Anda di halaman 1dari 3

NAMA : PINGKY NOVIANA

NIM : 043861808

TUGAS 1

TOPIK : Nilai bukanlah segalanya

Dari kecil kita pasti sering mendengar kata-kata atau kalimat “Sekolah yang pinter
ya, biar dapat nilai bagus. Biar dapat kerja yang enak”. Hampir setiap orang tua pernah
mengatakan hal tersebut kepada anak-anaknya dengan harapan ketika besar nanti sang
anak akan menjadi orang yang sukses dan mempunyai kehidupan yang baik. Ketika hal
tersebut diucapkan oleh orang tua atau orang terdekat secara berulang kali maka akan
tertanam pada otak atau mindset sang anak bahwa tujuan bersekolah adalah mendapat nilai
yang bagus sehingga anak-anak akan berlomba-lomba demi mendapatkan nilai yang
sempurna. Dan ketika mereka mendapatkan nilai yang tidak memuaskan para orang tua
bahkan tidak segan-segan untuk memarahi si anak kenapa bisa mnedapat nilai yang buruk.
Secara tidak langsung hal tersebut justru membuat anak semakin tertekan dan tidak bisa
berkembang. Si anak merasa dipaksa untuk mengusai semua mata pelajaran yang bahkan
tidak dia senangi. Dia akan berusaha mati-matian agar tidak dimarahi oleh orang tuanya
karena nilainya buruk. Hal itu akan menjadi tekanan bagi anak, padahal setiap anak punya
kemampuan yang berbeda-beda ada yang berprestasi dibidang akademin ada juga yang
berprestasi di bidang non akademik. Namun karena pemikiran yang kuno dari jaman
terdahulu para orang tua menganggap bahwa sukses bisa didapatkan ketika seseorang
mempunyai prestasi akademik yang bagus.

Seiring berjalannya waktu beberapa orang tua sudah menyadari jika sukses tidak
selalu dengan nilai akademik yang bagus. Sebagian dari mereka menyadari kesuksesan
bisa berasal dari mana saja tergantung bagaimana cara kita memanfaatkan peluang yang
ada. Contohnya bisa saja lewat hobi yang kita tekuni sehingga bisa menghasilkan uang, ada
yang sukses dari jalur non akademik seperti mengikuti perlombaan olah raga atau pentas
seni. Di jaman sekarang banyak anak muda sukses dan terkenal namun dari segi latar
belakang masih kurang bagus. Banyak anak muda yang sukses karena mampu membaca
peluang dan memanfaatkan media sosial untuk mewujudkan peluang yang dilihatnya.
Contohnya bisa memanfaatkan shopee Affiliate, tiktok shop dan tiktok live, selebram dan
influencer dan masih banyak lagi lainnya. Dengan tersedianya platform media sosial yang
mudah dan fleksible bisa digunakan kapan saja dan dimana saja mudah bagi kita untuk
menghasilkan pundi-pundi rupiah kuncinya harus tekun, sabar dan kreatif. Karena banyak
content creator dengan ide-ide yang menarik sehingga jika kita lengah begitu saja bisa-bisa
apa yang telah diusahakan bakal hilang dengan sekejap.
Melihat dunia sosial media yang seperti itu rasanya sangat berbeda dengan dunia
kerja bagi orang dewasa. Ketika memasuki dunia kerja para HRD tidak lagi melihat nilai
yang kalian dapatkan ketika bersekolah, mereka akan melihat pengalaman apa saja yang
kalian dapatkan, pendidikan terakhir dan bagaimana penampilan pelamar saat itu. Tidak
jarang setiap ada lowongan pekerjaan perusahaan akan melampirkan kriteria “minimal S1
semua jurusan, berpenampilan menarik atau good looking, fresh graduate atau tanpa
pengalaman dipersilahan”. Hal ini tentu saja mengubah mindset pelamar dari yang sedari
kecil didik agar nilai akademiknya bagus namun ketika memasuki dunia kerja kriteria yang
diberikan malah tidak sesuai, dan mindset mereka akan berubah menjadi yang penting lulus
mendapatkan ijazah dan bagaimana cara menjadi good looking dengan standart orang
Indonesia yaitu tinggi, cantik/tampan, ideal, dan putih.

Dari kedua contoh diatas dapat disimpulkan bahwa nilai akademik yang baik tidak
menjadi jaminan bahwa orang itu akan sukses dimasa depan. Namun bukan berati nilai
tidak ada gunanya lagi, masih ada beberapa perusahaan yang melihat pelamar dari latar
belakang pendidikan yang ditempuhnya. Beberapa perusahaan juga masih mengadakan tes
tulis dan psikotest sebagai syarat masuk ke perusahaannya. Ya meskipun di akhir nanti
bakal ada persyaratan tinggi badan dan “penampilan yang menarik” setidaknya dalam hal ini
latar belakang pendidikan masih digunakan. Terlebih bagi perusahaan yang bergerak dalam
bidang pelayanan masyarakat pasti akan mengutamakan yang good looking sebagai
pegawainya, karena sudah hal yang biasa jika masyarakat ingin dilayani dengan pegawai
yang cantik/tampan dengan postur yang ideal dari pada yang pintar dan berpengalaman.

Jadi menurut saya nilai bukanlah segalanya, kesuksesan bisa datang dari mana saja
tergantung pada diri kita sendiri mampu membaca dan memanfatkan peluang yang ada atau
tidak. Selain itu usaha, doa dan restu dari orang tua juga sangat berpengaruh untuk
keberhasilan, setelah itu barulah kita memperbaiki apa yang ada pada diri kita. Jangan
bertumpuan pada kalimat “Love My Self” sehingga kita bisa bebas dan tidak memperhatikan
apa yang ada pada tubuh kita, mindset yang ada harus diubah menjadi “jika kita mencintai
diri sendiri maka harus hidup sehat dan tidak berlebihan”. Memperbanyak pengalaman
selagi masih bisa dan masih diberi kesempatan, dan mempelajari hal-hal baru yang
sekiranya dibutuhkan dimasa mendatang, dengan begitu secara tidak langsung kita bisa
memenuhi kriteria yang ada pada setiap perusahaan.

Kedepannya diharapkan para orang tua tidak lagi menuntuk anak-anak mereka
untuk belajar, belajar dan belajar demi mendapatkan nilai yang sempurna. Karena secara
tidak langsung hal tersebut justru mematikan minat dan bakat yang terpendam dalam diri
mereka. mereka akan fokus mengejar nilai yang sempurna dari pada mengembangkan
bakat yang mereka miliki. Karena setiap manusia diberikan caranya sendiri untuk sukses
dan kita tidak akan pernah tau lewat jalur mana kita untuk menuju kesuksesan itu. Dan satu
lagi kunci sukses yaitu kejujuran dan sifat mudah bergaul, karena tidak semua orang pintar
bisa berkata jujur. Terkadang ada sebagian orang pintar yang berkata tidak jujur demi
menutui kesalahannya agar reputasinya tidak hancur. Dan sifat mudah bergaul dibutuhkan
dalam dunia kerja untuk membangun relasi antar teman dalam perusahaan atau dengan
masyarakat luar. Biasanya semakin banyak relasi dari pelamar maka semakin besar pula
peluang dia untuk masuk dalam perusahaan tersebut.

Referensi :

Rahmat, Dedy. (2020). Prestasi Akademik Sama Sekali Bukan Faktor Utama Menuju
Sukses.

Anda mungkin juga menyukai