Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PANTUN KIASAN

1. Hari minggu pergi ke Gunung


Ditengah perjalanan ketemu tupai
Hendak hati memeluk Gunung
apa daya tangan tak sampai

2. Berait-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

3. Air melutur ke tepian mandi


Kembang berseri bunga senduduk
Elok diturut resmi padi
Semakin berisi semakin tunduk

4. Burung dara dalam sangkar


Kalau terbang hingga ke karang
Tak baik hidup selalu bertengkar
Kalah jadi abu menang jadi arang

5. Gua dalam banyak kelelawar


Kolam dalam banyak ikan
Semua masalah ada jalan keluar
Kusut diselesaikan, keruh dijernihkan

6. Duduk bersanding di perapian


Kayu terbakar hingga terbelah
Kasih ibu sepanjang jalan
Kasih anak sepanjang galah

7. Ayam kampung bulunya belang


Biji padi jadi pakannya
Lain ladang lain belalang
Lain lubuk lain ikannya

8. Ramai orang di hari raya


Petik jambu petik kweni
Jika ingin punya sahabat setia
Laba sama dibagi, rugi sama diterjuni

9. Apa tanda buah yang kecut?


Bila dikupas susah dilepaskan
Apa tanda orang pengecut?
Lempar batu sembunyi tangan

14
10. Rasa lezat ikan blanak
Diasap dulu di atas arang
Nasi sama ditanak
Kerak dimakan orang

11. Hari hujan turun petir


Daging kambing hendak digulaikan
Hidup bijak jangan pandir
Ombak kecil jangan diabaikan

12. Memang harum bunga melati


Pohon karet banyak getah
Ular dipikul jangan mati
Kayu pemukul jangan patah

13. Tupai lompat ke belukar


Walau kecil lincah badannya
Zaman beralaih musim bertukar
Tiada yang abadi di dunia

14. Nusantara banyak kerajaan


Sungai mengalir banyak sampan
Sedia payung sebelum hujan
Jangan sampai kesusahan

15. Kepiting ketam


Kayu gasing
Rambut sama hitam
Hati orang masing-masing

16. Pohon besar tumbuh di hutan


Minum air dari gelas
Tak lapuk karena hujan
Tak lekang karena panas

17. Angin bertiup amat pelan


Menggoyang atap sisi kedai
Malu bertanya sesat di jalan
Bertanya adalah kunci menuju pandai

18. Ikan blanak sekarang murah


Dijual di pasar seekor dua
Jadi anak jangan pemarah
Kalau pemarah lekas tua

19. Kebun teh kebun pepaya


Tumbuh juga pohon petai
Hemat pangkal kaya
Rajin itu pangkal pandai

15
20. Teh manis kapulaga
Bunga melati panas melayu
Dalam laut bisa diduga
Dalam hati siapa yang tahu

21. Sepohon kayu daunnya rimbun


Banyak tangkainya banyak buahnya
Walaupun hidup seribu tahun
Kalau tak sembahyang apa gunanya

22. Sepohon kayu daunnya rimbun


Banyak tangkainya banyak buahnya
Walaupun hidup seribu tahun
Kalau tak sembahyang apa gunanya

23. Jalan-jalan di hari rabu


Turun lembah masuk ke hutan
Dunia ini ibarat perahu
Di terjang ombak lautan

24. Berburu ke padang datar


Mendapat rusa belang di kaki
Berguru kepalang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi

25. Kusangka masih malam hari


Rupanya telah datang siang
Kusangka bunga mekar berseri
Rupanya layu dihisap kumbang

26. Naik perahu dekat kemudi


Betapa harum bunga selasih
Elok nian resminya padi
Makin tunduk jika berisi

27. Tanam ubi tanam kentang


Petik jagung tiada tersisa
Petang kini telah datang
Tinggi pula batang usia

28. Diam lisan banyak merenung


Lompat tinggi anak tupai
Hendak hati memeluk gunung
Apa daya tangan tak sampai

29. Pohon tua disebut buhun


Banyak dahannya yang berduri
Kering dijemur dalam setahun
Basah oleh hujan sehari

16
30. Rusa padang belang di kaki
Mangga kueni amat wangi
Tinggi gunung tetap didaki
Lautan api kan disebrangi

31. Randu tinggal randu


Panjang duri hingga sekilan
Rindu tinggalah rindu
Bagai pungguk rindukan bulan

32. Pandai ikan dalam berenang


Beda kolam ikannnya lain
Sehari sehelai benang
Setahun menjadi kain

33. Jalan-jalan ke Palembang


Sungai Musi luas membentang
Di mana bunga mulai berkembang
Di sana kumbang akan datang

34. Kayu jati dibuat papan


Burung puyuh jauh menghilang
Padi kutanam dengan harapan
Tumbuh pula rumput ilalang

35. Pergi ke pasar membeli beras


Membeli cincin berhias permata
Mengharap hujan turun deras
Hanya gerimis sekejap mata

36. Melihat ikan di tepi kolam


Pohon pinang jadi tambatan
Air beriak tanda tak dalam
Air tenang menghanyutkan

37. Keras keras cangkang kerang


Walau keras tetap dibawa
Walaupun punggung parang
Bila diasah tajam jua

38. Manis rasanya buah sirsak


Ombak datang bergulung-gulung
Dimana bumi dipijak
Di sana langit dijunjung

39. Angin bertiup hingga menderu


Nyamuk masuk dalam kelambu
Langit terkembang menjadi guru
banyak merenung banyak ilmu

17
40. Ikan kecil sudah berenang
Anak kecil memakan tajin
Sehari sehelai benang
Setahun menjadi kain

41. Bambu kecil jadi rakit


Tergores badan trasa sakit
Sedikit demi sedikit
Lama-lama menjadi bukit

42. Dari Cikampek ke Maranggi


Sore hati jangkrik berbunyi
Tak ada gunung yang terlalu tinggi
Tak ada lereng yang tak dapat dituruni

43. Surya senja mulai redup


Telah habis cahaya terang
Mengikut angin bertiup
Tak teguh seperti karang

44. Ramai orang sedang kenduri


Dari laut mengail pari
Bertanam padi tumbuh duri
Bertanam budi dibalas iri

45. Burung dara burung gelatik


Amat indah warna sayapnya
Karena nila setitik
Rusak susu sebelanga

46. Ular kobra mulut berbisa


Mati satu dalam peti
Mengikut rasa akan binasa
Mengikut hati pasti mati

47. Ada biawak di dalam kolam


Kodok kecil nyaring nyanyinya
Air beriak tanda tak dalam
Tong kosong nyaring bunyinya

48. Kalau belajar pasti mengerti


Belajar agama menjadi paderi
Luka di tangan dapat diobati
Luka hati ke mana obat dicari

49. Sayur ikan di atas talam


Gadis manis tersenyum simpul
Laksana telaga dasarnya dalam
Dimana air banyak berkumpul

18
50. Buah segar sehat raga
Kacang tempe dibuat tahu
Dalam lautan bisa diduga
Dalam hati siapa yang tahu

51. Hujan turun rintik-rintik


Lari ke hutan anak si kancil
Siapa menanam akan memetik
Siapa bekerja akan berhasil

52. Nasi putih dalam piring


Lauk pauk masih mentah
Sawah luas airnya kering
Parang tajam gagangnya patah

53. Mata mengantuk terlihat sayu


Kaki sakit karena tertusuk
Kurang air kembang kan layu
Banyak air akan membusuk

54. Pisang emas sudah menua


Pisang ambon hendak dicampur
Bukan emas bukan permata
Benih butuh air dan lumpur

55. Lancang Kuning sebuah tanda


Adat Melayu di Sumatera
Sawah menguning bagai permata
Membuat senang orang bekerja

56. Mentari senja mulai terbenam


Esok pagi akan kembali
Satu benih yang ditanam
Kan memberi beribu kali

19

Anda mungkin juga menyukai