Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TERHADAP

KINERJA KARYAWAN DI PABRIK KELAPA SAWIT (PKS)


PT. XYZ
Rabiatul Adawiyah
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Pontianak, 78124
E-mail: rabiatuladawiyah1296@gmail.com

Abstrak: Era globalisasi merupakan era yang 1. Pendahuluan


menuntut kemampuan dan keahlian masyarakat PT. XYZ merupakan salah satu pabrik
dalam menghadapi persaingan perindustrian. kelapa sawit yang terletak di Kalimantan Barat.
Kinerja merupakan salah satu bagian dari Sumber
Pabrik ini dibangun pada tahun 2009 dan mulai
Daya Manusia (SDM), dimana hal ini diperlukan
agar suatu industri atau perusahaan mampu beroperasional pada tahun 2011. PT. XYZ
menghadapi arus globalisasi khususnya dalam menghasilkan berbagai produk minyak nabati yaitu
memenuhi target perusahaan dengan kualitas mutu CPO (Crude Palm Oil) dan kernel. Pabrik ini
yang terbaik. PT. XYZ menghasilkan berbagai menghasilkan produk olahan dengan kapasitas 45
produk minyak nabati yaitu CPO (Crude Palm Oil) ton TBS/jam. Hingga saat ini, PT. XYZ memiliki
dan kernel. Pabrik ini menghasilkan produk olahan karyawan sebanyak 103 orang.
dengan kapasitas 45 ton TBS/jam. Permasalahan
Berdasarkan observasi dan wawancara yang
yang terjadinya penurunan kinerja karyawan
disebabkan adanya miscommunication antar atasan telah dilakukan terhadap beberapa karyawan,
dalam hal pembagian perintah kerja terhadap diketahui ada karyawan yang menyatakan bahwa
karyawan. sering terjadi miscommunication antar atasan dalam
Pada tahapan pengumpulan data melakukan hal pembagian perintah kerja terhadap karyawan.
menyebarkan kuesioner di tiga bagian departemen Miscommunication yang dimaksud, misalnya saat
jumlah populasi sebanyak 103 orang karyawan, seorang asisten kepala memerintahkan terhadap
untuk jumlah responden yang dibutuhkan 82 orang
karyawan tersebut untuk lembur mengerjakan
karyawan di pabrik kelapa sawit PT. XYZ.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ada tiga pekerjaan tambahan. Informasi adanya karyawan
variabel bebas yaitu variabel kepemimpinan yang lembur seharusnya diberikan kepada asisten
direktif (X1), kepemimpinan partisipatif (X2) dan dan mandor karyawan tersebut, namun tidak
kepemimpinan berorientasi prestasi (X3), dilakukan oleh asisten kepala. Akibat dari
sedangkan untuk variabel terikatnya yaitu variabel informasi lembur yang tidak diketahui ini berimbas
kinerja karyawan (Y). Setelah data semuanya
pada perhitungan gaji karyawan tersebut, dimana
dikumpul lanjut mengolah data dengan software
SPSS versi 25 kemudian melakukan pengujian upah lemburnya tidak diberikan dikarenakan tidak
dengan uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi adanya informasi lembur yang diterima oleh asisten
liner berganda, uji asumsi klasik, pengujian dan mandor karyawan tersebut. Hal ini
hipotesis. mengakibatkan karyawan emosi dan kinerja
Hasil pengolahan data dengan pengujian karyawan tersebut akhirnya menurun.
hipotesa regresi dari hasil uji simultan dimana nilai Misscommunication seperti ini dapat
F hitung > F tabel (7.910 > 2.722) dengan nilai sig.
mempengaruhi penilaian karyawan terhadap gaya
< α (0.000 < 0.05), maka H0 ditolak. Ini
menunjukkan bahwa variabel bebas (hubungan kepemimpinan atasan yang tidak terstruktur dalam
kepemimpinan) berpengaruh signifikan terhadap memberikan perintah kerja, dimana seharusnya
variabel terikat (kinerja karyawan). Hasil dari perintah kerja didiskusikan terlebih dahulu antar
penelitian ini diharapkan mampu memberi atasan. Contoh lainnya yaitu dalam pemberian
mempertimbangkan dalam mengambilan keputusan bonus kepada karyawan biasanya tidak sesuai
bagi perusahaan terkait tingkat kinerja karyawan. dengan hasil kerja karyawan tersebut, sehingga
menimbulkan kecemburuan antar karyawan
Kata kunci : analisa regresi linear berganda,
dikarenakan karyawan merasa penilaian tersebut
kepemimpinan, kinerja karyawan,
kurang adil dan akhirnya karyawan kurang
miscommunication, sumber daya manusia.
produktif dalam bekerja.

- 57 -
Permasalahan lainnya yang pernah terjadi Kinerja pada dasarnya dipengaruhi oleh
yaitu ketidaktegasan atasan dalam memberikan beberapa faktor. Menurut Mathis dan Jackson
teguran terhadap karyawan yang lalai dalam (2006:113), ada tiga faktor utama yang
pekerjaan. Terkadang terdapat beberapa karyawan mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu:
yang absen dari jam kerja namun tidak mendapat 1. Kemampuan individual
teguran dari atasan, sedangkan karyawan yang telat 2. Usaha yang dicurahkan
masuk setelah jam istirahat selesai langsung 3. Dukungan organisasional
diberikan teguran oleh atasan. Kinerja terdiri dari beberapa indikator.
Berdasarkan informasi yang diperoleh pada Adapun indikator kinerja karyawan sebagai berikut
PT. XYZ, maka perlu dilakukan usulan perbaikan Rivai dan Basri (2005):
untuk perusahaan dengan menggunakan analisis 1. Kemampuan potensi seseorang individu untuk
regresi linier berganda untuk mengetahui hubungan menguasai keahliannya dalam melakukan
variabel independen terhadap variabel dependen pekerjaan dengan penilaian atas tindakan
dengan menggunakan empat variabel independen seseorang.
yaitu kepemimpinan direktif, kepemimpinan 2. Motivasi suatu dorongan atas kemauan
suportif, kepemimpinan partisipatif dan seseorang itu sendiri dalam melakuakn suatu
kepemimpinan berorientasi prestasi. Berdasarkan pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu.
keempat variabel ini, akan diketahui variabel mana 3. Kesempatan kerja untuk mengapresiasi
yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan karyawan yang berprestasi dengan memberi
sehingga dapat diberikan usulan terhadap peluang untuk mengembangkan karir.
perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan. c. Analisis Regresi Linier Berganda
2. Tinjauan Pustaka Regresi linier berganda merupakan
a. Kepemimpinan pengembangan dari regresi linier sederhana.
Kepemimpinan adalah seluruh aktivitas Menurut Kurniawan dan Yuniarto (2016) ketika
yang bertujuan untuk mempengaruhi tiap orang regresi linier sederhana hanya menyediakan satu
agar mau bekerjasama guna mencapai tujuan yang variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y),
memang diinginkan bersama. Martoyo (2000:179) maka regresi linier berganda untuk menutupi
menyatakan ”gaya kepemimpinan adalah langkah kelemahan regresi linier sederhana dengan
atau tindakan yang dilakukan oleh seorang menyediakan lebih dari satu variabel bebas dan
pemimpin didalam memotivasi para bawahannya satu variabel terikat (Y).
agar bawahannya mau melaksanakan tugasnya Berikut ini adalah model regresi linier
sehingga mampu mencapai tujuan yang berganda dengan p-parameter:
diinginkan”. Kepemimpinan merupakan aspek 𝑦𝑖 = 𝛽1 + 𝛽2 𝑋2𝑖 + 𝛽3 𝑋3𝑖 + ⋯ + 𝛽𝜌 𝑋𝜌𝑖 + 𝜇𝑖 (1)
yang paling nyata dari sebuah manajemen, karena Dimana arti dari simbol diatas adalah:
kepemimpinan merupakan pelaksana dari suatu 𝛽1 = Intercept dari model
manajemen. 𝛽2 , 𝛽3 , … , 𝛽𝜌 = Koefisien-koefisien regresi
Adapun menurut Siagian (2005:37), parsial dari variabel dependen
kepemimpinan digolongkan dalam lima tipe, yaitu: ke-i
1. Otokratis 𝑋2𝑖 , 𝑋3𝑖 , … , 𝑋𝜌𝑖 = Variabel-variabel independen
2. Militeris ke-i dengan parameternya
3. Paternalistis
𝑦𝑖 = Variabel dependen ke-i
4. Karismatis
𝜇𝑖 = Residual (error) untuk
5. Demokratis
pengamatan ke-i
b. Kinerja
Untuk mengestimasi parameter atau
Mangkunegara (2008) menyatakan bahwa
koefisien regresi parsial (𝛽1 ) untuk model regresi
kinerja sumber daya manusia (SDM) adalah
yang akan dibuat, maka pada modul ini akan
performa kerja atau hasil kerjanya atau keluaran
menggunakan metode OLS atau Ordinary Least
yang dihasilkan baik dari segi kualitas maupun dari
Square. Dibawah ini merupakan persamaan
segi kuantitas yang diraih sumber daya manusia
estimasi regresi linier berganda sebagai berikut:
persatuan dalam kurun waktu tertentu dalam
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝑏4 𝑋4 (2)
menjalankan tugas kerjanya berdasarkan tanggung
Dimana:
jawab yang diamanahkan kepadanya.
Y = Kinerja Karyawan

- 58 -
X1 = Kepemimpinan Deskriptif dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig
b1 = Koefisien regresi dari variabel X1 > 0,05).
X2 = Kepemimpinan Suportif 3. Uji Normalitas
b2 = Koefisien regresi dari variabel X2 Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui
X3 = Kepemimpinan Partisipatif apakah data memiliki bentuk distribusi yang
b3 = Koefisien regresi dari variabel X3 normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji
X4 = Kepemimpinan Beriorentasi Prestasi normalitas dilakukan dengan mengamati sebaran
b4 = Koefisien regresi dari variabel X4 data pada sumbu diagonal suatu grafik. Menurut
α = Konstanta Santoso (2001) ketentuan uji normalitas adalah
d. Uji Asumsi Klasik sebagai berikut:
Gujarati (2006) menyatakan agar model a. Jika sebaran data berada di sekitar garis
regresi yang dibangun tidak bias atau agar model diagonal serta sebarannya mengikuti arah
regresi bersifat BLUE (Best Linear Unbiased garis diagonal, maka model regresi tersebut
Estimator) maka harus dilakukan uji asumsi klasik memenuhi asumsi normalitas.
pada model regresi yang dibangun. Uji persyaratan b. Jika sebaran data terletak jauh dari garis
analisis untuk regresi berganda yang sering diagonal dan atau sebarannya tidak mengikuti
digunakan adalah sebagai berikut: garis diagonal, maka model regresi tersebut
1. Uji Multikolinieritas tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji Multikolinieritas digunakan untuk e. Koefisien Determinasi
menguji suatu model apakah tercipta hubungan Menurut Kurniawan dan Yuniarto (2016)
yang sempurna atau mendekati sempurna antar koefisien determinasi merupakan proporsi
variabel bebas, sehingga sulit dalam memisahkan variabilitas dalam suatu data yang di hitung
pengaruh antar variabel-variabel tersebut secara berdasarkan model statistik. Koefisien determinasi
individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini diartikan dengan seberapa besar variabel
bertujuan untuk mengetahui apakah variabel- independent (X) menentukan tingkat variabel
variabel bebas yang ada dalam persamaan regresi respons (Y) dalam suatu model. Koefisien
tersebut tidak terdapat korelasi didalamnya. Untuk determinasi berganda dinotasikan dengan R2.
mengetahui adanya multikolinieritas dapat Perhitungan dari koefisien determinasi berganda
dilakukan dengan memperhatikan nilai tolerance didapatkan dengan rumus berikut:
dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Di mana 𝑆𝑆𝑅 𝑆𝑆𝐸 ∑(γ1 − Ῡ1)²
𝑅2 = =1 =1 (3)
menurut Hair. et al dalam Priyatno (2009) variabel 𝑆𝑆𝑇𝑂 𝑆𝑆𝑇𝑂 ∑(γ1 − Ῡ1)²
dikatakan mengandung masalah multikolinearitas Nilai R2 dapat diinterprestasikan sebagai
jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 (tolerance < besar dari proporsi variabilitas total dalam variabel
0,1) atau nilai VIF lebih besar dari 10 (VIF > 10). respons (Y) yang dapat di hitung oleh sekumpulan
2. Uji Heteroskedastisitas variabel independen.
Menurut Ghozali (2011) uji f. Pengujian Hipotesis
heteroskedastisitas berfungsi untuk mengetahui Menurut Sunyoto (2011), pengujian
apakah tercipta penyimpangan model karena hipotesis adalah suatu proses yang memungkinkan
gangguan varian yang tidak sama antar observasi untuk menciptakan suatu keputusan, yaitu
satu ke observasi lainnya. Pengujian keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis,
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan untuk menguji digunakan data yang didapatkan dari
menggunakan uji glejser dimana bertujuan untuk sampel data perkiraan (estimasi). Hipotesis
mengetahui apakah dalam model regresi tersebut dirumuskan dengan harapan akan di tolak,
memiliki ketidaksamaan variance residual terhadap membawakan penggunaan istilah hipotesis null
lainnya. Dibawah ini merupakan dasar pengambil (H0), yang mengakibatkan penerimaan suatu
keputusan uji glejser adalah sebagai berikut: hipotesis alternatif (Ha, H1 atau Hi). Dibawah ini
a. Tidak terjadi heterokedastisitas, apabila nilai merupakan dua hipotesis regresi linier berganda
hitung lebih kecil dari t tabel (nilai hitung < t sebagai berikut:
tabel) dan nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 (sig > 0,05). 1. Uji Simultan (Uji F)
b. Terjadi heterokedastisitas, apabila nilai hitung Uji simultan adalah pengujian yang
lebih besar dari t tabel (nilai hitung > t tabel) melibatkan variabel bebas terhadap variabel terikat,

- 59 -
gunanya untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh Mulai A
yang sigifikan secara simultan. Langkah-langkah
pengujian hipotesis sebagai berikut: Studi lapangan Studi literatur
Analisis Regresi Linier Berganda
a. H0 = b1+b2+b3 = 0 (tidak ada pengaruh
variabel bebas yang signifikan secara simultan Uji Asumsi Klasik
Penentuan Rumusan Masalah dan
terhadap kinerja karyawan). Tujuan Penelitian

b. H1 = b1+b2+b3 ≠ 0 (ada pengaruh variabel Pengujian Hipotesis

bebas yang signifikan secara simultan Identifikasi Variabel

terhadap kinerja karyawan). Analisa Pengolahan Data


Pengumpulan data kuesioner:
Uji F digunakan untuk menguji suatu 1. Hubungan Kepemimpinan
2. Kinerja Karyawan
Kesimpulan dan Saran
hipotesis diterima atau ditolak, dengan cara
membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Jika Rekap Hasil Data Kuesioner
Selesai
F hitung < F tabel maka H0 diterima dan jika F Tidak

hitung > F tabel maka H1 diterima. Untuk Uji Validitas dan Reliabilitas

perhitungan uji hipotesis simultan (uji F) dilakukan


dengan bantuan software SPSS versi 25. Apakah Data Valid
dan Reliabel
2. Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial dilakukan untuk menentukan Ya

signifikan atau tidak signifikan masing-masing


A
nilai koefisien regresi (b), secara masing-masing
terhadap variabel terikat (Y). Hipotesis yang dibuat Gambar 1. Alur Penelitian
oleh Sunyoto (2011) adalah sebagai berikut: 4. Hasil dan Pembahasan
a. H0 : b1 = (nilai koefisien regresi variabel Penyelesaian permasalahan dilakukan
bebas tidak signifikan atau tidak berpengaruh dengan menggunakan metode analisis regresi linier
terhadap variabel terikat ). berganda. Pengumpulan data dilakukan dengan
b. H1 : b1 ≠ (nilai koefisien regresi variabel melakukan penyebaran kuesioner terhadap
bebas berpengaruh atau signifikan terhadap sejumlah sampel yang telah ditentukan.
variabel terikat). Selanjutnya, data yang telah didapatkan akan di uji
Dimana t tabel > t hitung, maka H0 diterima, apakah valid dan reliabel atau tidak. Adapun hasil
jika t tabel < t hitung maka H1 diterima. uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel
Karakterisik penerimaan berdasarkan signifikan 1 hingga 3 berikut:
adalah apabila nilai sig > α (0,05), maka H0 Tabel 1. Uji Validitas Variabel X
diterima dan H1 ditolak. Sedangkan jika nilai sig < r r
No Pernyataan
α (0,05), H0 ditolak dan H1 diterima. hitung tabel
Karyawan kurang mengetahui
3. Metodologi Penelitian 1 kinerja apa yang diharapkan 0.535 0.2172
Metodologi penelitian merupakan ringkasan pemimpin
Pemimpin selalu memberi arahan
mengenai tahapan penelitian yang akan dilakukan. 2
kerja sebelum saya bekerja
0.715 0.2172
Metodologi penelitian diperlukan agar tahapan Pemimpin terjun langsung
3 0.784 0.2172
terencana dan sistematis yang saling berkaitan antar mengawasi pekerjaan saya
Pemimpin menciptakan suasana
satu sama lainnya. Berikut ini adalah alur penelitian 4 yang tidak kondusif untuk 0.645 0.2172
yang dapat dilihat pada gambar 1 berikut: karyawan
Pemimpin selalu melindungi dan
5 0.223 0.2172
memberikan hak-hak karyawan
Pemimpin kurang berbaur dengan
6 0.707 0.2172
karyawan
Pimpinan selalu memberi nasehat
7 0.735 0.2172
tentang kinerja kepada karyawan
Pimpinan tidak menentukan
8 0.621 0.2172
standar kinerja yang tinggi
Pimpinan selalu memotivasi
9 karyawan untuk bekerja 0.748 0.2172
maksimal
Pimpinan selalu melakukan
10 evaluasi dua arah antara 0.222 0.2172
pimpinan dan bawahan

- 60 -
Tabel 1. Uji Validitas Variabel X (lanjutan) Tabel 4. Uji Validitas Variabel X
r r r r
No Pernyataan No Pernyataan
hitung tabel hitung tabel
Pimpinan kurang melibatakan Karyawan kurang mengetahui
11 karyawan dalam membuat 0.728 0.2172 1 kinerja apa yang diharapkan 0.289 0.2172
keputusan pemimpin
Pemimpinan tidak memberikan Pemimpin selalu memberi arahan
2 0.561 0.2172
kesempatan kepada karyawan kerja sebelum saya bekerja
12 0.777 0.2172
untuk berdiskusi masalah- Pemimpin terjun langsung
3 0.688 0.2172
masalah dengan pimpinan mengawasi pekerjaan saya
Pimpinan selalu memberi nasehat
4 0.735 0.2172
tentang kinerja kepada karyawan
Tabel 2. Uji Validitas Variabel Y Pimpinan tidak menentukan
r r 5 0.621 0.2172
No Pernyataan standar kinerja yang tinggi
hitung tabel Pimpinan selalu memotivasi
Saya dapat menjalankan tugas 6 karyawan untuk bekerja 0.748 0.2172
1 0.702 0.2172
yang diberikan dengan baik maksimal
Saya mampu mengerjakan Pimpinan selalu melakukan
2 0.747 0.2172
pekerjaan tepat waktu 7 evaluasi dua arah antara 0.222 0.2172
Saya dapat bekerja sama dengan pimpinan dan bawahan
3 baik bersama rekan kerja dalam 0.609 0.2172 Pimpinan kurang melibatakan
menyelesaikan pekerjaan 8 karyawan dalam membuat 0.728 0.2172
Saya memiliki semangat kerja keputusan
4 0.569 0.2172
untuk melaksanakan pekerjaan Pemimpinan tidak memberikan
Saya giat dalam menyelesaikan kesempatan kepada karyawan
5 0.683 0.2172 9 0.777 0.2172
pekerjaan yang diberikan untuk berdiskusi masalah-
Saya mematuhi peraturan yang masalah dengan pimpinan
6 0.697 0.2172
diterapkan oleh perusahaan
Saya memiliki kesempatan untuk Tabel 5. Uji Validitas Variabel Y
7 mengembangkan kemampuan 0.690 0.2172
dalam berkerja r r
No Pernyataan
Saya diberikan kesempatan untuk hitung tabel
8 menyampaikan pendapat dalam 0.723 0.2172 Saya dapat menjalankan tugas
1 0.702 0.2172
pekerjaan yang diberikan dengan baik
Saya diberikan pelatihan untuk Saya mampu mengerjakan
2 0.747 0.2172
9 menambah wawasan dalam 0.746 0.2172 pekerjaan tepat waktu
bekerja Saya dapat bekerja sama dengan
3 baik bersama rekan kerja dalam 0.609 0.2172
menyelesaikan pekerjaan
Berdasarkan hasil tabel 1 dan 2 menunjukan Saya memiliki semangat kerja
4 0.569 0.2172
bahwa hasil uji validitas pada empat variabel bebas untuk melaksanakan pekerjaan
Saya giat dalam menyelesaikan
dan satu variabel terikat yang digunakan 5
pekerjaan yang diberikan
0.683 0.2172
dinyatakan valid, karena r hitung > 0.2172. Saya mematuhi peraturan yang
6 0.697 0.2172
Tabel 3. Uji Reliabilitas diterapkan oleh perusahaan
Saya memiliki kesempatan untuk
No Variabel Cronbach Alpha 7 mengembangkan kemampuan 0.690 0.2172
1 Kepemimpinan Direktif 0.750 dalam berkerja
2 Kepemimpinan Suportif 0.587 Saya diberikan kesempatan untuk
3 Kepemimpinan Partisipatif 0.764 8 menyampaikan pendapat dalam 0.723 0.2172
4 Kepemimpinan Berorientasi Prestasi 0.675 pekerjaan
5 Kinerja Karyawan 0.766 Saya diberikan pelatihan untuk
9 menambah wawasan dalam 0.746 0.2172
Berdasarkan hasil dari tabel 3 menunjukan bekerja

bahwa uji reliabilitas pada variabel kepemimpinan


Berdasarkan hasil tabel 4 dan 5 menunjukan
suportif dinyatakan tidak reliabel dikarenakan nilai
bahwa hasil uji validitas pada tiga variabel bebas
Cronbach alpha < 0.6 sehingga variabel
dan satu variabel terikat yang digunakan
kepemimpinan suportif harus dibuang dan
dinyatakan valid, karena r hitung > 0.2172.
dilakukan pengulangan uji validitas dan uji
Tabel 6. Uji Reliabilitas
reliabilitas. Adapun pengulangan uji validitas dan
Cronbach
uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4 hingga 6 No Variabel
Alpha
berikut: 1 Kepemimpinan Direktif 0.750
2 Kepemimpinan Partisipatif 0.764
Kepemimpinan Berorientasi
3 0.675
Prestasi
4 Kinerja Karyawan 0.766

Berdasarkan hasil dari tabel 6 menunjukan


bahwa uji reliabilitas pada semua variabel

- 61 -
dinyatakan reliabel dikarenakan nilai Cronbach Tabel 9. Uji Heteroskedastisitas
alpha > 0.6 Coefficientsa
Dikarenakan semua variabel telah valid dan Model t Sig.
reliabel, maka langkah selanjutnya yaitu (Constant) .225 .823
membangun model regresi linier berganda. KEPEMIMPINAN DIREKTIF 1.236 .220
1 KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF -.411 .683
Pembuatan model regresi linier berganda dilakukan KEPEMIMPINAN BERORIENTASI
.729 .468
menggunakan bantuan software SPSS versi 25. PRESTASI
Adapun hasil pengolahan model regresi linier
berganda dapat dilihat pada tabel 7 berikut: Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa
nilai signifikansi semua variabel berada diatas 0.05,
Tabel 7. Hasil Pengolahan Regresi Linier sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
Berganda dengan SPSS heteroskedastisitas.
Coefficientsa Tabel 10. Uji Normalitas
Unstandardized Standardized Tests of Normality
Coefficients Coefficients Kolmogorov-Smirnova
Std. Statistic df Sig.
Model B Error Beta Unstandardized Residual .067 82 .200*
1 (Constant) 29.397 4.426 *. This is a lower bound of the true significance.
Kepemimpinan -.411 .304 -.159 a. Lilliefors Significance Correction
direktif
Kepemimpinan 1.327 .323 .484
Partisipatif Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa
Kepemimpinan -.525 .275 -.192 nilai signifikansi berada diatas 0.05, sehingga dapat
Berorientasi Prestasi
disimpulkan bahwa asumsi normalitas terpenuhi.
a. Dependent Variable: KK
Selanjutnya dilakukan perhitungan koefisien
Berdasarkan tabel 7 diatas mengenai regresi determinasi untuk mengetahui besarnya kontribusi
linier berganda antara kepemimpinan direktif, variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil
kepemimpinan partisipatif dan kepemimpinan pengolahan koefisien determinasi dapat dilihat
berorientasi prestasi terhadap kinerja karyawan, pada tabel 11 berikut:
memiliki persamaan linier sebagai berikut: Tabel 11. Hasil Koefisien Determinasi
Y = 29,397 + (-0,411) X1 + 1.327 X2 + (-0,525) X3 Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of the
Langkah selanjutnya yaitu melakukan uji Model R
Square Square Estimate
asumsi klasik agar model regresi linier berganda 1 .483a .233 .204 4.329
a. Predictors: (Constant), X1,X2,X3
yang dibentuk tidak memiliki bias. Adapun hasil uji b. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN
asumsi klasik dapat dilihat pada tabel 8 hingga 10
berikut: Berdasarkan tabel 11 diatas diperoleh nilai
Tabel 8. Uji Multikolinieritas Adjusted R Square sebesar 0,204. Hal ini
Collinearity Statistics menunjukan bahwa persentase pengaruh variabel
Model
Tolerance VIF
X1 0.709 1.410
bebas terhadap kinerja karyawan sebesar 0,204
X2 0.708 1.412 sedangkan sisanya sebesar 0,796 dipengaruhi oleh
X3 0.994 1.006 variabel lain.
Tahapan selanjutnya yaitu melakukan uji
Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa
hipotesis agar diketahui apakah variabel-variabel
nilai Variance Inflation Factor (VIF) masing-
bebas tersebut berpengaruh signifikan terhadap
masing variabel berada dibawah angka 10 (VIF <
variabel terikat. Adapun hasil uji simultan (uji F)
10). Sedangkan hasil perhitungan tolerance juga
dapat dilihat pada tabel 12 berikut:
menunjukan bahwa semua nilai tolerance berada
Tabel 12. Uji F
diantara 0 hingga 1 (0 < tolerance > 1), dapat ANOVAa
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas. Model
Sum of
df
Mean
F Sig.
Squares Square
1 Regression 444.655 3 148.218 7.910 .000b
Residual 1461.650 78 18.739
Total 1906.305 81
a. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN
b. Predictors: (Constant), KEPEMIMPINAN
BERORIENTASI PRESTASI, KEPEMIMPINAN
DIREKTIF, KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF

- 62 -
Adapun hipotesisnya sebagai berikut: Nilai t2 = 4.405 lebih besar dari nilai t tabel
H0 = Tidak ada pengaruh variabel hubungan (4.405 > 1.991) dengan nilai signifikan (0.000 <
kepemimpinan yang signifikan terhadap 0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel
kinerja karyawan. kepemimpinan partisipatif berpengaruh signifikan
H1 = Ada pengaruh variabel hubungan terhadap kinerja karyawan.
kepemimpinan yang signifikan secara Nilai t3 = -1.978 lebih kecil dari nilai t tabel
simultan (-1.978 < 1.991) dengan nilai signifikan (0.051 >
terhadap kinerja karyawan. 0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Selanjutnya menentukan F tabel: kepemimpinan berorientasi prestasi tidak
Dengan tingkat kesalahan 0.05 (α = 5%), N = 82, berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
K = jumlah variabel bebas (3). 5. Kesimpulan
df1 = banyaknya variabel bebas (X) df1 = 3 Berdasarkan penelitian yang telah
df2 = N-k-1, df2 = 82-3-1 = 78 dilakukan, maka didapatlah kesimpulan bahwa
Maka F tabel = F1%; df(3)(78) = 2,722. variabel bebas X1 (kepemimpinan direktif), X2
Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa nilai (kepemimpinan partisipatif) dan X3 (kepemimpinan
F hitung memiliki nilai sebesar 7.910, yaitu nilai F berorientasi prestasi) memiliki pengaruh signifikan
hitung > F tabel (7.910 > 2.722). Sedangkan tingkat terhadap variabel terikat Y (kinerja karyawan)
signifikannya 0.000, yaitu lebih kecil dari 0.05 pabrik kelapa sawit PT. XYZ. Hal ini terbukti
(0.000 < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa H0 dengan hasil pengujian hipotesa regresi dari hasil
ditolak, ini berarti ada pengaruh variabel hubungan uji simultan dimana nilai F hitung > F tabel (7.910
kepemimpinan yang signifikan secara simultan > 2.722) dengan nilai sig. < α (0,000 < 0,05), maka
terhadap kinerja karyawan. H0 ditolak. Ini menunjukkan bahwa variabel bebas
Setelah diketahui ada pengaruh yang (hubungan kepemimpinan) berpengaruh signifikan
signifikan, selanjutnya dilakukan uji parsial (uji t) terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).
agar diketahui variabel mana saja yang Adapun usulan perbaikan yang dapat
berpengaruh signifikan. Adapun hasil uji parsial diberikan adalah sebagai berikut:
(uji t) dapat dilihat pada tabel 13 berikut: a. Melakukan briefing setiap pagi sebelum
Tabel 13. Uji t bekerja untuk mengetahui masalah-masalah
Model t Sig. yang terjadi agar bisa didiskusikan
(Constant) 6.765 .000
penyelesaiannya dengan cepat dan tepat mulai
- dari manager, assisten kepala, assisten
KEPEMIMPINAN DIREKTIF .180
1.353 produksi, assisten laboratorium, assisten
1
KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF 4.405 .000
KEPEMIMPINAN BERORIENTASI - maintenance, mandor produksi, mandor
.051
PRESTASI 1.978 laboratorium, mandor maintenance, mandor
listrik dan mandor traksi dan sipil. Agar
Adapun hipotesisnya sebagai berikut: pembagian perintah pekerjaan dapat dilakukan
H0 = tidak ada pengaruh yang signifikan variabel dengan baik dan benar tanpa ada
hubungan kepemimpinan secara pasial misscomunication.
terhadap kinerja karyawan. b. Sebelum mengambil keputusan pemimpin
H1 = ada pengaruh yang signifikan variabel harus berdiskusi terlebih dahulu kepada
hubungan kepemimpinan secara pasial karyawan agar mendapatkan solusi untuk
terhadap kinerja karyawan. memecahkan masalah secara bersama-sama.
Selanjutnya menentukan t tabel: c. Mengevaluasi gaya atasan dengan cara
Tingkat signifikansi sebesar (α) = 5% / 2 = 0,025. memberikan kuesioner mengenai
Nilai t tabel berdasarkan derajat kebebasan kepemimpinan yang diterapkan kepada
(df) = N-K-1 atau 82-3-1 = 78. karyawan minimal enam bulan sekali
Maka nilai t tabel dapat ditentukan: sehingga baik atasan maupun karyawan agar
t 0,25% ; df 78 = 1.991. bisa saling intropeksi diri.
Berdasarkan tabel 13, nilai t1 = -1.387 lebih d. Meningkatkan komunikasi dua arah antar
kecil dari nilai t tabel (-1.353 < 1.991), dengan nilai pimpinan dan karyawan untuk memotivasi
signifikan (0.180 > 0.05). Maka dapat disimpulkan dalam melakukan pekerjaan dengan
bahwa variabel kepemimpinan direktif tidak mengadakan kegiatan rutin family gathering
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
- 63 -
setiap akhir tahun agar saling mempererat Biografi
silaturahmi.
e. Memberi teguran secara lisan kepada
Rabiatul Adawiyah, lahir di Pontianak, Indonesia,
karyawan yang bermasalah tanpa memandang
pada 01 Desember 1996. Anak kedua dari dua
status karyawan. Apabila teguran telah
bersaudara dari pasangan suami istri bapak Nurafiq
diberikan sebanyak 3 (tiga) kali, maka
dan ibu Barlian. Peneliti bertempat tinggal di jalan
karyawan yang bermasalah tersebut akan
Tanjung Raya II Gang. Rizky No.20 RT/RW
diberikan Surat Peringatan (SP).
000/03 kecamatan Pontianak Timur, Kota
f. Memberikan hadiah berupa bonus gaji sebagai
Pontianak. Pendidikan yang telah ditempuh peneliti
bentuk apresiasi yang diberikan perusahaan
yaitu MIS Al-Raudatul Islamiah Pontianak lulus
setiap enam bulan sekali kepada karyawan
tahun 2008, SMP PGRI 4 Pontianak lulus tahun
memiliki kinerja yang baik agar bisa menjadi
2011, SMA Santun Untan Pontianak lulus tahun
teladan bagi karyawan lain untuk lebih
2014 dan sejak 2014 peneliti telah menjadi
semangat bekerja dan meraih prestasi.
mahasiswi teknik industri di fakultas teknik
Universitas Tanjungpura dan berhasil
DAFTAR PUSTAKA menyelesaikan pendidikannya. Peneliti menerima
[1]
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis gelar sarjana teknik (S.T) dari Universitas
Multivariate dengan program IBM SPPS 19. Tanjungpura pada tahun 2019.
Semarang: Badan Penerbit-Undip.
[2]
Gujarati, Damodar N. 2006. Ekonometrika Dasar.
Jakarta: Erlangga.
[3]
Kurniawan, Robert., dan Yuniarto, Budi. 2016.
Analisis Regresi Dasar dan Penerapannya
dengan R. Jakarta: Kencana.
[4]
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Djambatan.
[5]
Martoyo, Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya
Manusia Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE
UGM.
[6]
Mathis, Robert L., dan Jackson, John H. 2006.
Human Resource Management: Manajemen
Sumber Daya Manusia. Terjemahan Dian
Angelia. Jakarta: Salemba Empat.
[7]
Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data
dengan SPSS 17. Yogyakarta: Andi.
[8]
Rivai, Veithzal., dan Basri, Ahmad Fawzi Mohd.
2005. Performance Appraisal Sistem Yang
Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan
Meningkatkan Daya Saing Perusahaan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
[9]
Santoso, Singgih. 2001. Statistik Parametrik,
Buku Latihan SPSS. Jakarta: Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
[10]
Siagian, Sondang P. 2005. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
[11]
Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi dan
Uji Hipotesis. Yogyakarta: CAPS.

- 64 -

Anda mungkin juga menyukai