Teori Keperawatan Maslow
Teori Keperawatan Maslow
8 Juni 1970.[3] Kemudian, Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika menganugerahkan gelar Humanist of
the Year.[3]
• Maslow banyak berhubungan dengan intelektual-intelektual Eropa yang baru bermigrasi ke Amerika Serikat
seperti Alfred Adler, Erich Fromm, dan Karen Horney. Pada tahun 1951 Maslow berjumpa dengan Kurt
Goldstein, seseorang yang mengenalkannya kepada ide tentang aktualisasi diri yang menjadi bibit dari teorinya
tentang hirarki kebutuhan. Pada periode ini pula Dia, bersama beberapa psikolog lain seperti Carl
Roger“memproklamirkan” aliran ketiga (third force) dari psikologi yang dikenal sebagai humanisme. Tidak cukup
“bermain-main” dengan humanisme, menjelang akhir hayatnya Maslow mengenalkan lagi satu aliran yang
dikenal sebagai mazhab keempat, yakni Psikologi Transpersonal, yang berbasis pada filosofi dunia timur dan
mempelajari hal-hal semacam meditasi, fenomena para psikologi, dan kesadaran level tinggi (Altered States of
Consciousness, ASC). Maslow meninggal pada 8 Juni 1970 di California karena serangan jantung, setelah
memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori
tentang Hierarchy of Needs atau Hierarki Kebutuhan.[6] Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya memberi pengaruh
atas gagasan gagasan psikologisnya.[7] Setelah perang dunia ke II, Maslow mulai mempertanyakan bagaimana psikolog psikolog
sebelumnya tentang pikiran manusia.[7] Walau tidak menyangkal sepenuhnya, namun ia memiliki gagasan sendiri untuk mengerti
jalan pikir manusia.[7] Dalam teori kebutuhan Maslow, ketika kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi maka kebutuhan
berikutnya menjadi dominan. Dari sudut pandang motivasi, teori tersebut mengatakan bahwa meskipun tidak ada kebutuhan yang
benar-benar dipenuhi, sebuah kebutuhan yang pada dasarnya telah dipenuhi tidak memerlukan motivasi lagi.[8]
• Psikolog humanis percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan potensi potensi dalam dirinya,
untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri.[7] Untuk membuktikan bahwa manusia tidak hanya bereaksi terhadap situasi yang terjadi
di sekelilingnya, tapi untuk mencapai sesuatu yang lebih, Maslow mempelajari seseorang dengan keadaan mental yang sehat,
dibanding mempelajari seseorang dengan masalahkesehatan mental.[7] Hal ini menggambarkan bahwa manusia baru dapat
mengalami "puncak pengalamannya" saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun sekitarnya.[7] Dalam pandangan
Maslow, manusia yang mengaktualisasikan dirinya, dapat memiliki banyak puncak dari pengalaman dibanding manusia yang
Terkadang hanya sebagian orang yang ingin bergerak menuju tingkatan aktualisasi diri. Kebutuhan akan aktualisasi
diri (self-actualization needs) berisi pemenuhan diri, sadar akan potensi diri, dan keinginan menjadi seseorang yang
kreatif (Maslow, 1970). Tiap orang yang telah mencapai pada tingkat aktualisasi diri akan menjadi manusia seutuhnya,
mereka sangat alami dalam mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan dasarnya, mempertahankan penghargaan diri
mereka, bahkan ketika mereka dicemooh atau diremehkan orang lain. Mereka akan menjadi lebih mandiri dan tidak
bergantung terhadap dipenuhinya kebutuhan cinta maupun kebutuhan akan penghargaan.
Prosentase Pemuasan Kebutuhan
No Kebutuhan terpuaskan Prosentase terpuaskan sampai
1. Fisiologis 85%
2. Keamanan 70%
4. Penghargaan 40%
Memiliki
spontanitas,
kesederhanaan, dan
kealamian.
Kehidupannya
melakukan Memiliki
pendekatan yang kebutuhan akan
berpusat pada privasi.
masalah.
Lanjutkan…
Ber-inovasi dalam
Memiliki mendapat
kemandirian. penghargaan.
Mengalami
pengalaman-
pengalaman puncak.
Memiliki rasa
humor yang
filosofis.
Tidak mengikuti
Mempunyai enkulturasi/apa yang
kreativitas. diharuskan oleh kultur.
Kebosanan Putus asa Egois