Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA SOSIAL


Dosen pengampuh :Nur Arifatus SholihahS.KM.,M.Kes

Disusun oleh kelompok 1


Surty Hatiya (1KA21021)
Nurul Selvia (1KA21015)
Sulis Susilawati (1KA21017)
Eldo Tauwa G, M. (1KA21004)
Sirajudin (1KA21030)

KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )
GRIYA HUSADA SUMBAWA
2023/2024

I
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah,dan karuinayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sistem
penanggulangan bencana sosial .
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Sumbawa, 24 Mei 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR IS....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar belakang.....................................................................................................1
B. Rumus masalah...................................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
A. Definisi bencana .................................................................................................3
B. Potensi bencana...................................................................................................3
C. Kriteria bencana..................................................................................................5
D. Korban bencana...................................................................................................5
E. Hakekat Penanggulangan Bencana.....................................................................6
F. Asas Penanggulangan Bencana...........................................................................6
G. Tujuan Penanggulangan Bencana.......................................................................7
H. Prinsip-prinsip Penanggulangan Bencan ...........................................................7
I. Pentahapan Penanggulangan Bencana ...............................................................8

BAB III PENUTUP........................................................................................................13


A. KESIMPULAN...................................................................................................13
B. SARAN...............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis
serta demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan faktor
alam, non alam ulah tangan manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda serta dampak psycologis yang dalam keadaan
tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.
Letak geografis Indonesia yang berada antara lempeng Euronesia dan lempeng
Euroasia menjadikan sebagian besar wilayah Indonesia rawan terhadap bencana alam,
kondisi ini merupakan ancaman yang sulit diprediksi dengan perhitungan kapan, dimana,
bencana apa yang terjadi, berapa kekuatan bahkan kita tidak dapat memperkirakan
estimasi korban jiwa maupun harta benda.
Indonesia merupakan negara dengan potensi bahaya (hazard potency) yang sangat
tinggi, beberapa potensi tersebut antara lain adalah gempa bumi, tsunami, banjir, letusan
gunung berapi, tanah longsor, angin ribut, kebakaran hutan dan lahan. Terdapat 2 (dua)
kelompok utama potensi bencana di wilayah Indonesia yaitu potensi bahaya utama (main
hazard) dan potensi bahaya ikutan (collateral hazard). Potensi bahaya utama (main hazard)
dapat dilihat antara lain pada peta potensi bencana gempa di Indonesia yang menunjukkan
bahwa Indonesia adalah wilayah dengan zona 2 gempa yang rawan, peta potensi bencana
tanah longsor, peta potensi bencana letusan gunung api, peta potensi bencana banjir.
Sedangkan peta potensi bencana ikutan (collateral hazard potency) dapat dilihat dari
beberapa indikator antara lain bangunan yang terbuat dari kayu, kepadatan bangunan dan
kepadatan industri berbahaya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bencana ?
2. Apa potensi – potensi bencana?
3. Hakekat penanggulangan bencana?
4. Asas penanggulangan bencana?
5. Tujuan penanggulangan bencana?
6. Prinsip – prinsip penanggulangan bencana ?
7. Tahap penanggulangan bencana ?

1
C. Tujuan penulisan
Agar mahasiswa mengerti tentang sistem penanggulangan bencana dan dapat
menambah wawasan masyarakat secara umum sehingga dapat turut serta dalam upayan
penanggulangan bencana

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian pcristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oieh faktor
alam dan/atau faktor nonalam ulah tangan manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda serta dampak
psikologis.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi.
dan wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat, dan teror.
B. Potensi bencana
1. Bencana banjir. Banjir baik yang berupa genangan atau banjir bandang bersipat
merusak, aliran arus air yang tidak terlalu dalam tetapi cepat dan bergolak (turbulent)
dapat menghanyutkan manusia, hewan dan tumbuhan.
2. Bencana tanah longsor. Gerakan tanah atau tanah longsor yang mampu merusak
lingkungannya baik akibat gerakan tanah dibawahnya atau karena penimbunan akibat
longsor tersebut.
3. Bencana letusan gunung api.
4. Bencana Gempa Bumi. Adalah getaran partikel batuan atau goncangan pada kulit bumi
yang disebabkan oleh pelepasan energi secara tiba-tiba akibat aktivitas tektonik (gempa
bumi tektonik) dan rekahan akibat naiknya fluida (magma, gas uap dll) dari dalam bumi
menuju kepermukaan, disekitar gunung api, getaran tersebut menyebabkan kerusakan
dan runtuhnya struktur bangunan yang menimbulkan keruntuhan, disamping itu pula
dampak lain yang ditimbulkan adalah kebakaran, kecelakaan industri dan transfortasi,
banjir akibat runtuhnya bendungan dan tanggul.

3
5. Bencana Tsunami. Gelombang air laut yang membawa material baik berupa sisa-sisa
bangunan, tumbuhan dan material lainnya menghempas segala sesuatu yang berdiri
didatran pantai dengan kekuatan dahsyat. Bangunan-bangunan yang mempunyai
dimensi lebar dinding sejajar dengan garis pantai atau tegak lurus dengan arah
datangnya gelombang akan mendapat tekanan yang paling kuat sehingga akan
mengalami kerusakan yang paling parah.
6. Bencana Kebakaran. Kebakaran yang terjadi dipengaruhi oleh faktor alam berupa cuaca
yang kering serta faktor manusia baik yang disengaja maupun tidak, sedangkan
kerusakan yang ditimbulkan berupa kerusakan lingkungan, korban jiwa dan harta benda
dampak samping yang diakibatkan kebakaran adalah asap yang dapat mempengaruhi
kesehatan serta gangguan aktifitas penerbangan.
7. Bencana Kekeringan. Kekeringan akan berdampak bagi kesehatan manusia, tanaman
serta hewan baik secara langsung maupun tidak langsung dampak dari bencana
kekeringan ini seringkali secara gradual/lambat, sehingga apabila tidak dipantau secara
terus menerus akan mengakibatkan bencana berupa hilangnya bahan pangan akibat
tanaman pangan ternak mati, petani kehilangan mata pencaharian, sehingga berdampak
urbanisasi
8. Bencana Angin Siklon Tropis. Tekanan dan hisapan serta tenaga angin meniup selama
beberapa jam dapat mengakibatkan kerusakan pada bangunan dan sarana umum
kebanyakan angin topan disertai hujan deras yang dapat menimbulkan bencana lain
seperti tanah longsor dan banjir.
9. Bencana Wabah Penyakit. Wabah penyakit menular berdampak kepada masyarakat
yang sangat luas
10. Bencana Kegagalan Teknologi. Pada skala besar dapat mengancam kestabilan ekologi
secara global, ledakan instalasi dapat menyebabkan korban jiwa, luka-luka dan
kerusakan infrastruktur, kebakaran, pencemaran udara, sumber air minum, tanaman,
pertanian serta terganggunya kestabilan ekologi secara global.

4
C. Kriteria bencana
1. Kriteria Bencana alam pada skala Tingkat Nasional.
a. Bencana yang terjadi menyebabkan mekanisme sistem pemerintahan di daerah
tersebut, baik dalam kawasan satu provinsi atau lebih tidak berfungsi.
b. Infrastruktur di kawasan daerah yang terkena bencana mengalami rusak berat dan
tidak berfungsi.
c. Korban manusia baik yang meninggal maupun luka, serta kerusakan bangunan dan
rumah tempat tinggal sangat banyak sehingga menyebabkan unsur-unsur BPBD
Provinsi/BPBD Kabupaten/Kota tidak mampu mengatasi akibat bencana tersebut.
d. Hasil data korban dan kerusakan daerah yang sangat banyak, selanjutnya Presiden
menetapkan Bencana Nasional.
2. Kriteria Bencana alam pada Skala Tingkat Provinsi.
a. Bencana alam yang terjadi tidak menyebabkan lumpuhnya mekanisme sistem
pemerintahan di kawasan daerah yang terkena bencana.
b. Infrastruktur hanya sebagian kecil yang tidak berfungsi.
c. Korban manusia dan kerusakan daerah yang timbul, unsur-unsur BPBD Provinsi
masih mampu mengatasi.
d. Unsur-unsur BPBD Provinsi masih mampu mengatasi terhadap korban manusia dan
kerusakan daerah yang timbul.
3. Kriteria Bencana alam pada skala Tingkat Kabupaten/Kota.
a. Bencana yang terjadi tidak menyebabkan lumpuhnya mekanisme sistem
pemerintahan di kawasan daerah yang terkena bencana.
b. Infrastruktur yang ada di kawasan tersebut semua berfungsi.
c. Unsur-unsur BPBD Kabupaten/Kota mampu mengatasi terhadap timbulnya korban
manusia maupun kerusakan daerah.
D. Korban bencana
1. Manusia. Korban manusia akibat suatu bencana baik yang mengalami luka ringan, luka
berat dan meninggal dunia.
2. Harta Benda. Korban harta benda akibat bencana dapat berupa hilangnya atau rusaknya
harta benda, tempat tinggal, hewan serta sarana dan prasarana umum lainnya.
3. Lingkungan hidup. Kerusakan ataupun hilangnya sarana prasarana lingkungan yang
menyangkut kepentingan hidup masyarakat secara umum.

5
E. Hakekat Penanggulangan Bencana
1. Penanggulangan bencana merupakan salah satu wujud dari upaya untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Penanggulangan bencana adalah kewajiban bersama antara Pemerintah dan masyarakat
yang didasarkan pada partisipasi, dukungan dan prakarsa masyarakat serta Pemerintah
Daerah.
3. Penanggulangan bencana dititik beratkan pada tahap sebelum terjadinya bencana yang
meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan dan kesiapsiagaan untuk memperkecil,
mengurangi dan memperlunak dampak yang ditimbulkan oleh bencana.
4. Penanggulangan bencana adalah bagian dari kegiatan pembangunan yang bertujuan
untuk mengurangi penderitaan masyarakat dan meningkatkan kehidupan dan
penghidupan masyarakat secara lahir batin.
F. Asas Penanggulangan Bencana.
1. Kemanusiaan. Memberikan perlindungan dan penghormatan hak-hak azasi manusia,
harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.
2. Keadilan. Setiap materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana harus
mecerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.
3. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. Penanggulangan bencana tidak
boleh berisi hal-hal yang membedakan latar belakang antara lain, agama, suku,
golongan, gender atau status sosial.
4. Keseimbangan, Keselarasan dan Keserasian. Dalam penanggulangan bencana harus
mencerminkan keseimbangan kehidupan sosial dan lingkungan, keselarasan tata
kehidupan dan lingkungan serta mencerminkan keserasian lingkungan dan kehidupan
sosial masyarakat.
5. Ketertiban dan kepastian hukum. Penanggulangan bencana harus dapat menimbulkan
ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.
6. Kebersamaan. Penanggulangan bencana pada dasarnya menjadi tugas dan tanggung
jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat yang dilakukan secara gotong
royong.
7. Kelestarian lingkungan hidup. Materi muatan ketentuan dalam penanggulangan
bencana mencerminkan kelestarian lingkungan untuk generasi sekarang dan untuk
generasi yang akan datang demi untuk kepentingan bangsa dan negara.

6
8. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Penanggulangan bencana harus memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara optimal sehingga mempermudah dan mempercepat
proses penanggulangan bencana baik pada tahap pencegahan, pada saat terjadi bencana
maupun pada tahap pasca bencana.

G. Tujuan Penanggulangan Bencana


1. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.
2. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada.
3. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,
terkoordinasi dan menyeluruh.
4. Menghargai budaya lokal.
5. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta.
6. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dan kedemawanan.
7. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
H. Prinsip-prinsip Penanggulangan Bencana
1. Cepat dan tepat. Dalam penanggulangan harus dilaksanakan secara cepat dan tepat
sesuai dengan tuntunan keadaan.
2. Prioritas. Apabila terjadi bencana, kegiatan penanggulangan harus mendapat prioritas
dan diutamakan pada kegiatan penyelamatan manusia.
3. Koordinasikan dan keterpaduan. Penanggulangan bencana didasarkan pada koordinasi
yang baik dan saling mendukung. Sedangkan keterpaduan adalah penanggulangan
bencana dilakukan oleh berbagai sektor secara terpadu yang didasarkan pada kerja
sama yang baik dan saling mendukung.
4. Berdaya guna dan berhasil guna. Yang dimaksud dengan berdaya guna adalah dalam
mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak membuang waktu, tenaga dan
biaya yang berlebihan. Sedangkan berhasil guna adalah kegiatan penanggulangan
bencana harus berhasil guna dalam mengatasi kesulitan masyarakat.
5. Transparansi dan akuntabilitas. Yang dimaksud dengan transparansi pada
penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan,
sedangkan akuntabilitas berarti dapat dipertanggung jawabkan secara etik dan hukum.
6. Kemandiriaan. Bahwa penanggulangan bencana utamanya harus dilakukan oleh
masyarakat didaerah rawan bencana secara swadaya.

7
7. Nondiskriminasi. Bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak memberikan
perlakuan yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras dan aliran politik
apapun.
8. Nonproletisi. Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama atau
kenyakinan terutama pada saat pemberian bantuan dan pelayanan darurat bencana.

I. Pentahapan Penanggulangan Bencana


1. Pra Bencana.
a. Dalam situasi tidak terjadi bencana. Perencanaan penanggulangan bencana meliputi :
1) Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana.
2) Pemahaman kerentanan masyarakat.
3) Analisa kemungkinan dampak bencana.
4) Pilihan tindakan pengurangan resiko bencana.
5) Penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak bencana.
6) Alokasi tugas, kewewenangan dan sumber daya yang tersedia.
7) Penyusunan rencana penanggulangan bencana dikoordinasikan dengan : BNPB
untuk tingkat nasional, BPBD untuk tingkat 12 Provinsi, BPBD untuk tingkat
Kabupaten/Kota dan ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya untuk jangka waktu 5 tahun.
8) Rencana penanggulangan bencana ditinjau secara berkala setiap 2 tahun sekali
atau sewaktu waktu bila terjadi bencana.
9) Penyusunan rencana penanggulangan bencana dilakukan berdasarkan pedoman
yang ditetapakan oleh kepala BNPB.
Pengurangan resiko bencana dilakukan untuk mengurangi ancaman dan kerentanan
serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menghadapai bencana melalui
kegiatan ;
1) Pengenalan dan pemantauan resiko bencana.
2) Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana.
3) Pengembangan budaya sadar bencana.
4) Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana.
5) Penerapan upaya fisik dan non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana.

8
6) Untuk melakukan upaya pengurangan resiko bencana dilakukan penyusunan
rencana aksi pengurangan resiko baik secara nasional maupun daerah.
Pencegahan dilakukan dengan cara mengurangi ancaman dan kerentanan pihak yang
terancam bencana dengan melakukan kegiatan meliputi ;
1) Identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya/ancaman
bencana.
2) Kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam yang secara
tiba-tiba berpotensi menjadi sumber bencana.
3) Pemantauan penggunaan tehnologi.
4) Penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.
5) Penguatan ketahanan sosial masyarakat.
Pemaduan dalam Perencanaan Pembangunan. Dilakukan oleh pemerintah atau
pemerintah daerah melalui koordinasi,integrasi dan sinkronisasi dengan cara
mencantumkan unsur-unsur rencana penanggulangan bencana kedalam rencana
pembangunan pusat dan daerah.
Persyaratan Analisis Resiko Bencana. Setiap kegiatan pembangunan yang
mempunyai resiko tinggi yang dapat menimbulkan bencana dilengkapi analisis
resiko bencana sebagai bagian dari usaha penanggulangan bencana sesuai
kewenangannya, dan ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) yang ditunjukkan dalam dokumen yang disyahkan oleh pejabat pemerintah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, selanjutnya BNPB melakukan
pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaannya.
Pelaksanaan dan penegakan tata ruang. Dilakukan untuk mengurangi resiko
bencana yang mencakup pemberlakuan 14 peraturan tentang penataan ruang,
standard keselamatan dan penerapan sanksi terhadap pelanggar dimana pemerintah
secara berkala melaksanakan pemantauan & evaluasi. Pendidikan dan Pelatihan serta
Persyaratan Standard Teknis Penanggulangan Bencana. Dilaksanakan dan ditetapkan
oleh pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana.
a. Kesiap siagaan.Kesiap siagaan dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana
dilakukan melalui :
1) Penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan darurat bencana.
2) Pengorganisasian, pemasangan dan pengujian sistim peringatan dini.
3) Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar.

9
4) Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan dan geladi tentang mekanisme tanggap
darurat.
5) Penyiapan lokasi evakuasi.
6) Penyusunan data akurat, informasi dan pemutahiran prosedur tetap tanggap
darurat bencana.
7) Penyediaan dan penyiapan bahan, barang dan peralatan untuk pemenuhan
pemulihan prasarana dan sarana.

b. Peringatan Dini. Dilakukan untuk pengambilan tindakan cepat dan tepat dalam
rangka mengurangi resiko terkena bencana serta mempersiapkan tindakan tanggap
darurat dan dilakukan melalui :
1) Pengamatan gejala bencana.
2) Analisis hasil pengamatan gejala bencana.
3) Pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang.
4) Penyebar luasan informasi tentang peringatan bencana.
5) Pengambilan tindakan oleh masyarakat.
c. Mitigasi. Dilakukan untuk mengurangi resiko bencana bagi masyarakat yang berada
pada kawasan rawan bencana, yang dilakukan melalui :
1) Pelaksanaan tata ruang yang berdasarkan analisis resiko bencana.
2) Pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur dan tata bangunan.
3) Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan dan pelatihan baik secara konvensional
maupun modern.
3. Tanggap Darurat.
a. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi kerusakan dan sumber daya
dilakukan untuk mengidentifikasi :
1) Cakupan lokasi bencana.
2) Jumlah korban.
3) kerusakan prasarana dan sarana.
4) Gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan.
5) Kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
b. Penentuan status keadaan darurat bencana. Keadaan darurat bencana dilaksanakan
oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan tingkatan bencana untuk

10
tingkat nasional ditetapkan oleh Presiden, tingkat Provinsi oleh Gubernur dan
tingkat Kabupaten/Kota oleh Bupati/Wali kota. Pada saat status keadaan darurat
bencana ditetapkan BNPB dan BPBD memiliki kemudahan akses dibidang :
1) Pengerahan sumber daya manusia
2) Pengerahan peralatan.
3) Pengerahan logistik.
4) Imigrasi, cukai dan karantina.
5) Perijinan.
6) Pengadaan barang dan jasa.
7) Pengelolaan dan pertanggung jawaban uang / barang.
8) Penyelamatan.
9) Komando untuk memerintahkan instansi/lembaga.
c. Penyelamatan dan Evakuasi Korban. Pada tahap ini dilakukan dengan memberikan
pelayanan kemanusiaan yang timbul akibat bencana yang terjadi pada suatu daerah
melalui upaya :
1) Pencarian dan penyelamatan korban
2) pertolongan darurat.
3) Evakuasi korban dan pemakaman korban yang meninggal dunia.
4) Pemenuhan Kebutuhan Dasar. Dalam tahap ini pemerintah harus menyediakan
kebutuhan dasar meliputi ;
a) Kebutuhan air bersih dan sanitasi.
b) Pangan.
c) Sandang.
d) Pelayanan kesehatan.
e) Pelayanan Psikososial.
f) Penampungan dan tempat hunian.
5) Perlindungan terhadap kelompok rentan. Dilakukan dengan memberikan prioritas
kepada kelompok rentan berupa penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan
kesehatan dan psikososial. Adapun yang termasuk kelompok rentan terdiri atas :
a) Bayi, balita dan anak-anak.
b) Ibu yang sedang mengandung dan menyusui.
c) penyandang cacat.
d) Lanjut usia.

11
6) Pemulihan prasarana dan sarana vital. Pemulihan prasarana dan sarana vital
bertujuan berfungsinya prasarana dan sarana vital dengan segera, agar kehidupan
masyarakat tetap berlangsung, dilakukan dengan memperbaiki/menggantikan
kerusakan akibat bencana.
4. Pasca Bencana
Dalam penanganan penanggulangan bencana ditahap pasca bencana dilakukan kegiatan
rehabilitas dan rekonstruksi.

a. Rehabilita
1) Perbaikan lingkungan daerah bencana.
2) Perbaikan prasarana dan sarana umum.
3) Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat.
4) Pemulihan sosial psycologis.
5) Pelayanan kesehatan.
6) Rekonsiliasi dan resolusi konflik.
7) Pemulihan sosial ekonomi budaya.
8) Pemulihan keamanan dan ketertiban.
9) Pemulihan fungsi pemerintah.
10) Pemulihan fungsi pelayanan publik.
11) Ketentuan lain mengenai rehabilitasi diatur dengan peraturan pemerintah.
b. Rekonstruksi.
Dilakukan melalui kegiatan pembangunan yang lebih baik meliputi :
1) Pembangunan kembali sarana dan prasarana.
2) Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat.
3) Membangkitkan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat.
4) Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik
dan tahan bencana.
5) Partisipasi dan peran serta lembaga organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan
masyarakat.
6) Peningkatan kondisi sosial, ekonomi dan budaya.
7) Peningkatan fungsi pelayanan publik.

12
8) Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.
9) Ketentuan lain mengenai rekonstruksi diatur dengan peraturan pemerintah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian pcristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oieh faktor
alam dan/atau faktor nonalam ulah tangan manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda serta dampak
psikologis.
Beberapa potensi bencana yang perlu diwaspadai antara lain bencana banjir, bencana
tanah longsor, bencana letusan gunung api, bencana Gempa Bumi, Bencana Tsunami,
Bencana Kebakaran, Bencana Kekeringan. Kekeringan, Bencana Angin Siklon Tropis,
Bencana Wabah Penyakit dan Bencana Kegagalan Teknologi.
B. Saran
Meskipun makalah ini masih belum sempurna, maka disarankan kepada pembaca
kiranya dapat mempelajari dan mengetahui prinsip dasar penanggulangan bencana.
Dengan demikian dapat turut serta dalam pengendalian dini bencana yang akan terjadi.

13
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/NewAccount/Downloads/scribd.vpdfs.com_makalah-sistem-penanggulangan-
bencana.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai