Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEMERINTAH KA

BUPATEN KEPULAUAN ANAIVBAS

DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA

PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN


PENYAKIT MENULAR TBC (TUBERCULOSIS )

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGULANGAN PENYAKIT


NENULAR

TAHUN ANGGARAN 2019

DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA


BERENCANA
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2019
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
PENYAKIT MENULAR TBC (TUBERCULOSIS )
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA
BERENCANA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN ANGGARAN 2019

SKPD DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN


KELUARGA
BERENCANA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
PROGRAM PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGULANGAN
PENYAKIT MENULAR
SASARAN PELAKSANAAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN
PROGRAM PENANGGULANGAN
PENYAKIT MENULAR TBC ( TUBERCULOSIS )
KEGIATAN PELAKSANAAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN

SUB KEGIATAN PENYAKIT MENULAR TBC ( TUBERCULOSIS )

BELANJA BAHAN HABIS PAKAI


BELANJA JASA KANTOR
BELANJA CETAK DAN PENGGANDAAN
BELANJA PERJALANAN DINAS DALAM DAERAH
BELANJA PERJALANAN DINAS LIJAR DAERAH
DETIL KEGIATAN
1. BELANJA BAHAN HABIS PAKAI
- BELANJA ALAT TULIS KANTOR
2. BELANJA JASA KANTOR
- HONORARIUM PENGAWAS MINIJM OBAT
PENDERITA TB (PMO)
3. BELANJA CETAK DAN PENGGANDAAN
- PHOTO COPY ( 1 PAKET )
4. BELANJA PERJALANAN DINAS DALAM DAERAH
- PELACAKAN TB MANGKIR
- MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM TB
5. BELANJA PERJALANAN DINAS LUAR DAERAH
- KONSULTASI PROGRAM TB Dl DINAS
KESEHATAN PROVINSI
KEPULAUAN RIAU.
1. LATAR BELAKANG
TB merupakan salah satu masalah utama kesehatan
masyarakat yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan
dan kematian di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang
Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
(Lembaran Negara Tahun 1984 nomor 20, Tambahan
Lembaran
Negara Nomor 3237); Undang-undang Nomor 36 Tahun 2010
tentang Kesehatan, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
364/Menkes/SK/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan
Tuberkulosis; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun
2016 tentang Pemberian Obat pencegahan pada kontak
serumah Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
365/Menkes/Per/III/2011 tentang Strategi Nasional
Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2011- 2014 dan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 364/Menkes/SK/V/2009 tentang
Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis perlu disesuaikan
dengan perkembangan ilmu kedokteran yang merupakan
dasar hukum dan kewenangan serta sebagai dasar kebijakan
dalam menyusun strategi untuk menekan angka kesakitan
dan kematian akibat penyakit TB.
Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
dunia walaupun upaya penanggulangan TB telah dilaksanakan
di banyak negara sejak tahun 1995. Menurut laporan WHO
tahun 2015, ditingkat global diperkirakan 9,6 juta kasus TB
baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan.
Dengan 1,5 juta kematian karena TB dimana 480.000 kasus
adalah perempuan. Dari kasus TB tersebut ditemukan 1,1 juta
(12%) HIV positif dengan kematian 320.000 orang (140.000
orang adalah perempuan) dan 480.000 TB Resistan Obat
(TBRO) dengan kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus
TB baru, diperkirakan 1 juta kasus TB Anak (di bawah usia 15
tahun) dan 140.000 kematian/tahun. Jumlah kasus TB dj
Indonesia menurut Laporan WHO tahun 2015, diperkirakan
ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000
penduduk) dengan 100.000 kematian pertahun (41 per
100.000 penduduk).
Diperkirakan 63.000 kasus TB dengan HIV positif (25 per
100.000 penduduk). Angka Notifikasi Kasus (Case Notification
Rate/CNR) dari semua kasus, dilaporkan sebanyak 129 per
100.000 penduduk. Jumlah seluruh kasus 324.539 kasus,
diantaranya 314.965 adalah kasus baru. Secara nasionaf
perkiraan prevalensi HIV diantara pasien TB diperkirakan
sebesar 6,2%.
Jumlah kasus TB-RO diperkirakan sebanyak 6700 kasus yang
berasal dari 1,9% kasus TBRO dari kasus baru TB dan ada
12% kasus TB-RO dari TB dengan pengobatan ulang
Menurut laporan WHO tahun 2015, Indonesia sudah
berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB
di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 1990. Angka
prevalensi TB yang pada tahun 1990 sebesar > 900 per
100.000 penduduk, pada tahun 2015 menjadi 647 per 100.000
penduduk. Dari semua indikator MDG's untuk TB di Indonesia
saat ini baru target penurunan angka insidens yang sudah
tercapai. Untuk itu perlu upaya yang lebih besar dan
terintegrasi supaya Indonesia bisa mencapai target SDG's pada
tahun 2030 yang akan datang Namun seiring waktu berjalan
Indonesia juga dihadapi dengan permasalahan lain yakni
meningkatnya angka kasus TB Multi Drug Resisten (MDR).
Saat ini menurut WHO Indonesia menduduki peringkat
kedelapan dari 27 negara dengan jumlah kasus MDR tertinggi.
Survey resistensi OAT di provinsi Jawa Tengah menunjukkan
bahwa angka TB MDR pada pasien yang belum pernah
mendapat pengobatan OAT sebelumnya sekitar 2% dan sekitar
16% bagi yang pernah mendapatkan pengobatan OAT
sebelumnya. Faktor utama penyebab terjadinya resistensi
kuman terhadap OAT adalah ulah manusia, baik penyedia
layanan, pasien, maupun program/system layanan kesehatan
yang berakibat terhadap tatalaksana pengobatan pasien TB
yang tidak sesuai dengan standar dan mutu yang ditetapkan.
Sedangkan ditingkat Provinsi indikator hasil pencapaian Program TB
di
Provinsi Kepulauan Riau untuk angka penemuan kasus baru
TB Paru BTA positif (Case Detection Rate) pada tahun 2012
adalah 40.1 % dan dari data yang diterima kabupaten / kota
sampai dengan triwulan 2 tahun 2013 adalah 20.5 %
(683 kasus), sedangkan angka keberhasilan pengobatan kasus baru
TB Paru
BTA positif (Succses Rate) tahun 2015 sebesar 79 % dan di tahun
2012 sebesar

Di Kabupaten Kepulauan Anambas sendiri penyakit TB


juga merupakan masalah kesehatan yang tentunya perlu
mendapat perhatian. Dari hasil capaian secara kumulatif
Program TB tahun 2013 sampai 2017 jumlah temuan kasus TB
semua tipe sebanyak 150 kasus dan dari jumlah tersebut
jumlah kasus baru TB paru BTA positif sebanyak 111 kasus,
jumlah kasus TB anak sebanyak 29
Kasus.
Angka tersebut jelas menunjukkan bahwa penyakit TB
di Kabupaten Kepulauan Anambas perlu ditanggulangi dan
diberantas dengan strategi yang tepat dan benar atau sesuai
dengan Program pemerintah yaitu TOSS TB (Temukan Obati
Sampai sembuh Tuberculosis). Dalam upaya Peningkatan
Program tersebut pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas
yang dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan memandang perlu
menganggarkan kegiatan pelayanan pencegahan dan
penaggulangan penyakit menular TB sebagai langkah strategi
dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut.

11. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN pencegahan dan


penanggulangan penyakit menular TB ( tuberculosis )

111. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud
Adapun maksud dari kegiatan pelayan pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular TB ( tuberculosis )
adalah menemukan, mengobati dan menyembuhkan
penderita TB dengan menerapkan strategi program
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai sesuai
strategi.

b. Tujuan
Tujuan umum
Tujuan Umum dari kegiatan pelayanan pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular TB ( tuberculosis )
adalah terselenggaranya pencegahan dan penanggulangan
penyakit Menular TB.
Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari kegiatan pelayan pencegahan dan


penanggulangan penyakit menular TB ( tuberculosis ) adalah
menyembuhkan angka kesakitan penyakit TB dan menurunkan
angka kematian akibat penyakit TB.

INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN


Adapun indikator keluaran kegiatan ini semua
masyarakat yang ada di Kabupaten kepulauan Anambas
mendapatkan pengobatan sesuai standar dengan strategi
DOTS dan keluaran ( output ) yang di inginkan dari kegiatan
ini adalah TOSS TB ( Temukan Obati Sampai Sembuh ).
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
Adapun cara pelaksanaan kegiatan yaitu :
1. pelacakan dan pemeriksaan dan kontak TB serumah
2. Monitoring dan evaluasi program TB
TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan di Wilayah kerja Puskesmas dan
Rumah sakit yang ada di Kabupaten kepulauan Anambas

VII. PELAKSANAAN DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN


a. Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan oleh Kasie Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular, Dokter, Pengelola program
TB dan Staff Pengendalian Penyakit
Menular
b. Penanggung Jawab
Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian Penyakit

VIII. JADWAL KEGIATAN


Waktu pelaksanaan kegiatan pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular TB ( tuberculosis ) akan
dilaksanakan 12 ( dua belas bulan ), jadwal terlampir.
BULAN
Kegiata JAN FEB HAR JUN JUL AGS SEP ox-r NOV DES
No
n

Belanp
1 Alat Tuk
Kantor
Be4anja
2 Jasa
Kantor
Belanp
3
atk dan
g—ııoııııoıııuoıııoıııınııııııııııııınıııııııııııı4
Belanja krpbnan thas thbrn üerah g—ııooıııoııııoıııoıııııııııoııııııııııııııııııııı5 Belanja
*rjabrwı
thas LI.zr therah
IX. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA
a. Adapun biaya kegiatan ini di bebankan kepada APBD
Kabupaten Kepulauan Anambas yang tercantum di dalam DPA
Dinas Kesehatan, pengendalian penduduk dan keluarga
berencana Kabupaten Kepulauan Anambas tahun
2018.
b. Total perkiraan biaya yang diperlukan untuk Kegiatan
Pelayanan pencegahan dan penangulangan penyakit menular
TBC ( Tuberculosis ) RP, 50. 000. 000,(lima puluh juta rupiah )

Demikian kerangka acuan kerja ini djbuat untuk menjadi


pedoman pelaksanaan kegiatan tahun 2019.

Januari 2019.
KESEHATAN PP.KB

Pembina Utama Muda/IV.c


NIP. 19630120 199103 1 002

Anda mungkin juga menyukai