Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Kajian Ilmiah (JKI)

e-ISSN: 2597-792X, ISSN: 1410-9794


Edisi Khusus No. 1 (Juli 2020), Halaman: 73 – 80
Terakreditasi Peringkat 5 (SINTA 5) sesuai SK RISTEKDIKTI Nomor. 3/E/KPT/2019

Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap


Pembelajaran Di SMA Negeri 8 Banjarmasin

BAB 1

Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu negara yang terinfeksi pandemi Covid-19, yang

merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut corona

virus 2 (SARS-CoV-2). Sehingga berdampak kepada masyarakat dan peserta didik tidak

bisa bertemu langsung di sekolah atau di tempat umum. Adanya pandemik Covid-19

sehingga kegiatan proses belajar mengajar dilaksanakan dari rumah bahkan bekerja pun

dilakukan dari rumah dengan tujuan agar bisa mengurangi penularan Covid-19.

Kasus covid 19 ini merambah ke segala aspek kehidupan, bahkan sektor pendidikan pun

sangat memprihatinkan dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran tidak lagi dapat

dilakukan dalam bentuk tatap muka. Upaya pemerintah untuk tetap melakukan proses

pembelajaran pun dilakukan secara jarak jauh atau online atau lebih dikenal dengan

pembelajaran daring. Siswa atau mahasiswa dirumah dan pengajar dalam hal ini guru ataupun

dosen tetap melakukan tugasnya dengan mengajar dari rumah. Proses pembelajaran secara

daring ini memaksakan orangtua untuk mendukung proses pembelajaran anak dengan harus

menyedikan jaringan wifi atau pulsa data untuk menjamin bahwa anaknya dapat memperoleh

pendidikan walaupun dari rumah. Sekolahsekolah ditutup, ujian nasional ditiadakan, para

pegawai bergiliran ke kantor dan tenaga fungsional melakukan tugasnya dirumah, yang lebih

dikenal denga Work From Home (WFH). Sekolah-sekolah dan kampuspun didaringkan,

pertemuanpetemuan dilakukan secara online, semuanya dilakukan secara jarak jauh. Tuntutan

proses pembelajaran seperti ini menggugah orangtua untuk harus dapat menyediakan fasilitas

yang dituntut seperti laptop, handphone android dan bahkan pulsa data sehingga anaknya

dapat mengikuti proses pembelajaran. Untuk anak-anak yang kondisi ekonomi keluarganya

mampu dapat melakukan proses pembelajarannya dengan baik, tetapi untuk orangtua dari
kondisi keluarga dengan ekonomi lemah, merasa sangat terpukul dan pada akhirnya harus

bekerja ekstra untuk menunjang proses pembelajaran anak. Engko, Usmany – Dampak

Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online 26 Proses pembelajaran jarak jauh

atau onlinepun mulai dirasakan dikampus. Semua aktivitas, baik itu perkuliahan maupun

seminarseminar dilakukan secara daring. Mahasiswa yang ekonomi lemah pun diberikan

bantuan pulsa data untuk mendukung proses perkuliahan mereka. Para dosen pun melakukan

pekerjaan dari rumah atau work from home (WFH) dan dituntut untuk dapat seefektif

mungkin dalam melakukan tugas tanggung jawabnya. Mahasiswa dan dosen dituntut untuk

tanggap teknologi. Kenyataan dilapangan, mahasiswa merasa kuliah secara online dianggap

tidak efektif karena berbagai factor, baik itu jaringan, biaya dan bahkan ilmu yang diperoleh

juga tidak maksimal. Dosen pun merasa aplikasi-aplikasi yang digunakan secanggih apapun

tidak seperti ketika mereka bertatap muka langsung dengan anak didiknya. Proses

pembimbingan pun dilakukan secara online dan dirasakan baik itu oleh mahasiswa ataupun

dosen sangat tidak maksimal. Berdasarkan fenomenafenomena yang diuraikan diatas, maka

peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh dan memberikan judul untuk penelitian yaitu

“Dampak Pandemic Covid 19 terhadap Proses Pembelajaran Online (Studi Eksploratif Pada

Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pattimura). 1.2.

Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana

proses pembelajaran setelah terjadinya covid 19? 2. Bentuk pembelajaran apa yang

digunakan oleh dosen ketika melakukan proses pembelajaran secara online di masa pandemic

covid 19? 3. Apa kendala dari proses perkuliahan online di masa pandemic covid 19? 4.

Saran apa yang dapat diberikan agar proses pembelajaran online dapat dilakukan secara lebih

efektif kedepan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis

bagaimana proses pembelajaran setelah terjadinya covid 19. 2. Untuk menganalisis bentuk

pembelajaran yang digunakan oleh dosen ketika melakukan proses pembelajaran secara

online di masa pandemic covid 19. 3. Untuk menganalisis kendala yang dihadapi dari proses

perkuliahan online di masa pandemic covid 19. 4. Untuk menganalisa saran yang dapat

diberikan agar proses pembelajaran online dapat dilakukan secara lebih efektif kedepan? 1.4.

Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitiannya adalah : 1. Bagi Peneliti Penelitian ini
dimaksudkan agar peneliti lebih memahami jenis penelitian kualitatif secara lebih mendalam.

2. Bagi Mahasiswa Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi untuk penelitian-penelitian

kedepan. 3. Bagi Pemerintah Penelitian ini dapat menjadi masukan untuk pengembangan

proses pembelajaran online yang lebih baik. 2. TELAAH LITERATUR DAN PERUMUSAN

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pembelajaran Online Pembelajaran online pertama kali Jurnal

Akuntansi • Vol. 6 No. 1, Hal: 23-38 • Juli 2020 27 JAK dikenal karena pengaruh dari

perkembangan pembelajaran berbasis elektronik (e-learning) yang diperkenalkan oleh

Universitas Illionis melalui sistem pembelajaran berbasis komputer (Hardiayanto). Online

learning merupakan suatu sistem yang dapat memfasilitasi siswa belajar lebih luas, lebih

banyak, dan bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut, siswa dapat

belajar kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh jarak, ruang dan waktu. Materi

pembelajaran yang dipelajari lebih bervariasi, tidak hanya dalam bentuk verbal, melainkan

lebih bervariasi seperti visual, audio, dan gerak. Secara umum, pembelajaran online sangat

berbeda dengan pembelajaran secara konvensional. Pembelajaran online lebih menekankan

pada ketelitian dan kejelian siswa dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan

secara online. Mengingat online learning sebagai metoda atau sarana komunikasi yang

mampu memberikan manfaat besar bagi kepentingan para peneliti, pengajar, dan siswa, maka

para pengajar perlu memahami karakteristik atau potensi online learning agar dapat

memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan pembelajaran para siswa-nya.

Keuntungan online learning adalah media yang menyenangkan, sehingga menimbulkan

ketertarikan siswa pada program-program online. Siswa yang belajar dengan baik akan cepat

memahami komputer atau dapat mengembangkan dengan cepat keterampilan komputer yang

diperlukan, dengan mengakses Web. Oleh karena itu, siswa dapat belajar di mana pun pada

setiap waktu. Online learning meliputi aspek perangkat keras (infrastruktur) berupa

seperangkat komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan memiliki kemampuan

untuk mengirimkan data, baik berupa teks, pesan, grafis, maupun suara. Dengan kemampuan

ini online learning dapat diartikan sebagai suatu jaringan komputer yang saling terkoneksi

dengan jaringan komputer lainnya keseluruh penjuru dunia (Kitao,1998). Pengertian online

learning bukan hanya berkaitan dengan dengan perangkat keras saja, melainkan juga
mencakup perangkat lunak berupa data yang dikirim dan disimpan, sewaktu-waktu dapat

diakses. Beberapa komputer yang saling berhubungan satu sama lain dapat menciptakan

fungsi sharing yang secara sederhana dapat disebut sebagai jaringan (networking). Fungsi

sharing yang tercipta melalui jaringan (networking) tidak hanya mencakup fasilitas yang

sangat dan sering dibutuhkan, seperti printer atau modem, maupun yang berkaitan dengan

data atau program aplikasi tertentu. Online learning secara menyeluruh pun mulai diterapkan

dalam dunia pendidikan, ketika dunia diterjang pandemi corona. Kebijakankebijakan pun

dilakukan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai upaya

mencegah meluasnya penularan virus corona. Diharapkan dengan seluruh lembaga

pendidikan tidak melaksanakan aktivitas seperti biasanya, hal ini dapat meminimalisir

menyebarnya penyakit covid 19 ini. Hal serupa juga sudah dilakukan oleh berbagai negara

yang terpapar penyakit covid 19 ini, kebijakan lockdown atau karantina dilakukan sebagai

upaya mengurangi interaksi banyak orang yang dapat memberi akses pada penyebaran virus

corona. Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia ekonomi

yang mulai lesu, tetapi kini dampaknya dirasakan juga oleh dunia pendidikan. Kebijakan

yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia dengan meliburkan seluruh aktivitas

pendidikan, membuat pemerintah dan Engko, Usmany – Dampak Pandemi Covid-19

Terhadap Proses Pembelajaran Online 28 lembaga terkait harus menghadirkan alternatif

proses pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan

proses pendidikan pada lembaga pendidikan. Berdasarkan data yang diperoleh dari

UNESCO, saat ini total ada 39 negara yang menerapkan penutupan sekolah dengan total

jumlah pelajar yang terpengaruh mencapai 421.388.462 anak. China sejauh ini memiliki

jumlah pelajar yang paling banyak terpengaruh karena virus corona yaitu sekitar lebih dari

233 juta siswa. Sedangkan negara lainnya, hingga 13 Maret ada 61 negara di Afrika, Asia,

Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara dan Amerika Selatan yang telah mengumumkan atau

menerapkan pembatasan pembelajaran sekolah dan universitas. UNESCO menyediakan

dukungan langsung ke negaranegara, termasuk solusi untuk pembelajaran jarak jauh yang

inklusif. Kebijakan menutup sekolah di negara-negara tersebut, berdampak pada hampir

421,4 juta anak-anak dan remaja di dunia. Negara yang terkena dampak Covid-19
menempatkan respons nasional dalam bentuk platform pembelajaran dan perangkat lain

seperti pembelajaran jarak jauh. Dalam situ s UNESCO dikemukakan bahwa pandemi corona

ini mengancam 577 juta pelajar di dunia. Sementara UNESCO menyebutkan, total ada 39

negara yang menerapkan penutupan sekolah dengan total jumlah pelajar yang terpengaruh

mencapai 421.388.462 anak. Total jumlah pelajar yang berpotensi berisiko dari pendidikan

pra-sekolah dasar hingga menengah atas adalah 577.305.660. Sedangkan jumlah pelajar yang

berpotensi berisiko dari pendidikan tinggi sebanyak 86.034.287 orang. (Purwanto, dkk.2020).

Dampak dari adanya COVID-19 menyebabkan perekonomian di Indonesia menjadi merosot,

menjatuhkan nilai tukar rupiah, harga barang naik, terutama alat-alat kesehatan. Hal ini juga

berdampak pada sistem pendidikan di Indonesia. Hasil keputusan dari menteri pendidikan

bahwa seluruh kegiatan pembelajaran baik di sekolah maupun perguruan tinggi dilaksanakan

di rumah masing-masing melalui aplikasi yang tersedia. Menteri pendidikan mengeluarkan

Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2O2O Tentang Pencegahan Corona Virus Disease (COVID-l9)

Pada Satuan Pendidikan yang menyatakan bahwa meliburkan sekolah dan perguruan tinggi.

(Kemdikbud RI, 2020). Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19,

sebagai gantinya kegiatan pembelajaran dilakukan secara online untuk semua jenjang

pendidikan. (Pratiwi, 2020). Bentuk perkembangan teknologi informasi yang dapat

dimanfaatkan sebagai media pembelajaran adalah menggunakan e-learning (pembelajaran

online) (Hartanto, 2016). Pembelajaran online diartikan sebagai suatu jaringan komputer

yang saling terkoneksi dengan jaringan komputer lainnya ke seluruh penjuru dunia (Kitao,

1998 dalam (Riyana & Pd, n.d.)). Aplikasi elearning ini dapat memfasilitasi aktivitas

pelatihan dan pembelajaran serta proses belajar mengajar secara formal maupun informal,

selain juga memfasilitasi kegiatan dan komunitas pengguna media elektronik, seperti internet,

intranet, CD-ROM, Video, DVD, televisi, HP, PDA, dan lain sebagainya (Darmawan, 2012).

Dalam penerapan e-learning (pembelajaran online), dosen dan mahasiswa memiliki perannya

masing-masing. Dosen memiliki peran sebagai fasilitator dan pembimbing dalam kegiatan

pembelajaran, sedangkan mahasiswa memiliki peran sebagai konstruktor pengetahuan,

pembelajar mandiri (independent learners), dan pemecah masalah (problem solvers)(Bintaro

& Kusir dalam Maudiarti, 2018). Di Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 1, Hal: 23-38 • Juli 2020
29 JAK samping itu, istilah E-learning (pembelajaran online) meliputi berbagai aplikasi dan

proses seperti computer-based learning, webbased learning, virtual classroom, virtual

Schoology, virtual Zoom, dan aplikasi lainnya. (Dakwah et al., n.d.) Kegiatan pembelajaran

online ini dilakukan untuk mengganti kegiatan pembelajaran secara langsung. Pembelajaran

online memiliki beberapa kelemahan yakni penggunaan jaringan internet membutuhkan

infrastruktur yang memadai, membutuhkan banyak biaya, komunikasi memalui internet

terdapat berbagai kendala/lamban (Haryono, 2003 dalam (Waryanto, 2006)). Meskipun

terdapat kendala pembelajaran online dapat dikatakan efektif apabila mahasiswa dapat

mencapai tujuan pembelajaran dan mahasiswa aktif dengan adanya interaksi antara dosen dan

mahasiswa dalam pembelajaran tersebut dan tidak berpusat kepada dosen saja. Salah satu ciri

utama dari pembelajaran mahasiswa yang sangat menonjol adalah adanya kemampuan dan

kemauan dalam proses belajar dengan mengarahkan sendiri proses pembelajaran sesuai

dengan kebutuhan yang dia inginkan atau disebut juga sebagai self-directed learning atau

kerap disingkat sebagai SDL (Merriam, 2011) dalam (Wicaksono, 2012). Proses

pembelajaran dengan menggunakan SDL dianggap berhasil jika pebelajar telah mampu

mengarahkan proses belajarnya tanpa adanya bantuan dari pembelajar (Gibbsons, 2002).

Elearning (pembelajaran online) merupakan salah satu pembelajaran yang sudah banyak

digunakan di perguruan tinggi saat ini semenjak diterbitkannya sebagaimana diatur dalam

Pasal 31 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu

mengenai pembelajaran jarak jauh. (Brito, 2003 dalam Pratiwi, 2020). Beberapa model online

learning menurut (Haugey & Anderson, 1998) dalam buku Networked Learning: The

Pedagogy of The Internet menjelaskan terdapat tiga model model e-learning, yaitu (1) Web

Course, yaitu perkuliahan yang dilakukan melaui web merupakanpembelajaran online secara

utuh bahwa terdapat pola komunikasi antara mahasiswa dengan dosen yang didominasi

sistem jarak jauh melalui web/ internet dan tidak terjadi pertemuan tatap muka. Seluruh

bahan ajar, penugasan, konsultasi, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya disampaikan

melalui internet, (2) Web Centric Course, yaitu memadukan pembelajaran jarak jauh dan

tatap muka secara online pada pekuliahan model ini materi sebagian disediakan di web dan

sebagian melalui tatap muka, dan fungsinya saling melengkapi, (3) Web Enhanced Course
yaitu perkuliahan yang ditingkatkan melalui pemanfaatan web/internet. Pembelajaran

tersebut terjadi timbal balik antara dosen dan mahasiswa serta pembelajaran berpusat pada

web/internet”. Adapun kelebihan dalam melakukan pembelajaran online, salah satunya

adalah meningkatkan kadar interaksi antara mahasiswa dengan dosen/guru, pembelajaran

dapat dilakukan dimana dan kapan saja (time and place flexibility), Menjangkau peserta didik

(mahasiswa) dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience), dan

mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of

content as well as archivable capabilities) (Siahaan, 2002 dalam (Waryanto, 2006)). Model

pembelajaran ini memanfaatkan teknologi terutama dalam membantu dosen dan mahasiswa

terutama pada pengelolaan kegiatan pembelajaran (Basori, 2017). Dengan teknologi

informasi ini dapat berperan sebagai media yang menyediakan antara Engko, Usmany –

Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online 30 mahasiswa dan dosen,

sumber belajar dan sarana untuk meng-efesiensikan evaluasi pembelajaran (Sriwihajriyah et

al., 2012 dalam Pratiwi, 2020). Keuntungan penggunaan pembelajaran online adalah

pembelajaran bersifat mandiri dan interaktivitas yang tinggi, mampu meningkatkan tingkat

ingatan, memberikan lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan

animasi yang semuanya digunakan untuk menyampaikan informasi, dan juga memberikan

kemudahan menyampaikan, memperbarui isi, mengunduh, para siswa juga bisa mengirim

email kepada siswa lain, mengirim komentar pada forum diskusi, memakai ruang chat,

hingga link videoconference untuk berkomunikasi langsung (Arnesti & Hamid, 2015 dalam

Pratiwi, 2020). 2.1.2. Covid 19/Corona Virus Corona virus merupakan keluarga virus yang

menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan hingga berat, jenis coronavirus diketahui

menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory

Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) (Kementerian

Kesehatan, 2020). World Health Organization memberi nama virus baru tersebut Servere

acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARSCoV-2) dan nama penyakitnya sebagai

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Gejala COVID-19 yang paling umum antara lain

gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, sesak napas, dan batuk kering. Gejala-gejala

tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona). Tenaga kesehatan berperan
penting dalam memberikan tanggap terhadap wabah COVID-19 dan menjadi ditulang

punggung pertahanan suatu negara untuk membatasi atau menanggulangi penyebaran

penyakit. COVID-19 (Coronavirus Disease 2019). COVID-19 merupakan sebuah virus yang

menyerang pernafasan manusia (Kementerian Kesehatan, 2020). COVID-19 ini masih

berhubungan dengan penyebab SARS dan MERS yang sempat muncul pada tahun 2019.

Ketiga virus ini diketahui disebarkan oleh hewan dan mampu menjangkit dari satu spesies ke

spesies lainya termasuk manusia. Penyebaran coronavirus dari hewan ke manusia sangat

jarang, tetapi hal ini yang terjadi pada COVID-19, SARS, dan MERS. Manusia dapat tertular

coronavirus melalui kontak langsung dengan hewan yang terjangkit virus ini. Cara

penyebarannya disebut transmisi zoonosis. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam

pencegahan virus ini menurut (Kementerian Dalam Negeri, 2020) yaitu melakukan

kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat kotor atau cuci

tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor, menghindari menyentuh mata, hidung dan

mulut, terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan atas

bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah, pakailah masker medis jika

memiliki gejala pernapasan dan melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker,

menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala gangguan pernapasan. 2.1.3.

Pembatasan Sosial/Social Distance Pembatasan pertama kali terjadi di China, negara asal

munculnya Covid19. Tanggal 23 Januari 2020 diberlakukan lockdown atau karantina di kota

Wuhan. Wilayah Provinsi Hubei lainnya kemudian mengikuti dalam beberapa hari

sesudahnya. Sejak pemberlakuan kebijakan di kota Wuhan, istilah lockdown atau karantina

dikenal luas di seluruh dunia. Sejumlah negara juga tercatat Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 1,

Hal: 23-38 • Juli 2020 31 JAK melakukan karantina. Pada 2 Februari, Filipina

memberlakukan larangan perjalanan bagi wisatawan yang datang dari China, Hong Kong,

dan Makau, dan masa karantina 14 hari untuk penduduk Filipina. Dalam upaya penanganan

wabah, otoritas di sejumlah negara kemudian menerapkan kebijakan pembatasan yang

beragam. Namun, kebijakan pembatasan yang berujung kerusuhan besar pertama kali

dilaporkan terjadi di India, 28 Maret 2020. Pemerintah Indonesia langsung menindak lanjuti

kasus tersebut. Salah satu tindakan pemerintah adalah melakukan Social Distancing selama
14 hari untuk meminimalisir penyebaran virus tersebut. Menurut Center for Disease (CDC)

dalam (Kosasih, 2020) Social Distancing yaitu menjauhi perkumpulan, menghindari

pertemuan massal, dan menjaga jarak antar manusia. Pembatasan sosial/menjaga jarak yang

dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19 agar tidak menyebar luas di Negara

Indonesia. Social Distancing sangat berpengaruh untuk menghambat penyebaran COVID-19

3.

Sudah hampir tiga bulan stay at home (tinggal dirumah) dan Work From Home

(bekerja

dari rumah) serta E-Learning bagi Mahasiswa sesuai dengan program pemerintah untuk

memutus rantai pandemi covid-19 (Corona Virus Disease) yang sangat mematikan

orang kalau sudah kena virus tersebut, Bukan hanya di Indonesia tapi diseluruh dunia.

Banyak menafsirkan bahwa Covid-19 ini adalah sebagai teguran kepada umat manusia

agar semua kembali peduli terhadap ciptaan Tuhan, Indonesia merupakan salah satu

negara yang terinfeksi pandemi Covid-19. Penyakit Corona virus 2019 (COVID-19)

adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut corona virus 2

(SARS-CoV-2). Penyakiti ini pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di

Wuhan, ibukota provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global,

mengakibatkan pandemic korona virus 2019-20 yang sedang

Submitted: 12 Juni 2020; Revised: 3 Juli 2020; Accepted: 24 Juli 2020; Published: 31

Juli 2020

berlangsung. Gejala umum termasuk demam, batuk, dansesaknapas. Gejala lain

mungkin termasuk nyeriotot, diare, sakit tenggorokan, kehilangan bau, dan sakit perut.

Sementara sebagian besar kasus mengakibatkan gejala ringan, beberapa berkembang

menjadi pneumonia virus dan kegagalan multi-organ. Pada 5 April 2020, lebih dari 1,2
juta kasus telah dilaporkan di lebih dari dua ratus Negara dan wilayah, mengakibatkan

lebih dari 64.700 kematian. Lebih dari 246.000 orang telah pulih.

Sehingga berdampak kepada masyarakat dan peserta didik tidak bisa bertemu

langsung di sekolah atau di tempat umum. Adanya pandemik Covid-19 sehingga

kegiatan proses belajar mengajar dilaksanakan dari rumah bahkan bekerja pun

dilakukan dari rumah dengan tujuan agar bisa mengurangi penularan Covid-19.

Manusia merupakan mahluk sosial yang memungkinkan saling berinteraksi

secara langsung sehingga tingkat penyebaran pandemi Covid-19 semakin pesat.

Sehingga Pemerintah telah melakukan aturan karantina kewilayahan atau lockdown

untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19. Menurut Mahfud, karantina

kewilayahan diatur dalam aturan undang-undang nomor 6 tahun 2018 tetang

kekarantina kesehatan. Bertujuan membatasi perpindahan orang membatasi kerumunan

orang, membatasi gerakan orang demi keselamatan bersama. Sebagian besar orang

yang terinfeksi Covid-19, akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang,

bahkan menyebabkan sulit bernafas sehingga meninggal. Virus ini bisa sembuh dengan

sendirinya karena imunitas tubuh. Namun orang tua lebih rentan terkena virus ini.

Apalagi orang tua yang memiliki penyakit diabetes, pernapasan kronis dan kanker.

Karena adanya virus ini, aktivitas masyarakat di berbagai Negara jadi terganggu

sehingga membuat masyarakat di dunia harus tetap diam dirumah untuk memutus mata

tantai virus corona agar tidak semakin menyebar. Sehingga berdampak kepada

masyarakat dan peserta didik tidak bisa bertemu langsung di sekolah atau di tempat

umum. Adanya pandemik Covid-19 sehingga kegiatan proses belajar mengajar

dilaksanakan dari rumah bahkan bekerja pun dilakukan dari rumah dengan tujuan agar

bisa mengurangi penularan Covid-19.

Lalu perekonomian di berbagai dunia juga semakin menurun karena adanya

virus ini. Asian Development Bank (ADB) memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional

hanya sebesar 2,5% pada tahun 2020 atau terpangkas setengahnya setelah pada tahun
2019 tumbuh 5,0%. Hal ini disebabkan oleh pandemi virus corona yang menjangkiti

berbagai wilayah nusantara.

BAB II

PEMBAHASAN

3.1. Dampak Pandemic Covid-19

Pada saat ini disrupsi teknologi terjadi di dunia Pendidikan, pembelajaran tatap

muka yang dilaksanakan 100 persen di sekolah, secara tiba-tiba mengalami perubahan

yang sangat drastis. Dan, tak bisa dipungkiri di atas 50 persen pelajar dan mahasiswa

berasal dari masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah.

Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan diterapkannya berbagai

kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia. Upaya

yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah satunya dengan menerapkan

himbauan kepada masyarakat agar melakukan physical distancing yaitu himbauan untuk

menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan,

perkumpulan, dan menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang.

Upaya tersebut ditujukan kepada masyarakat agar dapat dilakukan untuk memutus

rantai penyebaran pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.

Pemerintah menerapkan kebijakan yaitu Work From Home (WFH). Kebijakan

inimerupakan upaya yang diterapkan kepada masyarakat agar dapat menyelesaikan

segala pekerjaan di rumah. Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang

terdampak akibat adanya pandemi Covid-19 tersebut. Dengan adanya pembatasan

interaksi, Kementerian Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu

dengan meliburkan sekolah dan mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

dengan menggunakan sistem dalam jaringan (daring). Dengan menggunakan sistem

pembelajaran secara daring ini, terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh

siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang belum selesai disampaikan oleh guru
kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya. Hal tersebut menjadi keluhan bagi

siswa karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak.

Permasalahan lain dari adanya sistem pembelajaran secara online ini adalah

akses informasi yang terkendala oleh sinyal yang menyebabkan lambatnya dalam

mengakses informasi. Siswa terkadang tertinggal dengan informasi akibat dari sinyal

yang kurang memadai. Akibatnya mereka terlambat dalam mengumpulkan suatu tugas

yang diberikan oleh guru. Belum lagi bagi guru yang memeriksa banyak tugas yang

telah diberikan kepada siswa, membuat ruang penyimpanan gadget semakin terbatas.

Penerapan pembelajaran online juga membuat pendidik berpikir kembali, mengenai

model dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Yang awalnya seorang guru

sudah mempersiapkan model pembelajaran yang akan digunakan, kemudian harus

mengubah model pembelajaran tersebut.

Di balik masalah dan keluhan tersebut, ternyata juga terdapat berbagai hikmah

bagi pendidikan di Indonesia. Diantaranya, siswa maupun guru dapat menguasai

teknologi untuk menunjang pembelajaran secara online ini. Di era disrupsi teknologi

yang semakin canggih ini, guru maupun siswa dituntut agar memiliki kemampuan

dalam bidang teknologi pembelajaran. Penguasaan siswa maupun guru terhadap

teknologi pembelajaran yang sangat bervariasi, menjadi tantangan tersendiri bagi

mereka. Dengan adanya kebijakan Work From Home (WFH), maka mampu memaksa

dan mempercepat mereka untuk menguasai teknologi pembelajaran secara digital

sebagai suatu kebutuhan bagi mereka. Tuntutan kebutuhan tersebut, membuat mereka

dapat mengetahui media online yang dapat menunjang sebagai pengganti pembelajaran

di kelas secara langsung, tanpa mengurangi kualitas materi pembelajaran dan target

pencapaian dalam pembelajaran. Berbagai media pembelajaran jarak jauh pun dicoba

dan digunakan. Sarana yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran online antara

lain, e-learning, aplikasi zoom, google classroom, youtube, maupun media sosial

whatsapp. Sarana-sarana tersebut dapat digunakan secara maksimal, sebagai media

dalam melangsungkan pembelajaran seperti di kelas. Dengan menggunakan media


online tersebut, maka secara tidak langsung kemampuan menggunakan serta mengakses

teknologi semakin dikuasai oleh siswa maupun guru.

Setelah pendidik mampu menguasai berbagai sarana pembelajaran online, maka

akan tercipta pemikiran mengenai metode dan model pembelajaran lebih bervariasi

yang belum pernah dilakukan oleh pendidik. Misalnya, guru membuat konten video

kreatif sebagai bahan pengajaran. Dalam hal ini, guru lebih persuasif karena membuat

peserta didik semakin tertarik dengan materi yang diberikan oleh guru melalui video

kreatif tersebut. Peserta didik tentu akan dapat memahami apa yang dijelaskan oleh guru

melalui video kreatif yang dibuat oleh guru tersebut. Sehingga dengan adanya

penerapan model pembelajaran di rumah ini, membuat siswa tidak merasa bosan dalam

mengikuti pembelajaran secara online.

Penggunaan teknologi dalam menyelesaikan tugas pada siswa, juga dapat

menimbulkan kreativitas dikalangan siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang

telah mereka miliki. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi dari guru, mereka

dapat menciptakan suatu produk pembelajaran kreatif yang dapat mengembangkan

pemikiran melalui analisis mereka sendiri, tanpa keluar dari pokok bahasan materi yang

telah disampaikan oleh guru. Adanya pandemi covid-19 juga memberikan hikmah yang

lainnya. Pembelajaran yang dilakukan di rumah, dapat membuat orang tua lebih mudah

dalam memonitoring atau mengawasi terhadap perkembangan belajar anak secara

langsung. Orang tua lebih mudah dalam membimbing dan mengawasi belajar anak

dirumah. Hal tersebut akan menimbulkan komunikasi yang lebih intensif dan akan

menimbulkan hubungan kedekatan yang lebih erat antara anak dan orang tua. Orang tua

dapat melakukan pembimbingan secara langsung kepada anak mengenai materi

pembelajaran yang belum dimengerti oleh anak. Dimana sebenarnya orang tua adalah

institusi pertama dalam pendidikan anak. Dalam kegiatan pembelajaran secara online

yang diberikan oleh guru, maka orang tua dapat memantau sejauh mana kompetensi dan

kemampuan anaknya. Kemudian ketidakjelasan dari materi yang diberikan oleh guru,

membuat komunikasi antara orang tua dengan anak semakin terjalin dengan baik. Orang

tua dapat membantu kesulitan materi yang dihadapi anak.


Hikmah selanjutnya yaitu penggunaan media seperti handphone atau gadget,

dapat dikontrol untuk kebutuhan belajar anak. Peran orang tua semakin diperlukan

dalam melakukan pengawasan terhadap penggunaan gadget. Hal tersebut memberikan

dampak yang positif bagi anak, dalam memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang

bermanfaat. Anak cenderung akan menggunakan handphone untuk mengakses berbagai

sumber pembelajaran dari tugas yang diberikan oleh guru. Sehingga akan membuat

anak menghindari penggunaan gadget pada hal-hal kurang bermanfaat atau negatif.

Walaupun pendidikan di Indonesia ikut terdampak adanya pandemi covid-19 ini,

namun dibalik semua itu terdapat hikmah dan pelajaran yang dapat diambil. Adanya

kebijakan pemerintah untuk melakukan pembelajaran jarak jauh melalui online, maka

dapat memberikan manfaat yaitu meningkatkan kesadaran untuk menguasai kemajuan

teknologi saat ini dan mengatasi permasalahan proses pendidikan di Indonesia.

3.2. Langkah-Langkah Tindakan

a) Pemerintah/ Sekolah

Pemerintah pada saat ini sudah berubah kebijakan dari Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) menjadi kondisi New Normal dengan protocol kesehatan yang

ketat berdasarkan kebijakan social distancing atau physical distancing yang menjadi

dasar pelaksanaan belajar dari rumah dengan pemanfaatan teknologi sebagai media

pembelajaran yang secara tiba-tiba, tidak heran membuat tenaga pendidik dan peserta

didik kaget termasuk orang tua. Dari berbagai keluhan diatas dapat menjadi tantangan

bagi para tenaga pendidik, bagaimana cara mereka tetap memberikan motivasi kepada

peserta didik dalam melakukan pembelajaran online ini. Seorang tenaga pendidik harus

mampu menginovasi dirinya dan peserta didik, maksudnya guru/dosen disini harus

mampu membangkitkan semangat motivasi peserta didik dengan penjelasan materi dan

tugas yang berbeda dengan berbagai metode belajar yang menarik.

Saat ini sangat diperlukan media social pemerintah seperti TVRI bergeser fungsi

dari hiburan menjadi ruang pembelajaran secara nasional dan tv swasta, bisa

dimanfaatkan agar anak didik makin mendapatkan ilmu yang banyak dengan kualitas
yang sama dikota maupun di desa. Generasi milenial, sekarang mungkin sudah lebih

aman belajar dirumah, daripada repot dengan segudang peraturan jika keluar rumah.

Oleh karena itu pemerintah segera bertindak memberikan kelonggaran untuk

memberikan pulsa murah untuk pelajar, agar mereka bisa online setiap saat, ini juga

sekaligus mengurangi beban orang tua. Karena bagi kaum milenial pulsa/paket lebih

penting daripada makan atau jajan lainnya.

b) Pendidik/Guru

Sebagai seorang pendidik harus terus bertanggung jawab untuk mengembangkan

kurikulum sekolah dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran sehingga tercapai

targetnya untuk mencapai kompantensi dasar dan indikator kompetensi pembelajranya,

dimana mata pelajaran harus selesai dilaknakan sesuai waktu yang sudah ditentukan,

Dengan berbagai cara bisa dilakukan menyampaikan materi secara online, dan

pertanyaan dan kuis yang diberikan dan dibicarakan dalam forum diskusi. Begitu juga

dengan Penelitian yang akan dilakukan untuk mencari solusi masalah yang dihadapi

oleh masyarakat seperti masa pandemi covid-19 agar masyarakat merasakan hasil dari

penelitian yang dilakukan oleh pihak akademisi sampai benar-benar bisa dirasakan

masyarakat manfaat dari solusi yang disampaikan oleh pihak akademisi. Pengabdian

Kepada Masyarakat juga seharusnya bisa dilaksanakan walaupun masa Pembatasan

Sosial Berskala Besar ini, dengan menerapkan Social Distancing dan Physikal

Distancing mungkin tidak maksimal yang dicapai tapi minimal sudah ikut serta

mengurangi beban masyarakat agar mereka bangun dari keterpurukan ini.

Hal inilah yang terus digali lebih dalam oleh pihak akademisi, tentunya terus

difasilitasi oleh pihak kampus, atau membantu pemerintah untuk menyalurkan bantuan

social atau ikut serta membantu pemerintah untuk memonitor apakah bansos tersebut

sampai kepada pihak yang patut menerima bantuan tersebut dengan mendata ulang.

c) Orang tua
Dari sisi orang tua memang paling berat, karena memikirkan biaya untuk

kehidupan sehari-hari ditambah harus memperhatikan mendampingi anak-anak untuk

belajar, mungkin harus menambah biaya untuk kuota/pulsa, agar anak-anak tetap bias

mengikuti pembelajaran secara daring. Orang tua harus mampu bertransformasi dan

berdaptasi terlebih dahulu, sehingga orang tua mampu menjadi pendamping atau mentor

perubahan bagi anak-anaknya di rumah. Dimasa pandemi Covid-19 menjadikan sebuah

peluang untuk menyadarkan setiap orang tua bahwa beban pendidikan anak tidak bisa

hanya diserahkan pada sekolah semata. Pembelajaran sesungguhnya merupakan proses

pengubahan sikap dan perilaku seseorang melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Orang tua yang menjadi mentor dan pendamping di rumah merupakan role model

perubahan sikap bagi siswa dalam berperilaku dan menghadapi permasalahan saat ini.

Orang tua harus mampu belajar kembali bersama anak-anak di rumah. Sekaligus,

menanamkan pola berpikir yang positif sehingga menghadapi pandemi ini, sebagai

sebuah pola hidup baru yang harus dibiasakan untuk dijalani karena menjadi New

Normal walaupun dengan protocol kesehatan yang ketat.

d) Peserta Didik

Dengan pemerintah meliburkan sekolah untuk mencegah meluasnya penyebaran

Covid-19. Peserta didik kini diwajibkan belajar di rumah. Kebijakan ini sudah berlaku

hampir tiga bulan lebih. Peserta didik mulai jenuh bahkan mengeluh dengan banyaknya

tugas dari Guru, sehingga mereka rata-rata meminta waktu mundur untuk

menyelesaikan tugas – tugas tersebut. Kendala jaringan internet, paket kuota habis, jadi

sebagai guru sering berpihak dengan kondisi sulit seperti ini. Sementara Peserta didik

kurang focus juga karena dirumah sudah bosan, dan sering badtime karena berjam-jam

duduk didepan laptop atau handphone masing-masing.

Banyak juga peserta didik merasa stres karena di saat belajar, peserta didik juga

masih harus membantu orang tua mengurusi pekerjaan rumah, membereskan rumah dan

lain-lain, karena tidak enak melihat orang tua mengerjakan hal tersebut.ini disampaikan

oleh mahasiswa saya ketika diskusi via Whatapp. Permintaan dari Peserta didik agar
tugas jangan terlalu banyak diberikan oleh guru, kalau ada tugas sebaiknya diberikan

waktu agak longgar agar mereka tetap bisa focus dan imun tubuh mereka tetap terjaga,

soalnya kalau beban terlalu berat maka mereka mengerjakan seperti asal-asalan. Karena

mereka perlu juga waktu untuk istirahat agar mereka tetap konsentrasi supaya ilmu yang

diterima bisa meresap. Yang disukai oleh peserta didik adalah menjawab soal-soal yang

memberikan mereka hiburan, agar mereka tertarik membaca atau berupa video.

Sebenarnya mereka juga ingin membangun disiplin yang tinggi di rumah. Dengan

terbentuknya pola pikir yang siap unggul dalam menghadapi kompleksitas dan

kerumitan yang akan muncul pada masa mendatang, menjadi bekal penting bagi setiap

individu. Sadar tidak sadar bahwa persaingan makin ketat dimasa yang akan datang.

Masa pandemi Covid-19 ini akan masuk menjadi new normal, walau Peserta didik

masih penuh keterbatasan mereka tetap berusaha keras demi masa depan yang lebih

cerah.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Walaupun banyak tenaga pendidik, peserta didik maupun masyarakat yang

belum siap menghadapi era revolusi industry 4.0, pembelajaran daring di tengah

pandemi covid-19 ini seakan-akan memaksa semua manusia harus siap terhadap

perkembangan teknologi saat ini. Jika dilihat dalam perspektif sosiologi, kebijakan ini

merupakan langkah yang tepat dilakukan dalam kondisi seperti ini. Seperti ada

percepatan agar masyarakat lebih cepat maju, dengan teknologi internet sekarang,

misalnya dengan belanja dengan system online, lebih disukai masyarakat dan

mengurangi waktu dan biaya transfort, apalagi masa covid-19. Karena lebih aman dan

sehat. Kita harapkan semoga pandemi covid-19 lekas berakhir, semua warga bangsa

senantiasa sehat dan proses kehidupan dapat berjalan normal kembali dengan

menciptakan manusia manusia baru yang memiliki pola pikir positif yang sarat

solidaritas sosial,

Daftar Pustaka

Ayu Kurniawati, K. R., Santosa, F. H., & Bahri, S. (2020). Sosialisasi Hidup Sehat di

Tengah Wabah Virus Corona. JPMB : Jurnal Pemberdayaan Masyarakat

Berkarakter. https://doi.org/10.36765/jpmb.v3i1.225

Mufid Luthfi, M. (2020). Menelusuri Bagaimana Dampak Virus Corona (COVID-19)

Bagi Perekonomian Indonesia. Idcloudhost.Com.

Rahmadia, S., Febriyani, N., Kuala, U. S., Islam, J. E., & Kuala, U. S. (2020). Dampak

covid-19 terhadap ekonomi. Jurnal Ekonomi Islam(JE Islam).


Siregar, P. P., & Zahra, A. H. (2020). Bencana Nasional Penyebaran COVID-19

sebagai Alasan Force Majeure, Apakah Bisa? Direktorat Jenderal Kekayaan

Negara Kementerian Keuangan.

Watnaya, A. kusnayat, Muiz, M. hifzul, Nani Sumarni, Mansyur, A. salim, & Zaqiah, Q.

yulianti.

Copyright © 2020 Edisi Khusus No. 1 (Juli 2020), Halaman: 73 – 80

79
Matdio Siahaan

Submitted: 12 Juni 2020; Revised: 3 Juli 2020; Accepted: 24 Juli 2020; Published: 31

Juli 2020

(2020). Pengaruh Teknologi Pembelajaran Kuliah Online Di Era Covid-19 Dan

Dampaknya Terhadap Mental Mahasiswa. EduTeach : Jurnal Edukasi Dan

Teknologi Pembelajaran. https://doi.org/10.37859/eduteach.v1i2.1987

Wibowo A, & BNPB, K. P. D. I. dan K. K. (2020). Empat Strategi Pemerintah Atasi

COVID-19.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Zahrotunnimah, Z. (2020). Langkah Taktis Pemerintah Daerah Dalam Pencegahan

Penyebaran Virus Corona Covid-19 di Indonesia. SALAM: Jurnal Sosial Dan

Budaya Syar-I. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.15103


80

Edisi Khusus No. 1 (Juli 2020), Halaman: 73 – 80

Anda mungkin juga menyukai