PTK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MENGGUNAKAN METODE BERCERITA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN
PTK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MENGGUNAKAN METODE BERCERITA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN
Disusun Oleh
Ika Imbar Iswanti S.Pd
Disahkan di : Tangkil
Pada tanggal : 04 November 2022
Peneliti Kepala TK Negeri Pembina
Peneliti
ABSTRAK
Ika Imbar Iswanti, 2022. Penelitian Tindakan Kelas “Meningkatkan
Kemampuan bahasa anak melalui metode bercerita
pada anak usia B ( 5-6 tahun ) Tahun Pelajaran 2022
/ 2023
Kata kunci : Kemampuan bahasa, metode bercerita
Peneliti, bahwa anak kelompok b di TK Negeri Pembina Kecamatan
Panggul Kabupaten Trenggalek mengalami kesulitan dalam aspek bahasa yaitu
mengungkapkan imajinasinya karena anak kurang tertarik dengan media yang
digunakan, dan peran guru lebih dominan dalam menyampaikan matari sehingga
anak merasa kurang nyaman dan minatnya dalam mengungkapkan imajinasinya
masih lemah.
Hal ini terlihat dari minat anak yang masih kurang, anak merasa kurang
leluasa sehingga daya tarik anak terhadap matei yang disampaikan belum
muncul, guru selama ini dalam penyampaian materi masih kurang kreatif
sehingga anak akan terkesan pasif, dan kurang aktif hal tersebut karena guru
belum mengguanak media yang menarik, guru masih menggunakan metode
pembalajaran yang monoton dalam menyampaikan materi.
Permasalahan penelitian ini adalah “ bagaimana cara meningkatkan
kemampuan bahasaanak dalam mengungkapkan imajinasinya dengan metode
bercerita di TK Negeri Pembina Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek
Tahun pelajaran 2022 / 2023 ? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan bahsa dalam mengungkapkan imajinasinya dengan
metode bercerita di TK Negeri Pembina Kecamatan Pangul Kabupaten
Trenggalek Tahun Pelajaran 2022 / 2023”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Penelitian
berlangsung satu siklus dengan mengadakan pengamtan terhadap penilan lembar
observasi dan lembar hasil kegiatan anak.
Malalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemmapuan kognitif
dalam mengenal bentuk geometri dengan media kotak sortasi memiliki dampak
yang positif dalam meningkatkan hasil belajar anak. Hal ini terbukti adanya
peningkatan dapat dilihat pada persentase hasil belajar siswa yang memperoleh
kriteria baik ( BSH ) dan sangat baik ( BSB ), yaitu semula 8,3% ( BSH ) 0%
( BSB) pada pra siklus, dan meningkat menjadi 33,3% ( BSH ) dan 66,6% ( BSB )
pada siklus 1. Karena pembelajran menggunakan media kotak sortasi dapat
memudahkan pemahan anak.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
perkembangan bahasa dalam mengungkapkan imajinasinya dengan metode
bercerita dapat meningkatkan kemampuan bahasa pada anak kelompok B di TK
Negeri pembina Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran
2022 / 2023.
Agar anak dapa mengembangkan pengalaman belajar dalam proses
pembelajran dan peningkatan kemampuan bahsa dalam kegiatan mengungkapkan
imajinasinya disarankan menggunakan metode bercerita.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan
mendasar sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan
manusia. Masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang
fundamental dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir
perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi penciri masa usia dini
adalah periode keemasan. Banyak konsep dan fakta yang ditemukan
memberikan penjelasan periode keemasan pada anak usia dini,yaitu masa
semua potensi anak berkembang makin paling cepat. Beberapa konsep
yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masa eksplorasi,
masa identifikasi/imitasi, masa peka, masa bermain, dan masa
membangkang tahap awal. Namun , disisi lain anak usia dini berada pada
masa kritis, yaitu masa keemasan anak tidak akan dapat diulang kembali
pada masa-masa berikutnya, jika potensi-potensinya tidak distimulasi
secara optimal dan maksimal pada usia dini tersebut. Dampak dari tidak
terstimulasinya berbagai potensi saat usia emas, akan menghambat tahap
perkembangan anak berikutnya. Jadi, usia emas hanya sekali dan tidak
dapat terulang kembali.
Anak usia dini memanglah anak yang unik. selain itu berbagai
perkembangan anak usia dini perlu dioptimalkan diantaranya
perkembangan kognitif, seni, sosial emosional,nilai agama dan moral,fisik
motorik serta bahasa anak.
Perkembanga bahasa merupakan salah satu aspek perkembangan
yang sangat penting bagi anak usia dini. Karena bahasa merupakan media
ataupun sarana komunikasi dengan orang lain dan juga sangat bermanfaat
bagi kehidupan dari awal sampai akhir. Untuk itu perkembangan bahasa
harus dikenalkan kepada anak sedini mungkin. Anak usia dini harus dilatih
untuk mampu dan berani mengungkapkan apa yang dirasakan ataupun apa
yang diinginkan, sehingga nantinya anak jadi lebih berani dan mudah
mengungkapkan pendapat didepan orang lain serta anak mampu
berinteraksi dengan mudah. Oleh karena itu, perkembangan bahasa harus
dikembangkan secara optimal sejak dini.
Permasalahan yang terjadi di TK pada anak kelompok B yang
seluruhnya berjumlah 15 anak, dari jumlah tersebut anak yang mampu
mengembangkan kemampuan bahasanya hanya 40%yaitu sekitar 6 anak.
Sebagian besar anak masih kesulitan dalam mengungkapkan bahasa.
Sehubung dengan adanya masalah tersebut peneliti perlu mencoba
adanya perbaikan dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam
mengenal bentuk geometri dengan cara mengadakan penilaina tindakan
kelas untuk mengatasi masalah yang ada dengan judul “ meningkatkan
kemampuan bahasa anak dengan metode bercerita pada anak usia B ( 5-6
tahun).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dirumuskan
dalam penelitian ini adalah “ Apakah metode bercerita dapat meningkatkan
kemampuan bahsa pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan
Panggul Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2022 / 2023 ?”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang
akan dicapai yaitu “ untuk mengetahui bahwa metode bercerita dapat
meningkatkan kemmapuan bahasa anak pada kelompok B di TK Negeri
Pembina Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2022 /
2023”
D. Manfaat Penelitian
Sedangkan kegunaan penilitia ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
semua pihak yakni :
1. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan kemampuan berbasa anak dengan
menggunakan metode bercerita
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kemampuan
berbahasa anak melalui metode bercerita
3. Bagi sekolah sebagai bahan atau metode yang dapat meningkatakan nilai-
nilai perkembangan anak, khususnya perkembangan bahasa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori Yang Relevan
1. Pengertian Bahasa
Bahasa pada hakekatnya adalah ucapan pikiran dan perasaan
manusia, secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
Artinya, melalui bahasa, orang dapat saling bertegur-sapa, saling
bertukar pikiran untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini juga terjadi pada
anak-anak. Anak juga membutuhkan orang lain untuk berinteraksi
mengungkapkan isi hati, pikirannya serta keinginannya melalui bahasa
baik yang berlangsung dirumah, dilingkungan sekitar anak, ataupun
disekitar anak (Anita, 2015:162).
Menurut Holzman dalam Bromley (1992) mengidentifikasi tiga
aspek yang membedakan bahasa manusia dan sistem isyarat pada
hewan. Pertama, bahasa manusia bersifat produktif.kedua bahsa
manusia terlepas dari konteks/ situasi. Ketiga manusia menggunakan
bahasa untuk berkomunikasi sedangkan hewan menggunakn isyarat
untuk menginformasiakn sesuatu (Nurbiana,dkk, 2013:1.8)
Bahasa adalah aspek perkembangan yang berperan penting dalam
kehidupan manusia. Komponen berbahasa salah satunya adalah belajar
bicara memerlukan proses proses yang panjang dan rumit. Pada saat
bicara seorang anak harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna
bagi orang yang mereka ajak berkomunikasi, dan dalam
berkomunikasi anak harus memahami bahasa yang digunakan oleh
orang lain ( Sofyan, 2014:23-24).
Menurut Susanto (2015:307) pengembangan bahasa bagi anak usia
dini di taman kanak-kanak merupakan salah satu domain
perkembangan anak yang dalam pelaksanaannya tidak dapat
dipisahkan dari semua kegiatan di taman kanak-kanak. Semua
Pengembangan bahasa anak usia dini harus mengintegrasikan unsur-
unsur mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Menurut Mursid (2015:8) perkembangan bahasa adalah
meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat
komunikasi dengan secara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-
tanda dan isyarat.
Menurut Susanto (2015:308) Pembelajaran bahasa berlangsung
secara fungsional dan kontekstual, artinya bahwa upaya
pengembangan bahasa pada anak TK harus diarahkan kepada keempat
unsur konteks pengembangan diatas. Untuk itu, pelaksanaan
pengembangan bahasa yang mencakup unsur pertama, yaitu kegiatan
mendengarkan dilakukan melalui bercerita.
6. Pengertian bercerita
- Menurut Burhan Nurgiyantoro “2001:278”
Ada beberapa bentuk tugas kegiatan berbicara yang dapat dilatih untuk
meningkatkan dan mengembangkan keterampilan bercerita pada siswa
yaitu:Bercerita berdasarkan gambar,Wawancara,Bercakap-cakap,
Berpidato, Berdiskusi.
Bercerita merupakan salah satu kebiasaan masyarakat sejak dahulu
sampai sekarang. Hampir setiap siswa yang telah menikmati suatu cerita
akan selalu siap untuk menceritakannya kembali, terutama jika cerita
tersebut mengesankan bagi siswa.
- Menurut Burhan Nurgiyantoro “2001:289”
Bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan berbicara
yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan berbicara yang
bersifat pragmatis. Ada dua unsur penting yang harus dikuasai siswa
dalam bercerita yaitu linguistik dan unsur apa yang diceritakan.
Ketepatan ucapan, tata bahasa, kosakata, kefasihan dan kelancaran,
menggambarkan bahwa siswa memiliki kemampuan berbicara yang
baik.
- Menurut Tarigan “1981:35”
Menyatakan bahwa bercerita merupakan salah satu ketarmpilan
berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang
lain. Dikatakan demikian karena berbicara termasuk dalam situasi
informatif yang ingin membuat pengertian-pengertian atau makna-
makna menjadi jelas. Dengan bercerita seseorang dapat menyampaikan
berbagai macam cerita, ungkapan berbagai perasaan sesuai dengan apa
yang dialami, dirasakan, dilihat, dibaca dan ungkapan kemauan dan
keinginan membagikan pengalaman yang diperolehnya.
- Menurut Echols “Dalam Aliyah, 2011”
Storytelling terdiri atas dua kata yaitu story berarti cerita dan
telling berarti penceritaan, Penggabungan dua kata storytelling berarti
penceritaan cerita atau menceritakan cerita. Selain itu, storytelling
disebut juga bercerita atau mendongeng seperti yang dikemukan oleh
Malan, mendongeng ialah bercerita berdasarkan tradisui lisan.
Storytelling merupakan usaha yang dilakukan oleh pendongeng dalam
menyampaikan isi perasaan, buah pikiran atau sebuah cerita kepada
anak-anak serta lisan.
- Menurut Loban “Dalam Aliyah, 2011”
Menyatakan bahwa storytelling dapat menjadi motivasi untuk
mengembangkan daya kesadaran, memperluas imajinasi anak,
orangtua atau menggiatkan kegiatan storytelling pada berbagai
kesempatan seperti ketika anak-anak sedang bermain, anak menjelang
tidur atau guru yang sedang membahas tema digunakan metode
storytelling.
- Menurut Pellowski “Dalam Nurcahyani, 2010”
Mendefinisikan storytelling sebagai sebuah seni atau seni dari
sebuah keterampilan bernarasi dari cerita-cerita dalam bentuk syair
atau prosa yang dipertunjukkan atau dipimpin oleh satu orang
dihadapan audience secara langsung dimana cerita tersebut dapat
dinarasikan dengan cara diceritakan atau dinyanyikan dengan atau
tanpa musik, gambar ataupun dengan iringan lain yang mungkin dapat
dipelajari secara lisan, baik melalui sumber tercetak atau[un melalui
sumber rekaman mekanik.
- Menurut Dhieni, “2008:6.3”
Bercerita ialah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara
lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang
harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah
dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan oleh
karena itu orang yang menyajikkan cerita tersebut menyampaikannya
dengan menarik.
- Menurut Bachir “2005:10”
Becerita ialah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang
perbuatan atau sesuatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan
tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain.
- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “2003:210”
Cerita merupakan tuturan yang membentangkan bagaimana
terjadinya suatu hal atau peristiwa atau karangan yang menuturkan
perbuatan, pengalaman kebahagiaan atau penderitaan orang, kejadian
tersebut sungguh-sungguh atau rekaan.
- Menurut Musfiroh et al, “2005:59”
Berdasarkan pengertian di atas maka cerita anak dapat
didefinisikan “tuturan lisan, karya bentuk tulis atau pementasan
tentang suatu kejadian, peristiwa dan sebagainya yang terjadi diseputar
dunia anak.
7. Jenis-Jenis Bercerita
Menurut Asfandiyar “2007” berdasarkan isinya bercerita dapat
digolongkan ke dalam berbagai jenis, namun dalam hal ini peneliti
membatasi jenis tersebut dalam:
1. Bercerita Pendidikan
Dongeng pendidikan ialah dongeng yang diciptakan dengan
suatumisi pendidikan bagi dunia anak-anak, misalnya
menggugah sikap hormat kepada orang tua.
2. Fabel
Fabel ialah dongeng tentang kehidupan binatang yang
digambarkan dapat bicara seperti manusia. Cerita-cerita fabel
sangat luwes digunakan untuk menyindir perilaku manusia
tanpa membuat manusia tersinggung, misalnya dongeng kancil,
kelinci dan kura-kura.
8. Manfaat Bercerita
Bebicara mengenai bercerita sungguh banyak manfaatnya, tak
hanya bagi anak-anak tetapi juga bagi orang yang
mendongengkannya. Menurut Hibana “Dalam Kusmiadi, 2008”,
manfaat dari kegiatan mendongeng ini antara lain ialah :
Mengembangkan fantasi, empati dan berbagai jenis perasaan lain,
menumbuhkan minat baca,membangun kedekatan dan
keharmonisan,media pembelajaran, dan lain-lain
9. Tujuan Bercerita
Metode ini bertujuan untuk memberi pengalaman pelajaran
agar anak memperoleh penguasaan isi cerita yang disampaikan
lebih baik, melalui bercerita anak menyerap pesan-pesan yang
dituturkan melalui kegiatan bercerita. Penuturan cerita yang sarat
informasi atau nilai-nilai itu dihayati anak dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
10. Teknik Bercerita
Sebelum bercerita, pendidik harus memahami terlebih dahulu
tentang cerita apa yang hendak disampaikannya, tentu saja disesuaikan
dengan karakteristik anak-anak usia dini. Agar dapat bercerita dengan
tepat, pendidik harus mempertimbangkan materi ceritanya. Pemilihan
cerita antara lain ditentukan oleh :
- Pemilihan Tema dan judul yang tepat
Bagaimana cara memilih tema cerita yang tepat berdasarkan usia
anak? Seorang pakar psikologi pendidikan bernama Charles Buhler
mengatakan bahwa anak hidup dalam alam khayal. Anak-anak
menyukai hal-hal yang fantastis, aneh, yang membuat imajinasinya
“menari-nari”. Bagi anak-anak, hal-hal yang menarik, berbeda pada
setiap tingkat usia, misalnya;Sampai ada usia 4 tahun, anak menyukai
dongeng fabel dan horor, seperti: Si wortel, Tomat yang Hebat, Anak
ayam yang Manja, kambing Gunung dan Kambing Gibas, anak nakal
tersesat di hutan rimba, cerita nenek sihir, orang jahat, raksasa yang
menyeramkan dan sebagainya. Pada usia 4-8 tahun, anak-anak
menyukai dongeng jenaka, tokoh pahlawan/hero dan kisah tentang
kecerdikan, seperti; Perjalanan ke planet Biru, Robot pintar, Anak
yang rakus dan sebagainya Pada usia 8-12 tahun, anak-anak menyukai
dongeng petualangan fantastis rasional (sage), seperti: Persahabatan si
Pintar dan si Pikun, Karni Juara menyanyi dan sebagainya
- Waktu Penyajian
Dengan mempertimbangkan daya pikir, kemampuan bahasa,
rentang konsentrasi dan daya tangkap anak, maka para ahli dongeng
menyimpulkan sebagai berikut;
a. Sampai usia 4 tahun, waktu cerita hingga 7 menit
b. Usia 4-8 tahun, waktu cerita hingga 10 -15 menit
c. Usia 8-12 tahun, waktu cerita hingga 25 menit.
Namun tidak menutup kemungkinan waktu bercerita menjadi
lebih panjang, apabila tingkat konsentrasi dan daya tangkap anak
dirangsang oleh penampilan pencerita yang sangat baik, atraktif,
komunikatif dan humoris.
- Suasana (situasi dan kondisi)
Suasana disesuaikan dengan acara/peristiwa yang sedang atau akan
berlangsung, seperti acara kegiatan keagamaan, hari besar nasional,
ulang tahun, pisah sambut anak didik, peluncuran produk, pengenalan
profesi, program sosial dan lain-lain, akan berbeda jenis dan materi
ceritanya. Pendidik dituntut untuk memperkaya diri dengan materi
cerita yang disesuaikan dengan suasana. Jadi selaras materi cerita
dengan acara yang diselenggarakan, bukan satu atau beberapa cerita
untuk segala suasana.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. SUBYEK PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak- anak kelompok B di TK Negeri
Pembina Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek yang berjumlah
15 anak yang terdiri dari 7 laki-laki dan 5 perempuan. Pengembangan
yang akan dikembangkan adalah meningkatkan kemampuan bahasa
menggunakan metode bercerita.
2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan pada semester 1 bulan oktober tahun pelajaran
2022/2023 dengan menggunakan 1 siklus
Pelaksanaan Penelitian
3. Bidang Pengembangan
Bidang pengembangan yang akan diteliti dan diamati dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah aspek kemampuan berbahasa anak
melalu metode bercerita sebagai kegiatan pembelajaran.
4. Kelas Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini kami meneliti anak-anak pada
kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Panggul Kabupaten
Trenggalek
5. Karakteristik Anak
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada anak
kelompok B di TK Negeri Pembina Semester 1 Tahun Pelajaran
2022/2023 pada umumnya mereka mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda. Perkembangan anak umumnya sangat cepat namun kemampuan
mengingat serta mengenali bentuk benda sebagian anak masih kurang, hal
ini dipengaruhi oleh bebrapa faktor diantaranya faktor di lingkungan
sekolah. Sehingga guru harus mengunakan metode dan strategi yang tepat
dan menarik untuk meningkatkan perkembangan anak tersebut di TK TK
Negeri Pembina Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek.
1. Anak mengamati :
4. Anak menalar :
Recalling (± 15 menit )
a. Mencuci tangan,
b. Berdoa sebelum makan
e. Bermain.
Pengamatan/Observasi
2. Menganalisa observasi
2. Siklus 1
1. Rencana
Dalam perencanaan penelitian langkah awal sebelum
melakukan penelitian, segala sesuatu yang berhubungan
dengan penelitian harus dipersiapkan seperti :
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus 1, peneliti bertindak
sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran
Meningkatkan Kemampuan kemampuan berbahasa
menggunakan metode bercerita pada anak kelompok B
di TK Negeri Pembina Tahun Pelajaran 2022/2023.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Tema : lingkungan
Sub tema :sekolah
Sub-Sub tema : bagian-bagian sekolah
SOP Penyambutan ( ± 20 menit )
Kegiatan Awal :
a. Senam fantasi
1. Anak mengamati :
4. Anak menalar :
Recalling (± 15 menit )
Istirahat (± 25 menit )
a. Mencuci tangan,
e. Bermain.
3. Pengamatan/Observasi
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti
bertindak sebagai pengamat sekaligus guru. Peneliti melakukan
penelitian dan melakukan pencatatan pada lembar observasi
yang telah direncanakat. Peneliti mengumpulkan data melalui
kegiatan bercerita , pada saat kegiatan berlangsung guru
mencatat kejadian selama pembelajaran untuk melihat berapa
banyak siswa yang telah berani bercerita didepan teman-
temannya dan untuk mengetahui tingkat pemahaman anak
terhadap pembelajaran yang dilakukan.
4. Refleksi
o Menganalisa observasi
6. Instrumen Penilaian
Penilaian tindakan kelas ini menggunakan dua
instrument penilaian, yaitu :
1) Lembar Observasi
Anak berani
Anak mampu Anak
NAMA bercerita
N mengungkap memahami KET
SISWA didepan
O kan cerita
teman
imajinasinya
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 AfifaNahdaRafa
nda
2 AdillaRenita
3 AfzaPramudya
4 AzrilRamadhan
5 NaufalAbiAsega
f
6 AqillaFalastin
7 Muhammad
ArzanArsaka
8 AzrilMaulana
9 RamadhaniBinta
ngGemilang
10 AndharaWati
11 FairelRamdhan
12 Naomi
AlisiaSihaloho
Keterangan:
a. 1 : Belum Berkembang
b. 2 : Mulai Berkembang
1 AfifaNahdaRafa
nda
2 AdillaRenita
3 AfzaPramudya
4 AzrilRamadhan
5 NaufalAbiAsega
f
6 AqillaFalastin
7 Muhammad
ArzanArsaka
8 AzrilMaulana
9 RamadhaniBinta
ngGemilang
10 AndharaWati
11 FairelRamdhan
12 Naomi
AlisiaSihaloho
Keterangan:
● BB : Belum Berkembang
● MB : Mulai Berkemban
1. lembar observasi
Pada bab ini peneliti memaparkan data hasil belajar yang diperoleh
anak mulai dari kegiatan bermain sampai kegiatan pembelajaran.
Tindakan pembelajaran ini dilaksanakan melalui 1 siklus karena itu
temuan hasil penelitian ini dideskripsikan data hasil tindakan yang
diperoleh dari pelaksanaan tindakan pra siklus I. Pemaparan data dan
pembahasan hasil pelaksanaan dari masing-masing tindakan siklus
tersebut disesuaikan dengan tujuan penelitian dan tahapan pelaksanaan
tindakan serta data awal sebelum dilaksanakan tindakan.
1 AfifaNahdaRafa
nda
2 AdillaRenita √
AfzaPramudya √
3
AzrilRamadhan √
4
NaufalAbiAseg √
5 af
AqillaFalastin √
6
Muhammad √
7 ArzanArsaka
AzrilMaulana √
8
RamadhaniBint √
9 angGemilang
AndharaWati √
10
FairelRamdhan √
11
Naomi √
12 AlisiaSihaloho
Catatan:
● BSB = anak sudah bisa melakukan secara mandiri dan sudah bisa
membantu temannya.
ASPEK JUMLAH
NO PERSENTASE %
PERKEMBANGAN SISWA
1 BB 3
3/12x 100 % = 25 %
2. Pelaksanaan
2. Menganalisa observasi
Dari hasil pembelajaran bercerita ini, sebagian anak
sudah mampu memahami dan terlibat aktif dalam kegiatan
bercerita serta berimajinasi, hal ini terlihat saat anak tampil
bersam temannya didepan kelas, dan anak-anak pun merasa
nyamana dan tertarik dengan cerita yang dibuat
Berdasarkan deskripsi dari siklus I diperoleh data
tingkat perkembangan anak.
1 AfifaNahdaRaf √ √ √
anda
2 AdillaRenita √ √ √
3 AfzaPramudya √ √
4 AzrilRamadhan √ √ √
5 NaufalAbiAseg √ √ √
af
6 AqillaFalastin √ √ √
7 Muhammad √ √ √
ArzanArsaka
8 AzrilMaulana √ √ √
9 RamadhaniBint √ √ √
angGemilang
10 AndharaWati √ √ √
11 FairelRamdhan √ √ √
12 Naomi √ √ √
AlisiaSihaloho
Jumlah persentase
anak yang
berkembang 83,3% 83,3% 75 %
sangat baik
1 AfifaNahdaRafa √
nda
2 AdillaRenita √
3 AfzaPramudya √
4 AzrilRamadhan √
5 NaufalAbiAseg
af
6 AqillaFalastin √
7 Muhammad √
ArzanArsaka
8 AzrilMaulana √
9 RamadhaniBint √
angGemilang
10 AndharaWati √
11 FairelRamdhan √
12 Naomi √
AlisiaSihaloho
Catatan:
BB maksudnya anak melakukan masih dengan bimbingan dan
dicontohkan guru.
MB maksudnya anak melakukan masih harus diingatkan atau
dibantu guru.
BSH maksudnya anak sudah bisa melakukan sendiri dengan
mandiri tanpa diingatkan guru.
BSB maksudnya anak sudah bisa melakukan secara mandiri dan
sudah bisa membantu temannya.
⮚ Berdasarkan lembar penilaian di atas dapat dihasilkan
data berupa prosentase sebagai berikut:
ASPEK JUMLAH
NO PERSENTASE %
PERKEMBANGAN SISWA
1 BB 0 0/12 x 100 % = 0 %
2 MB 0 0/12 x 100 % = 0 %
b. Siklus 1
Kurang maksimalnya tingkat perkembangan siswa yang
diperoleh pada Pra siklus I, maka guru mengadakan perbaikan
lagi pada siklus I. Perkembangan anak pada siklus I ternyata
mengalami peningkatan yaitu dapat dipresentasekan dengan
perolehan kriteria baik (BSH) 33,3 % dan sangat baik (BSB)
66,7 %. Terlihat jelas bahwa tingkat perkembangna anak pada
siklus I ini lebih baik jika dibandingkan dengan Pra siklus I. hal
ini disebabkan karena bertambahnya pengalaman guru dan anak
dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media sehingga
siswa lebih tertarik dan aktif dalam pembelajaran. Dengan
demikian proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik
dan hasilnya lebih optimal.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari pra siklus
sampai setelah siklus I , dapat dilihat dalam tabel data hasil
belajar antar siklus sebagai berikut:
1 BB 3 25% 0 0%
2 MB 8 66,6% 0 0%
4 BSB 0 0% 8 66,6%
BAB V
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan pada anak
Kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Panggul
Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajrana 2022/2023 dapat di
simpulkan bahwa :
3. Dosen pendidikan2.2023.
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-bercerita/
Trenggalek,
mestinya.
Guru Kelas B