Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BENTUK DAN PENGARUH KOLONIALISME DAN IMPERIALISME


DI INDONESIA PADA PENDUDUKAN PRANCIS DAN INGGRIS

Oleh :

1. Afif Berlian Saputri : 210102110066


2. Fina Sabilah Amaah : 210102110014

KELAS B
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “Bentuk Dan Pengaruh Kolonialisme Dan
Imperialisme Di Indonesia Pada Pendudukan Prancis Dan Inggris”dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Ibu Sharfina Nur Amalina, M.Pd.
selaku Dosen Pengampu mata kuliah Sejarah Nasonal Indonesia,Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada beliau
karena berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis yang berkaitan
dengan topik tersebut. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesa-besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu
penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam
makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Malang, 6 September 2022

Penulis

ii2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUHAN ............................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................................. 5
1.3 TUJUAN........................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................. 6
2.1 PENGERTIAN IMPERIALISME DAN KOLONIALISME ..................................................... 6
2.2 BENTUK IMPERIALISME DAN KOLONIALISME PADA KEPENDUDUKAN INGGRIS DAN
PRANCIS ............................................................................................................................... 11
2.3 PENGARUH IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI INDONESIA PADA PENDUDUKAN
INGGRIS DAN PRANCIS......................................................................................................... 17
2.4 PENYEBAB MUNDURNYA BANGSA INGGRIS DAN PRANCIS DI INDONESIA .............. 19
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 20
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 21

iii3
BAB I
PENDAHULUHAN
1.1 LATAR BELAKANG
Imperialisme dan kolonialisme merupakan suatu bentuk penindasan dan pemerasan
dari sebuah negara terhadap daerah jajahan. Tujuannya adalah untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi negara dengan mengeksploitasi sumber daya negara jajahan agar
memperoleh keuntungan dan status sebagai negara yang besar dan kuat. Hal ini yang
mengakibatkan penderitaan dan rasa tidakpuas dari bangsa yang dijajah. Bentuk
imperialisme dan kolonialisme di Indonesia berkaitan erat dengan negara-negara yang
ingin menguasai Indonesia, seperti Prancis dan Iggris. Negara-negara tersebut melakukan
berbagai cara untuk menguasai Indonesia demi kepentingan negaranya. Hal ini
dikarenakan Indonesia dianggap sebagai negara yang penuh dengan sumber daya, baik
alam dan manusianya. Banyaknya negara yang ingin menguasai Indonesia menjadikan
Indonesia mengalami berbagai bentuk sistem pemerintahan dengan berbagai kebijakan
yang tentunya lebih banyak merugikan bangsa Indonesia. Akibat dari kebijakan yang
diterapkan oleh negara-negara yang ingin menguasai Indonesia sangat banyak, bangsa
Indonesia mengalami berbagai penderitaan mulai dari kemiskinan, kelaparan, dan
kematian. Oleh karena itu, kemudian muncul perjuangan bangsa Indonesia untuk bebas
dari pengaruh pemerintahan asing.
Kehidupan peradaban dan kekuasaan bangsa Prancis di Nusantara dilakukan tidak
secara langsung, melainkan melalui pihak perantara. Masa kolonial Prancis di Hindia
Belanda (Indonesia) dimulai ketika kekuasaan Kerajaan Belanda di Eropa tunduk kepada
Kekaisaran Prancis pimpinan Napoleon Bonaparte. Bahkan, Napoleon menunjuk
keponakannya Lodewijk Napoleon untuk menjadi Raja Belanda yang kemudian diganti
menjadi Republik Bataaf. Prancis memanfaatkan koloni-koloni negara-negara Eropa yang
telah ditaklukkan untuk membantu mereka mengekspansi seluruh Benua Eropa.
Alasannya apalagi kalau bukan karena Prancis butuh uang dan SDM untuk membiaya
perang. Dan jejak Prancis di Nusantara bermula sejak perusahaan kongsi dagang Belanda
(VOC) dinyatakan bangkrut pada 1800. Akibatnya, aset-aset yang meliputi pelabuhan
laut, gudang, benteng, permukiman, tanah, dan perkebunan di Hindia Timur
dinasionalisasi Pemerintah Belanda.
Koloni Prancis itu berpusat di Batavia (kini Jakarta), Belanda menguasai sebagian
besar Jawa (kecuali wilayah pedalaman negeri Vorstenlanden Mataram dan Banten),
menaklukkan pesisir Sumatra Barat, menggulingkan bekas koloni Portugis di Malaka,
4
Maluku, Sulawesi Selatan dan Utara, juga di Timor Barat. Di antara penguasaan Belanda
ini, Jawa adalah yang paling penting, karena produksi tanaman keras dan perkebunan
yang dikuasai Belanda berada di sana.
Begitupun dengan bangsa Inggris yang datang ke Indonesia untuk mencari jalan
keluar dengan mencari daerah utama penghasil rempah-rempah di dunia timur. Dalam
pelayaran ke dunia Timur untuk mencari rempah-rempah, pelaut Inggris pertama kali
sampai ke India pada tahun 1498 dengan mengikuti rombongan Portugis yang dipimpin
oleh Vasco da Gama. Inggris kemudian berupaya memperkuat kedudukannya di India
dengan membentuk kongsi dagang bernama East India Company (EIC) pada tahun 1600.
Pada tahun 1602, Pemerintah Inggris mengirim utusannya ke Banten guna menjalin
hubungan bilateral. Rombongan Inggris yang sampai ke Banten di tahun 1602 dipimpin
oleh Sir James Lancaster. Sultan Banten kemudian memberi izin kepada Inggris untuk
mendirikan sebuah kantor dagang di daerah Banten. Selain itu, Inggris juga berhasil
mendirikan beberapa kantor dagang di daerah lainnya seperti Ambon, Makasar, Jepara,
dan Jayakarta pada tahun 1604.

1.2 RUMUSAN MASALAH


2. Apa yang dimaksud dengan Imperialisme dan Kolonialisme?
3. Apa saja bentuk Imperialisme dan Kolonialisme pada kependudukan Prancis
dan Inggris
4. Bagaimana pengaruh Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia?
5. Apa penyebab mundurnya Bangsa Inggris dan Prancis di Indonesia?

1.3 TUJUAN
1. Untuk menambah wawasan mengenai Imperialisme dan Kolonialisme.
2. Untuk mengetahui bentuk Imperialisme dan Kolonialisme di indonesia
pada pendudukan prancis dan inggris
3. Untuk mengetahui pengaruh Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN IMPERIALISME DAN KOLONIALISME
A. IMPERIALISME
Sejarah awal Kata imperialisme pertama kali muncul di Inggris pada akhir
abad XIX. Disraeli, perdana menteri Inggris, ketika itu menjelmakan politik yang
ditujukan pada perluasan kerajaan Inggris hingga suatu "impire" yang meliputi
seluruh dunia. Timbulnya perkataan imperialis atau imperialisme, mula-mula hanya
untuk membeda-bedakan golangan Disraeli dari golongan oposisinya, kemudian
mendapat isi lain hingga mengandung arti seperti yang kita kenal sekarang.
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya
"memerintah". Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang yang
diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator".1 Yang lazimnya
diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun raja disebut imperator dan
kerajaannya (ialah daerah di mana imperiumnya berlaku) disebut imperium. Pada
zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka raja
suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara
lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme oleh orang-orang sekarang, dan
kemudian ditambah dengan pengertian-pengertian lain hingga perkataan
imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang ini. hingga kata
imperealisme ini bisa digunakan untuk dan menetap di mana saja.
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia
untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya. "Menguasai"
disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan
dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan
paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari jajahan-jajahan,
tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk kepentingan diri sendiri.
Apakah beda antara imperialisme dan kolonialisme. Imperialisme ialah politik yang
dijalankan mengenai seluruh imperium. Kolonialisme ialah politik yang dijalankan
mengenai suatu koloni, sesuatu bagian dari imperium jika imperium itu merupakan
gabungan jajahan-jajahan.

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Imperialisme (diakses 8 Maret 2022).

6
Pembagian imperialisme dalam imperialisme kuno dan imperialisme modern
ini didasakan pada soal untuk apa si imperialis merebut orang lain. Imperialisme
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism). Inti dari imperialisme lawas adalah
semboyan gold, gospel, and glory (kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan).
2
Suatu negara merebut negara pautan sebagai menyebarkan agama, mendapatkan
kekayaan dan menambah kejayaannya. Imperialisme ini berlanjut sebelum revolusi
industri dan dipelopori oleh Spanyol dan Portugal.
2. Imperialisme Modern (Modern Imperialism). Inti dari imperialisme modern ialah
kemajuan ekonomi. Imperialisme modern timbul sesudah revolusi industri. 3Industri
besar-besaran (akibat revolusi industri) membutuhkan bahan mentah yang banyak dan
pasar yang luas. Mereka mencari jajahan sebagai menjadi sumber bahan mentah dan
pasar untuk hasil-hasil industri, kemudian juga sebgai tempat penanaman modal untuk
kapital surplus.

Adapun dampak dari imperialisme yaitu:

1. Akibat politik

1. Terciptanya tanah-tanah jajahan


2. Politik pemerasan
3. Berkorbarnya perang kolonial
4. Timbulnya politik dunia (wereldpolitiek)
5. Timbulnya nasionalisme4
2. Akibat Ekonomis

1. Negara imperialis merupakan pusat kekayaan, negara jajahan


lembah kemiskinan
2. Industri si imperialis menjadi besar, perniagaan bangsa jajahan lenyap
3. Perdagangan dunia meluas
4. Adanya lalu-lintas dunia (wereldverkeer)
5. Kapital surplus dan penanaman modal di tanah jajahan

2
Linda Sunarti, “MODUL II Perbaikan”, Jakarta Selatan, 2018, hlm. 2.
3
Linda Sunarti, “MODUL II Perbaikan”, Jakarta Selatan, 2018, hlm. 3.
4
Silvia Mardayanti, “Dampak Kolonialisme dan Imperialisme bagi Indonesia”, 2016, hlm. 24.

7
6. Kekuatan ekonomi penduduk asli tanah jajahan lenyap5

2. Akibat sosial
1. Si imperialis hidup mewah sementara yang dijajah serba kekurangan
2. Si imperialis maju, yang dijajah mundur
3. Rasa harga diri lebih pada bangsa penjajah, rasa harga diri kurang pada bangsa
yang dijajah
4. Segala hak ada pada si imperialis, orang yang dijajah tidak memiliki hak apa-
apa. 6

B. KOLONIALISME
Kolonialisme atau Penjajahan adalah suatu sistem di mana suatu negara
menguasai rakyat dan sumber daya negara lain tetapi masih tetap berhubungan
dengan negara asal tersebut, istilah ini juga menunjuk kepada suatu himpunan
keyakinan yang digunakan untuk melegitimasikan atau mempromosikan sistem ini,
terutama kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni lebih hebat ketimbang yang
dikolonikan.
Negara kolonialisme pertama adalah Portugal dan Spanyol. Negara tersukses
dari kolonialisme adalah Britania. Pendukung dari kolonialisme berpendapat bahwa
hukum kolonial menguntungkan negara yang dikolonikan dengan mengembangkan
infrastruktur ekonomi dan politik yang dibutuhkan untuk pemodernisasian dan
demokrasi. 7Mereka menunjuk ke bekas koloni seperti Amerika Serikat, Australia,
Selandia Baru, Hong Kong dan Singapura sebagai contoh sukses pasca-kolonialisme.
John locke mendefinisikan kolonialisme sebagai "kebijakan dan praktik kekuatan
dalam memperluas kontrol atas masyarakat lemah atau daerah." The Merriam-
Webster Dictionary menawarkan empat definisi, termasuk "karakteristik sesuatu
koloni" dan "kontrol oleh satu kekuatan di daerah yang bergantung atau orang-
orang".

5
Silvia Mardayanti,” Dampak Kolonialisme dan Imperialisme bagi Indonesia”, 2016, hlm. 25.
6
Silvia Mardayanti, “Dampak Kolonialisme dan Imperialisme bagi Indonesia”, 2016, hlm. 27.
7
Linda Sunarti, “MODUL II Perbaikan”, Jakarta Selatan, 2018, hlm. 3.

8
The Encyclopedia 2.006 Stanford Filsafat "menggunakan istilah 'kolonialisme' untuk
menggambarkan proses penyelesaian Eropa dan kontrol politik atas seluruh dunia,
termasuk Amerika, Australia, dan sebagian Afrika dan Asia." Ini membahas
perbedaan antara kolonialisme dan imperialisme dan menyatakan bahwa "mengingat
kesulitan konsisten membedakan antara dua istilah, entri ini akan menggunakan
kolonialisme sebagai suatu konsep umum yang mengacu pada proyek dominasi
politik Eropa dari keenam belas hingga abad kedua puluh yang berakhir dengan
gerakan-gerakan pembebasan nasional dari tahun 1960-an".
Kolonialisme adalah hubungan antara mayoritas (atau paksa diimpor) adat dan
minoritas penyerbu asing. Keputusan fundamental yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat terjajah yang dibuat dan dilaksanakan oleh penguasa kolonial demi
kepentingan yang sering didefinisikan dalam sebuah metropolis yang jauh. Menolak
kompromi budaya dengan penduduk terjajah, penjajah yakin superioritas mereka
sendiri dan mandat mereka dihabiskan untuk memerintah.

Adapun dampak dari konoalisme yaitu:


1. Dampak Kolonialisasi Dalam Bidang Budaya
Kebiasaan pemerintah Kolonial menggunakan bahasa Belanda, di sisi lain,
membawa pengaruh tersendiri. Sedikit banyak kita punya banyak bahasa serapan
yang berasal dari bahasa Belanda, portugis dan inggris, misalnya : Indonesia :
Handuk, Belanda : Handdoek, Indonesia: Sepatu, Portugis : Sepato, Indonesia :
Buku, Inggris : Book.Selain kosa kata ternyata kedatangan Bangsa Eropa juga
mengenalkan berbagai hal baru ke bangsa kita. Misalnya, kita jadi tahu berbagai
musik internasional ataupun tarian seperti dansa. 8
Selain itu, ada juga bangunan-bangunan yang menjadi saksi bisu terhadap
segala peristiwa masa lampau. Semua bangunan tersebut punya ciri khas yang sulit
dibuat saat ini. Seperti bangunan yang bisa kita temui di Kota Tua, Lawang Sewu
adalah gedung bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang awalnya
digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische
Spoorweg Maatschappij (NISM). Bangunannya dirancang oleh Prof. Jakob F.
Klinkhamer dan B.J. Ouendag, arsitek dari Amsterdam dengan ciri dominan berupa
elemen lengkung dan sederhana. Bangunan di desain menyerupai huruf L serta

8
Karta Raharja Ucu, Selain Belanda-Jepang,Prancis dan Inggris Juga Pernah Menjajah Indonesia, Republika
Blogger, Jakarta Selatan, 2021.

9
memiliki jumlah jendela dan pintu yang banyak sebagai sistem sirkulasi udara.
Karena jumlah pintunya yang banyak maka masyarakat menamainya dengan Lawang
Sewu yang berarti seribu pintu.

2. Dampak Kolonialisme Di Bidang Sosial


Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia membawa dampak dalam bidang
sosial Salah satu dampak dalam bidang sosial adalah munculnya masyarakat yang
menganut agama Katolik, serta pengaruh Kristen Protestan. Kedatangan Portugis
yang membawa semangat 3G (Gold, Glory dan Gospel) mempengaruhi penyebaran
agama Kristen dan Katolik di Indonesia.9
Salah satu penyebar agama Katolik di Indonesia yang terkenal adalah Fransiscus
Xaverius, seorang misionaris dari Portugis, di Maluku pada tahun 1546-1547. Di
samping penyebaran agama Katolik, agama Kristen Protestan juga turut tersebar di
Indonesia. Penyebaran agama Kristen Protestan mulai terjadi pada masa
pemerintahan Gubernur Jendral Raffles. Penyebaran agama ini dilakukan oleh
Nederlands Zendeling Genootschap (NZG), yaitu organisasi yang menyebarkan
agama Kristen Protestan berdasarkan Alkitab. Beberapa tokoh yang tergabung dalam
NZG yang terkenal adalah Ludwig Ingwer Nommensen dan Sebastian Qanckaarts.

3. Dampak Kolonialisme Di Bidang Ekonomi


Dengan datangnya Bangsa Eropa, masyarakat Indonesia diperkenalkan pada mata
uang, di masa Raffles menjalankan kebijakan Sistem Sewa Tanah. Diperkenalkannya
uang kertas dan logam mendorong munculnya perbankan modern di Hindia-Belanda.
10
Salah satunya adalah de Javasche Bank, bank modern di Hindia-Belanda yang
muncul pertama kali dan didirikan di Batavia pada tahun1828.
Selanjutnya adalah bangkitnya kehidupan perekonomian akibat pembangunan jalan
raya pos Anyer-Panarukan. Keberadaan infrastruktur jalan didukung oleh jaringan
transportasi khususnya kereta api yang muncul dan berkembang pada masa Sistem
Tanam Paksa. Jaringan kereta api muncul dan berkembang di Hindia-Belanda
sebagai sarana pengantaran hasil perkebunan yang ada di Hindia Belanda serta
transportasi masyarakat. Munculnya sistem transportasi ini merupakan dampak

9
Karta Raharja Ucu, “Selain Belanda-Jepang,Prancis dan Inggris Juga Pernah Menjajah Indonesia”, Jakarta
Selatan, 2021.
10
Linda Sunarti, “MODUL II Perbaikan”, Jakarta Selatan, 2018, hlm. 2.

10
kedatangan Bangsa Eropa bagi Indonesia yang masih bisa kamu gunakan hingga hari
ini.
Karena tujuan Belanda di Indonesia untuk mencari rempah-rempah, mereka
harus membuat infrastruktur untuk mengangkut pasokan bahan makanan. mereka
punya andil dalam pembuatan pembangunan rel kereta dan jalan raya. Bahkan
mereka juga membangun waduk dan saluran irigasi. Selain itu, mereka juga
membangun industri pertambangan dengan membuka kilang minyak bumi di
Tarakan, Kalimantan Timur. Namun bukan berarti dengan pembangunan infrastuktur
yang dilakukan oleh Belanda itu membawa kemakmuran bagi rakyat Indonesia,
namun sebaliknya pembangunan-pembangunan dibidang ekonomi yang
dikembangkan oleh Belanda justru membuat penderitaan rakyat Indonesia semakin
dalam.
Betapa tidak, mereka memperlakukan rakyat rakyat Indonesia sangat tidak
manusiawi. Kebijakan tanam paksa dan ekonomi liberal yang mereka bentuk
membuat rakyat Indonesia dipaksa menjadi penghasil bahan mentah . Alhasil, kita
tidak punya jiwa “Entrepreneur”. Karena kita hanya diperintah dan diperintah saja,
monopoli dagang yang dibuat VOC juga membuat perdagangan Nusantara di kancah
internasional jadi mundur.

2.2 BENTUK IMPERIALISME DAN KOLONIALISME PADA KEPENDUDUKAN


INGGRIS DAN PRANCIS
A. INGGRIS
Dalam Menjajah, Inggris memiliki cara yang berbeda dalam
menangani wilayah jajahan dibanding dengan negara-negara di eropa daratan,
hal ini dikarenakan pengaruh dari filosofi Anglo Saxon. The Anglo-Saxons
adalah orang-orang yang menghuni Inggris dari abad ke-5. Mereka terdiri dari
orang-orang dari suku Jerman yang bermigrasi ke pulau itu dari benua Eropa,
keturunan mereka, dan kelompok pribumi Inggris yang mengadopsi beberapa
aspek budaya dan bahasa Anglo-Saxon. Secara historis, periode Anglo-Saxon
menunjukkan periode di Inggris antara sekitar 450 dan 1066, setelah
pemukiman awal mereka dan sampai penaklukan Norman. Periode awal
Anglo-Saxon mencakup pembentukan bangsa Inggris, dengan banyak aspek
yang bertahan hingga saat ini, termasuk pemerintah daerah dan ratusan.
Selama periode ini, Kekristenan didirikan dan ada berbunga sastra dan bahasa.
11
11
Carter dan hukum juga didirikan. Istilah Anglo-Saxon secara populer
digunakan untuk bahasa yang diucapkan dan ditulis oleh Anglo-Saxon di
Inggris dan Skotlandia timur antara setidaknya pertengahan abad ke-5 dan
pertengahan abad ke-12. Dalam penggunaan ilmiah, ini lebih sering disebut
Bahasa Inggris Kuno. Sejarah Anglo-Saxon adalah sejarah identitas budaya.
Ini dikembangkan dari kelompokkelompok yang berbeda dalam hubungan
dengan adopsi orang-orang Kristen, dan merupakan bagian integral dari
pembentukan berbagai kerajaan.
Penggunaan istilah Anglo-Saxon mengasumsikan bahwa kata-kata Angles
Saxons atau Anglo-Saxon memiliki arti yang sama di semua sumber.
Salah satu prinsipnya adalah bertebaran di seluruh dunia atau mencari dunia
baru untuk dikuasai menguatkan soliditas rasial di daerah tujuan diluar negeri
induk, menguatkan segala adat istiadat dan budaya yang dibawa dari negeri
induk kemudian dilestarikan di negeri tujuan yang dikuasai, prinsip tersebut
terbukti sangat efektif digunakan, terlebih lagi Inggris sangat pandai
memanfaatkan relasi dengan penduduk lokal dimana mereka datangi,
berupaya merangkul selayaknya sahabat, dan kemudian perlahan tapi pasti
memberikan pengaruh yang sangat signifikan serta pada akhirnya adalah
menguasai secara penuh wilayah yang ditargetkan namun juga berupaya
memikirkan nasib kedepan wilayah yang dikuasai tersebut dalam artian
mempersiapkan kemerdekaan dari kawasan tersebut. Dalam menaklukan
setiap wilayah jajahan, inggris kemudian membawa berbagai kalangan yang
ahli dibdangnya masing-masing, tidak seperti negara-negara yang
menggunakan filosofi Eropa Kontinental yang memaksimalkan wilayah
jajahan dengan menguras setiap sumber daya yang dimiliki, membangun
kekuatan militer yang tangguh, mendirikan rumah-rumah sakit dan
menerjunkan para dokter dan staf medis, juga melakukan misi penyebaran
agama, Inggris melakukan sesuatu yang lebih dari hal tersebut. Pada
prinsipnya sama dengan negara-negara eropa daratan akan tetapi terdapat
perbedaan yang nyata dalam proses kolonialisme Inggris. Inggris selalu
menyertakan ilmuan untuk meneliti kawasan yang baru mereka kuasai untuk
diteliti, Inggris lebih supel terhadap masyarakat jajahan walaupun penjajah

11
Arief Hidayat, Organisasi Negara-Negara Persemakmuran Inggris: Kesuksesan Filosofi Inggris dalam
Mendominasi Kolonialisme dan Imperialisme Modern, Journal of social Studies, Jakarta, 2021, hlm. 15.

12
memang dimanapun itu keji, akan tetapi Inggris banyak menerjunkan pakar
pakar lingkungan kemasyarakatan untuk lebih mendongkrak kualitas
masyarakat sesuai standar Inggris, dan pada akhirnya mengarahkan kawasan
yang dikendalikan dan mempersiapkan untuk membebaskannya dengan
terlebih dahulu disiapkan secara serius secara teknis hal hal terkait
ketatanegaraan yang tentunya juga sesuai filosofi Inggris. Sehingga banyak
ditemui negara- negara yang dahulunya adalah jajahan Inggris kemudian di era
sekarang ini masih memiliki relasi yang sangat baik dengan Inggris, bahkan
negara seperti Australia, Selandia Baru, Kanada, Fiji masih menganggap
bahwa ratu Inggris sebagai kepala negara mereka. Adapun Australia, Selandia
Baru, Fiji dalam simbol bendera mereka terpampang bedera Inggris juga.
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, sebagai akibat dari gerakan dekolonisasi
negara-negara terjajah, Inggris memberi kemerdekaan pada sebagian besar
koloninya. Proses dekolonisasi ini berakhir dengan diserahkannya Hong-Kong
ke tangan Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1997. Empat belas koloni
Inggris yang masih tersisa (disebut dengan Wilayah Seberang Laut Britania)
tetap berada di bawah kedaulatan Inggris. Setelah kemerdekaan, banyak bekas
koloni Inggris yang bergabung dengan Negara-Negara Persemakmuran, yaitu
suatu persatuan secara sukarela yang melibatkan negara-negara berdaulat yang
didirikan atau pernah dijajah oleh Inggris.

➢ Inggris Dalam Mendominasi Kolonialisme dan Imperialisme Modern


Imperialisme Modern terjadi setelah revolusi industri. Imperialisme Modern,
adanya dorongan kepentingan ekonomi, keinginan negara penjajah mengembangkan
perekonomiannya dan untuk memenuhi kebutuhan industri dimana negara jajahan
sebagai sumber penghasil bahan mentah dan tempat pemasaran hasil industri. Pada
umumnya bermula setelah Revolusi Industri yang awalnya terjadi di Inggris pada
tahun 1870-an. Hal yang menjadi faktor pendorong berubahnya konsep atau
pandangan tentang imperialisme kuno ke bentuk imperialisme modern, adalah adanya
kelebihan modal dan barang (surplus produksi) di negara-negara Barat.12 Selepas
tahun 1870-an , maka negara – negara di Eropa selanjutnya berlomba-lomba mencari

12
Muhammad Abduh, Zainal Abidin Hanif, Sarita Pawiloy, Masduki, M. Noer Baso, Sejarah Perlawanan
Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme Di Sulawesi Selatan (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 1985), hlm. 179.

13
daerah jajahan di wilayah Asia, Amerika dan Afrika. Mereka mencari wilayah jajahan
sebagai wilayah untuk penyuplai bahan baku dan juga sebagai daerah pemasaran hasil
industri mereka.
Contoh negara yang menerapkan Imperialisme Modern : Inggris, Perancis,
Belanda, Jerman, Italia dan Jepang. Imperialisme Inggris Raya menguasai sepertiga
wilayah dunia pada masa keemasannya. Sekitar 500 juta orang, secara langsung
maupun tak langsung, pernah jadi hamba raja dan ratu Inggris. Koloni Inggris
membentang dari Afrika Selatan, Amerika Utara, Asia Selatan dan Tenggara, sampai
Australia. Maka, tidak perlu heran jika Inggris Raya tercatat sebagai imperium yang
paling besar dan paling luas wilayahnya sepanjang sejarah peradaban manusia. Semua
itu berawal dari upaya-upaya pendudukan wilayah yang cenderung brutal sejak abad
ke-17. Inggris pun memiliki birokrat-birokrat dengan kemampuan manajemen
imperial yang mumpuni. Semua itu masih di dukung pula dengan armada laut yang
kuat. Pada masa itu, armada Inggris sanggup mengalahkan keganasan para bajak laut
di wilayah Asia Selatan. Di sisi finansial, keberhasilan Inggris mendominasi jalur
perdagangan rempah-rempah menjadikan mereka sebagai kekuatan ekonomi yang
dominan. Terlebih, Inggris berhasil mengalahkan kekuatan VOC Belanda dalam
bentrok besar di Amboina pada 1623. Keunggulan kekuatan laut Inggris semakin
tampak jelas ketika mereka tiga kali berperang di antara 1652 hingga 1674. Dan
Inggris tak hanya menantang VOC di Nusantara, tapi juga agresif melawan pesaing
Eropanya di jalur-jalur perdagangan strategis di belahan dunia lain. “Karena sadar
keuntungan finansial yang bisa diraih, mereka ngotot merebut jalur-jalur perdagangan
utama yang menghubungkan seluruh dunia dengan Eropa Barat seperti Asia
Tenggara, Mediterania, Amerika Utara, dan Afrika Barat”, Imperialisme Inggris
makin mendominasi dunia memasuki abad ke-19. Pada 1815, Inggris bersama koalisi
negara-negar Eropa berhasil mengalahkan kekuatan rivalnya Prancis di Waterloo,
Belgia. Setelah itu, Inggris tidak lagi memiliki lawan atau rival yang sebanding di
seluruh dunia. Tak hanya mengandalkan kekuatan militer, Inggris juga mendominasi
dunia melalui teknologi, industrialisasi, pendidikan, ekonomi, juga bahasa. Menurut
Louis ( 2006:43 ) Proses itu tampak jelas dalam imperialisme Inggris modern yang
13
berpusat di India. Meski begitu, imperialisme Inggris bersifat mendua. Di satu sisi,
Inggris ingin setiap aspek kehidupan di wilayah koloni berkiblat ke London. Tapi, di

13
Arief Hidayat, Organisasi Negara-Negara Persemakmuran Inggris: Kesuksesan Filosofi Inggris dalam
Mendominasi Kolonialisme dan Imperialisme Modern, Journal of social Studies, Jakarta, 2021, hlm. 87.

14
sisi lain, kaum kolonialis Inggris tidak ingin orang-orang non-Inggris mendapatkan
white privilege atau status sosial yang setara.Ambiguitas semacam itu dapat dilihat
contohnya dalam ceramah bertajuk Minute on Indian Education yang disampaikan
oleh politikus dan sejarawan Inggris Thomas Babington Macaulay pada 1935. Dalam
ceramahnya, Macaulay menyebut perlunya penerapan pendidikan bahasa Inggris di
sekolah-sekolah di India. Tapi, orang-orang India penutur bahasa Inggris tidak akan
dianggap setara dengan orang kulit putih. Mereka akan masuk dalam semacam kelas
sosial baru yang dinamakan Brown Englishmen.

B. PRANCIS
Revolusi Prancis memang memberi implikasi di segala aspek kehidupan,
namun yang paling menonjol adalah revolusi ilmu pengetahuan dan lahirnya
faham-faham baru yang sangat signifikan, seperti liberalisme, demokrasi, dan
nasionalisme sebagai perkembangan dari semboyan yang digaung-gaungkan ketika
revolusi, yakni Liberte (kebebasan), egaliter (kesamaan), dan fraternette
(persaudaraan). Selain itu, muncul perkembangan ilmu-ilmu alam dengan model
fiiska Newton yang mempengaruhi pemikiran filsuf dan kemunculan nama
Auguste Comte yang menulis beberapa buku tentang masyarakat pasca-revolusi.
Dampak lain yang paling signifikan adalah runtuhnya rezim lama, yakni sistem
monarki absolute di bawah pimpinan raja Louis XVI. Rezim lama ini kemudian
digantikan oleh tatanan kekuasaan baru, dalammbentuk republik. Maka jadilah
Prancis sebagai suatu Negara republik. Tidak hanya di bidang perpolitikan,
revolusi Prancis menghantarkan perubahan di bidang ekonomi di Prancis.14 Hal
yang sangat signifikan adalah penghapusan sistem feodal. Pemungutan pajak yang
berlebihan dan sebelumnya sangat membebankan para petani, akhirnya dihapuskan
oleh kaum bangsawan dan pendeta. Pembayaran pajak juga diserahkan kepada
Negara demi kemajuan bangsa. Di samping itu, rakyat pun berhak memiliki tanah.
Di bidang sosial mengahantarkan Prancis kepada pembentukan golongan buruh,
petani, dan kaum kapitalis. Revolusi Prancis yang terjadi pada tahun 1789-1794
merupakan revolusi besar yang kemudian akan melahirkan banyak perubahan
mendasar di Prancis. Banyak faktor yang melatar belakangi pecahnya revolusi ini,
diantaranya adalah tekanan-tekanan yang dialami oleh para petani, baik tekanan

14
Arief Hidayat, Organisasi Negara-Negara Persemakmuran Inggris: Kesuksesan Filosofi Inggris dalam
Mendominasi Kolonialisme dan Imperialisme Modern, Journal of social Studies, Jakarta, 2021, hlm. 113.

15
yang berasal dari alam maupun tekanan yang ditimbulkan akibat pajak yang
dibebankan kepada mereka. Selain itu, ketidak cakapan dari raja Louis XVI yang
saat itu merupakan pemegang tampuk kekuasaan monarki absolute di Prancis juga
merupakan salah satu faktor yang menghantarkan Prancis ke revolusi.
Setelah mengalami dinamika yang cukup panjang dan serius, akhirnya penjara
Bastille berhasil dikuasai oleh kaum revolusioner pada 14 Juli 1789. Setelah rezim
lama berhasil diruntuhkan, maka banyak perubahan-perubahan yang terjadi di
Prancis. Diantaranya adalah perubahan sistem pemerintahan yang semula adalah
demokrasiabsolute kemudian diubah menjadi republik Prancis. Revolusi Prancis
yang terjadi pada tahun 1789-1794 merupakan revolusi besar yang kemudian akan
melahirkan banyak perubahan mendasar di Prancis. Banyak faktor yang
melatar belakangi pecahnya revolusi ini, diantaranya adalah tekanan-tekanan yang
dialami oleh para petani, baik tekanan yang berasal dari alam maupun tekanan
yang ditimbulkan akibat pajak yang dibebankan kepada mereka. Selain itu, ketidak
cakapan dari raja Louis XVI yang saat itu merupakan pemegang tampuk kekuasaan
monarki absolute di Prancis juga merupakan salah satu faktor yang menghantarkan
Prancis ke revolusi. Setelah mengalami dinamika yang cukup panjang dan serius,
akhirnya penjara Bastille berhasil dikuasai oleh kaum revolusioner pada 14 Juli
1789. Setelah rezim lama berhasil diruntuhkan, maka banyak perubahan-perubahan
yang terjadi di Prancis. Diantaranya adalah perubahan sistem pemerintahan yang
semula adalah demokrasi absolute kemudian diubah menjadi republik Prancis
Kekuasaan Belanda di Indonesia pada abad 18 hingga abad 19 tak berlangsung
penuh. Perebutan kekuasaan di Eropa membuat Belanda sempat berada di bawah
penjajahan Perancis karena peperangan Napoleon. Dikutip dari Sejarah Indonesia
Modern (2016) karangan MC Ricklefs, menjelang akhir abad 18, VOC mengalami
kemunduran. Korupsi dan perang terus-menerus di berbagai daerah di Nusantara
membuat VOC mengalami krisis keuangan. Di Eropa, pada Desember 1794 hingga
Januari 1795, Perancis menyerbu Belanda. Di bawah pimpinan Napoleon
Bonaparte, Perancis berhasil menguasai Belanda. Ia kemudian membentuk
pemerintahan boneka. Pada tahun 1796, De Heeren XVII yang mengatur operasi
VOC di Indonesia dibubarkan. De Heeren XVII digantikan dengan komite baru.
Tak lama, pada 1 Januari 1800, VOC dibubarkan. Operasional VOC di Nusantara
diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda. Napoleon Bonaparte mengangkat
adiknya, Louis Napoleon sebagai penguasa di Belanda pada tahun 1806. Kemudian
16
pada 1808, Louis mengirim Marsekal Herman Willem Daendels ke Batavia.
Selama tiga tahun yakni dari 1808-1811, Daendels menjadi Gubernur Jenderal
Hindia Belanda.

2.3 PENGARUH IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI INDONESIA PADA


PENDUDUKAN INGGRIS DAN PRANCIS
➢ INGGRIS
Pengaruh penjajahan Inggris bagi masyarakat Indonesia dalam aspek ekonomi adalah
sebagai berikut.
1. Dampak Positif
a. Diperkenalkannya sistem sewa tanah
b. Perkebunan di Jawa terus berkembang
c. Penghapusan sejumlah kebijakan Belanda yang sangat
menyengsarakan rakyat
d. Penerapan sistem perdagangan bebas
2. Dampak negatif
a. Monopoli oleh penjajah menyebabkan terjadinya situasi yang tidak
sehat dalam perdagangan
b. Timbul persaingan tidak sehat karena pengusaha pribumi dengan
modal kecil kalah bersaing dengan pedagang besar
c. Beban pajak sistem sewa tanah sangat memberatkan dan membuat
rakyat semakin miskin Kerja rodi, perbudakan, dan monopoli masih
dilakukan

➢ PRANCIS
Revolusi Perancis memberikan banyak dampak terhadap pemerintah Perancis
sendiri maupun negara lain, salah satunya Indonesia. Dampak tersebut sebagai
berikut:
1. Bidang Politik
Setelah terjadinya Revolusi Perancis, sistem politik di Perancis jelas terlihat,
di mana kekuasaan absolut sangat dikecam oleh rakyat. Paham liberal pun
juga muncul yang kemudian menyebar hingga ke penjuru dunia, seperti
Spanyol, Jerman, Rusia, Austria, dan Italia.
2. Bidang Sosial

17
Pada bidang sosial dampak yang terjadi yaitu stratifikasi sosial di negara
Perancis telah dihapuskan, serta memberikan hak dan kewajiban yang sama
terhadap seluruh rakyat. Kemudian memberikan kebebasan dalam
menentukan agama, pendidikan, dan pekerjaan.
3. Bidang Ekonomi
Dihapusnya sistem gilde, yaitu sistem dalam peraturan perdagangan. Dengan
dihapusnya sistem gilde ini maka perdagangan dan industri dapat
berkembang dengan cukup baik di Perancis. Selain itu, kehidupan petani
juga mengalami peningkatan, karena dihapusnya pajak feodal. Petani juga
diberikan hak untuk memiliki tanah. 15

Pengaruh terhadap Indonesia Salah satu wilayah yang terkena dampak positif
dari Revolusi Perancis yaitu Indonesia. Beberapa paham yang turut dijadikan sebagai
penggerak untuk mencari jalan kemerdekaan dan kebabasan Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. Paham Nasionalisme
Paham nasionalisme muncul dan berkembang di daratan Eropa yang kemudian
menyebar dengan cepat hingga ke Asia dan Afrika, salah satunya Indonesia.
Salah satu organisasi Indonesia yang menganut paham ini adalah Budi Utomo.
2. Paham Demokrasi
Pemerintah Belanda yang saat itu berkuasa di Indonesia memutuskan kaum
bumiputera harus mengikuti wajib militer untuk memperkuat keamanan.
Mendengar hal itu, Budi Utomo kemudian mengirimkan wakilnya, yaitu
Dwidjosewoyo untuk melakukan perundingan dan negosiasi terhadap para
pemimpin Belanda di Indonesia. Hasil negosiasi tersebut adalah pemerintah
Belanda tidak jadi memberikan wajib militer bagi penduduk pribumi. Hal
tersebut kemudian digantikan dengan pendirian Volksraad, yaitu Dewan
Perwakilan Rakyat Hindia Belanda yang diresmikan pada 16 Desember 1916.
Selain itu, bukti adanya paham demokrasi di Indonesia adalah adanya tuntutan
Indonesia berparlemen. 16

15

https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Prancis#:~:text=Revolusi%20Prancis%20telah%20menimbulkan%20da
mpak,adalah%20beberapa%20warisan%20Revolusi%20Prancis. (diakses 8 Maret 2022).
16
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana, 1995), hlm. 67.

18
2.4 PENYEBAB MUNDURNYA BANGSA INGGRIS DAN PRANCIS DI INDONESIA
➢ INGGRIS
Akhir kekuasaan Inggris di Indonesia ditandai dengan penandatanganan Konvensi
London tanggal 19 Agustus 1814 antara John Fendell dari Inggris dengan Belanda
yang diwakili Mr. Elout, Baron Van der Capellen dan Buyske yang isinya Belanda
memperoleh kembali tanah jajahannya yang direbut Inggris termasuk wilayah
Indonesia. Berdasar kesepakatan tersebut Inggris mengembalikan Indonesia kepada
Belanda pada tahun 1816 dan sebagai gantinya Inggris memperoleh daerah kekuasaan
Belanda di India.17
➢ PRANCIS
Willem V dari Belanda berhasil lolos dari serangan Perancis dan melarikan
diri ke Inggris pada 1795. Ia tinggal di Kew dan memerintah dari sana. Lewat surat-
surat Kew terungkap, para pejabat jajahan Belanda diperintah untuk menyerahkan
wilayah mereka ke orang-orang Inggris sipaya tidak jatuh ke tangan Perancis. Maka
sejak 1795, Inggris pun berusaha merebut Nusantara dari Perancis. Dengan jatuhnya
pangkalan utama Perancis di Mauritius pada akhir 1810, posisi Inggris semakin kuat
untuk merebut Indonesia. 18
Pada Mei 1811, Daendels dicopot dari jabatannya. Ia tak bisa membangun
hubungan dengan penguasa tanah Jawa. Daendels juga dituduh memperkaya diri
sendiri dengan menjual tanah-tanah pemerintah. Daendels digantikan oleh Jan Willem
Janssens. Namun Janssens tak bertahan lama karena terus diserang Inggris. Hingga
pada 4 Agustus 1811, 60 kapal Inggris muncul di pelabuhan Batavia, pusat kekuatan
Belanda. Batavia dan daerah di sekitarnya jatuh ke tangan Inggris pada 26 Agustus
1811. Janssens mundur ke Jawa Tengah dan menyerah di dekat Salatiga.19

17
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/11/140000669/masa-penjajahan-inggris-di-
indonesia?page=all (diakses 8 Maret 2022).
18
https://retizen.republika.co.id/posts/10530/selain-belanda-jepang-prancis-dan-inggris-juga-pernah-
menjajah-indonesia (diakses 8 Maret 2022).
19
https://www.google.com/search?q=mundurnya+prancis+terhadap+indonesia&sxsrf=APq-WBs7rNm-
Drk2bBLAwcJ05CeV6pAkDQ%3A1646900740896&ei=BLYpYvqqNqOxmgfPr4uICw&oq=mundurnya+prancis+ter
hadap+&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAMYADIFCCEQoAE6BAgjECc6CAgAELEDEIMBOggIABCABBCxAzoLCC4QgAQQs
QMQgwE6CwgAEIAEELEDEIMBOggILhCxAxCDAToECAAQQzoLCC4QgAQQxwEQrwE6BggAEAoQQzoFCAAQgAQ6
CgguELEDEIMBEEM6CAguEIAEELEDOgcILhDUAhBDOgQIABADOgYIABAWEB46BwghEAoQoAE6CAghEBYQHRAe
OgQIIRAVSgQIQRgASgQIRhgAUABY7j9gsEhoAHAAeACAAZEBiAGpFZIBBTEyLjE1mAEAoAEBwAEB&sclient=gws-
wiz (diakses 8 Maret 2022).

19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa Istilah imperialisme yang
diperkenalkan di Perancis pada tahun 1830. Istilah ini diperkenalkan oleh
penulis Inggris untuk menerangkan dasar-dasar perluasan kekuasaan yang dilakukan
oleh Kerajaan Inggris. Orang Inggris menganggap merekalah yang paling berkuasa
karena mereka telah banyak menguasai dan menjajah di wilayah Asia dan Afrika.
Imperialisme merujuk pada sistem pemerintahan serta hubungan ekonomi dan politik
negara-negara kaya dan berkuasa , mengawal dan menguasai negara-negara lain yang
dianggap terbelakang dan miskin dengan tujuan mengeksploitasi sumber-sumber yang
ada di negara tersebut untuk menambah kekayaan dan kekuasaan negara penjajahnya.
Tujuan utama imperialisme adalah menambah hasil ekonomi. Negara-negara
imperialis ingin memperoleh keuntungan dari negeri yang mereka kuasai karena
sumber ekonomi negara mereka tidak mencukupi.
Koloni merupakan negeri, tanah jajahan yang dikuasai oleh sebuah kekuasaan
asing. Koloni adalah satu kawasan diluar wilayah negara asal atau induk. Tujuan
utama kolonialisme adalah kepentingan ekonomi.Kebanyakan koloni yang dijajah
adalah wilayah yang kaya akan bahan mentah, keperluan untuk mendapatkan
bahan mentah adalah dampak dari terjadinya Revolusi Industri di Inggris.
Revolusi Perancis dapat dikatakan berjalan dengan lancar yang disebabkan
oleh adanya persatuan dari rakyat-rakyatnya. Hal tersebut secara tidak langsung
memberikan inspirasi bagi Indonesia untuk menumbuhkan sikap persatuan dalam
perjuangan merebut kemerdekaan. Salah satu bukti awal lahirnya persatuan di
Indonesia adalah digunakannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Nurhadi, dkk.” BENTUK-BENTUK POSKOLONIALITAS DI INDONESIA MUTAKHIR


PADA MAJALAH TEMPO,” LITERA, Vol 10, (2011):21.
Ul’hak Silpia. “Dampak Kebijakan Prancis”, Undergraduate Thesis, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Djamaluddin Malik, Dedy. “GLOBALISASI DAN IMPERIALISME BUDAYA DI
INDONESIA”, Journal Communication Vol 5, No 2 (2014):7-16.
Tistaert, Thomas. “Imperialisme of kolonialisme?,” Bachelorpaper, (2017):19.
Rizky Palmaya, Kiki, dkk. “Kebijakan Landrent pada Masa Penjajahan Inggris di Jawa
Tahun 1811-1816,” (2017):8.
A Buchari. (2018). Prancis dan Inggris. 1–25.
Sudrajat, "Revolusi Prancis,"Vol 6, (2018):6
Syaefudin, Mohamad,dkk. 2020. SEJARAH PRANCIS Pergulatan Peradaban Benua
Biru.Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru (Anggota IKAPI).
Khusnul Khotimah, Siti. "HEGEMONI PRANCIS TERHADAP TENTARA PRANCIS
ASAL AFRIKA DALAM FILM INDIGÈNES," (2015):32
Kuntowijoyo. 2013.Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana.

21

Anda mungkin juga menyukai