SE Kepala PPATK Nomor 05 Tahun 2023 Tentang Indikator TKM Terkait Pendanaan Terorisme
SE Kepala PPATK Nomor 05 Tahun 2023 Tentang Indikator TKM Terkait Pendanaan Terorisme
Kepada Yth:
Seluruh Pihak Pelapor
SURAT EDARAN
NOMOR 05 TAHUN 2023
TENTANG
INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN
TERKAIT PENDANAAN TERORISME
1. Latar Belakang
Sesuai dengan ketentuan Pasal 41 ayat (1) huruf b Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang (UU TPPU) , Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK) memiliki kewenangan untuk mengeluarkan pedoman
identifikasi transaksi keuangan yang mencurigakan bagi pihak pelapor.
Kewenangan PPATK dimaksud sebagai salah satu bentuk dukungan PPATK
atas penerapan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (UU TPPT) yang
menyatakan salah satu bentuk upaya pencegahan tindak pidana
pendanaan terorisme dilakukan melalui pelaporan transaksi keuangan
mencurigakan terkait pendanaan terorisme kepada PPATK.
Selanjutnya, dalam melaksanakan kewenangan tersebut, PPATK
telah menetapkan Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER
I1j1.02jPPATKj06j2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Kepala PPATK !'Jomor: PER-04j 1.02jPPATKj03j2014, serta menetapkan
Surat Edaran Kepala PPATK Nomor: SE-03j 1.02jPPATKj05j 15 mengenai
identifikasi transaksi keuangan mencurigakan yang didalamnya memuat
indikator umum transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan
terorisme.
7R __ \:.-uu ...
-2
-3 -
-4
3. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang;
b. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme;
c. Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kewenangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan;
d. Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-Ill 1.02 I PPATKI 06/2013
tentang Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia
Jasa Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala
PPATK Nomor: PER-041 1.02 I PPATKI 03 I 2014 tentang Perubahan
Atas Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-Ill 1.02 I PPATKI 061
2013 tentang Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi
Penyedia Jasa Keuangan;
e. Peraturan PPATK Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sistem Informasi
Terduga Pendanaan Terorisme; dan
f. Surat Edaran Kepala PPATK Nomor: SE-031 1.02/pPATK/051 15
tentang Indikator Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia
Jasa Keuangan.
4. lsi Edaran
a. Identifikasi Adanya Transaksi Keuangan Mencurigakan Terkait
Pendanaan Terorisme
1) Dalam rangka melakukan identifikasi adanya indikator transaksi
keuangan mencurigakan terkait tindak pidana pendanaan
terorisme, pihak pelapor harus memiliki atau mengetahui paling
sedikit sebagai berikut:
a) informasi mengenai pengguna Jasa pada tahap orientasi
pengguna jasa (customer onboarding), antara lain:
- 5
-6
-7
-8
-9
UNSUR TRANSAKSI
INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN
KEUANGAN
MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN
MENCURIGAKAN TERKAIT
TERORISME
PENDANAAN TERORISME
digunakan dan/ atau yang organisasi teroris atau memiliki
diketahui akan digunakan ideologi yang sama dengan organisasi
untuk melakukan tindak teroris.
pidana terorisme 2. Orang/entitas melakukan transaksi
untuk penjualan/pembelian mata
uang virtual secara langsung atau
melalui perantara mata uang virtual
(peer-to-peer) secara over the counter
(OTC) yang memungkinkan
peningkatan anonimitas.
3. Orang yang mengirim/menerima wire
transfer sering kali memiliki variasi
alamat atau nomor kontak saat
melakukan transaksi.
4. Orang/ entitas yang menerima atau
mengirimkan dana melalui WIre
transfer kepada pihak-pihak yang
tidak terkait dengan bidang usahanya.
5. Transaksi yang dilakukan dalam
rekening organisasi nirlaba atau amal
yang tidak memiliki alasan ekonomi
atau masuk akal yang jelas dan
transaksi tersebut tampaknya tidak
sesuai dengan kegiatan bisnis reguler
organisasi.
6. Penggunaan rekening organisasi
nirlaba atau badan amal untuk
mengumpulkan dana untuk transfer
- 10
UNSUR TRANSAKSI
KEUANGAN
MENCURIGAKAN TERKAIT
TERORISME
PENDANAAN TERORISME
- 11
UNSUR TRANSAKSI
KEUANGAN
MENCURIGAKAN TERKAIT
TERORISME
PENDANAAN TERORISME
- 12
UNSUR TRANSAKSI
KEUANGAN
MENCURIGAKAN TERKAIT
TERORISME
PENDANAAN TERORISME
- 13
UNSUR TRANSAKSI
KEUANGAN
MENCURIGAKAN TERKAIT
TERORISME
PENDANAAN TERORISME
- 14
UNSUR TRANSAKSI
INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN
KEUANGAN
MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN
MENCURIGAKAN TERKAIT
TERORISME
PENDANAAN TERORISME
27. Organisasi nirlaba menggunakan
skema transaksi perbankan atau
jaringan keuangan yang rumit untuk
kebutuhan operasionalnya, terutama
terkait transaksi ke luar negeri yang
semestinya skema rumit tersebut
tidak diperlukan.
28. Tidak adanya kontribusi (pemasukan)
di rekening organisasi nirlaba dari
pihak donor yang ada di
negarajwilayah tersebut dimana
transaksi pemasukan hanya berasal
dari luar negeri.
29. Banyak terdapat aliran dana ke luar
negeri tempat asal pengurus
organisasi nirlaba luar negeri berada,
khususnya jika negara asing tersebut
berisiko tinggi kasus terorisme.
30. Organisasi nirlaba terlihat hanya
memiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki pegawai, keberadaan secara
fisik sangat terbatas dan bahkan tidak
memiliki keberadaan fisik sama sekali
yang n1.ana hal ini terasa aneh j ika
dibandingkan dengan tujuan utama
organisasi nirlaba dan skala aktivitas
transaksinya.
- 15
UNSUR TRANSAKSI
INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN
KEUANGAN
MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN
MENCURIGAKAN TERKAIT
TERORISME
PENDANAAN TERORISME
31. Rekening organisasi nirlaba didapati
telah lama tidak aktif bertransaksi
namun mendadak menenma dana
masuk dengan nilai besar tanpa
underlying yang jelas yang langsung
ditarik menyisakan saldo minim.
32. Organisasi nirlaba melakukan
transaksi baik aliran dana masuk dan
keluar di daerah rawan pendanaan
terorisme, konflik dan separatisme.
33. Organisasi nirlaba memiliki transaksi
yang didalam keterangannya
mengandung kata dan istilah yang
dapat mengarah ke aktivitas terorisme
misalnya bahan kimia untuk alat
peledak, persenjataan (pisau, panah)
dan lainnya.
34. Rekening pribadi pengurus organisasi
nirlaba digunakan untuk menampung
sumbangan dari banyak pihak dengan
mengatas namakan organisasi nirlaba
serta dengan underlying untuk
bantuan Suriah atau negara konflik
lainnya.
35. Terdapat pengurus organisasi nirlaba
yang juga merangkap sebagai
pengusaha travel agent ke negara
- 16
UNSUR TRANSAKSI
KEUANGAN
PENDANAAN TERORISME
- 17
UNSUR TRANSAKSI
INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN
KEUANGAN
MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN
MENCURIGAKAN TERKAIT
TERORISME
PENDANAAN TERORISME
42. Pada rekening pribadi yang digunakan
untuk untuk menampung dana
sumbangan, banyak melakukan
transaksi tarik tunai melalui ATM
dalam jumlah maksimal penarikan
perhari. Penarikan selalu dalam
wilayah yang sarna, sedangkan
kegiatan amalnya berada diberbagai
daerah serta transfer ke pihak lain
yang tidak jelas underlying-nya atau
transfer ke daerah rawan konflik
seperti di Poso, Sulawesi Tengah dan
transfer kepada pihak lain dengan
keterangan untuk bantuan keluarga
syuhada.
43. Transaksi yang dilakukan oleh
orang/entitas yang termasuk dalam
daftar pantau yang disampaikan
dalam sistem informasi terduga
pendanaan terorisme (SIPENDAR)
setelah dilakukan analisis transaksi
keuangan terindikasi terkait
pendanaan terorisme.
44. Pengguna jasa merupakan entitas
bisnis yang tidak dapat ditemukan di
internet danl atau menggunakan
alamat email dengan bagian domain
yang tidak biasa.
- 18
UNSUR TRANSAKSI
INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN
KEUANGAN
MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN
MENCURIGAKAN TERKAIT
TERORISME
PENDANAAN TERORISME
45. Pihak Pelapor mendapatkan
permintaan dari PPATK, untuk
melaporkan orang/ entitas terkait
penyelidikan/ penyidikan kegiatan
terorisme dan/ atau pendanaan
terorisme oleh penegak hukum.
46. Transaksi Keuangan oleh Pengguna
Jasa yang diminta oleh PPATK karena
keterkaitannya dengan Transaksi lain
terkait tindak pidana pendanaan
terorisme.
47. Transaksi keuangan orang/ entitas
yang diminta oleh PPATK karena
keterkaitannya dengan transaksi lain
yang sedang dalam proses analisis
maupun pemeriksaan oleh PPATK.
INDIKATOR AKTIVITAS MENCURIGAKAN
TERKAIT PENDANAAN TERORISME
Transaksi keuangan 1. Pengguna jasa terlalu rahasia atau
dengan maksud untuk mengelak tentang siapa pemilik
digunakan dan/ atau yang manfaatnya.
diketahui akan digunakan 2. Pengguna jasa menggunakan agen
untuk melakukan tindak atau perantara tanpa alasan yang
pidana terorisme j elas.
3. Pengguna j asa secara aktif
menghindari kontak pribadi tanpa
alasan yang jelas.
- 19
UNSUR TRANSAKSI
INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN
KEUANGAN
MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN
MENCURIGAKAN TERKAIT
TERORISME
PENDANAAN TERORISME
4. Pengguna jasa enggan memberikan
atau menolak memberikan informasi,
data dan dokumen yang diperlukan
identifikasi pengguna j asa.
5. Pengguna Jasa menunjukkan
keakraban yang tidak biasa serta
melakukan pertanyaan berulang
sehubungan dengan standar yang
diatur oleh peraturan yang berlaku
dalam hal identifikasi pengguna j asa,
entri data dan laporan transaksi
mencurigakan.
Transaksi yang melibatkan 1. Pengguna jasa merupakan orang atau
Setiap Orang yang entitas yang terlibat dalam transaksi
berdasarkan daftar terduga (keuangan maupun non-keuangan)
teroris dan organisasi yang terkait dengan teroris atau
teroris kelompok teroris yang dilarang
berdasarkan daftar terduga teroris dan
terduga teroris yang dikeluarkan oleh
Dewan Keamanaan Perserikatan
Bangsa-Bangsa 1267, Daftar Terduga
Teroris dan Organisasi Teroris
(DTIOT), dan daftar terduga teroris
dan organisasi teroris yang
dipublikasikan oleh otoritas negara
lain, misalnya domestic list terkait
teroris dan organisasi teroris yang
dikeluarkan oleh Office of Foreign
- 20
UNSUR TRANSAKSI
INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN
KEUANGAN
MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN
MENCURIGAKAN TERKAIT
TERORISME
PENDANAAN TERORISME
Assets Control (OFAC) An1.erika Serikat
yang tercantum dalam Specially
Designated Nationals and Blocked
Persons List (SDN List).
2. Transaksi yang dilakukan atau akun
yang dikelola oleh orang/ entitas yang
dilarang oleh otoritas yurisdiksi asing
dan organisasi internasional termasuk
orang/entitas yang terkait dengannya.
3. Berdasarkan informasi media bahwa
orang/ entitas tersebut terkait, secara
langsung atau tidak langsung, dengan
organisasi teroris yang diketahui atau
terlibat dalam kegiatan teroris.
4. Pengguna jasa ditemukan sebagai
pemegang jabatan
(direktur/ manajemen / penandatangan
yang berwenang, dIl) dari entitas yang
masuk dalam teroris yang dilarang
berdasarkan daftar terduga teroris dan
terduga teroris yang dikeluarkan oleh
Dewan Keamanaan Perserikatan
Bangsa-Bangsa 1267, DTIOT, dan
daftar terduga teroris dan organisasi
teroris yang dipublikasikan oleh
otoritas negara lain /
5. Pengguna j asa dicurigai
mengumpulkan dana atas nama
- 21
UNSUR TRANSAKSI
INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN
KEUANGAN
MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN
MENCURIGAKAN TERKAIT
TERORISME
PENDANAAN TERORISME
individujentitas yang tercantum
dalam daftar terduga teroris dan
terduga teroris yang dikeluarkan oleh
Dewan Keamanaan Perserikatan
Bangsa-Bangsa 1267, DTTOT, dan
daftar terduga teroris dan organisasi
teroris yang dipublikasikan oleh
otoritas negara lain.
6. Pengguna jasa memegang hak hukum
atas aset atas nama entitas atau
individu yang tercantum dalam daftar
terduga teroris dan terduga teroris
yang dikeluarkan oleh Dewan
Keamanaan Perserikatan Bangsa
Bangsa 1267, DTTOT, dan daftar
terduga teroris dan organisasi teroris
yang dipublikasikan oleh otoritas
negara lain.
7. Pengguna jasa diduga melakukan
transaksi atas nama atau atas arah
individu atau entitas yang tercantum
dalam daftar terduga teroris dan
terduga teroris yang dikeluarkan oleh
Dewan Keamanaan Perserikatan
Bangsa-Bangsa 1267, DTTOT, dan
daftar terduga teroris dan organisasi
teroris yang dipublikasikan oleh
otoritas negara lain.
- 22
UNSUR TRANSAKSI
KEUANGAN
PENDANAAN TERORISME
- 23
UNSUR TRANSAKSI
KEUANGAN
MENCURIGAKAN TERKAIT
TERORISME
PENDANAAN TERORISME
- 24
UNSUR TRANSAKSI
INDlKATOR TRANSAKSI KEUANGAN
KEUANGAN
MENCURIGAKAN TERKAIT PENDANAAN
MENCURIGAKAN TERKAIT
TERORISME
PENDANAAN TERORISME
teroris yang dipublikasikan oleh
otoritas negara lain.
c. Contoh Kasus
Selain memuat indikator TKM, Surat Edaran ini juga memuat contoh
kasus agar dapat memberikan pemahaman bagi PJK dalam
menentukan suatu transaksi merupakan TKM terkait Tindak Pidana
Pendanaan Terorisme.
1. Contoh 1
- 25
~ \~
~Ir 1. Bank ...
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 26
Pola Transaksi:
1. Secara umum, donasi masuk yang berasal dari masyarakat
selalu diendapkan sampai dengan saldo tertentu, kemudian
dilakukan penarikan tunai menggunakan cek oleh DS yang
merupakan bendahara Yayasan ASA. Selanjutnya dana
tersebut ditransfer ke Turki.
2. Para pihak yang menerima dana dari ASA di Turki antara lain
adalah:
a. Foundation A
i. Pada tanggal 12 Nov 2019 sebesar Rp346.941.125,
melalui Bank XX di Turki.
ii. Pada tanggal 31 Des 2019 sebesar Rp518.570.125,
melalui Bank XX di Turki.
b. Foundation B
Pada tanggal16 Juli 2019 terdapat transfer sebesar $700
melalui Bank XX di Turki
c. Foundation C
Pada tanggal 14 Februari 2020 terdapat transfer sebesar
$8750 melalui Bank YY di Turki
Indikator Mencurigakan
1. pengumpulan dana (collecting)
a. membuka rekening pada Bank A yang diketahui terdapat
banyak transaksi kredit dari berbagai pihak pada rekening
ormas atau yayasan dengan keterangan Suriah.
- 27
Kesimpulan/Tindak Lanjut
Transaksi tersebut memenuhi unsur transaksi keuangan
mencurigakan terkait pendanaan terorisme, antara lain adanya
transaksi yang melibatkan yurisdiksi beresiko tinggi, keterangan
transaksi terindikasi mendukung negara konflik terkait terorisme,
serta hasil penelusuran media open source yang mengindikasikan
aktivitas Yayasan ASA yang mencurigakan dan adanya kerja sarna
dan transaksi ke Foundation A yang diketahui dilakukan atas
perintah NPO yang diketahui merupakan aktivitas dari NPO SO
yang tercantum sebagai entitas terduga organisasi teroris
berdasarkan DTTOT.
~-\... 2. Contoh '"
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 28
2. Contoh 2
Nama Yayasan GF
Bidang Usaha Lembaga Kemanusiaan Internasional
Yayasan GF merupakan penggunajasa dari Bank ABC. Yayasan GF
adalah wadah besar bagi 'Koalisi Kemanusiaan Indonesia'.
Berdasarkan informasi dari media sosial (facebook) Yayasan GF
memiliki misi menjadikan kegiatan di Suriah sebagai pilot project
untuk berbagai program di tempat lain, selain itu Yayasan GF juga
membantu pendidikan, layanan medis dan penyiapan makanan
pokok yang tidak terpisahkan. Program-program yang
dipublikasikan pada media sosial adalah untuk bantuan
kemanu<
s iaan untuk korban perang di Suriah. Yayasan GF aktif
melakukan publikasi kegiatan amal yang akan dilakukan untuk
membantu korban perang suriah, hal ini terlihat pada media sosial
yayasan tersebut yang aktif memposting kondisi di Suriah dan
meminta donasi kepada masyarakat untuk bantuan kemanusiaan.
Pola Transaksi
1. Berdasarkan informasi dari website Yayasan GF, diketahui
Yayasan GF membuka banyak rekening pada berbagai bank,
termasuk Bank ABC untuk menampung dana sumbangan dari
masyarakat.
2. Rekening Yayasan GF pada Bank ABC digunakan sebagai
penampungan setoran dana yang merupakan donasi dari
berbagai pihak pada periode transaksi 2017 s.d 2020, rekening
banyak menerima transaksi masuk (83.429 transaksi) melalui
transfer dan setoran tunai, kemudian transaksi adalah
pemindahbukuan ke rekening milik Yayasan GF lainnya
(layering) dengan jumlah besar pada 22 rekening. Selain itu
penarikan tunai dengan nilai besar rata-rata antara
Rp100.000.000 s.d Rp.3.000.000.000 yang kemudian langsung
dibawa keluar bank sehingga tidak jelas underlying
- 29
~ ..\
.......\... Tldak ...
- 30 -
Indikator Mencurigakan
1. pengumpulan dana (collecting)
a. menggunakan media sosial untuk mengumpulkan dana
sumbangan dengan tujuan untuk kemanusiaan di Suriah
dan membuka banyak rekening pada beberapa bank untuk
menampung dana sumbangan;
b. terdapat banyak transaksi kredit dari berbagai pihak pada
rekening ormas atau yayasan dengan keterangan
"Suriah/ Syria/ Ghouta", "qurban Suriah", "donasi Suriah",
"infaq Suriah" dan "Rohingya"; dan
c. memiliki anak yayasan yang terduga terafiliasi dengan
yayasan di negara konflik (suriah).
- 31
Kesimpulan/Tindak Lanjut
Transaksi tersebut memenuhi unsur transaksi keuangan
mencurigakan terkait pendanaan terorisme, antara lain adanya
transaksi yang melibatkan yurisdiksi beresiko tinggi, serta aktivitas
transaksi yang tidak sesuai dengan kegiatan Yayasan GF.
- 32
3. Contoh 3
I Nama
Pola Transaksi
Berdasarkan data IFTI pada Bank XYZ diketahui pada rekening
Tn. X terdapat aliran dana pada Juli 2015 dari Irak dan Yordania
sebesar USD3.789,77. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan
oleh Bank XYZ, diduga Tn. X menguasai rekening bank milik orang
lain yang terindikasi digunakan untuk menerima dana dari
kelompok teroris.
Indikator Mencurigakan
1. penerimaan dan pengiriman dana dari dan ke negara konflik
atau negara yang berisiko tinggi terkait terorisme (Irak,
Yordania, Filipina); dan
2. penggunaan rekening orang lain yang diduga dimanfaatkan
untuk menampung dana dari kelompok teroris.
Kesimpulan/Tindak Lanjut
Transaksi tersebut memenuhi unsur transaksi keuangan
mencurigakan terkait pendanaan terorisme, antara lain adanya
transaksi yang melibatkan yurisdiksi beresiko tinggi, serta
informasi mengenai dugaan keterlibatan Tn. X sebagai afiliasi
organisasi teroris dikarenakan diduga menguasai rekening bank
milik orang lain yang terindikasi digunakan untuk menerima dana
dari kelompok teroris.
- 33
4. Contoh 4
Pekerjaan : Mahaslswa/PelaJar
Pola Transaksi
1. Rekening HF menerima dana melalui layanan remitansi dari dua
negara Timur Tengah berisiko tinggi sebagai berikut:
a. Pada 11 Agustus 2015, dia menerima Rp33.131.400 (sekitar
USD2.450) dari seseorang yang berlokasi di yurisdiksi bukan
anggota Egmont;
b. Pada tanggal2 September 2015, dia menerima Rp 19.924.400
(sekitar USD 1.532) dari seseorang yang berlokasi di
yurisdiksi anggota Egmont.
2. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan Bank 123, ditemukan
bahwa pemilik manfaat uang itu adalah BN, yang menyatakan
dirinya sebagai pemimpin ISIL di Asia Tenggara dan orang yang
termasuk dalam daftar sanksi PBB.
~ ~'.r3. HF ...
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 34
- 35 -
Indikator Mencurigakan
Penerimaan dana dari negara berisiko tinggi terkait terorisme dan
teridentifikasi adanya transaksi HF dengan pihak perorangan atau
entitas yang tercantum dalam daftar terduga teroris dan organisasi
teroris yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kesimpulan/Tindak Lanjut
Transaksi tersebut memenuhi unsur transaksi keuangan
mencurigakan terkait pendanaan terorisme, antara lain adanya
transaksi yang melibatkan yurisdiksi beresiko tinggi, serta
transaksi yang melibatkan pihak yang termasuk dalam daftar
terduga teroris dan organisasi teroris yang dikeluarkan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
5. Contoh 5
I Nama
I: I ~::a Yayasan UAA
STR dan Yayasan UAA merupakan pengguna jasa dari Bank CD.
STR terinformasi sebagai pendiri dan Ketua UAA, sebuah Yayasan
yang bergerak di bidang sosial, kemanusiaan dan keagamaan.
Rekening STR mendapatkan transfer dari OBP dan AK.
Berdasarkan informasi dari otoritas yang berwenang OBP dan AK
diduga terl:ibat pendanaan terorisme di luar negeri.
- 36 -
Pola Transaksi
1. Sejak tahun 2019 s.d 2021, Yayasan UAA menerima dana
sejumlah Rp58.344.558,90 dari OBP dan Rp13.710.540,27 dari
AK.
2. STR mentransfer uang sebesar Rp11.000.000,00 (sebelas juta
rupiah) dari rekening Bank CD a.n. STR melalui ATM ke
rekening Bank CD a.n. RQ Ikhlas yang merupakan rekening
Yayasan RQ Al Ikhlas.
Indikator Mencurigakan
1. Terdapat aliran dana dari OBP ke rekening Yayasan UAA
kemudian dana tersebut mengalir lagi ke rekening STR.
2. STR selaku pemegang kuasa rekening Yayasan UAA
mentransfer sejumlah uang ke rekening STR.
3. OBP dilaporkan dalam beritajmedia karena terkait dengan
organisasi teroris atau entitas yang diduga melakukan aksi
terorisme.
Kesimpulan/Tindak Lanjut
Transaksi tersebut memenuhi unsur transaksi keuangan
mencurigakan terkait pendanaan terorisme, antara lain adanya
transaksi penerimaan dari OBP, serta OBP dilaporkan dalam
beritaj media karena terkait dengan organisasi teroris atau entitas
yang diduga melakukan aksi terorisme.
- 37
5. PENUTUP
Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 7 Mei 2023
KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN 1}}
fP., -\.. ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN, -\