Mengenal Content Strategy
Mengenal Content Strategy
Setelah memahami konsep dan langkah membuat content marketing, agar lebih impactful
dan berhasil, kamu perlu memahami lebih dalam tentang content strategy (strategi konten).
Strategi konten adalah cara atau strategi yang disiapkan untuk menyusun konten agar bisa
mencapai tujuan dan sasaran bisnis yang ingin dicapai. Bisa dibilang, strategi konten adalah
alasan mengapa sebuah brand perlu membuat konten.
Awareness Awareness
Leads Interest
Decision
Conversion Action
01
Ciri Konten Berdasarkan Tahapan Journey
1. Awareness Content
Awareness content menyasar audiens yang tidak tahu brand atau produk,
sehingga konten yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan awareness audiens
terhadap brand atau produk. Di tahap ini, brand berusaha menarik perhatian audiens
dengan membahas topik yang ringan, namun tetap informatif. Oleh karena itu, brand perlu
mengambil keyword atau hashtag populer dan relevan dengan brand, agar kontennya
mudah ditemukan. Selain itu, pada awareness content, brand juga bisa memperkenalkan
masalah apa yang mungkin ditemukan konsumen, dan bisa diselesaikan menggunakan
produk atau layanan dari brand.
Contohnya, sebuah bisnis aplikasi produk dan layanan kesehatan ingin membuat
awareness content. Maka, konten yang bisa dibuat adalah artikel blog dengan judul “Tips
Menjaga Produktivitas Selama WFH”. Nah, artikel ini akan mengajak calon konsumen
masuk ke blog, dengan harapan mau membaca artikel lainnya dan mengenal brand lebih
lanjut.
2. Leads Content
Leads content menyasar audiens yang sudah pernah mendengar brand kita dan
mungkin akan tertarik melakukan pembelian setelah mengetahui lebih lanjut tentang
brand atau produk. Di tahap ini, brand bisa lebih menonjolkan fitur dan kelebihan produk
yang ditawarkan. Dari situ, audiens mulai mempertimbangkan apakah mereka
membutuhkan produk ini atau tidak. Pada tahap ini, audiens juga bisa mengevaluasi
produk dan membandingkannya dengan brand lain.
Contohnya pada bisnis aplikasi produk dan layanan kesehatan tadi, maka leads
contentnya adalah dengan membuat artikel blog berjudul “8 Suplemen Terbaik untuk
Bantu Jaga Imunitas Tubuh Saat Pandemi”. Selain membahas jenis suplemen, artikel ini
bisa menawarkan produk suplemen yang disediakan oleh brand tersebut.
02
3. Conversion Content
Fokus dari conversion content adalah membuat audiens mau melakukan tindakan,
entah itu membeli produk, men-download aplikasi, atau melakukan hal lain. Di tahap ini,
konten harus mengulas brand atau produk yang ditawarkan secara lebih detail dan
gamblang. Bisa dibilang tipe konten ini sedikit lebih hard selling dari 2 tipe konten lainnya.
Contoh dari conversion content adalah artikel blog dengan judul “Jangan Salah
Pilih! 5 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli Suplemen”. Lewat isi artikel ini,
brand bisa membahas kelebihan yang ditawarkan suplemen sehingga audiens jadi lebih
yakin untuk membeli produk.
2. Target Audiens
Pahami dengan jelas siapa yang menjadi target audiensmu. Hal ini akan
mempengaruhi topik konten yang akan dibuat, platform yang digunakan, serta bagaimana
gaya bahasa yang akan digunakan.
03
3. Brand Voice
Jika kamu baru merintis bisnis baru atau baru memulai upaya content marketing,
pastikan setiap konten yang dibuat sesuai dengan brand voice. Brand voice merupakan
gaya komunikasi brand kepada pelanggannya. Setiap brand tentu memiliki voice-nya
masing-masing, misalnya ceria, maskulin, girly, intelektual, serius, casual, friendly,
powerful, dan lainnya. Nah, pastikan brand voice ini konsisten digunakan di setiap konten,
ya!
4. Menganalisis Kompetitor
Tahap ini sering tidak dilakukan, padahal memiliki impact yang cukup besar bagi
strategi konten. Kamu bisa menganalisis bagaimana kompetitor membuat konten, apa
saja variasi konten yang mereka berikan, bagaimana isi dan cara penyampaiannya, serta
keywords atau hashtag apa saja yang mereka gunakan.
Perlu diingat, jangan hanya fokus pada apa yang kompetitor lakukan, tapi coba
cari tahu apa yang tidak mereka lakukan. Cobalah untuk mengisi gap atau kekosongan
dari hal-hal yang tidak dilakukan oleh kompetitor. Hal ini tentu membuat brand kamu bisa
menyajikan konten yang lebih bernilai di mata audiens.
Setelah menyusun strategi konten, langkah selanjutnya adalah membuat content planning
atau perencanaan konten. Pada tahap ini, kamu bisa menjabarkan lebih detail tentang konten
yang akan dibuat. Nah, pembahasan lebih lengkap tentang perencanaan konten bisa dilihat di
dokumen materi selanjutnya, ya!
04