Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pembahasan

4.1.1. Gambar Umum Profil Perusahaan


Jakarta Islamic Index yang sering disebut dengan JII merupakan indeks

saham yang menghitung saham-sahamdengan kualifikasi syariah, prinsip-prinsip

syariah yang menjadi tolak ukur menentukan saham yang masuk pada pasar modal

syariah ini telah disepakati oleh Ototritas Jasa Keuangan dan Majelis Ulama

Indonesia. Menurut Bursa Efek Indonesia , saham syariah merupakan surat

berharga yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dipasar modal.

Berdasarkan pengertian tersebut artinya kegiatan emiten tidak boleh melakukan

kegiatan yang menetang prinsip syariah seperti kegaitan usaha yang mengandung

judi, penipuan termasuk kegiatan yang berbasis riba. Dengan demikian saham

saham yang konstituen di JII merupakan saham yang terbebas dari unsur judi,

penipuan dan riba.

Jakarta Islamic Index merupakan salah satu indeks saham dari tiga indeks

saham syariah yang ada di Indonesia, dua diantaranya yaitu Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index 70 (JII70).

Jakarta Islamic Index (JII) didirikan sejak tangal 3 Juli tahun 2000 hasil

dari kesepakatan kerjasama antara BEI (bursa efek Indonesia) atau sering disebut

dengan pasar modal Indonesia dengan PT Danareksa Investment Management.

Terbentuknya Jakarta Islamic Index tidak luput karena perkembangan saham-

44
45

saham syariah yeng berkembang dengan pesat, sehinga perlu adanya branchmark

khusus untuk saham syariah. Tidak seperti indeks saham syariah lainnya yang

memiliki lebih banyak konstituennya, Jakarta Islamic Index hanya terdiri dari 30

saham syariah saja.

Perusahaan yang masuk di Jakarta Islamic Index dinilai dalam periode

enam bulan, jadi emiten dalam setiap periodenya dapat berubah atau bisa juga tidak

berubah sama sekali. Tetapi ada saham yang konsisten selalu masuk di Jakarta

Islamic Index dihitung sejak tahun 2017 sampai tahun 2021. Berikut Perusahan

yang konsisten selalu masuk di Jakarta Islamic Index :

Tabel 4. 1
Perusahaan yang masuk di Jakart Islamic Index (JII)
No Perusahaan

1 PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

2 PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)

3 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

4 PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)

5 PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)

6 PT United Tractors Tbk (UNTR)

7 PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Keterlibatan tujuh emiten di jakarta islamic index tidak terlepas dari

penilaian terkait saham yang berkualitas, informasi terkait liquiditas saham tujuh

perusahan diatas bisa diakses dengan mengunjungi situs resmi IDX Islamic.
46

Berdasrkan pembahasa diatas maka penulis akan menjadikan tujuh saham

diatas sebagai sampel dalam penelitian. Berikut ini merupakan rekapitulasi sampel

data yang penulis ambil dari IDN Financial sehubungan dengan aset lancar ,

kewajiban jangka pendek, total liabilitas, total equitas dan earning per share

perusahaan.

4.1.2. Perhitungan Current Ratio, Debt To Equity Ratio dan Earning Per

Share

Menghitung Current Ratio, Debt To Equity Ratio dan Earning Per Share

kita membutuhkan data dari laporan keuangan perusahaan, untuk perhitungan

Current Ratio meliputi total aset lancar dan total hutang jangka pendek, untuk debt

to equity ratio yaitu total hutang, total ekuitas, sedangkan untuk menghitung

Earning Per Share membutuhkan total laba bersih tahun berjalan setelah pajak di

bagi jumlah lembar saham yang beredar.

Berdasarkan rumus diatas maka penulis menghitung untuk mencari Current Ratio

dan debt to equity ratio dengan rumus yang sesuai , sedangkan earning per share

didapatkan langsung dari laporan keuangan. Berikut hasil dari perhitungan

Current Ratio, Debt To Equity Ratio dan Earning per Share yang disajikan dalam

bentuk tabel dibawah ini:


47

Tabel 4. 1
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adro)
(Current Ratio, Debt, To Equity Ratio, Earning Per Share)

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adro)


Curent Ratio Debt To Equity Ratio EPS
2.5 0.72 149.21
2.6 0.67 215.54
2.0 0.64 186.3
1.7 0.81 180.3
1.5 0.61 65.47
2.1 0.70 417.53
Sumber data diolah oleh penulis,2022

Tabel 4. 2
PT. AKR Corporindo Tbk (AKRA)
(Current Ratio, Debt, To Equity Ratio, Earning Per Share)

PT. AKR Corporindo Tbk (AKRA)


Debt To Equity
EPS
Curent Ratio Ratio
1.3 0.96 254.23
1.6 0.86 302.1
1.4 1.01 413.45
1.2 1.13 180.28
1.6 0.77 46.71
1.3 1.08 56.32
Sumber data diolah oleh penulis,2022
48

Tabel 4. 3
PT. Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk
(Current Ratio, Debt, To Equity Ratio, Earning Per Share)

PT. Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk


Debt To Equity
EPS
Curent Ratio Ratio
2.4 0.56 309
2.4 0.56 326
2.0 0.51 392
2.5 0.45 432
2.3 0.51 565
1.8 0.54 548
Sumber data diolah oleh penulis 2022

Tabel 4. 4
PT Kalbe Farma Tbk
(Current Ratio, Debt, To Equity Ratio, Earning Per Share)

PT Kalbe Farma Tbk


Debt To Equity
EPS
Curent Ratio Ratio
4.3 0.02 51.28
4.3 0.20 49.06
4.7 0.19 52.42
4.4 0.21 53.48
4.1 0.23 58.31
4.4 0.21 67.92
Sumber data diolah oleh penulis 2022
49

Tabel 4. 5
PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk
(Current Ratio, Debt To Equity Ratio Earning Per Share)

PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk


Debt To Equity
EPS
Curent Ratio Ratio
1.2 0.70 196.19
1.0 7.70 223.55
0.9 7.58 182.03
0.7 0.89 188.4
0.7 1.04 210.01
0.9 0.91 249.94
Sumber data diolah oleh penulis 2022

Tabel 4. 6
PT. United Tractors Tbk (UNTR)
(Current Ratio, Debt To Equity Ratio Earning Per Share)

PT. United Tractors Tbk (UNTR)


Debt To Equity
EPS
Curent Ratio Ratio
2.3 0.50 2,983
1.8 0.73 3,033
1.1 0.97 1,341
1.6 0.89 1,985
2.1 0.58 1,609
2.0 0.57 2,756
Sumber data diolah oleh penulis 2022

Tabel 4. 7
PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
(Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share)

PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR)


Debt To Equity
EPS
Curent Ratio Ratio
0.6 2.56 838
0.6 2.65 918
0.7 1.75 1,190
50

0.7 2.91 969


0.7 3.16 188
0.6 3.41 151
Sumber data diolah oleh penulis 2022

Berdasarkan tabel diatas menujukan kenaikan Current Ratio dan Debt to


equity mempengaruhi kenaikan Earning per share, artinya semakin tinggi nilai
CR, akan berpengaruh pada naiknnya harga lembar per saham begitupun
sebaliknya, selain itu kenaikan DER dapat berpengaruh terhadap naiknya harga
lembar per saham,

4.2. Hasil

4.2.1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan dalam penelitian untuk menguji apakah

model regresi ini layak diuji atau tidak.

4.2.1.1. Uji Normalitas Uji Normalitas


Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terdapat variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Metode yang

digunakan dalam penelitian dan pengujian ini menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov dengan nilai Signifikansi 5%. Jika nilai Signikansi > 5%, maka asumsi

normalitas terpenuhi. Jika nilai Signifikansi < 5% maka asumsi normalitas tidak

terpenuhi.

Tabel 4. 2
Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
51

N 42
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. 1.07996908
Deviation
Most Extreme Absolute .116
Differences Positive .116
Negative -.059
Test Statistic .116
Asymp. Sig. (2-tailed) .176c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2022

Berdasarkan table 4.2.1. diketahui dari jumlah data 42 mendapatkan nilai

nilai Asymp. Sig. adalah 0.176. Artinya Nilai Asmp. Sig. > 0,05 (Nilai signifikansi,

maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi normal. Maka

asumsi normalitas terpenuhi). Secara visual gambar Histogram nomalitas dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4. 1
Grafik Histogram Uji Normalitas
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2022
52

Gambar 4. 2
Normal P-P Plot
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2022
Berdasarkan gambar P-Plot dan Grafik Histogram di atas dapat dilihat

bahwa pads P-Plot titik-titik megikuti dan mendekati garis diagonalnya sehingga

dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Pada grafik

Histogram mayoritas beada dibawah normal berbentuk simetris.maka dapat

disimpulkan bahwa semua data berdistribusi normal, sehingga pengujian dapat

dilakukan dengan statistik non parametrik.

4.2.1.2. Uji Multikolonearitas


Multikoliner yaitu adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna.

Jika didalam pengujian penelitian terdapat keterikaan anta variabel independen

yang sempurna, maka pengujian tidak dapa dilanjutkan ke tahap selanjutnya karena

dengan hal tersebuta nilai standardd error menjadi tak terhingga, yang disebabkan

tiak dapat ditentukan koefisien regresi suatu variabel. Pengujian multikolinearitas

dapat dilihat melalui Variance Inlation Factor (VIF) nilai tolerance yang besarnya

diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukan bahwa tidak ada multikolineartas

diantara variabel bebasnya


53
54

Tabel 17
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Standardize
Unstandardize d Collinearity
d Coefficients Coefficients Statistics
Std. Toleranc
Model B Error Beta t Sig. e VIF
1 (Constant) 4.67 1.946 2.40 .02
2 1 1
Current_Ratio .722 .325 .325 2.21 .03 .955 1.04
9 2 7
Debt_To_Equity_Rati .458 .175 .383 2.61 .01 .955 1.04
o 3 3 7
a. Dependent Variable: Earning_Per_Share
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai VIF dari setiap variable masing

masing sebesar 1.047 artinya kurang dari 10 maka disimpulkan antar variabel

tidak teradi multikolinearitas. Masing-masing dari variabel memiliki nilai

tolerance 0.955 lebih dari 0.10 sehingga syarat terjadinya multikolinearitas tidak

terpenuhi.

4.2.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan yang lain. Pada penelitian ini

untuk menguji heteroskedasititas akan menggunakan Scater Plot dengan

memperhatikan titik penyebaran yang ada pada gambar berdasrkan hasil pengujian

SPSS 25 menggunakan ZSID dan ZPRED pada software SPSS 25. Berikut gambar

hasul uji heterosidititas menggunakan SPSS 25 :


55

Gambar 4. 3
Grafik Scatterplot
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2022
Berdasarkan hasil uji scatterplot diatas, grafik menunjukkan bahwa titik-

titik pada grafik tidak membentuk sebuah pola, sehingga dapat dikatakan data

tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas.

4.2.1.4. Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang dipakai adalah regresi linear

beganda (multiple regression). Analisis regresi pada dasarnya adalah studi

mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel

independent digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dipilih. Berasarkan hasil

penelitian dengan menggunakan program sofware SPSS 25 dapat diperoleh output

regresi linear berganda yang diringkas dalam tabel berikut :

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa persamaan regesi berganda pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :


56

Tabel 18
Autput Analisis Linear Berganda
Coefficientsa

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.672 1.946 2.401 .021
Current_Ratio .722 .325 .325 2.219 .032
Debt_To_Equity_Ratio .458 .175 .383 2.613 .013
a. Dependent Variable: Earning_Per_Share
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2022
Y = 4.672+ 0.722+ 0.458+ 𝜀

Dimana :
Y = Earning Per Share

X1 = Current Ratio

X2 = Debt To Equity Ratio

a. Pada persamaan regresi X1 dan X2 terhadap Y dapat dijelaskan bahwa jika

tidak ada variabel Current Ratio dan Debt To Equity Ratio maka nilai

variabel Earning Per Share sebesar 4.672

b. Sedangkan koefisien regresi untuk variabel Current Ratio menunjukan

sebesar 0.722. Artinya jika Current Ratio ditingkatkan sebesar 1 maka

Current Ratio akan naik sebesar 0.722.

c. Koefisien regresi untuk vaiabel Debt To Equity Ratio menunjukan sebesar

0.458

Artinya jka Debt To Equity Ratio ditingkatkan sebesar 1 maka Debt To

Equity Ratio naik


57

sebesar 0.458

4.2.1. Uji Hipotesis

4.2.1.1. Uji t

Tabel 4. 19
Uji t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.672 1.946 2.401 .021
Current_Ratio .722 .325 .325 2.219 .032
Debt_To_Equity_Ratio .458 .175 .383 2.613 .013
a. Dependent Variable: Earning_Per_Share
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2022

Pada model regresi II, uji t digunakan untuk menguji pengaruh variable

independent secara parsial terhadap variabel dependent. Current Ratio dan Debt To

Equity Ratio terhadap Earning Per Share. Untuk menghitung nilai t table dapat

ditentukan dari, t table = t (α/2; n-k-1) = t (0,05/2; 42-2-1) = t (0,025;39) = 1.68488.

Berdasarkan tabel 4.2.4. diketahui pengaruh dari masing-masing variabel sebagai

berikut;

1. Variabel Current Ratio dengan nilai signifikansi sebesar

0.032dengan nilai t hitung sebesar 2.219. Sehingga nilai signifikansi

Current Ratio lebih kecil dari 0,05 atau t hitung lebih besar dari t tabel

1.68488. Maka dapat disimpulkan bahwa Current Ratio berpengaruh


58

positif signifikan terhadap Earning Per Share berarti Ho2 ditolak dan H1

diterima.

2. Variabel Debt To Equity Ratio terhadap peningkatan penjuaalan,

dengan nilai Signifikansi 0.013 dengan nilai t hitung sebesar 2.613. Maka

dapat diketahui nilai signifikansi Debt To Equity Ratio lebih kecil dari 0,05

atau t hitung lebih besar dari nilai t tabel 1.68488. Dengan demikian Debt

To Equity Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap Earning Per

Share berarti Ho2 ditolak dan Ha2 diterima.

4.2.2.2. Uji F

Uji simultan digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui

variabel Current Ratio dan Debt To Equity Ratio terhadap Earning Per Share secara

bersamaan. Variabel tersebut di uji menggunakan Uji F. Hasil uji F dapat dilihat

selanjutnya dari tabel ANOVA :

Tabel 4. 20
Uji f

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 11.924 2 5.962 4.862 .013b
Residual 47.820 39 1.226
Total 59.744 41
a. Dependent Variable: Earning_Per_Share
b. Predictors: (Constant), Debt_To_Equity_Ratio, Current_Ratio
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2022
59

Berdasarkan tabel 4.2.5 diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi

sebesar 0,025 dengan nilai F hitung 4.862. Untuk menghitung nilai F tabel dapat

ditentukan dari, f = f (k:n-k) dengan demikian karena variabelnya terdapat 2 maka

dapat dihitung = F(2 : 62), sehingga diperoleh nilai F tabel sebesar 3,145 Artinya

nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, dengan nilai F hitung 4.862 lebih besar dari

nilai F tabel 3,145 kesimpulannya bahwa Variabel Current Ratio dan Debt To

Equity Ratio secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap Earning Per

Share berarti Ho3 ditolak dan Ha3 diterima.

4.2.2.3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variable dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara

nol dan satu. Nilai R2 berarti kemampuan variable-variabel variable dalam

menjelaskan varisi variable dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu,

variable-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variable dependen.


60

Tabel 4. 21
Koefesien Determinasi
Model Summary

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .447 .200 .159 1.10731
a. Predictors: (Constant), Debt_To_Equity_Ratio,
Current_Ratio
b. Dependent Variable: Earning_Per_Share
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2022

Berdasarkan hasil koefisien determinasi menunjukan angka sebesar 0.200

atau 20% yang berarti bahwa pengaruh variabel X1 dan X2 atau variabel Current

Ratio dan Debt To Equity Ratio secara simultan berpengaruh sebesar 20%, Adapun

sisanya 80% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam penelitian

ini.

Untuk mengetahui pengaruh variabel Current Ratio (X1) dan Variabel

Debt To Equity Ratio (X2) terhadap variabel Earning Per Share (Y), dilakukan

perhitungan koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut :

2 Kd = R2 x 100%

Dimana : Kd = koefisien determinasi

R = koefisien korelasi

Sehingga diketahui koefisien determinasinya adalah sebagai berikut :

2 Kd = R x 100%

Kd = (0. .447) 2 x 100%

Kd = 0.200 x 100%
61

Kd = 20%

4.2. Pembahasan

Berdasarksan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka penelitian

akan memiliki hasil. Penelitian ini membahas tentang pengaruh Current Ratio

sebagai (X1) dan Debt To Equity Ratio sebagai (X2) terhadap Earning Per Share

sebagai (Y). Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik yang dilakukan dengan

menggunakan Software SPSS versi 25, maka selanjutnya peneliti akan membahas

hasil dari penelitian yang dilakukan dan menyimpulkan apakah hasil penelitian ini

sesuai atau tidak dengan teori.


62

4.3.1. Pengaruh Current Ratio Terhadap Earning Per Share

Berdasarkan penelitian dan pengujian menggunaan SPSS versi 25

memiliki hasil bahwa Current Ratio berpengaruh positf signifikan terhadap

Earning Per Share. Pada hasil uji regresi linear berganda diketahui bahwa nilai

konstanta sebesar 0,722. Selanjutnya pengujian dengan menggunakan uji t

diketahui bahwa Current Ratio memiliki nilai t hitung sebesar 2.219 dengan nilai t

tabel 1.68488, maka dengan itu nilai t hitung 2.219 > t tabel 1.68488. Dilihat dari

nilai koefisien determinasi menunjukan angka sebesar 0,200 atau 20% yang berarti

bahwa Earning Per Share dapat dipengaruhi oleh Current Ratio sebesar 20% dan

sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Current Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap Earning Per Share di Tujuh

Perusahaan yang selalu masuk DI Jakarta Islamic Index). Artinya Ketika Current

Ratio (X1) naik makan Earning Per Share juga ikut naik.

4.3.2. Pengaruh Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Per Share

Berdasarkan penelitian dan pengujian menggunaan SPSS versi 25

memiliki hasil bahwa Debt To Equity Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap

Earning Per Share. Pada hasil uji regresi linear berganda diketahui bahwa nilai

konstanta sebesar 0,458. Selanjutnya pengujian dengan menggunakan uji t

diketahui bahwa Debt To Equity Ratio memiliki nilai t hitung sebesar 2.613 dengan

nilai t tabel 1.68488 maka dengan itu nilai t hitung 2.613 > t tabel 1.68488. Dilihat

dari nilai koefisien determinasi menunjukan angka sebesar 0,200 atau 20% yang

berarti bahwa Earning Per Share dapat dipengaruhi oleh Debt To Equity Ratio

sebesar 20% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Maka dapat ditarik
63

kesimpulan bahwa Debt To Equity Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap

Earning Per Share di perusahaan yang masuk Jakarta Islamic Index. Artinya Ketika

Debt To Equity Ratio (X2) dinaikan Earning Per Share juga ikut naik.

4.3.3. Pengaruh Current Ratio dan Debt To Equity Ratio Terhadap


Earning Per Share

Berdasarkan penelitian dan pengujian menggunaan SPSS versi 25 dapat

diketahui bagaimana hubungan antara ketiga variabel dalam penelitian ini. Current

Ratio sebagai X1, Debt To Equity Ratio sebagai X2 dan Earning Per Share sebagai

Y. Dalam uji regresi linear berganda diperoleh nilai koefisien regresi X1 sebesar

0.722 nilai koefisien regresi X2 sebesar .458 dan nilai konstanta sebesar 4.672.

Dengan demikian, persamaan garis regresi berganda yakni Y = 4.672+ 0.722 X1

+0, .458 X2 + Ɛ. Artinya jika nilai X1 dan X2 dianggap konstan atau tidak

mengalami perubahan, maka Y akan tetap sebesar 4.672 sehingga Current Ratio

(X1), Debt To Equity Ratio (X2) secara bersama-sama berpengaruh positif

signifikan terhadap Earning Per Share di perusahaan yang masuk Jakarta Islamic

index Koefisien determinasi menunjukan angka sebesar 0,200 atau 20% yang

berarti bahwa Earning Per Share dapat dipengaruhi oleh Current Ratio dan Debt

To Equity Ratio. Sedangkan 80% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diambil dalam penelitian ini.

Berdasarkan uji F ditunjukan dengan F hitung > F tabel yaitu sebesar 4.862

> 3,145. Nilai signifikansi untuk kedua variabel tersebut secara simultan 0.013b

dimana 0.013b < 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel independen

secara bersamaan berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen yaitu


64

Earning Per Share, artinya Ketika Current Ratio (X1) dan Debt To Equity Ratio

(X2) dinaikan makan Earning Per Share akan meningkat.

4.3.4. Besaran Pengaruh Current Ratio dan Debt To Equity Ratio


Terhadap Earning Per Share

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian menggunaan SPSS versi 25

dapat diketahui bagaimana hubungan antara ketiga variabel dalam penelitian ini.

Current Ratio sebagai X1, Debt To Equity Ratio sebagai X2 dan Earning Per Share

sebagai Y. Uji koefisien determinasi menunjukan menunjukan R square sebesar

0,200 atau 20% dan nilai adjust R square 0.159 yang berarti bahwa Earning Per

Share dapat dipengaruhi oleh Current Ratio dan Debt To Equity Ratio. Sedangkan

80% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diambil dalam penelitian ini.

Simpulan hasil dari olah data SPPS 25 koefisian determinasi menujukan pengaruh

konstruk eksogen yang lemah karena lebih dari 0,19 dan lebih rendah dari 0.33.

Anda mungkin juga menyukai