Anda di halaman 1dari 15

79

Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature


Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx
Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023

Characteristics and Beauty of Modern Poetry by Ibn Zaidun


Ahmad Nuruddin, A. Syaifudin
ahmadnuruddin123@gmail.com, asyaifudin1776@gmail.com
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Indonesia
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Abstract: This study aims to analyze the characteristics and beauty of modern poetry
by Ibn Zaidun, who was one of the leading poets in modern times in Andalusia during
the reign of the Umayyads. This research is a library research with a qualitative
descriptive research method. The data and data sources are words or sentences that are
included in the poetry section of Ibn Zaidun's work. In this study, we will discuss in
detail the characteristics and beauty of Ibn Zaidun's poetry. The results of this study
indicate that Ibn Zaidun is a poet who writes a lot about love poetry (al-Ghazal), even
though this poem still contains sub-themes such as praise (al-Madh). Of the several
themes of this poem, Walladah is the one who inspired the writing of Ibn Zaidun's
poems. The form of the beauty of poetry that will be studied is in terms of theme,
emotion ('athifah), imagination (khayāl), style of language and poetry of poetry which
includes the science of balaghah, 'arudl, and qawafi. It is from these studies that the
beauty of the language of Ibn Zaidun's poetry will be seen, so that we can find out the
form of the beauty of the famous poetry at that time.

Keywords: Characteristics and beauty, poet of modern times, Ibn Zaidun.

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana bentuk


karakteristik dan keindahan sya’ir modern karya Ibnu Zaidun yang merupakan
salah seorang tokoh penyair terkemuka pada masa modern di Andalusia di
masa kepemerintahan Bani Umayyah. Penelitian ini merupakan penelitian
pustaka dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Adapun data dan
sumber datanya adalah kata atau pun kalimat yang termasuk dalam bagian
syair karya Ibnu Zaidun. Dalam penelitian ini akan membahas secara terperinci
bagaimana bentuk karakteristik dan keindahan syair Ibnu Zaidun. Hasil
penelitian ini, menunjukkan bahwasanya Ibnu Zaidun merupakan seorang
penyair yang banyak menuliskan tentang sya’ir percintaan (al-Ghazal), meski
demikian dalam sya’ir tersebut juga masaih mengandung sub-sub tema seperti
pujian (al-Madh). Dari beberapa tema sya’ir ini, Walladah merupakan salah
seorang yang menginspirasi dalam penulisan sya’ir-sya’ir Ibnu Zaidun.
Adapun bentuk keindahan sya’ir yang akan dikaji adalah dari segi tema, emosi
(‘athifah), imajinasi (khayāl), gaya bahasa dan sastra sya’ir yang mencakup di
dalamnya tentang ilmu balaghah, ‘arudl, dan qawafi. Dari beberapa kajian ini lah,
keindahan bahasa dari sya’ir Ibnu Zaidun akan terlihat, sehingga kita dapat
mengetahui bagaimana bentuk keindahan karya sya’ir yang terkenal pada
masa itu.
Kata Kunci: Karakteristik dan keindahan, Penyair masa modern, Ibnu Zaidun.
78
Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature
Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx
Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023

Pendahuluan | ‫املقدمة‬
cendekiawan tersebut adalah karya
sastra para penyair Andalusia.
Delapan abad lamanya Islam Karya sastra sebagai cermin
berkuasa di Andalusia sejak tahun kehidupan, dalam tema dan idenya
711 M hingga berakhirnya sangat dipengaruhi oleh kondisi
kekuasaan Islam di Granada pada lingkungan penyairnya. Baik
tanggal 2 Januari 1492 M/ 2 Rabiul lingkungan alam, ekonomi dan
Awwal 898 H. Andalusia dalam politik. Begitu juga dengan sya’ir-
masa kejayaan Islam telah sya’ir Arab Andalusia. Ada beberapa
melahirkan cendekiawan- aspek penunjang yang banyak
cendekiawan muslim yang tertulis mempengaruhi kemajuan saastra
dengan tinta emas di sepanjang Andalusia. Pertama, keindahan alam
jaman. Karya mereka yang masih Andalusia, cuaca dan udaranya yang
ada banyak diterjemahkan dalam sejuk, tanah serta tamannya yang
berbagai bahasa di penjuru dunia. hijau. Hal ini sangat berpengaruh
Sehingga universitas-universitas terhadap peradaban daratan
dibangun di negeri ini ditengah Andalusia. Peradaban serta alam
ancaman musuh-musuhnya. Itulah yang demikian sangat banyak sekali
keunikan para ulama, cendekiawan- pengaruhnya terhadap sastra di
cendekiawan tempo dulu bukan saja Andalusia, maka terjadilah
menguasai satu bidang ilmu perubahan corak satra yang mana
pengetahuan namun mereka sebelumnya menampilkan sifat-sifat
menguasai berbagai ilmu padang pasir yang panas dan keras
pengetahuan yang disegani dan menjadi sastra yang lembut, penuh
tanpa pamrih, hingga nama mereka dengan ungkapan-ungkapan alam
dikenang oleh setiap insan. Kini mereka. Kedua, adanya rasa
bukti kemajuan akan peradaban persaingan dengan timur. Rasa
Islam tempo dulu. bersaing demikian yang membuat
Di Andalusia dapat kita lihat perkembangan pesat di dalam sastra
sisa-sisa bangunan yang penuh Andalusia sehingga dapat
sejarah dari Toledo hingga Granada, mempengaruhi pesatnya karya-
dari Istana Cordova hingga karya sastra.
Alhambra. Dan disinilah berkat Ibnu Zaidun merupakan salah
kekuasaan Tuhan walaupun seorang penyair Arab Andalusia
kekuasaan Islam di Andalusia telah yang banyak dikenal oleh
jatuh kepada umat Kristen beberapa masyarakat Islam pada saat itu,
abad silam yang menjadikan Katolik beberapa karya sastranya sangat
sebagai agama resmi, namun karya- banyak dinikmati dan dikaji hingga
karya anak negeri ini mampu saat ini. Termasuk pada penelitian
memberikan sumbangsih yang luar ini, peneliti akan membahas tentang
biasa bagi umat manusia hingga di karakteristik dan keindahan syair
abad milenium yang super canggih. modern karya Ibnu Zaidun, dari segi
Dan diantara karya-karya para bahasa dan juga sastra.
79
Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature
Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx
Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023

Metode | ‫منهج ابلحث‬


menganalisisnya, untuk mengetahui
bagaimana keindahan yang
Metode penelitian merupakan ditemukan dalam syair tersebut.
dasar dari suatu proses yang
diperolehnya data untuk tujuan dan
Hasil dan Diskusi | ‫نتائج ابلحث‬
manfaat tertentu.1 Peneliti memulai
penelitian ini dari pendekatan ‫واملناقشة‬
kualitatif, artinya pendekatan
Biografi Ibnu Zaidun
kualitatif adalah pendekatan yang
Nama lengkap Ibnu Zaidun
membuang angka-angka dan terdiri
adalah abu al-walid Ahmad bin
dari kata dan frase dalam semua
Abdullah bin Ahmad bin Ghalib bi
proses penelitian seperti
Zaidun Al Mahzumi Al Andalusi.
mengumpulkan, menganalisis dan
Dia lahir pada tahun 1003 M. di
menampilkan bahan ilmiah Hasil
Kordoba dan wafat pada tahun 1071
penelitian, dan kebalikannya adalah
di Sevila. Ayahnya bernama
pendekatan kuantitatif, di mana
Abdullahdari suku Al Mahzumi
angka aritmatika dan numerik
Arab Al Quraisy. Yang mana
digunakan ketika menganalisis
ayahnya adalah seorang menteri,
bahan ilmiah. 2
pemimpin dan orang yang kaya
Jenis data yang digunakan
akan ilmu dan harta.kakeknya dari
peneliti adalah kata-kata dan kalimat
ibu bernama Muhammad al-qiysy
yang terdiri dari sebuah syair. Dan
adalah pemimpin penegak hukum di
sumber datanya adalah 1) buku atau
sebuah kota andalus.
referensi. 2) Guru besar yang ahli
Ibnu Zaidun diasuh oleh
dalam pengajaran bahasa dan sastra
kakeknya setelah kematian ayahnya
Arab. Salah satu metode
yang saat itu masih diusia 11 tahun.
pengumpulan data yang digunakan
Berawal dari kematian ayahnya
untuk penelitian adalah membaca
inilah Ibnu Zaidun mengambil
dan klasifikasi.
semua pelajaran hidup dari ayahnya.
Metode pengumpulan
Dia sering menghadiri majelis dari
datanya adalah membaca dan
para ulama dan ahli fiqh. Dia juga
mengklasifikasi, dan metode
mendatangi para guru di masa itu
membaca adalah peneliti membaca
untuk mengambil ilmu dari mereka.
syair tersebut dan memahaminya,
Seperti halnya, Abu Bakr bin Muslim
dan metode klasifikasi adalah
bin Ahmad dan seorang hakim Abu
peneliti membagi data dan
Bakr bin Dzakwan selain belajar
mengkategorikannya sesuai dengan
pada ayah dan kakeknya tentang
bahan yang diinginkan kemudian
semua ilmu pengetahuan sewaktu
masih kecil.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Umumnya, para peneliti
Kuantitatif , Dan R & D (Bandung: Alfabeta, melihat dan memperhatikan Ibn
2010). 2 zaidun dari tiga sisi kehidupannya,
2 Ismail Shini, Qowa’id Asasiyyah Fi Al-Bahtsi

Al-‘Ilmi (Beirut: Muassasah Risalah, 1994). 84


80
Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature
Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx
Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023

yaitu:3 1) Hubungan cintanya sevila dan di sana ia diangkat


dengan Walladah puteri khalifah memimpin dua kementrian yaitu
Umawiyah al-Mustakfi billah. 2) militer dan sebagai perdana menteri
Peranan politiknya. 3) yang membuatnya dijuluki dzul
Kedudukannya dalam kesusasteraan wizaratain.4
arab Andalusia Para ahli sejarah bersepakat
Ibnu zaidun mengalami bahwa Ibnu zaidun adalah penyair
hubungan cinta yang rumit dengan terbesar Andalusia-arab pada
walladah, bani jahwar yang zamannya. Seperti Ibnu Bisyam
dipimpinnya adalah musuh politik berkata : “ Abu al-walid adalah ahli
(oposisi) dari kekhalifahan yang prosa dan puisi juga penutup para
berkuasa, keadaan politik yang tak penyair bani makhzum.
merestui cinta mereka membuat Kondisi Lingkungan Ibnu Zaidun
mereka mereka berhubungan secara Keadaan Andalusia pada
sembunyi-sembunyi. Cinta yang masa Ibnu zaidun ( geografis,
tersembunyi dan tertutup ini tak politik,sosial, Ilmu pengetahuan dan
pelak menghasilkan permasalahan sastra). Pada waktu itu Andalusia
bagi mereka berdua seperti adalah semenanjung Liberia pada
perpisahan, terkekang, memendam zaman kejayaan umayyah meliputi
rindu, dan kecemburuan. Intrik spanyol dan portuhal pada masa kini
politik internal dikalangan bani yang ditaklukan pada masa al-walid
jahwar sendiri juga memperparah bin Abdul Malik. Terletak di barat
keadaan yang pada akhirnya daya eropa dikelilingi oleh laut dan
menjadi akhir cinta mereka. berbatasan dengan selat Gibraltar.
Ibnu zaidun adalah hakim di Keadaan alam eropa yang berbeda
bani jahwar, ia bersama para dengan tanah arab membuat corak
pemimpin bani jahwar termasuk puisi yang dihasilkan lebih lembut
orang-orang yang menentang dan penuh dengan uangkapan-
kekehalifahan. Dengan syi’irnya ia ungakapn tentang alam. Di
memberikan semangat kepada para Andalusia masa itu penuh dengan
pembelot. Karir politiknya yang lingkungan-lingkungan hijau dan
menanjak drastis membuat banyak taman-taman kota. Tanahnya subur,
orang yang iri padanya, mereka air melimpah, cuaca yang sedang,
yang yang dengki padanya pertanian dan peternakan
kemudian secara bersama-sama hidup.Alam yang rindang dan sejuk
menfitnahnya sehingga ia dipenjara sering menjadi inspirasi dan objek
begitu lama dan inilah yang menjadi para penyair.
waktu bagi walladah untuk Pada masa Ibnu zaidun
memutuskan hubungan dengannya. kekhalifahan umawiyah runtuh dan
Setelah kabur dari penjara ia pergi ke Andalusia terpecah-pecah menjadi
kerajaan-kerajan kecil yang dalam
3 Fauzi Hadr, Anashir Al-Ibda’ Al-Fanny Fi
Syi’ri Ibn Zaydun (Kuwait: Yayasan Raja 4Philip K. Hitti, History of Arab (Jakarta: PT.
Abdul Aziz, 2004). 5 Serambi Ilmu, 2005). 712
81
Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature
Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx
Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023

sejarah islam disebut Muluk al- Dalam bidang sastra,


Thawaif.5 Bagian utara dikuasai sastrawan Andalusia sangat
orang-orang Kristen, bagian selatan terpengaruh sastra timur, mereka
(Granada) dikuasai Bani Ziriyah melakukan taqlid dalam uslub pada
yang merupakan suku barbar (kulit penyair-penyair umawi dan abbasi.
hitam), bagian tenggara (Zaragoza) Beberapa penyair terkenal mereka
dikuasai bani Hud, bagian timur bahkan dijuluki dengan nama
bangsa suqabalah, bagian tengah penyair timur karena kemiripannya
dan barat dikuasai Bangsa arab, seperti Ibn zaidun yang dijuluki al-
barbar dan pribumi masing-masing buhtury dari barat dan abu darraj
bani jahwar di kordoba, bani abbad yang dijuluki al-Mutanabby dari
di sevila, bani dzinnun di Toledo barat.6 Namun demikian bukan
dan bani afthos di Bathlius. Konflik berarti mereka tidak memiliki
politik antar kerajaan atau inter kekhususan tersendiri.
kerajaan tadi sering menjaditema Di antara tokoh-tokoh yang
utama persy’iran. terkenal pada masa itu adalah Ibnu
Dalam kehidupan sosial Hazem. Beliau wafat pada tahun 456
andalus berbeda dengan jazirah H. Yang mana karya-karyanya
arab. Kebebasan wanita lebih besar mencapai 400 jilid diantaranya: Ilmu
menyebabkan ikhtilat dengan lawan Fiqih, hadist, Ilmu tentang
jenis lebih banyak, disamping perdebatan, Ilmu keturunan, mantiq,
pendidikan wanita yg juga lebih filsafat dan Ilmu syi’ir. Dan dari
layak. Hal ini menyebabkan para kitab-kitabnya yang terkenal adalah
wanita andalus lebih tampil ke ‫ طوق الحمامة‬dan ‫الفصل في املللوالنحل‬. Dan
publik, sehingga banyak dari mereka tokoh-tokoh yang terkenal pada
yang terkenal dalam berbagai bidang masa itu juga yaitu Ibnu Sayyidah.
diantaranya adalah walladah binti Beliau wafat pada tahun 458 H. Ibnu
al-mustakfi.akulturasi budaya antar Sayyidah adalah seorang pengarang
beragam ras juga menjadi ciri khas kitab ‫صاحب املخصص و املحكم‬. Dan dari
kehidupan sosial Andalusia seorang sejarawan yaitu Ibnu Hayan,
Banyak sekali orang beliau wafat pada tahun 469 H. Dan
Andalusia yang menjdi ilmuwan dari kitabnya adalah ‫( املبين‬60 jilid).
besar eropa bahkan menjadi pelopor
Adapun dalam bidang Ilmu
dalam satu jenis pengetahuan.
kedokteran tokohnya adalah Az-
Umumnya Andalusia tertarik pada
Zahrowi. Beliau wafat pada tahun
ilmu agama, sastra, bahasa,
500 H. Dan kitabnya berjudul ‫التصريف‬
kedokteran dan astronomi namun
tidak pada filsafat. Sekolah-sekolah yang masih lemah dalam
dan perpustakaan bertebaran penyusunanya, dan juga masih
dimana-mana seperti di kordoba saja menjadi refrensi bagi orang eropa
terdapat 80 sekolah.
6 Umar Farrukh, Al-Minhaj Al-Jadid Fi Tarikh
5 Hanna Al-Farukhy, Tarikh Al-Adab Araby Al-Adab Al-Arabi (Beirut: Dar al-Kutub al-
(Maktabah al-Bulisiyah, 1987). 466 ’Ilmiyah, 1984). 332
82
Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature
Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx
Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023

sejak di terjemahkan ke bahasa latin Al-Qadhi Abi Bakar Abdullah. Dan


pada abad ke-15. Dan dari terjemah ketika ayahnya yang meninggal Ibnu
Ibu Bisyam kitabnya bernama ‫الذخيرة‬. Zaidun masih berusia 11 tahun.
Dan dari ‫ ابن بشكوان‬dan kitabnya Maka beliau dititipkan oleh ibunya
bernama ‫الصلة‬, dan Ibnu Abbas kepada kakeknya yang bernama Al-
Qadhi abu bakar, maka beliau
kitabnya bernama ‫ التكملة‬inilah
mengajarkan kepada Ibnu Zaidun
keutamaan dari bantuan ilmunya yang sangat banyak. Ibnu
perpustakaan khusus, dan Zaidun belajar bahasa dan sastra
kemahiran kitab-kitab dari berbagai arab kepada ‫ أبي العباس بن ذكوان‬dan ‫أبي‬
daerah, dan perhatian dari
‫بكرأافلح‬. Sehingga Ibnu Zaidun muncul
perpustakaan umum yang dibangun
oleh kholifah Bani Umayyah untuk sebagai penyair andalus dengan
kepentingan warganya secara kelebihan ilmu, kajian, bakat, dan
umum. kesungguhanya.
Pada masa itu pemerintahan
Karakteristik Karya Ibnu Zaidun
Bani Umayyah telah mendirikan
Ibnu zaidun menuliskan
perpustakaan di Cordoba yang karyanya dengan bahasa yang
jumlah kitabnya 400.000 jilid dan mudah dimengerti sehingga
kitab, dan dikatakan bahwa di memungkinkan untuk langsung
Granada salah satunya tempat yang dipahami namun tetap memiliki
terdapat 70 perpustakaan. Dan para
makana yang mendalam.
penyair andalus telah membuat Tema puisinya sangat
penggandaan dan perlindungan beragam mulai ghazal, madh, ratsa’
terhadap buku tersebut agar tidak dan lainnya namun tema yang
punah dari waktu. Hanya saja paling sering dalam puisinya adalah
mereka pada masa raja itu mulai
ghazal yang mencakup sub-subnya
terbebas sedikit dari hal-hal tersebut. seperti hanin, ratsa’ ghazal, dan lain-
Hal itu tampak pada puisi dan prosa lain kemudian tabhi’ah menjadi
mereka. Dalam hubungan yang tema utama kedua dalam karya-
kokoh tersebut tidak dianggap
karyanya. Dua tema ini dapat
sebagai Arab timur. Ketika dimaklumi sebagai tema mayor
berlandaskan akhlaq, kreasi (karya, dalam sy’irnya mengingat walladah
ciptaan) dan pembaharuan. Maka sang kekasih adalah cinta tak
mereka bisa menyusun rangkain terhingganya sehingga menjadi
sejarah, sastra naratif, syiir, cerita inspirasi utama, sedang alam indah
fiktif (‫ )التوابع و الزوابع‬Karya Ibnu Syahid
andalus mendorongnya
dan Azjal, dan diskripsi alam, yang menjelmakannya dalam sy’ir
tokoh-tokohnya yaitu Ibnu Zaidun. thabi’ah ditamabah secara khusus
Ibnu Zaidun meminta Ibnu zaidun sangat menyukai alam
bantuan dari tokoh-tokoh pada lingkungan seperti halnya al-
masanya, ketika mempelajari fiqh
yang diajarkan oleh ayahnya, yaitu
83
Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature
Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx
Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023

Buhtury.7 Secara total 50% karyanya telah memutuskan untuk tidak lagi
bertemakan ghazal dan thabi’ah, 30 berhubungan dengannya. Seketika ia
% bertemakan madh dan ratsa’ dan menulis qasidah berjudul Adha al-
sisanya beragam. Sementara itu ada Tanaa’iy yang merupakan qasidah
juga sebuah karyanya yang bertema terbaik dan termasyhur dari semua
khamriyat yang menceritakan qasidahnya.11 Dengan qasidah ini ia
dirinya saat minum-minum bersama bertujuan untuk menjelaskan
teman-temannya setelah diputus perasaan cintanya yang takkan
Waladah Binti Al-mustakfy.8 pernah hilang, mengingatkan serta
Gaya bahasanya seimbang menagih janji akan komitmen
antara yang menggunakan kalam perasaan yang dulu pernah
khabary dan insya’i. Dan dalam disepakati dan penyesalan akan
Balaghah ia paling senang masa-masa yang telah terjadi.
menggunakan Thibaq dan Qasidah ini dikenal pula
muqabalah, bahkan ia dianggap oleh dengan nama al-Qasidah al-Nuniah Li
para ahli sebagai penyair arab yang Ibn Zaidun karena ditulis dengan
paling sering menggunakan thibaq qafiayah nun. Ditulis dengan bahar
dan muqabalah.9 basith dan terdiri dari 51 bait. Sacara
Corak kepenulisan Ibnu garis besar qasidah ini mengandung
zaidun sangat dipengaruhi oleh Al- empat ide pokok, yaitu: 1) Ratapan
buhtury, ia bahkan dijuluki Al- akan perpisahan dengan sang
buhtury dari barat karenanya kekasih (bait 1-8). 2) Mengingatkan
karakteristik karyanya sangat mirip akan komitmen yang telah
Al-buhtury. Hal ini menurut para disepakati ( bait 9-11) dan (bait 17-
ahli karena ia sangat menggemari 23). 3) Mengungkapkan kerinduan (
Al-buhtury atau karena ia memang bait 12-16). Dan yang terakhir 4)
sangat terobsesi untuk dijuluki Puja-puji (madh) dan ungkapan cinta
demikian.10 (bait 23-39).
Qasidah ini ditutup dengan
Analisis Keindahan Syair Karya salam perpisahan dan penegasan
Ibnu Zaidun kembali akan ide-ide pokok yang
Ketika Ibn Zaidun berhasil ada di atas ( bait 44-51). Berikut
kabur dari penjara Kordoba, ia kutipan dari qasidah tersebut:
segera mencari Walladah namun 12
tidak pernah dijumpainya karena dia
‫أضحى التنائي‬
‫وانب عن‬
َ ً‫أضحى التنائي بديال‬
#
7 Raidah Zuhdi and Rasyid Hasan, Al-Ma’ Fi ِ
‫طيبُ لقياان جتافينا‬ ‫منَ تدانينا‬
Syi’ri Al-Buhtury Wa Ibnu Zaidun Dirasat Al-
Muwazanah (Naples: Najah Wataniyah,
n.d.).1 11 Hadr, Anashir Al-Ibda’ Al-Fanny Fi Syi’ri
8 Hadr, Anashir Al-Ibda’ Al-Fanny Fi Syi’ri Ibn Ibn Zaydun. 234
Zaydun. 160 12 Bait-bait diatas bukanlah bait yang
9 Ibid. berurutan seperti dalam qasidah melainkan
10 Farrukh, Al-Minhaj Al-Jadid Fi Tarikh Al- bait yang dipilih untuk mewakili setiap ide
Adab Al-Arabi. 332 pokok qasidah.
84
Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature
Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx
Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023

‫إليكم وال‬ Jagalah selamanya janjimu, sebagaimana


ْ ً‫شوقا‬ #
‫ت‬
ْ ّ‫ْبن تُ ْم وبنّا فما ابتل‬ aku menjaganya, karena bijak bagi kita
‫ت مآقينا‬
ْ ‫ج ّف‬ ‫جواحنُنا‬ menepati janji sebagaimana diajarkan
dalam agama kita.
‫يَ ْقضي علينا األسى‬ ‫ناجيكم‬
ْ ُ‫حني ت‬
َ ‫كاد‬ُ َ‫ن‬ Semoga keselamatan tercurahkan
#
‫أتسينا‬
ّ ‫لوال‬ ‫ضمائران‬
ُ
padamu adalah do’a abadiku padamu
selamanya, seabadi cintaku padamu,
ٍ
َ‫ مسكاً وق ّد َر إنشاء‬# َ‫بيب ُملك كأن هللا‬ ُ ‫ر‬ cinta yang tak pernah bisa kita
sembunyikan.
‫الورى طينا‬ ُ‫أنشأه‬
Makna Sya’ir
ّ‫بل ما جتلّى هلا إال‬ ْ # ‫الشمس‬
ُ ‫كانت له‬
Pada bait pertama penyair
‫أحايينا‬ ‫ظئراً يف أكلّتِ ِه‬ mengungkapkan ratapan akan
perpisahannya dengan sang kekasih,
ً‫فاحلر َم ْن دا َن إنصافا‬
ُّ ‫ُدومي على العهد ما‬ perpisahan yang mengubah
#
‫كما دينا‬ ً‫ّد ْمنا ُُمافِظة‬ segalanya menjadi bertolak
belakang. Pada bait pertamanya ini
‫صبابة منك خنفيها‬ ‫عليك منا سالم هللا‬ ia memulai syi’irnya dengan fi’il
# madhi akhawati kaana ‫ اضحى‬yang
‫وفتخفينا‬ ‫ما بقيت‬
secara tersirat ingin
mengungkapakan bahwa apa yang
Telah tiba pagi dimana kita saling
akan dicurahkannya dalam puisinya
berjauhan, setelah sebelumnya kita
tersebut berhubungan dengan masa
berdekatan.yang telah mengganti
lalunya, yaitu dijebloskannya ia
harumnya pertemuan kita dengan
kepenjara yang memisahkannya
perpisahan.
Engkau menjauh akupun begitu. dengan sang kekeasih. Secara tersirat
Dadaku kerontang karena rinduku pemilhan fi’il tersebut daripada
padamu sedang pelupuk mataku tidak beberapa akhwati kaana yang lain
pernah kering. semisal ‫امس ى‬ karena ia bercerita
Ketika hatiku memangilmu, kesedihan bahwa tragedi cintanya terjadi di
yang tecipta selalu nyaris saja siang bolong atau diketahui oleh
membunuhku. Andaikata harapan itu orang banyak.
tak ada, harapan akan pertemuan Pada bait kedua penyair
denganmu, harapan yang menjadi mengungkapkan kerinduannya yang
pelipur laraku. sangat luar biasa pada walladah saat
Wahai engkau putri mahkota,seolah-olah di penjara yang diungkapkannya
Tuhan menciptakanmu dari minyak dengan mubalaghah bahwa hatinya
kesturi sedang yang lain hanya tuhan yang berada di rongga dadanya
ciptakan dari tanah. sampai kering kerontang dan terasa
Dari mataharilah, dikala kau bayi sesak karena rindunya sementara
engkau menyusu darinya keindahan dan pelupuk matanya karena sedih
kecantikan. padahal kenyataanya ia tak menjadi selalu basah. Pada bait
pernah tampak bagimu. ketiga ungkapan ini semakin
85
Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature
Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx
Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023

dikukuhkan dengan uangkapan Pada bait terahir yang juga


yang lebih lagi, dengan mengatakan merupakan penutup qasidah,
bahwa setiap kali mengingat penyair mengucapkan salam
Walladah ia menjadi putus asa tidak perpisahan dan melepas sang
akan berjumpa lagi dan keputus kekasih dengan memberi kata
asaan tadi terasa akan terakhir bahwa ia masih
membunuhnya andai tidak ada mencintainya selamanya.
pelipur lara yang menghiburnya,
pelipur lara yang dimaksud adalah Tema Sya’ir
harapan bisa bertemu lagi Pada sya’ir di atas, telah
dengannya. diketahui bagaimana makna dan
Pada bait keempat dan maksud dari Ibnu Zaidun dalam
kelima penyair mengutarakan puji- menyampaikan sya’ir ini. Sya’ir ini
pujian merayu (ghazal) kepada sang diperuntukkan kepada kekasihnya
kekasih sebagai ekspresi cintanya yang telah lama terpisah, yang
yang sampai mengatakan bahwa kemudian ia meninggalkannya.
Allah menciptakannya dari minyak Dalam hal ini, sya’ir tersebut
kasturi, tidak dari tanah seperti yang menjelaskan akan tema yang
lain serta mengatakan bahwa digunakan, yaitu al-Ghazal atau cinta.
mungkin sewaktu masih di dalam Hal ini dapat diketahui lebih
satir maksudnya masih bayi sang jelas lagi dari bait ke-4 dan ke-5,
kekasih menyusu pada matahari dan tentang penyair mengutarakan puji-
karenanya mendapatkan kecantikan pujian merayu (ghazal) kepada sang
dan pesonanya. Walaupaun dalam kekasih sebagai ekspresi cintanya
kesehariannya ia sebenarnya jarang yang sampai mengatakan bahwa
terkena sinar matahari karena Allah menciptakannya dari minyak
kedudukanya sebagai puteri kasturi. Dalam hal ini mungkin bisa
kerajaan. menjadikan sya’ir ini dengan tema
Pada bait keenam penyair memuji (al-Madh), akan tetapi secara
menyuruh sang kekasih untuk konteks sya’ir ini diperuntukkan
menepati janji-janjinya dahulu kepada kekasihnya, sehingga pada
bahwa ia akan berkomitmen untuk sya’ir ini disebut dengan sya’ir
menjaga perasaan dan terus bertemakan cinta (al-Ghazal).
mencintainya dan bukannya Emosi (al-‘Athifah) Sya’ir
meninggalkanya. Kata ‫ دومي‬yang Emosi merupakan suatu
perasaan dan emosional penulis
bersighah amr secara eksplisit
yang diungkapkan pada suatu karya
sebenarnya lebih bermakana
puisi. Emosi atau sering disebut juga
permintaan, harapan dan meminta
‘al-Athifah dibagi menjadi 2 macam,
belas kasihan. Lafadz ‫ من دان‬yang
yaitu: 1) ‘al-Atifah al-Zatiyah,
berarti orang yang berhutang merupakan emosi yang masih
bermakna yang berhutang janji dan memiliki ikatan pada suatu
uangkapan kebebasan bagi hubungan khusus, seperti sedih atas
peminjam bermakna menepati janji. kehilangan salah satu kerabatnya,
86
Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature
Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx
Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023

senang karena bertemu kekasih. 2) indah, terutama untuk kekasihnya


‘al-Atifah al-Gayriyat, merupakan Walladah yang meninggalkannya.
emosi yang ditujukan kepada orang Ibnu Zaidun menggambarkan
lain, tanah air atau bangsa, nilai kecantikan kekasihnya itu sebagai
kemanusiaan yang mulia, seperti sosok wanita yang dilahirkan
keimanan, cinta tanah air, diciptakan Allah SWT bukan berasal
penderitaan orang-orang yang dari tanah, melainkan dari minyak
terdzalimi.13 kasturi dan menyusu pada matahari
Dari sya’ir Ibnu Zaidun di sehingga Walladah mendapatkan
atas, menjelaskan bahwasanya sya’ir kecantikan dan pesona yang luar
ini menggunakan al-Athifah al- biasa bagi Ibnu Zaidun.
ٍ
َ‫ مسكاً وق ّد َر إنشاء‬# َ‫بيب ُملك كأن هللا‬ ُ ‫ر‬
Zatiyyah, karena isi pada syair ini
menjelaskan tentang suatu ikatan
pada hubungan khusus antara dua ‫الورى طينا‬ ُ‫أنشأه‬
orang kekasih, sebagaimana
kesedihan Ibnu Zaidun atas ّ‫بل ما جتلّى هلا إال‬
ْ # ‫الشمس‬
ُ ‫كانت له‬
kehilangan kekasihnya. ‫أحايينا‬ ‫ظئراً يف أكلّتِ ِه‬
Imajinasi (khayal) Wahai engkau putri mahkota,seolah-olah
Imajinasi adalah Tuhan menciptakanmu dari minyak
kemampuan penyair dalam kesturi sedang yang lain hanya tuhan
menggambarkan sesuatu yang tidak ciptakan dari tanah.
ada dan menghadirkan deskripsi itu Dari mataharilah, dikala kau
seakan-akan berada di hadapnya. bayi engkau menyusu darinya keindahan
Sastrawan memiliki daya imajinasi dan kecantikan. padahal kenyataanya ia
yang kuat. Mereka dapat tak pernah tampak bagimu.
mengumpulkan imajinasi yang
mereka ciptakan, kemudian mereka Gaya Bahasa dan Sastra Sya’ir
susun menjadi cerita. Imajinasi (Balaghah, Arudl, dan Qawafi)
merupakan unsur dasar dalam Gaya Bahasa merupakan
sastra, karena berkat imajinasinya sebuah langkah dari seorang penyair
yang kuat dan sistematislah para untuk dapat menyampaikan
sastrawan mampu membuat karya perasaan serta imajinasinya
sastra. Imajinasi didapat pengarang menggunakan kata-kata pada
dari pengalaman-pengalaman yang sebuah sya’irnya. Meskipun sejak
pernah dialaminya, sesuatu yang kecil Ibnu Zaidun sudah
terlihat atau di dengarnya dan ditinggalkan ayahnya dan tinggal
berakar dalam dirinya.14 dengan kakeknya Al Qadli Abu
Pada bait-bait sya’ir di atas, Bakar, namun Ibnu Zaidun tidak
Ibnu Zaidun menggunakan putus belajar melainkan terus belajar
penggambaran imajinasi yang sangat dari kakeknya serta guru-gurunya
yang lain, seperti Abu Bakar Abu al-
13 Maman Lesmana, “Kritik Sastra Arab” Abbas dan Abu Bakar yang
(Universitas Indonesia, 2010). 66
14 Ibid. 70
87
Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature
Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx
Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023

mengajarkan Ibnu Zaidun tentang Penyair menghadirkan gaya bahasa


bahasa dan sastra Arab. bayaniyah tasybih baligh pada bait
Adapun dilihat dari sya’ir di tersebut. Yang keenam, dapat dilihat
atas, penggunaan gaya bahasa pada bait ketujuh terdapat Thibaq
(balaghah) Ibnu Zaidun dapat dilihat Salby antara lafadz ‫ نخفيها‬dan ‫ تخفيها‬.
pada penjelasan peneliti sebagai Adapun dari segi ketukan
berikut: dan keindahan akhir kalimat sya’ir
Yang pertama, pada bait dapat dilihat dengan menggunakan
pertama terdapat gaya bahasa ilmu Arudl dan Qawafi yang akan
badi’iyah Thibaq Salby yakni terlihat dijelaskan peneliti sebagai berikut:
antara lafadz-lafadz ‫ التنائي‬dan ‫تدانينا‬ Yang pertama adalah ilmu
‫ التداني‬serta antara lafadz-lafadz ‫لقيانا‬ Arudl, sebagaimana yang telah kita
dan ‫تجافينا‬. Yang kedua, pada bait ketahui bahwa syi’ir Arab itu
kedua terdapat lafadz ‫ جوانحنا‬yang mempunyai enambelas macam lagu
(Bahar), dan tiap-tiap lagu
merupakan majaz mursal, yang
mempunyai kunci sebagai standar
alaqahnya adalah mahalliah dan yang
wujudnya lagu-lagu tersebut, atau
dimaksud adalah hati. Serta Thibaq
yang biasa kita kenal dengan
yaitu antara lafadz ‫ ابتلت‬dan ‫ جفت‬,
sebutan wazan, Adapun untuk syi’ir
yakni lafadz yang pertama adalah Ibnu Zaidun ini menggunakan bahar
kinayah dari rasa cinta dari sang
penyair sedangkan yang kedua Basith dengan wazan ‫مستفعلن فاعلن‬
kinayah dari rasa sedih sang penyair.
Yang ketiga, dapat dilihat
‫ مستفعلن فاعلن‬# ‫مستفعلن فاعلن‬
pada bait ketiga terdapat ‫مستفعلن فاعلن‬.15
penggambaran benda bersifat seperti
manusia, yaitu pada lafadz ‫ضمائر‬ ‫في‬ ‫يانا‬ ‫طي‬ ‫ئي ــلن نين ونا‬ ‫أض‬
yang bermakna perasaan ‫نا‬ ‫تجا‬ ‫ب‬ ‫بديـ من ا ب‬ ‫حت‬
digambarkan dapat memanggil ‫ل قـ‬ ‫عن‬ ‫تدا‬ ‫تنا‬
seperti manusia dan ‫ األس ى‬dijelaskan
// 0// 0/ 0// 0 0// 0/ 0//
memiliki kekuasaan seperti manusia
yaitu dapat membunuh. Gaya
0 0/0 /0 0// // 0/0 /0 0/0
bahasa yang demikian disebut / / / / / / /
dengan Isyti’arah al-Makniyah. Yang ‫فا‬ ‫مست‬ ‫فا‬ ‫فا مست فا مفا‬ ‫مست‬
keempat, dapat dilihat pada bait ‫ع‬ ‫فعل‬ ‫عل‬ ‫عل فعل ع علن‬ ‫فعل‬
keempat terdapat kata ‫ ربيب ملك‬yang
‫ل‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن ن ل‬ ‫ن‬
bermakana dasar “yang diasuh oleh
kerajaan”, lafadz ini termasuk dalam
‫قي‬ ّ
‫جفـف‬ ‫كم‬ ‫ّنا تللت نح شـوق‬ ‫بنتم‬
‫نا‬ ‫ت‬ ‫ول‬ ‫فـم جوا نـا ن‬ ّ
‫وبنـ‬
kinayah akan sebuah kemulyaan.
Yang kelima, dapat dilihat ‫مآ‬ ‫إلـيـ‬ ‫بـ‬
pada bait kelima terdapat kata
matahari yang diserupakan dengan 15 Mas’ad Hamid, Ilmu Arudl Dan Qawafi
wanita penyusu dari sang kekasih. (Surabaya: Al-Ikhlas, 1995). 115
‫‪88‬‬
‫‪Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature‬‬
‫‪Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx‬‬
‫‪Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023‬‬

‫‪0 0/0 0/ 0// 0‬‬ ‫‪0//‬‬ ‫‪0/‬‬ ‫‪0//‬‬ ‫فعل ع‬ ‫لن فعل عل‬ ‫فعل عل فعل‬
‫‪// /// /0 0/0 //‬‬ ‫‪0/0‬‬ ‫‪/0‬‬ ‫‪0/0‬‬ ‫ن ل‬ ‫ن ن‬ ‫ن ن ن‬
‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫صاف دي‬ ‫ف فلح دا‬ ‫دوم عه دمنا‬
‫فع مست فا مفع فع‬ ‫مست‬ ‫فا‬ ‫مست‬
‫ن نا‬ ‫ظ رر ن‬ ‫ي د محا‬
‫لن فعل عل ولن لن‬ ‫فعل‬ ‫عل‬ ‫فعل‬
‫كما‬ ‫ة من إنـ‬ ‫علل ما‬
‫ن ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬
‫‪0 0//‬‬ ‫‪0/ 0// 0‬‬ ‫‪0// 0/ 0//‬‬
‫ئـر يق ــنل لول س‬ ‫جيك‬ ‫ـن‬ ‫نكـاد‬ ‫‪/ 0/0‬‬ ‫‪/0 0/0 //‬‬ ‫‪0/0 /0 0/0‬‬
‫نا ض ى أس تأسـ ينا‬ ‫م‬ ‫تنا‬ ‫حيـ‬ ‫‪0 /‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬
‫عليـ ى‬ ‫ضمـا‬ ‫‪/‬‬
‫‪0 0// 0/ 0// 0‬‬ ‫‪0//‬‬ ‫‪0/ 0//‬‬ ‫مست فا‬ ‫فع مست فا‬ ‫مست‬ ‫مست فا‬
‫‪/ 0/0 /0 0/0 //‬‬ ‫‪0/0‬‬ ‫‪// 0//‬‬ ‫فعل ع‬ ‫لن فعل عل‬ ‫فعل‬ ‫فعل عل‬
‫‪0 /‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫ن ل‬ ‫ن ن‬ ‫ن‬ ‫ن ن‬
‫‪/‬‬ ‫ـفيها في‬
‫بق صبا بك‬ ‫ُم‬ ‫علي نا‬
‫فع مست فا مست فا‬ ‫مست‬ ‫مفا فع‬ ‫ُ‬
‫فتخـ نا‬‫ي بة نخـ‬ ‫هللا‬ ‫ك س‬
‫لن فعل عل فعل ع‬ ‫فعل‬ ‫علن لن‬
‫ت‬ ‫ما‬ ‫منـ ل‬
‫ن ن ن ل‬ ‫ن‬
‫‪0 0// 0/ 0// 0‬‬ ‫‪0//‬‬ ‫‪0/ 0//‬‬
‫ش مسك َ‬
‫در ـشاء طي‬ ‫َن‬ ‫ربيب ـك‬ ‫‪/ 0/0 // 0// //‬‬ ‫‪0/0‬‬ ‫‪/0 0//‬‬
‫أه اوقد إنـ ل نا‬ ‫هللا‬ ‫ُملـ كأ‬ ‫‪0 /‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬
‫ورى‬ ‫أنـ‬ ‫ن‬ ‫‪/‬‬
‫‪0 0// 0/ 0// 0‬‬ ‫‪0//‬‬ ‫‪0/ 0//‬‬ ‫فع مفا فع مست فا‬ ‫فا مست‬ ‫مفا‬
‫‪/ 0/0 // 0/0 //‬‬ ‫‪0/0‬‬ ‫‪/0 0//‬‬ ‫لن علن لن فعل ع‬ ‫عل فعل‬ ‫علن‬
‫‪0 /‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫ن ل‬ ‫ن ن‬
‫‪/‬‬
‫فع مست فع مست فا‬ ‫مفا فا مست‬ ‫‪Bahar‬‬ ‫‪Basith‬‬ ‫‪ini‬‬
‫لن فعل لن فعل ع‬ ‫علن عل فعل‬ ‫‪menggunakan dua taf’ilah, yakni‬‬
‫‪. Selain kedua taf’ilah‬فاعلن ‪ dan‬مستفعلن‬
‫ن ل‬ ‫ن‬ ‫ن ن‬
‫َ‬ ‫‪tersebut maka terkena perubahan‬‬
‫لت بل لى إلال يين‬ ‫كان ش َرن‬ ‫‪yang biasa disebut zihaf dan ‘illat.‬‬
‫ه ما لها أحا ا‬ ‫ت م في‬ ‫‪Zihaf dan ‘illat memiliki pembagian‬‬
‫تجل‬ ‫ُلهش س أكلـ‬ ‫‪yang bermacam-macam, akan tetapi‬‬
‫‪pada sya’ir ini peneliti menemukan‬‬
‫ظئـ‬ ‫‪bentuk‬‬ ‫‪dari‬‬ ‫‪zihaf‬‬ ‫‪khaban‬‬
‫‪0 0// 0/ 0// 0 0// 0/ 0//‬‬ ‫)‪(pembuangan huruf ke-2 yang mati‬‬
‫‪/ 0/0 /0 0/0 // 0/0 /0 0/0‬‬ ‫‪dan‬‬ ‫‪‘illat‬‬ ‫‪al-Naqhas‬‬ ‫’‪al-Qatha‬‬
‫‪0 /‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪/‬‬ ‫‪(pengguguran huruf mati pada‬‬
‫‪/‬‬ ‫‪Watad Majmu’ dan mematikan‬‬
‫‪huruf hidup sebelumnya).‬‬
‫مست فا مست فع مست فا مست فا‬
89
Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature
Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx
Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023

Pada zihaf khaban memiliki K B B B B B B B


perubahan yang asalnya ‫فاعلن‬ ai ai ai ait ait ait ait ait
َ da t t II I V V V
menjadi ‫ف ِعلن‬. Dan ‫مستفعلن‬, asalnya
h I II I V I II
‫ مستفعلن‬menjadi ‫ متفعلن‬maka diganti
Q ‫سين قينا فينا‬ ‫دينا يينا‬
‫مفاعلن‬, sedangkan pada ‘illat al-Naqhas af ‫فينا‬
‫طين ا‬
al-Qatha’ mengguguran huruf mati iy ‫ا‬
pada Watad Majmu’ dan mematikan ah
huruf hidup sebelumnya, yaitu pada Se Ba Ba Ba K Ba K Ba
kata yang asalnya ‫ فاعلن‬menjadi ‫فاعل‬ gi ’d ’d ’d ali ’d ali ’d
maka diganti menjadi ‫فعلن‬. Dan ka u u u m u m u
‫مستفعلن‬, asalnya ‫ مستفعلن‬menjadi ‫مستفعل‬ ta ka ka ka at ka at ka
ny li li li li li
maka diganti menjadi ‫مفعولن‬.
a m m m m m
Selain itu, bahar basith ini at at at at at
mempunyai ‘arudl dan dlarab. Dalam Se R R R R R R R
syi’ir ini terdapat ‘Arudl Makhbunah gi
َ a a a a a a a
yaitu ‫ف ِعلن‬, bahkan semua ‘Arudl h wi wi wi wi wi wi wi
dalam bait syi’ir ini adalah ‘Arudl ur (‫ن‬ (‫ن‬ (‫ن‬ (‫ن‬ (‫ن‬ (‫ن‬ (‫ن‬
Makhbunah, kecuali pada bait yang uf ), ), ), ), ), ), ),
pertama yang terkena ‘illat yakni - W W W W W W W
‫فاعل‬. Sedangkan untuk dlarabnya, ny as as as as as as as
dalam bait syi’ir ini semuanya a ha ha ha ha ha ha ha
terdapat Dlarab Maqthu’ yaitu ‫فاعل‬, l l l l l l l
kecuali pada bait kedua yang (‫)ا‬, (‫)ا‬, (‫)ا‬, (‫)ا‬, (‫)ا‬, (‫)ا‬, (‫)ا‬,
terkena ‘illat yakni ‫فعلن‬. Ri Ri Ri Ri Ri Ri Ri
Yang kedua adalah ilmu di di di di di di di
qawafi, seperti yang sudah diketahui f f f f f f f
bahwasanya yang disebut sebagai (‫ي‬ (‫ي‬ (‫ي‬ (‫ي‬ (‫ي‬ (‫ي‬ (‫ي‬
Qafiyah itu adalah mulai dari huruf ). ). ). ). ). ). ).
terakhir pada bait sampai dengan Se M M M M M M M
permulaan huruf hidup sebelum gi uj uj uj uj uj uj uj
huruf mati yang ada di antara kedua ha ra ra ra ra ra ra r
ra (‫ـــ‬ (‫ـــ‬ (‫ـــ‬ (‫ـــ‬ (‫ـــ‬ (‫ـــ‬ a
huruf hidup itu. Dalam ilmu Qafiyah
ka ), ), ), ), ), ), (
sendiri terdapat beberapa kaidah,
tn H H H H H H ‫ـــ‬
yaitu: 1) Kata-kata pada qafiyah. 2)
ya ad ad ad ad ad ad ),
Huruf-huruf pada qafiyah. 3)
Harakat-harakat pada qafiyah. 4) z z z z z z H
Macam-macam qafiyah. 5) Nama- w w w w w w a
nama qafiyah. Adapun analisis u u u u u u d
keindahan sya’ir di atas yang dilihat (‫ـــ‬ (‫ـــ‬ (‫ـــ‬ (‫ـــ‬ (‫ـــ‬ (‫ـــ‬ z
dari segi ilmu qawafi adalah sebagai ). ). ). ). ). ). w
berikut. u
90
Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature
Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx
Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023

( Ha’. 9) Qafiyah Mutawattir: tiap-tiap


‫ـــ‬ Qafiyah yang terdapat satu huruf
). hidup yang terletak di antara dua
Se Q Q Q Q Q Q Q huruf mati.
gi afi afi afi afi afi afi afi
Kesimpulan | ‫اخلالصة‬
m ya ya ya ya ya ya ya
ac h h h h h h h Ibnu zaidun merupakan
a M M M M M M M seorang penyair arab Andalusia
m ar ar ar ar ar ar ar yang hidup pada masa-masa akhir
- d d d d d d d bani Umayyah di Andalusia. Intrik
ny u- uf uf uf uf uf uf politik yang memanas
a fa ah ah ah ah ah ah mempengaruhi kehidupan pribadi
h dan sebagian besar karya-karyanya,
Se Q Q Q Q Q Q Q khususnya dalam karya sya’ir.
gi afi afi afi afi afi afi afi Dari beberapa karakteristik
na ya ya ya ya ya ya ya sya’ir Ibnu Zaidun, diketahui
m h h h h h h h bahwasanya sya’ir Ibnu Zaidun
a- M M M M M M M memiliki tema yang sangat beragam,
ny ut ut ut ut ut ut ut mulai dari tema ghazal, madh, ratsa’
a a a a a a a a dan lain-lain. Akan tetapi, tema yang
w w w w w w w paling sering dalam sya’ir Ibnu
att att att att att att att Zaidun adalah ghazal meski
ir ir ir ir ir ir ir demikian di dalam ghazalnya
terdapat beberapa sub tema-tema
Dari penjelasan di atas, dapat lain, seperti: hanin, ratsa’, ghazal, dan
kita ketahui tentang beberapa bentuk lain-lain, kemudian tabhi’ah menjadi
keindahan sya’ir Ibnu Zaidun dari tema utama kedua dalam karya-
segi ilmu qawafi. Beberapa keindahan karyanya. Dua tema ini dapat
di atas dijelaskan dari beberapa segi, dimaklumi sebagai tema mayor
adapun yang ditemukan oleh dalam sya’irnya mengingat
peneliti akan dijelaskan sebagaimana Walladah sang kekasih dan cintanya,
berikut: 1) Ba’dlu kalimat: sebagian sehingga Walladah digunakan
kata. 2) Kalimat: satu kata. 3) Rawi: menjadi inspirasi utama, sedang
Huruf yang dijadikan dasar dan alam indah andalus mendorongnya
pedoman dalam qasidah. 4) Washal: menjelmakannya dalam sy’ir
Huruf layyinah (‫و‬،‫ي‬،‫ )ا‬yang timbul thabi’ah ditamabah secara khusus
dari isyba’nya harakat Rawi. 5) Ridif: Ibnu zaidun sangat menyukai alam
Huruf mad yang terdapat sebelum lingkungan seperti halnya Al-
Rawi. 6) Mujra: Harakatnya Rawi Buhtury.
yang hidup. 7) Hadzwu: Harakatnya Adapun dalam sya’ir Ibnu
huruf sebelum Ridif. 8) Qafiyah Zaidun, keindahan bahasa yang
Mardufah: yang bersambung dengan digunakan dalam salah satu
huruf layyinah atau dengan huruf sya’irnya terbilang sangat bagus dan
91
Dzil Majaz: Journal of Arabic Literature
Vol. 1 No.1 January 2023 E-ISSN: xxxx xxxx
Submitted: 07-01-2022, Revised: 24-01-2023, Accepted: 31-01-2023, Published: 31-01-2023

Daftar Pustaka | ‫املراجع‬


indah, terdapat beberapa gambaran
serta imajinasi yang
menggambarkan kecantikan sosok Al-Farukhy, Hanna. Tarikh Al-Adab
Walladah. Dalam sya’ir ini sesuai Araby. Maktabah al-Bulisiyah,
dengan karakteristik yang ada, 1987.
sebagaimana tema utama pada sya’ir Farrukh, Umar. Al-Minhaj Al-Jadid Fi
ini adalah al-Ghazal, akan tetapi Tarikh Al-Adab Al-Arabi. Beirut:
memiliki sub-sub tema yang lain Dar al-Kutub al-’Ilmiyah, 1984.
sebagaimana digunakan untuk Hadr, Fauzi. Anashir Al-Ibda’ Al-
menjelaskan tentang kecantikannya Fanny Fi Syi’ri Ibn Zaydun.
yang bersifat memuji atau al-Madh. Kuwait: Yayasan Raja Abdul
Meski demikian secara sya’ir pada Aziz, 2004.
zaman dahulu dikenal mengikuti Hamid, Mas’ad. Ilmu Arudl Dan
aturan dari kajian ilmu Arudl dan Qawafi. Surabaya: Al-Ikhlas,
Qawafi. Dengan pemilihan bahasa 1995.
serta imajinasi yang begitu indah, Hitti, Philip K. History of Arab.
juga mengikuti alunan nada Jakarta: PT. Serambi Ilmu, 2005.
sebagaimana pada kajian ilmu ‘Arudl Lesmana, Maman. “Kritik Sastra
dan Qawafi, seperti adanya Arab.” Universitas Indonesia,
penggunaan bahar tertentu dan 2010.
persamaan qafiyah pada setiap akhir Shini, Ismail. Qowa’id Asasiyyah Fi Al-
sya’irnya, meski ada beberapa yang Bahtsi Al-‘Ilmi. Beirut:
tidak sesuai dan hal tersebut Muassasah Risalah, 1994.
merupakan hal yang wajar dalam Sugiyono. Metode Penelitian
sebuah syair. Kuantitatif, Kuantitatif , Dan R &
D. Bandung: Alfabeta, 2010.
Zuhdi, Raidah, and Rasyid Hasan.
Al-Ma’ Fi Syi’ri Al-Buhtury Wa
Ibnu Zaidun Dirasat Al-
Muwazanah. Naples: Najah
Wataniyah, n.d.

Anda mungkin juga menyukai