Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH KUALITAS AIR GAMBUT TERHADAP KEBUTUHAN

MASYARAKAT DI DESA EKA MULYA KABUPATEN MESUJI PROVINSI


LAMPUNG

Rima Sinta A.P.S, Hanifah Khairasari, Riska Septavia, Eliza Virnanda, Nabila Ayu Trisna
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung

Abstrak: Penelitian melalui pendekatan pengembangan ini bertujuan untuk menginvestigasi


permasalahan air gambut dan upaya penanganannya di Desa Eka Mulya, Kabupaten Mesuji.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan atau studi literatur. Studi ini juga
bertujuan untuk mengidentifikasi daerah-daerah di Kabupaten Mesuji yang terdapat air gambut
dan memberikan gambaran mengenai topografi Mesuji. Hasil penelitian melalui pendekatan
kepustakaan menunjukkan bahwa Desa Eka Mulya dan beberapa daerah lain di Kabupaten
Mesuji menghadapi permasalahan serius terkait air gambut. Air gambut di daerah ini cenderung
memiliki sifat asam dan kualitas yang tidak memenuhi standar untuk konsumsi manusia.
Dampaknya meliputi masalah kesehatan masyarakat, kerusakan lingkungan, dan penurunan
produktivitas pertanian.

Penanganan air gambut dilakukan melalui pendekatan kepustakaan atau literatur dari berbagai
sumber. Upaya yang telah dilakukan meliputi pengendalian penggunaan lahan, pengurangan
emisi gas rumah kaca yang berasal dari pembakaran gambut, serta penerapan teknologi
pengolahan air yang sesuai dengan kondisi lokal. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang
pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan air juga menjadi bagian penting dari penanganan
permasalahan ini.

Kata kunci: air gambut, Mesuji

Abstract: This research using a development approach aims to investigate peat water problems
and efforts to address them in Eka Mulya Village, Mesuji District. The research method used
is literature study or literature study. This study also aims to identify areas in Mesuji District
that contain peat water and provide an overview of Mesuji's topography. The results of the
research using a literature approach show that Eka Mulya Village and several other areas in
Mesuji District are facing serious problems related to peat water. Peat water in this area tends
to be acidic and of a quality that does not meet standards for human consumption. The impacts
include public health problems, environmental damage, and decreased agricultural productivity.
Peat water management is carried out through a literature approach or literature from various
sources. Efforts that have been made include controlling land use, reducing greenhouse gas
emissions from peat burning, and applying water treatment technologies that are appropriate to
local conditions. In addition, educating the public about the importance of keeping water clean
and healthy is also an important part of tackling this problem.
Keywords: peat water, mesuji

1
1. Pendahuluan kesehatan jika dikonsumsi langsung oleh
manusia tanpa melalui masa pengolahan.
Mesuji adalah salah satu kabupaten di Oleh karena itu, air gambut di daerah
provinsi Lampung dengan luas mesuji hanya dapat digunakan untuk
2.184,00 km². Mesuji terletak di ujung keperluan mandi, mencuci, dan lainnya.
timur laut wilayah Provinsi Lampung dan Sementara itu, untuk kebutuhan minum,
berbatasan langsung dengan masyarakat harus membeli galon atau air
Provinsi Sumatera Selatan. Topografi bersih dalam kemasan (Kiswanto et al.,
daerah Kabupaten Mesuji terdiri dari lahan 2019).
kering dan lahan gambut (rawa-rawa). Jenis
tanaman yang ditanam pada lahan kering Berdasarkan permasalahan air gambut
diantaranya adalah karet, singkong dan diatas, penulis akan membahas mengenai
sawit serta sebagian kecil lagi merupakan karakteristik air gambut dan juga cara
tanaman palawija dan persawahan, namun pengolahan air gambut supaya dapat
masih ada lahan kering yang menjadi dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
“lahan tidur” yang tidak berproduksi karena
2. Metode Penelitian
belum dimanfaatkan oleh masyarakat
maupun perusahaan. Dalam penulisan jurnal ini penulis
menggunakan studi literatur yang berarti
Sementara itu, lahan gambut atau lahan
penulis serangkaian kegiatan yang
rawa di Kabupaten Mesuji terbentang
berkenaan dengan metode pengumpulan
seluas ± 98.000 Ha yang berada di
data pustaka, membaca dan mencatat, serta
Kecamatan Rawajitu Utara, Kecamatan
mengelola bahan penelitian. Studi
Mesuji dan Kecamatan Mesuji Timur.
kepustakaan didefinisikan sebagai kegiatan
Lahan gambut atau rawa itu sangat cocok
yang diwajibkan dalam penelitian,
untuk perkebunan sawit dan palawija.
khususnya penelitian akademik yang tujuan
Namun, disisi lain, air pada lahan gambut
utamanya adalah mengembangkan aspek
ini bersifat asam dan tidak dapat
teoritis maupun aspek manfaat praktis.
dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini
Studi kepustakaan dilakukan oleh setiap
menjadi permasalah tersendiri bagi
peneliti dengan tujuan utama yaitu mencari
masyarakat Mesuji dikarenakan air di
dasar pijakan atau fondasi untuk
daerah mereka tidak memenuhi standar
memperoleh dan membangun landasan
kualitas air untuk dikonsumsi.
teori, kerangka berpikir, dan menentukan
Air gambut merupakan air permukaan hasil dugaan sementara atau disebut juga dengan
dari akumulasi sisa material tumbuhan, hipotesis penelitian. Sehingga para peneliti
biasanya pada daerah berawa atau dataran dapat mengelompokkan, mengalokasikan
rendah yang terhambat untuk membusuk mengorganisasikan, dan menggunakan
secara sempurna oleh kondisi asam dan variasi pustaka dalam bidangnya. Dengan
anaerob. Air di lahan gambut melakukan studi kepustakaan, para peneliti
biasanya berwarna keruh, dengan tingkat mempunyai pendalaman yang lebih luas
keasaman dan zat organik yang dan mendalam terhadap masalah yang
tinggi sehingga dapat membahayakan hendak diteliti. Melakukan studi literatur

2
ini dilakukan oleh peneliti antara setelah bersifat basa, sedangkan pH warna
mereka menentukan topik penelitian dan warna menurut Permenkes RI
ditetapkannya rumusan permasalahan, No.416/Menkes/PER/IX/1990.
sebelum mereka terjun ke lapangan untuk Kepmenkes RI No. 416 Tahun 1990
mengumpulkan data yang diperlukan. menyebutkan batas warna air murni
maksimal 50 skala TCU. Alat yang
3. Hasil & Pembahasan digunakan dalam analisis warna
adalah spektrofotometer. Warna air
Air gambut adalah air permukaan yang
gambut disebabkan oleh adanya
terdapat di lahan gambut di dataran rendah
partikel koloid organik yang
Kalimantan dan Sumatera. Air gambut
merupakan hasil dekomposisi
dicirikan oleh intensitas warna yang tinggi
tanaman.
(coklat kemerahan), keasaman tinggi (pH
2. Kekeruhan
rendah), kandungan bahan organik tinggi
Kekeruhan air dapat disebabkan
dan kadar padatan tersuspensi dan ion yang
oleh adanya zat organik dan
rendah. Kandungan bahan organik air
anorganik di dalam air, seperti
gambut dapat dikenali dari warnanya,
Lumpur dan bahan buangan. Bahan
semakin gelap warnanya maka semakin
penyebab kabut meliputi tanah liat,
tinggi kandungan bahan organiknya. Air
lanau, bahan organik yang
gambut adalah air permukaan di rawa dan
terdispersi dengan baik, dan partikel
dataran rendah yang memiliki ciri-ciri
udara kecil lainnya. Kekeruhan
sebagai berikut:
sering diukur dengan
a) pH rendah. menggunakan metode
b) Intensitas warna tinggi (coklat nefelometri. Satuan kekeruhan
kemerahan). nefelometri adalah NTU
c) Kandungan bahan organik tinggi. (Nefelometri Turbidity Unit).
d) Kandungan kation rendah. Permenkes RI No.
e) Kekeruhan rendah dan konsentrasi 416/Menkes/PER/IX/1990
zat tersuspensi. menetapkan baku mutu air bersih
untuk kekeruhan yaitu 25 satuan
Karakteristik Air Gambut NTU.
3. Kandungan Organik (KMnO4)
1. Ukuran Kualitas Air Gambut Zat organik adalah zat yang
Nilai pH Nilai pH air minum yang mengandung banyak unsur karbon.
diperbolehkan oleh Menteri Contohnya termasuk benzena,
Kesehatan Republik Indonesia No. kloroform, deterjen, methoxychlor
416/Menkes/PER/IX/1990 tentang dan pentachlorophenol. Adanya
persyaratan kualitas air minum bahan organik dalam air berarti air
adalah antara 6,5 dan 9,0. pH tersebut tercemar, tercemar limbah
digunakan untuk menyatakan cair dan tidak aman sebagai sumber
keasaman atau kebasaan suatu zat, air bersih dan air minum. Batas
larutan atau benda. pH normal maksimum untuk parameter ini
adalah 7, sedangkan pH > 7 adalah 10 mg/liter berdasarkan
menunjukkan bahwa zat tersebut

3
persyaratan kualitas air Permenkes 1. Gangguan Kesehatan: Air
RI No.416/Menkes/PER/IX/1990. gambut yang tercemar dapat
menyebabkan gangguan
Wilayah Mesuji terletak di Provinsi kesehatan pada masyarakat,
Lampung, Indonesia dan dikenal memiliki seperti masalah pernapasan,
banyak lahan gambut. Beberapa lokasi air infeksi kulit, serta masalah
gambut di wilayah Mesuji antara lain: pencernaan.
2. Kerusakan Lingkungan: Air
1. Desa Gedung Meneng, Kecamatan
gambut yang tercemar juga
Tanjung Raya
dapat menyebabkan kerusakan
2. Desa Tugu Jaya, Kecamatan
lingkungan, seperti hilangnya
Tanjung Raya
habitat alami bagi flora dan
3. Desa Tanjung Raya, Kecamatan
fauna, serta meningkatnya kadar
Tanjung Raya
karbon dioksida di atmosfer.
4. Desa Wonosari, Kecamatan
3. Gangguan Pertanian: Air
Tanjung Raya
gambut yang tercemar juga
5. Desa Batu Urip, Kecamatan Panca
dapat menghambat
Jaya
pertumbuhan tanaman,
6. Desa Tanjung Aur, Kecamatan
sehingga dapat berdampak pada
Rawa Jitu Selatan
produksi pertanian dan
7. Desa Rawa Jitu Timur, Kecamatan
penghidupan masyarakat yang
Rawa Jitu Selatan
bergantung pada sektor tersebut.
Namun demikian, penting untuk diingat
Untuk mengatasi masalah ini, perlu
bahwa pengelolaan lahan gambut harus
dilakukan upaya-upaya pengelolaan air
dilakukan dengan hati-hati untuk
gambut yang berkelanjutan, seperti
menghindari kerusakan lingkungan dan
pengendalian penggunaan lahan,
mencegah kebakaran hutan. Air gambut di
pengurangan emisi gas rumah kaca, dan
wilayah Mesuji merupakan masalah yang
penggunaan teknologi pengolahan air
cukup serius karena air tersebut memiliki
(Musdad, 1998). Selain itu, juga perlu
tingkat keasaman yang tinggi dan
dilakukan edukasi kepada masyarakat
mengandung bahan organik yang tinggi
mengenai pentingnya menjaga kebersihan
pula. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan
dan kesehatan air untuk mencegah masalah
lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat.
yang lebih besar di masa depan.

1. Pengendalian Penggunaan Lahan


Pengendalian penggunaan lahan
gambut dilakukan secara partisipasi
oleh masyarakat dengan cara
membuka lahan gambut tanpa cara
dibakar, membuat parit atau saluran
Gambar 1 Kenampakan Air Gambut di Desa Eka Mulya, Kab. Mesuji
drainase serta membuat
Beberapa masalah yang dapat terjadi akibat infrastruktur pintu air untuk
air gambut di wilayah Mesuji antara lain: mencegah kelebihan air pada

4
musim penghujan dan kekeringan Kelestarian lahan gambut sangat
pada musim kemarau serta menjaga berpengaruh pada kondisi air
elevasi muka air. gambut. Kondisi lahan gambut yang
2. Pengurangan Emisi Gas Rumah rusak juga menimbulkan air gambut
Kaca semakin tercemar. Kerusakan lahan
Pengurangan emisi gas rumah kaca gambut biasanya terjadi karena
dilakukan dengan cara adanya aktivitas pembukaan lahan
pengendalian muka air tanah. Sudah dengan cara di bakar. Untuk
dijelaskan di atas bahwa parit, mencegah hal tersebut, diperlukan
saluran drainase, serta membuat penyuluhan sosialisasi melalui
pintu air dapat mengendalikan air upaya retorasi dan reboisasi.
pada musim kemarau dan
penghujan. Pengendalian air Kesimpulan
dilakukan agar menjaga kondisi
Mesuji merupakan salah satu kabupaten di
akar tanaman supaya cukup
provinsi Lampung yang berbatasan
mendapatkan oksigen dan dalam
langsung dengan Provinsi Sumatera Selatan.
keadaan lembab untuk menghindari
Topografi di daerah mesuji masih banyak
emisi yang tinggi.
yang berupa lahan gambut (rawa-rawa) dan
3. Penggunaan Teknologi
lahan kering. Lahan gambut tersebut sangat
Pengolahan Air
cocok apabila ditanami sawit dan palawija.
Kita ketahui bahwa air gambut di
Namun, terlepas dari potensi tersebut,
Mesuji sangat berbahaya jika
justru salah satu dampak yang terjadi akibat
dikonsumsi oleh manusia. Oleh
adanya lahan gambut itu adalah timbulnya
karena itu, adanya perkembangan
air gambut yang bersifat asam dengan
teknologi dan sains memiliki peran
warna yang keruh sudah pasti tidak bisa di
penting dengan terciptanya
konsumsi oleh masyarakat. Sementara, air
teknologi canggih dalam mengolah
merupakan salah satu sumber kehidupan
air gambut menjadi air bersih layak
utama bagi manusia, tanpa air bersih
minum. Salah satu teknologi
manusia akan kesulitan ketika ingin
tersebut adalah Teknologi Multi
melakukan aktivitas sehari-hari.
Media Filter atau MMF. Teknologi
ini dapat mengatasi air gambut Ada beberapa lokasi air gambut di wilayah
menjadi air yang layak untuk Mesuji yakni,
dikonsumsi dengan cara air disaring
dengan beberapa tahapan sehingga 1) Desa Gedung Meneng, Kecamatan
menghasilkan air bersih layak Tanjung Raya
minum yang memiliki TDS rendah, 2) Desa Tugu Jaya, Kecamatan
bebas warna, bau, rasa. Tanjung Raya
4. Penyuluhan Edukasi Terhadap 3) Desa Tanjung Raya, Kecamatan
Masyarakat Tanjung Raya
Penyuluhan edukasi terhadap 4) Desa Wonosari, Kecamatan
masyarakat dapat dilakukan dengan Tanjung Raya
memberikan sosialisasi tentang 5) Desa Batu Urip, Kecamatan Panca
menjaga kelestarian lahan gambut. Jaya

5
6) Desa Tanjung Aur, Kecamatan
Rawa Jitu Selatan
7) Desa Rawa Jitu Timur, Kecamatan
Rawa Jitu Selatan

Menurut sumber, ketujuh desa di


Kabupaten Mesuji inilah yang memiliki
persebaran air gambut yang tinggi.
Permasalahan mengenai air gambut di
wilayah Mesuji ini sudah banyak dijadikan
bahan penelitian, karena memang
kondisinya cukup memprihatinkan.
Dampak atau gangguan yang ditimbulkan
Daftar Pustaka
akibat air gambut ini cukup banyak, mulai
dari gangguan kesehatan, gangguan Antara News. (2021, 25 Maret). BPBD: Air
lingkungan dan gangguan pertanian. gambut keruh di Mesuji bukan
Dengan begitu, perlu upaya-upaya akibat pencemaran. Antara News.
pengelolaan air gambut yang berkelanjutan, https://sumsel.antaranews.com/beri
seperti pengendalian penggunaan lahan, ta/478936/bpbd-air-gambut-keruh-
pengurangan emisi gas rumah kaca, dan di-mesuji-bukan-akibat-
penggunaan teknologi pengolahan air. pencemaran
Selain itu, juga perlu dilakukan edukasi
kepada masyarakat mengenai pentingnya Kiswanto, K., Wintah, W., Rahayu, N. laila,
menjaga kebersihan dan kesehatan air & Sulistiyowati, E. (2019).
untuk mencegah masalah yang lebih besar Pengolahan Air Gambut Menjadi Air
di masa depan. Upaya-upaya yang terus Bersih Secara Kontinyu Di Desa
Peunaga Cut Ujong. Jurnal Litbang
digalakkan ini, diharapkan kelak dapat
Kota Pekalongan, 17(416), 6–15.
mengatasi permasalahan air gambut di https://doi.org/10.54911/litbang.v17i0
Kabupaten Mesuji ini. Pemerintah dan .102
masyarakat harus bahu membahu
mewujudkan upaya-upaya tersebut supaya Musdad, D. A. (1998). Pengaruh Air
Gambut Terhadap Kesehatan dan
Kabupaten Mesuji terlepas dari
Upaya Pemecahannya. In Media
permasalahan air bersih dan supaya Litbangkes: Vol. VIII (Issue 1, pp. 8–
masyarakat di Kabupaten Mesuji dapat 13).
terlepas dari kesulitan mendapatkan air
yang layak konsumsi.

Anda mungkin juga menyukai