Anda di halaman 1dari 7

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN
PEMBANGUNAN PAGAR KELILING

LOKASI
KABUPATEN PEMALANG

TAHUN
2023
SPESIFIKASI TEKNIS

1. Peraturan Umum

1. Syarat-syarat umum pemborongan dari Pekerjaan Umum di Indonesia yang disahkan


dengan Surat Keputusan Pemerintah tanggal 28 mei 1976 Nomor 9 tambahan Lembaga
negara Nomor 145171
2. Peraturan daerah setempat.
3. Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan spesi N-3 PUPB 1956 / NI-3
/ 63. PUPB 1969.
4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia yaitu SK SNI Tahun 1991.
5. Pelaksanaan pekerjaan harus berdasarkan gambar kerja, Syarat-syarat dan uraian dalam
RKS ini, gambar tambahan serta perubahan-perubahan dalam berita Acara Aanjwijzing,
petunjuk serta perintah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan pada waktu atau sebelum
berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hal ini adalah pekerjaan-pekerjaan tambah/kurang
yang timbul dalam pelaksanaan. Namun demikian harus dikonsultasikan terlebih dahulu
kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .
6. Bila karena satu dan lain hal terdapat kekurangan, perbedaan, ketidakjelasan,
ketidaksesuaian baik ukuran maupun item-item pekerjaan lainnya :
a Pada Gambar kerja dengan detail gambarnya, maka yang mengikat adalah Gambar yang
sekalanya lebih besar.
b Antara gambar kerja dengan RKS, maka yang berlaku adalah RKS.
c Bila pada gambar kerja tertulis sedang dalam RKS tidak disebutkan, maka gambar kerja
yang mengikat.
d Bila dalam RKS disebutkan, sedang dalam gambar kerja tidak dilukiskan, maka yang
mengikat adalah RKS.
e Penentuan bagian yang mengikat/berlaku di atas harus mendapat persetujuan Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan sebelum dilaksanakan.
7. Selama berlangsungnya pekerjaan, Rekanan/Kontraktor harus dapat menjaga lingkungan
agar tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.
8. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan ataupun lahan sekitar yang
disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini
9. menjadi tanggungjawab Rekanan/Kontraktor. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan,
Rekanan/Pemborong bisa minta ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk
mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi ataupun lahan sekitar yang
diperlukan.
10. Tempat pekerjaan akan diserahkan kepada Rekanan/Kontraktor dalam keadaan seperti
pada saat penjelasan dilapangan atau peninjauan lapangan.
11. Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Rekanan/Kontraktor dapat berkonsultasi
dengan pengawas / Direksi / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .

2. Pekerjaan Yang Harus dilaksanakan


Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah Pembangunan Pagar Keliling, dengan lokasi di
Pemalang

3. Pekerjaan Pesiapan

1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada Kontraktor dalam keadaan seperti dalam


penjelasan pada waktu dilapangan
2. Brak kerja untuk menampung peralatan maupun material
3. Pengukuran kembali.
4. Pembersihan lapangan
5. Persiapan Administrasi dan Dokumentasi
6. Membuat dan memasang rambu-rambu pengaman yang memadai sesuai kebutuhan
untuk keselamatan pemakai jalan dan pekerja Kegiatan disetiap lokasi pekerjaan yang
diaangap perlu. Setiap terjadi kecelakaan yang ditimbulkan oleh keramaian
Rekanan/Kontraktor baik karena menyangkut rambu-rambu dan peringatan maupun
peletakan alat-alat dan bahan bangunan yang tidak teratur menjadi tanggung jawab
Rekanan/Kontraktor yang bersangkutan.
7. Membuat dan memasang papan tiket (Bouwplank) Pada lokasi-lokasi masing-masing
pekerjaan sesuai kebutuhan, menggunakan kayu ukuran 2x20 cm panjang minimal 2,5
cm yang diserut pada bagian atasnya. Semua bowplank harus dipasang keluar dengan
patok kayu 5x7 cm agar tidak mudah berubah kedudukannya. Bouwplank dipasang
sepanjang seluruh jarak sepanjang 25 m dan pada crossing jalan tidak boleh hilang atau
rusak
8. Pembersihan material keprasan tanah pada daerah yang direncanakan pekerjaan
keprasan, urugan, penutup lobang, penimbunan daerah-daerah rendah, pembuangan
humus dan tanah yang mengandung bahan-bahan organic.
9. Selama berlangsungnya pekerjaan Kontraktor harus dapat menjaga lingkungan agar
tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.
10. Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus berkonsultasi dengan
Pengawas dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .
11. Membuat dan memasang rambu-rambu pengaman yang memadai sesuai kebutuhan
untuk keselamatan pemakai jalan dan pekerja Kegiatan disetiap lokasi pekerjaan yang
diaangap perlu. Setiap terjadi kecelakaan yang ditimbulkan oleh keramaian
Rekanan/Kontraktor baik karena menyangkut rambu-rambu dan peringatan maupun
peletakan alat-alat dan bahan bangunan yang tidak teratur menjadi tanggung jawab
Rekanan/Kontraktor yang bersangkutan.
12. Membuat dan memasang papan tiket (Bouwplank) Pada lokasi-lokasi masing-masing
pekerjaan sesuai kebutuhan, menggunakan kayu Kalimantan kelas II (meranti) ukuran
2x20 cm panjang minimal 2,5 cm yang diserut pada bagian atasnya. Semua bowplank
harus dipasang keluar dengan patok kayu 5x7 cm agar tidak mudah berubah
kedudukannya. Bouwplank dipasang sepanjang seluruh jarak sepanjang 25 m dan pada
crossing jalan tidak boleh hilang atau rusak
13. Pembersihan material keprasan tanah pada daerah yang direncanakan pekerjaan
keprasan, urugan, penutup lobang, penimbunan daerah-daerah rendah, pembuangan
humus dan tanah yang mengandung bahan-bahan organic.
14. Selama berlangsungnya pekerjaan Kontraktor harus dapat menjaga lingkungan agar
tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.
15. Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus berkonsultasi dengan
Pengawas dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .

4. Ukuran

1. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam cm kecuali untuk ukuran
besi beton dinyatakan dalamn mm.
2. Titik duga diatas tanah dengan tiang beton ( BM ) ukuran 20x20 cm, setinggi peil duga
lantai bangunan didekatnya akan diapakai sebagai peil lantai titik  0,00 pada lantai
bangunan. Titik duga harus dijaga kedudukannya dan tidak boleh dibongkar sebelum
mendapat ijin tertulis dari pihak Direksi/Pengawas. Duga lantai bangunan akan
ditetapkan saat peninjauan lapangan atau berdasar Gambar Kerja.

5. Air Kerja

Kontraktor / Rekanan harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan,


baik dengan sumur pompa atau cara-cara lain yang memenuhi syarat.

6. Pekerjaan Galian

I. UMUM
1. Uraian
a. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi.
b. Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan pembuangan atau pembuatan
stock dari tanah dan material lain pada lokasi pekerjaan dan sekitarnya yang perlu
untuk penyelesaian pekerjaan dengan memuaskan.
c. Pekerjaan ini diperlukan untuk pembuatan Pembangunan Pembangunan Pagar
Keliling atau konstruksi lainnya, untuk pembuangan material yang tak terpakai atau
humus, untuk pekerjaan stabilisasi dan pembersihan longsoran, untuk bahan galian
Konstruksi dan untuk pembentukan secara umum dari tempat kerja sesuai dengan
spesifikasi ini dan yang memenuhi garis ketinggian dan penampang melintang yang
ditunjukan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Pengawas atau Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan .

7. Pekerjaan Pasangan Batu Belah


I.Uraian

a. Pekerjaan ini meliputi pemasangan batu belah untuk pondasi pagar.


b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang
bermutu baik.
c. Pekerjaan pasangan pondasi batu belah ini meliputi pekerjaan yang disebutkan dalam
gambar rencana dan sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.
II. Material

1. Semen Portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I dan memenuhii
persyaratan NI-8
2. Pasir untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung Lumpur,
minyak serta bahan penggangu lainnya dan memenuhi PUBI 1982 pasal 9
3. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung Lumpur,
minyak serta bahan penggangu lainnya dan memnuhi PUBI 1982 pasal 9 Batu
belah yang digunakan adalah hasil pemecahan batu kali hasil dari gunung berapi
dengan ukuran rata-rata 15/20 cm
III. Pelaksanaan

a.Untuk pondasi batu belah yang digunakan adalah batu belah campuran 1 Pc : 5 Ps
dengan tiga muka pecah, dengan spesi disesuaikan dengan gambar kerja dan RAB
b. Pondasi batu belah setelah selesai, pada sisi lubang galian diisi dengan tanah urug
hingga peil yang direncanakan
c.Sebelum alur pondasi di urug supaya ditunjukan pada Direksi/pengawas terlebih dahulu
dengan untuk mendapatkan perstujuan
d. Adukan untuk pasangan harus benar-benar rata sehingga tidak terjadi pecah-pecah
e.Untuk pekerjaan plesteran menggunakan campuran 1Pc : 5Ps.
f. Sebelum pekerjaan plesteran/siaran dilakukan, bidang–bidang yang akan diplester harus
dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat
kering dan retak–retak.

8. Pekerjaan Pasangan Batako

1. Pasangan batako untuk dinding bangunan


a. Pasangan batako dengan adukan 1 Pc : 4 Ps dipergunakan pada :
b. Pasangan batako dengan campuran 1 Pc : 4 Ps untuk semua pasangan dinding pagar.
c. Pasangan batako dilakukan secara bertahap , setiap tahap ditunggu sampai kuat betul
minimal 1 hari untuk pasangan berikutnya.
d. Setiap pasangan batako seluas 12 m2 harus diperkuat dengan kolom-kolom praktis
sesuai dengan gambar.
e. Pasangan batako yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi air selama 7 (tujuh)
hari, setiap hari sekali pada pagi hari.
9. Pekerjaan Beton

I. URAIAN
1. Lingkup kerja
a. Meliputi : Sloof beton 15x20 cm, Beton ringbalk 12x20 cm, Kolom beton 15x20
cm dan plat jembatan.
b. Pekerjan ini meliputi pekerjaan-pekerjan yang menyangkut jenis-jenis beton, yang
bertulang ataupun tidak, yang dibuat sesuai dengan Spesifikasi dan garis,
ketinggian, kelandaian dan ukuran yang tertera pada gambar, dan sesuai dengan
petunjuk dari Direksi dan atau Pengawas.
c. Beton semen Porland harus berupa campuran semen, air, agregat kasar dan agregat
halus.
d. Standard, pekerjaan-pekerjaan beton harus sesuai dengan persyaratan yang
terkandung didalam standart dibawah ini :
- ASTM 1980 (American Society For Testing Material)
- AASHTO 1978 (American Association Of State Higway and Transportation
Officials)
- PBI 1971 (Peraturan Beton Indonesia tahun 1971)
-
2. Kelas Beton dan Penggunaannya
Kelas beton dan penggunaannya adalah Kelas Beton K175 (D) untuk pekerjaan beton
praktis dan lantai beton, kecuali bila ada ketentuan lain pada gambar, atau
diperintahkan oleh Direksi.

3. Menentukan Perbandingan Campuran dan Takaran Berat.


Pekerjaan beton struktur dapat dimulai dikerjakan bila campurannya telah disetujui
Oleh Pengawas / Direksi. Pebandingan campuran dan takaran berat untuk beton
ditentukan seperti dibawah ini dan akan dilakukan bila material yang disediakan oleh
Kontraktor sudah disetujui.

4. Ketentuan Untuk Kekuatan Beton


a. Persiapan sample/Contoh
Kekuatan tekan ultimate beton akan ditentukan pada sample yang dibuat menurut
“Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1989” (SKBI-1453, 1988) atau bila tidak
memungkinkan, dengan AASHTO T 141 (ASTM C 172) dan AASHTO T 23
(ASTM C 31).
Silinder uji yang dibuat di labotarium harus sesuai dengan AASHTO T 126 (ASTM
C 192). Pengujian tekan dengan silinder harus sesuai dengan ketentuan AASHTO T
22 (ASTM C 39).
b. Kuat Tekan dan Kuat Lentur
Nilai kuat tekan dan kuat lentur dalam pelaksanaan (site working strength) rata-rata
dari empat hasil test yang berurutan pada umur beton
28 hari tidak boleh kurang dari kekuatan minimum menurut table 07.1, sesuai kelas
betonnya. Bila hasil test ternyata sample beton tersebut tidak memenuhi syarat,
maka beton yang diproduksi pada saat pengambilan sample tersebut dianggap
semua tidak memenuhi syarat. Bila rata-rata dari keempat hasil test yang berurutan
itu pada beton umur 7 hari lebih rendah dari 70% nilai minimum untuk beton usia
28 hari untuk kuat tekan,atau di bawah 80% dari nilai minimum kuat lentur pada
umur 28 hari, maka kadar semen dari beton itu harus ditambah sekurang-kurangnya
20 Kg per meter kubik beton padat, tanpa tambahan pembayaran, sampai
modifikasi campuran itu menghasilkan rumus campuran yang disetujui setelah
beton umur 28 hari.

II. MATERIAL
1. Umum
Semua material yang harus disediakan dan dipergunakan, yang tidak tercantum
dalam pasal ini harus sesuai dengan ketentuan dari bagian lain.
2. Semen
Semen yang dipakai pada Portland Cement dari segala merk yang ada di
perdagangan dan dalam segala hal memenuhi persyarakatan NI 8
3. Air
Air yang diguanakan untuk beton disetujui oleh Pengawas. Air yang digunakan
dalam pencampuran, pengawetan, atau pekerjaan lainnya harus bersih dan bebas
dari minyak, garam, asam, alkali, gula, tumbuhan, atau zat lainnya yang merusak
hasil pekerjaan. Bila diminta Pengawas air harus diuji dengan diperbandingkan
dengan air suling.

4. Agregat Kasar ( kerikil / split )


Agregat halus keras, bebas Lumpur, bersih dari / tidak boleh bercampur tumbuh –
tumbuhan, biji – biji an , akar – akaran yang nantinya akan merusak bentuk /
kualitas beton sehingga mempengaruhi penggunaan bahan material , besarnya
butiran maksimal untuk semua konstruksi bertulang menggunakan 2/3 cm dengan
cirri keras, tajam dan tidak berpori – pori

5. Pasir
Pasir yang dipergunakan adalah pasir yang kasar , bersih dari segala macam
kotoran, Lumpur dan sejenisnya diutamakan menggunakan pasir muntilan

III. PERALATAN DAN ALAT BANTU


Peralatan dan alat Bantu yang diperlukan untuk menangani material dan melaksanakan
pekerjaan, dengan jenis, kapasitas dan kondisi mekanis yang disetujui Pengawas, harus
berada dilokasi kerja sebelum pekerjaan dimulai.
Bila peralatan itu tidak dipelihara kebaikan kerjanya, atau bila peralatan itu terbukti tidak
memadai, ketika digunakan oleh Kontraktor, untuk mencapai hasil kerja yang ditentukan,
peralatan tersebut harus diperbaiki, atau diganti, atau ditambah, sesuai dengan Petunjuk
Konsultan.

IV. PELAKSANAAN
1. Umum
Kontraktor harus menugaskan seorang supervisor dan pelaksana yang berpengalaman
di lapangan untuk mengawasi dan mengontrol semua pekerjaan kontruksi, seperti
dalam ketentuan yang ada dan dengan persetujuan Direksi dan Pengawas. Setiap akan
dimulainya pekerjaan struktur maka Kontraktor diwajibkan melaksanakan persyaratan
sebagai berikut kepada Pengawas :
Menyerahkan dan meminta persetujuan gambar kerja berikut
metode pelaksanaan dari setiap pekerjaan
a. Menyerahkan jadwal pelaksanaan secara rinci yang akan diperiksa dan disetujui
oleh Pengawas
b. Menyerahkan dan meminta persetujuan tentang benda uji dan contoh material yang
akan dipakai.
c.
4. Bekisting ( Cetakan )
Sebelum adukan beton ditempatkan, Pengawas akan memeriksa semua bekisting,
perancah, dan harus bebas dari adukan beton sampai dengan Pengawas selesai
memeriksa dan menyetujui pekerjaan bekisting dan perancah tersebut.

5. Penulangan
Pengawas akan memeriksa terlebih dahulu penempatan tulangan dan kelengkapannya
sebelum pengecoran berlangsung. Seorang ahli penulangan dari pihak Kontraktor harus
bertanggung jawab terhadap semua penempatan tulangan dan menjamin agar tidak
terjadi pemindahan penulangan selama pengecoran.

6. Penuangan atau Pengecoran Beton


a. Umum
Beton harus dituang dalam batas waktu menurut ketentuan yang telah tersebut di
muka. Penulangan beton harus sedemikian rup agar tidak terjadi segregasi
perubahan kedudukan tulangan dan harus dihamparkan berupa lapisan Horizontal.
Adonan beton jangan sampai memerciki cetakan dan tulangan, sehingga sampai
mongering sebelum ahirnya tertutupi dengan beton. Talang, pipa, corong yang
digunakan sebagai alat bantu pengecoran beton harus diletakkan sedemikian rupa
agar beton tidak mengalami segregasi. Beton tidak boleh dituang dari ketinggian
melebihi 1.5 m terhadap letak cetakan. Bila dalam keadaan darurat pengecoran
beton harus dihentikan sebelum selesai, maka harus dibuat sekat dan sambungan.
b. Beton Plat
Beton untuk kolom atau balok dituangkan dalam satu kali penuangan secara
kontinu kecuali ditentukan lain dalam gambar Pengawas.

7. Perawatan Beton
a. Metode Air
Seluruh permukaan yang terbuka selain slab harus dilindungi dari sinar matahari
dan seluruh struktur harus dilapisi/ditutupi kain goni atau kain lain yang dibasahi
sekurang-kurangnya selama 7 hari. Seluruh Concrets slab harus secepat mungkin
ditutupi dengan pasir, tanah atau material lain yang memadai dan harus selalu basah
sekurang-kurangnya 7 hari. Material penutup ini tidak boleh dibersihkan dari
permukaan beton slab sebelum beton mencapai umur 21 hari.
b. Selaput pengawet
Bahan pengawet selaput harus digunakan setelah cetakan dibongkar, atau bila air
permukaan sudah hilang. Bahan ini harus disemprotkan pada permukaan satu kali
lapisan atau lebih dengan kecepatan sesuai intruksi pabrik atau Pengawas

8. Pembersihan
Setelah pekerjaan struktur selesai dan sebelum persetujuan akhir dari Pengawas,
Kontraktor harus menyingkirkan dari segala perancah dan lain-lain. Material galian
atau lokasi menjadi bersih dan rapi sesuai dengan perintah Pengawas.

10. Pekerjaan Pintu


I. Lingkup pekerjaan :
1. Meliputi pemasangan pintu gerbang.

II. Pelaksanaan :
1. Pintu pagar :
Pemasangan Pintu pagar harus sesuai dengan gambar sebelum dipasang harus melalui
pengecekan terlebih dahulu oleh Direksi /Pengawas Lapangan,
a. Pintu pagar menggunakan besi hollow 40.40mm dengan ketebalan 1,6mm dan
20.40mm dengan tebalan 1,2 mm kualitas baik, pelaksanaan sesuai gambar kerja.
b. Menggunakan system las dilakukan secara sempurna.

Anda mungkin juga menyukai