Anda di halaman 1dari 94

DASAR-DASAR LINGKUNGAN

PERTAMBANGAN
DASAR HUKUM ASPEK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

UUD TAHUN 1945 (Pasal 33


Ayat 3-4)

Undang-Undang Nomor 23 Undang-Undang Nomor 32 Tahun


UU Nomor 4 Tahun 2009 2009 tentang Perlindungan dan
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tentang ttg Pertambangan Pemerintahan Daerah diubah
Mineral dan Batubara terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015

PP Nomor 23 Tahun 2010 tentang


Pelaksanaan Kegiatan Usaha Peraturan Pemerintah Nomor 18 …
Pertambangan Mineral dan Batubara Tahun 2016 tentang Perangkat
PP Nomor 78 Tahun 2010 tentang Daerah
Reklamasi dan Pascatambang

Permen ESDM 26 tahun 2018


Tentang pelaksanaan kaidah
pertambangan yang baik Lampiran V : Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Pertambangan Mineral Dan Batubara

Kepmen ESDM NOMOR 1827 Lampiran VI : Pedoman Pelaksanaan Reklamasi Dan


K/30/MEM/2018 Pedoman Pascatambang Serta Pascaoperasi Pada Kegiatan Usaha
Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan Mineral Dan Batubara
Pertambangan Yang Baik
2
Ruang Lingkup (Kepmen 1827)
1. Pedoman pengelolaan lingkungan hidup pertambangan mineral dan batubara
meliputi:
a. Pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan eksplorasi;
b. Pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan konstruksi;
c. Pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan penambangan;
d. Pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan pengangkutan;
e. Pengelolaan lingkungan hidup kegiatan pengolahan dan /atau pemurnian;
f. Pemantauan lingkungan hidup;
g. Penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup;
h. Sistem pengelolaan perlindungan lingkungan hidup pertambangan; dan
i. Penghargaan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan

2. Ruang lingkup pengelolaan lingkungan hidup pertambangan mineral dan batubara


sebagaimana dimaksud pada angka 1, meliputi kegiatan:
a. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup pertambangan sesuai dengan
dokumen lingkungan hidup;
b. Penanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup apabila terjadi pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup;
ISTILAH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
• Pengelolaan lingkungan hidup pertambangan adalah upaya
penanganan dampak terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan akibat dari kegiatan pertambangan.
• Pemantauan lingkungan hidup pertambangan adalah upaya
pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak
akibat dari kegiatan pertambangan.
• Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus
ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan
hidup.
• Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan.
4
ISTILAH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
• Air asam tambang adalah air yang bersifat asam akibat oksidasi mineral
sulfida pada kegiatan pertambangan.

▪ Settling Pond : Merupakan kolam yang berfungsi untuk mengolah air hasil
kegiatan pertambangan yang mengandung limbah cair agar kondisinya
sebelum dilepas kebadan air diluar wilayah tambang sudah memenuhi baku
mutu lingkungan yang dipersyaratkan pemerintah. Melalui mekanisme fisika
(pengendapan), Kimia (penambahan zat kimia) dan biologi (penguraian
dengan organisme)

▪ Tailing Dam/Pond : Merupakan kolam yang berfungsi untuk mengolah limbah


batuan ataupun tanah halus sisa hasil pengolahan (penggerusan dan ekstraksi)
mineral berharga (tembaga, emas, perak, dsb)

▪ Oil trap : Sistem pengolahan limbah B3 yang bertujuan memisahkan oli


dengan air agar tidak keluar dan mencemari lingkungan.
5
ISTILAH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
▪ Amdal : Analisis mengenai dampak lingkungan hidup adalah kajian mengenai dampak penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
▪ UKL – UPL : Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UKL-UPL) adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan

• Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk
menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat
berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

• Kegiatan Pascatambang, yang selanjutnya disebut Pascatambang, adalah kegiatan terencana,


sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan
untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menuruT kondisi lokal di seluruh
wilayah pertambangan.
6
KARAKTERISTIK KEGIATAN PERTAMBANGAN

➢ Melalui beberapa Tahapan :


• Penyelidikan Umum - Penambangan
• Eksplorasi - Pengolahan dan Pemurnian
• Studi Kelayakan - Pengangkutan dan Penjualan
• Konstruksi - Pascatambang

➢ Sumberdaya tak terbarukan (non renewable)


ISU-ISU PENTING LINGKUNGAN
DI PERTAMBANGAN
• IUP dimiliki oleh pengusaha yang kurang/tidak
memahami karakteristik pengusahaan
pertambangan

• Pekerja tambang kurang kompeten, sehingga


menimbulkan banyak permaslahan

• Isu Lingkungsn sebagai pintu masuk kalangan


tertentu untuk menggugat pertambangan
Dampak Pertambangan Terhadap Lingkungan:
- Terjadi perubahan bentang alam (tamka)
- Gangguan terhadap keseimbangan alam
- Perubahan komunitas alami
- Perubahan iklim mikro
- Perubahan fungsi lahan/tata guna lahan
- Terganggunya siklus alami yang telah berlangsung sebelumnya
- Mempengaruhi kualitas air permukaan dan air tanah
- Penurunan evapotranspirasi
- Penurunan tingkat infiltrasi

9
Perubahan bentang alam akibat open opit

10
11
12
13
Gully erosion
Dampak Pertambangan Terhadap Lingkungan (Cont..)
• Penurunan kekuatan akar tanaman
• Hilangnya lapisan tanah subur (topsoil)
• Longsoran tanah (land slide)
• Erosi dan sedimentasi aliran
• Penambahan limpasan permukaan (surface run-off) sehingga
menyebabkan banjir
• Tailing dari pengolahan logam berpotensi mencemari lingkungan.
(emas yang menggunakan teknik amalgamasi menyebabkan badan air
terkontaminasi merkuri)
• Batuan penutup yang mengandung mineral sulfida bisa menyebabkan
timbulnya air asam tambang
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan

1. Tahap Awal / Perencanaan

➢ Perizinan (tahapan perizinan, jenis perizinan)

➢ Perencanaan teknis pertambangan yang komprehensif dan mengikuti standar

➢ Eksplorasi

➢ Studi Kelayakan

➢ Perlindungan Lingkungan Pertambangan (dokumen Amdal (Andal/RKL/RPL)/UKL-


UPL dan RKTTL)

➢ Identifikasi potensi Air Asam Tambang

➢ Rencana Reklamasi

➢ Rencana Penutupan Tambang 17


Pengelolaan Lingkungan Pertambangan

2. Tahap Operasional

✓ Menerapkan teknologi pertambangan yang sesuai dan benar serta


mengikuti standar teknis berlandaskan efektivitas dan efisiensi
✓ Kestabilan Lereng
• pit /ex pit
• Timbunan batuan penutup
✓ Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
✓ Pengelolaan limbah cair dan tailing
✓ Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (Limbah B3)
✓ Pengelolaan kualitas udara
✓ Pengelolaan Air Asam Tambang (ARD, AMD)
✓ Reklamasi
• Pemulihan fungsi permukaan tanah
• Mencegah banjir/longsor 18
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan

3. Pasca Operasional

➢ Reklamasi
➢ Pengisian bekas tambang
➢ Penimbunan di luar tambang
➢ Bekas jalan tambang
➢ Kolam sedimentasi
➢ Fasilitas penunjang lainnya
➢ Revegetasi
• Pengisian bekas tambang
• Pengisian di luar tambang

➢ Pasca Tambang melalui Perencanaan Penutupan Tambang


19
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan

4. Pemantauan

➢ Kualitas limpasan air permukaan tambang

➢ Kualitas air sungai penerima air limpasan

➢ Kualitas udara

➢ Kestabilan lereng dan tingkat erosi

➢ Kualitas Tanah

➢ Flora dan Fauna

➢ Keberhasilan Reklamasi Lahan Bekas Tambang

➢ Persepsi Masyarakat

22
KARAKTERISTIK LIMBAH PADA KEGIATAN
PERTAMBANGAN
Eksplorasi
✓ Kegiatan
▪ Land clearing
▪ Parit uji, sumur uji, pengeboran
✓ Dampak
Berpotensi membawa aliran permukaan
yang berpotensi membawa sedimen dan
mineral yang terkandung dalam tanah
dan batuan yang dapat menurunkan
kualitas badan air permukaan.
✓ Limbah Utama
▪ Air Permukaan
▪ Air dari Pengeboran
▪ Limbah B3 (Hidrokarbon, Oli)
✓ Parameter Limbah
▪ Air Permukaan: TSS, Fe, pH dan Mn
▪ Limbah B3
Oli/Minyak Pelumas Bekas, Filter
bekas, Material kontaminasi, Battery
bekas,
23
KARAKTERISTIK LIMBAH PADA KEGIATAN
PERTAMBANGAN
Operasi Penambangan
✓ Kegiatan
▪ Land clearing, Penggalian, Peledakan,
Pengangkutan
✓ Dampak
▪ Aliran permukaan berpotensi membawa sedimen dan
mineral yang terkandung dalam tanah dan batuan
yang dapat menurunkan kualitas badan air
permukaan.
▪ Berpotensi menimbulkan partikulat yang dapat
menurunkan kualitas udara ambien disekitar daerah
operasi penambangan
✓ Limbah Utama
▪ Air Permukaan,
▪ Limbah B3 (Hidrokarbon, Oli),
▪ Limbah domestik
▪ Partikulat di Udara
✓ Parameter Limbah
▪ Air Permukaan: TSS, Fe, pH dan Mn
▪ Partikulat (PM10), Karbon Monoksida (CO), Sulfur
dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2);
▪ B3: Oli/Minyak Pelumas Bekas, Filter bekas,
Stationary, Material kontaminasi, Battery bekas,
24
KARAKTERISTIK LIMBAH PADA KEGIATAN
PERTAMBANGAN
Pencucian Batubara
✓ Kegiatan
▪ Pencucian Batubara
▪ Stockpile
✓ Limbah Utama
▪ Air Permukaan
▪ Limbah B3 (Hidrokarbon, Oli)
▪ Air sisa pengolahan
▪ Partikulat di Udara
✓ Parameter Limbah
▪ Air Permukaan: TSS, Fe, pH dan Mn
▪ Partikulat (PM10), Karbon Monoksida
(CO), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen
dioksida (NO2);
▪ Limbah B3
Oli/Minyak Pelumas Bekas, Filter bekas,
Stationary, Material kontaminasi, Battery
bekas,
25
KARAKTERISTIK LIMBAH PADA KEGIATAN
PERTAMBANGAN
Pengolahan dan Pemurnian Mineral
✓ Kegiatan
▪ penggerusan
▪ Smelting, Proses sianidasi,
electrowinning, Pelindian dengan
asam
✓ Limbah Utama
▪ Larutan sisa proses
▪ Tailing
▪ Bijih sisa
▪ Limbah B3 (Hidrokarbon, Oli)
▪ Partikulat di Udara
✓ Parameter Limbah
▪ Air sisa pengolahan: pH,TSS, Cu,Cd,
Zn,Pb,As,Ni,Cr,CN,Hg
▪ Partikulat (PM10), Karbon Monoksida
(CO), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen
dioksida (NO2);
▪ Limbah B3 :Sodium Cyanide,Nitric
Acid (HNO3) , Caustic Soda, Acetone
26
PEMBENTUKAN LIMBAH
Kegiatan pengolahan hasil tambang sangat tergantung pada :
• Proses,
• Bahan baku,
• Energi yang digunakan, dan
• Produk yang dihasilkannya.
Pembentukan Limbah

Bahan baku Bahan baku sekunder: energi,


primer air,dll

Proses
Limbah
Produksi

Produk Limbah

Pemakai Limbah
KLASIFIKASI LIMBAH
Berdasarkan nilai ekonomisnya :
a. Limbah yang mempunyai nilai ekonomis :
Limbah yang dapat diproses lebih lanjut dan menghasilkan
nilai tambah
Contoh : slag dari limbah pengolahan bijih nikel, dan
peleburan besi baja dijadikan pupuk tanaman.

b. Limbah yang tidak mempunyai nilai ekonomis (non


ekonomis):
Limbah yang bila diolah dengan proses bentuk apapun
tidak akan memberikan nilai tambah, kecuali
memudahkan penanganannya. Limbah jenis ini sering
menimbulkan masalah pencemaran dan merusak
lingkungan.
LIMBAH DI AREA KERJA
LIMBAH DI AREA KERJA
JENIS LIMBAH

1. LIMBAH PADAT
a. Limbah Domestik (Workshop, Mess, Klinik, dll)
b. Limbah Workshop (Accu bekas, majun, battrey bekas,
filter)
c. Tailing
2. LIMBAH CAIR
a. Limbah Domestik (workshop, mess, klinik, site, dll)
b. Limbah Tambang (run off, limbah hasil pengolahan)
3. LIMBAH GAS
a. Emisi Bergerak (kendaraan bermotor, alat berat)
b. Emisi Tidak Bergerak (cerobong pabrik)
KARAKTERISTIK LIMBAH
LIMBAH PADAT
Karakteristik fisik
▪ Densitas
Densitas adalah berat per unit volume diekspresikan sebagai kg/m3. Densitas penting karena
dibutuhkan untuk mengetahui total massa dan volume limbah yang harus ditangani.
▪ Kelembaban, kadar air dalam limbah padat.
▪ Ukuran Partikel dan Distribusi
Ukuran dan distribusi komponen limbah penting untuk penanganan, terutama jika akan
digunakan pemisahan cara mekanis spt dengan magnetic separators.
▪ Kapasitas Lapang
Kapasitas lapang adl jumlah total kelembapan yang dapat ditahan dalam limbah pada tekanan
gravitasi. Penting untuk menangani penumpukan limbah.
▪ Permeabilitas limbah
tergantung pada sifat bahan spt ukuran porositas, distribusi, luas permukaan

Karakteristik kimia
Jika limbah akan dibakar dpt diketahui energinya, shg dibutuhkan analisis titik pengabuan, analisis
unsur, analisis proksimat, dan kandungan energi
KARAKTERISTIK LIMBAH
LIMBAH CAIR
Karakteristik fisik
▪ Padatan Tersuspensi (TSS) :
Pada limbah cair terdapat padatan organik dan non organik yang mengendap dan tersuspensi sehingga
bisa mengendap dan menyebabkan pendangkalan.
▪ Kekeruhan (Turbidity) :
Menunjukkan sifat optis dalam air karena terganggunya cahaya matahari saat masuk kedalam air akibat
adanya koloid dan suspensi
▪ Bau
▪ Suhu
Karakteristik kimia
▪ Keasaman (pH)
▪ Logam berat
▪ Nitrogen
▪ BOD
Jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau
mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik
▪ COD
Oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia
baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi
KARAKTERISTIK LIMBAH
LIMBAH GAS
Limbah udara merupakan salah satu jenis limbah yang dihasilkan oleh industri
pertambangan. Limbah tersebut dihasilkan sebagai emisi atmosferik dari industri tersebut.
Jenis komponen yang termasuk ke dalam emisi tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut:

Debu/partikulat
Gas yang diproduksi oleh proses pembakaran, seperti CO, CO2, NOx, SOx, Gas alam seperti
metan, yang banyak dihasilkan pertambangan batu bara

Debu, pada khususnya, memiliki ukuran partikel 1-10000 mikrometer. Debu tersebut
dihasilkan dari aktivitas mekanik pertambangan, seperti pemecahan atau penggerusan
batuan, peledakan area tambang, maupun penanganan massa hasil pertambangan. Pada
umumnya, sumber utama dari limbah udara tersebut adalah akses pertambangan yang
tak diaspal, aktivitas penggalian, pembuangan, operasi sabuk conveyer, serta pembukaan
lahan pertambangan
PENGELOLAAN LIMBAH
Pendekatan Teknologi:
▪ Pengelolaan limbah yang sudah terbentuk :
Usaha dalam mengurangi semaksimal mungkin dampak
negatif dari limbah tersebut.

▪ Teknologi bersih
Teknologi yang dapat mengubah proses, sehingga limbah yang
terbentuk menjadi seminimal mungkin. Diterapkan melalui:
1. Optimisasi proses produksi
2. Modifikasi proses atau jenis bahan baku/energi yang
digunakan
3. Mengganti proses.
PENGELOLAAN LIMBAH

Teknologi Bersih

End of Pipe

Cradle to grave
1. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Pretreatment
• Menyaring padatan yang terapung atau melayang yang terbawa
• Padatan ini dapat berupa lumpur, sisa kain, potongan kayu, pasir, dan lainnya.
• Lapisan minyak dan lemak di atas permukaan air.
• Saringan biasanya kasar, tapi tidak mudah berkarat.

Primary treatment
Menghilangkan padatan halus, zat warna terlarut dan suspensi yang tidak terjaring pada
penyaringan pendahuluan

• Metode utama:
a. pengolahan cara fisika : proses pengendapan atau pengapungan tanpa penambahan
bahan kimia.
b. pengolahan cara kimia : proses pengendapan dengan penambahan bahan kimia.
Faktor penentu keberhasilan proses pengendapan:
• Ukuran partikel,
• Konsentrasi padatan.
• Berat jenis partikel.
• Temperatur limbah cair,
• Retention time, waktu tinggal limbah dalam bak
pengendap.
• Jumlah udara yang kontak dengan air limbah
• Jenis koagulan yang dipergunakan.
Secondary treatment
• Proses biologis untuk menghilangkan bahan organik melalui
oksidasi biokimia.
• Faktor yang berpengaruh:
₋ jumlah limbah cair dan
₋ luas areal.
₋ contoh: reaktor lumpur aktif dan trickling filter

Tertiary treatment
• proses fisika (filtrasi, destilasi, pengapungan, pembekuan,
stripping );
• proses kimia (absorbsi karbon aktif, pengendapan kimia,
pertukaran ion, elektro kimia, oksidasi, dan reduksi) proses
biologis (bakteri, algae, nitrifikasi, dan lainnya).
KEBOCORAN PIPA TAILING
TAILING YANG MENGERING
PENGELOLAAN LIMBAH PERTAMBANGAN
Limbah Cair
Sumber:
Air Permukaan Tambang
Potensi Dampak:
Meningkatkan erosi yang berpotensi Drop Structure Cover Croping
menurunkan Kualitas air pH, TSS, Fe &
Mn
Pengelolaan:
Penjenjangan, kendali erosi dan
Sedimentasi, Pengaturan permukaan
lahan, drop structure, drainase, rip-rap,
Kolam Sedimen Rip Rap
gabion, settling pond, catchment dam,
sump

Sistem Drainase Check Dam


Guludan 45
PENGELOLAAN LIMBAH PERTAMBANGAN

Limbah Cair
Sumber:
Air Asam Tambang
Potensi Dampak:
Tereksposnya mineral sulfida ke udara, air
dan mikroorganisme

Pengelolaan:
Mitigasi AAT:
Karakterisasi geokimia, pemodelan AAT,

Pencegahan:
Dry cover method: enkapsulasi
Wet cover method: wet land

Penanggulangan:
Netralisasi dengan melarutkan material akali
(CaCO3)
46
PENGELOLAAN LIMBAH PERTAMBANGAN
Limbah Cair
Sumber: Daftar Limbah Yang Terdapat Dalam Tailing Pengolahan Emas
Sisa Pengolahan dan Pemurnian Mineral
menghasilkan tailing No Jenis Limbah Sumber Keterangan

1
Potensi Dampak: pH Natural Dari Waste Ore
2 TSS Natural Dari Waste Ore
Menurunkan kualitas air
3
Tembaga (Cu) Natural Dari Waste Ore
Pengelolaan:
4
Cadmium (Cd) Natural Dari Waste Ore
- Detoksifikasi 5 Seng (Zn) Natural Dari Waste Ore
- Reused, Reduce, Recycle 6 Timbal (Pb) Natural Dari Waste Ore
7 Nikel (Ni) Natural Dari Waste Ore
- Penimbunan:
8
Tailing Storage Facilities Cromium (Cr) Natural Dari Waste Ore

9
Submarine Tailing Disposal Selenium (Se) Natural Dari Waste Ore
10 Arsen (As) Natural Dari Waste Ore
11 Besi (Fe) Natural Dari Waste Ore

12
Mangan (Mn) Natural Dari Waste Ore

13
Air Raksa (Hg) Natural Dari Waste Ore dan bekas PETI
14 Sianida (CN) NaCN Proses
15 Khlorida (Cl) HCL Proses
16 Sulfat (SO4) H2SO4 Proses
17 H2O2 Proses
47
PENGELOLAAN LIMBAH PERTAMBANGAN
Limbah Padat
Sumber:
Limbah domestik (kaleng, botol, dll),
bengkel (scrap)

Potensi Dampak:
Menurunkan kualitas lingkungan dan
berpotensi menjadi pencemar

Pengelolaan:
Reused, Reduce, Recycling
Pengelolaan sampah tepadu:
• Pemisahan (organik + non organik)
• Membuat kompos dan daur ulang
• Pemanfaatan lain dari sampah
• Incinerasi

48
PENGELOLAAN LIMBAH PERTAMBANGAN
Limbah Gas
Sumber:
Jalan Hauling yang tak diaspal, aktivitas
penggalian, pembuangan, operasi sabuk
conveyer, serta pembukaan lahan
pertambangan.
Pembakaran bahan bakar, PLTU batubara
Penyiraman jalan tambang

Potensi Dampak:
Menurunkan kualitas udara ambien

Pengelolaan:
Pengaspalan
Penyiraman
Dust Cover Building
Flue Gas Desulpurization, DeNOx, Dust
Collector, Electrostatic Precipitator (ESP) dan
Fabric Filter (FF
49
LIMBAH PADAT

Hasil buangan suatu kegiatan pengolahan hasil tambang yang


berupa padatan atau lumpur.
• Limbah padat dapat di daur ulang, misalnya plastik, potongan
logam, dan limbah padat yang tidak mempunyai nilai
ekonomis.
• Pembentukan limbah padat dalam kegiatan pengolahan hasil
tambang:
₋ Limbah padat yang langsung dihasilkan oleh proses
pengolahan,
₋ Limbah padat yang terbawa dalam bentuk lumpur (mud,
slurry).
₋ Limbah padat yang terbawa oleh gas buang dengan Jumlah
yang cukup besar.
PENANGGULANGAN LIMBAH PADAT
Usaha mengatasi masalah yang timbul karena adanya limbah padat.
• Pemindahan atau pembuangan
a. Sifat fisik dari limbah yang harus dipindahkan atau dibuang
b. Sistem transportasi
c. Tempat pembuangan
PEMANFAATAN LIMBAH PADAT
Penggunaan limbah padat menjadi :
₋ bahan-bahan yang bermanfaat
₋ bahan pengisi/tanah-urug dalam pematangan tanah, untuk
pengerasan jalan dan pengisian lubang-lubang tambang.
₋ pupuk tanaman (khususnya terak)
₋ pembuatan terak (slag wool)
PENANGANAN LIMBAH PADAT
A. Pengisian tanah (landfill)
Termurah dari semua cara penanganan limbah padat dalam jumlah besar.
Pemilihan lokasi pengisian tanah
a. Kondisi lokasi penanganan limbah
• Cukup luas untuk menampung limbah selama kegiatan berlangsung
(berjalan).
• Dekat dengan fasilitas produksi.
• Bukan daerah gempa, longsor, dan mempunyai pergerakan tanah
yang sekecil mungkin.
b. Keadaan lingkungan
• Lokasi pengisian tanah berjarak paling sedikit 100 m. dari DAS
• Tidak kontak langsung dengan genangan air.
• Harus diusahakan sekecil mungkin mengeluarkan bau yg tidak sedap.
• tidak berada di daerah-daerah archeologi, bersejarah, dan sebagainya.
c. Legal (diakui secara hukum
Lokasi tidak bertentangan dengan izin pemerintah.
d. Faktor Ekonomi
biaya operasi yang serendah mungkin.
PENANGANAN LIMBAH PADAT
B. Cara lapang
Sangat cocok untuk tanah yang datar atau sedikit miring,
dapat digunakan untuk lembah dan jurang.

Pengisian tanah dengan cara lapang :


- Penyebaran dan pengompakan limbah dengan
menggunakan alat-alat berat seperti bulldozer.
- Kemudian dilakukan penutupan limbah padat
tersebut dengan lapisan tanah (untuk melindungi
limbah padat supaya tidak berhamburan, menjaga
dari aliran air permukaan, menghilangkan masalah
insekta, dan juga menjaga kebersihan.
PENANGANAN LIMBAH PADAT
C. Cara parit
• Sangat cocok untuk tanah datar atau sedikit miring
• Permukaan air tanah tidak dekat dengan dasar dari ternpat
pengisian
Pengisian tanah dengan cara parit.
• buat parit
• masukkan limbah padat dimasukkan ke dalam parit
tersebut.
• dipadatkan dengan bulldozer memadatkan
(pengompakan) dan dilapisi dengan tanah penutup yang
berasal dari penggalian parit.

D. Cara miring
Umumnya digunakan bersama-sama cara lapang dan parit.
• Limbah padat dimasukkan dari sisi miring, dan disebarkan
sepanjang sisi miring tersebut dikompakkan, dan ditutup
tanah penutup
Pengertian :
AIR ASAM TAMBANG (AAT)
Air asam tambang atau (AAT, ARD AMD) adalah istilah umum yang digunakan untuk
menyebutkan air lindian (leachate), rembesan (seepage) atau aliran (drainage). Air
ini terjadi akibat pengaruh oksidasi alamiah mineral sulfida (mineral belerang) yang
terkandung dalam batuan yang terpapar selama penambangan
Pembentukan :
Air asam tambang (AAT, AMD, ARD) adalah air yang bersifat asam (tingkat keasaman
yang tinggi dan sering ditandai dengan nilai pH yang rendah dibawah 5) sebagai hasil
dari oksidasi mineral sulfida yang terpajan atau terdedah (exposed) di udara dengan
kehadiran air.
Oxygen
Water
H 20
Pyrite
Bacteria
Sulfuric
Acid
Images: USGS, DeAtley Design - modified
• Pembentukan AAT sekali telah terjadi akan sulit untuk dihentikan, karena
merupakan suatu proses yang kontinyu sampai salah satu reaktannya habis.
• Pengalaman dari berbagai kasus di dunia, masalah AAT dapat berdampak jangka
panjang bisa lebih panjang daripada life of mine
• Pembentukan AAT dimungkinkan karena tersedianya:
- Mineral sulfida – sumber sulfur/asam
- Oksigen (dalam udara) – pengoksidasi
- Air – pencucian hasil oksidasi
MINERAL PEMBENTUK AAT MINERAL PENETRAL AAT
• Pirit (FeS2)
• Markasit (FeS²) • Kalkopirit (CuFeS²) • Kalsit (100%) CaCO³ • Ankerit (108 %) CaF (CO³)²
• Siderit (116%) FeCO³ • Dolomit (92 %) MgCa (CO³)
• Kalkosit (CU²S) • Molibdenit (MoS²)
• Rodokrosit (115%) MnCO³ • Malakit (74 %) CuCO³ (OH²)
• Kovelit (CuS) • Sinabar (HgS) • Magnesit (48%) MgCO³ • Manganit (88 %) MnOOH
• Galena (PbS) • Witerit ( 196% ) BaCO³ • Limonit/Goetit (89 % )
• Spalerit (ZnS FeOOH
P
E
R
M
A
S
A
L
A
H
A
N
SEMESTINYA
Water Cover Processes
Example Waste Rock Encapsulation Strategy
Example Waste Rock Encapsulation Strategy
Dry Cover Method
Penanganan AAT-Treatment
Pengolahan AAT
Active Treatment Technology
Active Treatment Technology
Alkali Materials and Compounds Applied to ARD Treatment
Passive Treatment
Passive Treatment Systems
Constructed wetland
In situ Treatment Technologies

•Approach 1 - Spreading of the alkali material in a powder or slurry form across the full aerial extent of the pit lake.
This relies on the even spreading of the alkali material and sufficient mixing and contact time between the alkali
material and the ARD. Unreacted alkali material will drop to the pit floor, with associated neutralization reaction
products such as metal precipitates.
•Approach 2 - Abstracting the pit water and pumping/flowing the water across or through an alkali mix device for
blending and dissolution of alkali material. The pit water and alkali blend stream is then returned to the pit for
completion of the neutralization reactions, precipitation of metals, and dispersion of the alkali material.
•Approach 3 – Adding alkali material in the early stages of pit flooding as water is entering the pit or workings.
Pemantauan
Pemantauan
LIMBAH B3
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
1. Sumber Limbah B3 :
a. Sumber Tidak Spesifik
Limbah B3 yang pada umumnya berasal bukan dari proses utamanya, tetapi
berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi (inhibator
korosi), pelarutan kerak, pengemasan, dan lain-lain. (Tabel 1)
b. Sumber Spesifik
Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat
ditentukan (Tabel 2)
c. Bahan Kimia Kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, buangan produk yang tidak
memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan kembali
(Tabel 3)
2. Identifikasi Limbah B3
▪ Sumbernya dan atau
▪ Uji Karakteristik, dan atau
▪ Uji Toksikologi, dan atau

Daftar limbah dengan kode limbah D222 dapat dinyatakan limbah B3 setelah
dilakukan uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) dan/atau uji
karakteristik
78
PENGERTIAN LIMBAH B3

Menurut PP No. 101 Tahun 2014


Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain
yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Intinya adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan atau sifat dan atau
jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan
lingkungan, apapun jenis sisa bahannya.
IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI LIMBAH
LIMBAH LIMBAH B3 & LIMBAH NON B3

BERACUN
MENGANDUNG BAHAN BERACUN YANG MENYEBABKAN KEMATIAN MELALUI PERNAFASAN, KULIT DAN
PENGHIRUPAN

Tidak
MUDAH MELEDAK MENGHASILKAN GAS (SUHU DAN TEKANAN TINGGI), KERUSAKAN DISEKITAR AREA

Tidak
REAKTIF MENERIMA/MELEPASKAN O2, TIDAK STABIL PADA SAAT TINGGI

Tidak
MUDAH TERBAKAR MUDAH TERBAKAR DIDEKAT SUMBER API

Tidak
INFEKSIUS MENGANDUNG BAKTERI, VIRUS DLL

Tidak
KOROSIF pH < 2 & pH > 12.5

Tidak

Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
DAFTAR LIMBAH
Tidak
Gagal
LIMBAH B3 TCLP/LD50
Lulus
LIMBAH NON B3
PENGELOLAAN LIMBAH B3

Sumber: Ir Haruki Agustina M. Eng. Eng. Sc


85
Perijinan dalam Limbah B3

89
Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
BANGUNAN PENYIMPANAN LIMBAH :

1. Terlindung dari hujan baik langsung maupun


tidak langsung
2. Sirkulasi udara yang baik
3. Terbuat dari bahan yang tidak mudah
terbakar
4. Lantai memiliki kemiringan
5. Terdapat parit disekeliling bangunan
Penyimpanan Limbah B3

1. Penyimpanan bersifat sementara


2. Lokasi (bebas banjir, tdk rawan bencana, diluar kawasan lindung)
3. Kemasan
1. Sesuai dengan karakteristik limbah
2. Kondisi baik
3. Simbol dan label (kepka No.05/1995)

4. Rancang bangun tempat penyimpanan


1. Sesuai dengan karakteristik limbah
2. Lantai kedap & landai ke arah pit pengumpul
3. Minimisasi potensi leachate
4. Ventilasi memadai
5. Pit pengumpul

5. Disesuaikan dengan jumlah & karakteristik limbah B3


6. Memiliki standar operasional prosedur
7. Memiliki emergensi response system
8. Memiliki izin penyimpanan sementara

91
Tata Cara Penyimpanan Limbah B3
• Penyimpanan kemasan limbah B3
– Penyimpanan kemasan harus dibuat dengan sistem blok. Setiap blok
terdiri atas 2 (dua) x 2 (dua) kemasan
– Lebar gang antar blok harus memenuhi persyaratan peruntukannya.
Lebar gang untuk lalu-lintas manusia minimal 60 cm
– Penumpukan kemasan limbah B3 harus mempertimbangkan
kestabilan tumpukan kemasan. Jika kemasan berupa drum logam (isi
200 liter), maka tumpukan maksimum adalah 3 (tiga) lapis dengan tiap
lapis dialasi palet (setiap palet mengalasi 4 drum). Jika tumpukan lebih
dari 3 (tiga) lapis atau kemasan terbuat dari plastik, maka harus
dipergunakan rak
– Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar
terhadap atap dan dinding bangunan penyimpanan tidak boleh kurang
dari 1 (satu) meter.
– Kemasan-kemasan berisi limbah B3 yang tidak saling cocok harus
disimpan secara terpisah, tidak dalam satu blok, dan tidak dalam
bagian penyimpanan yang sama.

92
Tata Cara Penyimpanan Limbah B3
Tata Cara Penyimpanan Limbah B3
• Penempatan tangki
– Disekitar tangki harus dibuat tanggul dengan dilengkapi
saluran pembuangan yang menuju bak penampung.
– Bak penampung harus kedap air dan mampu menampung
cairan minimal 110% dari kapasitas maksimum volume tangki.
– Tangki harus diatur sedemikian rupa sehingga bila terguling
akan terjadi di daerah tanggul dan tidak akan menimpa tangki
lain.

93
TERIMA KASIH

Quotes:
“Only because we’re in MINING BUSINESS,
It doesn’t mean, we can’t live
HARMONIOUSLY WITH ENVIRONMENT”

Anda mungkin juga menyukai