Anda di halaman 1dari 17

TEORI KEPERAWATAN

ABRAHAM HAROLD MASLOW


By Barkah Waladani
Abraham Maslow
• Abraham Maslow (1 April 1908 – 8 Juni 1970) adalah teoretikus
yang banyak memberi inspirasi dalam teori kepribadian.[1] Ia juga
seorang psikolog yang berasal dari Amerika dan menjadi seorang
pelopor aliran psikologi humanistik.[1] Ia terkenal dengan teorinya
tentang hierarki kebutuhan manusia.[1]
Riwayat Hidup
• Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New • Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya
York, pada tanggal 1 April 1908.[2] Maslow dibesarkan di Brooklyn College.[2] Di New York, ia bertemu dengan
dalam keluarga YahudiRusia dengan orang tua yang dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang
antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt
tidak mengenyam pendidikan tinggi.[3]Pada masa psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun
kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang personal.[4] Kedua orang inilah yang kemudian menjadi
berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia perhatian Maslow dalam mendalami perilaku manusia,
mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi kesehatan mental, dan potensi manusia.[4] Ia menulis
yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni dalam subjek-subjek ini dengan mendalam. Tulisannya
banyak meminjam dari gagasan-gagasan psikologi,
oleh non Yahudi.[2] namun dengan pengembangan yang
• Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa
signifikan.[4] Penambahan tersebut khususnya
mencakup hierarki kebutuhan, berbagai
itu.[4] Ia bertumbuh di perpustakaan di antara buku- macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan
buku.[4] Ia awalnyakuliah hukum, namun pada akhirnya, puncak dari pengalaman.[4] Maslow menjadi pelopor
ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar
Universitas Wisconsin.[4] Pada saat ia berkuliah, ia tahun 1950 hingga 1960-an.[4] Pada masa ini, ia dikenal
menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada sebagai "kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan
behaviorisme.[4]
bulan desember 1928 dan bertemu dengan mentor
utamanya yaitu profesor Harry Harlow.[4] Ia memperoleh • Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari
gelar bachelor pada1930, master pada 1931, 1951 hingga 1969, dan menjabat ketua departemen
dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam psikologi di sana selama 10 tahun.[3] Di sinilah ia
riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih
bertemu dengan Kurt Goldstein (yang memperkenalkan
ide aktualisasi diri kepadanya) dan mulai menulis karya-
mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu karyanya sendiri.[3] Di sini ia juga mulai
dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah mengembangkan konsep psikologi humanistik.[3]
satu kolega awal dariSigmund Freud.[4]
• Ia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan jantung pada

8 Juni 1970.[3] Kemudian, Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika menganugerahkan gelar Humanist of

the Year.[3]

• Maslow banyak berhubungan dengan intelektual-intelektual Eropa yang baru bermigrasi ke Amerika Serikat

seperti Alfred Adler, Erich Fromm, dan Karen Horney. Pada tahun 1951 Maslow berjumpa dengan Kurt

Goldstein, seseorang yang mengenalkannya kepada ide tentang aktualisasi diri yang menjadi bibit dari teorinya

tentang hirarki kebutuhan. Pada periode ini pula Dia, bersama beberapa psikolog lain seperti Carl

Roger“memproklamirkan” aliran ketiga (third force) dari psikologi yang dikenal sebagai humanisme. Tidak cukup

“bermain-main” dengan humanisme, menjelang akhir hayatnya Maslow mengenalkan lagi satu aliran yang

dikenal sebagai mazhab keempat, yakni Psikologi Transpersonal, yang berbasis pada filosofi dunia timur dan

mempelajari hal-hal semacam meditasi, fenomena para psikologi, dan kesadaran level tinggi (Altered States of

Consciousness, ASC). Maslow meninggal pada 8 Juni 1970 di California karena serangan jantung, setelah

kesehatannya memburuk pada tahun-tahun terakhir hidupnya.[5]


Teori Humanistik dan Aktualisasi Diri
• Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik.[6] Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk

memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori

tentang Hierarchy of Needs atau Hierarki Kebutuhan.[6] Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya memberi pengaruh

atas gagasan gagasan psikologisnya.[7] Setelah perang dunia ke II, Maslow mulai mempertanyakan bagaimana psikolog psikolog

sebelumnya tentang pikiran manusia.[7] Walau tidak menyangkal sepenuhnya, namun ia memiliki gagasan sendiri untuk mengerti

jalan pikir manusia.[7] Dalam teori kebutuhan Maslow, ketika kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi maka kebutuhan

berikutnya menjadi dominan. Dari sudut pandang motivasi, teori tersebut mengatakan bahwa meskipun tidak ada kebutuhan yang

benar-benar dipenuhi, sebuah kebutuhan yang pada dasarnya telah dipenuhi tidak memerlukan motivasi lagi.[8]

• Psikolog humanis percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan potensi potensi dalam dirinya,

untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri.[7] Untuk membuktikan bahwa manusia tidak hanya bereaksi terhadap situasi yang terjadi

di sekelilingnya, tapi untuk mencapai sesuatu yang lebih, Maslow mempelajari seseorang dengan keadaan mental yang sehat,

dibanding mempelajari seseorang dengan masalahkesehatan mental.[7] Hal ini menggambarkan bahwa manusia baru dapat

mengalami "puncak pengalamannya" saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun sekitarnya.[7] Dalam pandangan

Maslow, manusia yang mengaktualisasikan dirinya, dapat memiliki banyak puncak dari pengalaman dibanding manusia yang

kurang mengaktualisasi dirinya.[7]


• Pada tahun 1970 dan 1971, hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow telah mengalami revisi.
Pada tahun 1970, Maslow membagi kecenderungan perilaku manusia yang terdapat
pada aktualisasi diri menjadi 2, yaitu kebutuhan kognitif dan kebutuhan estetika. Pada tahun 1791,
Maslow kemudian menemukan bahwa manusia dapat mengaktualisasikan dirinya melalui kemampuan
dan pengalaman sendiri. Maslow menyebutkan bahwa kemampuan itu disebut sebagai
kemampuan transendensi diri. Akan tetapi Maslow tidak pernah memasukkan self transcendence ke
dalam hierarki kebutuhannya. Tetapi peneliti penerus Maslow seperti Henry Gleitman Alan Fridlund, dan
Daniel Reisberg memasukkan self transcendence sebagai hierarki paling tinggi dalam hierarki
kebutuhan Maslow. Hierarki kebutuhan manusia yang terbaru terdiri dari delapan level, yaitu: kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan kognitif,
kebutuhan estetika, kebutuhan aktualisasi diri, dan kebutuhan transendensi.[9]
Hierarki Kebutuhan • Maslow menggunakan piramida sebagai peraga
untuk memvisualisasi gagasannya
mengenai teori hierarki kebutuhan. [10] Menurut
Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya.[10]Kebutuhan-
kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau
hierarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat
dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi
(aktualisasi diri).[10] Adapun hierarki kebutuhan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis atau dasar
2. Kebutuhan akan rasa aman
3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4. Kebutuhan untuk dihargai
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Kebutuhan
fisiologis
Kebutuhan paling mendasar bagi manusia berada pada tingkat fisiologis
(physicological needs). Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang
mempunyai kekuatan atau pengaruh paling besar dari semua
kebutuhan. Makanan, air, oksigen, istirahat, dan lain sebagainya.

contohnya: ketika seseorang merasa lapar ia akan termotivasi untuk


makan, bukan mencari teman atau bahkan pasangan, dengan ini
motivasi utama nya ialah mencari sesuatu yang dapat dimakan.
Perbedaan kebutuhan fisiologis dengan kebutuhan lainnya ada 2:

Merupakan satu-satunya kebutuhan


yang dapat dipenuhi atau selalu Kemampuannya dalam muncul kembali.
terpenuhi.
Kebutuhan Rasa Aman
• Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan
jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur,keteratura
n, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari
rasa takut, cemas dan sebagainya.[6] Karena adanya kebutuhan
inilah maka manusia membuat peraturan, undang-undang,
mengembangkan kepercayaan, membuatsistem, asuransi,
pensiun dan sebagainya.[6] Sama halnya dengan basic needs,
kalau safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak
terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa
terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya akan
cenderung ke arah yang makin negatif.[6]
Kebutuhan akan cinta
dan keberadaan
Setelah manusia memenuhi kebutuhan fisiologis akan keamanan, mereka
akan termotivasi dengan kebutuhan akan cinta dan keberadaan (love and
belongingness needs), seperti keinginan untuk berkawan, keinginan untuk
memiliki pasangan dan anak, keinginan untuk menjadi bagian dari keluarga,
perkumpulan, lingkungan masyarakat atau negara. Kebutuhan ini mencakup
beberapa aspek seksualitas dan hubungan dengan manusia lain juga kebutuhan
untuk memberi dan mendapatkan cinta (Maslow, 1970).
Terdapat 3 kelompok manusia akan kebutuhan cinta:

Kelompok manusia yang Kelompok manusia yang


Kelompok manusia yang
sedari kecil kebutuhan menerima cinta dan
tidak pernah merasakan
cinta dan keberadaanya keberadaan dalam
cinta dan keberadaan.
cukup terpenuhi jumlah sedikit.
Kebutuhan akan penghargaan

Setelah terpenuhinya kebutuhan akan cinta dan keberadaan, manusia


bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) yang
mencakup penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan, dan prestasi.

2 tingkatan kebutuhan akan penghargaan


Reputasi ialah
persepsi akan
Harga diri ialah
gengsi,
perasaan pribadi
pengakuan, atau
seseorang bahwa
ketenaran yang
dirinya bernilai
dimiliki seseorang,
atau bermanfaat
dilihat dari sudut
dan percaya diri.
pandang orang
lain.
Kebutuhan akan aktualisasi diri

Terkadang hanya sebagian orang yang ingin bergerak menuju tingkatan aktualisasi diri. Kebutuhan akan aktualisasi
diri (self-actualization needs) berisi pemenuhan diri, sadar akan potensi diri, dan keinginan menjadi seseorang yang
kreatif (Maslow, 1970). Tiap orang yang telah mencapai pada tingkat aktualisasi diri akan menjadi manusia seutuhnya,
mereka sangat alami dalam mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan dasarnya, mempertahankan penghargaan diri
mereka, bahkan ketika mereka dicemooh atau diremehkan orang lain. Mereka akan menjadi lebih mandiri dan tidak
bergantung terhadap dipenuhinya kebutuhan cinta maupun kebutuhan akan penghargaan.
 Prosentase Pemuasan Kebutuhan
No Kebutuhan terpuaskan Prosentase terpuaskan sampai

1. Fisiologis 85%

2. Keamanan 70%

3. Cinta dan keberadaan 50%

4. Penghargaan 40%

5. Aktualisasi diri 10%


Karakteristik individu yang
mengaktualisasi diri, antara lain:

Memiliki Menerima dirinya


persepsi akan sendiri, orang lain,
dan alam.
kenyataan yang
lebih efisien.

Memiliki
spontanitas,
kesederhanaan, dan
kealamian.

Kehidupannya
melakukan Memiliki
pendekatan yang kebutuhan akan
berpusat pada privasi.
masalah.
Lanjutkan…

Ber-inovasi dalam
Memiliki mendapat
kemandirian. penghargaan.

Mengalami
pengalaman-
pengalaman puncak.

Memiliki Menjalin hubungan


ketertarikan interpersonal yang
social. kuat.
Memiliki kemampuan
Memiliki sikap
membedakan tujuan
demokratis. dan cara.

Memiliki rasa
humor yang
filosofis.

Tidak mengikuti
Mempunyai enkulturasi/apa yang
kreativitas. diharuskan oleh kultur.
Kebosanan Putus asa Egois

Apatisme (tak acuh, tidak Tidak


Kehilangan
peduli, masa bodoh) memiliki
selera dan
rasa
sebagainya.
humor.
Keterasingan

Anda mungkin juga menyukai