Modul Ajar 6
Modul Ajar 6
A. Informasi Umum
B. Tujuan Pembelajaran
Capaian Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran
- Fase F, peserta didik di Kelas XI dan 11.6. Menjelaskan pemerintahan demokrasi liberal
XII mampu mengembangkan dan demokrasi terpimpin
konsep konsep dasar sejarah untuk - 11.6.1 Menjelaskan pengertian integrasi dan
mengkaji peristiwa sejarah dalam disintegrasi serta keterkaitan antara kebijakan
dimensi manusia, ruang, dan pemerintah dengan pemberontakan PKI Madiun
waktu. Melalui literasi, diskusi, dan 1948, DI/TII (Darul Islam/ Tentara Islam
penyelidikan (penelitian) berbasis Indonesia), APRA (Angkatan Perang Ratu Adil),
proyek kolaboratif peserta didik pemberontakan Andi Azis, pemberontakan RMS
mampu menjelaskan berbagai (Republik Maluku Selatan)
peristiwa sejarah yang terjadi di - 11.6.2 Menganalisis keterkaitan antara kebijakan
Indonesia dan dunia meliputi pemerintah dengan pemberontakan PRRI/
Kolonialisme dan Perlawanan Permesta pada masa Demokrasi Liberal
Bangsa Indonesia, Pergerakan - 11.6.3 Menganalisis keterkaitan antara kebijakan
Kebangsaan Indonesia, Sukarno, tentang konflik internal Angkatan Darat,
Pendudukan Jepang di Indonesia, kebijakan luar negeri Amerika dan Rusia, Perang
Proklamasi Kemerdekaan Dingin dengan pemberontakan G30S/PKI pada
Indonesia, masa demokrasi terpimpin.
Perjuangan Mempertahankan - 11.6.4 Menjelaskan tokoh-tokoh
Kemerdekaan, Pemerintahan pejuang mempertahankan integrasi
Demokrasi Liberal dan Demokrasi bangsa
Terpimpin, - 11.6.5 Menganalisis keterkaitan antara
- Peserta didik di Kelas XI mampu pemerintahan Sukarno dengan perkembangan
menggunakan sumber primer dan politik pada masa awal kemerdekaan
sekunder untuk melakukan - 11.6.6 Menganalisis keterkaitan antara
penelitian sejarah nasional dan pemerintahan Sukarno dengan perkembangan
sejarah lokal secara diakronis atau politik dan ekonomi pada masa Demokrasi
sinkronis kemudian Liberal.
mengomunikasikannya dalam - 11.6.7 Menganalisis keterkaitan antara
bentuk lisan, tulisan, dan/atau pemerintahan Sukarno dengan perkembangan
media lain. Selain itu mereka juga politik dan ekonomi pada masa Demokrasi
mampu menggunakan Terpimpin.
keterampilan sejarah untuk - 11.6.8 Membandingkan kebijakan ekonomi dan
menganalisis dan mengevaluasi
politik pada masa Demokrasi Liberal dan
peristiwa sejarah Demokrasi
Terpimpin.
F. Jumlah siswa
36 peserta didik/ kelas
G. Ketersediaan materi:
1. Materi pengayaan
2. Materi remedial
H. Model Pembelajaran:
PJJ daring dan luring
c. Penumpasan Pemberontakan
Pada saat itu Jenderal Sudirman sedang sakit keras sehingga Komando diserahkan
kepada Kolonel AH. Nasution yang menjabat sebagai Panglima Markas Besar
Komando Jawa. Nasution segera menggerakan divisi cadangan pasukan Siliwangi
dan kesatuan yang ada di jawa Timur untuk menumpas pemberontakan.
Dalam waktu satu hari saja TNI berhasil dapat memukul mundur PKI/ FDR. Di
bawah komando Kolonel Gatot Subroto yang memimpin divisi Siliwangi, pada 30
September 1948 PKI berhasil ditumpas. Kota Madiun dan sekitarnya dapat
dibebaskan dari para pemberontak. Musso akhirnya tertembak mati dalam
pelariannya pada 31 Oktober 1948 di Samandang, Ponorogo Jawa Timur. Amir
Syarifuddin ditangkap dan ditempak mati di Purwodadi pada tanggal 29 Nopember
1948.
2. DI/ TTI (Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia)
Pemberontakan DI/TTII merupakan pemberontakan yang bukan ingin merebut
kekuasaan dan mengganti ideologi seperti halnya PKI tetapi pemberontakan yang
berupaya ingin memisahkan diri dari NKRI. Mereka ingin mendirikan sendiri negara di
bawah bendera Negara Islam Indonesia. Penggagasnya adalah Kartosuwiryo seorang
tokoh Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII).
Pada tanggal 7 Agustus 1949 Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya DI/TII
di Jawa Barat, yang kemudian muncul DI/ TII diberbagai daerah di Indonesia. Daerah-
daerah tempat munculnya DI/ TII itu adalah di Jawa Tengah dibawah pimpinan Amir
Fatah, Di Sulawesi Selatan dipimpin Kahar Muzakar, di Aceh dipimpin oleh Daud
Beureuh, dan di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar.
a. DI/ TII di Jawa Barat
1. Latar belakang pemberontakan
Sebenarnya Kartosuwiryo sudah ada benih-benih mendirikan Negara Islam pada
zaman Jepang. Saat itu dia sudah membentuk pasukan Hisbullah dan Sabillilah sebagai
pusat propaganda untuk mendirikan Negara Islam. Setelah adanya agresi Belanda I
Kartosuwiryo dan pasukannya ikut melawan Kolonial Belanda tetapi ketika terjadi
perjanjian Renville Kartosuwiryo dan pasukannya menolak ikut hijrah ke Jawa Tengah
dan Yogyakarta. Kartosuwiryo dan pasukannya yang berjumlah sekitar 400.0000
pasukan tetap tinggal di Jawa Barat.
2. Proses pemberontakan
Setelah terjadi Agresi Belanda II di Yogyakarta yang mengakibatkan Ibukota jatuh
ketangan Kolonial Belanda Kartosuwiryo menganggap bahwa RI sudah habis. untuk
itu dia segera memperkuat tentaranya di Jawa Barat karena menganggap Jawa Barat
masuk dalam wilayahnya. Bahkan ketika pasukan divisi Siliwangi kembali ke Jawa
Barat dari Jawa Tengah terjadi kekuatan fisik diantara kedua pasukan itu pada tanggal
25 Januari 1949 karena Kartosuwiryo menganggap pasukan Siliwangi sebagai pasukan
liar yang masuk daerah wilayahnya.
3. Penumpasan pemberontakan
Sebelum menggelar operasi militer, sebenarnya pemerintah yang sah sudah
membujuk agar Kartosuwiryo segera sadar akan kekeliruannya melalui M. Nazir
sebagai kepala kabinet. Saat itu M. Nazir menjabat juga sebagai kepala pusat Masyumi
sehingga ada ikatan emosional dengan Kartosuwiryo. Tetapi Kartosuwiryo bersikukuh
mau berunding jika pemerintah RI mengakui keberadaan Negara Islam Indonesia.
Untuk itulah akhirnya pemerintah memberlakukan operasi militer. Pasukan divisi
Siliwangi ditugaskan untuk menumpas Kartosuwiryo. Dengan strategi perang pagar
betis akhirnya DI/ TII Kartosuwiryo dapat didesak. Pada tanggal 4 Juni 1962
Kartosuwiryo dapat ditangkap di Gunung Geber, Majalaya, Jawa barat oleh pasukan
divisi Siliwangi. Pada 5 September 1962 Kartosuworyo dihukum mati.
b. DI/ TII Jawa Tengah
1. Latar belakang pemberontakan
DI/TII di Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah. Dia adalah komandan
laskar Hisbullah di Tulangan dan Mojokerto. Mereka kecewa dan tidak sepakat
dengan hasil perjanjian Renville yang harus memaksa laskar-laskar dan tentara RI
untuk hijrah ke Yogyakarta.
2. Proses Pemberontakan
Pada Agustus 1948 Amir Fatah membawa anak buahnya yang terdiri dari 3
kompi pasukan Hisbullah ke Pekalongan yang saat itu sudah ditinggalkan tentara
hijrah ke Yogyakarta. Dia kemudian membentuk pasukan bersenjata Mujahidin
sebagai upaya membentuk kekuatan.
Karena sepaham dengan Kartosuwiryo maka Amir Fatah ditunjuk
Kartosuwiryo memimpin Darul Islam di Jawa Tengah. Pada 23 Agustus 1949
Amir Fatah memproklamasikan berdirinya Negara Islam Jawa Tengah sebagai
Negara Islam pimpinan Kartosuwiryo. Untuk mengawali gerakannya pasukan
Amir Fatah menyerang pos-pos TNI termasuk juga pos TNI di Pekalongan.
3. Penumpasan Pemberontakan
Di bawah komando Letnan Kolonel Sarbini pada tahun 1950 TNI membentuk
Gerakan Banteng Negara (GBN). Operasi ini berhasil memisahkan DI Jawa
Tengah dan DI Jawa Barat sehingga pada 22 Desember 1950 Amir Fatah dapat
ditangkap.
c. DI/ TII Aceh
1. Latar belakang pemberontakan
Pada awal Agustus 1949 Syarifuddin Prawiranegara sebagai wakil perdana
menteri dalam kabinet Hatta ditempatkan di Aceh untuk memimpin perjuangan
apabila perundingan KMB gagal. Tampa persetujuan dan konsultasi dengan
pemerintah pusat Syarifuddin Prawiranegara menjadikan Aceh sebagai provinsi
yang terlepas dari provinsi Sumatera Utara. Saat itu Daud Beureuh diangkat sebagai
gubernurnya.
Ketika tahun 1950 Indonesia menjadi negara yang berdaulad pemerintah mulai
melakukan penyerderhanaan dalam administrasi pemerintahan yaitu menurunkan
status Aceh dari sebuah provinsi menjadi daerah karesidenan di bawah provinsi
Sumatera lagi. Tentu saja langkah pemerintah ini membuat Daud Baureuh dan
pengikutnya kecewa karena kekuasaannya hilang kembali.
2. Proses pemberontakan
Setelah Daud Beureuh tidak menjadi gubernur, kemudian dia menghimpun
kekuatan untuk menentang pemerintah. Agar pemberontakan mendapat pengakuan
dan legitimasi rakyat, dia membuat sentimen agama sebagai basis perjuangan yaitu
mendirikan Negara Islam. Untuk memuluskan jalannya dia menjalin komunikasi
dengan Kartosuwiryo di Jawa Barat.
Pada tanggal 21 September 1953 Daud Beureuh memproklamasikan DI/ TII di
Aceh di bawah kekuasaan Kartosuwiryo. Setelah itu kemudian mereka menguasai
kota-kota di Aceh dan melakukan propaganda kepada rakyat Aceh agar tidak
mendukung pemerintahan sah Republik Indonesia.
3. Penumpasan pemberontakan
Komando Daerah Militer Aceh Letnan Kolonel Syamaun menggunakan operasi
militer dengan cara menerima para pemberontak yang ingin menghentikan konflik
tetapi akan menghancurkan bagi tentara Aceh yang melakukan perlawanan terhadap
RI. Sementara itu banyak pemimpin Aceh yang bersedia berdamai lagi, tetapi Daud
Baureuh menolaknya untuk melakukan perundingan.
Pada 17 Desember 1962 diadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh yang
digagas Pangdam Kolonel Yasin. Secara bertahap DI/ TII di Aceh akhirnya dapat
diselesaikan dan Aceh kembali aman. Sedangkan Daud Beureuh kembali ke
masyarakat sehingga keamanan Aceh sepenuhnya aman kembali.
d. DI/ TII Sulawesi Selatan
1. Latar Belakang pemberontakan
Pada masa perang kemerdekaan banyak laskar-laskar dari Sulawesi Selatan
yang ikut bertempur menghadapi tentara Kolonial Belanda. Setelah RI menerima
kedaulatan penuh, perang tidak terjadi lagi. Para laskar-laskar kemudian
bergabung membentuk kesatuan yang bernama Gerilya Sulawesi Selatan (GSS).
Para laskar itu meminta agar GSS semuanya dijadikan TNI atau APRIS
dibawah satu divisi yang dipimpin oleh Kahar Muzakkar sebagai panglimanya.
Tuntutan itu kemudian ditolak oleh pemerintah pusat karena GSS anggotanya
banyak yang tidak memenuhi syarat sebagai tentara profesional. Pemerintah
memberi solusi bagi yang memenuhi syarat yang masuk TNI, sedangkan yang
tidak akan dimasukkan sebagai tentara cadangan. keputusan pemerintah itu
kemudian membuat Kahar Muzakkar dan laskarnya menjadi kecewa terhadap
pemerintah.
2. Proses pemberontakan
Pada 16 Agustus 1951 karena tuntutan Kahar Muzakkar tidak dipenuhi
pemerintah maka dia mengajak anak buahnya masuk hutan dengan membawa
senjata. Selanjutnya dua tahun berikutnya pada 7 Agustus 1953 dia
memperoklamasikan bahwa daerah Sulawesi Selatan bagian dari wilayah Darul
Islam pimpinan Kartosuwiryo dan pasukannya berganti nama menjadi Tentara
Islam Indonesia (TII).
3. Penumpasan pemberontakan
Setelah proklamasi itu kemudian pemerintah melakukan operasi militer di
Sulawesi Selatan. Kahar Muzakkar sulit ditangkap karena bersembunyi di hutan-
hutan dan gunung-gunung. Baru pada tanggal 3 Februari 1965 Kahar Muzakkar
dapat ditembak dalam sebuah operasi militer yang dilancarkan TNI.
K. Asesmen:
Indivi Berkelomp
du ok
- Test tertulis PG atau Essay - Diiskusi kelompok
- Sikap peserta didik selama - Presentasi
mengikuti kegiatan - Produk hasil diskusi kelompok
pembelajaran
dalam bentuk tulisan/tulisan/
media lain)
L. Persiapan Pembelajaran:
Pertemuan ke-1
Pertemuan ke-2
N Jenis Kegiatan yang dilakukan Waktu
o Kegiatan
Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik 10 menit
- Berdoa bersama-sama
dipimpin salah satu peserta
didik
- Kesepakatan aturan dalam
kegiatan pembelajaran pada
hari ini
- Apersepsi tentang
pembelajaran hari ini
Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan 70 menit
pemantik: Mengapa terjadi
pemberontakan PRRI/
Permesta?
- Menyajikan informasi awal
untuk membuka wawasan
tentang keterkaitan antara
kebijakan pemerintah dengan
pemberontakan PRRI/ Permesta
pada masa Demokrasi Liberal
- Guru menggunakan diskusi
kelompok untuk membahas
pemberontakan PRRI/
Permesta
- Hasil diskusi dipresentasikan
di depan kelas
Penutup - Kesimpulan tentang materi hari 10 menit
itu
- Evaluasi kegiatan
pembelajaran hari ini
N Jenis Kegiatan yang dilakukan Waktu
o Kegiatan
- Refleksi tentang kelebihan
dan kelemahan pembelajaran
hari ini
Pertemuan ke-3
N Jenis Kegiatan yang dilakukan Waktu
o Kegiatan
Pendahuluan - Presensi tentang kehadiran 10 menit
peserta didik hari ini
- Berdoa secara bersama-sama
sesuai agama dipimpin satu
orang peserta didik
- Kesepakatan aturan dalam
kegiatan pembelajaran pada
hari ini
- Apersepsi tentang materi
yang dipelajari hari ini
Pertemuan ke-5
Pertemuan ke-6
Pertemuan ke-7
Pertemuan ke-8
N. Refleksi guru
- Apakah guru sudah menyampaikan materi ini kepada peserta didik bahwa model
demokrasi kita berganti-ganti untuk menemukan model demokrasi yang sesuai dengan
bangsa kita?
- Guru menanamkan karakter kepada peserta didik, bangsa ini cocok dengan demokrasi
Pancasila sehingga guru menyadarkan kepada peserta didik untuk menjaga dan merawat
dan berperilaku sesuai dengan sila-sila Pancasila.
- Guru harus selalu memberi semangat kepada peserta didik untuk selalu semangat belajar
sejarah
- Perlu adanya metode yang cocok untuk menerangkan materi pemberontakan di daerah.
- Apakah peserta didik paham materi yang diberikan guru tentang demokrasi terpimpin/
liberal?
Besar
Dunia,
Perang
Dunia I dan
II,
Perang Dingin,
dan Peristiwa
Kontemporer
Dunia
sampai
C A Indikator Soal Nonor
P TP Soal/Bent
uk
So
al
abad-21. pemberontakan
- Peserta didik di G30S/PKI pada
Kelas XII masa demokrasi
mampu terpimpin.
menggunakan - 11.6.4 Menjelaskan Disajikan gambar 4/PG
sumber tokoh-tokoh tokoh-tokoh (pengguna
pejuang nasional , peserta an visual/
sekunder dan mempertahankan didik dapat peta/
sumber primer integrasi bangsa mengidentifikasi gambar)
untuk tokoh pejuang
integrasi bangsa
melakukan Indonesia.
penelitian - 11.6.5 Menganalisis 5/PG
sejarah keterkaitan antara Disajikan beberapa
nasional, pemerintahan pernyataan tentang
sejarah Sukarno dengan perdana menteri,
dunia, perkembangan peserta didik dapat
dan/atau politik pada masa mengidentifikasi
sejarah awal kemerdekaan perdana menteri
yang pernah
tematis menjabat pada
secara pemerintahan di
awal kemerdekaan
sinkronis - 11.6.6 Menganalisis Disajikan ilustrasi 6/PG
atau keterkaitan antara tentang kabinet
pemerintahan pada masa
diakronis Sukarno dengan demokrasi liberal
kemudian perkembangan peserta didik dapat
mengomunikasik politik ekonomi menentukan
a nnya dalam pada masa program kerja
bentuk lisan, Demokrasi Liberal Kabinet Ali
Sastroamidjojo I
- 11.6.7 Menganalisis 7/PG
tulisan, keterkaitan antara Disajikan
dan/atau pemerintahan beberapa
media Sukarno dengan pernyataan partai
lain. Selain perkembangan politik di
itu politik ekonomi Indonesia, peserta
mereka pada masa didik dapat
juga Demokrasi mengidentifikasi
mampu Terpimpin partai politik
menggunakan yang besar pada
keterampilan masa
sejarah demokrasi terpimpin
untuk - 11.6.8 8/PG
menganalisis Membandingkan Disajikan ilustrasi
peristiwa kebijakan ekonomi tentang demokrasi
sejarah dan politik pada masa di Indonesia peserta
dari Demokrasi Liberal didik dapat
berbagai dan Demokrasi
perspektif Terpimpin.
dan
mengaktualisasik
a n minat
bakatnya dalam
bidang
sejarah
melalui studi
lanjutan atau
kegiatan
kesejarahan
diluar sekolah.
C A Indikator Soal Nonor
P TP Soal/Bent
uk
So
al
membandingkan
masalah kedaulatan
rakyat pada masa
demokrasi liberal
dan demokrasi
terpimpin.
- 11.6.8 9/PG
Membandingkan Disajikan ilustrasi
kebijakan ekonomi tentang demokrasi
dan politik pada masa di Indonesia
Demokrasi Liberal peserta didik dapat
dan Demokrasi membandingkan
Terpimpin. masalah
pembagian
kekuasaan pada
masa demokrasi
liberal dan
demokrasi terpimpin.
- 11.6.8 10/PG
Membandingkan Disajikan ilustrasi
kebijakan ekonomi tentang demokrasi
dan politik pada masa di Indonesia
Demokrasi Liberal peserta didik dapat
dan Demokrasi membandingkan
Terpimpin. masalah
pengambilan
keputusan pada
masa
demokrasi liberal
dan demokrasi
terpimpin.
2. Penilain Berkelompok
a. Penilaian Diskusi Kelompok/ debat
Rubrik Penilaian:
orang lain
N Indikator Rubrik
o
1 Aktif memberi 2 = aktif
masukan pemikiran berpendapat 1.=
kurang aktif
0 = tidak aktif
N Aspek Penilaian Sk
o or
0 1 2 3
1 Kelengkapan
materi
2 Penulisan materi
3 Kemampuan
presentasi
4 Keaktifan selama
kegiatan
presentasi
5 Sikap
menghargai dan
menghormati
pendapat orang
lain
N Indikator Rubrik
o
1 Kelengkapan materi 2 = lengkap
1 = kurang
lengkap 0 =
tidak ada
2 Penulisan materi 2 = sesuai dengan
rambu- rambu yang
diberikan
1 = tidak sesuai rambu-
rambu yang diberikan
0 = tidak ada
3 Kemampuan presentasi 2 = Komunikatif
1 = Kurang
komunikatif 0 =Tidak
Komunikatif
Keaktifan selama 3 = Sangat
kegiatan presentasi aktif 2 =
Cukup aktif 1
= Kurang
aktif
0 = Tidak aktif
4 Kreatifitas media presentasi 2 = Menggunakan kreasi
digital lebih dari
1(animasi/paint/ video/
dll) 1 = Menggunakan 1
kreasi
digital (animasi/paint/ video/
dll)
0 = Tidak menggunakan
kreasi
N Indikator Rubrik
o
digital
Q. Daftar Pustaka
Adi Sudirman. 2014. Sejarah Lengkap Indonesia Dari Era Klasik Hingga Terkini,
Yogyakarta: Diva Press
Lilik Suharmaji. 2019. Sultan Hamengku Buwono IX Keteladanan Sang Penjaga Gawang.
Yogyakarta: Ombak.
Nugroho Notosusanto. 1985. 30 Tahun Indonesia Merdeka 1950-1964 Jilid II. Jakarta: Tira
Pustaka
Nugroho Notosusanto. 1985. 30 Tahun Indonesia Merdeka 1965-1973 Jilid III. Jakarta: Tira
Pustaka
Ratna Hapsari dan M. Adil. 2016. Sejarah Indonesia Untuk SMA/ MA Kelas XII Kelompok
Wajib. Jakarta: Erlangga
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs, MC. 2016. Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Link Literasi
https://tirto.id/sejarah-peristiwa-pki-madiun-1948-latar-belakang-tujuan-musso-gad2
https://kelasips.com/pemberontakan-prri-permesta/
https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-g30spki/
https://hallopipel99.blogspot.com/2019/03/tokoh-tokoh-perjuangan-integrasi-bangsa.html
https://www.yousosial.com/2016/10/perkembangan-ekonomi-dan-politik-pada.html
https://www.synaoo.com/perkembangan-politik-ekonomi-dan-sosial-demokrasi-liberal/
https://serupa.id/masa-demokrasi-terpimpin-kehidupan-politik-ekonomi-sosial/
https://putrawijilsetyana.wordpress.com/2013/04/01/demokrasi-liberal-dan-demokrasi-
terpimpin/
Link Literasi:
https://tirto.id/sejarah-peristiwa-pki-madiun-1948-latar-belakang-tujuan-musso-gad2
https://kelasips.com/pemberontakan-prri-permesta/
https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-g30spki/
https://hallopipel99.blogspot.com/2019/03/tokoh-tokoh-perjuangan-integrasi-bangsa.html
https://www.yousosial.com/2016/10/perkembangan-ekonomi-dan-politik-pada.html
https://www.synaoo.com/perkembangan-politik-ekonomi-dan-sosial-demokrasi-liberal/
https://serupa.id/masa-demokrasi-terpimpin-kehidupan-politik-ekonomi-sosial/
https://putrawijilsetyana.wordpress.com/2013/04/01/demokrasi-liberal-dan-demokrasi-
terpimpin/
T. Bahan bacaan
guru Buku-buku:
Adi Sudirman. 2014. Sejarah Lengkap Indonesia Dari Era Klasik Hingga Terkini,
Yogyakarta: Diva Press
Lilik Suharmaji. 2019. Sultan Hamengku Buwono IX Keteladanan Sang Penjaga Gawang.
Yogyakarta: Ombak.
Nugroho Notosusanto. 1985. 30 Tahun Indonesia Merdeka 1950-1964 Jilid II. Jakarta: Tira
Pustaka
Nugroho Notosusanto. 1985. 30 Tahun Indonesia Merdeka 1965-1973 Jilid III. Jakarta: Tira
Pustaka
Ratna Hapsari dan M. Adil. 2016. Sejarah Indonesia Untuk SMA/ MA Kelas XII Kelompok
Wajib. Jakarta: Erlangga
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs, MC. 2016. Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Link Literasi:
https://tirto.id/sejarah-peristiwa-pki-madiun-1948-latar-belakang-tujuan-musso-gad2
https://kelasips.com/pemberontakan-prri-permesta/
https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-g30spki/
https://hallopipel99.blogspot.com/2019/03/tokoh-tokoh-perjuangan-integrasi-bangsa.html
https://www.yousosial.com/2016/10/perkembangan-ekonomi-dan-politik-pada.html
https://www.synaoo.com/perkembangan-politik-ekonomi-dan-sosial-demokrasi-liberal/
https://serupa.id/masa-demokrasi-terpimpin-kehidupan-politik-ekonomi-sosial/
https://putrawijilsetyana.wordpress.com/2013/04/01/demokrasi-liberal-dan-demokrasi-
terpimpin/
Materi pengayaan
Link literasi;
https://tirto.id/sejarah-peristiwa-pki-madiun-1948-latar-belakang-tujuan-musso-gad2
https://kelasips.com/pemberontakan-prri-permesta/
https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-g30spki/
https://hallopipel99.blogspot.com/2019/03/tokoh-tokoh-perjuangan-integrasi-bangsa.html
Tugas Pengayaan :
- Hanya untuk peserta didik yang memiliki nilai formatif individu minimal = 85
- Setelah membaca link literasi peserta didik dapat lebih memahami pemberontakan PKI
Madiun, pemberontakan PRRI/ Permesta, pemberontakan G 30S/ PKI, tokoh-tokoh pejuang
integrasi bangsa.
- Berdasarkan informasi-informasi lain yang relevan
- Tugas bisa tertulis atau lisan dengan media digital atau non digital
Tugas Remedial :
- Hanya untuk peserta didik yang nilainya kurang dari Kriteria Minimal
- Setelah melihat link yang diberikan, peserta didik dapat memahami politik dan ekonomi
awal kemerdekaan, politik dan ekonomi demokrasi liberal, politik dan ekonomi demokrasi
terpimpin, perbedaan politik dan ekonomi demokrasi liberal dengan demokrasi terpimpin.
- Tugas bisa tertulis atau lisan dengan media digital atau non digital.