Anda di halaman 1dari 30

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL – DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG


(POLITEKNIK MEKANIK SWISS – ITB)

LAPORAN MLL-1
Jurusan Teknik Perancangan Manufaktur Program
Studi Teknologi Perancangan Perkakas Presisi

DEA

Nama Fazar Syafrizal


NIM 221321011
Semester 4 (Empat)
Kelas 2DEA
No. Koin 11

Jalan Kanayakan Nomor 21 Bandung 40135


Telp. (022)2500241 ext. 158 Homepage : http://www.polman-bandung.ac.id Fax. (022)
25002649 E-Mail : sekretariat@polman-bandung.ac.id
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari – hari kita sering menggunakan peralatan yang berbahan plastic, salah
satu teknik pembuatan plastik yaitu dengan metode cetakan plastik (plastic injection mould) yang di era
modern ini telah berkembang pesat. Plastic injection moulding adalah proses pembetukan suatu benda
berbahan plastik dengan bentuk dan ukuran tertentu yang dipanaskan lalu diinjeksikan pada cetakan (mold).
Injection Moulding adalah salah satu jenis molding yang sering digunakan dalam memproduksi plastik.
Proses menggunakan Injection Molding ini adalah proses yang paling efesien biaya untuk menghasilkan
produk plastik.
A. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Plastic Injection Mould?
2. Bagaimana perancangan cetakan Tutup Remote?
3. Bagaimana pemberian dimensi dan toleransi pada rancangan yang akan dibuat?
4. Bagaimana membuat gambar kerja produk, gambar kerja bagian, draft serta gambar kerjasusunan
dari rancangan yang telah dibuat?

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat memahami definisi Molding dengan lifter.

2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konstruksi dari Molding dengan lifter.

3. Mahasiswa dapat menganalisis produk plastik yang dipilih.

4. Mahasiswa dapat merancang cetakan “Tutup Remote” sesuai dengan langkah-langkahperancangan


moulding yang telah diberikan sebelumnya.

5. Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan lifter pada rancangan.

6. Mahasiswa dapat membuat gambar kerja produk, gambar kerja bagian, serta gambarkerja susunan
dari rancangan yang telah dibuat.

7. Mahasiswa dapat memahami dimensi serta toleransi pada gambar kerja rancangan yangakan
dibuat

C. Waktu dan Tempat


Hari : Senin–Jum’at
Tanggal : 6 Maret – 10 Maret 2023
Tempat : Polman Bandung (Design EnginneringLab. B-114
A. Definisi
Injection moulding adalah sebuah proses produksi dengan membentuk bahan mentahmenggunakan sebuah
rangka kaku atau model yang disebut sebuah mold. Sebuah mold adalah sebuah cetakan yang memiliki rongga di
dalamnya yang akan diisi dengan material cair yaitu plastik. Cairan tersebut akan mengeras sesuai bentuk
rongga di dalam mold.
Injeksi molding adalah metode pembentukan material termoplastik di mana material yang meleleh karena
pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke dalam cetakan yang didinginkan oleh air sehingga mengeras, 90% injeksi
molding adalah memproses material termoplastik.
Pada mold ini terdapat lifter yang befungsi untuk membentuk bagian undercut pada produk, lifter ini
digerakkan oleh angular pin. Proses ini memungkinkan benda yang sangat kecil, permukaan dekoratif atau sangat
halus, mengkilap, berbentuk dan berkontur rumit, dan sebagainya.
Dari cara kerja cetakan dan bentuk produk yang dihasilkan, cetakan injeksi plastik dapat dibedakan dalam
beberapa jenis diantaranya :

1) Cetakan dua pelat (Two Plate Mold)

Cetakan dua pelat adalah cetakan injeksi yang paling sederhana, memiliki satu bukaan, terdiri dari
pelat tetap (fix plate) dan pelat jalan (moving plate) tanpa memiliki gerakan mekanisme yang lainnya.
Cetakan dua pelat umumnya disebut cetakan two plate. Produk yang dihasilkan dari cetakan two
plate memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

• Memiliki satu parting line


• Produk tanpa lubang pada dinding arah samping
• Saluran pemasukan/gate pada daerah bibir produk atau berupa pin gate pada dindingsamping
atau sprue gate pada puncak produk
• Penendangan produk dapat berbentuk pin yang nampak ditengah produk ataulingkaran
penuh pada bibir produk.
2) Cetakan berslider (Slider Mold)

Cetakan berslider adalah cetakan yang mempunyai mekanisme bukaan arahnya lateralatau
membentuk sudut dengan bukan utama atau moving plate (Gerakan bukaan mesin).

3) Cetakan kaviti setangkup (Split Mold)

Cetakan kaviti setangkup memiliki mekanisme bukaan sama dengan slider, akan tetapi pada cetakan
jenis ini terdapat perbedaan konstruksi bukaan yang dipakai. Kaviti setangkup umumnya atas
dan bawah simetri/sama dan bentuk produknya memanjang dan

Memilikialur-alur
4) Cetakan Ulir (Unscrewing Mold

Cetakan ulir adalah cetakan yang memiliki mekanisme putaran pembuka ulir, sehingga produk yang
memiliki ulir dapat keluar dengan mulus dari cetakan/kaviti. Ulir yang dibentuk dapat berupa
ulir dalam dan ulir luar.

5) Cetakan tiga pelat (Three Plate Mold)

Cetakan tiga pelat atau lebih dikenal istilah “Three Plate Mold” adalah jenis cetakan yang
dinding untuk proses otomatis, karena pemutusan gate dari produknya tidak dilakukan secara
terpisah akan tetapi menjadi bagian dari proses injeksi. Posisi gate ditempatkan pada puncak
produk dan merupakan patahan lingkaran kecil atau berupa garis memanjang tergantung
penerapan jenis gate, dan produk yang dihasilkan akan tampak lebih rapih
6) Split Mold
Split mold digunakan untuk mencetak produk yang biasanya berpasangan atau dapat buka/ditutup
(snap on fit).

B. Komponen Injection Molding

1. Mesin

Pada mesin molding terdapat bagian-bagian yang mempunyai funngsinya masing-masing, Adapun
penjelasannya sebagai berikut:

• Sistem Injeksi

Injection System merupakan gabungan dari beberapa part yang digunakan untuk injeksi bahan plastik
dan menyalurkan pada sprue serta cavity pada molding.
• Sistem Pencekam

Merupakan bagian mesin yang berfungsi untuk clamping atau menjepit Mold base ke mesin. Mold
dijepit ke mesin menggunakan ring setting yang terdapat pada pelat atasMold base. Bagian bukaan yang dicekam
pada mesin merupakan bukaan yang bergerak (tidak fix).

• Sistem Hidrolik/Sistem elektrik

Secara garis besar, mesin Molding dibagi menjadi dua, yaitu Hidraulic System dan Electric System.
Hidraulic system merupakan mesin mold yang menggunakan prinsip Hidraulic dalam proses kerjanya.

Sedangkan Electric system merupakan mesin yang menggunakan control electric dalam proses
kerjanya. Kedua mesin ini mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, contohnya mesin Hidraulic
membutuhkan daya yang lebih besar dibandingkan denganmesin Electric system.

• Sistem Kontrol

Control System berupa system yang digunakan untuk mengatur mesin pada saat prosespercetakan. Disini
terdapat tombol-tombol khusus yang mempunyai fungsi tersendiri.
Contohnya adalah ketika operator akan menggunakan mesin, maka akan diatur sesuai dengan ukuran mold
base, tekanan yang dibutuhkan untuk proses kerja suatu produk,dan system cooling untuk mendinginkan produk
pada saat proses percetakan berlangsung.

2. Mold / Cetakan

Mold base merupakan dudukan cetakan/mold. Mold base disini terbagi dalam
beberapa komponen sesuai dengan fungsinya. Mold base dibagi menjadi 2 bagian,yaitu bukaan atas
dan bukaan bawah. Bukaan atas terikat ke mesin dan fix, di bukaan atas terdapat pelat atas, ring
setting, dan sprue bush, jadi bisa disimpulkan,

komponen pada bukaan atas adalah jalan untuk material plastik di injeksi ke Molding.
Sementara itu, bukaan bawah merupakan bagian yang bergerak untuk mencetak
produk. bukaan bawah di clamping pada mesin dan diarahkan untuk pencetakan produk. Adapun
komponen-komponen yang terdapat pada komponen bawahadalah sebagai berikut:

• Pelat cekam bawah

Pelat cekam bawah merupakan komponen yang paling dasar, pelat ini berfungsi untuk
dudukan komponen-komponen yang ada di atasnya dan diikat ke mesin padawaktu proses
produksi.

• Pelat pendukung/support

Komponen ini berfunsi sebagai penahan tekanan yang terjadi saat proses injeksi danmenahan
Insert Core

• Balok pengganjal

Memberikan jarak pada saat ejector bergerak maju dan mundur untuk mengeluarkanproduk dari
molding

• Pelat ejektor (atas/bawah)

Bagian ini berfungsi sebagai dudukan ejector-ejector pin, dan return pin sebagaikomponen yang
akan mengeluarkan produk dari Molding.

• Tiang pengarah (guide pin)

Di dalam konstruksi Mold base, dipasang beberapa tiang pengarah (guide pin) yang Mold base,
dipasang beberapa tiang pengarah (guide pin) yang berfungsi sebagai mengarahkan Core dan
cavity agar tidak bergeser dan tetap pada posisinya.
Insert cavity merupakan bagian Molding yang paling utama. Disini terdapat cetakan
yang membentuk kontur produk. Material yang digunakan untuk pembuatan Insert Cavity adalah
material yang tahan dalam tekanan tinggi dan tahan akan suhutinggi sehingga cavity tidak
cepat rusak pada saat proses produksi.

Cavity disini terbagi menjadi cavity atas dan bawah. Kontur cavity menyesuaikan
produk, tetapi yang paling umum adalah core yang sebagai male, dan cavity sebagai female nya.
Insert cavity dipasangkan pada pelat khusus yang bertujuan, jika terjadi kerusakan, yang diganti
hanyalah Insert cavity nya saja, tidak semua komponen Molding kesuluruhan

C) Proses Injection Plactic

Plastik dimasukan kedalam hopper dan di campur dengan pewarna, kemudian plastik
masuk menuju ke barrel kemudian plastik di dorong oleh poros pembawa menujuke proses
pemanasan yang dimana plastik di panaskan oleh heater. Setelah proses pemanasan plastik
pun mencair dan siap untuk di injeksi menuju rongga cetak.

1). Material

Material yang digunakan untuk membuat produk cetakan plastik memiliki beberapasifat
sebagai berikut.

➢ Ketebalan dinding relatif merata

➢ Terdapat penampang kecil berbentuk lingkaran berupa titik atau bentuk empatpersegi
panjang yang terpotong atau tersayat

➢ Terdapat tanda parting line

➢ terdapat tanda ejektor Dan data – data yang perlu diperhatikan

➢ Penyusutan material

➢ Kandungan material, bersifat asam, basa, mengandung serat – serat, dsb

➢ Sifat mekanis material


2). Proses

Pada saat proses pembentukan produk cetakan plastik di bagian produksi, data – data dan
proses di mesin injeksi tidak kalah pentingnya dalam pencapaian produk yang dihasilkan. Empat
variabel proses yang menjadi kunci keberhasilan pembentukan produk plastik antara lain
sebagai berikut.

➢ Viskositas material

➢ Tekanan injeksi

➢ Kecepatan alir material plastik

➢ Pendinginan

➢ Temperatur kerja

➢ Temperatur cetakan

➢ Gaya cekam

➢ Waktu kerja ( Holding Time )

3). Desain cetakan dan proses manufaktur

Cetakan injeksi adalah suatu alat untuk membentuk produk plastik yang diinginkan, kesesuaian
bentuk dan dimensi produk yang dirancang dengan produk yang dihasilkan hasil pembentukan
banyak dipengaruhi oleh desain cetakan. Data – data yang harusdiperhatikan.

➢ Bentuk cavity
➢ Toleransi dan Kualitas

➢ Runner dan Gate

➢ Ejektor

➢ Pendingin

4). Snap Fit

Snap fit biasanya digunakan sebagai metode perakitan untuk bagian cetakan injeksi dengan
produk plastik yang berpasangan atau dapat dibuka dan ditutup.. Snap fit sangat berguna karena
menggantikan sekrup, klip, perekat, atau metode penyambungan lainnya. Snap fit dapat
dirancang sebagai snap permanen atau multiple snap. Snap fit juga dapat membuat cetakan injeksi
yang menghasilkan komponen secara signifikan lebih rumit dan mahal. Umumnya, penghematan
biaya perakitan lebih dari sekadar menutupi biaya tambahan dan kompleksitas cetakan. Ada tiga
tipe utama snap fit: annular, cantilever, dan torsional.
5). Annular

Snap-fit annular menggunakan loop-strain untuk menahan pada dudukannya. Hoop- strain adalah
perluasan dari keliling potongan yang elastis saat didorong ke bagian yang lebih kaku. Dalam
kebanyakan kasus, desainnya melingkar.

Beberapa contoh yang populer adalah tutup pena, sambungan bola dan soket, pengencang Snap,
dan beberapa tutup botol air. Jenis snap-fit ini dapat digunakan berkali-kali. Namun, ketegangan
permanen dapat melebar , sehingga dapat melonggarkan snap jika digunakan terlalu sering.

6). Kantilever (Centilever)

Snap-fit kantilever adalah snap-fit yang paling umum digunakan dibanding yanglainnya.
Sebuah desain kantilever bisa multi guna atau permanen. Sebuah snap-fit multi guna biasanya memiliki
tuas atau pin untuk didorong, untuk memkasakan pergerakan snap-fit. Namun, pada snap-fit
permanen tidak ada tuas atau pin. Maka ketika mencoba untuk memaksakan pergerakan snap-fit
permanen dapat mengakibatkan kerusakan pada produk.
Beberapa masalah potensial terkait kemampuan untuk memkasakan pergerakan snap-fit
adalah memperpanjangnya melewati titik putusnya. Sebagai solusinya, beberapa bagian memiliki
penutup untuk mencegah snap-fit patah. Salah satu contoh yang sangat populer adalah penutup
kompartemen baterai. Maka dari itu, untuk kasus Cantilever Snap Join fit, ada beberapa hal yang
harus diperhitungakan sebelum merancangnya, salah satunya yaitu defleksi izin dari kasus snap
yang akan dirancang, dimana nantinyajika defleksi izin lebih kecil dari pada dfleksi maksimal nya
maka pada rancangan molding nantinya akan diberikan konstruksi lifter agar keruskan pada produk
dapat teratasi.
7). Torsional

Dalam pemasangan torsional snap, seseorang harus memaksa tepi yang menonjol pada
bagian B menjauh dari area penyisipan. Bagian A kemudian meluncur di antara tepi yang menonjol
sampai jarak yang diinginkan tercapai. Tepi bagian B kemudian dilepaskan dan bagianA ditahan di
tempatnya. Snap fit dalam deskripsi ini adalah bagian tepi yang menonjol pada bagian B. Snap fit
jenis ini mungkin memiliki gaya seperti pegas sehingga saat diaktifkan, bagian yang terkunci
dilepaskan dan dijalankan.

C. Perancangan Injection Moulding Menggunakan Lifter

1) Konstruksi Lifter
Hampir sama dengan proses slider, lifter mold juga dapat mengerjakan benda berkontur undercut.
Lifter ini menggunakan proses dengan biasa disebut pisau miring. Karena proses lifter mendorong pin
tersebut pada saat proses mencetak untuk mengerjakan kontur undercut. Tetapi metode ini jarang
digunakan karena proses pengerjaan mold yang sulit karena penentuan sudut yang terbatas. Biasanya
pengerjaan benda undercut sederhana saja yang mudah dikerjakan mengukanan sistem lifter
ini.

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, bagian ini tidak dapat dikeluarkan dengan metode ejeksi
sederhana. Komponen cetakan yang disebut lifter diperlukan untuk melepaskan snap pada kasus ini.
Bagian belakang lifter dipasang ke slide di pelat ejektor. Selama ejeksi, pelat ejektor bergerak maju,
maka lifter juga akan ikut maju. Lifter bergerak di sepanjang permukaan cetakan dan melepaskan snap
setelah bergerak cukup jauh.

2) Komponen-Komponen Lifter

1. Kepala Lifter
Kepala Lifter berfungsi sebagai pembentuk profil undercut.

2. Poros Lifter
Batang lifter berfungsi sebagai dudukan kepala lifter.

3. Pengarah Lifter
Pengarah lifter berfungsi sebagai pengarah gerak lifter.

4. Dudukan Lifter
Dudukan lifter berfungsi sebagai pengikat dan penahan batang lifter ke plat ejektor.

5. Guide Rail
Guide rail berfungsi sebagai penahan dan pengarah gerak lifter.

6. Komponen Tambahan
Berupa baut, pena dan stopper.

3) Cara Kerja Injection Moulding Menggunakan Lifter

• Mold Open

Merupakan tahap awal proses, dimana mold terbuka dan siap didorong oleh mesin.
• Pengisian Cairan Plastik

Tahapan ini merupakan pengisian cairan plastik membentuk produk yang telahdirancang. Cairan
plastik akan masuk ke sela-sela lifter.

• Pendinginan

Cairan pendingin memasuki cetakan dan mendinginkan produk sehingga produk mengeras.
• Proses Ejeksi

Tahapan ini merupakan tahapan dimana dilakukannya ejeksi oleh lifter dan pin ejektor,dapat
terlihat lifter bergerak maju sejauh jarak yang telah ditentukan sehingga produk akan terlepas
dengan sendirinya oleh kemiringan. Kemiringan poros lifter berkisar antara 15°- 20°.

D. Tahapan Perancangan Injection Mould Menggunakan Lifter


1. Perhitungan Perancangan Lifter

Simbol :

y = (diperbolehkan) defleksi (memotong)E =

(diizinkan) regangan snap

1 = panjang lengan

h = ketebalan di snapb

= lebar snap

Z = bagian modulus Z = I c,

dimana I = momen aksial inersia Es

= modulus garis potong

P = (diizinkan) gaya defleksiK

= faktor geometris

➢ Rumus ini berlaku saat tarik tegangan di area permukaan kecil b. Jika terjadi di area permukaan yang lebih
besar a, maka a dan b harus dipertukarkan.
➢ Jika tegangan tarik terjadi pada permukaaan cembung maka gunakan K2, dan apabila di
permukaan cekung maka gunakan K1.

Batas regangan pendek yang di izinkan pada 23C-73F


Batas regangan ini tergantung pada jenis bahan snap yang digunakan

jika hasil nya = 1. y < y izin, maka pelepasan produk bisa dipaksa (didorong). 2. y > y izin,

maka pelepasan produk tidak bisa dipaksa dan harus menggunakan konstruksi lifter

E. Pembahasan Kelompok Tutup Remote

Pada hari pertama program praktik cetakan plastic (Molding Lanjut 1) pengajar menjelaskan
materi mengenai injection mold dengan konstruksi lifter. Lifter sendiri ada karena untuk membantu cetakan
produk yang memiliki undercat/snap. Selain itu, pengajar memberikan beberapa contoh konstruksi injection
mold menggunakan lifter serta cara kerja lifter.

Masing-masing kelompok diberi studi kasus yaitu berupa produk yang memiliki undercut, dan
setiap kelompok diminta untuk membuat konstruksi nya dengan baik. Untuk kelompok saya mendapatkan
produk yang harus dicetak menggunakan Lifter Injection mold.
1. Analisis Produk
• Identitas Produk

Nama Produk : Penutup Remote

Bahan MateriaL : ABS (Acrylonintrile Butadiene Styrene)

Berat Produk : 2.25 gram

Berat Jenis Material :1,1gram/cm2

Penyusutan : 0,4% Volume

Produk : 1830.8 mm3

Draft Angle : 1 Derajat

• Data Tuntutan

Jenis Mold Base : Futaba 2335 S-Series

Komponen Pendukung : Misumi, Futaba, dan Polman

Seri-0Material Insert Cavity : 1.2083 (Dikeraskan)

• Sketch Produk
1. Perhitungan Undercut

2. Penentuan Parting Line

Pada produk hasil injeksi pada umumya terdapat garis tipis menyerupai rambut pada sekeliling
produk. Garis tipis ini adalah garis pemisah yang memisahkan rongga kaviti dengan corenya. Penetuan
parting line didasarkan:

a. Produk harus dengan mudah terlepas dari kaviti

b. Hindari gesekan antara part dengan kaviti

c. Kaviti dan inti harus mudah dibuat

d. Parting line tidak mengganggu penampilan produk (estika)

3. Penentuan Jumlah Kaviti dan Layout Kaviti

Jumalah kaviti pada perancanagn injection mold menggunakan lifter untuk produk pengunci
toolbox berjumlah 4. Adapun alternatif layout kaviti nya sebagai berikut.
a. Alternatif 1 (dipilih)

Kelebihan:
- Kaviti seimbang (Balance)
- Proses pembuatan tidak menyulitkan/mudah
- Pengisian cairan plastic dapat merata
- Memiliki tempat matrial sisa atau kotor saat pengisian selanjutnya
b. Alternatif 2

Kekurangan:
- Tidak memiliki tempat sisa matrial saat pengisian selanjutnya (kotoran saat
pengisian )
C. Alternatif 3

Kekurangan:
- Memakan waktu saat pengisian cairan platik.
- Pemanfaatan ruang kaviti kurang eifisien

4. Penentuan Sprue, Runner, dan Gate

Sprue merupakan komponen pertama dari sistem saluran. Cairan plastik yang disuntikkan
melalui nozzel mengalir melalui sprue kemudian ke runner, gate dan ke kaviti produk. Dimensi sprue
tergantung dari dimensi lubang nozzle yang digunakan pada mesin injeksi dan tebal plat atas serta ring
setting yang digunakan.
Runner merupakan saluran yang menghubungkan cairan plastic dari sprue pada rongga produk
melalui gate, khususnya pada produk yang lebih dari satu kaviti. Sebagai saluran penghubung yang
membawa cairan plastik maka penentuan bentuk dan dimensinya dipertimbangkan dengan tujuan untuk
memudahkan dalam pembuatan, mengurangi berat volume runner yang terbuang, meminimalisasikan
kehilangan panas, menghindari tekanan yang terlalu besar.

Hal – hal yang perlu diperhatikan:

• Merancang runner sependek mungkin dan percabangan sedikit mungkin. ➢ Cairan plastik harus masuk
ke dalam kaviti secara bersamaan dengan temperatur dan tekanan yang sama.

• Untuk tujuan penghematan plastik, tentukan ukuran penampang runner sekecil mungkin.

• Untuk mendapatkan aliran laminar, buat penampang runner sebesar mungkin.

• Makin kental cairan plastik, makin pendek panjang runner.

• Balance Runner.

➢ Perhitungan Diameter Runner


5. Penentuan Gate

Gate perencanaan bentuk dan penempatan gate berpengaruh terhadap kualitas produk, baik dari
penampilan, penyusutan dan tekanan yang dibutuhkan saat pembentukaan produk. Penempatan gate juga
berpengaruh terhadap besarnya gaya clamping mesin injeksi yang dibutuhkan untuk menahan gaya
pembentuk rongga cetak dan menghindarkan kemungkinan cacat saat injeksi. Pada kasus ini gate yang
digunakan merupakan gate standar karena gate ini mudah dalam proses pengerjaannya.

➢ Perhitungan Gate

Pada umumnya penampang gate dibuat kecil, dengan tujuan:

1. Mudah dipisahkan dari produk


2. Bekas gate tidak mengganggu penampilan produk
3. Menutup, menghindari aliran balik dari kaviti.

5. Penentuan Sistem Pendingin (Cooling system)

Sistem pendingin adalah salah satu factor yang paling penting, yang utamanya yaitu sebagai
pendingin molding yang kan berakibat pada produk yang dihasilkan serta waktu yangpanjang pada saat
proses produksi.

Sistem pendingin pada insert cavity harus cukup untuk mengatur suhu pada molding. Semua
bagian dalam insert cavity pada molding harus bisa didinginkan, terlebih rancangan ini memiliki jumlah cavity
yang banyak, sistem pendingin pun harus di maksimalkan. Akibat dari kurang maksimalnya system
pendinginan dapat mengakibatkan cacat pada produk.
Sistem pendingin pada rancangan ini dibuat pada insert cavity dan insert core, dengan diameter
saluran 8mm. Hal hal yang harus diperhatikan dalam sistem pendinginan yaitu sebagai berikut.

- Sistem pendingin tidak boleh bocor


- Jarak antar saluran yang berdekatan harus lebih besar dari ukuran selang air (pipa saluran )
- Menghindari adanya aliran air yang terjebak dalam saluran atau tabrakan aliran
- Pendinginan harus merata pada tiap kaviti / inti cetak
- Perbedaan temperatur cairan masuk dan keluar dijaga agar tidak lebih dari 6ºC
- Arah pendinginan mulai dari kaviti menuju sprue

• Alternatif Cooling 1 (digunakan)

Kelehinan alternatif 1:

- Memiliki lay-out yang seimbang.


- Tidak menghalangi ejector maupun komponen yang lain (pada bukaan bawah).
- Untuk bukaan atas layout cooling di verticalkan agar seimbang saat pendingin
• Alternatif Cooling 2

6. Penentuan Sistem Ejeksi

Terdapat 5 titik ejeksi pada setiap produk, sehingga terdapat 20 ejektor yang memiliki ukuran
berbeda antara lain:

- Diameter 1.5 mm (1 buah)

- Diameter 3 mm (2 buah )

- Diameter 4 mm (4 buah)

Disetiap produk pada cavity. Jenis ejektor yang digunakan adalah pin dari standar Misu

7. Sistem Venting

Fungsi atau tujuan dari saluran udara adalah untuk menghindari adanya udara yang terjebak pada
kaviti /runner yang dapat menyebabkan kaviti tidak terisi penuh. Dari saluran udara tersebut terdiri
dari beberapa bagian yaitu:

- Vent gap
- Vent channel
- Vent groove
Dari table maka didapat gate dengan material ABS, pada rancangan ini sistem venting hanya
menggunakan vent gap dan vent groove karena insert kaviti lebih tinggi 1 mm dari pelat kaviti
sehingga vent chanel tidak diperlukan.

8. Menentukan Pegas (Perhitungan)

Sefty factor 1.5


F = w.g (N) Kostanta pegas
W = berat dari komponen pada ejeksi = Fpi/L
g = 10 m/s2 L = K1+K2
F p tot = F . (µ = 0.74) = 2+20 = 22 mm
F tot = total gaya
µ = Koefisien gesek Jenis pegas yang di gunakan minimal SWF.
F pi = Ftot / (n = jumlah pegas)
Komponen ejeksi :

Return pin 1.5 Kg


Lifter 0,35 Kg
T slot 0.7 Kg
Ejector pin 0.39 Kg
Pelat Ejektor 5.39 Kg
Pelat ganjal Ejektor 8.13 Kg
∑ = 16.46 kg x 10
= 164.6 N
∑= W = 164.6 x 1.5 sefty factor
= 246.9 N
= 246.9 N

F = W. g F ptot = F.µ F pi = Ftot/n Kostanta pegas


= 246.9 x 10 = 2469 x 0.74 = 1827.06 / 4 = F pi/22
= 2469N = 182706 N = 456.7 N =456.7 /22
= 20.76N/mm

Pegas yang akan digunakan adalah SWF30-65

9. Penentuan mesin yang di gunakan


Mesin ARBURG kapasitas mesin 50 ton
PENUTUP

Kesimpulan

Mold merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan produk dari bahan plastik, diantaranya
adalah pembentukan produk dari bahan plastik dan dilakukan pada jenis mesin injeksi. Untuk
menghasilkan sebuah mold secara tepat, banyak faktor yang harus dipertimbangkan sehingga poduk
yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang diinginkan secara optimal, baik dari akurasi dimensi, dan
efisiensi proses. Two plate mold menggunakan lifter ini digunakan untuk produk yang memiliki internal
undercut.Mold jenis ini menggunkan konstruksi lifter yang digunakan untuk membentuk internal undercut
tersebut. Perhitungan lifter juga akan mempengaruhi dapat atau tidaknya produk untuk keluar pada
saat ejeksi. Jarak ejeksi akan digunakan utuk menghitung pegas apa yang akan digunakan pada
kontruksi mold.

Anda mungkin juga menyukai