Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PEMIKIRAN POLITIK ISLAM KAWASAN

SOMALIA

DOSEN PENGAMPU: ASSAZALI SIBAWAIHI, M .H .I

OLEH

NAMA: REZA NAILURRAHMAN

NIM: 200603031

KELAS: PPI 4A

PRODI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI


AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAT ARAM TAHUN AJARAN
2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………….......

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………

2.1 SEJARAH SOMALIA……………………………………………………………………………..

2.2 BENTUK NEGARA DAN SISTEM EMERNTAHAN SOMALIA…………………………….

2.3 SOSIAL BUDAYA…………………………………………………………………………………

2.4 KONDISI GEOGRAFIS DAN POTENSI EKONOMI………………………………………….

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………

3.1 ESIMPULAN……………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAULUAN

1.1 Latar Belakang

Somalia meruaan negara yang berada dibagian b sahara afrika, yaitu meruaan salah
satu daerah afrika yang terkenal dengan ketandusan tanahnya ehingga menyebaban
banyak negara yang teletak diwilayah bagian itu mengalami kekeringan, kemiskinan
hingga kelaparan. namun, negara yang memiliki tingkat kemisinan dan elaparan terparah
adalah salah satunya adalah semalia. meskipun pada awal tahun 2017 sebanyak 6,7 juta
orang penduduk Somalia mula bangkit dai kekeringan yang mereka alami selama
beberapa tahun terakhir, namun hal tersebut tida membuat emisinan disomalia berahir
arena terbukti dengan masih banyaknya jumlah pendudu somala yang mengalai
kemiskinan. pada akhir 2017 ini, sebanya 4,9 juta orang dari total penduduk lebih kurang
10 juta orang yang masih mengalami kemiskinan (Svirina, 2017). artinya, sebagian besar
penduduk Somalia masih hidup dibawah gars kemiskinan yang menyebaban mereka
membutuhkan bantuan kemanusiaan.

kemiskinan yang terjadi secara terus menerus ini membuat Somalia juga harus
mengalami krisis pangan atau kelangaan pangan . krisis angan yang terjad ini tentunya
karena banyak faktor penyebab, salah satunya adalah karena bencana alam yang melanda
Somalia. bencana alam tersebut berupa kekeringan. hingga menyebabkan adanya gagal
panen dan wabah penyakit. gagal anen terjad karena emarau yang berkepanjangan
sehingga membuat lahan pertanian menjadi tandus. selanjutnya, wabah penyakit juga
yersebar disomalia disebabkan oleh dehidrasi dan kurangnya air bersih akibat kemarau
yang berkepanjangaan tersebut (BBC, 2017). Kekeringan ya ng berkepanjangan ini
merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan krisis pangan yang terus terjadi
dan jumlah pendudul yang menjadi orban terus bertambah, bahkan tidak hanya manusia
namun hewan juga banyak yang mati akibat tidak memliki bahan makanan.

selain akibat dari perubahan iklim tersebut, konflk juga merupakan faktor penyeb ab
risis pangan hingga saat ini masih terjadi disomalia. arena awal mula konflik yang cukup
banya menyita kas pemerintahan adalah perang anatara Somalia dan ethiofia pada tahun
1977-1978. bermula dari perang tersebut , pemerintah Somalia harus melakukan
penghematan yang cukup ketat untuk mengendalikan utang negara tersebut. beberapa
konflk lain terjadi dbeberapa daerah di semalia seperti kelompok militant yang berusaha
mengambil alih lahan pertanian serta mengaja ara petani dan penduduk yang tida
memiliki penghasilan dengan menjadikan harga pangan yang semakin menngkat menjadi
alasan kuat untuk bergabung ke dalam elompok militant tersebut juga berusaha
membatasi bantuan kemanusiaan byang masuk kebeberapa daerah dengan melakukan
sabotase sehingga akses lembaga-lembaga yang ingin menylurkan bantuan tersebut
mennjadi terbatas dan hal tersebutv semakn memperparah eadaan penduduk Somalia
yang membutuhkan bantuan emanusiaan (Abdi, 2017).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH SOMALIA

Tanah Somalia terkenal sebagai “Tanah Aromatik” pada zaman Mesir kuno. Namun, bangsa


Somalia meyakini bahwa nenek moyang mereka sekarang adalah orang-orang Arab yang
bermigrasi ke wilayah Somalia pada abad ke-7 pada masa penyebaran agama Islam sedang
gencar-gencarnya dilakukan oleh orang-orang Arab muslim. Sebagian besar dari mereka
menetap dan berasimilasi dengan penduduk nomadik setempat yang akhirnya melahirkan bangsa
Somalia kini. Sejarah modern Somalia dapat ditarik dari masa
kolonialisasi Inggris dan Italia pada pertengahan tahun 1880-an. Daerah Zeila,
Berbera diperintah oleh Inggris sebagai Somaliland Inggris dari tahun 1880-an sampai
tahun 1960, sedangkan di wilayah selatan terdapat Somaliland Italia.

Setelah Perang Dunia II, Somalia menjadi wilayah perwalian PBB dan akhirnya


mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1960 dengan nama Republik Somalia. Republik
Somalia merupakan sebuah negara demokrasi parlementer sampai tahun 1969 sebelum akhirnya
angkatan bersenjata mengambil tampuk kepemimpinan dan menjadikan Somalia sebagai
negara sosialis dengan nama Republik Demokratik Somalia. Undang-undang dasarnya baru
disahkan pada 1979 dan pemilihan umum telah dilakukan untuk memilih Majelis Rakyat. Selain
itu, Somalia juga memiliki majelis hukum yang biasa dan yang berdasarkan syariah Islam.
Somalia memiliki enam wilayah administratif yang meliputi Mijirtein, Mudugh, Benadir, Hiran,
Juba Atas dan Juba Bawah. Somalia sekarang dipimpin oleh presiden dan perdana menteri, yakni
presiden Sharif Ahmed dan perdana menteri Omar Ali.

Pada tahun 1977, Somalia sempat terlibat konflik dengan Ethiopia karena Somalia


menginginkan wilayah Ogaden yang secara tradisional merupakan wilayah Somalia karena
banyak sekali suku-suku Somalia yang menetap di sana. Dengan bantuan Uni
Soviet, Ethiopia berhasil mempertahankan wilayah itu dan menyebabkan lebih dari 1.000.000
keluarga mengungsi ke Somalia. Hal ini menimbulkan masalah pengungsi yang sangat besar di
Somalia. Somalia sendiri memiliki jumlah tentara yang sangat kecil, karena negeri ini selalu
dilanda konflik dan perang saudara yang berkepanjangan dan juga masalah perompakan yang
belakangan menjadi sangat marak di wilayah laut Somalia.
2.2 BENTUK NEGARA SERTA SSTEM PEMERINTAHAN SOMALIA

Sistem pemerintahan yang dianut oleh Somalia adalah sistem pemerintahan Republik
Parlementer Federal yaitu sistem pemerintahan yang kepala negaranya adalah Presiden yang
dipilih oleh Parlemen Federal dengan masa jabatan 4 tahun. Sedangkan Perdana Menteri
ditunjuk oleh Presiden. Sebelum terbentuk menjadi negara yang berdaulat pada tahun 1960,
Somalia dibagi menjadi dua wilayah yaitu Somaliland Inggris dan Somaliland Italia. Pada
tanggal 1 Juli 1960, kedua Somaliland tersebut kemudian bergabung menjadi satu negara dengan
nama Republik Somalia. Tanggal 1 Juli 1960 kemudian diperingati sebagai hari kemerdekaan
Somalia. Sebagai Negara Federal, Somalia terbagi atas 18 negara bagian yang dinamakan dengan
Gobolka atau region (daerah). Ibukota Somalia adalah Mogadishu.

2.3 SOSIAL BUDAYA SOMALIA

Mayoritas penduduk Somalia adalah suku Somali (mencapai 98,3%) orang-orang Somali
adalah keturunan orang Kushit Timur. Suku ini terbagi ke dalam sejumlah kelompok diantaranya
adalah: Dir, Isaq, Hawiye, Darod, Digil, dan Rahanwin. Kelompok-kelompok ini terbagi lagi
kedalam sejumlah kelompok lain yang lebih kecil. Beberapa kelompok merupakan suku
pengembara. Walaupun termasuk ke dalam suatu kelompok besar dalam sejarahnya sering kali
tercatat pertentangan antar suku. Ketidakharmonisan ini antara lain disebabkan oleh perebutan
kekuasaan air, dan daerah penggembalaan. Penduduknya antara lain: orang Arab (1,2%), Bantu
(0,4%) dan lain-lain (0,1%). Bangsa asing yang tinggal di negeri ini adalah orang-orang Eropa
terutama Italia, Pakistan dan India. Penduduk Somalia lebih banyak menghuni daerah selatan.
Dua per tiga penduduk tinggal di pedesaan. Di daerah perkotaan kota yang paling padat adalah
Mogadishu (700.000, 1985) kota-kota padat lainnya adalah: Hargeysa, Kismaayo, Berbera, dan
Marca. Penduduk Somalia menurut catatan tahun 2005 berjumlah sekitar 8.000.000 orang.
Bangsa Somalia yang tinggal di republik ini mempunyai hubungan yang erat dengan bangsa
Somalia yang hidup di negara tetangganya Ethiopia, Kenya dan Jibuti. Banyak bangsa Somalia
yang bermukim di ketiga negara itu berharap bahwa kelak mereka itu akan dipersatukan ke
dalam Republik Somalia. Meskipun penampilan fisik bangsa Somalia beragam (ada yang
pendek, tinggi, berkulit hitam, atau berkulit kuning) ciri khas bangsa somalia adalah berkulit
hitam, bermata hitam yang berbentuk buah persik, serta berambut lebat dan keriting. Para pria
dan anak lelaki di daerah perkotaan berpakaian gaya Barat, tetapi pemuda dan kebanyakan pria
di daerah pedesaan mengenakan futa atau jubah tradisional. Kaum wanita dan para gadis
mengenakan sarung yang dibuat dari kain berwarna-warni yang bermeter-meter panjangnya,
dililitkan ke tubuh dan diikatkan pada bahu kanan sehingga bahu kiri tetap terbuka. Di kota besar
serta daerah pedalaman, para wanita menggendong bayi mereka di punggung dengan memakai
selendang. Para wanita dan gadis mengenakan kerudung, sedangkan anak laki-laki mengenakan
serban atau kopiah muslim yang terbuat dari bahan tenunan atau sulaman.
Karena demikian banyaknya penduduk yang hidup berpindah-pindah sepanjang tahun, maka
hanya sedikit anak lelaki dan perempuan mereka yang tinggal di permukiman tetap dan
bersekolah secara teratur. Di Mogadishu terdapat sebuah universitas, sedangkan di berbagai kota
lainnya di seluruh negeri terdapat sekolah dasar dan sekolah kejuruan serta sejumlah sekolah
menengah.
Somalia tidak memiliki jalur kereta api, dan penduduknya biasa menggunakan kendaraan
mobil atau kadang-kadang unta sebagai alat transportasi utama. Hal inilah yang menjadi
penghambat arus ekonomi Somalia. Meskipun begitu, penyelenggaraan penerbangan udara
diselenggarakan oleh Somalian Airlines.
Tingkat kesehatan di Somalia termasuk kecil dan ini menyebabkan penduduknya rentan
terkena penyakit sehingga WHO dan juga UNICEF sering memberikan bantuan untuk
menangani wabah penyakit di Somalia.

Mayoritas penduduk Somalia menganut agama islam yang merupakan agama resmi negara.


Pada tahun 1980, hanya 0,1% penduduk yang menganut agama Kristen  dan 0,1% yang memeluk
agama yang lain.

Bahasa Somali dan Bahasa Arab merupakan Bahasa resmi negara. Bahasa Somali termasuk
dalam rumpun bahasa Kushit. Di antara penduduk juga digunakan bahasa Italia dan Inggris.
Karena bagian utara republik ini dahulunya diperintah oleh Inggris, sedangkan sebelah selatan
oleh Italia, maka bahasa Inggris, Italia dan Arab merupakan ragam bahasa tulisan nasional.
Bahasa Somalia digunakan di seluruh negeri, tetapi sampai kini belum ada ragam tulisnya yang
resmi. Akan tetapi pada tahun 1974 suatu ragam bahasa tulisan Somalia yang seragam telah
diterapkan oleh pemerintah dan usaha untuk mengajarkannya kepada penduduk telah dimulai.
Penduduk Somalia memiliki tradisi mendongeng yang besar. Berbagai legenda dan lagu
telah diturunkan dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sebagian besar
sejarah bangsa ini terekam dalam sajak-sajak yang tidak pernah ditulis. Karena agama Islam
mengharamkan reproduksi figur manusia dalam bentuk karya seni, berlainan dengan berbagai
bangsa Afrika lainya, bangsa Somalia tidak membuat topeng. Desain yang mereka pergunakan
untuk menghias adalah tanah liat, keranjang anyaman, piring kayu, sisir, sendok, dan benda-
benda lainnya berupa figur dan garis geometris. Akhir-akhir ini perangko Somalia banyak
mendapat pujian di kalangan internasional karena keindahannya yang luar biasa.

2.4 KONDISI GEOGRAFIS DAN FOTENSI EKONOMI


Somalia terletak dari 12` LU sampai 39` LS dan dari 41` BT sampai ke 51` BT. Pesisir
sebelah utaranya menghadap ke Teluk Aden dan pesisir sebelah timurnya menghadap
ke Samudra Hindia. Negara yang berbatasan dengannya adalah Kenya, Jibuti, dan Ethiopia.
Wilayahnya seluas 637.657 km2, sedikit lebih luas dari wilayah Prancis. Somalia beriklim tropis
kering dengan curah hujan tahunan yang kurang dari 50 cm. Wilayah Somalia sebagian besarnya
adalah wilayah setengah gurun yang gersang, walaupun masih terdapat pegunungan dan wilayah
dataran rendah di bagian tenggaranya. Somalia memiliki garis pantai sekitar 2.600 km, tetapi
karena adanya karang pelintang di lepas pantainya, maka pasokan bahan-bahan impor agak
terhambat. Somalia memiliki tiga sungai utama yaitu sungai Nagal di utara, Sungai Shibeli di
tengah dan Sungai Giuba di selatan. Untuk dua yang disebutkan terakhir, wilayah yang dilalui
oleh aliran sungainya selalu subur karena tiap tahunnya sungai ini selalu berair.
Di banyak wilayah, tanah Somalia ditumbuhi dengan semak-semak dan rumput-rumputan,
terutama di bagian selatan. Tumbuhan yang tersebar di seluruh wilayahnya adalah
pohon Baobab dan Akasia, dan masih banyak jenis-jenis pohon lainnya. Kekayaan fauna yang
dimiliki oleh Somalia antara lain adalah antelop, gajah, singa, macan tutul, cheetah, kuda nil, dan
penyu. Somalia juga merupakan tempat berkumpulnya spesies burung paling indah di Afrika,
selain itu Somalia juga merupakan negeri yang kaya dengan spesies ikan hiu dan ikan tuna.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Somalia (bahasa Somali: Soomaaliya; bahasa Arab: ‫الصومال‬, As-Sumal), dahulu bernama
Republik Demokratik Somali, adalah sebuah negara yang terletak di Tanduk Afrika. Negara ini
berbatasan dengan Djibouti di barat laut, Kenya di barat daya, Teluk Aden dan Yaman di utara,
Samudra Hindia di sebelah timur, dan Ethiopia di sebelah barat. Somalia tidak memiliki
pemerintah nasional yang efektif. Di barat laut, ada pemisahan Republik Somaliland. Di bagian
lain terdapat beberapa warlord, yaitu Puntland dan Somalia Barat Daya. Pemerintahan yang
diakui dunia internasional adalah "Pemerintahan Transisi Nasional", awalnya dikepalai oleh
Abdulkassim Salat Hassan, yang mengontrol hanya sebagian dari Mogadishu, ibu kota Somalia.
Somalia terletak dari 12` LU sampai 39` LS dan dari 41` BT sampai ke 51` BT. Pesisir sebelah
utaranya menghadap ke Teluk Aden dan pesisir sebelah timurnya menghadap ke Samudra
Hindia. Negara yang berbatasan dengannya adalah Kenya, Djibouti, dan Ethiopia. Wilayahnya
seluas 637.657 km2, sedikit lebih luas dari wilayah Prancis. Somalia beriklim tropis kering
dengan curah hujan tahunan yang kurang dari 50 cm. Mayoritas penduduk Somalia adalah suku
Somali (mencapai 98,3%) orang-orang Somali adalah keturunan orang Kushit Timur. Suku ini
terbagi ke dalam sejumlah kelompok diantaranya adalah: Dir, Isaq, Hawiye, Darod, Digil, dan
Rahanwin. Kelompok-kelompok ini terbagi lagi kedalam sejumlah kelompok lain yang lebih
kecil. Bahasa Somali dan Bahasa Arab merupakan Bahasa resmi negara. Bahasa Somali
termasuk dalam rumpun bahasa Kushit. Di antara penduduk juga digunakan bahasa Italia dan
Inggris. Karena bagian utara republik ini dahulunya diperintah oleh Inggris, sedangkan sebelah
selatan oleh Italia, maka bahasa Inggris, Italia dan Arab merupakan ragam bahasa tulisan
nasional. Bahasa Somalia digunakan di seluruh negeri, tetapi sampai kini belum ada ragam
tulisnya yang resmi.
DAFTAR PUSTAKA

Freeman, dkk. 1958. World Geography. USA: McGraw-hill Book Company.


MH Mukhtar,” pendeitaan masyarakat agro-pastoral di Somalia’’ 23 (70), tinjauan ekonomi
politik afrika , 1996.

Anda mungkin juga menyukai