Laporan MLL-2 - 221321011 - Fazar Syafrizal
Laporan MLL-2 - 221321011 - Fazar Syafrizal
Disusun Oleh :
Fazar Syafrizal
221321011
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Molding adalah proses manufaktur dengan membentuk bahan pertama yang
menggunakan frame kaku atau model yang disebut cetakan. Sebuah cetakan adalah
sebuah blok kosong diisi dengan cairan seperti plastik, kaca atau logam. sembuh atau
cairan menetap di cetakan, mengambil bentuk. Saat ini molding sangat dibutukan dalam
industri yang berproduksi masal kususnya dalam produk bermatrial plastik. Untuk
merancang suatu kontruksi mold ada beberapahal yang harus diperhatiakan. Maka sangat
diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang prinsip dasar teknik desain cetakan,
proses manufaktur, proses injeksi, dan parameter lain yang berpengaruh terhadap
perancangan mold dan produk hasil cetakannya. Faktor tuntutan yang menjadi bahan
pertimbangan dalam perancangan, serta berpengaruh terhadap aspek ekonomis produksi
mold umumnya dari :
• Efisiensi proses manufaktur
• Efektivitas cetakan
• Life time/ketahanan tool
• Biaya pembuatan
• Waktu pembuatan
Sebagai Mahasiswa/Mahasiswi yang belajar dalam bidang Teknik
perancangan mold perlu mengetahui proses pembuatan suatu produk yang dapat
menghasilkan jumlah yang banyak dalam sekali proses dan waktu pengerjaan yang
singkat.
a. Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya laporan sebagai berikut:
- Melaporkan kegiatan selama praktik MLL-2.
- Sebagai catatan pembelajaran
Three Plate Mold adalah jenis cetakan yang dirancang untuk proses otomatis,
karena pemutusan gate dari produknya tidak dilakukan secara terpisah akan tetapi
menjadi bagian dari proses injeksi. Posisi gate ditempatkan pada puncak produk dan
merupakan patahan lingkaran kecil atau berupa garis memanjang tergantung penerapan
jenis gate, dan produk yang dihasilkan akan tampak lebih rapih.
Cetakan three plate terdiri dari tiga bagian utama cetakan yang satu sama lain
dapat terbuka.
1. Sisi tetap (Fixed Plate)
2. Sisi mengambang (Floating Plate)
3. Sisi Bergerak (Moving side)
Karena pengeluaran produk dan runner pada sisi yang berbeda, maka cetakan ini
memiliki mekanisme ejeksi untuk pengeluaran produk dan runner. Oleh karenanya pada
cetakan ini diperlukan mekanisme penarik sebagai penjamin prioritas bukaan pada tiap
pelat.
Slider Mold dirancang untuk menghasilkan produk yang memiliki ulir luar atau
bentukan tertentu , yang inti cetaknya harus dikeluarkan dari arah samping pada bukaan
utamanya. Prinsip dasar cetakannya memiliki mekanisme yang dapat menggerakan
dudukan inti pada arah transversal dari gerakan utamanya. Gerakan mekanisme inilah
yang diklasifikasikan sebagai cetakan slider.
Untuk gerakan yang tidak terlalu panjang < 30 mm, blok slider umumnya
digerakan dengan mekanisme pena miring sebagai komponen penarik, baji sebagai
komponen pendorong dan ditambahkan penarik pada komponen slider atau pendorong
untuk memastikan slider bekerja dengan tepat. Contonya: pegas tekan. Untuk bukaan
yang cukup panjang dapat dipergunakan komponen silinder hidrolik atau pneumatik,
dan pemilihannya tergantung dari gaya yang diperlukan.
Jenis Dimensi
cetakan kaviti dan
inti Final Design
Gambar kerja
Parting Ass
Line Layout kaviti
Manufaktur
BAB III
PROSES PERANCANGAN INJECTION MOLD
C. Penjelasan Pekerjaan
a. Analisa Produk
Produk yang akan dirancang mold-nya adalah tutup kemasan obat.
b. Data Produk :
▪ Produk: Inner Container 20ml
▪ Number of Cavity: 4
▪ Material: PP
▪ Shrinkage: 1,5%
▪ Draft Angle: 1,5°
▪ Gate Type: Pin Point Gate
▪ Ejector Type: Stripper Ejector
▪ Injection Machine: Mitsubishi 50MEt II Machine (4 Units)
c. Data mesin
▪ Produk: Inner Container 20ml
▪ Number of Cavity: 4
▪ Material: PP
▪ Shrinkage: 1,5%
▪ Draft Angle: 1,5°
▪ Gate Type: Pin Point Gate
▪ Ejector Type: Stripper Ejector
▪ Injection Machine: Mitsubishi 50MEt II Machine (4 Units)
Mesin injeksi yang digunakan untuk mold ini yaitu Mitsubishi 50MEt II
Machine (4 Units)
d. Tat Ming
Fc = 180bar . 1,02kg/cm2 . A . N
= 180bar . 1,02kg/cm2 . 23cm2 . 4
= 16891,2kg
= 16,9ton.
D. Jumlah Kaviti
Jumlah kaviti dapat ditentukan oleh pemesan atau perancang :
• Pemesan dalam menentukan jumlah kaviti lebih mengacu pada aspek kapasitas
produksi yang dibutuhkan untuk produk/part tersebut.
• Perancang dalam menentukan jumlah kaviti lebih mengacu pada aspek teknis, sesuai
dengan mesin injeksi yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
• Pada praktik kali ini, jumlah kaviti yang ditentukan oleh pengajar yaitu berjumlah 4
kaviti.
N1 =
= 42,56 kaviti
o Berdasarkan Kapasitas Injeksi Mesin
Sv = 43cm3
Vp = 6801,08mm3 = 68cm3
Vr = 2395,42mm3 = 23cm3 / 4 = 5,75cm3
N2 =
= 1 kaviti
N3 =
= 30 kaviti
N4 =
= 2 kaviti
E. Jenis Gate & Cetakan
Jenis gate yang digunakan pada perancangan inner conteiner ini adalah Pin Point
Gate. Jenis cetakan yang akan dibuat yaitu cetakan tiga pelat (Three Plate Injection
Mold) with Slider.
F. Parting Line
Parting line adalah garis yang memisahkan bagian core dan kaviti. Syarat
parting line adalah sebagai berikut :
a. Hindari gesekan antara part dengan kaviti
b. Kaviti dengan inti harus mudah dibuat
c. Parting lline tidak mengganggu penampilan produk/part
d. Produk/part harus mudah terlepas
Posisi parting line seperti gambar dibawah, posisi ini dipilih berdasarkan
posisi gate dari produk dan posisi bukaan slider pada produk, selain itu terdapat
beberapa kelebihan dari posisi parting line ini diantaranya proses pengeluaran produk
dari cetakan cukup mudah.
• Balance kaviti
• Balance runner
• Aliran plastik ke setiap kaviti sama panjang/merata
H. Sistem Ejektor
a. Hidrolik
Dengan sistem pneumatik maka ranner didorong dengan cara ditiup
dengan menggunakan angin yang menyebabkan ranner akan terlepas dari pelat
stripper ranner dan jatuh ke bawah.
b. Stripper
Stripper digunakan pada mold three plat sebagai pendorong produk
secara otomatis.
I. Sistem Saluran
a. Runner
Sama dengan layout kaviti, layout runner juga harus balance runner.
Tujuannya untuk mendapatkan kaviti yang seragam dengan tekanan dan
temperatur yang sama, sehingga pembentukan plastik seragam.
Cara memperoleh balance runner adalah sebagai berikut :
1. panjang alir (flow lenght) kesetiap kaviti sama panjang
2. pengaturan diameter runner
Layout runner yang dipilih yaitu seperti gambar dibawah ini :
Runner yang digunakan adalah jenis parabola karena runner jenis ini
merupakan pendekatan pada bentuk lingkaran yang paling baik, selain itu runner
jenis ini lebih umum dan mudah untuk dibuatnya. Ukuran runner didapatkan
dengan perhitungan sebagai berikut :
W=ρ.V
= 0,00095g/mm2 . 6801,08mm2
= 6,46g
D1 =
= 2mm
W2 = (W1 + 0,95 .2
= 6,58g
D2 =
= 2,4mm
b. Gate
Perencanaan bentuk dan penempatan gate berpengaruh terhadap
kualitas produk, baik dari penampilan, penyusutan dan tekanan yang
dibutuhkan saat pembentukaan produk. Penempatan gate juga berpengaruh
terhadap besarnya gaya clamping mesin injeksi yang dibutuhkan untuk
menahan gaya pembentuk rongga cetak dan menghindarkan kemungkinan
cacat saat injeksi. Pada molding three plate mould ini umumnya menggunakan
pin point gate, terutama untuk produk yang berbentuk silinder atau simetris.
Ditinjau dari bentuk produk dan jenis cetakan makan dipilih jenis pin
point gate. Gate ini ditempatkan di bagian puncak luar produk dan di tengah-
tengah (centre) produk serta bekas patahannya berupa lingkaran kecil.
Umumnya dipakai untuk penginjeksian produk berukuran kecil ≤ 10 gr.
Pada kasus ini gate yang digunakan merupakan gate standar karena gate ini
mudah dalam proses pengerjaannya dan juga tersedia dipasaran.
Gambar 2.8 Gastrow standard pin point gate
Kaviti dibuat dengan cara di insert, dengan ukuran yang telah diperhitungkan
penyusutannya. Dimensi kaviti yaitu sebagai berikut :
Dk = Dp + %s Dp
Keterangan :
= Dp + 2%Dp Dk = Dimensi Kaviti
Dp = Dimensi Produk
= Dp (1+0,02)
= 1,02 Dp
K. Sistem Pendingin
Fungsi pendingin dalam cetakan yaitu sebagai berikut :
1. Mendinginkan produk
2. Menjaga temperatur mold
Pendinginan merupakan tahap paling penting yang berpengaruh pada kualitas
produk (kehalusan permukaan, distorsi produk yang dapat menimbulkan lentingan
atau warpage, keseragaman struktur plastik, penurunan dimensi atau memperkecil
shrinkage).
a. Sistem pendingin pada kaviti
runner dan gate dari produk. Sistem bukaan menggunakan distance rod sejauh
50mm.
2. Bukaan kedua merupakan bukaan untuk menendang runner dan sprue jatuh
dari mould dimana pergerakan diatur oleh stopper bolt sejauh 5 mm.
3. Bukaan ketiga sejauh 93.5 mm dimana pelat core tertarik oleh tension link,
bukaan ini memisahkan core dan cavity sehingga produk terlepas dari cavity
4. Selanjutnya produk dikeluarkan oleh stripper sejauh 30mm. Maka produk akan
terjatuh ke bawah.
SWS 26-75
Pegas digunakan pada sistem ejektor ranner diharapkan agar pelat lebih awal
membuka agar mudah pada pelepasan ranner.
SWS 10.5-35
Three Plate Mold adalah jenis cetakan untuk proses otomatis, karena pemutusan gate
dari produknya tidak dilakukan secara terpisah akan tetapi menjadi bagian dari proses injeksi.
Posisi gate ditempatkan pada puncak produk dan merupakan patahan lingkaran kecil atau
berupa garis memanjang tergantung penerapan jenis gate, dan produk yang dihasilkan akan
tampak lebih rapih.
Slider Mold dirancang untuk menghasilkan produk yang memiliki bentukan ulir luar
/bentukan tertentu yang inti cetaknya harus dikeluarkan dari arah samping pada bukaan
utamanya. Prinsip dasar cetakannya memiliki mekanisme yang dapat menggerakan dudukan
inti pada arah transversal dari gerakan utamanya. Gerakan mekanisme inilah yang
diklasifikasikan sebagai cetakan slider.
Dalam merancang mold harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penjelasan pekerjaan : general item, part, data mesin.
2. Jumlah kaviti
3. Jenis gate/cetakan
4. Final model/gambar part
5. Parting line
6. Layout kaviti
7. Sistem saluran : sprue, runner dan gate.
8. Dimensi kaviti dan inti
9. Konstruksi dan bahan kaviti/inti (core)
10. Sistem pendingin
11. Sistem ejeksi
12. Sistem venting
13. Sistem Bukaan
14. Pra-design (design awal)
15. Final design (design akhir)
16. Gambar kerja susunan (assembly)
Lampiran
5 4 3 2 1
NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA
- - -
DIGERINDA
N8
E
(N6 ) E
TOL.SEDANG
4
DIGERINDA
N6
20
2
DIGERINDA
41H7
D 1 D
2° 1
D
7°
1°
R3
N6
9 A B C
0
R3
10
16
17
19
C 23 C
30
31
36
DETAIL A DETAIL B DETAIL C DETAIL D
4 1
R1
R1
R1
R1
15°
2
2°
2
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN
B B
°
0.5
R0
4
1.2
2
.2
JML NAMA BAGIAN POS NO.MTL. UKURAN JADI BERAT UKURAN KASAR NO. ID F
> 0 6 30 120 400 1000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000
Hardening 52 HRc -
TOL ±0.1 ±0.2 ±0.3 ±0.5 ±0.8 ±1.2
NAMA SKALA DIGAMBAR 17-5-23 FAZAR.S
A MLL-2
-
1:1
2:1
DIPERIKSA
DISAHKAN A
NO. ASSY. : INNER CONTAINER 20 ml
- - -
DIGERINDA
N8 N6
E
( ) E
TOL.SEDANG 4
N6
15°
2
5.2°
10
26h6
R1
13
D D
2
N6
C
9
12
15 B
4°
1.7
0.50
C C
DETAIL B DETAIL C A
10
22.5° 2
1
1.5°
1.74°
DETAIL A
1
0.02
R1
2
2
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN
B 5° B
5.2°
- INSERT CAVITY P20 26X15 - - -
JML NAMA BAGIAN POS NO.MTL. UKURAN JADI BERAT UKURAN KASAR NO. ID F
> 0 6 30 120 400 1000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000
Hardening 52 HRc -
TOL ±0.1 ±0.2 ±0.3 ±0.5 ±0.8 ±1.2
NAMA SKALA DIGAMBAR 17-5-23 FAZAR.S
A MLL-2
-
2:1
5:1
DIPERIKSA
DISAHKAN A
NO. ASSY. : INNER CONTAINER 20ml
- - -
DIGERINDA
E N8 N6 E
( )
TOL.SEDANG
DIGERINDA
38
55
30
75
N6
D D
10
47 55
72
100
DIGERINDA
C N6 C
.5°
1
89
R1
51
6
.2
2
R0
R2
R5
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN
DETAIL1:1
B SCALE 2 : 1 B
JML NAMA BAGIAN POS NO.MTL. UKURAN JADI BERAT UKURAN KASAR NO. ID F
> 0 6 30 120 400 1000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000
Hardening 52 HRc -
TOL ±0.1 ±0.2 ±0.3 ±0.5 ±0.8 ±1.2
NAMA SKALA DIGAMBAR 17-5-23 FAZAR.S
A MLL-2
-
1:2
2:1
DIPERIKSA
DISAHKAN A
NO. ASSY. : INNER CONTAINER 20ml
K K
IN IN
IN IN
10 9 8 27 6 32 33 13 5 34 4 40 37 3 41 14 15
31 30 1
2
J 46 J
19
20
18
47
I 35 I
36
16
23 OUT
(402)
300
IN OUT 22 IN
H 38 24 H
25
26
39 28
G G
(337)
OUT
OUT
300
F F
(354)
7
E E
42
17
D
12 D
11
45
C C
29
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN
B B
43 JML NAMA BAGIAN POS NO.MTL. UKURAN JADI BERAT UKURAN KASAR NO. ID F
44 21 0 6 30 120 400 1000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER PROYEKSI
6 30 120 400 1000 2000
TOL ±0.1 ±0.2 ±0.3 ±0.5 ±0.8 ±1.2
- -
NAMA SKALA DIGAMBAR 19.5.23 FAZAR.S
A GAMBAR
INNER CONTAINER
SUSUNAN 1:2 DIPERIKSA
DISAHKAN
A
NO. ASSY. : -
FORMAT NO. ID
POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG 2DEA-11
( POLITEKNIK MEKANIK SWISS - I T B )
KOMP. KANAYAKAN, DAGO (JL. IR. H. JUANDA) TROMOL POS 851 BANDUNG 40008 INDONESIA
TELP. (022) 2500241 FAX. (022) 2502649 EMAIL : polman@melsa.net.id
A1
15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
PENGGANTI DARI : - DIGANTI DENGAN : - NO. LEMBAR : - JUMLAH LEMBAR : -
24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
T T
R R
P 92 50 5 30 30 62 50 5 P
50 50 5
N N
M M
L L
K K
J J
H H
G G
F F
E E
D D
C C
B B
A A
DRAWN
CHK'D
APPV'D
MFG
MATERIAL: DWG NO.
gambar bukaan
Q.A
A0
24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1