pengajar dan Jabatannya
Mata Pelajaran Tahun Mulai
No Nama Jabatan
yang Diampu Mengajar
1 Sarmuji, S. Pd. Kepala Sekolah IPS Terpadu 1994
Wakil Kepala Sekolah Budi Pekerti,
2 Sumarja, S.S. 2002
Bidang Kurikulum PKN, Aswaja
Wakil Kepala Sekolah
3 Dra. Wiwin Alawiyah PKN, Budi Pekerti 1988
Bidang Kesiswaan
4 Saan Saputra, S. Pd. Guru Mata Pelajaran Seni Budaya 1986
5 Mudalih, S. Ag. Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu 1992
Pend. Agama,
6 Faiz Fiqri Nur, S. Ag. Guru Mata Pelajaran 1993
BTQ, Aswaja
Budi Pekerti,
7 Ade Laily, S. Ag. Guru Mata Pelajaran 1998
PKN, Aswaja
8 Sri Heriawati, S. Pd. Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu 1998
Pend. Agama,
9 Drs. M. Amim Guru Mata Pelajaran 1999
BTQ, Aswaja
10 Sohril, S. Pd. Guru Mata Pelajaran Penjaskes 2000
11 Drs. Nana Supriatna Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 2002
Koordinator Tata
12 Wiwi Tarwiyah, S. E. IPS Terpadu 2003
Usaha
13 Husen Sakilin, S. Pd. Guru Mata Pelajaran Matematika 2005
14 Hasan Basri, M. Kom. Guru Mata Pelajaran TIK 2005
15 Lina Muzaimah, S. Pd. Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu 2006
16 Euis Nurmalasari, S. Pd Guru Mata Pelajaran Matematika 2006
Bahasa Inggris,
17 Subhan Prakarsa, S. Pd. Guru Mata Pelajaran 2006
Conversation
Pend. Agama,
18 Nurwhdah, S. Ag. Guru Mata Pelajaran 1996
BTQ
19 Umi Solikah, S. Pd Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 2007
20 Andi Supendi, S. Pd. Guru Mata Pelajaran Penjaskes 2008
21 Dedi Wahyudi. S. Pd. Guru Mata Pelajaran Seni Budaya 2008
22 Drs. Yakub Sopyan Guru Mata Pelajaran BP 2008
23 Rozikin, S.Pd. Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris 2008
24 Amrullah, S. E. Guru Mata Pelajaran TIK 2010
25 Yuliani Sudibyo, S. Pd. Guru Mata Pelajaran Matematika 2010
26 Muawanah, S. Pd. Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris 2011
27 Sri Nurhayati, S. Pd. Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu 2012
28 Nining Wahyuni, S. Pd. Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 2012
29 Bagus Hartono Guru Mata Pelajaran Penjaskes 2012
30 Sevi Adhianti S., S. Pd. Guru Mata Pelajaran Conversation 2012

57
31 Ahmad Djuanda, S. E. Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu 2012
32 Resi Ayu H., S. Pd. Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 2012
33 Achmadi Guru Mata Pelajaran TIK 2012
34 Ida Farida, S. Pd. Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu 2012
35 Zainuddin Staff Tata Usaha -
36 Endang Jupriatna, S. E. Staff Tata Usaha -
37 Hikmah Amalia, S. E. Staff Tata Usaha -
38 Arif Andrianto Caraka -
39 Enda Ruhendra Keamanan -
Sumber: Dokumen Tata Usaha SMP Islamiyah Ciputat

5. Sarana dan Prasarana


Sarana dan Prasarana yang terdapat di SMP Islamiyah Ciputat
antara lain sebagai berikut :
1. Gedung 5. Lab. IPA
2. Lapangan Olah Raga 6. Perpustakaan
3. Lab. Komputer 7. Musholla
4. Lab. Bahasa 8. Kantin
Tabel 4.3
Data Ruang
Jenis Ruang Jumlah Ukuran (m2) Ket

Ruang Kelas 14 7x9

Perpustakaan 1 7x9

Laboratorium IPA 1 7x9

Laboratorium Bahasa 1 7x9

Ruang Kesenian 1

Laboratorium Komputer 1

Lapangan Olah Raga 1 12 x 14

6. Lainnya yang relevan


Jenis Kegiatan Sekolah/Madrasah
1. Mid Semester Ganjil/Genap
2. Semester Ganjil/Genap

58
3. Try Out
4. Ujian Sekolah
5. Ujian Nasional
6. Workshop
7. Try Out Berasama Tingkat SD
Kegiatan Ekstrakulikuler
1. PMR 4. Pramuka
2. Marawis 5. Tari Saman
3. Futsal 6. Paskibra

B. Deskriptif Data
1. Deskriptif Data Pengelolaan Kelas (Variabel X)
Untuk menjelaskan gambaran dalam penelitian ini, berikut akan
dijabarkan deskripsi data berupa rentang skor, rata-rata, standar deviasi,
dan modus. Selain itu, data akan disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi dan histogram. Untuk memperjelas deskripsi hasil pengelolaan
kelas dapat dilihat dari tabel 4.4

Tabel 4.4
Deksripsi Statistik
Pengelolaan Kelas (Variabel X)
Pengelolaan_Kelas
Valid 30
N
Missing 0
Mean 86,07
Std. Error of Mean 1,505
Median 86,50
Mode 94
Std. Deviation 8,246
Variance 67,995
Minimum 66
Maximum 102
Sum 2582
Sumber: Hasil Perhitungan Statistik

59
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, menunjukan bahwa skor angka dari
30 responden dengan perolehan data yang valid untuk variabel X,
persepsi siswa tentang pengelolaan kelas pada mata pelajaran IPS nilai
minimumnya adalah 66 dan nilai maksimumnya adalah 102, rata-rata
atau meannya adalah 86,07, mediannya 86,50, modenya 94 dengan
standar deviasi 8,246.

Jika dibuat rentang skor pengelolaan kelas dengan jumlah


responden 30 orang yang semuanya valid, maka dapat dilihat bahwa
frekuensi dan persentase skor pengelolaan kelas yang memperoleh angka
66, 71, 78, 82, 84, 85,87, 90, 92, 93, 100, dan 102 masing-masing 1
orang (3,3 %), angka 77, 81, 86, dan 89 masing-masing 2 orang (6,7 %),
angka 79 dan 91 masing-masing 3 orang (10 %) dan angka 94 sebanyak 4
orang (13,3 %).

Jika dibuat tingkat atau level persepsi siswa tentang pengelolaan


kelas pada mata pelajaran IPS sebanyak 30 orang adalah sebagaimana
dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Indeks Tingkat Pengelolaan Kelas
Rentang Perolehan Level/Tingkat
Jumlah Persentase
No Skor Pengelolaan Pengelolaan
Siswa (%)
Kelas Kelas
1 66-75 Rendah 2 6,7%
2 76-85 Sedang 11 36,6%
3 86-95 Tinggi 15 50%
4 96-105 Sangat Tinggi 2 6,7%
Jumlah 30 100%
Sumber: Data Hasil Perhitungan Statistik

Berdasarkan perhitungan, perolehan nilai skor pengelolaan kelas


siswa pada mata pelajaran IPS sebesar 6,6 % siswa yang mendapat skor
95-105 dengan jumlah siswa sebanyak 2 orang dan tingkat pengelolaan

60
kelas yang sangat tinggi. Skor 86-95 sebesar 50% dengan jumlah siswa
sebanyak 15 orang dan tingkat pengelolaan kelas yang tinggi. Skor 76-85
sebesar 36,6% dengan jumlah siswa 11 orang dan tingkat pengelolaan
kelas yang sedang. Skor 66-75 sebesar 6,6% dengan jumlah siswa 2
orang dan tingkat pengelolaan kelas yang rendah.
Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa persentase
terbesar terdapat pada skor 86-95 dengan jumlah siswa sebanyak 15
orang dan tingkat pengelolaan kelas yang tinggi, yaitu sebesar 50%
seperti terlihat pada histogram data gambar 4.1

Gambar 4.1
Data Pengelolaan Kelas

61
2. Deskriptif Data Hasil Belajar (Variabel Y)
Deksripsi data hasil penelitian tentang hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS penulis menggunakan nilai hasil rata-rata dari nilai
tugas harian, ulangan harian, hasil nilai ujian tengah semester (UTS) dan
hasil nilai ujian akhir semester (UAS) pada semester ganjil. Untuk
memperjelas deskripsi data hasil belajar dapat dilihat dari tabel 4.6

Tabel 4.6
Deksripsi Statistik
Hasil Belajar (Variabel Y)
Hasil_Belajar
Valid 30
N
Missing 0
Mean 72,47
Std. Error of Mean 1,671
Median 76,00
Mode 76
Std. Deviation 9,153
Variance 83,775
Minimum 56
Maximum 87
Sum 2174
Sumber: Hasil Perhitungan Statistik

Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa perolehan skor angka


dari responden untuk variabel hasil belajar IPS yang berjumlah 30 orang
nilai minimumnya adalah 56 dan nilai maksimumnya adalah 87, nilai
rata-rata atau meannya adalah 72,47, median 76,00, modenya 76 dengan
standar deviasi 9,153.
Jika dibuat rentang skor angka nilai hasil belajar pada mata
pelajaran IPS yang semuanya valid, maka dapat dilihat bahwa frekuensi
dan persentase skor hasil belajar pada mata pelajaran IPS yang
memperoleh nilai 56, 58, 59, 61, 66, 68, 69, 71, 72, 73, 78, 79, dan 87
masing-masing sebanyak 1 orang (3,3%), nilai 57, 67, 80, 81, dan 86
masing-masing 2 orang (6,7%), nilai 77 sebanyak 3 orang (10%), dan
nilai 76 sebanyak 4 orang (13,3%).

62
Jika dibuat tingkat atau level hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS sebanyak 30 orang adalah sebagaimana dapat dilihat pada
tabel 4.7
Tabel 4.7
Indeks Tingkat Hasil Belajar
Rentang Perolehan Level/Tingkat Jumlah Persentase
No
Skor Hasil Belajar Hasil Belajar Siswa (%)
1 56-65 Rendah 6 20%
2 66-75 Sedang 9 30%
3 76-85 Tinggi 12 40%
4 86-95 Sangat Tinggi 3 10%
Jumlah 30 100%
Sumber: Data Hasil Perhitungan Statistik

Berdasarkan perhitungan, perolehan nilai hasil belajar siswa pada


mata pelajaran IPS sebesar 10% siswa yang mendapat nilai antara 86-95
dengan hasil belajar yang sangat tinggi sebanyak 3 orang. Sebesar 40%
siswa yang mendapat nilai antara 76-85 dengan hasil belajar yang tinggi
sebanyak 12 orang. Sebesar 30% siswa yang mendapat nilai antara 66-75
dengan hasil belajar yang sedang sebanyak 9 orang. Dan sebesar 20%
siswa yang mendapat nilai antara 56-65 dengan hasil belajar yang rendah
sebanyak 6 orang.
Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa persentase
terbesar terdapat pada nilai 76-85 dengan jumlah siswa sebanyak 12
orang dan tingkat hasil belajar yang tinggi sebesar 40% seperti terlihat
pada histogram data gambaran hasil belajar pada gambar 4.2

63
Gambar 4.2
Data Hasil Belajar

C. Uji Prasyarat Analisis Data


1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, pengujian prasyarat analisis yang digunakan
penulis adalah uji normalitas. Uji Normalitas data dilakukan dengan
menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov (KS). Hasil pengujian
normalitas data menggunakan rumus liliefors dengan taraf signifikansi
5% untuk masing-masing variabel terlihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pengelolaan_Kelas Hasil_Belajar
N 30 30
Mean 86,07 72,47
Normal Parametersa,b Std.
8,246 9,153
Deviation
Absolute ,106 ,184
Most Extreme
Positive ,101 ,096
Differences
Negative -,106 -,184
Kolmogorov-Smirnov Z ,579 1,006
Asymp. Sig. (2-tailed) ,891 ,264
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

64
Pada tabel diatas menunjukan nilai probabilitas sig pada variabel
pengelolaan kelas sebesar 0,891 dan untuk variabel hasil belajar sebesar
0,264 dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua variabel diatas
lebih besar dari nilai probabilitas 5% atau 0,05, maka data dinyatakan
normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat dikatakan linier jika nilai signifikansi lebih besar
dari 0.05 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan analisis data, diperoleh
bahwa hasil uji linearitas yang menunjukkan hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat menunjukkan hasil yang linier. Hasil
pengujian linearitas dengan bantuan program komputer SPSS 20 seperti
terlihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 1908,633 18 106,035 2,239 ,087
Linearity 180,182 1 180,182 3,805 ,077
Between Groups
Hasil_Belajar * Deviation from
1728,451 17 101,674 2,147 ,100
Pengelolaan_Kelas Linearity
Within Groups 520,833 11 47,348
Total 2429,467 29
Sumber: Hasil Perhitungan Statistik

Dari hasil perhitungan diatas, pada baris linearity kolom sig.


diperoleh nilai signifikansi 0,077 yang berarti nilai tersebut lebih besar
dari 0,05. Maka terdapat linearitas pada variabel pengelolaan kelas (X)
dan hasil belajar (Y).

65
Gambar 4.3
Diagram Bentuk Hubungan Linier Antara X dengan Y

D. Pengujian Hipotesis
Deskripsi data hasil kolerasi antara pengelolaan kelas (variabel X) dan
hasil belajar (variabel Y) yang dilakukan di SMP Islamiyah Ciputat dengan
menggunakan bantuan software SPSS 20 dengan teknik enter method, yaitu
dengan cara memasukan data variabel X (Pengelolaan Kelas) dan variabel Y
(Hasil Belajar) kedalam form yang tersedia pada program tersebut, seperti
yang terlihat pada tabel 4.10

Tabel 4.10
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
b
1 Pengelolaan_Kelas . Enter
a. Dependent Variable: Hasil_Belajar
b. All requested variables entered.

66
Setelah kedua variabel sebagaimana telah dideskripsikan pada
deskripsi data pengelolaan kelas dan hasil belajar dienter (dimasukkan)
kedalam program SPSS tersebut, maka mengeluarkan hasil kolerasi antara
pengelolaan kelas (variabel X) dan hasil belajar (variabel Y).

Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Korelasi antara Pengelolaan Kelas dan Hasil Belajar
Pengelolaan_Kelas Hasil_Belajar
Pearson
1 ,272
Correlation
Pengelolaan_Kelas
Sig. (2-tailed) ,145
N 30 30
Pearson
,272 1
Correlation
Hasil_Belajar
Sig. (2-tailed) ,145
N 30 30
Sumber: Hasil Perhitungan Statistik

Output data yang dihasilkan dari program SPSS ternyata bahwa


korelasi antara Pengelolaan Kelas (Variabel X) dan Hasil Belajar IPS
(Variabel Y) diperoleh angka koefisien korelasi Pearson Correlation
dengan rumus Product Moment sebesar 0,272 dengan tingkat
kepercayaan 5% atau 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol
H0 ditolak, yang artinya variabel X (Pengelolaan Kelas) tidak
berpengaruh terhadap variabel Y (Hasil Belajar).
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.12 diperoleh nilai KD
sebesar 7,39%, hal ini menunjukan kontribusi variabel X (Pengelolaan
Kelas) terhadap variabel Y (Hasil Belajar) sebesar 7,39%. Sedangkan
92,61% adalah faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
Hasil perhitungan kontribusi (R Square/Koefisien Determinasi) atau
pengaruh pengelolaan kelas (Variabel X) terhadap hasil belajar (Variabel
Y) adalah R2 x 100% = 0,2722 x 100% = 7,39%

67
Tabel 4.12
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 ,272 ,074 ,041 8,963
a. Predictors: (Constant), Pengelolaan_Kelas
Sumber: Hasil Perhitungan Statistik

E. Pembahasan
1. Deskriptif Pengelolaan Kelas
Berdasarkan deskripsi data pengelolaan kelas siswa SMP Islamiyah
Ciputat yang berjumlah 30 orang, menunjukan bahwa persentase
tertinggi terdapat pada rentang skor 86-95 sebesar 50% dengan level
yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa pengelolaan kelas sudah
dilakukan dengan sangat baik, yang perlu dilakukan hanya
mempertahankan tingkat pengelolaan tersebut.
2. Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS
Berdasarkan deskripsi data hasil belajar siswa pada mata penajaran
IPS, menunjukan bahwa persentase tertinggi terdapat pada rentang nilai
76-85 sebesar 40% dengan level yang tinggi sebanyak 12 orang siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah baik dan stantar
kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran telah tercapai sehigga
cukup dtingkatkan dan dipertahankan agar hasil belajar dapat lebih baik
lagi.
3. Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara pengelolaan kelas
(Variabel X) dan hasil belajar (Variabel Y) menunjukkan dengan tingkat
korelasi R (rxy) sebesar 0,272 dan R Square (Koefisien Determinasi)
sebesar 7,39%, angka hasil kolerasi tersebut sesuai dengan tabel
Interpretasi Angka Indeks Korelasi ―r‖ Product Moment menunjukan
bahwa korelasi antara pengelolaan kelas (Variabel X) dan hasil belajar
(Variabel Y) terdapat korelasi yang lemah atau rendah.

68
Tabel 4.13
Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
Besarnya “r”
Interpretasi
Product Moment
Antara variabel X dan variabel Y memang
1.0 – 0.20 terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat
lemah atau rendah sehingga korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi)
0.20 – 0.40 Antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi, lemah atau rendah.

0.40 – 0.70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang sedang atau cukup.
0.70 – 0.90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi.
0.90 – 1.00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

Dengan rendahnya korelasi pengelolaan kelas dan hasil belajar


pada mata pelajaran IPS, ini menunjukkan bahwa pengelolaan kelas
hanya memberikan sedikit pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Faktor-
faktor lain selain pengelolaan kelas baik itu faktor eksternal maupun
internal seperti motivasi belajar siswa, dorongan atau dukungan orang
tua, dan pengaruh lingkungan sekitar memiliki lebih banyak pengaruh
terhadap hasil belajar siswa daripada pengelolaan kelas.
4. Kontibusi Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar
Pengelolaan kelas hanya memberikan kontribusi sebesar 7,39%
terhadap hasil belajar siswa. Sebesar 92,61% hasil belajar dipengaruhi
oleh faktor lain. Ada banyak faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar
siswa, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal
sangat mempengaruhi hasil belajar seorang siswa, walaupun tidak dapat
dipungkiri bahwa faktor eksternal mempunyai andil dalam menentukan
hasil belajar. Karena hasil belajar merupakan hasil dari usaha belajar
yang dilakukan oleh siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

69
Tabel 4.14
Kontribusi Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 128,667 2 64,333 . .
Pengaturan
Within Groups ,000 0 .
Tempat Duduk
Total 128,667 2
Between Groups 292,667 2 146,333 . .
Volume dan
Within Groups ,000 0 .
Intonasi
Total 292,667 2
Between Groups 126,000 2 63,000 . .
Tutur Kata Within Groups ,000 0 .
Total 126,000 2
Between Groups 126,000 2 63,000 . .
Penyesuaian
Within Groups ,000 0 .
Materi
Total 126,000 2
Between Groups 170,667 2 85,333 . .
Pemberian
Within Groups ,000 0 .
Umpan Balik
Total 170,667 2
Between Groups 38,000 2 19,000 . .
Pembuatan
Within Groups ,000 0 .
Aturan
Total 38,000 2
Between Groups 134,000 2 67,000 . .
Menghargai
Within Groups ,000 0 .
Pendapat Siswa
Total 134,000 2
Between Groups 4,667 2 2,333 . .
Berpenampilan
Within Groups ,000 0 .
Rapi dan Sopan
Total 4,667 2
Between Groups 10,667 2 5,333 . .
Penyesuaian
Within Groups ,000 0 .
Waktu
Total 10,667 2
Between Groups 394,667 2 197,333 . .
Penyampaian
Within Groups ,000 0 .
Silabus
Total 394,667 2
Sumber: Hasil Perhitungan Statistik

Apabila dijabarkan, pengaruh pengelolaan kelas seperti yang


terlampir pada tabel diatas. Bahwa dari beberapa aspek pengelolaan kelas
menurut peraturan mentri pendidikan nasional republik Indonesia nomor
41 tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah, pengaturan tempat duduk memberikan kontribusi sebesar
0,64%, volume dan intonasi sebesar 1,46%, tutur kata sebesar 0,63%,
pemberian umpan balik 0,85%, penyesuaian materi 0,63%, pembuatan
aturan 0,19%, menghargai pendapat siswa 0,62%, berpenampilan rapi
dan sopan 0,023%, penyesuaian waktu 0,05% dan penyampaian silabus
1,92%.

70
Dengan demikian dari hasil diatas bahwa hipotesis 0 ditolak dan
hipotesis 1 diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara pengelelaan kelas terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terjadi
karena didukung oleh hasil data yang menunjukkan faktor eksternal
bukan faktor dominan untuk meningkatkan hasil belajar.

71
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pengelolaan kelas terhadap
hasil belajar IPS siswa di SMP Islamiyah Ciputat, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara pengelolaan kelas dan
hasil belajar, dengan tingkat korelasi R (rxy) sebesar 0,272 dan R Square
(Koefisien Diterminasi) sebesar 7,39% menunjukkan bahwa korelasi antara
pengelolaan kelas dan hasil belajar memiliki korelasi yang lemah atau
rendah. Pengelolaan kelas hanya memberikan kontribusi sebesar 7,39%
terhadap hasil belajar siswa, sedangkan sisanya sebesar 92,61% hasil belajar
dipengaruhi oleh faktor lain.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas, penulis ingin
memberikan saran sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan kelas hanya
memberikan pengaruh atau kontribusi terhadap hasil belajar sebesar
7,39%. Ini berarti masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, penulis memberikan saran untuk
penelitian selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS selain
pengelolaan kelas yang sudah diteliti.
2. Bagi siswa-siswi SMP Islamiyah Ciputat, tingkatkan lagi kemampuan
belajarnya, agar seluruh siswa memiliki hasil belajar IPS yang baik dan
lulus melebihi nilai KKM yang ditentukan.

72
3. Bagi guru IPS di SMP Islamiyah Ciputat, pengelolaan kelas sudah
dilakukan dengan sangat baik, disarankan agar mempertahankan
kemampuan ini agar hasil belajar siswa tidak menurun meskipun
pengelolaan kelas hanya memberikan pengaruh yang kecil terhadap hasil
belajar, akan tetapi keberadaan guru untuk mentransfer ilmu kepada
siswa tetap merupakan faktor yang sangat penting.
4. Bagi sekolah SMP Islamiyah Ciputat, sekolah diharapkan menyediakan
fasilitas belajar yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap
meningkatnya hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPS.

73
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. 1996

Bahri, Syaiful. Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran IPS di SMPIT Miftahul Ulum Gandul Depok. Skripsi
Sarjana Jurusan Pendidikan IPS. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012

Chamidah, Nur. Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Prestasi Belajar IPS


Siswa Kelas IV SD Negeri Margoyasan Yogyakarta. Skripsi Sarjana Jurusan
Pendidikan Pra-Sekolah dan Sekolah Dasar. Universitas Negeri Yogyakarta.
2014

Damriani. Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendidikan


Contestual Teaching and Learning. 2006

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
2009

Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interkasi Edukatif. Jakarta:
PT. Rineka Cipta. 2005

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta. 2006

Fathurohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. Strategi Belajar Mengajar:


Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum
dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama

Isjoni. Pembelajaran Visioner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007

Mulyani, A. Nurhadi. Administrasi Pendidikan di Sekolah. Yogyakarta: IKIP

Mulyani,Tri. Pengelolaan Kelas (Classroom Management). Yogyakarta. Fakultas


Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta. 2001

74
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gadung Persada Press. 2008

Nadir, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial 1, edisi pertama. Jakarta: Departemen


Agama. 2009

Nata, Abuddin. Persfektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada


Media Group. 2009

Nurdin, Syafruddin. Model Pembelajaran yang Memperhatikan Individu Siswa


dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.Ciputat: Quantum Tedaching 2005

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun


2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


2007

Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2004

Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka


Cipta.

Rohmad, Ali. Inovasi Pengelolaan Kelas dalam Mengacu Rumusan


Pembelajaran. Malang: Jurnal Ilmiyah Tarbiyah. Universitas Negeri
Malang.

S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta:


Rineka Cipta. 2007

Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya. 2007

Slamet. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta:
PT. Bumi Aksara. 1991

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya. 2000

Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R


& D). Bandung: Alfabeta.

75
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2005

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Usman, Umar. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


2009

Yasmin, Maritnis dan Maisah. Manajemen Pembelajaran Kelas.Jakarta: Gaung


Persada Press. 2009.

Zulfiani, dkk. Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Peneliian UIN Jakarta. 2009

Wijaya, Cece dan A. Rusyan, Tabrani. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

76
Lampiran 1

ANGKET SISWA

Nama :
Kelas :
Hari / Tanggal :

Petunjuk Pengisisan :
1. Tulislah nama dan kelasmu dengan lengkap!
2. Isilah angket ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan isi hatimu!
3. Jawabanmu dalam angket ini tidak akan mempengaruhi hasil pembelajaran geografi!
4. Berikan tanda ceklist ( √ ) pada kolom!
5. Periksa kembali jawabanmu sebelum dikumpulkan kepada peneliti!

Keterangan :
S : Selalu KD : Kadang-Kadang
SR : Sering TP : Tidak Pernah
No Pertanyaan S SR KD TP
Pengelolaan Kelas
Guru mata pelajaran IPS menyediakan fasilitas belajar yang
1
bisa membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.
Guru mata pelajaran IPS menggunakan fasilitas belajar,
2
mampu mendukung saya untuk belajar lebih kreatif.
Alat-alat belajar yang digunakan dalam pembelajaran mampu
3
mengembangkan kreatifitas saya.
Alat-alat belajar yang digunakan membuat saya menjadi
4
bersemangat mengikuti pembelajaran.
Suasana kelas yang berisik membuat saya tidak konsentrasi
5
belajar
Jika ada materi pelajaran yang tidak saya mengerti, saya akan
6
bertanya kepada guru IPS
Ketika guru IPS sedang menjelaskan materi pembelajaran,
7 saya akan memperhatikan dan mendengarkan penjelasan itu
dengan baik.
Guru IPS memberi pembinaan dengan memotivasi siswa agar
8
berani bertanya.
Guru mata pelajaran IPS membimbing siswa pada saat
9
pembelajaran berlangsung.
10 Guru IPS menegur siswa yang melanggar aturan.
Guru IPS memberi teguran kepada siswa yang melanggar
11
aturan dengan ancaman, sehingga membuat siswa takut.
Hubungan antara guru dengan siswa maupun antara siswa
12
dengan siswa terjalin dengan baik.
Apabila kondisi kelas ribut atau gaduh guru IPS
13
menenangkan dan meminta siswa untuk tidak gaduh.
Guru IPS memberikan kebebasan kepada siswa untuk
14 mendapatkan bahan belajar dari mana saja yang sesuai
dengan materi.
Sebelum pembelajaran dimulai, guru IPS memberikan
15 permainan sehingga membuat siswa antusias untuk mengikuti
pembelajaran.
Guru IPS memberikan nilai tambahan kepada siswa yang
16
dapat menjawab pertanyaan.
Sebelum pembelajaran dimulai, guru IPS memeriksa kondisi
17
kebersihan kelas.
Kondisi kelas yang tidak bersih membuat saya merasa tidak
18
nyaman belajar.
Guru IPS membuat aturan tidak memperbolehkan siswa
19
mengobrol selama pembelajaran berlangsung.
Guru IPS memeriksa tugas / pekerjaan rumah yang diberikan
20
kepada siswa.
Ketika proses belajar mengajar berlangsung, guru IPS
21
memberikan perhatian yang sama kepada semua siswa.
Ketika proses belajar mengajar berlangsung, guru IPS hanya
22
memberikan perhatian kepada siswa tertentu saja.
Guru IPS memperhatikan segala bentuk aktifitas siswa di
23
kelas.
Guru IPS memberikan tugas dengan petunjuk-petunjuk yang
24
jelas.
Pada saat menjelaskan / menyampaikan materi pembelajaran,
25 guru IPS menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
siswa.
Guru IPS memberikan teguran kepada siswa yang kurang
26
aktif selama pembelajaran berlangsung.
Teguran yang diberikan guru IPS berdampak positif terhadap
27
siswa.
28 Guru IPS memberikan tugas individu.
29 Guru IPS memberikan tugas kelompok.
Pada saat diskusi kelompok, guru IPS memberikan perhatian
30
yang sama kepada tiap-tiap kelompok.
Lampiran 2

Tabulasi Data Hasil Penelitian

Lembar Item Pertanyaan Angket


No Responden JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Arief Nur 3 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 1 1 3 4 1 3 4 2 4 4 4 4 2 3 2 4 91
2
Rachman
2 Bagus 2 2 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 100
Saputra
3 Berlian 2 3 2 2 4 3 3 4 2 3 1 2 3 3 1 2 4 3 2 3 4 2 3 3 2 4 4 3 3 4 84
Juliani
Dhika
4 Bagas 2 2 1 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 1 1 2 4 3 2 4 3 1 2 3 3 2 2 2 2 1 71
Saputra
5 Fani Ristia 3 2 2 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 2 1 4 4 4 4 2 4 4 2 4 3 2 4 2 2 4 94

6 Haikal Al- 2 3 2 2 4 2 3 2 3 2 3 4 3 2 4 2 2 4 3 3 4 2 4 3 4 2 4 4 3 4 89
Farizi
Hanifa
7 Raiha 2 2 2 1 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 2 3 4 4 3 4 2 1 3 4 4 4 4 3 2 4 94
Zahratina
8 Ilham 2 2 1 3 3 4 4 3 3 3 1 4 3 1 1 1 4 2 2 2 3 4 4 4 2 2 2 3 3 3 79
Maulana
9 Imam Ilyasa 2 3 2 3 4 2 3 1 2 3 1 3 4 3 3 2 4 4 2 4 1 3 2 3 2 3 4 3 3 3 82
Soddik
10 Kurnia 2 4 3 3 2 3 4 3 4 2 2 4 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 2 2 2 91
Alwi Thoriq
11 Leo 2 2 1 3 3 4 4 3 3 3 1 4 3 1 1 1 4 2 2 2 3 4 4 4 2 2 2 3 3 3 79
Armando
12 Liza Fitriani 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 1 2 2 1 4 4 4 3 4 3 3 3 94

13 M. Rizki 2 2 1 2 4 3 4 4 3 3 2 2 4 1 1 2 4 3 2 4 4 1 2 4 3 3 2 2 2 1 77
Aldi
14 Maelani 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 3 2 2 4 2 3 4 3 1 3 4 4 3 4 4 2 4 93
Putri W.
15 M. Abdul 2 3 1 4 3 2 4 1 3 1 2 3 4 1 3 1 3 4 3 2 2 4 3 3 3 1 3 4 1 3 77
Aziz
16 Muhammad 2 2 1 3 3 4 4 3 3 2 1 3 4 4 2 2 4 4 4 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 79
Maulidi
17 M. Sadam 2 2 2 4 4 4 4 2 4 1 2 2 1 2 3 3 4 4 3 4 3 1 4 3 4 4 3 3 2 3 87
Pamungkas
18 Nauvan 2 3 2 2 4 3 4 4 4 3 1 4 4 1 1 1 3 4 1 3 2 1 3 4 4 2 4 4 4 4 86
Ramdhani
19 Pratiwi Ayu 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 2 4 2 3 4 3 1 4 4 4 3 4 4 2 4 102
Wulandari
20 Qory 3 4 3 3 2 2 4 4 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 1 3 3 3 2 4 3 3 3 86
Azahra
21 Rafi Utami 3 3 3 2 4 2 3 4 4 4 1 4 4 2 2 2 3 4 2 3 4 1 2 4 4 4 4 3 2 4 91

22 Rani 3 2 2 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 2 1 2 4 2 2 3 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 90
Muherji
23 Reza Nanda 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 4 4 2 3 2 4 4 1 2 4 1 4 4 4 3 4 2 2 3 92
Saputri
24 Riski 2 2 2 4 3 3 4 3 4 2 1 4 3 2 3 4 2 4 3 2 4 1 4 4 4 3 3 3 2 4 89
Muhammad
25 Rosefina 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 1 4 3 2 1 1 4 3 2 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 81
Prihandini
26 Salsabila 3 4 2 2 2 4 3 4 4 2 2 4 3 1 1 2 4 2 2 2 2 1 4 4 4 2 4 3 2 2 81
Aulia
27 Sri Ayu 2 2 2 2 4 3 3 4 4 4 2 2 4 3 1 2 4 4 4 4 3 1 2 2 3 2 4 3 3 2 85
Rahayu
28 Windiyani 2 2 2 1 3 4 4 4 4 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 4 4 1 1 4 4 3 4 4 2 4 78

29 Zakiyah 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1 4 4 1 1 1 2 3 1 2 3 1 1 1 2 3 4 4 2 2 66
Wardani
30 Zufni Novi 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 4 4 1 3 3 4 2 3 3 3 4 94
Andhany
Jumlah 2582
Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN GURU IPS DI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT

Hari / Tanggal :
Jabatan :
Waktu :
Lokasi :

1. Dalam mempersiapkan bahan ajar, apa yang menjadi pedoman bagi bapak / ibu?
2. Pada saat pelaksanaan pembelajaran, adakah alat-alat belajar yang bapak / ibu
gunakan? Apa saja?
3. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan bapak / ibu pada saat pembelajaran?
4. Bagaimanakan bapak / ibu mengoptimalkan kondisi belajar?
5. Adakah peraturan yang bapak / ibu terapkan selama pembelajaran berlangsung?
6. Apabila ada yang melanggar, tindakan apa yang bapak / ibu lakukan?
7. Adakah perlakuan khusus yang bapak / ibu lakukan terhadap siswa yang pintar dan
siswa yang kurang dalam pembelajaran di kelas?
8. Menurut bapak / ibu apa yang dimaksud dengan pengelolaan kelas?
9. Ketika siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran, tindakan apa yang bapak / ibu
lakukan?
10. Setelah pembelajaran selesai, bentuk evaluasi seperti apa yang bapak / ibu lakukan?
Lampiran 4

Hasil Wawancara

Nama : Wiwi Tarwiyah, SE


Jabatan : Guru Mata Pelajaran IPS
Hari / Tanggal : Selasa / 10 Januari 2017
Waktu :
Lokasi : SMP Islamiyah Ciputat

1. Dalam mempersiapkan bahan ajar, apa yang menjadi pedoman bagi bapak / ibu?
 Paling silabus, udah pasti ya, materinya apa. Kalau siswa paling dari LKS sama
buku pegangan, kalau ga ada baru cari di internet.
2. Pada saat pelaksanaan pembelajaran, adakah alat-alat belajar yang bapak / ibu
gunakan? Apa saja?
 Pernah, buat materi sejarah pake infokus. Kalau materi geografi anak-anak dibagi
dalam kelompok terus bikin kaya semacem puzzle dari kardus disusun. Itu buat
materi dinamika penduduk.
3. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan bapak / ibu pada saat pembelajaran?
 Biasanya sih kebanyakan pake ceramah aja, tapi ada juga kerja kelompok. Biasanya
dalam 1 semester itu 2 kali.
4. Bagaimanakan bapak / ibu mengoptimalkan kondisi belajar?
 Awal-awal refleksi dulu. Anak-anak diberi masukan sesuai dengan materi pelajaran
yang mau dikasih hari itu. Seudah itu baru masuk ke materi. Nanti di akhir pelajaran
biasanya saya suka ngasih tugas buat dikerjakan di rumah.
5. Adakah peraturan yang bapak / ibu terapkan selama pembelajaran berlangsung?
 Oh iya ada. Aturan belajar IPS yang paling pertama itu ga boleh mengeluarkan alat
komunikasi. Terus kalau saya biasanya itu ga boleh ada izin keluar, kaya ke kamar
mandi. Makanya sebelum pelajaran dimulai saya suka kasih waktu 10 menit untuk
yang mau izin ke kamar mandi, kalau lebih dari itu ga saya kasih izin masuk. Terus
kalau ada yang keluar kelas tanpa izin dari saya juga saya ga bolehin masuk kelas.
Sama sebelum mulai saya biasanya suka cek ada sampah atau ngga. Kalau ada yaa
saya suruh buang dulu.
6. Apabila ada yang melanggar, tindakan apa yang bapak / ibu lakukan?
 Ya itu tadi, ga boleh masuk kelas. Sama kalau ga mengerjakan tugas saya suruh skot
jam. Terus paling siswa yang melanggar itu saya suruh pindah tempat duduk ke
depan. Karena di pelajaran saya kan saya ga mengatur bangku tempat duduk siswa,
jadi saya melakukannya sebagai bentuk hukuman aja.
Anak-anak kan biasanya ga suka tuh kalau disuruh duduk di depan. Kecuali kalau di
kelas yang saya wali kelasnya, itu saya mengatur tempat tempat duduk dengan cara
digilir, setiap satu minggu sekali. Biar semua siswa merasakan semua tempat duduk
di kelas.
7. Adakah perlakuan khusus yang bapak / ibu lakukan terhadap siswa yang pintar dan
siswa yang kurang dalam pembelajaran di kelas?
 Sama saja sih ya. Karena siswa itu kan beragam. Paling yang membedakan itu di
masalah reward and punishment aja sih. Kalau siswa yang aktif saya beri hadiah
tambahan nilai, kalau yg ga aktif biasanya saya suruh maju ke depan untuk
menjelaskan kembali materi yang sudah saya jelaskan.
8. Menurut bapak / ibu apa yang dimaksud dengan pengelolaan kelas?
 Pengelolaan kelas itu gimana caranya kita memanage kelas. Tidak hanya siswanya,
tapi juga kelasnya. Bagaimana caranya ketika mengajar itu ada feed back dari siswa
agar siswa mendengarkan dan mengerti materi yang kita jelaskan. Intinya sih tentang
penguasaan kelas, kan kalau kelas sudah bisa kita kuasai kita pun jadi enak
ngajarnya.
9. Ketika siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran, tindakan apa yang bapak / ibu
lakukan?
 Biasanya saya panggil anaknya ke ruang guru, saya ulang tuh materi yang ga
dimengerti sama anak secara personal.
10. Setelah pembelajaran selesai, bentuk evaluasi seperti apa yang bapak / ibu lakukan?
 Evaluasi dan refleksi setelah pelajaran selesai. Saya ulang inti materi terus saya
kasih pertanyaan ke anak-anak. Udah gitu saya kasih tugas untuk dikerjakaan, kalau
masih ada waktu dikerjakan di sekolah, kalau waktuya habis dijadikan pr.
Lampiran 5
PEDOMAN OBSERVASI
PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT

Hari / Tanggal : Selasa / 10 Januari 2017


Kelas / Sekolah : VIII-6 / SMP Islamiyah Ciputat
Waktu :

Sebagian
No Objek Pengamatan Ya Tidak Keterangan
Dilakukan
Pelaksanaan Pembelajaran
1 Kegiatan Pendahuluan
a. Pembiasaan Kelas √
b. Apersepsi √
c. Motivasi √
d. Melaksanakan Pre-Test √
e. Menerangkan Tujuan Pembelajaran √
2 Kegiatan Inti
a. Menjelaskan Materi Pembelajaran √
b. Menggunakan Berbagai Metode yang

Bervariasi
c. Menjelaskan Teori dengan Contoh √
d. Siswa mencatat hal-hal yang penting

dari materi yang dijelaskan
e. Memberi kesempatan kepada siswa

untuk berpikir dan berpendapat
f. Menanyakan hal-hal yang kurang

dipahami oleh siswa
g. Guru bertanya kepada siswa √
h. Memberikan umpan balik secara positif

terhadap pertanyaan siswa
i. Menyimpulkan Hasil Pembelajaran √
3 Kegiatan Penutup
a. Refleksi √
b. Mencatat Rangkuman yang Dibuat √
c. Memberikan Tes/Tugas Kepada Siswa √
d. Memberikan Gambaran Materi

Berikutnya
e. Remedial √
4 Penilaian
a. Tertulis √
b. Lisan √
c. Portofolio √
d. Sikap √
Lampiran 6

PEDOMAN DOKUMENTASI
PERANGKAT PEMBELAJARAN IPS DI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT

Hari / Tanggal : Selasa / 10 Januari 2017


Waktu :

Sebagian
No Objek Pengamatan Ya Tidak Keterangan
Dilakukan
1 Prota (Program Tahuan)
a. Standar Kompetensi √
b. Kompetensi Dasar √
c. Materi Pembelajaran √
d. Alokasi Waktu √
2 Promes (Program Semester)
a. Standar Kompetensi √
b. Kompetensi Dasar √
c. Indikator Pencapaian Kompetensi √
d. Alokasi Waktu √
e. KKM √
f. Tanggal dan Bulan Pelaksanaan

Kegiatan
g. Target Kurikulum √
h. Rencana Ulangan Harian √
i. Rencana Remedial √
j. Rencana Ujian Tengah Semester √
k. Rencana Ulangan Umum √
3 Silabus
a. Standar Kompetensi √
b. Kompetensi Dasar √
c. Materi Pokok Pembelajaran √
d. Indikator Pencapaian Kompetensi √
e. Kegiatan Pembelajaran √
f. Penilaian:
- Teknik Penilaian

- Bentuk Instrumen
- Contoh Instrumen
g. Nilai Karakter √
h. Alokasi Waktu √
i. Sumber dan Alat Belajar √
4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran √
a. Standar Kompetensi √
b. Kompetensi Dasar √
c. Indikator Pencapaian Kompetensi √
d. Alokasi Waktu √
e. Tujuan Pembelajaran √
f. Nilai Karakter √
g. Materi Pokok Pembelajaran (beserta
uraian yang perlu dipelajari siswa
dalam rangka mencapai kompetensi √
dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran
h. Metode Pembelajaran √
i. Langkah Kegiatan Pembelajaran :
- Pendahuluan Kegiatan Inti

(Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)
- Kegiatan Penutup
j. Alat dan Media serta Sumber Bahan

Pembelajaran
k. Penilaian dan Tindak Lanjut √
l. Skor Nilai Evaluasi √
Lampiran 7
Daftar Rekap Nilai Murid
SMP Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran: IPS Terpadu
Semester : Ganjil
Kelas : VIII-6
Tahun Ajaran : 2016/2017
Tugas Ulangan Harian Rata-
Nama Rata- Rata-
No UTS UAS Rata
Siswa 1 2 3 4 Rata 1 2 3 4 Rata
Jumlah
Arief Nur
1 85 88 90 90 88 95 100 85 93 61 81 81
Rachman
Bagus
2 70 88 70 80 77 80 100 - 60 55 77 67
Saputra
Berlian
3 70 88 80 80 80 80 100 85 88 60 76 76
Juliani
Dhika
4 Bagas 65 70 - 80 54 60 100 0 53 47 69 56
Saputra
5 Fani Ristia 70 80 85 80 79 75 100 80 85 60 80 76
Haikal Al-
6 50 80 70 - 50 60 100 75 78 45 60 58
Farizi
Hanifa
7 Raiha 95 88 90 100 93 100 100 90 97 68 90 87
Zahratina
Ilham
8 65 70 75 80 73 65 80 75 73 55 63 66
Maulana
Imam
9 Ilyasa 65 70 80 - 54 75 100 80 85 45 45 57
Soddik
Kurnia
10 Alwi 75 70 40 80 66 65 80 75 73 42 64 61
Thoriq
Leo
11 50 80 - - 33 70 80 80 77 48 69 57
Armando
Liza
12 80 80 70 80 78 90 100 80 90 63 86 79
Fitriani
M. Rizki
13 85 88 90 90 88 95 100 85 93 62 80 81
Aldi
Maelani
14 Putri 80 80 85 100 86 75 100 80 85 55 76 76
Wulandari
M. Abdul
15 65 70 70 80 71 70 100 80 83 55 64 68
Aziz
Muhammad
16 70 70 85 80 76 70 100 80 83 49 76 71
Maulidi
M. Sadam
17 85 70 80 100 84 85 100 80 88 57 80 77
Pamungkas
Nauvan
18 80 87 85 90 86 80 100 85 88 56 79 77
Ramdhani
Pratiwi Ayu
19 80 80 85 85 86 90 100 80 90 50 79 76
Wulandari
Qory
20 85 87 80 90 86 85 100 80 88 62 86 80
Azahra
21 Rafi Utami 75 80 80 80 79 75 80 78 78 55 79 73
Rani
22 70 80 85 80 79 80 100 80 87 60 84 77
Muherji
Reza Nanda
23 70 70 85 80 76 75 100 80 85 52 76 72
Saputri
Riski
24 70 88 80 80 80 75 100 - 58 53 77 67
Muhammad
Rosefina
25 70 80 75 80 76 80 100 80 87 63 86 78
Prihandini
Salsabila
26 75 80 75 80 85 80 100 85 88 60 85 80
Aulia
Sri Ayu
27 60 70 75 80 71 60 85 - 48 38 77 59
Rahayu
28 Windiyani 90 88 90 100 92 95 100 90 95 65 90 86
Zakiyah
29 65 80 90 80 79 85 100 - 62 57 78 69
Wardani
Zufni Novi
30 95 87 90 100 93 95 100 85 95 65 90 86
Andhany
Rata-Rata
Lampiran 8
Hasil Analisis Data

Tabel 4.5
Frekuensi Skor Pengelolaan Kelas (Variabel X)
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
66 1 3,3 3,3 3,3
71 1 3,3 3,3 6,7
77 2 6,7 6,7 13,3
78 1 3,3 3,3 16,7
79 3 10,0 10,0 26,7
81 2 6,7 6,7 33,3
82 1 3,3 3,3 36,7
84 1 3,3 3,3 40,0
85 1 3,3 3,3 43,3
86 2 6,7 6,7 50,0
Valid
87 1 3,3 3,3 53,3
89 2 6,7 6,7 60,0
90 1 3,3 3,3 63,3
91 3 10,0 10,0 73,3
92 1 3,3 3,3 76,7
93 1 3,3 3,3 80,0
94 4 13,3 13,3 93,3
100 1 3,3 3,3 96,7
102 1 3,3 3,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Tabel 4.8
Frekuensi Skor Hasil Belajar (Variabel Y)
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
56 1 3,3 3,3 3,3
57 2 6,7 6,7 10,0
58 1 3,3 3,3 13,3
59 1 3,3 3,3 16,7
61 1 3,3 3,3 20,0
66 1 3,3 3,3 23,3
67 2 6,7 6,7 30,0
68 1 3,3 3,3 33,3
69 1 3,3 3,3 36,7
71 1 3,3 3,3 40,0
Valid 72 1 3,3 3,3 43,3
73 1 3,3 3,3 46,7
76 4 13,3 13,3 60,0
77 3 10,0 10,0 70,0
78 1 3,3 3,3 73,3
79 1 3,3 3,3 76,7
80 2 6,7 6,7 83,3
81 2 6,7 6,7 90,0
86 2 6,7 6,7 96,7
87 1 3,3 3,3 100,0
Total 30 100,0 100,0

Anda mungkin juga menyukai