Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

“ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA KLIEN Nn. D


DENGAN CLOSE FRAKTUR FEMUR DI RUANG IGD
RSUD dr. ADNAAN WD
TAHUN 2022”

OLEH :

NOLA SEPTRI YULIANDA, S.Kep


NIM : 2030282049

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Lisa Mustika Sari, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
TAHUN 2021
TINJAUAN KASUS

“ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA KLIEN Nn. D


DENGAN CLOSE FRAKTUR FEMUR DI RUANG IGD
RSUD dr. ADNAAN WD
TAHUN 2022”

Ruangan : IGD Tanggal Masuk RS : 14 Januari 2022

No RM : 20003273 Tanggal Pengkajian: 14 Januari 2022

1. Identitas Klien
Nama : Nn.DW
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Alamat : Payakumbuh
Warna Triage : Merah

2. Alasan Masuk
Klien datang ke IGD RSUD dr. Adnaan WD pada tanggal 14 Januari 2022
pukul 10.00 Wib dengan diantar ambulance. Klien datang dalam kondisi
sadar setelah mengalami kecelakaan lalu lintas terjatuh dari sepeda motor
akibat menabrak mobil dari belakang, Pasien kecelakaan pukul 09.00 Wib,
riwayat muntah darah (-), keluar darah dari hidung (-), klien mengalami
keluhan kaki patah sebelah kanan dan luka di bagain kaki tersebut.

3. Pengkajian
a. Initial Survey
A (alertness) :-
V (verbal) :+
P (pain) :-
U (unrespons) :-

b. Survey Primer dan Resusitasi


1) AIRWAY DAN KONTROL SERVIKAL
a) Keadaan Jalan Nafas
Tingkat Kesadaran : Composmentis
Pernafasan : Teratur
Upaya Bernafas :-
Benda asing di jalan Nafas : Tidak ada
Bunyi Nafas tambahan : Tidak ada
Hembusan Nafas : Ada
b) Masalah Keperawatan
-
c) Intervensi / Implementasi
-
d) Evaluasi
-
2) BREATHING
a) Fungsi Pernafasan
Jenis Pernafasan : Eupnea (pola nafas teratur)
Frekwensi Pernafasan : 20 x/menit
Retraksi Otot Bantu Nafas : Tidak ada
Kelainan Dingding Thoraks : Simetris, permukaan (-),
jejas (-), trauma (-)
Bunyi Nafas : Vesikuler
Hembusan Nafas : Ada
b) Masalah Keperawatan
-
c) Intervensi / Implementasi
-
d) Evaluasi
-
3) CIRCULATION
a) Keadaan sirkulasi
Tingkat Kesadaran : Composmentis
Perdarahan (internal/eksternal) : Terdapat fraktur pada kaki
kanan dan terdapat luka
Nadi Radial/carotis : Teraba
Akral Perifer : Hangat
Kapilari Refill : <2 detik
Pulse : Normal , 98x/menit
Blood Preasure : 100/60 mmHg
Nyeri : pasien mengatakan nyeri
pada kedua kakinya
b) Masalah Keperawatan :
- Nyeri akut
- Resiko Syok
c) Intervensi / Implementasi :
Nyeri Akut
- Monitoring vital sign
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
- Berikan analgetik jika perlu
Resiko Syok
- Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan
nadi, frekuensi nafas, TD, MAP)
- Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
- Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit,
CRT)
- Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
- Berikan oksigenasi untuk mempertahankan saturasi oksigen
>94%
- Jelaskan pada keluarga penyebab/factor risiko syok
- Jelaskan tanda dan gejala syok
- Anjurkan keluarga melapor jika menemukan tanda gejala
syok
- Kolaborasi pemberian cairan melalui IV
d) Evaluasi :
Nyeri
S : Klien mengatakan sangat nyeri pada kedua kakinya, skala
nyeri 6
O : Klien tampak meringis menahan nyeri, pasien tampak
gelisah, terdapat fraktur pada kaki kanan perdarahan pada
luka (+), bengkak (+), nyeri tekan (+)
A : Nyeri akut
P : Lakukan intervensi dengan mempertahankan imobilisasi
pada bagian yang fraktur, ajarkan pasien teknik relaksasi
nafas dalam dan distraksi. Kolaborasi dengan dokter
terkait pemberian terapi
Risiko Syok
S :-
O : Pasien tampak pucat, kesadaran Composmentis, GCS 14,
akral hangat, TD 100/60 mmHg, Nadi 98x/menit, RR
22x/mnt, CRT <2dtk, SpO2 96%
A : Nyeri akut
P : lakukan intervensi dengan mempertahankan status
oksigenasi dan pemberian intake carian. monitoring tanda
gejala syok, observasi vital sign secara berkala.

4) DISABILITY
a) Pemeriksaan Neurologis
GCS : E4 V5  M5
Reflex Fisiologis :+
Reflex Patologis :-
Kekuatan Otot : 5555 5555

1111 1111

b) Masalah Keperawatan :
Gangguan mobilitas fisik
c) Intervensi/Implementasi
- Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Memfasilitasi melakukan mobilisasi fisik jika perlu
- Melibatkan keluarga untuk membantu meningkatkan
ambulasi
- Membantu pasien dalam pemenuhan ADL
d) Evaluasi
S : Pasien mengatakan sangat nyeri pada kedua kakinya
O : pasien tampak kesulitan bergerak, pergerakan ekstremitas
terbatas
A : Gangguan mobilitas fisik
P : Lakukan intervensi dengan mempertahankan imobilisasi
pada bagian yang fraktur, kolaborasi pemasangan skin
traksi untuk mempertahankan imobilisasi. Libatkan
keluarga dalam pemenuhan ambulasi dan ADL pasien.

5) EXPOSURE
Terdapat close fraktur pada kaki kanan. Keadaan emosional
pasien tampak meringis dan gelisah.

c. Pengkajian Sekunder / Survey Sekunder


1) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada kedua kakinya
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien sebelumnya tidak pernah
di rawat di RS, dan mengatakan tidak memiliki alergi terhadap
obat, makanan maupun minuman, pasien mengatakan bahwa ia
pertama kalinya mengalami kecelakaan seperti sekarang ini.
Keluarga juga mengatakan pasien tidak memiliki riwayat DM,
hipertensi,penyakit jantung, asma, dan penyakit lainnya
c) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke RSUD dr. Adnaan WD dengan riwayat sadar
setelah kecelakaan terjatuh dari sepeda motor akibat menabrak
mobil bagian belakang. Pasien mengeluh nyeri pada kedua
kakinya. Pasien mengatakan nyerinya dirasakan seperti ditusuk
tusuk, skala nyerii 6 (1-10), pasien mengatakan nyerinya terasa
terus menerus dan semakin bertambah saat digerakkan. Pasien
tampak meringis dan tampak menahan sakitnya. Dari lasil
pemeriksaan X-ray diketahui pasien mengalami close fraktur
1/3 medial dekstra dan sinistra.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada
yang menderita penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi,
jantung dan penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, dan
Hepatitis.

d. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)


a. Kepala
Kulit Kepala :
Bentuk kepala normocephalic, rambut hitam, penyebaran rambut
merata, kulit kepala bersih, ubun-ubun menutup
Mata :
Mata lengkap dan simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik.

Telinga :
Posisi daun telinga simetris, tidak ada lesi, tampak sedikit serumen ,
tidak ada pengeluaran darah atau cairan, canalis bersih, pendengaran
baik, tidak memakai alat bantu pendengaran.
Hidung :
Tulang hidung simetris kanan dan kiri, posisi septum nasi tegak di
tengah, mukosa hidung lembab, tidak ditemukan adanya sumbatan,
tidak ada pernafasan cuping hidung. Tidak terdapat laserasi pada nasal,
pedarahan (-)
Mulut dan Gigi :
Gigi bersih, karies gigi (-), peradangan (-), pada pemeriksaan bibir,
Keadaan gusi dan gigi bersih, lidah bersih dan pada orofaring tidak
terdapat peradangan dan pembesaran tonsil.
Wajah :
Wajah tidak tampak hematoma, tampak laserasi pada sisi kiri wajah,
nyeri tekan (+) warna kulit sawo matang, tidak ikterik
Leher :
Pada leher posisi trakhea berada di tengah, simetris dan tidak ada
penyimpangan. Tiroid tidak ada pembesaran. Pasien dapat berbicara,
vena jugularis tidak mengalami pembesaran dan denyut nadi karotis
teraba.
b. Dada/thoraks
- Paru-paru
Inspeksi :Simetris kanan dan kiri, tidak ada kelainan
bentuk, tidak terdapat jejas, tidak terdapat penggunaan alat bantu
pernafasan.Irama pernafasan normal dengan frekuensi 20 x/menit.
Palpasi :Simetris, Tidak ada nyeri tekan, retraksi
dingding dada (-)
Perkusi :Sonor
Auskultasi : Terdengar bunyi nafas vesikuler
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Redup
Auskultasi : S1 Lup, S2 Dup, tidak ada suara tambahan.
c. Abdomen
Inspeksi :Bentuk abdomen datar, tidak ada benjolan,
tidak tampak adanya trauma.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, benjolan atau massa
tidak ada, tanda ascites tidak ada
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (10 x/menit)
d. Pelvis
Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Perineum dan Rektum :Tidak terkaji
f. Genetalia :Tidak terpasang kateter
g. Ekstremitas :
Status Sirkulasi : Nadi radialis teraba 98x/menit, CRT <2
detik, akral hangat
Keadaan Injury : tampak bengkak pada kaki pasien yang
mengalami fraktur
h. Neurologis
Fungsi Sensorik : Baik
Fungsi Motorik : Baik
1. Hasil Laboratorium : Tidak ada
2. Hasil Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan X-ray / Rontgen di RS Kasih Ibu Saba pada tanggal 14
Januari 2022
Hasil : Tampak gambaran fraktur femur.
b. Pemeriksaan CT Scan kepala
Klinis : -
Kesan : -
Tak tampak tanda-tanda perdarahan intra cranial
Pneumoorbita kanan dan kiri
Basis crania tak tampak tanda-tanda fraktur
SCALP tak tampak kelainan
3. Terapi Dokter
- IVFD RL 20 tpm ( IV)
- Paracetamol 500mg @6jam (IO)
- Ceftriaxone 1gram @12jam (IV)
- Omeprazol 40mg @12jam (IV)
- Ketorolac 80mg (IV) kalau perlu
- Imobilisasi dengan skin traksi 5 kg pada kedua kaki pasien.
- Rencana ORIF PS

ANALISIS DATA

Data focus Analisis Masalah

DS: Pasien mengatakan merasa Trauma langsung Nyeri akut


nyeri pada kedua kakinya
DO : Fraktur
P: Nyeri akibat close fraktur
femur Pergerseran fragmen tulang
Q: Nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: Pada daerah paha tengah Nyeri akut
S : Skala nyeri 6 (0-10)
T : Terus menerus
DO:
- Pasi
en mengalami close fraktur
- Pasi
en tampak meringis dan
menahan nyeri.
- Pasi
en tampak gelisah
DS : Trauma langsung Gangguan mobilitas
Pasien mengeluh nyeri pada fisik
kedua kakinya Fraktur
DO :
- Kes Diskontinuitas tulang
adaran Composmentis, GCS
14 Perubahan jaringan sekitar
- Pasi
en mengalami close fraktur pergeseran fragmen tulang
- Pasi
en tampak tidak bisa Deformitas
menggerakkan ekstremitas
bawah Gangguan fungsi ekstermitas
- Kek
uatan otot ekstremitas bawah Gangguan mobilitas fisik
menurun
-
5555 5555

1111 1111

DS : - Trauma langsung Risiko Syok


DO :
- Pasi Fraktur
en tampak pucat
- Pasi Diskontinuitas tulang
en mengalami close fraktur
- Kes Perubahan jaringan sekitar
adaran pasien Composmentis,
GCS 14 pergeseran fragmen tulang
- Akr
al hangat, Suhu 370C mengenai jaringan kutis dan sub
- TD kutis
: 100/60mmHg,
HR:98x/menit, RR:20x/menit, mencederai pembuluh darah
SpO2 96%
Perdarahan internal

Kehilangan volume cairan

Risiko Syok

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma)
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal,
nyeri, penurunan kekuatan otot.
3. Risiko Syok

PERENCANAAN
Tujuan dan Kriteria
Diagnosa Keperawatan Intervensi
No Hasil
(SDKI) (SIKI)
(SLKI)
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri
keperawatan selama 1 x 6 Observasi
jam diharapkan nyeri  Identifikasi lokasi,
akut berkurang dengan karakteristik, durasi,
kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
Tingkat Nyeri intensitas nyeri
 Keluhan nyeri  Identifikasi skala
menurun nyeri
 Meringis menurun  Identifikasi respon
 Sikap protektif nyeri non verbal
menurun  Identifikasi faktor
 Gelisah menurun yang memperberat
 Kesulitan tidur dan memperingan
menurun nyeri
 Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
 Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis : TENS,
hypnosis, akupresure,
terapi music,
biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat atau dingin,
terapi bermain)
 Kontrol lingkungn
yang memperberat
rasa nyeri (mis : suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan
tidur

Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
 Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
 Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakaologis
untuk mengurangi
rasa nyeri

Kolaborasi
 Memberikan analgetik
jika perlu

2 Gangguan Mobilitas Setelah diberikan asuhan Dukungan Ambulasi


Fisik keperawatan selama 1 x 6 Observasi
jam, diharapkan masalah  Identifikasi adanya
gangguan mobilitas fisik nyeri atau keluhan
teratasi dengan kriteria fisik lainnya
hasil:  Identifikasi toleransi
Mobilitas Fisik
 Pergerakan fisik melakukan
ekstremitas ambulasi
meningkat  Monitor frekuensi
 Kekuatan otot jantung dan tekanan
meningkat darah sebelum
 Rentang gerak memulai ambulasi
(ROM) meningkat  Monitor kondisi
 Nyeri menurun umum selama
 Gerakan tidak melakukan ambulasi
terkoordinasi
menurun Terapeutik
 Gerakan terbatas  Fasilitasi aktivitas
menurun ambulasi dengan alat
 Kelemahan fisik bantu (mis, tongkat,
menurun kruk)
 Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika
perlu
 Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
ambulasi

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
 Anjurkan melakukan
ambulasi dini
 Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis,
berjalan dari tempat
tidur ke kursi roda,
berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai
toleransi)

3 Risiko Syok Setelah diberikan asuhan Pencegahan Syok


keperawatan selama 1 x 6
jam, diharapkan masalah Observasi
risiko syok tidak terjadi  Monitor status
dengan kriteria hasil: kardiopulmonal
Tingkat Syok (frekuensi dan
 Kekuatan nadi kekuatan nadi,
meningkat frekuensi nafas, TD,
 Output urine MAP)
meningkat  Monitor status
 Tingkat kesadaran oksigenasi (oksimetri
meningkat nadi, AGD)
 Saturasi oksigen  Monitor status cairan
meningkat (masukan dan
 Akral dingin haluaran, turgor
menurun kulit, CRT)
 Pucat menurun  Monitor tingkat
 Haus menurun kesadaran dan
 Tekanan darah respon pupil
sistolik membaik
 Tekanan darah Terapeutik
diastolic membaik  Berikan oksigen
 Tekanna nadi untuk
membaik memperthankan
 Pengisian kapiler saturasi oksigen
membaik >94%
Edukasi
 Frekuensi nadi
membaik  Jelaskan
penyebab/faktor
 Frekuensi nafas
risiko syok
membaik
 Jelaskan tanda dan
gejala awal syok
 Anjurkan melapor
jika menemukan /
merasakan tanda dan
gejala awal syok

Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian IV, jika
perlu
IMPLEMENTASI
Tgl/ Jam DX Implementasi Respon Paraf
Jum’at, 14 1,3 - Mengkaji KU pasien DS:
Januari memonitoring TTV pasien Pasien mengatakan merasa nyeri
2022 - Mengkaji karakteristik nyeri pada kedua kaki, nyeri akibat close
Pukul pasien dan mempertahankan fraktur, kualitas nyeri seperti
10.10 Wib imobilisasi pada kaki pasien tertusuk-tusuk, regio femur dekstra
- Memberikan pasien dan sinistra, skala nyeri 6, nyeri
Oksigen 3 lpm terus menerus
DO:
Pasien mengalami close fraktur.
pasien tampak gelisah dan
kesakitan, pasien tampak kesulitan
menggerakan kakinya

5555 5555

1111 1111

TD : 100/60mmHg, HR 98x/menit,
RR 20x/menit, Suhu 370C, SpO2
98%

Pukul 1 Mengobservasi keadaan luka, DS :


10.30 Wib Kolaborasi pemberian analgetik Pasien mengatakan nyeri pada
Ketorolac 80mg (IV) kedua kaki dan wajahnya
DO :
Pasien tampak meringis dan
menahan sakit, pasien juga tampak
gelisah, tampak adanya bengkak
pada kedua kaki, mata dan wajah.
tampak laserasi pada nasal dan
palpebra. Obat masuk, alergi (-)
Pukul 1 Melakukan perawatan luka pada DS :
10.45 Wib Pasien mengatakan merasa perih
wajah dan tangan pasien saat dilakukan perawatan luka.
Melakukan hecting pada luka DO :
Pasien tampak gelisah dan
meringis. luka pasien sudah
dibersihkan dan ditutup.
Perdarahan (-)
1,2, Melakukan pemasangan skin DS : keluarga pasien bersedia
3 traksi pada kedua kaki pasien DO : pasien tampak kesakitan, dan
yang mengalami fraktur. gelisah. Skin traksi sudah
terpasang dengan beban 5kg.
CRT<2 detik.
Jum’at, 14 3 Mempertahankan imobilisasi DS : -
januari pada kaki pasien DO :
2022 Memposisikan pasien pada Pasien tampak nyaman diposisikan
Pukul posisi yang nyaman tidur terlentang
11.00 Wib Melibatkan keluarga dalam
mobilisasi pasien

Pukul 2 - Memonitor status oksigenasi DS : keluarga mengerti dan


12.00 dan vital sign pasien bersedia melapor jika menemukan
Wib - Memonitoring tanda-tanda tanda syok
syok DO : SpO2 98%, pasien diberikan
- Menjelaskan pada keluarga O2 NRM 3 lpm, TD :
penyebab, tanda dan gejala 100/60mmHg, Nadi 90x/menit,
syok Suhu: 36,9C RR 20x/menit. CRT
- Menganjurkan keluarga untuk <2detik, akral hangat.
melapor jika menemukan
tanda gejala syok.
Pukul - - Delegatif dalam pemberian DS :
12.30 cairan IVFD NaCl 0,9% -
WITA 30tpm DO :
- Memonitoring status cairan Kesadaran compos mentis, GCS
- Memonitoring tingkat 14, reflek pupil (+), intake cairan
kesadaran pasien dan reflek +1500ml , output urine 600ml
pupil Turgor kulit baik (+), CRT <2dtk

Pukul 1 - Memfasilitasi pasien istirahat DS :


13.00 Wib dengan nyaman. Pasien mengatakan merasa lebih
- Membantu pasien nyaman dengan relaksasi nafas
mengurangi nyeri dengan dalam membuat nyeri lebih
teknik relaksasi nafas dalam berkurang.
DO :
Pasien tampak kooperatif,
melakukan relaksasi nafas dalam,
pasien tampak tenang.

Pukul 3 Mengkaji kemampuan pasien DS :


14.00 Wib dalam mobilisasi Pasien mengatakan takut untuk
bergerak karena jika bergerak
nyerinya semakin terasa
DO :
Pasien tampak enggan bergerak.
Kekuatan otot :
555 555
111 111
Pukul 3 - Membatasi ROM pasien DS : keluarga memahami
15.00 Wib - Menganjurkan kepada penjelasan pasien
keluarga pasien untuk DO :
mempertahankan posisi skin Skin traksi terpasang, posisi tidak
traksi agar tidak berubah berubah, pasien tampak berbaring
posisi. terlentang.
Pukul 1,2 Delegatif pemberian terapi : DS : pasien mengatakan bersedia
14.00 Wib Omeprazole 40mg (IV) minum obat
Ceftriaxone 1gram (IV) DO : obat masuk (+), reaksi alergi
Paracetamol 500mg (Oral) (-), mual (-), muntah (-)
Pukul 1,2 - Memonitoring vital sign dan DS :
17.00 Wib keadaan umum pasien Pasien mengatakan masih nyeri
- Memonitoring tanda-tanda namun sudah berkurang, skala
syok, nyeri 3 (0-10)
- Memonitoring tingkat DO:
kesadaran pasien dan respon Pasien tampak lebih tenang,
pupil kesadaran compos mentis GCS 14,
- Mengevaluasi efektifitas respon pupil (+), TD

pemberian analgetik 110/70mmHg, nadi 85x/menit, RR


20x/menit, Suhu 36,50C, SpO2
99%, CRT < 2detik, turgor kulit
baik.

EVALUASI
No
Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf
Dx.
1 Jum’at, 14 S : Pasien mengatakan masih merasa nyeri namun sudah
Januari 2022 berkurang dengan skala 3 (0-10), nyeri masih terasa
Pukul 17.00 pada kedua kakinya, nyeri seperti ditusuk tusuk dan
wib tidak menjalar, nyeri dirasakan terus menerus dan
semakin bertambah jika digerakkan
O : Pasien tampak tenang, meringis menurun, gelisah
sudah menurun. TD : 110/70 mmHg , HR : 85x/menit ,
RR : 20 x/menit , S : 36,5º C.
A: Nyeri Akut
P : Lanjutkan intervensi: Kaji tingkat nyeri, monitor TTV,
observasi KU dan keluhan pasien, mempertahankan
imobilisasi pada area fraktur, anjurkan relaksasi nafas
dalam saat nyeri, kolaborasi pemberian analgetik jika
perlu.
2 Jum’at, 14 S : pasien mengeluh lemas dan nyeri.
Januari 2022 O : Pasien tampak tenang, pucat (-), kesadaran pasien
Pukul 17.00 compos mentis GCS 14, reflek pupil (+). intake cairan
wib meningkat, pengeluaran urine (+), turgor kulit baik,
perdarahan tidak ada, TD : 110/70 mmHg , HR :
85x/menit , RR : 20 x/menit , S : 36,5º C, Spo2 99%,
CRT <2detik
A: Risiko Syok
P : Lanjutkan intervensi: monitor TTV, monitoring status
oksigenasi dan vital sign pasien, monitoring tingkat
kesadaran pasien, observasi tanda-tanda syok,
pertahankan intake cairan pasien.
3 Jum’at, 14 S:pasien mengatakan nyeri pada kakinya saat mencoba
Januari 2022 digerakkan.
Pukul 17.00 O:Pasien tampak bedrest, posisi pasien tidur terlentang,
wita pasien masih tampak lemah, terpasang skin traksi 5 kg
pada kedua kaki pasien.kekuatan otot
5555 5555

1111 1111

A: Gangguan mobilitas fisik


P: Lanjutkan intervensi : Kaji kemampuan pasien dalam
mobilisasi, minimalkan nyeri dan mencegah salah posisi,
bantu pasien memenuhi ADL. Edukasi keluarga pasien
untuk memfasilitasi mobilisasi pasien.

Anda mungkin juga menyukai