Anda di halaman 1dari 4

MIOPIA RINGAN

No. Dokumen :
SOP 04/UKM-INDERA/2017
No. Revisi :00
Tanggal Terbit : 11 Januari 2017
Halaman : 1/4
UPT drg. Edi Widartiningsih
PUSKESMAS Pembina Utama Muda
NAILAN NIP. 19590702 198701 2 003

1. Pengertian Miopia ringan adalah kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke
mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan dibiaskan
membentuk bayangan di depan retina. Dapat dikoreksi dengan lensa
sferis negative S – 0.25 sampai S – 3.00 D.

2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam penatalaksanaan pada myopia


ringan.

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Nailan


Nomor :188.4/06/405.10.7/2017 Tentang Jenis Pelayanan Dan Program
Yang Diselenggarakan Di UPT Puskesmas Nailan.

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :


HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinik bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan kebersihan tangan


Langkah- 2. Petugas menyapa pasien

1/4
Langkah
3. Petugas menganamnesa pasien.
Terdapat keluhan penglihatan kabur bila melihat jauh, mata cepat
lelah, pusing dan mengantuk,cenderung memicingkan mata bila
melihat jauh. Tidak terdapat riwayat kelainan sistemik seperti;
diabetes mellitus, hipertensi; serta buta senja dan faktor risiko yang
menyertai adalah faktor genetik
4. Petugas melakukan pemeriksaan visus, dengan cara :
a) Meminta pasien untuk duduk sejajar dengan snellen chart
yang berjarak 5-6 meter dengan tempat duduk pasien.
b) Satu mata yang tidak diperiksa ditutup dengan tangan atau
penutup lainnya, lalu meminta pasien untuk membaca grafik
snellen.
c) Meminta pasien membaca huruf yang tertera dari kiri ke
kanan, hingga baris huruf dibawahnya dimana pasien tidak
mampu lagi membaca ( Misal pasien dapat membaca hingga
huruf yang berkode 6/30, dan tidak mampu lagi membaca
baris huruf yang dibawahnya, maka visus ditulis 6/30).
d) Jika pasien tidak mampu membaca baris huruf paling atas
( kode 5/5 atau 6/6 )maka petugas mengukur visus dengan
hitungan jari mulai dari jarak 1 meter di depan pasien dan
seterusnya kemudian petugas meminta pasien menyebutkan
angka yang diperagakan petugas.( Misalkan pasien masih
jelas membaca dalam jarak 1 m, maka petugas mundur
hingga jarak 2m dan seterusnya hingga pasien tidak mampu
lagi membaca pada jarak tertentu. Maka visus dapat ditulis
1/60, 2/60, 3/60 ).
e) Jika pasien tidak mampu lagi membaca hitungan jari pada
visus 1/60, maka dapat digantikan dengan lambaian tangan
dimana petugas tetap berdiri 1 m di depan pasien. Pasien
diminta menyebutkan arah gerakan tangan. Jika pasien
dapat menyebutkannya, maka dapat ditulis visus 1/300.
f) Jika tidak mampu menyebutkan arah gerakan tangan, maka
dapat dilakukan dengan menyebutkan sumber arah cahaya
( dari atas, samping kanan-kiri, atau bawah ) dengan

2/4
menggunakan penlight yang disinarkan dekat dengan
pasien. Jika pasien dapat menyebutkan sumber arah
cahaya, maka visus 1/~ ( tak terhingga)
g) Jika tidak mampu menyebutkan arah sumber cahaya, maka
visus 0.
h) Memeriksa mata yang lain dengan cara yang sama.
5. Petugas tidak perlu melakukan pemeriksaan penunjang.
6. Petugas merujuk pasien untuk penggunaan koreksi dengan
kacamata lensa sferis negatif terlemah yang menghasilkan tajam
penglihatan terbaik.
7. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi keluarga dan pasien
untuk membaca dalam cahaya yang cukup dan tidak jarak dekat
dan kontrol untuk pemeriksaan visus bila ada keluhan.
8. Petugas merujuk pasien myopia ringan ke layanan sekunder untuk
dilakukan koreksi kacamata.

6. Unit Terkait 1. Unit Pemeriksaan Umum


2. UGD
3. Unit Rawat Inap
4. Puskesmas Pembantu
5. Polindes
6. Ponkesdes

7. Diagram Melakukan
kebersihan tangan
Petugas menyapa
pasien
Petugas
menganamnesa
Petugas melakukan
pemeriksaan visus pada
pasien pasien
Alir

Petugas tidak perlu


Merujuk pasien KIE keluarga melakukan pemeriksaan
untuk koreksi penunjang
kacamata

3/4
8. Rekaman Historis

No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan


Tanggal

4/4

Anda mungkin juga menyukai