Anda di halaman 1dari 64

PENGUJIAN PERFORMANSI PANEL SURYA BERKAPASITAS

100WP

“Diajukan untuk memenuhi syarat lulus Strata I Sarjana Teknik program studi teknik mesin
universitas Pasundan”

SKRIPSI

Disusun oleh :

Muhammad Ramandani

15.303.0101

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

PENGUJIAN PERFORMANSI PANEL SURYA BERKAPASITAS


100WP

Diajukan oleh :

Muhammad Ramandani (15.303.0101)

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Toto Supriyono, MT.) (Ir. Herman Somantri,MT.)

Mengetahui,

Koordinator Tugas Akhir

(Dr.Ir. Muki Satya Permana,MT.)


ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan berkah dan
karunianya saat ini sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul
“Pengujian Performansi Panel surya berkapasitas 100WP”. Laporan Skripsi ini disusun dengan
tujuan untuk persyaratan kelulusan pada program studi Teknik Mesin Universitas Pasundan.
Dalam penyusunan laporan Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan support, dukungan
dan serta masukan baik moril dan materil, maka dari itu izinkan penulis untuk mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis
dalam mengerjakan laporan Skripsi ini.
2. Kedua orang tua dan kedua adik dari penulis yang telah memberikan dukungan baik
secara moril dan materil untuk penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
3. Kedua pembimbing dari penulis, Bapak Ir. Toto Supriyono MT dan juga Bapak Ir.
Herman Somantri MT, atas bantuan, motivasi dan bimbingan dalam membantu
mengerjakan laporan skripsi ini.
4. Bapak Ir. Bukti Tarigan MT, sebagai dosen wali akademik penulis, atas bimbingan dan
ilmu yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi Teknik
Mesin Universitas Pasundan.
5. Bapak Ir. Agus Sentana, MT, sebagai kepala Laboratorium Gambar Teknik, atas
kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi Asisten di laboratorium
gambar teknik.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasundan, yang
telah membantu dan memberikan segala ilmu untuk penulis, selama penulis
menjalankan studi di Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasundan.
7. Seluruh rekan-rekan seperjuangan Teknik Mesin angkatan 2015, yang telah membantu,
mensupport dan mendukung baik secara moril dan secara materil untuk penulis selama
menjalankan studi di Teknik Mesin Universitas Pasundan.
8. Rekan-rekan asisten di laboratorium gambar teknik dan seluruh asisten laboratorium di
Program Studi Teknik Mesin, yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah
membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.
Terima kasih untuk kesekian kalinya kepada mereka yang telah mendukung saya, semoga
Tuhan yang maha Esa akan membalas dengan berlipat ganda. Akhir kata semoga laporan
skripsi ini dapat bermanfaat khususnya kepada seluruh pembaca, akhir kata mohon maaf yang
sebesar besarnya apabila laporan ini masih ada beberapa kekurangan. Terima kasih,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, November 2020

Muhammad Ramandani

iii
ABSTRAK
Listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat modern yang sangat penting dan
vital. Tidak adanya listrik akan sangat mengganggu kelancaran aktivitas manusia. Sumber daya
alam yang kian terbatas dan kebutuhan kian meningkat membuat para ahli berupaya mencari
solusi guna mengatasi masalah tersebut, yakni berupa energi alternatif yang terbarukan. Energi
matahari sering kali memberikan opsi paling murah untuk pengembangan ekonomi dan
masyarakat. Pemanfaatan energi surya dapat dilakukan dengan menggunakan panel surya
(solar cell) yang akan mengkonversikan energi cahaya menjadi energi listrik secara langsung,
sehingga dapat diterapkan. Kinerja panel surya dapat dilihat dari karakateristik panel surya
tersebut. Karakteristik panel surya terdiri dari kurva arus-tegangan dan kurva daya tegangan.
Kedua kurva ini merupakan kurva non-linear, sehingga beban dengan resistansi berbeda akan
memiliki karakteristik berbeda. Jadi, agar kinerja panel surya maksimum, maka diperlukan
kurva arus-tegangan dan kurva daya-tegangan berdasarkan intensitas cahaya matahari.
Pemantauan terhadap parameter dari keluaran panel surya sangat diperlukan untuk menilai
performansi dari panel surya baik itu keluaran berdasarkan perubahan intensitas cahaya
matahari maupun berdasarkan temperatur. Pengamatan menggunakan software bertujuan
untuk mendapatkan data parameter secara real time tanpa harus membuang waktu terlalu
banyak, maka daripada itu dibutuhkan beberapa perangkat dan sistem monitoring yang
dirancang untuk mendapatkan data hasil pengukuran yang memiliki resiko perhitungan error
atau ralat sekecil mungkin. Arduino yang terhubung pada PC dapat menjadi solusi untuk
mendapatkan data pengukuran, berkomunikasi, menampilkan serta mengakuisisi data
pengeluaran dari kinerja panel surya

Kata kunci : Panel surya, Performansi, monitoring, realtime.

iv
ABSTRACT
Electricity is one of the most important and vital needs of modern society. The absence of
electricity will greatly disrupt the smooth running of human activities. Natural resources are
increasingly limited and the need is increasing, making experts try to find solutions to
overcome these problems, namely in the form of renewable alternative energy. Solar energy
often provides the cheapest option for economic and community development. Utilization of
solar energy can be done using solar panels (solar cells) which will convert light energy into
electrical energy directly, so that it can be applied. The performance of solar panels can be seen
from the characteristics of these solar panels. The characteristics of solar panels consist of
current-voltage curves and power-voltage curves. These two curves are non-linear, so loads
with different resistance will have different characteristics. So, for maximum solar panel
performance, current-voltage curves and power-voltage curves are needed based on the
intensity of sunlight. Monitoring of the parameters of the solar panel output is needed to assess
the performance of the solar panel, both output based on changes in sunlight intensity and based
on temperature. Observation using software aims to get parameter data in real time without
having to waste too much time, so instead of that it takes several tools and monitoring systems
designed to obtain measurement data that has the smallest possible risk of calculating errors or
errors. Arduino connected to a PC can be a solution for getting measurement data,
communicating, displaying and acquiring expenditure data from solar panel performance.

Keywords: Solar panels, performance, monitoring, realtime.

v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
ABSTRAK ................................................................................................................................ iv
ABSTRACT............................................................................................................................... v
DAFTAR ISI............................................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................................. 2
1.4 Batasan Masalah .................................................................................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan .......................................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................... 4
2.1 Sel Surya .............................................................................................................................. 4
2.2 Prinsip kerja sel Surya.......................................................................................................... 4
2.3 Panel surya ........................................................................................................................... 5
2.4 Solar Charge Controller .................................................................................................... 16
2.4.1 Fungsi Solar Charge Controller ..................................................................................... 16
2.4.2 Spesifikasi Solar Charge Controller .............................................................................. 17
2.5 Arduino .............................................................................................................................. 18
2.5.1 Pemograman Arduino ..................................................................................................... 18
2.6 PLX-DAQ .......................................................................................................................... 19
BAB III .................................................................................................................................... 20
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................................... 20
3.1 Metodologi Penelitian ........................................................................................................ 20
3.1.1 Variabel Penelitian .......................................................................................................... 20
3.1.2. Teknik Pengambilan Data .............................................................................................. 20
3.1.3 Metode Analisis Data ...................................................................................................... 20
3.2 Alat-alat yang dibutuhkan .................................................................................................. 21
3.2.1 Peralatan perangkat keras ............................................................................................... 21
3.2.2. Peralatan perangkat lunak .............................................................................................. 25
3.3 Diagram Alir Metodologi Penelitian ................................................................................. 26
3.2.1 Studi Literatur ................................................................................................................. 26
3.2.4 Merancang Sistem monitoring dan sistem pengukuran pada panel surya ...................... 27
3.2.4 Pengujian dan pengamatan kinerja Panel Surya ............................................................ 28
3.2.5 Pengambilan data pengujian ........................................................................................... 28
3.2.6 Pengolahan data dan pembahasan ................................................................................... 28
BAB IV PENGUJIAN & ANALISA ...................................................................................... 29
4.1 Persiapan Pengujian ........................................................................................................... 29
4.1.1 Perancangan perangkat sistem monitoring ..................................................................... 29
4.2 Perancangan alat-alat ......................................................................................................... 32
4.3 Pengujian............................................................................................................................ 33
4.4 Data .................................................................................................................................... 36
4.5 Pembahasan........................................................................................................................ 49
4.6 Analisa ............................................................................................................................... 51
4.6.1 Analisa Data .................................................................................................................... 51
4.6.1 Analisa pengujian............................................................................................................ 53
BAB V KESIMPULAN & SARAN ........................................................................................ 54
vi
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 54
5.2 Saran .................................................................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 55

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Panel surya ............................................................................................................. 4
Gambar 2.2 Prinsip kerja panel surya ........................................................................................ 4
Gambar 2.3 modul fotovoltaik ................................................................................................... 5
Gambar 2.4 Proses Pengubahan Energi Matahari menjadi Energi Listrik pada Sel .................. 6
Gambar 2.II.5 Struktur Pita sebuah Semikonduktor .................................................................. 7
Gambar 2.6 Tingkat Energi yang Dihasilkan oleh Sambungan p-n .......................................... 7
Gambar 2.7 Rangkaian Ekivalen Sel Surya ............................................................................... 8
Gambar 2.8 Perhitungan jarak modul fotovoltaik.................................................................... 10
Gambar 2.9 Struktur Modul Fotovoltaik ................................................................................. 11
Gambar2.10 Kurva Arus-Tegangan ......................................................................................... 12
Gambar 2.11 Karakteristik Arus-Tegangan dan Daya-Tegangan............................................ 12
Gambar 2.12 Kurva Fill Factor Arus-Tegangan ...................................................................... 13
Gambar 2.13 Kurva Arus-Tegangan dan Daya-Tegangan dengan Variasi Suhu .................... 14
Gambar 2.14 Kurva Arus-Tegangan dan Daya-Tegangan dengan Variasi ............................. 14
Gambar2.15 Sudut Panel Surya terhadap Matahari ................................................................. 15
Gambar 2.16 Sudut-sudut Penting dalam Energi Surya .......................................................... 16
Gambar 2. 17 Pengaruh Koneksi Sel Surya terhadap Kurva Karakteristik Arus-Tegangan. (a)
Seri (b) Paralel ......................................................................................................................... 16
Gambar 2.18 Arduino uno ....................................................................................................... 18
Gambar 2.19 PLX-DAQ .......................................................................................................... 19
Gambar 3.1Panel surya policrystalline 100wp ........................................................................ 21
Gambar 3.2 Sensor Arus ACS712 ........................................................................................... 22
Gambar 3.3 Gambar konfigurasi sensor ACS712.................................................................... 22
Gambar 3.4 Sensor Tegangan .................................................................................................. 23
Gambar 3.5 Sensor Temperatur (LM35) ................................................................................. 23
Gambar 3.6 Sensor intensitas cahaya (LDR) ........................................................................... 24
Gambar 3.7 Solar Charge controller (SCC) ............................................................................. 24
Gambar 3.8 Kabel Jumper dan Bread Board ........................................................................... 25
Gambar 3.9 Arduino Uno ........................................................................................................ 25
Gambar 3.10 Diagram alir metodologi penelitian ................................................................... 26
Gambar 3.11 Diagram alir merangkai perangkat lunak ........................................................... 27
Gambar 3.12 Diagram alir sistem integrasi pengujian............................................................. 28
Gambar 4.1 skematis rangkaian sistem .................................................................................... 29
Gambar 4.2 skematis rankaian arduino dengan ACS712 ........................................................ 30
Gambar 4.3 Skematis rangkaian arduino dengan LM35 ......................................................... 31
Gambar 4.4 Skematis rangkaian arduino dengan LDR ........................................................... 31
Gambar 4.5 Skematis sistem rangkaian sensor keseluruhan ................................................... 32
Gambar 4.6 Percobaan pada alat dan komponen ..................................................................... 32
Gambar 4.7 Percobaan komponen dan alat sebelum diuji ....................................................... 33
Gambar 4.8 percobaan sistem PLX-DAQ ............................................................................... 33
Gambar 4.9 Pengujian monitoring panel surya pada tanggal 22 September 2020 .................. 37
Gambar 4.10 Gambar pengujian pada tanggal 23 september 2020 ......................................... 38
Gambar 4.11 gambar pengujian pada 24 september 2020 ....................................................... 39
Gambar 4.12 Pengujian pada 28 September 2020 ................................................................... 40
Gambar 4.13 Pengujian 30 september 2020 ............................................................................ 41
Gambar 4.14 Grafik Jumlah( X )terhadap temperatur ............................................................. 50
Gambar 4.15 Kurva intensitas cahaya matahari terhadap jumlah (x) ...................................... 51
Gambar 4.16 Kurva Arus-Tegangan berdasarkan spesifikasi panel surya .............................. 52
Gambar 4.17 Kurva I terhadap V berdasarkan data pengujian ................................................ 52
Gambar 4.18 Kurva Perbandingan arus vs Tegangan antara spesifikasi dan pengujian ......... 53
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan PV Monocrystalline dan Polycrystalline (Sumber : PVInsights) ....... 9
Tabel 2.2 Istilah spesifikasi dalam Solar charge controller (SCC) .......................................... 17
Tabel 3.1 spesifikasi panel surya yang digunakan ................................................................... 21
Tabel 3.2 Tabel konfigurasi ACS712 ...................................................................................... 22
Tabel 4.1 Standar IEC 62124 ................................................................................................... 34
Tabel 4.2 Data pengujian pada 22 september 2020 ................................................................. 37
Tabel 4.3 Tabel data pengujian 23 september 2020 ................................................................ 38
Tabel 4.4 Tabel pengujian tanggal 24 september 2020 ........................................................... 39
Tabel 4.5 Data pengujian 28 September 2020 ......................................................................... 40
Tabel 4.6 Data pengujian 30 september 2020 .......................................................................... 41
Tabel 4.7 Data pengujian 1 Oktober 2020 ............................................................................... 42
Tabel 4.8 Data pengujian 2 Oktober 2020 ............................................................................... 42
Tabel 4.9 Data pengujian 3 Oktober 2020 ............................................................................... 43
Tabel 4.10 Data pengujian 5 Oktober 2020 ............................................................................. 43
Tabel 4.11 Data pengujian 7 Oktober 2020 ............................................................................. 44
Tabel 4.12 Data pengujian 8 Oktober 2020 ............................................................................. 44
Tabel 4.13 Data pengujian 9 Oktober 2020 ............................................................................. 45
Tabel 4.14 Data pengujian 10 Oktober 2020 ........................................................................... 45
Tabel 4.15 Data pengujian 13 Oktober 2020 ........................................................................... 45
Tabel 4.16 Data pengujian 15 Oktober 2020 ........................................................................... 46
Tabel 4.17 Data pengujian 17 Oktober 2020 ........................................................................... 46
Tabel 4.18 Data pengujian 19 Oktober 2020 ........................................................................... 47
Tabel 4.19 Data 20 Oktober 2020 ............................................................................................ 47
Tabel 4.20 Data 21 Oktober 2020 ............................................................................................ 48
Tabel 4.21 Data 22 Oktober 2020 ............................................................................................ 48
Tabel 4.22 Data pengujian 26 Oktober 2020 ........................................................................... 49
Tabel 4.23 Data Temperatur terhadap X.................................................................................. 49
Tabel 4.24 Data jumlah (X) terhadap Intensitas cahaya matahari ........................................... 50

ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat modern yang sangat penting dan vital.
Tidak adanya listrik akan sangat mengganggu kelancaran aktivitas manusia. Pemerintah selaku
pihak otoritas tertinggi dalam suatu negara perlu menjaga kelangsungan dan ketersediaan listrik
setiap saat. Menurut dari kementrian ESDM (KESDM) pada tahun 2016, rasio elektrifikasi
Indonesia saat ini adalah 87%, ini menunjukkan 8,5 juta orang di Indonesia, setara dengan 2500
desa yang belum dialiri listrik. Lokasi geografis Indonesia merupakan salah satu penyebab
masih banyak daerah yang belum terjangkau oleh Perusahaan Listrik Nasional (PLN) di
wilayah Indonesia Timur.

Para ahli berupaya mencari solusi guna mengatasi masalah tersebut, yakni berupa
pemanfaatan energi alternatif yang salah satunya adalah energi surya yang terbarukan. Energi
matahari sering kali memberikan opsi paling murah untuk pengembangan ekonomi dan
masyarakat di daerah pedesaan di seluruh dunia, sambil memasok listrik, menciptakan
lapangan kerja lokal, dan mempromosikan pengembangan ekonomi dengan sumber daya
energi bersih. Proyek energi surya di negara berkembang telah memberikan perubahan positif
dalam kehidupan masyarakat pedesaan.[1]

Pemanfaatan energi surya dapat dilakukan dengan menggunakan panel surya (solar cell)
yang akan mengkonversikan energi cahaya menjadi energi listrik secara langsung, sehingga
dapat diterapkan. Hal ini bertujuan sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam program
penghematan energi, dan untuk masyarakat sendiri dapat melakukan penghematan berupa
tagihan listrik yang berkurang serta turut aktif berperan dalam pemanfaatan dan pengelolaan
energi yang terbarukan. Manfaat bagi pemerintah sendiri yaitu meningkatkan kemandirian dan
ketahanan energi Nasional serta percepatan dan pemanfaatan energi surya. Menurut data dari
Institute for essential service reform (IESR), Indonesia tertinggal dari negara-negara anggota
ASEAN lainnya. Seperti contoh Singapura telah menghasilkan 130 MWp, Malaysia 375 MWp
serta Thailand mencapai 2700 MWp dalam pengembangan PLTS di negaranya. Sedangkan
Indonesia sendiri baru menghasilkan tidak lebih dari 90 MWp, padahal potensi kapasitas yang
dimiliki negara ini mencapai 560 GWp atau sama dengan 0,012% yang baru saja dimanfaatkan
dari energi matahari. [4]

Kinerja panel surya dapat dilihat dari karakateristik panel surya tersebut. Karakteristik
panel surya terdiri dari kurva arus-tegangan dan kurva daya tegangan. Kedua kurva ini
merupakan kurva non-linear, sehingga beban dengan resistansi berbeda akan memiliki
karakteristik berbeda. Jadi supaya kerja panel surya maksimum, maka diperlukan kurva arus-
tegangan dan kurva daya-tegangan berdasarkan intensitas cahaya matahari. Dengan adanya
kurva arus-tegangan dan kurva daya-tegangan dapat diketahui berapa besar resistansi yang
akan menghasilkan kinerja panel surya maksimum. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan
karakteristik panel surya dilakukan pengukuran berdasarkan intensitas cahaya matahari.
Pengukuran yang dimaksud adalah melihat besarnya nilai tegangan dan besarnya nilai arus
panel surya dengan memvariasikan nilai resistansi beban.

1
Karakteristik panel surya dibuat berdasarkan tegangan dan arus hasil pengukuran. Kurva
yang pertama adalah kurva arus-tegangan, dari kurva ini dapat diketahui besar nilai tegangan
maksimum (Vm) dan besar nilai arus maksimum (Im) panel surya. Kemudian kurva yang kedua
adalah kurva daya-tegangan, dari kurva ini dapat diketahui besar nilai daya maksimum (Pm)
panel surya. Data daya panel surya diperoleh dari perkalian antara data tegangan dengan arus
hasil pengukuran.

Pemantauan terhadap parameter dari keluaran panel surya sangat diperlukan untuk menilai
performansi dari panel surya baik itu keluaran berdasarkan perubahan intensitas cahaya
matahari maupun berdasarkan temperatur. Pengamatan menggunakan software bertujuan
untuk mendapatkan data parameter secara real time tanpa harus membuang waktu terlalu
banyak, maka daripada itu dibutuhkan beberapa perangkat dan sistem monitoring yang
dirancang untuk mendapatkan data hasil pengukuran yang memiliki resiko perhitungan error
atau ralat sekecil mungkin. Arduino yang terhubung pada PLX-DAQ dapat menjadi solusi
untuk mendapatkan data pengukuran, berkomunikasi, menampilkan serta mengakuisisi data
pengeluaran dari kinerja panel surya

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk
mengangkat judul penelitian ‘Pengujian Performansi Panel Surya berkapasitas 100wp’
bertujuan untuk menjadi sarana pembelajaran atau referensi apabila suatu saat dibutuhkan
dalam tahap lanjutan pengembangan sistem Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

1.2 Rumusan Masalah


Pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan masalah yang diangkat
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana menentukan karakteristik arus-tegangan pada panel surya terhadap
perubahan temperatur dan intensitas cahaya matahari?
2. Bagaimana mendapatkan data dari parameter karakteristik yang aktual secara real time
pada kinerja panel surya?
3. Apa faktor yang dapat mempengaruhi performansi pada panel surya?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan masalah yang telah diformulasikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Menentukan karakteristik pada panel surya kurva arus-tegangan terhadap temperatur
dan intensitas cahaya matahari.
2. Merancang sistem untuk memonitoring kinerja dari panel surya agar mendapatkan data
parameter yang aktual secara real time.
3. Mengetahui faktor penting yang mempengaruhi performansi panel surya.

1.4 Batasan Masalah


Karena luasnya rumusan masalah yang dirumuskan dan keterbatasannya biaya dan waktu,
maka batasan masalah dari Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Panel Surya yang akan digunakan dalam untuk menunjang penelitian ini adalah panel
surya Policrystalline berkapasitas 100WP.
2. Penelitian akan dilaksanakan di Kota Bandung, Jawa Barat.
3. Pengamatan pada panel surya akan dilakukan dengan sensor-sensor keluaran panel
surya yang terintegrasi dengan Arduino.

2
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada laporan ini terbagi menjadi empat bagian, diantaranya sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab 1 berisi tentang pengantar dari penelitian ini dimulai dengan latar belakang
penelitian, Kemudian menggambarkan perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah
serta sistematika penulisan.
BAB II : STUDI LITERATUR
Bab 2 menjelaskan tentang materi yang berhubungan dengan penelitian. Seperti materi
tentang sistem pembangkit tenaga surya, sistem pembangkit tenaga terbarukan, karakteristik
energi surya, dan cara menghitung nilai optimal sistem energi tenaga surya.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab 3 menjelaskan tentang desain penelitian dan metodologi yang digunakan untuk
menyelidiki penelitian. Di bab ini juga penulis akan menguraikan desain survei lapangan studi,
rencana pengambilan sampel, proses pengumpulan data dan pendekatan analisis data.
BAB IV : PENGUJIAN DATA & ANALISA
Bab 4 menjelaskan tentang tahap-tahap baik sebelum dan setelah pengujian, gambaran
saat melakukan pengujian, data hasil dari pengujian dan analisa yang dapat diolah dalam
pengujian yang dibuat.
BAB V : KESIMPULAN & SARAN
Bab 5 menjelaskan tentang hasil kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah
dilakukan serta saran-saran untuk pengujian ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sel Surya

Gambar 2.1 Panel surya

Panel surya terdiri dari beberapa sel surya yang disusun sedemikian rupa sehingga
didapatkan output sesuai dengan yang diinginkan. Dari kumpulan sel surya ini dapat
dikonversi cahaya matahari menjadi listrik arus searah. Dengan menambahkan baterai yang
dihubungkan dengan panel surya, maka daya hasil konversi cahaya matahari menjadi listrik
dapat disimpan sebagai cadangan energi listrik. Secara sederhana sel surya terdiri dari
persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang jika
terkena sinar matahari maka akan terjadi aliran elektron, aliran elektron inilah yang disebut
sebagai aliran arus listrik.

Bagian utama pengubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah penyerap (absorber),
meskipun demikian masing-masing lapisan juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi dari
sel surya. Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam jenis gelombang elektromagnetik,
oleh karena itu penyerap disini diharapkan dapat menyerap sebanyak mungkin radiasi sinar
yang berasal dari cahaya matahari. Lebih detail lagi bisa dijelaskan bahwa semikonduktor
adalah bahan yang memiliki struktur seperti isolator akan tetapi memiliki celah energi kecil
(1 eV atau kurang) sehingga memungkinkan elektron bisa melompat dari pita valensi ke pita
konduksi.
2.2 Prinsip kerja sel Surya

Gambar 2.2 Prinsip kerja panel surya

4
Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan Foton. Ketika terkena
sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar Matahari tersebut meghantam atom
semikonduktor silikon Sel Surya sehingga menimbulkan energi yang cukup besar untuk
memisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektron yang terpisah dan bermuatan Negatif (-
) tersebut akan bebas bergerak pada daerah pita konduksi dari material semikonduktor. Atom
yang kehilangan Elektron tersebut akan terjadi kekosongan pada strukturnya, kekosongan
tersebut dinamakan dengan “hole” dengan muatan Positif (+). Daerah Semikonduktor dengan
elektron bebas ini bersifat negatif dan bertindak sebagai Pendonor elektron, daerah
semikonduktor ini disebut dengan Semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah
semikonduktor dengan Hole bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima (Acceptor) elektron
yang dinamakan dengan Semikonduktor tipe P (P-type).

Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan menimbulkan energi yang
mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah yang berlawanan. Elektron akan bergerak
menjauhi daerah Negatif sedangkan Hole akan bergerak menjauhi daerah Positif. Ketika
diberikan sebuah beban berupa lampu maupun perangkat listrik lainnya di Persimpangan
Positif dan Negatif (PN Junction) ini, maka akan menimbulkan Arus Listrik.

2.3 Panel surya

Solar panel atau modul fotovoltaik adalah salah satu komponen yang paling penting dalam
sistem PLTS. Panel surya merupakan kumpulan dari beberapa sel surya yang dirangkai secara
seri maupun paralel. Jumlah sel surya pada satu panel surya berkisar antara 60-70 sel surya.
Modul fotovoltaik atau panel surya mengubah radiasi sinar matahari menjadi energi listrik
melalui proses fotoelektrik. Instalasi rangkaian modul fotovoltaik sendiri terdiri dari
komponen-komponen berikut ini:

Gambar 2.3 modul fotovoltaik

Modul fotovoltaik terdiri dari sejumlah sel fotovoltaik yang saling terhubung secara
seri dan diproduksi menjadi sebuah unit. Sel-sel tersebut berikut dengan kawat busbar
penghubungnya dilindungi oleh bahan pelapis atau enkapsulasi (encapsulating material) yang
melindungi sel-sel dari kontak langsung dengan lingkungan dan kekuatan mekanik yang dapat
merusak sel-sel yang tipis. Kinerja kelistrikan modul fotovoltaik dicirikan dengan kurva arus-
tegangan (I-V). Kurva tersebut menjelaskan operasi arus dan tegangan modul fotovoltaik pada
5
radiasi sinar matahari dan suhu tertentu. Karena modul fotovoltaik merupakan komponen
utama dalam PLTS, kualitas modul fotovoltaik yang baik sangatlah penting untuk
mempertahankan operasional sistem. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan fotovoltaik diantaranya :

• Gunakan modul fotovoltaik dengan efisiensi yang lebih besar dari 15%. Menggunakan
modul fotovoltaik dengan efisiensi yang tinggi akan meminimalkan penggunaan lahan.
• Toleransi daya modul fotovoltaik harus kurang dari 2,5% di bawah kondisi uji standar
(STC - standard test conditions). Informasi ini dapat ditemukan di label kinerja modul
fotovoltaik di belakang setiap modul, misalnya: “Daya puncak 100 W ± 2%” atau
“Toleransi keluaran ± 2%”.
• Rangka modul fotovoltaik harus tahan terhadap korosi guna mencegah terjadinya karat
ketika hujan dan dilapisi oleh aluminium anodized atau pelapisan aluminium dengan
zat warna.
• Modul fotovoltaik harus mampu beroperasi pada tegangan sampai dengan 1000 VDC
dan direkomendasikan tidak lebih dari 1000 VDC. Tujuan mengatur batas untuk
maksimum tegangan sistem adalah untuk menyesuaikan dengan tegangan perangkat
lain yang terhubung ke modul fotovoltaik yang sebagian besar nilainya tidak lebih dari
1000 VDC.

Dengan menambahkan baterai yang dihubungkan dengan panel surya, maka daya hasil
konversi cahaya matahari menjadi listrik dapat disimpan sebagai cadangan energi listrik.
Secara sederhana sel surya terdiri dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n
(p-n junction semiconductor) yang jika terkena sinar matahari maka akan terjadi aliran
elektron, aliran elektron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik. Proses pengubahan
energi matahari menjadi energi listrik ditunjukkan dalam Gambar 2.4 di bawah ini.

Gambar 2.4 Proses Pengubahan Energi Matahari menjadi Energi Listrik pada Sel

Bagian utama pengubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah penyerap (absorber),
meskipun demikian masing-masing lapisan juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi dari
sel surya. Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam jenis gelombang elektromagnetik,
oleh karena itu penyerap disini diharapkan dapat menyerap sebanyak mungkin radiasi sinar
yang berasal dari cahaya matahari.
Lebih detail lagi bisa dijelaskan bahwa semikonduktor adalah bahan yang memiliki
struktur seperti isolator akan tetapi memiliki celah energi kecil (1 eV atau kurang) sehingga
memungkinkan elektron bisa melompat dari pita valensi ke pita konduksi. Hal tersebut dapat
dijelaskan dengan pita-pita energi seperti Gambar 2.5 di bawah ini.

6
Gambar 2.II.5 Struktur Pita sebuah Semikonduktor

Elektron dari pita valensi dapat meloncat ke pita konduksi ketika sambungan tersebut
dikenai photon dengan energi tertentu. Tingkat energi yang dihasilkan diperlihatkan pada
Gambar 2.6 di bawah ini.

Gambar 2.6 Tingkat Energi yang Dihasilkan oleh Sambungan p-n

Ketika sinar matahari yang terdiri dari photon-photon jatuh pada permukaaan bahan sel surya
(absorber), akan diserap, dipantulkan, atau dilewatkan begitu saja seperti terlihat pada
Gambar 2.4 dan hanya photon dengan tingkat energi tertentu yang akan membebaskan
elektron dari ikatan atomnya, sehingga mengalirlah arus listrik. Tingkat energi ini disebut
energi band-gap yang didefinisikan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan untuk
mengeluarkan elektron dari ikatan kovalennya sehingga terjadilah aliran arus listrik. Elektron
dari pita valensi akan tereksitasi ke pita konduksi. Elektron menjadi pembawa n dan
meninggalkan hole. Pembawa p akan bergerak menuju persambungan demikian juga
pembawa n akan bergerak ke persambungan, perpindahan tersebut menghasilkan beda
potensial. Arus dan daya yang dihasilkan fotovoltaik ini dapat dialirkan ke rangakaian luar.

Untuk membebaskan elektron dari ikatan kovalennya, energi photon (hc) harus sedikit
lebih besar daripada energi band-gap. Jika energi photon terlalu besar dari pada energi band-
gap, maka ekstra energi tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada sel surya. Karenanya
sangatlah penting pada sel surya untuk mengatur bahan yang dipergunakan, yaitu dengan
memodifikasi struktur molekul dari semikonduktor yang dipergunakan. Agar efisiensi sel
surya bisa tinggi maka photon yang berasal dari sinar matahari harus bisa diserap yang
sebanyak-banyaknya, kemudian memperkecil refleksi dan rekombinasi serta memperbesar
konduktivitas dari bahannya. Supaya photon bisa diserap sebanyak-banyaknya, maka
penyerap harus memiliki energi band-gap dengan jangkauan yang lebar, sehingga
memungkinkan untuk bisa menyerap sinar matahari yang mempunyai energi sangat
bermacam-macam tersebut. Salah satu bahan yang sedang banyak diteliti adalah CuInSe2
yang dikenal merupakan salah satu dari direct Semiconductor.

7
2.3.1 Rangkaian Ekivalen Sel Surya
Rangkaian ekivalen sel surya terdiri dari sumber arus (IL), arus dioda (ID) dan hambatan
seri (Rs) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7 di bawah ini. Rangkaian ini digunakan
untuk membuat persamaan matematis sel surya, sehingga dapat digunakan untuk pemodelan
sel surya atau untuk membuat simulasinya.

Gambar 2.7 Rangkaian Ekivalen Sel Surya

Dari Gambar 2.7, photocurrent (IL) adalah arus yang dihasilkan langsung akibat
penyinaran sinar matahari pada sel surya. Arus IL dipengaruhi oleh radiasi matahari dan
tergantung pada suhu permukaan sel surya. Hambatan Rs menunjukkan hambatan seri dari sel
surya. Persamaan 2.1 menjelaskan prinsip sederhana dari rangkaian ekivalen sel surya di atas.
Besarnya arus output sel surya (I) adalah pengurangan dari arus IL dengan arus dioda (ID)
yang dirumuskan sebagai berikut :
I = IL – ID – ISH (Pers. 2.1)
Dari persamamaan diatas dapat diketahui bahwa :
(𝑉−𝐼𝑅𝑠)
I = IL – IO [exp (𝑞 − 𝑁𝑠.𝐴𝑘𝑇
) − 1] (Pers. 2.2)

Dimana:
I = Output current (A)
IL = Photocurrent (A)
IO = Diode saturation current (A)
q = Electron charge (1.6 x 10-19C)
V = Output voltage (V)
Rs = Series resistance
Ns = Number of cells in series
A = Diode factor
k = Boltzman constant (1.3805 x 10-23 J/K)
T = Cell temperature (K)

Untuk menentukan parameter series resistance (Rs) dan besarnya diode factor (A) dapat
diketahui dengan metode simplified explicit method yang merupakan metode yang
disederhanakan secara eksplisit berdasarkan pada beberapa penyederhanaan rumusan awal.

2.3.2 Jenis-jenis Solar Panel


Terdapat beberapa macam jenis dari panel surya, namun ada dua jenis yang banyak dipakai
oleh pengguna PLTS diantaranya :

8
1. Panel Surya Monocrystalline
Tipe panel surya monocrystalline dibuat dengan silikon yang dibentuk menjadi batangan
dan diiris. Jenis panel ini biasa disebut ‘monocrystalline’ untuk membuktikan bahwa silikon
yang dipakai ialah silikon monocrystalline. Karena sel terbuat dari kristal tunggal, elektron
yang menghasilkan listrik punya lebih banyak ruang untuk mengalir. Maka dari itu, panel
monocrystalline lebih efisien daripada saingan polycrystalline mereka.

2. Panel surya Polycrystalline


Panel surya jenis polycrystalline memang terbuat dari silikon. Namun, alih-alih memakai
silikon kristal tunggal, pembuat melelehkan beberapa potongan silikon bersama untuk
membentuk irisan bagi panel. Panel surya polycrystalline juga disebut sebagai ‘multi-kristal’,
atau banyak kristal silikon. Karena ada banyak kristal di setiap sel, elektron kurang bebas
bergerak. Oleh sebabnya, panel surya polycrystalline punya efisiensi yang sedikit lebih rendah
daripada panel surya tipe monocrystalline.

Tabel 2.1 Perbandingan PV Monocrystalline dan Polycrystalline (Sumber : PVInsights)

Keterangan Panel Surya Monocrystalline Panel Surya Polycrystalline

Gambar

Jenis Sel Surya Silikon tunggal Paduan Silikon dengan


material lain

Harga Jual Mulai dari Rp. 10.258 per Wp Mulai dari Rp. 8.848 per Wp

9
Estetika Rata-rata berwarna hitam Berwarna kebiruan

Kebutuhan Area 6-9 m² per 1 kWp 8-9 m² per 1 kWp

Efisiensi Panel Sekitar 15-20% Sekitar 13-18%

Ketahanan Suhu Berkinerja lebih baik dalam suhu Kurang efisien dalam suhu
tinggi dan kondisi yang teduh yang lebih tinggi

2.3.3 Jarak antar rangkaian modul fotovoltaik yang ideal


Hal terpenting dalam pemasangan modul fotovoltaik adalah untuk menghitung secara
akurat jarak antar rangkaian modul fotovoltaik, terutama jika rangkaian tidak dipasang pada
ketinggian yang sama. Jarak yang berdekatan dapat menyebabkan bayangan, sementara
pengaturan jarak antar rangkaian yang sangat jauh menyebabkan penggunaan lahan yang
berlebihan. Jarak minimum antar rangkaian modul fotovoltaik yang diperlukan (D) sangat
tergantung pada titik lintang lokasi, ketinggian permukaan rangkaian modul fotovoltaik (H),
dan waktu, terutama di tempat dimana lintasan matahari berubah secara signifikan sepanjang
tahun. Dalam hal lokasi dekat dengan daerah khatulistiwa, ketentuan praktisnya adalah bahwa
jarak tersebut setidaknya dua kali lipat ketinggian dari permukaan modul fotovoltaik.

Gambar 2.8 Perhitungan jarak modul fotovoltaik

Jarak [m]
≥2 (Pers. 2.3)
Tinggi dari permukaan modul surya [m]
Ada beberapa perangkat lunak yang bisa digunakan untuk menyederhanakan analisis
bayangan (misalnya PVsyst dan PVSOL). Perangkat lunak ini memungkinkan para desainer
untuk mendesain tata letak sistem, lengkap dengan grafik lintasan matahari di lokasi yang
ditetapkan dan perkiraan jumlah keluaran energi yang mempertimbangkan rugi-rugi ketika
10
rangkaian modul fotovoltaik terkena bayangan. Sel fotovoltaik sangat sensitif dan rentan
terhadap kerusakan akibat beban mekanik. Pita busbar tipis, yang melakukan interkoneksi
antara sel-sel fotovoltaik, juga cenderung dapat retak karena proses pembuatan modul
fotovoltaik yang tidak tepat. Cacat ini dapat mengurangi kinerja dan keluaran modul
fotovoltaik bahkan bisa menimbulkan tidak ada keluaran sama sekali.
Modul fotovoltaik harus diuji dan memenuhi standar kualitas sesuai dengan IEC 61215
untuk modul monocrystalline dan polycrystalline sedangkan tipe thin film merujuk pada IEC
61646. Modul fotovoltaik juga harus memiliki masa garansi yang melebihi 20 tahun operasi
3dengan penurunan kinerja maksimal 10% per 10 tahun. [3]
2.3.4 Struktur modul fotovoltaik

Gambar 2.9 Struktur Modul Fotovoltaik

▪ Bingkai atau frame biasanya terbuat dari aluminium anodized untuk menghindari korosi.
Oleh karena pemasangan bingkai dilakukan di akhir proses pembuatan, bingkai memiliki
fungsi untuk memastikan kekokohan panel.
▪ Kaca pelindung melindungi sel fotovoltaik dari lingkungan dan memastikan kekokohan
panel. Karena fungsinya tersebut, kaca pelindung mengambil proporsi tertinggi dari totalberat
modul fotovoltaik.
▪ Enkapsulasi atau laminasi adalah lapisan antara sel fotovoltaik dan kaca
pelindung.Laminasi digunakan untuk mencegah kerusakan mekanis pada sel fotovoltaik
danmengisolasi tegangan dari sel fotovoltaik dengan bagian modul lainnya. Biasanyalembaran
laminasi menggunakan bahan ethylene-vinyl acetate (EVA).
▪ Sel fotovoltaik merupakan komponen utama dari modul fotovoltaik. Sel ini terbuat dari bahan
semikonduktor yang menangkap sinar matahari dan mengubahnya menjadi listrik.Sel-sel
saling terhubung secara seri untuk mendapatkan tegangan total yang lebih tinggimelalui kawat
busbar. Bahan yang digunakan untuk sel fotovoltaik umumnya adalah silikon, seperti
polycrystalline dan monocrystalline.
▪ Lembar insulasi (backsheet) terbuat dari bahan plastik untuk melindungi dan secara elektrik
mengisolasi sel-sel dari kelembaban dan cuaca.
▪ Kotak penghubung (junction box) digunakan sebagai terminal penghubung antara
serangkaian sel fotovoltaik ke beban atau ke panel lainnya. Perangkat ini berisi kawat busbar
dari rangkaian sel fotovoltaik, kabel dan bypass diode.

11
2.3.5 Karakteristik Panel surya

Gambar2.10 Kurva Arus-Tegangan

Sel surya menerima penyinaran matahari sangat bervariasi dalam satu hari. Hal ini
dikarenakan sinar matahari memiliki intensitas yang besar ketika disiang hari dibandingkan
dengan pagi hari. Mencari kapasitas daya yang dihasilkan, maka dilakukanlah pengukuran
terhadap arus (I) dan tegangan (V) pada gugusan sel surya yang disebut modul. Dalam
mengukur arus maksimum, maka kedua terminal dari modul dibuat rangkaian hubung
singkat, sehingga tegangannya menjadi nol dan arus menjadi maksimum, dengan
menggunakan ampere meter, maka didapatkanlah sebuah arus maksimum yang dinamakan
short circuit current atau I. Pengukuran terhadap tegangan (V) dilakukan pada terminal positif
dan negatif dari modul sel surya dengan menghubungkan sel surya dengan komponen
lainnya. Gambar 2.10 menunjukkan ketika sel dihubungkan dengan beban (R).

Beban memberi hambatan sebagai garis linear dengan garis I/V = I/R. Hal tersebut
menunjukkan daya yang didapat bergantung pada nilai resistansi. Jika R kecil maka sel
beroperasi pada daerah kurva MN, dimana sel beroperasi sebagai sumber arus yang konstan
atau arus short circuit (Isc). Pada sisi lain jika R besar, sel beroperasi pada daerah PS, dimana
sel beroperasi sebagai sumber tegangan yang konstan atau tegangan open circuit (Voc). Jika
dihubungkan dengan hambatan optimal Ropt berarti sel surya menghasilkan daya maksimal
dengan tegangan maksimum (Vmax) dan arus maksimum (Imax)Pengukuran ini dinamakan
open circuit voltage. Atau Voc. Hasil pengukuran arus (I) dan tegangan (V) ini dapat
digambarkan dalam sebuah grafik yang disebut kurva I-V. [9] Pada kurva I-V terdapat hal-hal
yang terpenting yaitu :
1) Maximum Power Point (Vmp dan Imp)

Gambar 2.11 Karakteristik Arus-Tegangan dan Daya-Tegangan

12
Maximum Power Point (Vmp dan Imp) pada kurva I-V, adalah titik operasi yang menunjukkan
daya maksimum yang dihasilkan oleh panel surya. [9] Pada Gambar 2.9 kurva daya-tegangan
diperoleh dari data arus dan tegangan panel surya yang dihubungkan dengan beban yang
memiliki resistansi berbeda. Daya maksimum (Pmp) terjadi ketika arus yang mengalir
maksimum (Imp) dengan tegangan yang maksimum (Vmp). Dengan demikian dapat diketahui
berapa resistansi beban yang sesuai supaya daya panel surya maksimum.
2) Open Circuit Voltage (Voc)
Open Circuit Voltage (Voc) adalah kapasitas tegangan maksimum yang dapat dicapai pada
saat tidak adanya arus.
𝑘𝑇 𝐼𝑠𝑐
Voc = ln( + 1) (Pers 2.4)
𝑞 𝐼𝑠
3) Short Circuit Current (Isc)
Short circuit current (Isc) adalah maksimum arus keluaran dari panel sel surya yang dapat
dikeluarikan dibawah kondisi yang tidak ada resistansi atau hubungan singkat.
𝐼𝑠𝑐 = 𝑞𝐺 (𝐿𝑛 + 𝐿𝑝) (Pers. 2.5)
Dimana :
K= Konstanta Boltzmann (1,30 x 10-16erg)
q = Konstanta muatan elektron (1,602 x10-19 C)
T = Suhu dalam kelvin
Is = Arus saturasi
Ln= Panjang difusi elektron
Lp= Panjang difusi hole

4) Fill factor (FF)

Fill Factor (FF) merupakan parameter yang menentukan daya maksimum dari panel sel
surya. Besarnya FF dapat dihitung dengan rumus :
𝑉𝑚𝑝 𝑥 𝐼𝑚𝑝
𝐹𝐹 = (Pers. 2.6)
𝑉𝑜𝑐 𝑥 𝐼𝑠𝑐
Serta perhitungan dari daya maksimal pada modul panel surya adalah :
𝑃𝑚𝑎𝑥 = 𝑉𝑜𝑐 𝑥 𝐼𝑠𝑐 𝑥 𝐹𝐹 (Pers. 2.7)

Gambar 2.12 Kurva Fill Factor Arus-Tegangan

5) Perhitungan kapasitas daya modul surya (Psp)


Untuk menentukan kapasitas daya modul surya, diambil berdasarkan harga minimum
insolasi matahari. Maka dari itu persamaan yang digunakan dalam menghitung kapasitas daya
modul adalah :
𝑃𝐸
𝑃𝑠𝑝 = 𝑥 1,1 (Pers. 2.8)
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑠𝑙𝑜𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
13
Dimana :
PE = Pemakaian energi listrik per hari oleh pengguna

2.3.6 Faktor Pengoperasian Maksimum Sel Surya


Kerja maksimum sel surya dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut
ada yang berpengaruh cukup besar dan ada juga yang kecil pengaruhnya. Faktor
yang mempengaruhi kerja maksimum sel surya adalah sebagai berikut:
1. Temperatur panel surya
Sebuah panel surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperatur panel tetap
normal (pada 25 0C), kenaikan temperatur lebih tinggi dari temperatur normal
pada panel surya akan melemahkan tegangan. Setiap kenaikan temperatur panel surya 1 °C
(dari 25 °C) akan berkurang sekitar 0.4 % pada total tenaga yang dihasilkan atau akan
melemah 2 kali lipat untuk kenaikkan temperatur panel per
10 0C, hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.10 di bawah ini

Gambar 2.13 Kurva Arus-Tegangan dan Daya-Tegangan dengan Variasi Suhu

2. Radiasi matahari
Apabila jumlah energi cahaya matahari yang diterima panel surya berkurang atau
intensitas cahayanya melemah maka besar tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan juga akan menurun. Penurunan tegangan relatif lebih kecil
dibandingkan penurunan arus listriknya, dalam hal ini 1 sun = 1000 W/m2 dapat
dilihat pada Gambar 2.11 di bawah ini

Gambar 2.14 Kurva Arus-Tegangan dan Daya-Tegangan dengan Variasi

14
Intensitas cahaya merupakan pancaran energi yang berasal dari proses termonuklir yang
terjadi di matahari, atau dapat dikatakan sumber utama untuk proses-proses fisika atmosfer
yang menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi. Radiasi surya memegang
peranan penting dari berbagai sumber energi lain yang dimanfaatkan manusia[10].
3. Kecepatan angin bertiup dan keadaan atmosfer bumi
Kecepatan tiup angin disekitar lokasi panel surya dapat membantu mendinginkan permukaan
temperatur kaca-kaca panel surya. Keadaan atmosfer bumi berawan, mendung, jenis partikel
debu udara, asap, uap air udara, kabut dan polusi sangat menentukan hasil maksimum arus
listrik dari panel surya[11].
4. Orientasi panel surya dan kemiringan panel surya
Orientasi dari panel surya ke arah matahari secara optimum adalah penting agar panel surya
dapat menghasilkan energi maksimum. Selain arah orientasi, sudut kemiringan (tilt angle)
dari panel surya juga sangat mempengaruhi hasil energi maksimum. Untuk lokasi yang
terletak di belahan utara latitude, maka panel surya sebaiknya diorientasikan ke selatan,
orientasi ke timur-barat walaupun juga dapat menghasilkan sejumlah energi dari panel surya,
tetapi tidak akan mendapatkan energi matahari optimum[11]. Pada Gambar 2.12 di bawah
sudut orientasi matahari mempertahankan sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan panel
surya secara tegak lurus akan mendapatkan energi maksimum ± 1000 W/m2 atau 1 kW/m.
Kalau tidak dapat mempertahankan ketegaklurusan antara sinar matahari dengan bidang
panel surya, maka ekstra luasan bidang panel surya dibutuhkan[11].

Gambar2.15 Sudut Panel Surya terhadap Matahari

Posisi relatif matahari terhadap suatu bidang di bumi bisa dinyatakan dalam beberapa sudut.
Beberapa diantaranya bisa dilihat pada Gambar 2.13, sudut-sudut itu adalah[12] :
a. ɸ, latitude (garis lintang) : Sudut lokasi di sebelah utara atau selatan dari equator
(khatulistiwa), utara positif ; -90° ≤ ɸ ≤ 90°.
b. δ, declination (deklinasi) : Sudut posisi matahari saat solar noon yang
berhubungan terhadap bidang khatulistiwa, utara positif; -23,45° < δ < 23,45°.
c. β, slope (kemiringan) : Sudut antara permukaan bidang yang ditanyakan dengan
permukaan horisontal ; 0° ≤ β ≤ 180°.
d. γ, surface azimuth angle (sudut permukaan azimuth) : Proyeksi ke bidang horisontal
normal terhadap permukaan dari lokasi bujur, dengan nol menghadap selatan, timur negatif,
barat positif ; -180° ≤ γ ≤ 180°.
e. ω, hour angle (sudut jam) : Sudut penyimpangan matahari di sebelah timur atau barat garis
bujur lokal karena rotasi pada porosnya sebesar 15° per jam, sebelum jam 12.00 negatif,
setelah jam 12.00 positif.

15
Gambar 2.16 Sudut-sudut Penting dalam Energi Surya

Sebuah sel surya memiliki keterbatasan dalam menyuplai daya, sehingga dalam aplikasi, sel
surya jarang digunakan secara individual. Pada umumnya, sel-sel yang identik dihubungkan
secara seri dalam membuat sebuah modul agar tegangan yang dihasilkan sel surya lebih besar
dengan tegangan total sebesar Voc1 + Voc2 namun arus yang dihasilkan tetap berdasarkan
hukum Kirchoff. Sedangkan bila dua sel surya dirangkai secara paralel, besarnya tegangan
yang dihasilkan adalah tetap dengan arus total sebesar I1 + I2 berdasarkan hukum Kirchoff.
Pengaruh koneksi seri paralel pada sel surya terhadap kurva arus-tegangan (I-V)
dapat dilihat pada Gambar 2.17 di bawah ini

Gambar 2. 17 Pengaruh Koneksi Sel Surya terhadap Kurva Karakteristik Arus-Tegangan. (a) Seri (b) Paralel

2.4 Solar Charge Controller


Solar charge controller (SCC) atau juga dikenal sebagai battery charge regulator (BCR)
adalah komponen elektronik daya di PLTS untuk mengatur pengisian baterai dengan
menggunakan modul fotovoltaik menjadi lebih optimal. Perangkat ini beroperasi dengan cara
mengatur tegangan dan arus pengisian berdasarkan daya yang tersedia dari larik modul
fotovoltaik dan status pengisian baterai (SoC, state of charge). Untuk mencapai arus pengisian
yang lebih tinggi, beberapa SCC dapat dipasang secara paralel di bank baterai yang sama dan
menggabungkan daya dari larik modul fotovoltaik.

2.4.1 Fungsi Solar Charge Controller


• Mengubah arus DC bertegangan tinggi dari larik modul fotovoltaik ke tegangan yang lebih
rendah baterai (tegangan sistem 48 VDC).

16
• Melindungi bank baterai dari pengisian yang berlebih dengan mengurangi arus pengisian dari
larik modul fotovoltaik di saat baterai sudah penuh. Tergantung pada teknologi baterai,
pengisian baterai yang berlebihan (overcharge) dapat menyebabkan timbulnya gas dan
ledakan.
• Memaksimalkan transfer daya dari larik modul fotovoltaik ke baterai dengan menggunakan
algoritma maximum power point tracker (MPPT).
• Memblokir arus balik dari bank baterai di saat radiasi sinar matahari tidak mencukupi atau di
malam hari.
• Mengukur dan memonitor tegangan, arus, dan energi yang ditangkap dari larik modul
fotovoltaik dan mengirimkannya ke bank baterai.

2.4.2 Spesifikasi Solar Charge Controller

Memilih tipe dan desain SCC (solar charge controller) yang tepat merupakan hal
penting untuk menjaga efisiensi PLTS dan umur pakai dari baterai. Spesifikasi SCC ditentukan
berdasarkan konfigurasi larik modul fotovoltaik, sistem tegangan yang dipakai, dan
karakteristik baterai. Oleh karena itu, penting untuk memahami spesifikasi SCC agar tidak
menyebabkan kerusakan pada komponen SCC maupun baterai. Tabel di bawah ini menjelaskan
istilah umum yang digunakan di dalam spesifikasi.[3]

Tabel 2.2 Istilah spesifikasi dalam Solar charge controller (SCC)

Nama istilah spesifikasi Penjelasan istilah spesifikasi

Max. open circuit voltage [V] Tegangan DC maksimum dari larik modul
fotovoltaik pada tegangan
larik terbuka (UOC)
MPP or operating range [V] Rentang tegangan untuk pelacak titik daya
maksimum (MPPT)
Max. input current [A] Arus DC masukan maksimum dari larik
modul fotovoltaik pada arus
hubungan arus pendek (ISC)
Output voltage [V] Tegangan keluaran atau tegangan nominal
baterai
Max. battery charging current [A] Arus keluaran untuk pengisian baterai
(charging current)

Tegangan dan arus masukan (input) maksimum SCC harus lebih tinggi dari tegangan
dan arus maksimum larik modul fotovoltaik yang terhubung pada kondisi apapun, dengan
mempertimbangkan juga koefisien temperatur modul fotovoltaik. Temperatur modul yang
kurang dari 25°C akan menaikkan tegangan keluaran modul, sementara temperatur yang lebih
tinggi akan menaikkan arus keluarannya. Batas aman (safety margin) sebesar 1,25 untuk arus
dan tegangan masukan harus dipertimbangkan.

Tegangan masukan maksimum SCC > 1,25 x UOC larik modul fotovoltaik (Pers 2.9)

Arus masukan maksimum SCC > 1,25 x ISC larik modul fotovoltaik (Pers 2.10)
17
Dimana :
Isc = Arus Input maksimum (A)
Uoc = Tegangan larik yang terbuka (V)

2.5 Arduino
Arduino adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega328. Arduino
memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6
analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol
reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller, dan dapat dikoneksikan dengan
komputer menggunakan kabel USB. Arduino Uno dapat dilihat seperti pada Gambar

Gambar 2.18 Arduino uno

Tujuan menanamkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat
membaca input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output sesuai yang
diinginkan. Jadi mikrokontroler bertugas sebagai kendali dari input, proses dan output sebuah
rangkaian elektronik. Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan
komputer, Arduino lainnya, atau mikrokontroler lainnya. ATmega328 ini menyediakan
UART TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan 1 (TX).
Sebuah ATmega16U2 pada saluran board ini komunikasi serial melalui USB dan muncul
sebagai com port virtual untuk perangkat lunak pada komputer. Firmware 16U2
menggunakan USB driver standar COM dan tidak ada driver eksternal yang dibutuhkan.
Perangkat lunak Arduino termasuk monitor serial yang memungkinkan data tekstual
sederhana yang akan dikirim ke dan dari papan Arduino. RX dan TX LED di papan akan
berkedip ketika data sedang dikirim melalui chip USB-to-serial dan koneksi USB ke
komputer (tetapi tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1). Sebuah perpustakaan
SoftwareSerial memungkinkan untuk komunikasi serial pada setiap pin digital Uno itu.
ATmega328 ini juga mendukung komunikasi I2C (TWI) dan SPI. Perangkat
lunak Arduino termasuk perpustakaan Kawat untuk menyederhanakan penggunaan dari bus
I2C.

2.5.1 Pemograman Arduino


Arduino board merupakan perangkat yang berbasiskan mikrokontroler. Perangkat
lunak (software) merupakan komponen yang membuat sebuah mikrokontroller dapat bekerja.
18
Arduino board akan bekerja sesuai dengan perintah yang ada dalam perangkat lunak yang
ditanamkan padanya. Bahasa pemrograman arduino adalah bahasa pemrograman yang umum
digunakan untuk membuat perangkat lunak yang ditanamkan pada arduino board. Bahasa
pemrograman arduino menggunakan bahasa pemrograman C sebagai dasarnya. Karena
menggunakan bahasa pemrograman C sebagai dasarnya, bahasa pemrograman arduino
memiliki banyak sekali kemiripan, walaupun beberapa hal telah berubah. Arduino Uno dapat
diprogram menggunakan software Arduino IDE yang bersifat opensource.

2.6 PLX-DAQ
PLX-DAQ adalah program yang digunakan dalam pemantauan karakteristik
panel surya seperti ditunjukkan pada Gambar

Gambar 2.19 PLX-DAQ

Program PLX-DAQ digunakan untuk menampilkan data dari Arduino ke excel secara
langsung. PLX-DAQ dapat menampilkan grafik, membaca pengukuran tiga sensor dalam
waktu yang sama serta menampilkan waktu pengukuran dari sensor ketiga sensor.

19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian


3.1.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Bhisma Murti (1996) di definisikan sebagai fenomena
yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
Variabel yang termasuk dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi faktor-faktor
yang akan diobservasi. Variabel yang bebas pada penelitian ini adalah intensitas cahaya
matahari.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah faktor-faktor dari yang diobservasi dan diukur untuk
menentukan adanya pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini
adalah Arus (I), tegangan (V), Daya (W), Perpindahan Panas (q), serta efisiensi pada
panel surya.
3. Variabel Kontrol
Variabel Kontrol merupakan variabel yang dapat dikendalikan, sehingga pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak termasuk di dalam penelitian. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah :
- Pemodelan menggunakan Simulink Matlab.
- Tipe Panel Surya yang digunakan adalah polycrystalline
- Pengujian karakteristik panel surya menggunakan software Pvsyst.

3.1.2. Teknik Pengambilan Data


Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
eksperimen, yaitu mengumpulkan data dengan cara menguji atau mengukur objek yang akan
diuji, baik uji fisik atau secara virtual dengan menggunakan software. Tujuan teknik
pengumpulan data ini untuk mendapatkan data yang valid sehingga digunakan untuk
menjelaskan permasalahan yang timbul dari penelitian secara objektif. Data-data yang
diperlukan adalah komposisi yang sesuai dengan variabel kontrol. Pengambilan hasil
pemodelan menggunakan simulink, melakukan pengujian karakteristik panel surya dengan
Software Pvsyst dan pengujian serta pengamatan fisik yang menggunakan Panel surya tipe
Polycrystalline. Semua hasil pengujian yang didapatkan, akan dimasukkan ke lembar kerja
hasil pengujian.
3.1.3 Metode Analisis Data
Tujuan Pengumpulan data adalah untuk mendapatkan data yang valid sehingga
nantinya bisa dipakai untuk menjelaskan permasalahan yang timbul pada penelitian secara
objektif. Pengumpulan data dilakukan dengan mengacu dari hasil pengujian dan pengamatan
dari panel surya. Teknik analisis data yang akan digunakan untuk menganalisis data pada
penelitian ini adalah statistika deskriptif kuantitatif. Teknik analisa data ini dilakukan dengan
cara menelaah data yang yang diperoleh dari eksperimen dimana hasilnya berupa data
kuantitatif yang akan dibuat dalam bentuk tabel dan grafik. Langkah selanjutnya adalah
mendeskripsikan atau menggambarkan data tersebut sebagaimana adanya bentuk kalimat yang

20
mudah dibaca, dipahami, dan dipresentasikan sehingga pada intinya adalah sebagai memberi
jawaban atas permasalahan yang akan diteliti.
3.2 Alat-alat yang dibutuhkan
3.2.1 Peralatan perangkat keras
1. Panel surya

Gambar 3.1Panel surya policrystalline 100wp

Panel surya merupakan komponen yang terpenting pada pengujian ini karena komponen ini
merupakan benda yang akan diukur pada pengujian ini. Panel surya ini berkapasitas 100WP
dengan tipe Policrystalline, berikut merupakan spesifikasi dari panel surya ini :

Tabel 3.1 spesifikasi panel surya yang digunakan

Spesifikasi Panel surya


Merk SUNASIA SP100-18P
Ukuran 672 X 997 X 29 mm
Daya maksimum 100Wp
Efisiensi sel surya 16,93%
Daya tegangan maksimum (Vmp) 17,8 V
Daya arus maksimum (Imp) 5,62 A
Tengangan keluaran terbuka (Voc) 21,8 V
Arus keluaran terbuka (Isc) 6,05 A
Toleransi daya ±3%
Maksimum tegangan sistem 1000 V
Series fuse rating 12A
Number bypass diode 2
Operating temperature -4⁰C to +85⁰C

21
2. Sensor Arus

Gambar 3.2 Sensor Arus ACS712

Pada sensor arus ini akan menggunakan sensor arus tipe ACS712, Sensor arus bekerja
dengan mengalirkan arus melalui tembaga yang di didalamnya menghasilkan medan magnet
yang ditangkap oleh integrated Hall IC dan diubah menjadi arus yang proporsional).
Konfigurasi dari sensor ini terdapat pada tabel dibawah ini :

Gambar 3.3 Gambar konfigurasi sensor ACS712

Tabel 3.2 Tabel konfigurasi ACS712

22
3. Sensor tegangan

Gambar 3.4 Sensor Tegangan

Sensor ini berfungsi untuk mengetahui tegangan keluaran dari panel surya. Spesifikasi dari
sensor ini meliputi,
1. Input voltage 0-25v.
2. Output voltage 0-5v.
Sensor ini memiliki output yang hanya kurang atau sama dengan 5v, maka dari itu
diperlukan pembagi tegangan dalam nya yang akan dijelaskan di tahap perancangan sistem
monitoring.

4. Sensor Temperatur

Gambar 3.5 Sensor Temperatur (LM35)

Pada alat ini berfungsi untuk mengukur temperatur dari sekitaran lingkungan panel surya,
tipe sensor ini adalah LM35, yang telah dibentuk menjadi sebuah modul agar lebih mudah
dalam menyambungkan kedalam rangkaian, untuk memudahkan pengaturan sensor maka
LM35 di desain dengan menyerupai modul.

23
5. Sensor intensitas cahaya matahari

Gambar 3.6 Sensor intensitas cahaya (LDR)

Alat ini berfungsi untuk menentukan intensitas cahaya matahari disekitar panel surya yang
akan diuji. Tipe sensor yang akan digunakan yaitu LDR atau Light. Seperti sensor LM35
sebelumnya, sensor LDR ini di desain menyerupai modul agar memudahkan dalam merangkai
rancangan sensor.

6. Solar Charge Controller

Gambar 3.7 Solar Charge controller (SCC)

Solar charge controller (SCC) atau juga dikenal sebagai battery charge regulator
(BCR) adalah komponen elektronik daya di PLTS untuk mengatur pengisian baterai dengan
menggunakan modul fotovoltaik menjadi lebih optimal. Perangkat ini beroperasi dengan cara
mengatur tegangan dan arus pengisian berdasarkan daya yang tersedia dari larik modul
fotovoltaik dan status pengisian baterai.

7. Jumper dan Bread board.

24
Gambar 3.8 Kabel Jumper dan Bread Board

Jumper dan breadboard berfungsi sebagai alat untuk menghubungkan arduino ke sensor, di
karenakan pada pengujian ini terdapat banyak sensor yang akan digunakan maka dari itu
diperlukan jumper dan breadboard di dalamnya untuk menghubungkan satu sama lain.

8. Arduino uno

Gambar 3.9 Arduino Uno

Arduino uno adalah sebuah board mikrokontroller yang mensupport sensor ke PC untuk
mendapatkan data logger dari sensor yang didapatkan. Tujuan menanamkan program pada
mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca input, memproses input
tersebut dan kemudian menghasilkan output sesuai yang diinginkan. Jadi mikrokontroler
bertugas sebagai kendali dari input, proses dan output sebuah rangkaian elektronik. Arduino
Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan komputer, Arduino lainnya, atau
mikrokontroler lainnya

3.2.2. Peralatan perangkat lunak

1. IDE (Arduino Software)

25
IDE ini berfungsi untuk pemograman pada arduino agar input dan output pada sensor dapat
terbaca pada PC. Pada IDE ini menggunakan bahasa pemograman C yang dapat di program
dengan mudah.

2. PLX-DAQ
PLX-DAQ merupakan software pensupport untuk menghubungkan port Arduino pada
microsoft excel, apabila port telah terhubung dengan benar, PLX-DAQ dapat mencatat data
logger keluaran dari arduino uno.

3.3 Diagram Alir Metodologi Penelitian

Gambar 3.10 Diagram alir metodologi penelitian

3.2.1 Studi Literatur


Untuk penggunaan studi literatur, disini penulis menggunakan beberapa sumber
referensi berupa buku dan jurnal. Dan pada tahap penelitian ini, penulis menggunakan
beberapa buku diantaranya. “Instalasi pembangkit listrik tenaga surya : Do’s and dont’s.
Yang dikeluarkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) yang ditulis
oleh Ing. Bagus Ramdhani, MSc. Dan juga buku “Solar energy : Renewable energy and the
environment” yang ditulis oleh Abbas Ghasemy dan diterbitkan oleh CRC Press Taylor &
Francis Group. Serta beberapa buku lain dan jurnal sebagai referensi pendamping. Untuk
tahap penelitian ini. Bertujuan untuk mempelajari informasi atau bahan materi baik daribuku,
jurnal, maupun sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Materi tersebut
26
diantaranya mengenai pengertian sel surya dan prinsip kerjanya, karakteristik sel surya yang
terdiri dari kurva arus-tegangan, kurva daya-tegangandan pemodelan sel surya.

3.2.4 Merancang Sistem monitoring dan sistem pengukuran pada panel surya
Tahap ini adalah merumuskan sistem monitoring yang nantinya akan bekerja untuk
mendapatkan data parameter secara real time dengan mengakuisisi data pengeluaran dari
kinerja panel surya. Hal ini bertujuan agar menghindari resiko error atau ralat yang seminim
mungkin. Tahap ini dimulai dengan membuat diagram alir dari perancangan sistem perangkat
keras yang dilakukan pada sistem monitoring lalu merangkai perangkat lunaknya.

Gambar 3.11 Diagram alir merangkai perangkat lunak

Tahap pertama adalah merangkai perangkat keras yang akan dilakukan pada sistem
monitoring kinerja panel surya. Panel surya nanti nya akan dihubungkan oleh beberapa sensor-
sensor yang berfungsi untuk mendapatkan data-data parameter yang dibutuhkan. Panel surya
yang telah terhubung oleh sensor akan dihubungkan dengan mikrokontroler arduino. Arduino
befungsi untuk mengakuisisi data-data dari sensor dan menghubungkan data keluaran tersebut
menuju komputer atau PC. Sensor-sensor yang dibutuhkan dalam pengujian ini adalah sensor
untuk mendapatkan tegangan, arus, temperatur dan intensitas cahaya matahari.

27
Gambar 3.12 Diagram alir sistem integrasi pengujian

Tahap kedua yang dilakukan untuk merancang sistem perangkat lunaknya. Tahap ini
adalah menghubungkan arduino yang telah dirancang tersebut agar dapat mengakuisisi data
yang dihasilkan kedalam PC. Beberapa tahap akan dilakukan dalam penghubungan ini, tahap
pertama adalah menginisialisasi program dari arduino. Tahap ini bertujuan untuk memprogram
arduino agar dapat membaca dan terintegrasi dengan sensor sensor yang telah dirancang, lalu
tahap kedua adalah mengintegrasikan software arduino (IDE) ke PLX-DAQ, hal ini bertujuan
agar data parameter keluaran dari panel surya dapat diakuisisi dant terbaca oleh sistem. Apabila
arduino dan PLX-DAQ telah terintegrasi, maka tahap selanjutnya adalah mengambil data
parameter yang dibutuhkan dan diterjemahkan kedalam satuan internasional (SI). Data yang
terbaca oleh arduino akan dikonversikan kedalam excel dan berbentuk tabel, agar data yang
disajikan akan lebih mudah untuk dibaca dan dapat dianalisis, sehingga jawaban atas pengujian
ini dapat dipresentasikan.

3.2.4 Pengujian dan pengamatan kinerja Panel Surya


Jika model simulasi sudah dapat menghasilkan karakteristik sel surya, maka pada tahap
selanjutnya penulis akan melakukan pengamatan fisik pada panel surya, hasil pemodelan dan
uji simulasi sebelumnya berguna untuk menjadi referensi penulis dalam menganalisa kinerja
pada panel surya yang akan diamati. Tahap ini dilakukan untuk membuktikan apakah hasil uji
simulasi virtual dan pemodelan yang dibuat sesuai dengan hasil pengujian fisik yang dilakukan.

3.2.5 Pengambilan data pengujian


Setelah mendapatkan data dari hasil pengamatan kinerja fisik pada panel surya, tahap
selanjutnya penulis melakukan pengambilan data dari hasil pengamatan. Data dari hasil
pengamatan, hasil uji simulasi dan pemodelan akan dimasukkan pada lembar kerja untuk tahap
selanjutnya.

3.2.6 Pengolahan data dan pembahasan


Tahap penelitian selanjutnya yaitu pengolahan data dan pembahasan, pada tahap ini
dilakukan pengolahan data data yang telah didapatkan sebelumnya diolah menjadi beberapa
tabel dan kurva pengamatan, sehingga pada tahap ini penulis dapat mengetahui parameter-
parameter yang diteliti seperti daya keluaran, karakteristik, performansi dan efisiensi kerja
yang dihasilkan pada panel surya yang berkapasitas 100Wp tersebut. Pada tahap ini juga
penulis akan menganalisa dan mengevaluasi hasil dari pengujian yang telah dilakukan.
28
BAB IV
PENGUJIAN & ANALISA
4.1 Persiapan Pengujian
Pada tahap yang akan dijelaskan saat ini adalah tahap persiapan dalam merancang alat yang
dibutuhkan dalam pengujian. Tahap ini mencakup cara merancang sistem monitoring software
dalam panel surya dan juga perancangan fisik yang akan diuji. Selanjutnya akan dilakukan
pengujian pengukuran performansi dari panel surya.

4.1.1 Perancangan perangkat sistem monitoring


Tahap ini menjabarkan bagaimana perancangan dari sistem monitoring yang akan diuji.
Tahap ini meliputi pembuatan skematis rangkaian sistem monitoring dan pembuatan rangkaian
sistem sensor monitoring. Sebagaimana yang didasarkan pada standar pengujian yang telah
dibuat. Pengujian ini akan mengukur 5 data yang akan diobservasi dalam pengujian, yaitu Arus
(I), Tegangan (V), Daya (W), Temperatur (0C), dan Intensitas cahaya matahari (W/m2).Adapun
rangkaian dan alur dari pengembangan sistem monitoring tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sensor Arus ACS712


Untuk dapat membaca arus yang dihasilkan oleh panel surya, maka diperlukan sensor arus
untuk mengonversi data analog tegangan ke data tegangan digital untuk di proses oleh Arduino
Uno. Sensor yang digunakan ini dapat mengukur arus positif dan negatif dengan kisaran -5A
sampai 5A. Sensor ini memerlukan supply daya tegangan sebesar 5V. Untuk membaca nilai
tengah, tegangan sensor diset pada 2.5V, yaitu nilai setengah dari daya tegangan sumber.
(VCC= 5V). Sesuai dengan chip AVR pada arduino yang memiliki 10 bit AD, sensor ACS712
memiliki jangkauan pembacaan dari 0 sampai 1023, maka dari itu untuk mendapatkan resolusi
pembacaan arus dan tegangan adalah sumber daya tegangan (VCC) dibagi dengan bilangan
sensor terbesar yaitu 1023.
Res = 5V/1023 = 0.00489 V (Pers.4.1)
Sensor Arus memiliki sensitifitas tegangan sebesar 66-185mV/A. Maka dari itu rumus
pembacaan sensor arus pada analogread dapat dirumuskan :

(0.00489 𝑋 𝑉𝑜𝑢𝑡)−2.5
𝐼= (Pers. 4.2)
0.185

Satuan tersebut masih berupa mA, apabila ingin diubah menjadi A maka rumus tersebut
dibagi dengan 1000. Modul sensor ini harus disusun secara seri terhadap beban, apabila
rangkaian pengukuran menggunakan beban.

Gambar 4.1 skematis rangkaian sistem

29
Gambar 4.2 skematis rankaian arduino dengan ACS712

Membuat skematis rangkaian dilakukan dengan menggunakan software fritzing. Gambar diatas
merupakan skematis hibungan antara sensor arus ACS712 dengan arduino uno.
Rumus yang akan dituliskan pada IDE adalah sebagai berikut :

I = (((analogRead(analogCurrentPin)*0.00489)-2.5)/0.185)/1000 (Pers. 4.3)


2. Sensor Tegangan
Untuk dapat membaca tegangan yang dihasilkan oleh panel surya, maka diperlukan sensor
tegangan untuk mengonversi data analog tegangan ke data tegangan digital untuk di proses
oleh Arduino Uno. Sensor tegangan umumnya berupa sebuah rangkaian pembagi tegangan atau
yang biasa disebut voltage divider. Karena batas input yang diizinkan oleh arduino adalah 5V,
maka input dari panel surya akan digunakan resistor 10k dan 30k ohm sebagai pembagi
hambatan pada sensor agar arduino tidak sampai rusak saat dilakukan pengujian. Sesuai dengan
spesifikasi yang tertulis pada panel surya, Tegangan masukan maksimum dari panel surya
adalah 17,8V. Maka dari itu dengan adanya pembagi resistor dapat dihitung dengan rumus :

𝑅1
𝑉𝑜𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑉𝑖𝑛𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑋 (Pers. 4.4)
𝑅1+𝑅2

Sehingga dengan rumus tersebut dapat dihitung seperti berikut :

10000
𝑉𝑜𝑚𝑎𝑘𝑠 = 17.8𝑉 𝑋 = 4,45 𝑉 (Pers. 4.5)
10000+30000

Tegangan keluar dari sensor menuju arduino adalah 4,45 V sehingga sensor sudah aman
untuk digunakan terhadap arduino. Sensor tegangan sama hal nya dengan sensor arus yang
memiliki angka pembacaan dari 0 sampai dengan 1023, dan masukan sebesar 4,45 V maka
untuk menghitung resolusi pembacaan adalah 4,45 V/1023 = 0.00434 V. Modul sensor
tegangan ini dapat mengurangi tegangan input sampai dengan 5kali, maka dari itu rumus
pembacaan pada analogread tegangan adalah sebgai berikut :

𝑉 = [(𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑋 0.00434) 𝑋5] (Pers.4.6)

Rumus yang dapat di program pada IDE adalah sebagai berikut

30
I=((analogRead(analogVoltagePin)*0.00434)*5) (Pers.4.7)

3. Sensor Temperatur

Untuk dapat mendeteksi temperatur yang berada pada panel surya, maka diperlukan sensor
temperatur untuk mengetahui temperatur yang berada dilingkungan sekitar panel surya melalui
sensor yang di deteksi dengan LM35.

Gambar 4.3 Skematis rangkaian arduino dengan LM35

Gambar merupakan skematis hubungan antara arduino uno dengan LM35, untuk
menghubungkan, diperlukan breadboard atau papan penghubung, sehingga keterbatasan pin
pada arduino untuk GND dan arus 5V dapat dihubungkan satu sama lain. Resolusi pada LM35
sama seperti dengan sensor arus yaitu 0.00489V, yang merupakan hasil pembagi dari VCC
dengan nilai pembacaan. Setelah itu untuk mengubah menjadi mV, hasil resolusi yang telah
dihitung dikalikan 1000, maka hasil perhitungan menjadi 4,89 mV. Sesuai dengan datasheet
yang terdapat dari Arduino, bahwa 1OC = 10mV, maka hasil 4,89mV dibagi 10mV menjadi
0.489, maka rumus untuk pembacaan analog read LM35 adalah sebagai berikut :

𝑇 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑋 0.489 (Pers. 4.8)

4. Sensor Intensitas Cahaya matahari


Untuk mendeteksi intensitas cahaya matahari diperlukan sensor LDR untuk menentukan
kualitas intensitas cahaya matahari yang berada disekitaran panel surya. Karena sensor LDR
memiliki resistansi yang rendah, maka sensor ini akan di hubungkan dengan resistor 10k ohm
sebagai penghambat dalam sensor.

Gambar 4.4 Skematis rangkaian arduino dengan LDR


31
5. Merangkai keseluruhan sensor
Setelah melakukan rangkaian pada semua sistem sensor untuk memonitoring, maka tahap
selanjutnya adalah merangkai keseluruhan pada sensor sensor yang digunakan, skematis
rangkaian yang akan digunakan adalah seperti berikut ini:

Gambar 4.5 Skematis sistem rangkaian sensor keseluruhan

6. Insialisasi Program
Tahap ini merupakan tahap pemograman, setelah arduino dan sensor telah terintegrasi satu
sama lain dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah memogram sensor yang telah terhubung
tersebut. Program yang telah dibuat akan dilampirkan pada lampiran di laporan ini.

4.2 Perancangan alat-alat

Gambar 4.6 Percobaan pada alat dan komponen

32
Tahap ini merupakan tahap merancang alat alat yang akan diuji, setelah seluruh sensor telah
terintegrasi dengan baik maka tahap selanjutnya merancang sistem sensor monitorinng
terhadap panel surya yang akan diuji, setelah itu dilakukan pada tahap selanjutnya yaitu
pengujian.
4.3 Pengujian
Pengujian dilakukan di kota Bandung, Propinsi Jawa Barat, Indonesia, tepatnya di parkiran
kampus IV Fakultas Teknik Universitas Pasundan, dengan lattitude 6o 52’53” Lintang selatan
dan Longitude 107o 35’51” Bujur Timur, serta 904 meter dari permukaan atas laut. Pengujian
dilakukan dengan mengukur kekuatan dari panel surya menggunakan sensor sensor yang telah
dirangkai dan telah dirancang dengan panel surya. Pengujian dilakukan dengan
menghubungkan arduino terhadap komputer melalui kabel serial, dimana keadaan arduino
dalam keadaan aktif. Setelah itu PLX DAQ yang telah terintegrasi langsung oleh Ms. Excel
akan diaktifkan sebagai media untuk merekam data yang didapatkan dari arduino uno.
Pengujian ini dilakukan selama satu bulan, dan tidak akan dilakukan pengambilan data apabila
cuaca di kota Bandung hujan. Pengujian dimulai pada tanggal 22 september 2020 sampai
dengan 7 November 2020. Karena cuaca yang kurang mendukung, maka waktu pengujian
dilakukan sedikit variatif. Pengujian dilakukan pada jam 11:00 siang sampai dengan 12-13:00
, serta pengujian tidak akan dilakukan apabila cuaca dalam kondisi hujan,akan tetapi pengujian
tetap akan dilakukan walaupun kondisi mendung atau kurang baik.

Gambar 4.7 Percobaan komponen dan alat sebelum diuji

Gambar 4.8 percobaan sistem PLX-DAQ

33
Pengujian ini dilakukan dengan standar pengukuran panel surya yang berasal dari ASTM
(American Standard Testing Materials) yang memiliki nomor standar IEC 62124. Ringkasan
standar akan dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Standar IEC 62124

Metode/ Material/alat pengukuran


Jenis pengukuran
yang dibutuhkan
No.
Sistem dan sensor akuisisi data seperti
1. Instrumentasi dan peralatan
yang dijelaskan dalam Lampiran B

2. Tes dokumentasi Tidak ada persyaratan

A. Alat konstruksi yang diperlukan untuk


menginstal sistem
B. Pada pengujian luar ruangan:
Sesuaikan sudut pada PV untuk mengatur
3. Instalasi peralatan daya keluaran PV.
C. Untuk pengujian dalam ruangan:
gunakan simulator surya Kelas B atau
catu daya elektronik yang mampu
mensimulasikan modul

Verifikasi Operasi Beban Tidak ada persyaratan


4.

Catatan instalasi Tidak ada persyaratan tambahan


5.

Data akuisisi untuk instalasi sistem Tidak ada persyaratan


6.

Alat Dokumentasi penginstalasian Kamera


7.

Visual Inspeksi pengukuran komponen Vernier caliper (Jangka sorong)


8.
A. Pengujian instalasi menggunakan sinar
9. Pengukuran diluar ruangan matahari alami: Susunan PV tidak boleh
terhalang benda, bangunan, atau

34
tumbuhan selama periode pengujian
berlangsung
B. Baterai dan komponen pengontrol
lainnya harus berada di kisaran suhu 30
°C, toleransi +/- 3 °C

A. Menggunakan simulator dari cahaya


matahari buatan dengan radiasi 700, 500,
200, dan 100 W / m²
B. Kemampuan untuk mengontrol suhu
10. Pengukuran di dalam ruangan
baterai hingga 30 ° C, toleransi +/- 3 ° C
C. Kemampuan untuk mengontrol suhu
lingkungan sekitar pengukuran hingga 25
° C , toleransi +/- 5 ° C

A. Catu daya elektronik dapat


mensimulasikan karakteristik modul dan
yang memiliki kemampuan untuk
mensimulasikan intensitas cahaya
Pengujian dalam ruangan matahari
11.
menggunakan simulator modul PV B. Kemampuan untuk mengontrol suhu
baterai hingga 30 ° C , toleransi +/- 3 ° C
C. Kemampuan untuk mengontrol suhu
lingkungan hingga 25 ° C , toleransi +/- 5
°C

A. Alat ukur tegangan DC dan arus DC


sesuai dengan IEC Publication 6090 1,
kecuali akurasinya berada dalamtoleransi
+/- 1% FS
B. Sensor Pada baterai, pengontrol
muatan, modul PV
C. Sensor suhu sekitar
D. Pengukuran suhu: Resolusi 1K atau
lebih; akurasi 2 K atau lebih
E. Sensor iradiasi: Perangkat referensi PV
yang sesuai dengan IEC 60904 2 untuk
12. Lampiran A
mencocokkan modul larik uji mengenai
respons spektral
F. Sensor iradiasi harus memiliki
jangkauan yang sesuai dan akurasi
minimal +/- 5% dari pembacaan
G. Untuk memasang dan memverifikasi
bahwa sensor dan larik radiasi berada
dalam jarak 5 derajat dari co planar
H. Sensor untuk menentukan operasi /
status beban (misalnya, untuk sistem
pencahayaan, sensor cahaya dapat
35
digunakan)
I. Pengukur waktu
J. Pengukur amp/jam DC

A. Konverter analog-ke-digital 12 bit


B. Kecepatan pengambilan sampel
datalogger harus setidaknya dua kali lipat
frekuensi switching dari pengontrol
pengisian daya. Jika laju sampel
datalogger yang digunakan tidak cukup
cepat, maka salah satu metodenya adalah
mengambil sampel sekali per detik
dengan rangkaian integrator / filter
ditambahkan ke input Sistem Akuisisi
Data. C. Konstanta waktu integrator /
filter harus setidaknya dua kali periode
sampel. Sensor tegangan dan arus harus
memiliki bandwidth yang sesuai.
13. Lampiran B D. Data harus disimpan sebagai rata-rata 5
menit yang sesuai untuk setiap pengujian
E. Tegangan diukur dengan resolusi 0,01
V atau lebih baik
F. Arus diukur dengan resolusi 0,01 A
atau lebih baik
G. Kapasitas saluran, kecepatan, dan
kisaran datalogger dan transduser untuk
diukur: Array Voltage, Load Voltage,
Battery Voltage, Array Current, Load
Current, Battery Current, Air
Temperature, Module Temperature,
Battery Temperature, Solar Irradiance,
Load
Operasi

4.4 Data

Berikut data hasil pengujian yang telah disimpan oleh PLX-DAQ yang terintegrasi pada
microsoft excel.

36
Gambar 4.9 Pengujian monitoring panel surya pada tanggal 22 September 2020

Tabel 4.2 Data pengujian pada 22 september 2020

22-Sep-20

Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)

11:00:00 23,01 2 40,11 34023,03 46,02

11:05:00 23,01 2,11 39,84 34025,01 48,55

11:09:59 22,9 2,52 39,02 34027,01 57,71

11:14:59 22,96 2,2 37,8 34225,01 50,51

11:19:59 23,21 1,97 43,98 34321,08 45,72

11:24:59 23,16 2,03 43,57 34221,08 47,01

11:29:59 23,14 2,09 43,02 34219,16 48,36

11:34:59 23,04 2,24 42,92 34137,4 51,61

11:39:59 23,01 2,26 40,24 34133,17 52,00

11:44:59 22,91 2,37 39,29 34033,17 54,30

11:49:59 22,92 2,41 36,6 33921,08 55,24

11:54:59 22,92 2,36 37,32 34021,08 54,09

12:00:00 22,94 2,24 39,83 34023,03 51,39

12:05:00 22,97 2,15 41,96 34221,08 49,39

12:10:00 22,94 2,18 41,54 34021,08 50,01

37
12:15:00 22,94 2,18 41,8 34025,01 50,01

Gambar 4.10 Gambar pengujian pada tanggal 23 september 2020

Tabel 4.3 Tabel data pengujian 23 september 2020

23-Sep-20

Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:00:00 25,01 2,55 33,11 35023,03 63,78
11:05:00 25,01 2,49 29,84 35025,01 62,27
11:09:59 24,99 2,52 29,02 35027,01 62,97
11:14:59 24,96 2,2 27,8 34925,01 54,91
11:19:59 24,91 1,97 26,98 34921,08 49,07
11:24:59 24,96 2,03 26,57 34921,08 50,67
11:29:59 24,94 2,07 29,02 34919,16 51,63
11:34:59 24,94 2,68 42,92 34937,4 66,84
11:39:59 24,91 2,68 39,24 34933,17 66,76
11:44:59 24,91 2,65 41,29 34933,17 66,01
11:49:59 23,92 2,34 36,6 33921,08 55,97
11:54:59 23,92 2,18 37,32 33921,08 52,15
12:00:00 23,94 2,24 39,83 33923,03 53,63
12:05:00 23,97 2,15 36,96 33921,08 51,54
12:10:00 23,94 2,08 40,54 33921,08 49,80
12:15:00 23,94 2,08 34,8 33925,01 49,80

38
Gambar 4.11 gambar pengujian pada 24 september 2020

Tabel 4.4 Tabel pengujian tanggal 24 september 2020

24-Sep-20

Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:00:00 24,11 2,12 40,11 34333,03 51,11
11:05:00 24,01 2,14 39,84 34331,01 51,38
11:09:59 23,99 2,18 39,02 34276,01 52,30
11:14:59 23,96 2,2 37,8 34242,01 52,71
11:19:59 23,91 2,17 36,98 34221,08 51,88
11:24:59 23,96 2,15 36,57 34221,08 51,51
11:29:59 23,72 2,19 37,02 34219,16 51,95
11:34:59 23,64 2,26 36,92 34137,4 53,43
11:39:59 23,51 2,27 36,24 34133,17 53,37
11:44:59 23,51 2,3 35,98 34033,17 54,07
11:49:59 23,42 2,34 35,78 34021,08 54,80
11:54:59 23,42 2,36 35,32 34021,08 55,27
12:00:00 23,44 2,36 35,83 34023,03 55,32
12:05:00 23,37 2,42 35,96 34021,08 56,56
12:10:00 23,44 2,41 35,54 34021,08 56,49
12:15:00 23,54 2,39 35,8 34025,01 56,26

39
Gambar 4.12 Pengujian pada 28 September 2020

Tabel 4.5 Data pengujian 28 September 2020

28-Sep-20

Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:00:00 24 2,21 33,11 34023,43 63,78
11:05:00 24,01 2,2 29,84 34025,01 62,27
11:09:59 24,99 2,23 29,02 34027,01 62,97
11:14:59 24,96 2,25 27,8 34225,01 54,91
11:19:59 24,91 2,17 26,98 34321,08 49,07
11:24:59 24,96 2,08 26,57 34221,08 50,67
11:29:59 24,94 2,07 29,02 34219,16 51,63
11:34:59 24,94 2,65 42,92 34137,4 66,84
11:39:59 24,91 2,64 39,24 34133,17 66,76
11:44:59 24,91 2,53 41,29 33033,17 66,01
11:49:59 24,92 2,31 36,6 35921,08 55,97
11:54:59 24,92 2,23 37,32 36021,08 52,15
12:00:00 24,94 2,24 39,83 36023,03 53,63
12:05:00 24,97 2,15 36,96 36221,08 51,54
12:10:00 24,94 2,09 40,54 35921,08 49,8
12:15:00 24,94 2,09 34,8 35925,01 49,8

40
Gambar 4.13 Pengujian 30 september 2020

Tabel 4.6 Data pengujian 30 september 2020

30-Sep-20

Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:00:00 21,07 2,03 33,11 33523,03 42,77
11:05:00 21,06 2,02 29,84 33552.45 42,54
11:09:59 20,95 2 29,02 33427,01 41,90
11:14:59 20,92 2,11 27,8 33425,01 44,14
11:19:59 20,92 2,12 26,98 33321,08 44,35
11:24:59 20,97 2,12 26,57 33221,08 44,46
11:29:59 20,94 2,07 29,02 33219,16 43,35
11:34:59 20,95 2,31 42,92 33137,4 48,39
11:39:59 20,9 2,28 39,24 33133,17 47,65
11:44:59 20,82 2,23 41,29 33033,17 46,43
11:49:59 20,76 2,34 36,6 33121,08 48,58
11:54:59 20,75 2,15 37,32 33021,08 44,61
12:00:00 20,75 2,22 39,83 33123,03 46,07
12:05:00 20,73 2,14 36,96 33221,08 44,36
12:10:00 20,89 2,1 40,54 33321,08 43,87
12:15:00 20,72 2,11 34,8 33225,01 43,72

41
Tabel 4.7 Data pengujian 1 Oktober 2020

01-Okt-20

Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:00:00 15,01 2,55 27,11 12011,03 38,28
11:05:00 15,01 2,49 29,84 12020,01 37,37
11:09:59 14,78 2,52 29,02 12027,01 37,25
11:14:59 14,66 2,2 27,8 12025,01 32,25
11:19:59 14,9 1,97 26,98 12021,08 29,35
11:24:59 14,9 2,03 26,57 12021,08 30,25
11:29:59 14,9 2,07 29,02 11997,93 30,84
11:34:59 14,92 2,68 30,92 12005,67 39,99
11:39:59 14,92 2,68 30,24 12033,17 39,99
11:44:59 14,92 2,65 31,29 12033,17 39,54
11:49:59 14,92 2,34 30,6 12021,08 34,91
11:54:59 14,92 2,18 30,32 12021,08 32,53
12:00:00 14,91 2,24 30,83 12023,03 33,40
12:05:00 14,85 2,15 30,96 11992,08 31,93
12:10:00 14,82 2,08 30,54 11996,08 30,83
12:15:00 14,91 2,08 30,8 11999,04 31,01

Tabel 4.8 Data pengujian 2 Oktober 2020

02-Okt-20

Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:00:00 21,97 2,49 44,97 33023,03 54,71
11:05:00 20,01 2,52 40,88 32925,01 50,43
11:09:59 21,54 2,52 33,93 33020,01 54,28
11:14:59 20,12 2,49 31,89 32923,03 50,1
11:19:59 19,98 2,52 32,3 32823,03 50,35
11:24:59 22,02 2,55 36,38 33223,03 56,15
11:29:59 21,84 2,55 31,89 33020,01 55,69
11:34:59 22,87 2,47 39,89 33223,03 56,49
11:39:59 20,01 2,55 33,11 33023,03 51,03
11:44:59 20,01 2,49 29,84 33025,01 49,82
11:49:59 20,09 2,52 29,02 33027,01 50,63
11:54:59 20,06 2,2 27,8 33026,01 44,13
12:00:00 19,72 1,97 26,98 32721,08 38,85

42
Tabel 4.9 Data pengujian 3 Oktober 2020

03-Okt-20

Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:00:00 20,61 2,52 33,11 33012,03 51,94
11:05:00 20,78 2,48 29,84 33013,98 51,53
11:09:59 20,89 2,51 29,02 33012,79 52,43
11:14:59 21,06 2,51 27,8 33013,77 52,86
11:19:59 20,76 2,51 31,98 33010,98 52,11
11:24:59 20,96 2,45 31,2 33020 51,35
11:29:59 20,94 2,51 31,15 33021,3 52,56
11:34:59 20,94 2,5 30,96 33021,4 52,35
11:39:59 20,9 2,43 29,98 333019,99 50,79
11:44:59 20,91 2,45 30,56 33018,98 51,23
11:49:59 20,92 2,34 31 33020,77 48,95
11:54:59 20,92 2,32 31,02 33020,81 48,53
12:00:00 20,94 2,34 31,04 33031,1 49,00
12:05:00 20,97 2,35 31,05 33050,98 49,28
12:10:00 20,94 2,28 31,09 33043,2 47,74
12:15:00 20,94 2,27 31,13 33041,01 47,53

Tabel 4.10 Data pengujian 5 Oktober 2020

05-Okt-20

Intensitas Cahaya
Jam (WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:00:00 24,52 1,13 33,07 34684,95 27,71
11:05:01 23,2 1,53 35,95 34784,59 35,5
11:10:01 23,4 1,46 36,49 34787,6 34,16
11:15:02 23,03 1,33 36,75 34765,61 30,63
11:20:02 23,55 1,26 34,61 34697,47 29,67
11:25:03 22,84 1,13 32,73 34685,64 25,81
11:30:04 22,86 1,2 31,12 34743,64 27,43
11:35:04 23,13 3,19 39,44 34789,44 73,78
11:40:05 23,67 1,66 37,29 34598,53 39,29
11:45:05 23,69 1,66 34,34 34657,59 39,33
11:50:06 23,57 1,53 30,58 34544,52 36,06
11:55:06 24,18 1,46 31,39 34624,52 35,3
12:00:07 24,35 1,4 32,46 34634,6 34,09

43
Tabel 4.11 Data pengujian 7 Oktober 2020

07-Okt-20

Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:00:00 17,81 1,89 33,11 29678,92 33,66
11:05:00 17,54 1,9 29,84 26482,12 33,33
11:09:59 17,69 1,91 29,02 26589,01 33,79
11:14:59 17,96 1,91 27,8 26497,92 34,30
11:19:59 18,02 1,89 26,98 27530,1 34,06
11:24:59 18,09 1,9 26,57 27236,75 34,37
11:29:59 18,1 1,87 29,02 27240,12 33,85
11:34:59 17,77 1,88 42,92 26198,2 33,41
11:39:59 17,82 1,87 39,24 27400,07 33,32
11:44:59 17,85 1,9 41,29 27202,12 33,92
11:49:59 17,85 1,91 36,6 27403,12 34,09
11:54:59 17,62 1,9 37,32 26687,44 33,48
12:00:00 17,73 1,89 39,83 26789,66 33,51
12:05:00 17,73 1,89 36,96 26791,01 33,51
12:10:00 17,73 1,91 40,54 26790,86 33,86
12:15:00 17,8 1,9 34,8 26935,21 33,82

Tabel 4.12 Data pengujian 8 Oktober 2020

08-Okt-20
Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:24:58 23,92 2,24 38,75 35921,08 53,58
11:29:59 23,92 2,27 39,83 35921,08 54,3
11:34:59 23,92 2,27 35,88 35921,08 54,3
11:39:59 23,92 2,3 38,03 36023,03 55,02
11:44:59 23,92 2,34 38,39 36221,08 55,97
11:49:59 23,92 2,34 36,6 35921,08 55,97
11:54:59 23,92 2,18 47,32 36021,08 52,15
12:00:00 23,94 2,24 49,83 36023,03 53,63
12:05:00 23,97 2,15 46,96 36221,08 51,54
12:10:00 23,94 2,08 40,54 35921,08 49,8
12:15:00 23,94 2,08 39,8 35925,01 49,8
12:20:00 23,94 2,08 36,24 35921,08 49,8
12:25:01 22,94 2,09 40,9 35821,08 47,94
12:30:01 23,97 2,15 44,09 35925,01 51,54
12:35:01 23,94 2,11 42,44 35923,03 50,51
12:40:01 23,97 2,18 39,06 35825,01 52,25
12:45:01 23,97 2,24 39,93 35924,08 53,69
12:50:01 23,97 2,24 39,09 35921,08 53,69
12:55:02 23,97 1,99 38,35 34929,03 47,7
44
Tabel 4.13 Data pengujian 9 Oktober 2020

09-Okt-20

Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
12:35:30 14,63 2,3 31,74 23595,96 33,65
12:40:31 23,99 1,27 31,25 24702,15 30,47
12:45:31 23,99 2,24 30,76 32701,93 53,74
12:50:31 23,99 2,18 28,81 32702 52,3
12:55:31 23,99 2,21 30,76 34702,73 53,02
13:00:31 23,99 2,24 31,25 34702,13 53,74
13:05:31 23,99 2,53 30,76 34702,78 60,69
13:10:31 4,1 2,46 31,74 10200,58 10,09
13:15:31 5,65 2,46 30,27 10206,62 13,9
13:20:32 5,18 2,3 26,86 12208,67 11,91
13:25:32 5,46 2,3 26,86 12706,61 12,56

Tabel 4.14 Data pengujian 10 Oktober 2020

10-Okt-20
Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
12:35:30 14,63 2,3 31,74 23595,96 33,65
12:40:31 23,99 1,27 31,25 24702,15 30,47
12:45:31 23,99 2,24 30,76 32701,93 53,74
12:50:31 23,99 2,18 28,81 32702 52,3
12:55:31 23,99 2,21 30,76 34702,73 53,02
13:00:31 23,99 2,24 31,25 34702,13 53,74
13:05:31 23,99 2,53 30,76 34702,78 60,69
13:10:31 4,1 2,46 31,74 10200,58 10,09
13:15:31 5,65 2,46 30,27 10206,62 13,9
13:20:32 5,18 2,3 26,86 12208,67 11,91
13:25:32 5,46 2,3 26,86 12706,61 12,56

Tabel 4.15 Data pengujian 13 Oktober 2020

13-Okt-20

Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
12:35:30 14,63 2,3 31,74 23595,96 33,65
45
12:40:31 23,99 1,27 31,25 24702,15 30,47
12:45:31 23,99 2,24 30,76 32701,93 53,74
12:50:31 23,99 2,18 28,81 32702 52,3
12:55:31 23,99 2,21 30,76 34702,73 53,02
13:00:31 23,99 2,24 31,25 34702,13 53,74
13:05:31 23,99 2,53 30,76 34702,78 60,69
13:10:31 4,1 2,46 31,74 10200,58 10,09
13:15:31 5,65 2,46 30,27 10206,62 13,9
13:20:32 5,18 2,3 26,86 12208,67 11,91
13:25:32 5,46 2,3 26,86 12706,61 12,56

Tabel 4.16 Data pengujian 15 Oktober 2020

15-Okt-20

Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
10:59:30 20,64 3,77 37,55 46249,75 77,81
11:04:30 20,75 3,72 38,63 46979,32 77,19
11:09:30 20,29 3,91 37,91 46979,32 79,33
11:14:30 20,82 4,12 37,04 48007,52 85,77
11:19:31 19,63 3,15 42,85 45349,73 61,83
11:24:31 19,82 2,97 46,53 46700,87 58,86
11:29:31 19,69 3,72 41,08 46701,07 73,24
11:34:32 19,47 3,62 45,28 46921,07 70,59
11:39:32 19,95 3,56 43,15 42728,09 71,05
11:44:32 18,86 3,26 41,76 37767,22 61,48
11:49:32 19,95 3,2 42,62 37985,16 63,84

Tabel 4.17 Data pengujian 17 Oktober 2020

17-Okt-20

Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:00:00 24,78 2,76 36,76 34023,03 68,39
11:05:00 24,75 2,53 36,86 34025,01 62,62
11:09:59 25,03 2,52 36,75 34027,01 63,08
11:14:59 25,09 2,29 38,12 34225,01 57,46
11:19:59 25,12 2,39 37,9 34321,08 60,04
11:24:59 25,12 2,03 41,01 34221,08 50,99
11:29:59 25,12 2,03 40,98 34219,16 50,99
11:34:59 25,12 2,08 42,92 34137,4 52,25
11:39:59 25,15 2,43 45,76 34133,17 61,11

46
11:44:59 25,11 2,22 41,29 33033,17 55,74
11:49:59 25,06 2,11 41,23 35921,08 52,88
11:54:59 25,1 2,17 41,01 36021,08 54,47
12:00:00 25,34 2,19 39,83 36023,03 55,49
12:05:00 25,07 2,15 40,96 36221,08 53,90
12:10:00 24,94 2,23 40,54 35921,08 55,62
12:15:00 24,97 2,34 38,9 35925,01 58,43

Tabel 4.18 Data pengujian 19 Oktober 2020

19-Okt-20

Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:00:00 24,94 2,55 37,55 34023,03 63,78
11:05:00 23,47 2,49 39,63 34025,01 62,27
11:09:59 24,99 2,52 39,91 34027,01 62,97
11:14:59 24,96 2,2 38,04 34225,01 54,91
11:19:59 24,91 1,97 33,85 34321,08 49,07
11:24:59 24,96 2,03 36,53 34221,08 50,67
11:29:59 24,94 2,07 37,08 34219,16 51,63
11:34:59 24,94 2,68 36,76 34137,4 66,84
11:39:59 24,91 2,68 36,86 34133,17 66,76
11:44:59 24,91 2,65 36,75 33033,17 66,01
11:49:59 23,92 2,34 38,12 35921,08 55,97
11:54:59 23,92 2,18 37,9 36021,08 52,15
12:00:00 23,94 2,24 41,01 36023,03 53,63
12:05:00 23,97 2,15 40,98 36221,08 51,54
12:10:00 23,94 2,08 42,92 35921,08 49,8
12:15:00 23,94 2,08 45,76 35925,01 49,8

Tabel 4.19 Data 20 Oktober 2020

20-Okt-20
Intensitas
Cahaya Matahari
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) (Lux) Daya (W)
11:00:00 23,41 2,61 41,11 34126,03 61,10
11:05:00 23,78 2,39 39,83 34134,09 56,83
11:09:59 23,69 2,42 39,22 34127,61 57,33
11:14:59 23,96 2,63 41,8 34225,01 63,01
11:19:59 23,76 2,31 40,98 34129,08 54,89
11:24:59 23,85 2,27 40,57 34226,08 54,14
11:29:59 23,85 2,29 41,02 34219,16 54,62

47
11:34:59 23,32 2,68 40,93 34117,4 62,50
11:39:59 23,21 2,68 39,76 34093,17 62,20
11:44:59 23,21 2,65 41,22 34082,17 61,51
11:49:59 23,12 2,37 41,06 34061,34 54,79
11:54:59 23,02 2,17 40,87 34050,1 49,95
12:00:00 22,91 2,21 39,84 34026,13 50,63
12:05:00 22,86 2,16 38,96 34021,08 49,38
12:10:00 22,71 2,16 38,54 34011,56 49,05
12:15:00 22,64 2,19 37,98 33985,21 49,58

Tabel 4.20 Data 21 Oktober 2020

21-Okt-20
Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:00:00 19,86 2,38 37,14 33826,13 47,27
11:05:00 19,81 2,38 37,84 33822,78 47,15
11:09:59 19,89 2,37 37,62 33872,91 47,14
11:14:59 19,96 2,32 37,8 33902,21 46,31
11:19:59 19,97 2,33 36,98 33932,08 46,53
11:24:59 19,97 2,33 36,87 33935,08 46,53
11:29:59 19,94 2,41 36,97 33920,16 48,06
11:34:59 19,94 2,31 37,62 33923,4 46,06
11:39:59 19,92 2,38 38,21 33911,68 47,41
11:44:59 19,91 2,36 38,29 33911,12 46,99
11:49:59 19,91 2,34 38,6 33910,2 46,59
11:54:59 20,01 2,29 38,72 33954,89 45,82
12:00:00 20,00 2,25 39,54 33972,12 45,00
12:05:00 20,02 2,25 38,7 33956,87 45,05
12:10:00 20,04 2,29 38,21 33994,24 45,89
12:15:00 19,98 2,3 38,21 33921,21 45,95

Tabel 4.21 Data 22 Oktober 2020

22-Okt-20
Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:00:00 12,05 1,75 26,34 11205,94 21,09
11:05:00 13,21 1,76 27,01 11301,75 23,25
11:09:59 12,95 1,78 27,02 11298,07 23,05
11:14:59 12,84 1,63 27,06 11295,87 20,93
11:19:59 13,41 1,84 26,98 11331,01 24,67

48
11:24:59 13,46 1,82 26,97 11340,09 24,50
11:29:59 12,94 1,54 27,04 11300,04 19,93
11:34:59 12,94 1,82 27,12 11298,09 23,55
11:39:59 12,71 1,34 27,02 11277,23 17,03
11:44:59 12,51 1,33 26,96 11264,06 16,64
11:49:59 12,42 1,35 26,89 11254,88 16,77
11:54:59 12,93 1,54 27,35 11276,65 19,91
12:00:00 12,44 1,24 28,05 11259,32 15,43
12:05:00 12,57 1,53 28,74 11271,44 19,23
12:10:00 12,24 1,35 28,76 11232,23 16,52
12:15:00 12,84 1,35 28,43 11288,79 17,33

Tabel 4.22 Data pengujian 26 Oktober 2020

26-Okt-20
Intensitas Cahaya
Jam(WIB) Tegangan(V) Arus(A) Temperatur(C) Matahari (Lux) Daya (W)
11:00:00 19,78 2,36 37,65 33829,13 47,27
11:05:00 19,81 2,38 37,84 33822,78 47,15
11:09:59 19,89 2,37 37,62 33872,91 47,14
11:14:59 19,96 2,32 37,8 33902,21 46,31
11:19:59 19,97 2,33 36,98 33932,08 46,53
11:24:59 19,97 2,33 36,87 33935,08 46,53
11:29:59 19,94 2,41 36,97 33920,16 48,06
11:34:59 19,94 2,31 37,62 33923,4 46,06
11:39:59 19,92 2,38 38,21 33911,68 47,41
11:44:59 19,91 2,36 38,29 33911,12 46,99
11:49:59 19,91 2,34 38,6 33910,2 46,59
11:54:59 20,01 2,29 38,72 33954,89 45,82
12:00:00 20,00 2,25 39,54 33972,12 45,00
12:05:00 20,02 2,25 38,7 33956,87 45,05
12:10:00 20,04 2,29 38,21 33994,24 45,89
12:15:00 19,98 2,3 38,21 33921,21 45,95

4.5 Pembahasan

Berdasarkan data hasil pengujian, terdapat beberapa perbedaan hasil data yang
didapatkan, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain akibat cuaca, sensor yang
tersentuh dan lain hal sebagainya. Melihat dari data tersebut tentu hal yang ingin dicari
adalah pengaruh performansi panel surya terhadap temperatur

Tabel 4.23 Data Temperatur terhadap X

Temperatur (C) Jumlah (X)


49
0-10 0
11-20 0
21-30 82
31-40 177
41-50 29
51-60 0
61-70 0
71-80 0

GRAFIK JUMLAH X TERHADAP


TEMPERATUR
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70

Gambar 4.14 Grafik Jumlah( X )terhadap temperatur

Berdasarkan data diatas, temperatur rata-rata pada setiap pengujian ini yang dilakukan
di Kota Bandung adalah antara kisaran 31-40 oC, dimana jumlah nya mencapai 177 kali pada
siklus pengujian.

Tabel 4.24 Data jumlah (X) terhadap Intensitas cahaya matahari

Intensitas cahaya matahari (Lux) Jumlah (X)


0-10000 0
10001-20000 39
20001-30000 48
30001-40000 85
40001-50000 122
50001-60000 29
60001-70000 18
70001-80000 0

50
Kurva Intensitas cahaya matahari terhadap X
140

120

100

80

60

40

20

0
0-1000 1001-2000 2001-3000 3001-4000 4001-5000 5001-6000 6001-7000 7001-8000

Gambar 4.15 Kurva intensitas cahaya matahari terhadap jumlah (x)

4.6 Analisa
4.6.1 Analisa Data

Mengetahui kinerja dari panel surya dapat dilihat dari hasil kurva I-V, maka dari itu
dengan melihat spesifikasi yang telah terbentuk dari panel surya, maka pada langkah awal yaitu
mengukur dan memantau performa dari panel surya, hal ini dilakukan agar panel surya dapat
diketahui kinerja dan faktor yang mempengaruhinya.

Sesuai dengan spesifikasi panel surya, maka dapat dihitung Pmax dan Fill Factor (FF)
dari panel surya, hal ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi dari panel surya tersebut.
Berdasarkan spesifikasi maka didapatkan :

Vmp = 17.8 V
Imp = 5,62 A
Voc = 21,8 V
Isc = 6,05 A

Setelah itu dapat dihitung dengan cara memasukkan angka angka tersebut di dalam
persamaan
𝑉𝑚𝑝 𝑥 𝐼𝑚𝑝 17.8 𝑥 5.62
𝐹𝐹 = = = 0,7585
𝑉𝑜𝑐 𝑥 𝐼𝑠𝑐 21.8 𝑥 6.05
Setelah itu didapatkan hasil Pmax pada panel surya yaitu :
𝑃𝑚𝑎𝑥 = 𝑉𝑜𝑐 𝑥 𝐼𝑠𝑐 𝑥 𝐹𝐹 = 21.8 V x 6.05 A x 0.7585 = 100,038 W
Maka dari itu, sesuai dengan ketentuan hasil dari spesifikasi tertulis panel surya Pmax
dari Panel surya ini adalah 100,038 W, dengan kondisi STC 1000w/m2 dan 25oC.

51
Kurva Arus-Tegangan berdasarkan spesifikasi panel surya
7
STC = 1000W/m2 STC Temperature = 25oC
Isc = 6,05 A
6
Pmax = 100,038 W
5 Imp = 5.62 A
Arus (A)

4
karakteristik arus-
3 Fill Factor = 0.7585
tegangan
2 point maksimum daya
yang dihasilkan
1
Vmp =17.8V Voc = 21.8 V
0
0 5 10 15 20 25

Tegangan (V)
Gambar 4.16 Kurva Arus-Tegangan berdasarkan spesifikasi panel surya

Berdasarkan data pengujian yang didapatkan, daya maksimum yang dapat dihasilkan
oleh panel surya adalah 85,77W yang terjadi pada 15 Oktober 2020 pada jam 11:14:31 WIB,
pada saat itu Vmp yang dihasilkan oleh panel surya adalah 20,82 V dan Imp nya adalah 4,12
A,sedangkan Voc dari solar panel pada hari itu adalah 21,67 V dan Isc nya adalah 4,86 A, oleh
karena itu Fill Factor atau FF dari hasil data pengujian adalah

𝑉𝑚𝑝 𝑥 𝐼𝑚𝑝 20,82 𝑥 4,12


𝐹𝐹 = = = 0.703
𝑉𝑜𝑐 𝑥 𝐼𝑠𝑐 21,67𝑥 4.86

Berdasarkan data intensitas cahaya matahari berada pada kondisi 48007,52 lux dan
temperatur di kondisi 37,02 0C, dari perhitungan pada endmemo, 1000 lux sama dengan
0,00146 W/cm2 . Berdasarkan data tersebut, maka intensitas cahaya matahari saat itu adalah

48007,52
𝑋 0.00146 = 0.0701 W/cm2 = 700.1 W/m2
1000

6
Kurva I terhadap V berdasarkan data pengujian
Pmax = 85,77W
Isc Irradiance = 700.1 W/m2 Temp : 37,02oC
5
Imp
4
Arus (A)

3
Kurva Isc vs Voc
2
Vmp vs Imp
1
Vmp
Voc
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Tegangan (V)
Gambar 4.17 Kurva I terhadap V berdasarkan data pengujian

52
Kurva Perbandingan arus vs Tegangan antara spesifikasi dan
pengujian
7
Irradiance = 1000 W/m2
Temp = 25 oC Pmax =100,038 W
6
Irradiance = 700.1 W/m2
5

4 Temp =37,07 oC
Arus (A)

3 I-V berdasarkan data spesifikasi


I-V berdasarkan data pengujian
2

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Tegangan (V)

Gambar 4.18 Kurva Perbandingan arus vs Tegangan antara spesifikasi dan pengujian

4.6.1 Analisa pengujian

Pada tahap ini merupakan analisa yang terjadi selama pengujian yang dilakukan selama
30 hari pengukuran dalam kurun waktu 22 september sampai dengan 5 November 2020.
Beberapa analisa yang dilakukan selama pengujian menunjukkan bahwa kurva I-V yang berada
pada data spesifikasi tidak persis dengan data hasil pengujian. Hal ini disebabkan terjadinya
perbedaan hasil intensitas cahaya matahari yang dimana pada spesifikasi pengujian
menggunakan kondisi STC (Standard Term Conditions) dengan besar intesitas 1000w/m2
sedangkan pada pengkuran data rata-rata berada dikisaran 30000-40000 lux, yaitu antara 600-
700 w/m2, selanjutnya kondisi lingkungan sekitar juga mempengaruhi hasil daripada daya yang
didapatkan oleh panel surya, seperti temperatur cuaca kecepatan angin, fakto kabel, atau sensor
yang terkadang juga mengalami error yang disebabkan sensitivitas atau tersentuh. Selain itu,
sensor, SCC dan baterai yang terkadang terkena sinar matahari secara tidak sengaja juga dapat
mempengaruhi sensitivitas sehingga hasil kinerja daripada komponen tersebut menjadi kurang
maksimal. Standar yang digunakan mengharuskan komponen kerja berada dibawah temperatur
+/- 30oC, akan tetapi kondisi dilapangan yang cukup panas membuat hai itu harus seminim
mungkin untuk dihindari, maka dari itu hasil pengujian menjadi sedikit berbeda hasil nya
dengan hasil data spesifikasi yang telah ditulis oleh produsen panel surya.

53
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian, maka tahap terakhir untuk menjawab semua akar
permasalahan yang terjadi, maka dengan ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Daya yang dihasilkan oleh panel surya ditentukan dari hasil intensitas cahaya matahari
yang diterima oleh panel, maka dari itu semakin tinggi hasil intensitas cahaya matahari
maka semakin tinggi pula daya yang dihasilkan oleh panel surya. Hal ini berbanding
terbalik dengan temperatur, apabila temperatur semakin besar, daya yang dihasilkan
oleh panel surya akan semakin kecil daya yang dapat dihasilkan.

2. Data yang dihasilkan merupakan data pengukuran dari setiap sensor yang telah diproses
secara langsung dan ditampilkan berupa bentuk data kuantitatif pada kondisi real time
dari kinerja panel surya, data tersebut disimpan dengan menggunakan PLX-DAQ yang
telah terintegrasi dengan excel sebagai hasil pengujian tersebut.

3. Berdasarkan dari hasil pengujian ini, data kurva I-V dari hasil pengujian berbeda
dengan kurva I-V dari hasil spesifikasi yang dibuat oleh produsen panel surya.
Beberapa faktor perbedaan nya terletak dari intensitas cahaya matahari yang berbeda,
ralat dari hasil sensor dan pengaruh temperatur serta lingkungan sekitar.

5.2 Saran

1. Adapun saran serta masukan untuk penelitian ini, diantaranyaSensor untuk temperatur
dan intensitas cahaya serta arduino yang digunakan sangat minim, hal ini disebabkan
karena keterbatasan biaya dan anggaran, apabila menggunakan 3-4 sensor tambahan
untuk temperatur dan intensitas cahaya, mungkin pengujian ini akan lebih baik lagi.

2. Pengujian ini juga akan lebih baik apabila menggunakan sistem internet wireless
ATMEGA untuk menginput datalogger yang dihasilkan dari kinerja panel surya, hal ini
tidak dilakukan penulis karena keterbatasan anggaran dan waktu, jadi akan lebih baik
jika menggunakan wireless ATMEGA.

54
DAFTAR PUSTAKA

1. Abbas Ghassemi, P. (2011). Solar Energy : Renewable Energy and Environment.


New Mexico City: CRC Press Taylor & Francis Group LCC.

2. Indonesia, K. R. (2019). Implementasi Permen ESDM no.49 tahun 2018 tentang sistem
PLTS Atap. Jakarta: Kementrian ESDM Republik Indonesia.

3. ing. Bagus Ramadhani, M. (2018). Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Do's and
Dont's. Jakarta: Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ)
GmbH.

4. Irawan, A. (2013). “Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Hibrida di Pulau Panjang


Menggunakan Software HOMER”. Tanjung Pinang: UMRAH.

5. Lambert, T. (2006). “Micropower System Modeling with HOMER”.

6. Mehang, T. s. (2017). Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Di


Kecamatan Ngadu Ngala, Kabupaten Sumba Timur, NTT. 1-10 ISSN 1411-870X.

7. Mulyana, R. (2017). Panduan Pengoperasian dan pemeliharaan PLTS off-grid.


Jakarta: Kementrian energi dan sumber daya mineral Republik Indonesia.

8. Sandro Putra, d. (2016). Seminar Nasional Cendekiawan 2016 ISSN (E) : 2540-7589.
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah.

9. Suriadi. (2010). Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpadu Menggunakan


Software PVSYST Pada Komplek Perumahan di Banda Aceh. Jurnal Rekayasa
Elektrika Vol. 9,.

55

Anda mungkin juga menyukai