Anda di halaman 1dari 43

PENILAIN TINDAKAN KELAS (PTK)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHAS ANAK MENGGUNAKAN


MEDIA BERCERITA PADA ANAK USIA B ( 5-6 ) TAHUN
PELAJARAN 2022 / 2023

Disusun Oleh
Ika Imbar Iswanti S.Pd

TK NEGERI PEMBINA PANGGUL


DINAS PENDIDKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
PROVINSI JAWA TIMUR
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENILAIN TINDAKAN KELAS (PTK)
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHAS ANAK MENGGUNAKAN
MEDIA BERCERITA PADA ANAK USIA B ( 5-6 ) TAHUN
PELAJARAN 2022 / 2023

Nama : Ika Imbar Iswanti


Program Studi : S1 PGPAUD
Tempat Mengajar : TK Negeri Pembina
Jumlah Siklus Pembelajaran : 1 (satu )
Hari dan tanggal pelaksanaan : Pra Siklus 1, 15 Oktober 2022
Siklus 1, 17-21 Oktober 2022

Disahkan di : Tangkil
Pada tanggal : 04 November 2022
Peneliti Kepala TK Negeri Pembina

IKA IMBAR ISWANTI,S.Pd TUTIK SIH HATI, S.Pd


NIP 19670318 198702 2 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Alloh SWT yang telah melipahkan Rahmat seta
Hidayahnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Tindakan Kelas dengan tepat waktu dengan judul Meningkatkan Kemampuan
Bahasa Dengan Metode Bercerita Pada Anak Kelompok B di TK Negeri Pembina
Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek Tahun 2022 / 2023
Dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis mendapat
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan
terimaksih atas bantuan dan bimbingan kepada :
1. Tutik Sih Hati, S.Pd Selaku Kepala Sekolah TK Negeri Pembina
2. Jumiatun , S.Pd Selaku Guru Kelas a TK TK Negeri Pembina
3. Semua pihak yang telah membantu sehingga penulisan ini selesai
Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Tindakan Kelas ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaya
senantiasa saya harapkan. Semoga Laporan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini
bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidik

Peneliti
ABSTRAK
Ika Imbar Iswanti, 2022. Penelitian Tindakan Kelas “Meningkatkan
Kemampuan bahasa anak melalui metode bercerita
pada anak usia B ( 5-6 tahun ) Tahun Pelajaran 2022
/ 2023
Kata kunci : Kemampuan bahasa, metode bercerita
Peneliti, bahwa anak kelompok b di TK Negeri Pembina Kecamatan
Panggul Kabupaten Trenggalek mengalami kesulitan dalam aspek bahasa yaitu
mengungkapkan imajinasinya karena anak kurang tertarik dengan media yang
digunakan, dan peran guru lebih dominan dalam menyampaikan matari sehingga
anak merasa kurang nyaman dan minatnya dalam mengungkapkan imajinasinya
masih lemah.
Hal ini terlihat dari minat anak yang masih kurang, anak merasa kurang
leluasa sehingga daya tarik anak terhadap matei yang disampaikan belum
muncul, guru selama ini dalam penyampaian materi masih kurang kreatif
sehingga anak akan terkesan pasif, dan kurang aktif hal tersebut karena guru
belum mengguanak media yang menarik, guru masih menggunakan metode
pembalajaran yang monoton dalam menyampaikan materi.
Permasalahan penelitian ini adalah “ bagaimana cara meningkatkan
kemampuan bahasaanak dalam mengungkapkan imajinasinya dengan metode
bercerita di TK Negeri Pembina Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek
Tahun pelajaran 2022 / 2023 ? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan bahsa dalam mengungkapkan imajinasinya dengan
metode bercerita di TK Negeri Pembina Kecamatan Pangul Kabupaten
Trenggalek Tahun Pelajaran 2022 / 2023”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Penelitian
berlangsung satu siklus dengan mengadakan pengamtan terhadap penilan lembar
observasi dan lembar hasil kegiatan anak.
Malalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemmapuan kognitif
dalam mengenal bentuk geometri dengan media kotak sortasi memiliki dampak
yang positif dalam meningkatkan hasil belajar anak. Hal ini terbukti adanya
peningkatan dapat dilihat pada persentase hasil belajar siswa yang memperoleh
kriteria baik ( BSH ) dan sangat baik ( BSB ), yaitu semula 8,3% ( BSH ) 0%
( BSB) pada pra siklus, dan meningkat menjadi 33,3% ( BSH ) dan 66,6% ( BSB )
pada siklus 1. Karena pembelajran menggunakan media kotak sortasi dapat
memudahkan pemahan anak.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
perkembangan bahasa dalam mengungkapkan imajinasinya dengan metode
bercerita dapat meningkatkan kemampuan bahasa pada anak kelompok B di TK
Negeri pembina Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran
2022 / 2023.
Agar anak dapa mengembangkan pengalaman belajar dalam proses
pembelajran dan peningkatan kemampuan bahsa dalam kegiatan mengungkapkan
imajinasinya disarankan menggunakan metode bercerita.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan
mendasar sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan
manusia. Masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang
fundamental dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir
perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi penciri masa usia dini
adalah periode keemasan. Banyak konsep dan fakta yang ditemukan
memberikan penjelasan periode keemasan pada anak usia dini,yaitu masa
semua potensi anak berkembang makin paling cepat. Beberapa konsep
yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masa eksplorasi,
masa identifikasi/imitasi, masa peka, masa bermain, dan masa
membangkang tahap awal. Namun , disisi lain anak usia dini berada pada
masa kritis, yaitu masa keemasan anak tidak akan dapat diulang kembali
pada masa-masa berikutnya, jika potensi-potensinya tidak distimulasi
secara optimal dan maksimal pada usia dini tersebut. Dampak dari tidak
terstimulasinya berbagai potensi saat usia emas, akan menghambat tahap
perkembangan anak berikutnya. Jadi, usia emas hanya sekali dan tidak
dapat terulang kembali.
Anak usia dini memanglah anak yang unik. selain itu berbagai
perkembangan anak usia dini perlu dioptimalkan diantaranya
perkembangan kognitif, seni, sosial emosional,nilai agama dan moral,fisik
motorik serta bahasa anak.
Perkembanga bahasa merupakan salah satu aspek perkembangan
yang sangat penting bagi anak usia dini. Karena bahasa merupakan media
ataupun sarana komunikasi dengan orang lain dan juga sangat bermanfaat
bagi kehidupan dari awal sampai akhir. Untuk itu perkembangan bahasa
harus dikenalkan kepada anak sedini mungkin. Anak usia dini harus dilatih
untuk mampu dan berani mengungkapkan apa yang dirasakan ataupun apa
yang diinginkan, sehingga nantinya anak jadi lebih berani dan mudah
mengungkapkan pendapat didepan orang lain serta anak mampu
berinteraksi dengan mudah. Oleh karena itu, perkembangan bahasa harus
dikembangkan secara optimal sejak dini.
Permasalahan yang terjadi di TK pada anak kelompok B yang
seluruhnya berjumlah 15 anak, dari jumlah tersebut anak yang mampu
mengembangkan kemampuan bahasanya hanya 40%yaitu sekitar 6 anak.
Sebagian besar anak masih kesulitan dalam mengungkapkan bahasa.
Sehubung dengan adanya masalah tersebut peneliti perlu mencoba
adanya perbaikan dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam
mengenal bentuk geometri dengan cara mengadakan penilaina tindakan
kelas untuk mengatasi masalah yang ada dengan judul “ meningkatkan
kemampuan bahasa anak dengan metode bercerita pada anak usia B ( 5-6
tahun).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dirumuskan
dalam penelitian ini adalah “ Apakah metode bercerita dapat meningkatkan
kemampuan bahsa pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan
Panggul Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2022 / 2023 ?”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang
akan dicapai yaitu “ untuk mengetahui bahwa metode bercerita dapat
meningkatkan kemmapuan bahasa anak pada kelompok B di TK Negeri
Pembina Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2022 /
2023”
D. Manfaat Penelitian
Sedangkan kegunaan penilitia ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
semua pihak yakni :
1. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan kemampuan berbasa anak dengan
menggunakan metode bercerita
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kemampuan
berbahasa anak melalui metode bercerita
3. Bagi sekolah sebagai bahan atau metode yang dapat meningkatakan nilai-
nilai perkembangan anak, khususnya perkembangan bahasa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori Yang Relevan
1. Pengertian Bahasa
Bahasa pada hakekatnya adalah ucapan pikiran dan perasaan
manusia, secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
Artinya, melalui bahasa, orang dapat saling bertegur-sapa, saling
bertukar pikiran untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini juga terjadi pada
anak-anak. Anak juga membutuhkan orang lain untuk berinteraksi
mengungkapkan isi hati, pikirannya serta keinginannya melalui bahasa
baik yang berlangsung dirumah, dilingkungan sekitar anak, ataupun
disekitar anak (Anita, 2015:162).
Menurut Holzman dalam Bromley (1992) mengidentifikasi tiga
aspek yang membedakan bahasa manusia dan sistem isyarat pada
hewan. Pertama, bahasa manusia bersifat produktif.kedua bahsa
manusia terlepas dari konteks/ situasi. Ketiga manusia menggunakan
bahasa untuk berkomunikasi sedangkan hewan menggunakn isyarat
untuk menginformasiakn sesuatu (Nurbiana,dkk, 2013:1.8)
Bahasa adalah aspek perkembangan yang berperan penting dalam
kehidupan manusia. Komponen berbahasa salah satunya adalah belajar
bicara memerlukan proses proses yang panjang dan rumit. Pada saat
bicara seorang anak harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna
bagi orang yang mereka ajak berkomunikasi, dan dalam
berkomunikasi anak harus memahami bahasa yang digunakan oleh
orang lain ( Sofyan, 2014:23-24).
Menurut Susanto (2015:307) pengembangan bahasa bagi anak usia
dini di taman kanak-kanak merupakan salah satu domain
perkembangan anak yang dalam pelaksanaannya tidak dapat
dipisahkan dari semua kegiatan di taman kanak-kanak. Semua
Pengembangan bahasa anak usia dini harus mengintegrasikan unsur-
unsur mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Menurut Mursid (2015:8) perkembangan bahasa adalah
meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat
komunikasi dengan secara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-
tanda dan isyarat.
Menurut Susanto (2015:308) Pembelajaran bahasa berlangsung
secara fungsional dan kontekstual, artinya bahwa upaya
pengembangan bahasa pada anak TK harus diarahkan kepada keempat
unsur konteks pengembangan diatas. Untuk itu, pelaksanaan
pengembangan bahasa yang mencakup unsur pertama, yaitu kegiatan
mendengarkan dilakukan melalui bercerita.

2. Pembelajaran bahasa pada anak usia dini


Menurut Vygotsky (Susanto, 2014:75) pada umumnya bahasa dan
pikiran anak berbeda. Kemudian secara perlahan, sesuai tahap
perkembangan mentalnya, bahasa dan pikirannya menyatu sehingga
bahasa merupakan ungkapan dari pikiran. Anak secara alami belajar
bahasa dari interaksinya dengan orang lain untuk berkomunikasi, yaitu
menyatakan pikiran dan keinginannya memahami pikiran dan
keinginan orang lain.
Menurut Susanto (2014:74) pembelajaran bahasa untuk anak usia
dini diarahkan pada kemampuan berkomunikasi, baik secara lisan
maupun tertulis (simbolis). Untuk memahami bahasa simbolis, anak
perlu belajar membaca dan menulis. Oleh karena itu, belajar bahasa
sering dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa untuk komunikasi dan
belajar literasi, yaitu belajar membaca dan menulis.
Jadi bahasa adalah sebuah ungkapan yang keluar dari hati
seseorang baik dari lisan maupun tulisan untuk menyampaikan sesuatu
kepada orang lain.

3. Pengertian metode pembelajaran


- Wina Sanjaya
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya,
2016, hlm. 147).
- Abdurrahman Ginting
Menurut Ginting (2014, hlm. 42) metode pembelajaran dapat
diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai
prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya terkait
lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri peserta didik.
- Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetya
Metode pembelajaran adalah teknik yang dikuasai pendidik atau
guru  untuk menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik di kelas,
baik secara individu maupun kelompok agar materi pelajaran dapat
diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik
(Ahmadi & Prasetya, 2015, hlm. 52).
- Nur Hamiyah & Muhammad Jauhar
Sedangkan Hamiyah dan Jauhar, mengartikan metode sebagai cara
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran
(Hamiyah & Jauhar, 2014, hlm. 49).
- Ridwan Abdullah Sani
Metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi
pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sani,
2019, hlm. 158).
- Sofan Amri
Menurut Amri (2013, hlm. 113) metode belajar mengajar dapat
diartikan sebagai cara-cara yang dilakukan untuk menyampaikan atau
menanamkan pengetahuan kepada subjek didik, atau anak melalui
sebuah kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah, rumah, kampus,
pondok, dan lain-lain.
- Komalasari
Komalasari (2017, hlm. 56) mengemukakan bahwa metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai salah satu cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan metode secara spesifik.
4. Jenis Jenis Metode Pembelajaran

Menurut Uno (2011, hlm. 17) variabel metode pembelajaran


diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: a) berdasarkan strategi
pengorganisasian, b) berdasarkan penyampaian pembelajaran, c)
berdasarkan strategi pengelolaan pembelajaran. Di bawah ini adalah
penjabaran masing-masing jenis.

5. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran


Berarti jenis metode pembelajaran yang secara khusus
memanfaatkan cara pengorganisasian pembelajaran agar lebih efektif dan
berdampak pada peserta didik. “Mengorganisasi” mengacu pada suatu
tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, dan
format lainnya yang setingkat. Strategi pengorganisasian, lebih lanjut
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: Strategi Mikro, mengacu
kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar
pada satu konsep, prosedur, atau prinsip. Strategi Makro, mengacu
kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan
lebih dari satu konsep, prosedur, atau prinsip. Strategi Penyampaian
Pembelajaran Merupakan jenis metode yang fokus pada penyusunan
strategi penyampaian pembelajaran yang biasanya menggunakan media
pembelajaran sebagai alat utamanya. Media digunakan untuk
menyampaikan pembelajaran kepada siswa dengan lebih efektif dan
efisien..

6. Pengertian bercerita
- Menurut Burhan Nurgiyantoro “2001:278”
Ada beberapa bentuk tugas kegiatan berbicara yang dapat dilatih untuk
meningkatkan dan mengembangkan keterampilan bercerita pada siswa
yaitu:Bercerita berdasarkan gambar,Wawancara,Bercakap-cakap,
Berpidato, Berdiskusi.
Bercerita merupakan salah satu kebiasaan masyarakat sejak dahulu
sampai sekarang. Hampir setiap siswa yang telah menikmati suatu cerita
akan selalu siap untuk menceritakannya kembali, terutama jika cerita
tersebut mengesankan bagi siswa.
- Menurut Burhan Nurgiyantoro “2001:289”
Bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan berbicara
yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan berbicara yang
bersifat pragmatis. Ada dua unsur penting yang harus dikuasai siswa
dalam bercerita yaitu linguistik dan unsur apa yang diceritakan.
Ketepatan ucapan, tata bahasa, kosakata, kefasihan dan kelancaran,
menggambarkan bahwa siswa memiliki kemampuan berbicara yang
baik.
- Menurut Tarigan “1981:35”
Menyatakan bahwa bercerita merupakan salah satu ketarmpilan
berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang
lain. Dikatakan demikian karena berbicara termasuk dalam situasi
informatif yang ingin membuat pengertian-pengertian atau makna-
makna menjadi jelas. Dengan bercerita seseorang dapat menyampaikan
berbagai macam cerita, ungkapan berbagai perasaan sesuai dengan apa
yang dialami, dirasakan, dilihat, dibaca dan ungkapan kemauan dan
keinginan membagikan pengalaman yang diperolehnya.
- Menurut Echols “Dalam Aliyah, 2011”
Storytelling terdiri atas dua kata yaitu story berarti cerita dan
telling berarti penceritaan, Penggabungan dua kata storytelling berarti
penceritaan cerita atau menceritakan cerita. Selain itu, storytelling
disebut juga bercerita atau mendongeng seperti yang dikemukan oleh
Malan, mendongeng ialah bercerita berdasarkan tradisui lisan.
Storytelling merupakan usaha yang dilakukan oleh pendongeng dalam
menyampaikan isi perasaan, buah pikiran atau sebuah cerita kepada
anak-anak serta lisan.
- Menurut Loban “Dalam Aliyah, 2011”
Menyatakan bahwa storytelling dapat menjadi motivasi untuk
mengembangkan daya kesadaran, memperluas imajinasi anak,
orangtua atau menggiatkan kegiatan storytelling pada berbagai
kesempatan seperti ketika anak-anak sedang bermain, anak menjelang
tidur atau guru yang sedang membahas tema digunakan metode
storytelling.
- Menurut Pellowski “Dalam Nurcahyani, 2010”
Mendefinisikan storytelling sebagai sebuah seni atau seni dari
sebuah keterampilan bernarasi dari cerita-cerita dalam bentuk syair
atau prosa yang dipertunjukkan atau dipimpin oleh satu orang
dihadapan audience secara langsung dimana cerita tersebut dapat
dinarasikan dengan cara diceritakan atau dinyanyikan dengan atau
tanpa musik, gambar ataupun dengan iringan lain yang mungkin dapat
dipelajari secara lisan, baik melalui sumber tercetak atau[un melalui
sumber rekaman mekanik.
- Menurut Dhieni, “2008:6.3”
Bercerita ialah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara
lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang
harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah
dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan oleh
karena itu orang yang menyajikkan cerita tersebut menyampaikannya
dengan menarik.
- Menurut Bachir “2005:10”
Becerita ialah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang
perbuatan atau sesuatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan
tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain.
- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “2003:210”
Cerita merupakan tuturan yang membentangkan bagaimana
terjadinya suatu hal atau peristiwa atau karangan yang menuturkan
perbuatan, pengalaman kebahagiaan atau penderitaan orang, kejadian
tersebut sungguh-sungguh atau rekaan.
- Menurut Musfiroh et al, “2005:59”
Berdasarkan pengertian di atas maka cerita anak dapat
didefinisikan “tuturan lisan, karya bentuk tulis atau pementasan
tentang suatu kejadian, peristiwa dan sebagainya yang terjadi diseputar
dunia anak.

7. Jenis-Jenis Bercerita
Menurut Asfandiyar “2007” berdasarkan isinya bercerita dapat
digolongkan ke dalam berbagai jenis, namun dalam hal ini peneliti
membatasi jenis tersebut dalam:
1. Bercerita Pendidikan
Dongeng pendidikan ialah dongeng yang diciptakan dengan
suatumisi pendidikan bagi dunia anak-anak, misalnya
menggugah sikap hormat kepada orang tua.
2. Fabel
Fabel ialah dongeng tentang kehidupan binatang yang
digambarkan dapat bicara seperti manusia. Cerita-cerita fabel
sangat luwes digunakan untuk menyindir perilaku manusia
tanpa membuat manusia tersinggung, misalnya dongeng kancil,
kelinci dan kura-kura.

8. Manfaat Bercerita
Bebicara mengenai bercerita sungguh banyak manfaatnya, tak
hanya bagi anak-anak tetapi juga bagi orang yang
mendongengkannya. Menurut Hibana “Dalam Kusmiadi, 2008”,
manfaat dari kegiatan mendongeng ini antara lain ialah :
Mengembangkan fantasi, empati dan berbagai jenis perasaan lain,
menumbuhkan minat baca,membangun kedekatan dan
keharmonisan,media pembelajaran, dan lain-lain

9. Tujuan Bercerita
Metode ini bertujuan untuk memberi pengalaman pelajaran
agar anak memperoleh penguasaan isi cerita yang disampaikan
lebih baik, melalui bercerita anak menyerap pesan-pesan yang
dituturkan melalui kegiatan bercerita. Penuturan cerita yang sarat
informasi atau nilai-nilai itu dihayati anak dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
10. Teknik Bercerita
Sebelum bercerita, pendidik harus memahami terlebih dahulu
tentang cerita apa yang hendak disampaikannya, tentu saja disesuaikan
dengan karakteristik anak-anak usia dini. Agar dapat bercerita dengan
tepat, pendidik harus mempertimbangkan materi ceritanya. Pemilihan
cerita antara lain ditentukan oleh :
- Pemilihan Tema dan judul yang tepat
Bagaimana cara memilih tema cerita yang tepat berdasarkan usia
anak? Seorang pakar psikologi pendidikan bernama Charles Buhler
mengatakan bahwa anak hidup dalam alam khayal. Anak-anak
menyukai hal-hal yang fantastis, aneh, yang membuat imajinasinya
“menari-nari”. Bagi anak-anak, hal-hal yang menarik, berbeda pada
setiap tingkat usia, misalnya;Sampai ada usia 4 tahun, anak menyukai
dongeng fabel dan horor, seperti: Si wortel, Tomat yang Hebat, Anak
ayam yang Manja, kambing Gunung dan Kambing Gibas, anak nakal
tersesat di hutan rimba, cerita nenek sihir, orang jahat, raksasa yang
menyeramkan dan sebagainya. Pada usia 4-8 tahun, anak-anak
menyukai dongeng jenaka, tokoh pahlawan/hero dan kisah tentang
kecerdikan, seperti; Perjalanan ke planet Biru, Robot pintar, Anak
yang rakus dan sebagainya Pada usia 8-12 tahun, anak-anak menyukai
dongeng petualangan fantastis rasional (sage), seperti: Persahabatan si
Pintar dan si Pikun, Karni Juara menyanyi dan sebagainya
- Waktu Penyajian
Dengan mempertimbangkan daya pikir, kemampuan bahasa,
rentang konsentrasi dan daya tangkap anak, maka para ahli dongeng
menyimpulkan sebagai berikut;
a. Sampai usia 4 tahun, waktu cerita hingga 7 menit
b. Usia 4-8 tahun, waktu cerita hingga 10 -15 menit
c. Usia 8-12 tahun, waktu cerita hingga 25 menit.
Namun tidak menutup kemungkinan waktu bercerita menjadi
lebih panjang, apabila tingkat konsentrasi dan daya tangkap anak
dirangsang oleh penampilan pencerita yang sangat baik, atraktif,
komunikatif dan humoris.
- Suasana (situasi dan kondisi)
Suasana disesuaikan dengan acara/peristiwa yang sedang atau akan
berlangsung, seperti acara kegiatan keagamaan, hari besar nasional,
ulang tahun, pisah sambut anak didik, peluncuran produk, pengenalan
profesi, program sosial dan lain-lain, akan berbeda jenis dan materi
ceritanya. Pendidik dituntut untuk memperkaya diri dengan materi
cerita yang disesuaikan dengan suasana. Jadi selaras materi cerita
dengan acara yang diselenggarakan, bukan satu atau beberapa cerita
untuk segala suasana.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. SUBYEK PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak- anak kelompok B di TK Negeri
Pembina Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek yang berjumlah
15 anak yang terdiri dari 7 laki-laki dan 5 perempuan. Pengembangan
yang akan dikembangkan adalah meningkatkan kemampuan bahasa
menggunakan metode bercerita.

DAFTAR NAMA SUBYEK PENELITIAN


NO NAMA JENIS UMUR
KELAMIN ( TAHUN )
L P
1. Afifa Nahda Rafanda P 5
2. Adilla Renita P 5
3. Afza Pramudya L 5
4. Azril Ramadhan L 5
5. Naufal Abi Asegaf L 5
6. Aqilla Falastin P 5
7. Muhammad Arzan Arsaka L 5
8. Azril Maulana L 5
9. Ramadhani Bintang L 5
Gemilang
10. Andhara Wati P 5
11. Fairel Ramdhan L 5
12. Naomi Alisia Sihaloho P 5

2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan pada semester 1 bulan oktober tahun pelajaran
2022/2023 dengan menggunakan 1 siklus
Pelaksanaan Penelitian

No Hari Tanggal Kegiatan


. Pelaksanaan
1. Sabtu, 15 Oktober 2022 Pelaksanaan pembelajaran
prasiklus
2. Senin, 17 Oktober 2022 Pelaksanaan pembelajaran
siklus 1
3. Selasa, 18 Oktober 2022 Pelaksanaan pembelajaran
siklus 1
4. Rabu, 19 Oktober 2022 Pelaksanaan pembelajaran
siklus 1
5. Kamis, 20 Oktober 2022 Pelaksanaan pembelajaran
siklus 1
6. Jumat, 21 Oktober 2022 Pelaksanaan pembelajaran
siklus 1

3. Bidang Pengembangan
Bidang pengembangan yang akan diteliti dan diamati dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah aspek kemampuan berbahasa anak
melalu metode bercerita sebagai kegiatan pembelajaran.
4. Kelas Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini kami meneliti anak-anak pada
kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Panggul Kabupaten
Trenggalek
5. Karakteristik Anak
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada anak
kelompok B di TK Negeri Pembina Semester 1 Tahun Pelajaran
2022/2023 pada umumnya mereka mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda. Perkembangan anak umumnya sangat cepat namun kemampuan
mengingat serta mengenali bentuk benda sebagian anak masih kurang, hal
ini dipengaruhi oleh bebrapa faktor diantaranya faktor di lingkungan
sekolah. Sehingga guru harus mengunakan metode dan strategi yang tepat
dan menarik untuk meningkatkan perkembangan anak tersebut di TK TK
Negeri Pembina Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek.

B. DESKRIPSI PER SIKLUS


Penelitian ini menggunakan rencana Penilaian Tindakan Kelas
(PTK) yang berusaha mengobservasi, meneliti, dan merefleksi segala
aspek yang terdapat dalam kegiatan belajar mengajar di TK TK Negeri
Pembina , antara sebagaimana siswa belajar, guru mengajar, dan interaksi
antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
1. Pra Siklus 1
 Rencana
Pada tahap perencanaan penelitian ini langkah – langkah yang
harus direncanakan oleh guru yaitu :
- Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
- Menyiapkan media / sumber belajar
- Menyiapkan lembar hasil karya anak dan lembar observasi
kemampuan bahasa. Dan peneliti juga tidak lupa untuk menyiapkan
medianya.
 Pelaksanaan
pada tahap pelaksanaan pra siklus. Peneliti bertindak sebagai guru
yang melaksanakan pembelajaran meningkatkan kemampuan
berbahasa menggunakan metode bercerita pada anak kelompok B di
TK Negeri Pembina Tahun Pelajaran 2022/2023 dengan langkah-
langkah berikut:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Pra Siklus 1


Tema : Lingkungan
Sub tema : Rumah
Sub-Sub tema : Bagian rumah
● SOP Penyambutan ( ± 20
menit ) Kegiatan Awal :
a. Berbaris didepan kelas

b. Menyanyi lagu lingkunganku

c. Diskusi tentang rumah

d. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan

● Kegiatan Inti ( ± 40 menit )

1. Anak mengamati :

Anak mengamati rumah

2. Anak bertanya tentang :

Anak melakukan tanya jawab tentang miniatur rumah

3. Anak mengumpulkan informasi :

Guru memberikan dukungan dengan memperkenalkan


bagian- bagian dari rumah

4. Anak menalar :

Anak menalar bentuk-bentuk untuk menyusun


rumah
5. Anak mengkomunikasikan :
- Kelompok 1 : Menebali menirukan kata “ rumahku”
- Kelompok 2 :”berkreasi membuat rumah sendiri”
- Kelompok 3 : menceritakan gambar rumah miliknya
.

 Recalling (± 15 menit )

Guru mengajak anak-anak merapikan peralatan yang dipakai


saat kegiatan pembelajaran dan melakukan tanya jawab untuk
kegiatan yang baru saja dilakukan lalu memberikan penguatan
materi pada proses pembelajaran hari itu.
 Istirahat (± 25 menit )

a. Mencuci tangan,
b. Berdoa sebelum makan

c. Makan dan minum

d. Berdoa sesudah makan

e. Bermain.

 Kegiatan akhir ( ± 20 menit )

 Menanyakan perasaan anak selama kegiatan hari ini

 Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari


ini, mainan apa yang paling yang paling disukai anak

 Bercerita berisi pesan-pesan

 Menginformasikan untuk kegiatan hari esok

 SOP Penutupan ( Doa sesudah belajar).

 Pengamatan/Observasi

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti


bertindak sebagai pengamat sekaligus guru. Peneliti melakukan
penelitian dan melakukan pencatatan pada lembar observasi
yang telah direncanakat. Peneliti mengumpulkan data melalui
kegiatan menyusun bentuk geometri, pada saat kegiatan
berlangsung guru mencatat kejadian selama pembelajaran untuk
melihat berapa banyak siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan
bercerita menggunakan gambarnya sendiri dan untuk
mengetahui tingkat pemahaman anak terhadap pembelajaran
yang dilakukan.

1. Metode pengumpulan data dengan melakukan observasi dan


pengamatan terhadap hasil yang mereka ciptakan selama
pembelajaran
2. Instrumen data melalui penilaian terhadap hasil kegiatan
anak – anak dan lembar observasi.
 Refleksi

1. Menganalisa lembar kegiatan anak

2. Menganalisa observasi

Dari hasil pembelajaran masih terdapat kelemahan pada


proses kegiatan pembelajaran dari kelemahan dan
kelebihan tindakan perbaikan yang telah dilakukan untuk
merencanakan perbaikan kegiatan selanjutnya. Kelemahan
pada pembelajaran yaitu : ada anak yang belum berani
bercerita. Dari hasil refleksi tersebut maka akan diadakan
perbaikan kedalam siklus I Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian I.

2. Siklus 1
1. Rencana
Dalam perencanaan penelitian langkah awal sebelum
melakukan penelitian, segala sesuatu yang berhubungan
dengan penelitian harus dipersiapkan seperti :

- Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian


(RPPH)

- Menyiapkan media/sumber belajar

- Menyiapkan lembar hasil karya anak dan lembar


observasi kemampuan kemampuan bahasa. Dan peneliti
juga tidak lupa untuk menyiapkan medianya.

2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus 1, peneliti bertindak
sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran
Meningkatkan Kemampuan kemampuan berbahasa
menggunakan metode bercerita pada anak kelompok B
di TK Negeri Pembina Tahun Pelajaran 2022/2023.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus 1

Tema : lingkungan
Sub tema :sekolah
Sub-Sub tema : bagian-bagian sekolah
 SOP Penyambutan ( ± 20 menit )
Kegiatan Awal :
a. Senam fantasi

b. Menyanyi “selamat datang”

c. Diskusi tentang sekolah

d. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan


 Kegiatan Inti ( ± 40 menit )

1. Anak mengamati :

Anak mengamati gedung sekolah

2. Anak bertanya tentang :

Anak melakukan tanya jawab tentang gedung sekolah

3. Anak mengumpulkan informasi :

Guru memberikan dukungan dengan mengenalkan


tentang bagian-bagian sekolah

4. Anak menalar :

Anak mengetahui bentuk – bentuk dari bagian


sekolah
5. Anak mengkomunikasikan :

- Kelompok 1 : menggambar gedung sekolah


bersama team
- Kelompok 2 : menceritakan gambar yang dibuat
bersama teman
- Kelompok 3 : mencari huruf konsonan dari kata “ sekolah
yang indah “

Kegiatan Pengaman : bermain lego.

 Recalling (± 15 menit )

Guru mengajak anak-anak merapikan peralatan yang dipakai


saat kegiatan pembelajaran dan melakukan tanya jawab untuk
kegiatan yang baru saja dilakukan lalu memberikan penguatan
materi pada proses pembelajaran hari itu.

 Istirahat (± 25 menit )

a. Mencuci tangan,

b. Berdoa sebelum makan

c. Makan dan minum

d. Berdoa sesudah makan

e. Bermain.

 Kegiatan akhir ( ± 20 menit )

- Menanyakan perasaan anak selama kegiatan hari ini

- Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari


ini, mainan apa yang paling yang paling disukai anak

- Bercerita berisi pesan-pesan

- Menginformasikan untuk kegiatan hari esok

- SOP Penutupan ( Doa)

3. Pengamatan/Observasi
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti
bertindak sebagai pengamat sekaligus guru. Peneliti melakukan
penelitian dan melakukan pencatatan pada lembar observasi
yang telah direncanakat. Peneliti mengumpulkan data melalui
kegiatan bercerita , pada saat kegiatan berlangsung guru
mencatat kejadian selama pembelajaran untuk melihat berapa
banyak siswa yang telah berani bercerita didepan teman-
temannya dan untuk mengetahui tingkat pemahaman anak
terhadap pembelajaran yang dilakukan.

 Metode pengumpulan data dengan melakukan


observasi dan pengamatan terhadap hasil yang
mereka ciptakan selama pembelajaran
 Instrumen data melalui penilaian terhadap hasil
kegiatan anak – anak dan lembar observasi

4. Refleksi

o Menganalisa lembar kegiatan anak

o Menganalisa observasi

Dari hasil pembelajaran bercerita terakhir ini, sebagian anak


mampu bercerita dengan imajinasinya, Hal ini dipengaruhi oleh
kegiatan yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan
bahasa menggunakan metode bercerita. Guru menjelaskan
kepada anak dengan melibatkan media yang menarik, dan anak
Dan akhirnya anakpun antusias dengan kegiatan ini.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah :
1. Observasi yaitu teknik pengumpulan data untuk
mengamati sikap dan perilaku anak didalam kelas
selama proses pembelajaran berlangsung, khusunya
selama melakukan kegiatan bercerita bentuk sekolah
yang dibuat bersama teman apakah anak termotivasi
atau tidak. Guru selama pembelajaran berlangsung
terus mengamati anak sesuai pedoman
observasi/pengamatan.
2. Aspek penilaian hasil pembelajaran dapat dilakukan
dengan cara dokumentasi melalui lembar hasil belajar
anak.

6. Instrumen Penilaian
Penilaian tindakan kelas ini menggunakan dua
instrument penilaian, yaitu :

1) Lembar Observasi

Tabel 3.1 Lembar Observasi


INDIKATOR PENILAIAN

Anak berani
Anak mampu Anak
NAMA bercerita
N mengungkap memahami KET
SISWA didepan
O kan cerita
teman
imajinasinya
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 AfifaNahdaRafa
nda

2 AdillaRenita

3 AfzaPramudya

4 AzrilRamadhan

5 NaufalAbiAsega
f

6 AqillaFalastin
7 Muhammad
ArzanArsaka

8 AzrilMaulana

9 RamadhaniBinta
ngGemilang

10 AndharaWati

11 FairelRamdhan

12 Naomi
AlisiaSihaloho

Keterangan:

a. 1 : Belum Berkembang

b. 2 : Mulai Berkembang

c. 3 : Berkembang Sesuai Harapan

d. 4 : Berkembang Sangat Baik

2) Lembar hasil belajar


Table 3.2 Lembar Hasil Belajar Siswa
ASPEK
PERKEMBANGAN
NAMA
NO CATATAN
SISWA
BB MB BSH BSB

1 AfifaNahdaRafa
nda

2 AdillaRenita

3 AfzaPramudya

4 AzrilRamadhan

5 NaufalAbiAsega
f

6 AqillaFalastin

7 Muhammad
ArzanArsaka

8 AzrilMaulana

9 RamadhaniBinta
ngGemilang

10 AndharaWati

11 FairelRamdhan

12 Naomi
AlisiaSihaloho

Keterangan:
● BB : Belum Berkembang

● MB : Mulai Berkemban

● BSH : Berkembang Sesuai Harapan

● BSB : Berkembang Sangan Baik


5. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan setiap kali setelah pemberian
satu siklus tindakan. Proses analisis data diharapkan dapat
memberi penjelasan dan
sampai menyimpulkan. Teknik yang digunakan untuk analisis data
pada penelitian ini adalah penilaian melalui :

1. lembar observasi

2. lembar hasil belajar.


Pengisian lembar observasi maupun lembar hasil belajar
dilakukan dengan ketentuan :

1. BSB : Berkembang Sangat Baik


2. BSH : Berkembang Sesuai Harapan
3. MB : Mulai Berkembang
4. BB : Belum Berkembang
Cara menghitung presentase aktifitas siswa
berdasarkan lembar observasi dan pemahaman siswa
berdasarkan lembar hasil belajar untuk tiap pertemuan adalah
sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟


P% = x 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎

Norma pengujiannya menggunakan skala presentase


dengan kriteria sebagai berikut:

90% - 100% = sangat baik


80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
<70% = kurang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti memaparkan data hasil belajar yang diperoleh
anak mulai dari kegiatan bermain sampai kegiatan pembelajaran.
Tindakan pembelajaran ini dilaksanakan melalui 1 siklus karena itu
temuan hasil penelitian ini dideskripsikan data hasil tindakan yang
diperoleh dari pelaksanaan tindakan pra siklus I. Pemaparan data dan
pembahasan hasil pelaksanaan dari masing-masing tindakan siklus
tersebut disesuaikan dengan tujuan penelitian dan tahapan pelaksanaan
tindakan serta data awal sebelum dilaksanakan tindakan.

a. Hasil Penelitian Pra Siklus I


Tahap awal sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti
melakukan studi observasi pendahuluan sebagai pra tindakan
untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai hasil prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
Kegiatan pra tindakan dilaksanakan pada hari sabtu 15
Oktober 2022 Maka dapat diperoleh data hasil belajar siswa
sebagai berikut.
Lembar Hasil Belajar Siswa pra siklus
NAMA ASPEK PERKEMBANGAN
NO SISWA CATATAN
BB MB BSH BSB

1 AfifaNahdaRafa
nda

2 AdillaRenita √

AfzaPramudya √
3
AzrilRamadhan √
4
NaufalAbiAseg √
5 af

AqillaFalastin √
6
Muhammad √
7 ArzanArsaka

AzrilMaulana √
8
RamadhaniBint √
9 angGemilang

AndharaWati √
10
FairelRamdhan √
11
Naomi √
12 AlisiaSihaloho

Catatan:

● BB = anak melakukan masih dengan bimbingan dan dicontohkan guru.

● MB = anak melakukan masih harus diinyatkan atau dibantu guru.


● BSH = anak sudah bisa melakukan sendiri dengan mandiri tanpa
diingatkan guru.

● BSB = anak sudah bisa melakukan secara mandiri dan sudah bisa
membantu temannya.

Berdasarkan lembar penilaian di atas dapat dihasilkan


data berupa persentase sebagai berikut:

Presentase tingkat perkembangan anak tersebut masih jauh dari


harapan. Hal ini disebabkan karena minat dan keterampilan anak
kurang optimal, sehingga tingkat perkembangan anak pun kurang
maksimal.

b. Hasil Penelitian Siklus I


1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan penelitian ini langkah-langkah

ASPEK JUMLAH
NO PERSENTASE %
PERKEMBANGAN SISWA

1 BB 3
3/12x 100 % = 25 %

2 MB 8 8/12 x100 % = 66,6 %

3 BSH 1 1/12 x 100 % = 8,3 %

4 BSB 0 0/12 x 100 % = 0 %

awal sebelum guru melakukan penelitian, guru harus menyusun


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), membuat
dan menyediakan media pembelajaran yang akan digunakan
sewaktu penelitian dan mengalokasikan waktu, serta
menyiapkan lembar hasil belajar siswa dan lembar observasi
kemampuan bahasa reseptif anak.

2. Pelaksanaan

Tahap Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama


5 kali pertemuan. Adapun pelaksanaan siklus I
dilaksanakan pada hari Senin, 17 November 2021.
Kegiatan penelitian dilakukan sesuai dengan pembelajaran
seperti biasanya. Namun , pada kegiatan ini menyiapkan
kotak sortasi .
Pelaksanaan pertemuan pertama pada siklus I
dilaksanakan pada hari Senin, 17 Oktober 2022 dengan
tema “ Lingkungan “ dan sub tema “ sekolah “.
Pembelajaran dilakukan pukul 08.00 WIB sampai 10.00
WIB.
Kegiatan awal sebelum masuk kelas yaitu anak –
anak berbaris dengan rapi. Kemudian anak – anak masuk
kelas, guru member salam dan berdoa bersama,
dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “ selamat datang“.
Guru menanyakan temannya yang tidak masuk. Untuk
mengawali tema, guru memberikan apersepsi tentang
bagian-bagian dari sekolah. Guru menanyakan kepada
anak tentang siapa yang tahu bentuk-bentuk bagian dari
sekolah
Kegiatan inti pada siklus I ini salah satu kegiatannya
adalah bercerita bentuk sekolag bersama teamnya . Dan
seterusnya anak mnyelesaikan tugas yang lain sampai
selesai.

Pada akhir pembelajaran guru menanyakan kembali


kegiatan yang hari ini anak – anak lakukan. Mengulang
kembali apa yang dilakukan anak – anak dengan cara
tanya jawab mengenai tema dan kegiatan di hari itu.

3. Pengamatan dan pengumpulan instrumen

1. Metode pengumpulan data dengan melakukan observasi dan


pengamatan terhadap hasil yang mereka ciptakan selama
pembelajaran
2. Instrumen data melalui penilaian terhadap hasil kegiatan
anak – anak dan lembar observasi.
4. Refleksi
1. Menganalisa lembar kegiatan anak

2. Menganalisa observasi
Dari hasil pembelajaran bercerita ini, sebagian anak
sudah mampu memahami dan terlibat aktif dalam kegiatan
bercerita serta berimajinasi, hal ini terlihat saat anak tampil
bersam temannya didepan kelas, dan anak-anak pun merasa
nyamana dan tertarik dengan cerita yang dibuat
Berdasarkan deskripsi dari siklus I diperoleh data
tingkat perkembangan anak.

⮚ Melalui kegiatan bermain dapat dihasilkan data melalui


lembar observasi sebagai berikut:

Table 4.3 Lembar Observasi siklus I


ASPEK YANG DINILAI

NAMA Anak berani


Anak Anak KET
SISWA bercerita
mampu memahami
didepan
mengungk cerita
teman
apkan
imajinasin
ya
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 AfifaNahdaRaf √ √ √
anda

2 AdillaRenita √ √ √

3 AfzaPramudya √ √

4 AzrilRamadhan √ √ √

5 NaufalAbiAseg √ √ √
af

6 AqillaFalastin √ √ √

7 Muhammad √ √ √
ArzanArsaka

8 AzrilMaulana √ √ √

9 RamadhaniBint √ √ √
angGemilang

10 AndharaWati √ √ √

11 FairelRamdhan √ √ √

12 Naomi √ √ √
AlisiaSihaloho

Jumlah persentase
anak yang
berkembang 83,3% 83,3% 75 %
sangat baik

⮚ Melalui kegiatan belajar dapat dihasilkan data melalui


lembar hasil belajar siswa sebagai berikut:
Table 4.4 Lembar Hasil Belajar Siswa siklus I

NAMA ASPEK PERKEMBANGAN


NO SISWA CATATAN
BB MB BSH BSB

1 AfifaNahdaRafa √
nda

2 AdillaRenita √

3 AfzaPramudya √

4 AzrilRamadhan √

5 NaufalAbiAseg
af

6 AqillaFalastin √

7 Muhammad √
ArzanArsaka

8 AzrilMaulana √

9 RamadhaniBint √
angGemilang

10 AndharaWati √

11 FairelRamdhan √

12 Naomi √
AlisiaSihaloho

Catatan:
 BB maksudnya anak melakukan masih dengan bimbingan dan
dicontohkan guru.
 MB maksudnya anak melakukan masih harus diingatkan atau
dibantu guru.
 BSH maksudnya anak sudah bisa melakukan sendiri dengan
mandiri tanpa diingatkan guru.
 BSB maksudnya anak sudah bisa melakukan secara mandiri dan
sudah bisa membantu temannya.
⮚ Berdasarkan lembar penilaian di atas dapat dihasilkan
data berupa prosentase sebagai berikut:

Table 4.5 Tabel data hasil belajar siklus I

ASPEK JUMLAH
NO PERSENTASE %
PERKEMBANGAN SISWA

1 BB 0 0/12 x 100 % = 0 %

2 MB 0 0/12 x 100 % = 0 %

3 BSH 4 4/12 x00 % = 33,3%

4 BSB 8 8/12 x 100% = 66,7 %

A.PEMBAHASAN PER SIKLUS


a. Pra Siklus I
Setelah diadakan perbaikan pembelajaran ternyata kwalitas
pembelajaran belum meningkat. Peningkatan hasil belajar
dapat dilihat dari tingkat perkembangan setiap siklus yaitu
pada Pra siklus I, dapat dipresentasekan dengan perolehan
kriteria belum berkembang (BB) 25 % Mulai Berkembang
(MB) 66,7 % , dan Berkembang sangat baik (BSH) 8,3%.
Pembelajaran pada Pra siklus I belum mencapai hasil yang
memuaskan. Maka untuk memaksimalkan kwalitas
pembelajaran, guru lebih berusaha lagi dengan meningkatkan
menggunakan media pembelajaran dan berharap juga agar
siswa lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar.

b. Siklus 1
Kurang maksimalnya tingkat perkembangan siswa yang
diperoleh pada Pra siklus I, maka guru mengadakan perbaikan
lagi pada siklus I. Perkembangan anak pada siklus I ternyata
mengalami peningkatan yaitu dapat dipresentasekan dengan
perolehan kriteria baik (BSH) 33,3 % dan sangat baik (BSB)
66,7 %. Terlihat jelas bahwa tingkat perkembangna anak pada
siklus I ini lebih baik jika dibandingkan dengan Pra siklus I. hal
ini disebabkan karena bertambahnya pengalaman guru dan anak
dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media sehingga
siswa lebih tertarik dan aktif dalam pembelajaran. Dengan
demikian proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik
dan hasilnya lebih optimal.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari pra siklus
sampai setelah siklus I , dapat dilihat dalam tabel data hasil
belajar antar siklus sebagai berikut:

Table 4.6 Persentase pra siklus dan siklus I


PRA SIKLUS SIKLUS 1

NO KATEGORI JUMLAH JUMLAH


% %
SISWA SISWA

1 BB 3 25% 0 0%

2 MB 8 66,6% 0 0%

3 BSH 1 8,3% 4 33,3%

4 BSB 0 0% 8 66,6%

Berdasarkan data pada tabel berikut dapat disimpulkan bahwa


semakin meningkat hasil belajar siswa. Dari siklus ke siklus
menunjukkan kriteria peningkatan perkembangan bahasa anak dalam
penelitian tindakan kelas ini. Dengan kata lain, indikator kinerja dari
data kuantitatif dapat tercapai pada siklus I, sehingga tidak perlu
diadakan tindakan pada siklus berikutnya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan pada anak
Kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Panggul
Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajrana 2022/2023 dapat di
simpulkan bahwa :

1. Penggunaan metode bercerita pada anak kelompok B di TK


Dharma TK Negeri Pembina dapat meningkatkan kemampuan
bahasa anak.
2. Peningkatan perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh
penggunakan metode bercerita yang dapat menarik minat anak
dalam kegiatan disampaikan oleh guru.
3. Peningkatan kemampuan bahasa dalamkegiatan bercerita
dapat dilihat pada peningkatan presentase hasil belajar siswa
yang memperoleh kriteria baik (BSH) dan sangat baik
(BSB), yaitu dari semula 8,3% (BSH) 0% (BSB) pada pra
siklus , dan meningkat menjadi 33,3% (BSH) dan 66,6%
(BSB) pada siklus I.
B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian Tindakan kelas yang telah


dilaksanakan peneliti mengajukan beberapa saran
1. Bagi Guru, dituntut untuk meningkatkan kompetensinya
sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan bagi anak terutama anak usia dini.
2. Bagi Sekolah, Hendaknya dalam pengelolaan pembelajaran
pihak sekolah menyediakan alat peraga yang sesuai dengan
tingkat kebutuhan anak.
3. Bagi anak, cara belajar anak usia dini dalam memahami
kemampuanya harus dengan menggunakan beberapa media
yang menarik
4. Bagi Orangtua, untuk selalu memotivasi anak agar mereka
dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA

1. Deden suryana.Nenny mahyudin.2013. Dasar-dasar pendidikan


TK.universitas terbuka.tangerang selatan

2. Nurbiana dhieni, dkk.2013. metode pengembangan


bahasa.universitas terbuka. Tangerang selatan

3. Dosen pendidikan2.2023.
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-bercerita/

4. GAMAL THABRONI . 02-09-2020 revisi 17-06-2021.


https://serupa.id/metode-pembelajaran-pengertian-jenis-
macam-menurut-para-ahli/
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini,saya guru kelompok B di TK

Negeri Pembina Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek menyatakan

dengan sesungguhnya bahwa saya :

Nama : ika imbar iswanti

Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dan Perbaikan

Pembelajaran di TK Negeri Pembina Kecamatan Panggul Kabupaten

Trenggalek,

mulai tanggal 15 Oktober sampai 21 Oktober 2022

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Trenggalek,29 Oktober 2021

Guru Kelas B

IKA IMBAR ISWANTI,S.Pd

Anda mungkin juga menyukai