Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Pasca Putusan MK
Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Pasca Putusan MK
Penjelasan Pasal 55 Ayat (2) mempertegas, bahwa: Yang dimaksud dengan “penyelesaian sengketa dilakukan
sesuai dengan isi Akad” adalah upaya sebagai berikut:
melalui Badan Arbitrase
melalui pengadilan
Syariah Nasional
musyawarah; mediasi perbankan; dalam lingkungan
(Basyarnas) atau lembaga
Peradilan Umum”.
arbitrase lain; dan/atau
Hal tersebut tentunya tidak sesuai dengan Pasal 49 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006
tentang Peradilan Agama, yang dengan jelas dan tegas menyebutkan bahwa: “Pengadilan agama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang
beragama Islam di bidang: (i) ekonomi syariah” Penjelasan pasal 49 menegaskan bahwa salah satu kegiatan
usaha ekonomi syariah adalah perbankan syariah.
Bunyi pasal-pasal tersebut bisa dimaknai bahwa terjadi inkonsistensi
norma, yang memberikan opsional choice of litigation dalam
penyelesaian sengketa perbankan syariah, yaitu antara Pengadilan
agama dan Pengadilan Umum. Artinya, terdapat dualisme kewenangan
penyelesaian sengketa perbankan syariah, yaitu di Pengadilan Umum
dan Pengadilan Agama.