Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan
PERTAMBANGAN
DASAR HUKUM ASPEK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
▪ Settling Pond : Merupakan kolam yang berfungsi untuk mengolah air hasil
kegiatan pertambangan yang mengandung limbah cair agar kondisinya
sebelum dilepas kebadan air diluar wilayah tambang sudah memenuhi baku
mutu lingkungan yang dipersyaratkan pemerintah. Melalui mekanisme fisika
(pengendapan), Kimia (penambahan zat kimia) dan biologi (penguraian
dengan organisme)
• Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk
menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat
berfungsi kembali sesuai peruntukannya.
9
Perubahan bentang alam akibat open opit
10
11
12
13
Gully erosion
Dampak Pertambangan Terhadap Lingkungan (Cont..)
• Penurunan kekuatan akar tanaman
• Hilangnya lapisan tanah subur (topsoil)
• Longsoran tanah (land slide)
• Erosi dan sedimentasi aliran
• Penambahan limpasan permukaan (surface run-off) sehingga
menyebabkan banjir
• Tailing dari pengolahan logam berpotensi mencemari lingkungan.
(emas yang menggunakan teknik amalgamasi menyebabkan badan air
terkontaminasi merkuri)
• Batuan penutup yang mengandung mineral sulfida bisa menyebabkan
timbulnya air asam tambang
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan
➢ Eksplorasi
➢ Studi Kelayakan
➢ Rencana Reklamasi
2. Tahap Operasional
3. Pasca Operasional
➢ Reklamasi
➢ Pengisian bekas tambang
➢ Penimbunan di luar tambang
➢ Bekas jalan tambang
➢ Kolam sedimentasi
➢ Fasilitas penunjang lainnya
➢ Revegetasi
• Pengisian bekas tambang
• Pengisian di luar tambang
4. Pemantauan
➢ Kualitas udara
➢ Kualitas Tanah
➢ Persepsi Masyarakat
22
KARAKTERISTIK LIMBAH PADA KEGIATAN
PERTAMBANGAN
Eksplorasi
✓ Kegiatan
▪ Land clearing
▪ Parit uji, sumur uji, pengeboran
✓ Dampak
Berpotensi membawa aliran permukaan
yang berpotensi membawa sedimen dan
mineral yang terkandung dalam tanah
dan batuan yang dapat menurunkan
kualitas badan air permukaan.
✓ Limbah Utama
▪ Air Permukaan
▪ Air dari Pengeboran
▪ Limbah B3 (Hidrokarbon, Oli)
✓ Parameter Limbah
▪ Air Permukaan: TSS, Fe, pH dan Mn
▪ Limbah B3
Oli/Minyak Pelumas Bekas, Filter
bekas, Material kontaminasi, Battery
bekas,
23
KARAKTERISTIK LIMBAH PADA KEGIATAN
PERTAMBANGAN
Operasi Penambangan
✓ Kegiatan
▪ Land clearing, Penggalian, Peledakan,
Pengangkutan
✓ Dampak
▪ Aliran permukaan berpotensi membawa sedimen dan
mineral yang terkandung dalam tanah dan batuan
yang dapat menurunkan kualitas badan air
permukaan.
▪ Berpotensi menimbulkan partikulat yang dapat
menurunkan kualitas udara ambien disekitar daerah
operasi penambangan
✓ Limbah Utama
▪ Air Permukaan,
▪ Limbah B3 (Hidrokarbon, Oli),
▪ Limbah domestik
▪ Partikulat di Udara
✓ Parameter Limbah
▪ Air Permukaan: TSS, Fe, pH dan Mn
▪ Partikulat (PM10), Karbon Monoksida (CO), Sulfur
dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2);
▪ B3: Oli/Minyak Pelumas Bekas, Filter bekas,
Stationary, Material kontaminasi, Battery bekas,
24
KARAKTERISTIK LIMBAH PADA KEGIATAN
PERTAMBANGAN
Pencucian Batubara
✓ Kegiatan
▪ Pencucian Batubara
▪ Stockpile
✓ Limbah Utama
▪ Air Permukaan
▪ Limbah B3 (Hidrokarbon, Oli)
▪ Air sisa pengolahan
▪ Partikulat di Udara
✓ Parameter Limbah
▪ Air Permukaan: TSS, Fe, pH dan Mn
▪ Partikulat (PM10), Karbon Monoksida
(CO), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen
dioksida (NO2);
▪ Limbah B3
Oli/Minyak Pelumas Bekas, Filter bekas,
Stationary, Material kontaminasi, Battery
bekas,
25
KARAKTERISTIK LIMBAH PADA KEGIATAN
PERTAMBANGAN
Pengolahan dan Pemurnian Mineral
✓ Kegiatan
▪ penggerusan
▪ Smelting, Proses sianidasi,
electrowinning, Pelindian dengan
asam
✓ Limbah Utama
▪ Larutan sisa proses
▪ Tailing
▪ Bijih sisa
▪ Limbah B3 (Hidrokarbon, Oli)
▪ Partikulat di Udara
✓ Parameter Limbah
▪ Air sisa pengolahan: pH,TSS, Cu,Cd,
Zn,Pb,As,Ni,Cr,CN,Hg
▪ Partikulat (PM10), Karbon Monoksida
(CO), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen
dioksida (NO2);
▪ Limbah B3 :Sodium Cyanide,Nitric
Acid (HNO3) , Caustic Soda, Acetone
26
PEMBENTUKAN LIMBAH
Kegiatan pengolahan hasil tambang sangat tergantung pada :
• Proses,
• Bahan baku,
• Energi yang digunakan, dan
• Produk yang dihasilkannya.
Pembentukan Limbah
Proses
Limbah
Produksi
Produk Limbah
Pemakai Limbah
KLASIFIKASI LIMBAH
Berdasarkan nilai ekonomisnya :
a. Limbah yang mempunyai nilai ekonomis :
Limbah yang dapat diproses lebih lanjut dan menghasilkan
nilai tambah
Contoh : slag dari limbah pengolahan bijih nikel, dan
peleburan besi baja dijadikan pupuk tanaman.
1. LIMBAH PADAT
a. Limbah Domestik (Workshop, Mess, Klinik, dll)
b. Limbah Workshop (Accu bekas, majun, battrey bekas,
filter)
c. Tailing
2. LIMBAH CAIR
a. Limbah Domestik (workshop, mess, klinik, site, dll)
b. Limbah Tambang (run off, limbah hasil pengolahan)
3. LIMBAH GAS
a. Emisi Bergerak (kendaraan bermotor, alat berat)
b. Emisi Tidak Bergerak (cerobong pabrik)
KARAKTERISTIK LIMBAH
LIMBAH PADAT
Karakteristik fisik
▪ Densitas
Densitas adalah berat per unit volume diekspresikan sebagai kg/m3. Densitas penting karena
dibutuhkan untuk mengetahui total massa dan volume limbah yang harus ditangani.
▪ Kelembaban, kadar air dalam limbah padat.
▪ Ukuran Partikel dan Distribusi
Ukuran dan distribusi komponen limbah penting untuk penanganan, terutama jika akan
digunakan pemisahan cara mekanis spt dengan magnetic separators.
▪ Kapasitas Lapang
Kapasitas lapang adl jumlah total kelembapan yang dapat ditahan dalam limbah pada tekanan
gravitasi. Penting untuk menangani penumpukan limbah.
▪ Permeabilitas limbah
tergantung pada sifat bahan spt ukuran porositas, distribusi, luas permukaan
Karakteristik kimia
Jika limbah akan dibakar dpt diketahui energinya, shg dibutuhkan analisis titik pengabuan, analisis
unsur, analisis proksimat, dan kandungan energi
KARAKTERISTIK LIMBAH
LIMBAH CAIR
Karakteristik fisik
▪ Padatan Tersuspensi (TSS) :
Pada limbah cair terdapat padatan organik dan non organik yang mengendap dan tersuspensi sehingga
bisa mengendap dan menyebabkan pendangkalan.
▪ Kekeruhan (Turbidity) :
Menunjukkan sifat optis dalam air karena terganggunya cahaya matahari saat masuk kedalam air akibat
adanya koloid dan suspensi
▪ Bau
▪ Suhu
Karakteristik kimia
▪ Keasaman (pH)
▪ Logam berat
▪ Nitrogen
▪ BOD
Jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau
mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik
▪ COD
Oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia
baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi
KARAKTERISTIK LIMBAH
LIMBAH GAS
Limbah udara merupakan salah satu jenis limbah yang dihasilkan oleh industri
pertambangan. Limbah tersebut dihasilkan sebagai emisi atmosferik dari industri tersebut.
Jenis komponen yang termasuk ke dalam emisi tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut:
Debu/partikulat
Gas yang diproduksi oleh proses pembakaran, seperti CO, CO2, NOx, SOx, Gas alam seperti
metan, yang banyak dihasilkan pertambangan batu bara
Debu, pada khususnya, memiliki ukuran partikel 1-10000 mikrometer. Debu tersebut
dihasilkan dari aktivitas mekanik pertambangan, seperti pemecahan atau penggerusan
batuan, peledakan area tambang, maupun penanganan massa hasil pertambangan. Pada
umumnya, sumber utama dari limbah udara tersebut adalah akses pertambangan yang
tak diaspal, aktivitas penggalian, pembuangan, operasi sabuk conveyer, serta pembukaan
lahan pertambangan
PENGELOLAAN LIMBAH
Pendekatan Teknologi:
▪ Pengelolaan limbah yang sudah terbentuk :
Usaha dalam mengurangi semaksimal mungkin dampak
negatif dari limbah tersebut.
▪ Teknologi bersih
Teknologi yang dapat mengubah proses, sehingga limbah yang
terbentuk menjadi seminimal mungkin. Diterapkan melalui:
1. Optimisasi proses produksi
2. Modifikasi proses atau jenis bahan baku/energi yang
digunakan
3. Mengganti proses.
PENGELOLAAN LIMBAH
Teknologi Bersih
End of Pipe
Cradle to grave
1. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Pretreatment
• Menyaring padatan yang terapung atau melayang yang terbawa
• Padatan ini dapat berupa lumpur, sisa kain, potongan kayu, pasir, dan lainnya.
• Lapisan minyak dan lemak di atas permukaan air.
• Saringan biasanya kasar, tapi tidak mudah berkarat.
Primary treatment
Menghilangkan padatan halus, zat warna terlarut dan suspensi yang tidak terjaring pada
penyaringan pendahuluan
• Metode utama:
a. pengolahan cara fisika : proses pengendapan atau pengapungan tanpa penambahan
bahan kimia.
b. pengolahan cara kimia : proses pengendapan dengan penambahan bahan kimia.
Faktor penentu keberhasilan proses pengendapan:
• Ukuran partikel,
• Konsentrasi padatan.
• Berat jenis partikel.
• Temperatur limbah cair,
• Retention time, waktu tinggal limbah dalam bak
pengendap.
• Jumlah udara yang kontak dengan air limbah
• Jenis koagulan yang dipergunakan.
Secondary treatment
• Proses biologis untuk menghilangkan bahan organik melalui
oksidasi biokimia.
• Faktor yang berpengaruh:
₋ jumlah limbah cair dan
₋ luas areal.
₋ contoh: reaktor lumpur aktif dan trickling filter
Tertiary treatment
• proses fisika (filtrasi, destilasi, pengapungan, pembekuan,
stripping );
• proses kimia (absorbsi karbon aktif, pengendapan kimia,
pertukaran ion, elektro kimia, oksidasi, dan reduksi) proses
biologis (bakteri, algae, nitrifikasi, dan lainnya).
KEBOCORAN PIPA TAILING
TAILING YANG MENGERING
PENGELOLAAN LIMBAH PERTAMBANGAN
Limbah Cair
Sumber:
Air Permukaan Tambang
Potensi Dampak:
Meningkatkan erosi yang berpotensi Drop Structure Cover Croping
menurunkan Kualitas air pH, TSS, Fe &
Mn
Pengelolaan:
Penjenjangan, kendali erosi dan
Sedimentasi, Pengaturan permukaan
lahan, drop structure, drainase, rip-rap,
Kolam Sedimen Rip Rap
gabion, settling pond, catchment dam,
sump
Limbah Cair
Sumber:
Air Asam Tambang
Potensi Dampak:
Tereksposnya mineral sulfida ke udara, air
dan mikroorganisme
Pengelolaan:
Mitigasi AAT:
Karakterisasi geokimia, pemodelan AAT,
Pencegahan:
Dry cover method: enkapsulasi
Wet cover method: wet land
Penanggulangan:
Netralisasi dengan melarutkan material akali
(CaCO3)
46
PENGELOLAAN LIMBAH PERTAMBANGAN
Limbah Cair
Sumber: Daftar Limbah Yang Terdapat Dalam Tailing Pengolahan Emas
Sisa Pengolahan dan Pemurnian Mineral
menghasilkan tailing No Jenis Limbah Sumber Keterangan
1
Potensi Dampak: pH Natural Dari Waste Ore
2 TSS Natural Dari Waste Ore
Menurunkan kualitas air
3
Tembaga (Cu) Natural Dari Waste Ore
Pengelolaan:
4
Cadmium (Cd) Natural Dari Waste Ore
- Detoksifikasi 5 Seng (Zn) Natural Dari Waste Ore
- Reused, Reduce, Recycle 6 Timbal (Pb) Natural Dari Waste Ore
7 Nikel (Ni) Natural Dari Waste Ore
- Penimbunan:
8
Tailing Storage Facilities Cromium (Cr) Natural Dari Waste Ore
9
Submarine Tailing Disposal Selenium (Se) Natural Dari Waste Ore
10 Arsen (As) Natural Dari Waste Ore
11 Besi (Fe) Natural Dari Waste Ore
12
Mangan (Mn) Natural Dari Waste Ore
13
Air Raksa (Hg) Natural Dari Waste Ore dan bekas PETI
14 Sianida (CN) NaCN Proses
15 Khlorida (Cl) HCL Proses
16 Sulfat (SO4) H2SO4 Proses
17 H2O2 Proses
47
PENGELOLAAN LIMBAH PERTAMBANGAN
Limbah Padat
Sumber:
Limbah domestik (kaleng, botol, dll),
bengkel (scrap)
Potensi Dampak:
Menurunkan kualitas lingkungan dan
berpotensi menjadi pencemar
Pengelolaan:
Reused, Reduce, Recycling
Pengelolaan sampah tepadu:
• Pemisahan (organik + non organik)
• Membuat kompos dan daur ulang
• Pemanfaatan lain dari sampah
• Incinerasi
48
PENGELOLAAN LIMBAH PERTAMBANGAN
Limbah Gas
Sumber:
Jalan Hauling yang tak diaspal, aktivitas
penggalian, pembuangan, operasi sabuk
conveyer, serta pembukaan lahan
pertambangan.
Pembakaran bahan bakar, PLTU batubara
Penyiraman jalan tambang
Potensi Dampak:
Menurunkan kualitas udara ambien
Pengelolaan:
Pengaspalan
Penyiraman
Dust Cover Building
Flue Gas Desulpurization, DeNOx, Dust
Collector, Electrostatic Precipitator (ESP) dan
Fabric Filter (FF
49
LIMBAH PADAT
D. Cara miring
Umumnya digunakan bersama-sama cara lapang dan parit.
• Limbah padat dimasukkan dari sisi miring, dan disebarkan
sepanjang sisi miring tersebut dikompakkan, dan ditutup
tanah penutup
Pengertian :
AIR ASAM TAMBANG (AAT)
Air asam tambang atau (AAT, ARD AMD) adalah istilah umum yang digunakan untuk
menyebutkan air lindian (leachate), rembesan (seepage) atau aliran (drainage). Air
ini terjadi akibat pengaruh oksidasi alamiah mineral sulfida (mineral belerang) yang
terkandung dalam batuan yang terpapar selama penambangan
Pembentukan :
Air asam tambang (AAT, AMD, ARD) adalah air yang bersifat asam (tingkat keasaman
yang tinggi dan sering ditandai dengan nilai pH yang rendah dibawah 5) sebagai hasil
dari oksidasi mineral sulfida yang terpajan atau terdedah (exposed) di udara dengan
kehadiran air.
Oxygen
Water
H 20
Pyrite
Bacteria
Sulfuric
Acid
Images: USGS, DeAtley Design - modified
• Pembentukan AAT sekali telah terjadi akan sulit untuk dihentikan, karena
merupakan suatu proses yang kontinyu sampai salah satu reaktannya habis.
• Pengalaman dari berbagai kasus di dunia, masalah AAT dapat berdampak jangka
panjang bisa lebih panjang daripada life of mine
• Pembentukan AAT dimungkinkan karena tersedianya:
- Mineral sulfida – sumber sulfur/asam
- Oksigen (dalam udara) – pengoksidasi
- Air – pencucian hasil oksidasi
MINERAL PEMBENTUK AAT MINERAL PENETRAL AAT
• Pirit (FeS2)
• Markasit (FeS²) • Kalkopirit (CuFeS²) • Kalsit (100%) CaCO³ • Ankerit (108 %) CaF (CO³)²
• Siderit (116%) FeCO³ • Dolomit (92 %) MgCa (CO³)
• Kalkosit (CU²S) • Molibdenit (MoS²)
• Rodokrosit (115%) MnCO³ • Malakit (74 %) CuCO³ (OH²)
• Kovelit (CuS) • Sinabar (HgS) • Magnesit (48%) MgCO³ • Manganit (88 %) MnOOH
• Galena (PbS) • Witerit ( 196% ) BaCO³ • Limonit/Goetit (89 % )
• Spalerit (ZnS FeOOH
P
E
R
M
A
S
A
L
A
H
A
N
SEMESTINYA
Water Cover Processes
Example Waste Rock Encapsulation Strategy
Example Waste Rock Encapsulation Strategy
Dry Cover Method
Penanganan AAT-Treatment
Pengolahan AAT
Active Treatment Technology
Active Treatment Technology
Alkali Materials and Compounds Applied to ARD Treatment
Passive Treatment
Passive Treatment Systems
Constructed wetland
In situ Treatment Technologies
•Approach 1 - Spreading of the alkali material in a powder or slurry form across the full aerial extent of the pit lake.
This relies on the even spreading of the alkali material and sufficient mixing and contact time between the alkali
material and the ARD. Unreacted alkali material will drop to the pit floor, with associated neutralization reaction
products such as metal precipitates.
•Approach 2 - Abstracting the pit water and pumping/flowing the water across or through an alkali mix device for
blending and dissolution of alkali material. The pit water and alkali blend stream is then returned to the pit for
completion of the neutralization reactions, precipitation of metals, and dispersion of the alkali material.
•Approach 3 – Adding alkali material in the early stages of pit flooding as water is entering the pit or workings.
Pemantauan
Pemantauan
LIMBAH B3
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
1. Sumber Limbah B3 :
a. Sumber Tidak Spesifik
Limbah B3 yang pada umumnya berasal bukan dari proses utamanya, tetapi
berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi (inhibator
korosi), pelarutan kerak, pengemasan, dan lain-lain. (Tabel 1)
b. Sumber Spesifik
Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat
ditentukan (Tabel 2)
c. Bahan Kimia Kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, buangan produk yang tidak
memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan kembali
(Tabel 3)
2. Identifikasi Limbah B3
▪ Sumbernya dan atau
▪ Uji Karakteristik, dan atau
▪ Uji Toksikologi, dan atau
Daftar limbah dengan kode limbah D222 dapat dinyatakan limbah B3 setelah
dilakukan uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) dan/atau uji
karakteristik
78
PENGERTIAN LIMBAH B3
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain
yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Intinya adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan atau sifat dan atau
jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan
lingkungan, apapun jenis sisa bahannya.
IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI LIMBAH
LIMBAH LIMBAH B3 & LIMBAH NON B3
BERACUN
MENGANDUNG BAHAN BERACUN YANG MENYEBABKAN KEMATIAN MELALUI PERNAFASAN, KULIT DAN
PENGHIRUPAN
Tidak
MUDAH MELEDAK MENGHASILKAN GAS (SUHU DAN TEKANAN TINGGI), KERUSAKAN DISEKITAR AREA
Tidak
REAKTIF MENERIMA/MELEPASKAN O2, TIDAK STABIL PADA SAAT TINGGI
Tidak
MUDAH TERBAKAR MUDAH TERBAKAR DIDEKAT SUMBER API
Tidak
INFEKSIUS MENGANDUNG BAKTERI, VIRUS DLL
Tidak
KOROSIF pH < 2 & pH > 12.5
Tidak
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
DAFTAR LIMBAH
Tidak
Gagal
LIMBAH B3 TCLP/LD50
Lulus
LIMBAH NON B3
PENGELOLAAN LIMBAH B3
89
Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
BANGUNAN PENYIMPANAN LIMBAH :
91
Tata Cara Penyimpanan Limbah B3
• Penyimpanan kemasan limbah B3
– Penyimpanan kemasan harus dibuat dengan sistem blok. Setiap blok
terdiri atas 2 (dua) x 2 (dua) kemasan
– Lebar gang antar blok harus memenuhi persyaratan peruntukannya.
Lebar gang untuk lalu-lintas manusia minimal 60 cm
– Penumpukan kemasan limbah B3 harus mempertimbangkan
kestabilan tumpukan kemasan. Jika kemasan berupa drum logam (isi
200 liter), maka tumpukan maksimum adalah 3 (tiga) lapis dengan tiap
lapis dialasi palet (setiap palet mengalasi 4 drum). Jika tumpukan lebih
dari 3 (tiga) lapis atau kemasan terbuat dari plastik, maka harus
dipergunakan rak
– Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar
terhadap atap dan dinding bangunan penyimpanan tidak boleh kurang
dari 1 (satu) meter.
– Kemasan-kemasan berisi limbah B3 yang tidak saling cocok harus
disimpan secara terpisah, tidak dalam satu blok, dan tidak dalam
bagian penyimpanan yang sama.
92
Tata Cara Penyimpanan Limbah B3
Tata Cara Penyimpanan Limbah B3
• Penempatan tangki
– Disekitar tangki harus dibuat tanggul dengan dilengkapi
saluran pembuangan yang menuju bak penampung.
– Bak penampung harus kedap air dan mampu menampung
cairan minimal 110% dari kapasitas maksimum volume tangki.
– Tangki harus diatur sedemikian rupa sehingga bila terguling
akan terjadi di daerah tanggul dan tidak akan menimpa tangki
lain.
93
TERIMA KASIH
Quotes:
“Only because we’re in MINING BUSINESS,
It doesn’t mean, we can’t live
HARMONIOUSLY WITH ENVIRONMENT”