Makalah Agama Islam Unitomo
Makalah Agama Islam Unitomo
Disusun Oleh:
Inung Cintiyah Putri Fella
201911020060
Dengan rahmad Allah. Yang maha kuasa saya dapat berdiri, bernafas, serta menghirup udara
segar. Sudah sepatutnya kita semua mensyukuri segala nikmat-Nya tersebut dengan
menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Kemudian dari pada itu, dengan datangnya makalah ini saya dituntun untuk dapat
mempelajari sehingga dapat mengetahui apa saja informasi yang terdapat di dalam makalah
ini.
Dengan mempelajari makalah mengenai muslimah menurut pandangan islam, saya dapat
lebih mengetahui lebih dalam tentang muslimah dalam pandangan agama islam.
Akhir kata, penyusun berharap dengan ini dapat menambah saya sebagai mahasiswa
khususnya dalam prodi agama islam. Sekian terima kasih………
Kata pengantar…………………………………………………………….2
Daftar isi……………………………………………………………………3
BAB. 1
Pendahuluan
BAB. 2
BAB. 3
BAB. 4
dikan Agama Islam 3
Kewajiban wanita muslimah dalam islam
BAB. 5
BAB. 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan…………………………………………………..........19
7.2 Saran...............................................................................................19
BAB. 8
Daftar pustaka…………………………………………………….......20
Berdasarkan permasalahan yang ada maka saya dapat merumuskan beberapa permasalahannya
diantaranya sebagai berikut
3.Apa saja yang harus diketahui mengenai mahasiswi wanita muslimah di ajaran islam?
Sebagaimana Allah menciptakan Adam As, Allah juga menciptakan Hawa yang merupakan
seorang wanita. Wanita dibekali Allah SWT segala hal memungkinkannya untuk
melaksanakan tugas dan mendampingi pria dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin
atau khalifah dimuka bumi, meskipun wanita juga merupakan khalifah bagi dirinya sendiri.
Wanita dalam islam memiliki kewajiban dan hak yang harus dipenuhi dan juga mematuhi
segala perintah dan larangan Allah SWT. Wanita yang menganut islam sering disebut sebagai
wanita muslimah, lantas bagaimanakah sebenarnya pandangan islam mengenai wanita
muslimah itu sendiri?
Islam memberikan tempat yang mulia bagi wanita dan islam menyetarakan kedudukan wanita
dengan kaum pria. Dalam al-Qur‟ān sendiri tidak ditemui satu buktipun pun tentang apa yang
disampaikan dalam kitab-kitab suci lain bahwa wanita diciptakan lebih rendah dari pria atau
bahwaHawa diciptakan dari salah satu tulang rusuk kiri Adam. Di samping itu, dalam Islam
tidak ada satu pun hal yang dapat digunakan untuk memandang rendah dan pun yang
meremehkan wanita berkenaan dengan kodrat dan bawaanya sebagai mana yang dijelaskan
dalam ayat berikut ini :
َصاَل ةَ َويُْؤ تُونَ ال َّز َكاة ِ ْض ۚ يَْأ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر
َّ ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َويُقِي ُمونَ ال ٍ ضهُ ْم َأوْ لِيَا ُء بَع ُ َو ْال ُمْؤ ِمنُونَ َو ْال ُمْؤ ِمن
ُ َات بَ ْع
َزي ٌز هَّللا هَّللا ٰ ُأ
َ َويُ ِطيعُونَ هَّللا َ َو َرسُولَهُ ۚ ولَِئ
ِ ك َسيَرْ َح ُمهُ ُم ُ ۗ ِإ َّن َ ع
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf,
mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada
Allāh dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allāh; Sesungguhnya Allāh Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. al-Taubah :71)”
Memang wanita adalah hamba Allah yang lemah dibandingkan dengan laki-laki, meskipun
demikian wanita dalam islam memiliki peran amat besar dalam kehidupan masyarakat dan
agama. Tanpa keberadaan wanita, kehidupan di dunia tidak akanberjalan semestinya karena
wanita adalah pencetak generasi yang baru. Apabila muka bumi ini hanya ditinggali oleh
laki-laki, maka mungkin kehidupan sudah berakhir sejak zaman dahulu. Oleh sebab itu,
keberadaan dan peran wanita tidak bisa diremehkan dan diabaikan, karena sesungguhnya
dibalik semua rangkaian dan keberhasilan di situ ada peran wanita. Wanita memiliki peranan
penting dalam kehidupan keluarga ekonomi, politik, pendidikan, agama dan sosial budaya.
Adapun peran wanita dalam islam dijelaskan sebagai berikut
Islam memberikan tempat yang mulia bagi wanita dan islam menyetarakan kedudukan wanita
dengan kaum pria. Dalam al-Qur‟ān sendiri tidak ditemui satu buktipun pun tentang apa yang
disampaikan dalam kitab-kitab suci lain bahwa wanita diciptakan lebih rendah dari pria atau
bahwaHawa diciptakan dari salah satu tulang rusuk kiri Adam. Di samping itu, dalam Islam
tidak ada satu pun hal yang dapat digunakan untuk memandang rendah dan pun yang
meremehkan wanita berkenaan dengan kodrat dan bawaanya sebagai mana yang dijelaskan
dalam ayat berikut ini :
َصاَل ةَ َويُْؤ تُونَ ال َّز َكاة ِ ْض ۚ يَْأ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر
َّ ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َويُقِي ُمونَ ال ٍ ضهُ ْم َأوْ لِيَا ُء بَع ُ َو ْال ُمْؤ ِمنُونَ َو ْال ُمْؤ ِمن
ُ َات بَ ْع
ٰ
َ َويُ ِطيعُونَ هَّللا َ َو َرسُولَهُ ۚ ُأولَِئ
ِ ك َسيَرْ َح ُمهُ ُم هَّللا ُ ۗ ِإ َّن هَّللا َ ع
َزي ٌز َح ِكي ٌم
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf,
mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada
Allāh dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allāh; Sesungguhnya Allāh Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. al-Taubah :71)”
Memang wanita adalah hamba Allah yang lemah dibandingkan dengan laki-laki, meskipun
demikian memiliki peran amat besar dalam kehidupan masyarakat dan agama. Tanpa
keberadaan wanita, kehidupan di dunia tidak akanberjalan semestinya karena wanita adalah
pencetak generasi yang baru. Apabila muka bumi ini hanya ditinggali oleh laki-laki, maka
mungkin kehidupan sudah berakhir sejak zaman dahulu. Oleh sebab itu, keberadaan dan
peran wanita tidak bisa diremehkan dan diabaikan, karena sesungguhnya dibalik semua
rangkaian dan keberhasilan di situ ada peran wanita. Wanita memiliki peranan penting dalam
kehidupan keluarga ekonomi, politik, pendidikan, agama dan sosial budaya. Adapun peran
wanita dalam islam dijelaskan sebagai berikut :
Dalam sebuah keluarga, anak perempuan layak mendapatkan posisi dan perlakuan yang sama
dengan anak laki-laki. Seorang anak perempuan dalam keluarganya berperan sebagai
pemelihara tradisi, nilai-nilai dan norma yang ada pada keluarga dan masyarakat. Anak
peremopuan yang memiliki sifat lembut berperan menjaga kemuliaan keluarganya dengan
menjaga diri dan kehormatannya serta menuntut ilmu intuk membahagiakan orangtuanya.
Anak perempuan juga berperan dalam membantu tugas-tugas rumah tangga dalam
keluarganya.
Setelah menikah, seorang anak perempuan tidak hanya berperan penting bagi keluarganya
melainkan juga berperan dalam kehidupan suaminya dan anak-anaknya kelak. Seorang istri
yang shalehah memiliki peranan penting dibalik seorang suami yang shaleh terutama saat
suaminya memperoleh kesuksesan maupun mendapatkan ujian.
Seorang istri berperan dalam mengurus kebutuhan suaminya dan mendukungnya serta
memberikan nasihat untuk kemanjuan sang suami. Ia juga berperan dalam mendukung sang
suami saat tertimpa musibah atau masalah yang menyebabkan jiwanya tergoncang sehingga
tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri. Seorang Istri yang shalehah akan selalu memberi
Begitu pentingnya tugas ibu dan peranannya bagi seseorang hingga Rasulullah SAW
bersabda bahwa surga ada di telapak kaki ibu dan ibu adalah orang yang harus dihormati
sebelum ayah. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini
“Wahai Rasulullah siapakah di antara manusia yang paling berhak untuk aku berbuat baik
kepadanya? Rasulullah menjawab ; ‘Ibumu’, kemudian siapa? ‘Ibumu’, jawab beliau.
Kembali orang itu bertanya, kemudian siapa? ‘Ibumu’, kemudian siapa, tanya orang itu lagi,
‘kemudian ayahmu’, jawab beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sebagai mana yang kita ketahui wanita adalah guru pertama bagi seorang anak, sebelum ia
dididik oleh orang lain. Sejak Allah meniupkan ruh pada rahim seorang wanita, proses
pendidikan anak sudah dimulai. Seorang ibu berperan mendidik anaknya sejak ia masih
dalam kandungan dan membiasakannya dengan kebiasaan yang sesuai dengan agama islam.
Adapun pendidikan yang seharusnya ditanamkan seorang ibu pada anaknya mencakup hal-
hal berikut ini :
a. Pendidikan Akidah
Seorang ibu berperan menanamkan akidah sedini mungkin pada anaknya sehingga anak
tersebut dapat mengetahui bahwa kita hidup tidak semau kita dan perilaku kita diawasi oleh
Allah SWT. Seorang ibu juga harus menyakinkan pada anak siapa dirinya dan untuk apa ia
hidup serta siapa yang wajib ia sembah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanamkan
keenam hal dalam rukun iman sejak dini pada sang anak
b. Pendidikan Ibadah
Pendidikan ibadah dimulai sejak masa kehamilan dimana ibu mengajarkan calon bayinya
untuk melaksanakan ibadah sehari-hari seperti sholat wajib maupun sunnah puasa dan
bersedekah membaca Alquran berdoa) , berdzikir dan lain sebagainya bahkan berpuasa jika ia
mampu.
Walaupun calon anak belum memahami apa yang dilakukan oleh ibunya,hingga ia dewasa.
Anak yang diajarkan untuk beribadah sejak dini tidak akan merasa berat atau kesulitan untuk
mengerjakan ibadah ketika ia beranjak dewasa kelak karena ia sudah terbiasa melihat dan
mendengar ibunya melaksanakan ibadah.
Pembiasaan akhlak yang baik pada seorang anak tidak perlu menunggu anakhingga ia
dewasa. Seorang ibu berperan menanamkan pendidikan akhlak pada anaknya sejak usia dini.
Jika sejak berada dalam kandungan seorang anak dibiasakan untuk menghargai dan mencintai
orang lain, maka ketika ia lahir, ia pun akan berusaha untuk menghargai dan mencintai orang
lain. Seorang ibu juga dapat menanamkan dan mencontohkan sifat atau akhlak mulia seperti
sifat sabar, tawadlu, rendah hati, pemurah, suka menolong orang lain dan lainnya agar ketika
dewasa akhlak itu telah melekat pada dirinya
Adapun peran wanita dalam masyarakat telah lama diketahui dan diakui bahkan sejak zaman
Rasulullah SAW. Dalam masyarakat khususnya dalam agama islam seorang wanita berperan
dalam dakwah bahkan dalam peperangan atau jihad.
Di samping berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus keluarganya seorang wanita
juga berperan mendidik generasinya agar menjadi pemuda-pemudi islami yang berakhlak
mulia dan berpendidikan serta taat kepada ajaran agama. Seorang wanita boleh bekerja diluar
rumah untuk mengisi peran dan tugasnya tersebut dalam masyarakat. Ia dapat menjadi guru
bagi anak-anak maupun memberikan pelajaran pada wanita lain dilingkungannya.
Tidak hanya kaum pria saja, para wanita memiliki peran dalam jihad dan peperangan. Peran
seorang wanita dalam peperangan atau jihad diantaranya adalah Memberikan makanan atau
minuman, mengobati luka-luka akibat perang, mempersiapkan bekal dan lain sebagainya.
Apabila para wanita melakukan hal tersebut dengan maka pahala yang mereka dapat setara
dengan mereka atau kaum pria yang berjihad.
Sebagaimana yang diriwayatkan dalam sejarah islam, ketika terjadi perang Yarmuk,dimana
Khalid bin Walid bertindak sebagai panglima menugaskan para wanita, diantaranya Khansa`,
untuk berbaris di belakang barisan laki-laki dengan jarak yang cukup jauh untuk menghalau
para prajurit pria yang ingin melarikan diri. Para wanita saat itu dibekali pedang kayu dan
batu selain itu Shafiyah binti Abdul Muthalib bahkan pernah membunuh seorang Yahudi
pengintai dalam peperangan serta masih banyak lagi contoh-contoh nyata peran wanita dalam
kehidupan yang dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua.
Kodrat yang sudah Allah tetapkan bukan tanpa adanya perhitungan dan juga ketetapan yang
berdasarkan hukum keseimbangan. Begitupun wanita yang memiliki kodrat, jika dilanggar
atau ditentang maka akan berdampak pada rusaknya diri wanita tersebut. Hal ini sebagaimana
Allah sampaikan dalam QS Ar Rahman,
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu
jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan
janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (QS Ar Rahman : 7-9)
Dalam penciptaanya segala yang ada di langit dan bumi Allah telah menciptakannya dengan
keadilan. Arti adil adalah sesuai dengan fungsi, tujuan, potensi, dan tidak berat sebelah.
Sering kali manusia yang tidak menjaga keseimbangan dan keadilan tersebut, maka akan
mendapatkan dampak yang buruk bagi kehidupannya. Seperti misalnya wanita yang ingin
menjadi seperti lelaki atau sebaliknya. Fungsi wanita dan laki-laki sudah jelas berbeda, ketika
dilanggar kodratnya maka dampaknya akan dirasa oleh diri sendiri bahkan masyarakat.
Seperti munculnya kaum lesbian, homoseksual, dsb.
Hal ini sebagaimana disampaikan Allah dalam Al-Quran, bahwa apa yang dikerjakan
manusia tentu akan berefek kepada masing-masing sesuai dengan apa yang dilakukannya.
juga tentunya diperlukan agar dapat mempertanggungjawabkan apa yang menjadi perilaku
dan pilihan kita.
Agar sesuai dengan apa yang Allah turunkan dan fitrah yang terdapat pada wanita, maka
wanita pun harus menyadari dan memahami fitrah atau kodrat apa saja yang ada dalam
dirinya, sehingga kodrat tersebut dapat dijaga, dipelihara, dan dioptimalkan sebagaimana
1. Bentuk Fisik
Wanita pada dasarnya memiliki fisik yang sangat berbeda dengan laki-laki. Wanita memiliki
ciri fisik yang cantik, feminim, sangat gemulai dan menyimpan potensi keindahan yang lebih
dibanding dari laki-laki. Laki-laki dengan fisiknya memiliki kesan maskulin, kuat, dan
memiliki tenaga yang lebih dibanding wanita. Hal ini tentu menjadi kodrat bagi wanita bahwa
wanita selalu berkesan cantik, walaupun setiap orang memiliki pandangan berbeda mengenai
kecantikan. tentu bukanlah suatu yang dilarang asalkan tidak berlebihan. Namun, bagi laki-
laki perlu juga mengetahui agar tidak mudah terperdaya oleh kecantikan semata.
Bagaimanapun, kecantikan dan keindahan fisik adalah anugerah Allah bagi manusia, dan
dijadikan indah pandangan terhadap wanita bagi laki-laki, karena keindahan fisik wanita
adalah hal yang menarik bagi laki-laki. Untuk itu, kodrat wanita ini sudah menjadi fitrah dan
anugerah dari Allah bagi wanita. Jika dirubah atau dibuat bertentangan maka akan berefek
pada ketidaktertarikan laki-laki pada perempuan, dan hasrat untuk dapat memenuhi
kebutuhan seksual dari laki-laki tentu akan berkurang. Padahal dari kebutuhan itulah akan
muncul generasi manusia baru di dunia.
Fungsi fisik pada wanita diantaranya memiliki potensi yang sangat besar untuk
keberlangsungan hidup manusia di muka bumi ini. Wanita memiliki fungsi fisik yang fital
dan itulah perjuangan atau jihad bagi wanita jika dilakukan dengan sebaik-baiknya. Jelas
potensi fisik ini tidak dimiliki oleh laki-laki dan peran laki-laki tidak bisa menyamai
sebagaimana wanita.
Fungsi fisik tersebut diantaranya adalah fungsi rahim untuk mengandung, payudara untuk
menyusui, dan tentu hormon-hormonal lain yang berfungsi untuk mendukung peran wanita
sebagai ibu, istri, bagi suami dan anak-anaknya.
Fungsi ini jika dirubah dan ditentang, maka akan berefek pada keseimbangan tubuh wanita
itu sendiri dan pada keseimbangan di masyarakat. Bayangkan saja jika wanita-wanita tidak
mau mengandung, menyusui, dan melahirkan. Tentu tidak akan ada generasi baru, penerus
kehidupan keluarga, dan keberlangsungan peradaban di muka bumi. Untuk itu, fungsi
tersebut tidak mungkin ditentang atau dirubah. Bahkan Allah menempatkan wanita yang
mengandung, melahirkan, menyusui sebagai jihad tersendiri yang pahalanya besar.
Wanita memiliki aspek emosional atau rasa yang lebih sensitif dibandingkan laki-laki. Hal ini
menjadi wajar karena tugas seorang wanita yang utama adalah sebagai seorang ibu untuk
mendidik anak-anaknya penuh kasih sayang dan cinta. Untuk itu, fitrah ini bukan hanya
sebagai kelemahan wanita melainkan potensi kelembutan, kasih sayang, dan kesabaran
wanita dalam mendidik anak-anaknya serta mengelola hubungan rumah tangga bersama
suami.
Wanita tentunya sebagai manusia memiliki kodrat yang juga sebagaimana manusia pada
umumnya. Hal ini seperti memiliki akal, perasaan, fungsi jiwa, dan lain sebagainya. Untuk
itu, sejatinya wanita dan laki-laki sama manusia yang memiliki potensi yang sama. Berbeda
hanya pada aspek fungsi dan perannya saja.
Agar sesuai dengan kodrat yang telah ditetapkan oleh Allah SWT tentu wanita bertugas untuk
menjaga kodrat tersebut secara baik dan sesuai aturan agama. Hal ini bisa dilakukan dengan
memahami fungsi-fungsi dari apa yang Allah anugerahkan Allah kepadanya. Selain itu
wanita juga harus menjaga kodrat itu dengan cara mengkondisikan lingkungan yang kondusif
dan sesuai dengan nilai-nilai agama agar dapat terus berjalan kodrat tersebut sesuai dengan
perintah Agama atau yang telah Allah perintahkan.
Setiap makluk yang diciptakan oleh Allah SWT tentu tidak diciptakan secara sia-sia.
Termasuk juga proses penciptaan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi ini
bukan tanpa tujuan dan hakikat yang ingin dicapai. Untuk itu ada tugas dan misi yang harus
dijalankan oleh manusia, baik laki-laki atau wanita sebagai tujuan manusia dan tujuan
manusia hidup menurut islam.Laki-laki dan wanita memang terdapat perbedaan, namun
secara tujuan dan hakikat manusia menurut islam dan konsep manusia dalam islam tetaplah
sama. Laki-laki dan wanita adalah sama makhluk ciptaan Allah, harus taat dan mengabdi
kepada Allah dan melaksanakan kehidupan di dunia ini berdasarkan aturan yang telah Allah
buat. Jika melanggar, baik laki-laki ataupun wanita memiliki konsekwensi yang sama. Tidak
ada yang lebih rendah ataupun lebih tinggi.
Setiap makluk yang diciptakan oleh Allah SWT tentu tidak diciptakan secara sia-sia.
Termasuk juga proses penciptaan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi ini
bukan tanpa tujuan dan hakikat yang ingin dicapai. Untuk itu ada tugas dan misi yang harus
dijalankan oleh manusia, baik laki-laki atau wanita sebagai tujuan penciptaan manusia dan
tujuan hidup menurut islam.
Laki-laki dan wanita memang terdapat perbedaan, namun secara tujuan dan hakikat manusia
dalam islam dan konsep manusia dalam islam tetaplah sama. Laki-laki dan wanita adalah
sama makhluk ciptaan Allah, harus taat dan mengabdi kepada Allah dan melaksanakan
kehidupan di dunia ini berdasarkan aturan yang telah Allah buat. Jika melanggar, baik laki-
laki ataupun wanita memiliki konsekwensi yang sama. Tidak ada yang lebih rendah ataupun
lebih tinggi.
Perbedaan laki-laki dan wanita hanyalah pada peran dan fungsinya saja. Selebihnya, baik
laki-laki dan perempuan diantara fungsi dan perannya adalah saling mendukung, saling
menutupi kelemahan, dan saling menyeimbangkan. Tentu keliru, jika ada yang berpendapat
bahwa laki-laki lebih unggul atau perempuan lebih unggul diantara keduanya. Untuk itu, agar
lebih menyeimbangkan maka perlu mengetahui kewajibannya masing-masing.
Kewajiban utama wanita sebagai manusia tentu adalah mengabdi dan menyembah hanya
kepada Allah SWT. Tidak ada satupun yang berhak diikuti perkataan, perintahnya selain dari
yang telah Allah perintahkan. Kecintaan dan pengabdian wanita terhadap suaminya, terhadap
ibunya, terhadap keluarganya, tentu tidak boleh melebihi terhadap Allah. Bahkan, jikapun
mengikuti perkataan suami, orang tua, atau keluarga itu semua dalam kerangka mengikuti
perintah Allah SWT.
Kewajiban sebagai hamba Allah tentu saja bermula dari meyakini semua yang telah Allah
wahyukan, seperti apa yang ada dalam Al-Quran, rukun iman, rukun islam. Selain itu,
menjalankan semua perintah Allah baik aturan sosial, kehidupan, atau teknis menjalankan
ibadah dalam shalat, puasa, dsb, rukun iman dan rukun iman pun menjadi pegangan dalam
kehidupannya. Tidak lupa menjalankan fungsi Al-Quran yang berisi kumpulan perintah,
petunjuk, dan segala macam panduan kehidupan manusia.
Hal ini sebagaimana disampaikan dalam Al-Quran bahwa manusia senantiasa harus
mengikuti dan taat kepada Allah SWT. “Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab
(Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya”. (QS Az Zumar : 2)
Perwujudan sebagai hamba Allah ini sebagaimana manusia mau untuk menjalankan shalat ,
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS Thaha : 14)
Di QS An-Nahl ayat 36 pun Allah mengingatkan kembali bahwa adanya rasul-rasul Allah
untuk mengajak menyembah Allah. Artinya, penyembahan terhadap Allah adalah suatu yang
tidak dapat diganggu gugat oleh manusia.
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-
orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah
pasti kesesatan baginya.. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui” (QS Al Baqarah : 30)
Di ayat tersebut, dijelaskan bahwa tugas manusia adalah sebagai khalifah fila ard. Untuk itu,
tugas-tugas wanita secara keseluruhan semuanya harus mengarah pada menjalankan peran
tersebut. Sebagai ibu, pekerja, atau pun istri ia harus menjalankannya dalam rangka
Dalam keluarga hakikatnya, wanita adalah istri bagi suaminya. Sebagai seorang istri, wanita
memiliki kewajiban untuk dapat bekerja sama dan menjalankan rumah tangga dengan baik
dengan suami. Begitupun sebetulnya dengan suami. Seorang istri yang baik, ia harus dapat
memberikan kebahagiaan dan juga membantu suaminya dalam menjalankan rumah tangga.
Tugas utama seorang suami adalah mencari nafkah sedangkan istrinya adalah pengelolanya
di rumah dan menjaga amanat tersebut dari suaminya.
Kewajiban istri meliputi berbagai hal mulai dari pemenuhan kebutuhan seksual dari suami,
mengelola aset rumah tangga, menjaga amanat harta dari suami, membangun pendidikan
anak-anak, dan saling support dengan suami untuk dapat meemenuhi kebutuhan rumah
tangga.
Kewajiban wanita juga bisa sebagai ibu bagi anak-anaknya. Selain dari sebagai anak dari
orang tuanya, seorang wanita juga berkewjiban untuk mendidik anak-anaknya dengan baik.
Pada hakikatnya, anak-anak adalah titipan dari Allah yang harus dididik dan kelak mereka
harus meneruskan misi khalifah fil ard di bumi ini, meneruskan apa yang telah orang tuanya
berikan dan titipkan.
Untuk itu, dalam hal ini seorang wanita yang memiliki anak, memiliki kewajiban untuk dapat
memberikan pendidikan terbaik bagi anak anak. Seorang ibu pada dasarnya adalah orang
yang paling dekat dengan anaknya, karena mulai dari kandungan, menyusui, hingga besar
peran ibu sangat besar di dalamnya. Untuk itu, hal ini merupakan kewajiban dari seorang
wanita.
Tanggung jawab wanita juga terhadap lingkungan dan masyarakatnya. Wanita yang memiliki
potensi lebih, maka ia pun dapat membantu lingkungan atau masyarakatnya agar dapat maju
bersama sama. Wanita yang memiliki kelebihan dan kemampuan maka bisa memberikan atau
menyebarkannya kepada lingkungan sekitarnya. Pada hakikatnya kewajiban wanita bukan
hanya terhadap diri dan keluarganya saja, melainkan kepada seluruh elemen yang meliputi
fungsi dan peran dirinya, sebagaimana Allah telah memberikan potensi tersebut kepada diri
wanita.
Isu wanita karir aatau wanita yang bekerja bukanlah merupakan hal baru dalam masyarakat
saai ini. Sejak manusia diciptalan oleh Allah dan mula berkembang biak,wanita sudah pun
bekerja naik didalam rumah maupun di luar rumah. Meskipun demikian, wanita karir saat ini
merujuk pada mereka yang bekerja diluar rumah seperti di kantor dan mendapatkan gaji.
Dalam Alqur’an juga dijelaskan bahwa setiap manusia hendaknya mencari rezeki dengan
cara bekerja sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT dalam dalil berikut ini
َض َوا ْبتَ ُغوا ِم ْن فَضْ ِل هَّللا ِ َو ْاذ ُكرُوا هَّللا َ َكثِيرًا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون
ِ ْصاَل ةُ فَا ْنت َِشرُوا فِي اَأْلر
َّ ت ال ِ ُفَِإ َذا ق
ِ َضي
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Al-
Jumu’ah(62):10)
“Tuntutlah harta kekayaan yang telah dikurniakan Allah kepada kamu, yaitu pahala dan
kebahagiaan hari akhirat, danjangan kamu melupakan kebahagiaan kamu di dunia “.
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan” (Al-Qasas (28):77
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian
kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian
dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa
Melalui ayat tersebut dapat difahami, setiap manusia termasuk wanita berhak untuk bekerja
dan mendapat ganjaran yang setimpal apa yang mereka kerjakan. Sehingga dalam islam
hukum wanita yang bekerja adalah mubah atau diperbolehkan.
Ada beberapa ulama yang berpendapat tentang wanita karir dan beberapa diantaranya
memiliki pendapat yang berbeda. Bagi beberapa ulama Berikut ini adalah beberapa pendapat
ulama tentang hukum wanita bekerja dalam islam diluar rumah :
Golongan ulama ini berpendapat bahwa Islam tidak melarang wanita bekerja di luar rumah,
asalkan mereka memahami syarat-syarat yang membolehkan wanita bekerja dan mereka
dapat memenuhinya. Syarat-syarat tersebut didasari oleh ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-
hadits mengenai wanita yang mencakup hak dan kewajiban yang telah ditetapkan oleh Islam.
Adapun syarat-syarat yang memperbolehkan wanita bekerja di luar rumah adalah sebagai
berikut sebagaimana dijelaskan oleh Abd al-Rabb Nawwab al-Din
Adapun syarat tersebut didasari oleh perintah Allah SWT pada ayat berikut ini :
ظنَ فُرُو َجه َُّن َواَل يُ ْب ِدينَ ِزينَتَه َُّن ِإاَّل َما ظَهَ َر ِم ْنهَا ۖ َو ْليَضْ ِر ْبنَ بِ ُخ ُم ِر ِه َّن َعلَ ٰى ْ َار ِه َّن َويَحْ ف ِ ْص َ ت يَ ْغضُضْ نَ ِم ْن َأب ِ َوقُلْ لِ ْل ُمْؤ ِمنَا
ْ َأ ْ َأ َأ َأ َأ َأ َأ َأ اَّل
ين ِزينَتَه َُّن ِإ لِبُعُولَتِ ِه َّن وْ آبَاِئ ِه َّن وْ آبَا ِء بُعُولَتِ ِه َّن وْ ْبنَاِئ ِه َّن وْ ْبنَا ِء بُعُولَتِ ِه َّن وْ ِإخ َوانِ ِه َّن وْ بَنِي ِإخ َوانِ ِه َّن ¨َ ُجيُوبِ ِه َّن ۖ َواَل يُ ْب ِد
ظهَرُوا َعلَ ٰى ْ َت َأ ْي َمانُه َُّن َأ ِو التَّابِ ِعينَ َغي ِْر ُأولِي اِإْل رْ بَ ِة ِمنَ الرِّ َجا ِل َأ ِو الطِّ ْف ِل الَّ ِذينَ لَ ْم ي ْ َأوْ بَنِي َأ َخ َواتِ ِه َّن َأوْ نِ َساِئ ِه َّن َأوْ َما َملَ َك
َت النِّ َسا ِء ۖ َواَل يَضْ ِر ْبنَ بَِأرْ ُجلِ ِه َّن لِيُ ْعلَ َم َما ي ُْخفِينَ ِم ْن ِزينَتِ ِه َّن ۚ َوتُوبُوا ِإلَى هَّللا ِ َج ِميعًا َأيُّهَ ْال ُمْؤ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون ِ عَوْ َرا
Di dalam ayat tersebut, Allah melarang wanita memperlihatkan bagian tubuh serta perhiasan
mereka kepada lelaki asing yakni lelaki yang bukan suami atau yang bukan muhrimnya .Para
wanita diwajibkan untuk menutup aurat mereka kecuali bagian yang boleh nampak seperti
wajah dan telapak tangan.
Abd al-Rabb menjelaskan, syarat tersebut berdasarkan alasan bahwa semua yang ada pada
wanita adalah aurat. Adapun untuk menghindari fitnah sebaiknya wanita menghindari
pekerjaan dimana pria dan wanita bercampur baur. Inilah mengapa kedududukan wanita
islam didalam rumah dimuliakan dan mereka harus senantiasa dijaga dari fitnah dan bahaya
yang muncul di luar rumah.
3. Mendapat izin dari orangtua, wali atau suami bagi wanita yang telah menikah
Seorang wanita tidak boleh meninggalalkan rumahnya tanpa izin dari suaminya. Oleh karena
itu seorang wanita boleh bekerja atas izin mereka dan tentunya dengan tujuan pekerjaan yang
jelas dan tidak mendatangkan mudharat.
Syarat tersebut berdasarkan firman Allah, di dalam surah al-Nisa’ (4):34 yang berbunyi
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-
laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh,
ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena
Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”
7.1 Kesimpulan:
Setelah memperhatikan hasil pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
mahasiswi wanita muslimah menurut pandangan islam mereka derajatnya sama dengan laki-
lakin namun memiliki keistimewaan tersendiri yang diberikan oleh Allah SWT. Dan dari
kesimpulan di atas memberikan pengetahuan lebih mengenai wanita yang sholehah menurut
ajaran dan pandangan islam.Selain iu untuk memperbaiki diri kita sendiri agar menjadi
wanita yang sholehah dan patuh terhadap perintah Allah SWT agar selalu bersyukur atas
nikmat dan karuniannya yagng sudah diberikan untuk kita semua. Menjadi mahasiswi
bertaqwa dan berakhlak mulia bukan perkara susah atau mudah namun tekat dan keyakinan
terhadap pribadi masinng-masing orang.
7.2 Saran
Sebagai seorang mahasiwi muslimah kita harus selalu bersyukur dan berserah diri kepada
Allah SWT, karena Allah tidak pernah membeda-bedakan setiap makhluk ciptannya.
Meskipun dalam keadaan apapun seharusnya kita selalu berdoa kepada Allah agar tetap
menjadi muslimah yang baik.
Oleh karena itu disini saya berharap agar selalu menjadi wanita muslimah yang cantik akhlak
dan cantik kepribadian
1.pendidikan Berbasis Metode Ahlus Sunnah Wal Jama`ah, Syaikh Ahmad Farid Fitrah Mandiri
Sejahterah Surabaya, 2011
3. https//www.slideshare.net/riandha/makalah-pai-batasan-aurat-menurut-al-quran
4. https//dalamislam.com/akhlaq/wanita-muslimah-menurut islam