Anda di halaman 1dari 5

KISAH RASULULLAH SAW

Silsilah Nabi Muhammad SAW


LUAYYI

KILAB

QUSHAY

ABDUL MANAF

HASYIM

ABDUL MUTHALIB

ABDULLAH

MUHAMMAD

Kelahiran Nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada hari Senin pagi tanggal 9 Rabi’ul Awwal. Kelahiran
Rasulullah SAW bertetapan dengan peristiwa penyerangan Ka’bah oleh pasukan gajah yang
dipimpin oleh Raja Abrahah. Namun, penyerangan ini digagalkan oleh Allah dengan cara
mengirim burung- burung kecil, burung – burung ini namanya burung Ababil. Burung Ababil
melempari pasukan gajah dengan batu kerikil yang dibawa dari neraka, seketika itu juga
para pasukan beserta rajanya tewas tak tersisa.

Ada hal ajaib lain besamaan dengan lahirnya Rasul selain cerita tentang pasukan gajah, yaitu
saat beliau dilahirkan sepuluh balkon istana Kisra runtuh, lalu api yang disembah oleh orang
– orang Majusi pun padam padahal konon katanya api tersebut sudah selama puluhan
tahun tidak pernah padam namun pada saat kelahiran Rasul api tersebut langsung padam,
serta runtuhnya beberapa gereja di sekitar Buhairah setelah gereja – gereja itu ambles ke
tanah. Selain itu, ada cahaya yang berasal dari rahim Ibunda Aminah yang mana cahaya ini
menerangi istana – istana di Syam.

Setelah beliau dilahirkan, Ibunda Aminah pun memberi kabar kepada kakeknya yaitu Abdul
Muthalib sebab ayahnya Rasul sudah meninggal sejak beliau masih di dalam kandungan.
Abdul Muthalib pun membawa bayi kecil itu ke depan Ka’bah dengan perasaan penuh
dengan suka cita. Beliau menamai bayi kecil itu dengan nama Muhammad, yang mana nama
ini belum pernah dikenal di kalangan Arab sebelumnya. Nabi Muhammad SAW dikhitan
pada hari ketujuh, seperti yang biasa dilakukan orang – orang Arab.

Wanita pertama yang menyusui Nabi Muhammad setelah ibundanya adalah Tsuwaibah,
budaknya Abu Lahab.

Nabi Muhammad SAW Dalam Susuan


Bangsa Arab memiliki tradisi atau kebiasaan yaitu mencari wanita – wanita yang bisa
menyusui anaknya. Kebanyakan para kalangan Arab dari daerah kota mencari wanita yang
berasal dari daerah desa yang masih bersih lingkungannya. Hal ini bertujuan agar anak –
anak itu jauh dari penyakit yang biasa menjalar di daerah kota, agar tubuhbayi menjadi kuat,
otot – ototnya kekar dan agar keluarga yang menyusui bisa melatih bahasa Arab dengan
fasih.

Tak terkecuali bayi Nabi Muhammad SAW, kakek beliau yaitu Abdul Muthalibmencari
wanita dari Bani Sa’d bin Bakr agar menyusui beliau. Kebetulan pada saat itu, para
penduduk dari Bani Sa’d berbondong – bondong menuju kota Mekkah untuk mencari bayi
susuan. Begitu pula dengan Halimah binti Abu Dzu’aib dan juga suaminya Al Harits bin Abdul
‘Uzza. Mereka berdua menuju kota Mekkah, namun pada saat itu sedang paceklik. Mereka
pergi sambil naik keledai betina berwarna putih dan membawa seekor unta yang sudah tua
dan tidak bisa dimabil lagi air susunya walaupun cuma setetes. Sepanjang malam mereka
berdua pun tidak bisa tidur karena bayi mereka terus menangissebab kelaparan. Setibanya
mereka di kota Mekkah, mereka langsung mencari bayi susuan. Setiap wanita yang ditawari
Rasulullah SAW mereka pasti menolaknya karena mereka tahu bahwa Rasulullah adalah
anak yatim.

Setiap wanita sudah mendapatkan anak susuan kecuali Halimah. Maka Halimah pun
mengambil bayi Rasulullah SAW dan membawanya. Seketika air susu Halimah yang tadinya
kering bisa penuh dan cukup untuk menyusui Rasulullah SAW dan anaknya hingga kenyang
dan tertidur pulas, padahal sebelumnya anaknya Halimah tidak bisa tidur karena kelaparan.
Begitu pula dengan ontanya Halimah dan suamninya, tiba – tiba kantung susunya penuh
sehingga mereka bisa memerah air susunya dan minum darinya sampai kenyang. Saat
mereka pulang kembali ke daerah asal mereka dengan menunggangi keledainya,keledai
tersebut bertambah perkasa dan kuat membawa mereka pulang padahal sebelumnya
keledai itu sangat kurus dan lemah. Lalu Harits pun berkata kepada istrinya : “Wahai
Halimah, sungguh engkau telah membawa anak yang penuh dengan berkah.”

Saat mereka tiba di Bani Sa’d, mereka tercengang karena tanah mereka sangat subur dan
domba – domba mereka terlihat gemuk serta kantung air susunya penuh. Berbeda dengan
domba peliharaan penduduk lainnya yang kurus – kurus dan tidak ada air susunya.

Sema dua tahun menyusui Rasulullah, Halimah beserta keluarganya banyak mendapatkan
keberkahan. Rasulullah pun disapih dalam usia dua tahun, beliau pun tumbuh dengan
baik,tidak seperti bayi lainnya. Bahkan sebelum usia dua tahun Rasulullah sudah tumbuh
dengan pesat. Lalu Halimah pun menyerahkan Rasulullah kepada ibundanya, namun
Halimah masih berharap dan membujuk ibunda Rasulullah agar mengizinkan Rasulullah
untuk tetap tinggal dengan Halimah. Maka Rasulullah pun tinggal bersama dengan Halimah
hingga berusia empat atau lima tahun,yaitu sampai peristiwa pembelahan dada Rasulullah.
Yaitu, saat itu saat Rasulullah sedang bermain dengan teman – temannya tiba- tiba
datanglah Malaikat Jibril. Jibril pun menelentangkan Rasulullah dan membelah dadanya,
kemudia Jibril mengambil hati beliau dan mengeluarkan segumpal darah dari dada beliau.
Lalu Jibril pun mencucinya di sebuah baskom dari emas dengan menggunkan air zam zam,
kemudia mengembalikan dan menatanya lagi seperti semula. Anak – anak kecil lainnya
berlari dan memanggil Halimah, mereka berkata bahwa ada seseorang yang telah
membunuh Rasulullah. Halimah pun berlari ke arah Rasulullah, namun Halimah malah
mendapati Raslullah dengan wajah yang semakin berseri tidak terlihat kesakitan sedikitpun.

Kembali ke Pangkuan Ibunda Tercinta


Karena adanya peristiwa pembelahan tersebut Halimah pun mengembalikan Rasulullah
kepada ibundanya karena khawatir akan keselamatan Rasulullah. Rasulullah kembali kepada
ibundanya saat beliau berusia enam tahun.

Setelah kembali kepada ibundanya, Aminah pun mengajak Rasulullah untuk pergi berziarah
ke kuburan ayahnyayang berada di Madinah. Mereka pergi ke Madinah ditemani oleh
seorang pembantu wanita yang bernama Ummu ‘Aiman. Setelah sebulan menetap di
Madinah mereka pun pulang menuju Mekkah. Namun, saat di tengah perjalanan Aminah
jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia di Abwa’, yaitu darah di antara Mekkah dan
Madinah.

Kembali ke Kakek Tercinta


Setelah ditinggal meninggal oleh ibundanya, Rasulullah kecil pun hidup sebagai anak yatim
piatu. Kakeknya merasa sangat kasihan dengan kodisi Raslullah. Dengan penuh kasih sayang
Abdul Muthalib pun mengasuh Rasulullah. Namun saat beliau berusia delapan tahunlebih
dua bulan kakeknya pun meninggal. Sebelum meninggal, Abdul Muthalib berpesan kepada
Abu Thalib untuk mengasuh Rasulullah. Jadi setelah itu Rasulullah hidup di bawah asuhan
Abu Thalib.

Di Bawah Asuhan Paman


Setelah wafatnya Abdul Muthalib, Rasulullah diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Abu
Thalib sangat menyayangi Rasulullah seperti menyayangi anak kandungnya sendiri. Hingga
pada saat Rasulullah berusia dua belas tahun beliau ikut berdagang bersama pamannya
menuju negeri Syam. Mereka berdua bersama dengan rombongan berjalan menuju Syam
dan ketika tiba di Bushrah mereka mampir sejenak. Di kota Bushrah terdapat seorang rahib
atau pendeta bernama Bahira. Bahira telah mengetahui tanda – tanda kenabian pada diri
Muhammad maka dia pun berkata kepada Abu Thalib agar kembali ke Mekkah dan tidak
melanjutkan perjalanan ke Syam dikarenakan takut akan gangguan dari orang – orang
Yahudi.

Pada saat usia lima belas tahun Rasulullah ikut bergabung dalam Perang Fijar, yaitu perang
antara pihak Quraisy dan Kinanah berhadapan dengan pihak Qais Ailan.

Rasulullah saat remaja tidak memiliki pekerjaan tetap, namun belia biasa menggembala
kambing milik orang lain. Hingga saat beliau berumur 25 tahun, beliau pergi lagi menuju
Syam untuk berdagang. Beliau menjalankan barang dagangan milik Khadijah. Beliau pergi
ke Syam ditemani oleh seorang pembantu bernama Maisarah.

Menikah dengan Khadijah

Rasulullah tiba di Mekkah dengan membawa keuntungan dagang yang sangat melimpah.
Khadijah merasa senang karena belum pernah sebelumnya ada yang memdapatkan
keuntungan dagang sebanyak itu. Hal ini disebabkan karena Rasulullah berdagang dengan
jujur. Dan kejujuran beliau saat berdagang diceritakan oleh Maisarah. Sehingga Khadijah
pun tertarik atas kepribadian Rasulullah. Akhirnya Rasulullah pun menikah dengan Khadijah.
Dari Khadijah Rasulullah memiliki beberapa putra dan putri, yaitu Al Qasim, Zainab,
Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, dan Abdullah. Semua putra beliau meninggal saat
masih kecil, sedangkan putri – putri beliau sempat menjumpai Islam dan masuk Islam serta
ikut hirah ke Madinah. Hanya saja putri – putri beliau meninggal saat beliau masih hidup
kecuali Fatimah. Fatimah meninggal 6 bulan setelah meninggalnya Rasulullah.

Pada usia 35 tahun,orang – orang Quraisy sepakat untuk merenovasi ka’bah. Tatkala
pembangunan ka’bah telah sampai pada bagian Hajar Aswad mereka pun berselisih
pendapat siapa yang berhak meletakkan batu suci tersebut. Perselisihan ini sampai empat
atau lima hari bahkan hampir menyebabkan pertumpahan darah. Rasulullah pun datang dan
meredakan perselisihan tersebut, beliau meminta agar para pemuka – pemuka kabilah
menyediakan sehelai selendang dan meminta kepada seluruh pemuka kabilah untuk
memegang setiap ujung selendang dan memerintahkan mereka untuk bersama – sama
mengangkat Hajar Aswad. Setelah mendekati tempatnya, Rasulullah mengambil Hajar
Aswad dan meletakkannya di tempat semula. Ini merupakan cara pemecahan yang sangat
jitu dan diridhai oleh semua orang.

Diangkat Menjadi Rasulullah


Saat usia beliau hampir mencapai 40 tahun, beliau paling suka mengasingkan diri. Dengan
membawa roti dari gandum dan air beliau pergi menuju Gua Hira’ di Jabal Nur, yang
jaraknya kira – kira 2 mil dari kota Mekkah. Beliau suka menyendiri disebabkan beliau tidak
suka melihat orang – orang Quraisy yang gemar melakukan kemaksiatan dan kemusyrikan.

Dan saat beliau genap berusia 40 tahun sesuatu yang aneh bin ajaib pun terjadi. Saat itu
bertepatan pada hari Senin malam tanggal 21 dari bulan Ramadhan, Jibril datang dalam
rupa yang sangat besar. Jibril merangkul dan memeluk Rasulullah dengan sangat erat hingga
Rasulullah merasa sesak nafas. Lalu Jibril pun melepaskan Rasulullah dan berkata “
Bacalah!”, Rasulullah pun menjawab “ aku tidak bisa membaca”. Jibril mengulangnya
sebanyak tiga kali. Lalu Jibril pun menuntun Rasulullah membaca surat Al ‘Alaq ayat 1
sampai 5. Setelah itu Rasulullah berlari dengan sekuat tenaga pulang menuju rumahnya.
Sesampainya di depn rumah beliau mengetuk pintu lalu masuk ke kamar dan berkata
kepada Khadijah dengan suara gemetar. Beliau berkata : “ Selimuti aku selimuti aku!!”
Khadijah pun menyelimuti Rasulullah dan mendapati tubuh Rasulullah masih menggigil. Dan
malam itu pun resmilah Muhammad diangkat menjadi Rasul dan Nabi terakhir. Allah telah
melimpahkan nikmat – Nya kepada seluruh alam semesta atas diangkatnya Rasulullah ini.

Anda mungkin juga menyukai